2. Anggota Kelompok 6 :
01
02
03
Raisha Meuthia Djauhari
Tita Healthy Gumilang
Abdullah Aimar Karim
3. Latar Belakang
Perkembangan budaya dan teknologi memang tidak dapat dipungkiri
terjadi begitu pesat. Dalam era ini kecanggihan teknologi membuat
informasi sangat mudah terbentuk, Dengan begitu pula antara budaya
dan saintek sebenarnya juga dapat saling mempengaruhi. Oleh karena
itu, peran islam seharusnya sangat dibutuhkan dalam perkembangan
ini.
Etika, Moral dan akhlak sangat dibutuhkan untuk kemudian menjadi
fondasi berkembangnya kebudayaan saintek. Etika, Moral dan akhlak
dapat diartikan sebagai sifat dasar yang dimiliki setiap individu yang
mana diharapkan akan memunculkan perbuatan baik dengan otomatis.
5. Etika dan Moral
Etika dan moral berasal dari bahasa Yunani “ethos” sedangkan moral yaitu
“mores” yang artinya adat kebiasaan. Standar baik dan buruk menurut etika
adalah akal seorang manusia. Sedangkan standar baik buruk menurut moral
berdasarkan adat istiadat sekelompok masyarakat. Oleh karena itu rumusan
etika dan moral bersifat lokal dan temporal.
Etika merupakan bagian dari filsafat yang menginginkan tentang keluhuran
budi dengan mendorong manusia untuk menggunakan akal budi dan daya
pikirnya agar dia menjadi baik sejalan dengan kaidah, hukum dan aturan
yang ditetapkan.
7. Etika Menurut Para Ahli Ada 3
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif menguraikan dan menjelaskan kesadaran
pengalaman moral secara deskriptif. Ini dilakukan dengan bertolak
dari kenyataan bahwa berbagai fenomena yang dapat digambarkan
dan diuraikan secara ilmiah, seperti yang dapat dilakukan fenomena
spiritual lainnya. Misalnya religi dan seni. Oleh karena itu, etika
deskriptif digolongkan bidang ilmu pengetahuan empiris dan
berhubungan erat dengan sosiologi, etika deskriptif berupaya
menemukan dan menjelaskan kesadaran, keyakinan dan
pengalaman moral dalam suatu kultur tertentu.
8. 2. Etika Normatif
Etika normatif kerap kali atau juga disebut etika filsafati (philocophical ethics)
dalam pembahasannya adalah teori yang mempersoalkan sifat kebaikan dan
keharusan memperbaiki tingkah laku.
3. Etika Metaetika
Metaetika merupakan suatu studi analitis terhadap disiplin etika.
Metaetika baru muncul pada abad ke 20, secara khusus menyelidiki
dan menetapkan arti serta makna istilah-istilah normatif yang
diungkapkan lewat pernyataan-pernyataan etis yang membenarkan
atau menyalahkan statu tindakan.
10. Pengertian Akhlak
Secara lughawi (bahasa), akhlak adalah berasal dari istilah bahasa
arab merupakan bentuk jama‟ dari kata khuluq, yang berarti thabi‟at,
budi pekerti, kebiasaan.
Adapun bila ditinjau secara istilah, Akhlak (khuluq) adalah sebagai
hal yang melekat dalam jiwa yang darinya timbul perbuatan dengan
mudah tanpa melalui suatu proses pikir yang panjang.
“Akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat dalam setiap jiwa. Bila jiwa
dihinggapi sesuatu yang buruk maka akan tercipta akhlak yang buruk
dan apabila jiwa dihinggapi sesuatu yang baik maka akan menciptakan
akhlak yang baik pula.”
11. Sifat-sifat Akhlak
Dalam pembahasan al-Qur’an dan hadits nabi mengandung mana suatu perbuatan
dikategorikan sebagai akhlak yang baik adalah mengandung sifat-sifat tertentu antara lain :
a. Kebaikannya bersifat Mutlak (al-hasanah al-muthalaqah), yaitu kebaikan yang terkandung
dalam akhlak merupakan kebaikan murni tanpa tujuan lain, baik untuk individu atau
masyarakat.
b. Kebaikan bersifat menyeluruh (al-hasanah-al-syamilah), yaitu kebaikan untuk seluruh
umat manusia.
c. Kebaikan bersifat tetap (al-hasanah al-tsabitah), yaitu kebaikan tidak berubah oleh waktu,
tempat atau perubahan kehidupan masyarakat.
d. Pengawasan yang menyeluruh (syumuliyah al-muraqabah), yaitu kebaikan bersumber dari
Allah dan memiliki alasan karena Allah.
13. Karakteristik Akhlak
a. Al-Akhlaq al-rabbaniyah. Yang dimaksud dengan akhlak rabbani
adalah akhlak yang bersumber kepada wahyu Allah dan al-Sunnah.
b. Al-Akhlaq al-Insaniyah (akhlak manusiawi) yakni ajaran akhlak sejalan
dan memenuhi fitrah insani. Kerinduan jiwa manusia akan kebajikan
akan dipenuhi dengan mengikuti ajaran akhlak islami.
c. Al-Akhlaq al-Syamilah (akhlak universal), yakni ajaran akhlak bersifat
menyeluruh sesuai dengan kehidupan manusia, baik dalam dimensi
vertikal maupun horisontal.
14. Karakteristik Akhlak
d. Al-Akhlaq al-Tawazun (akhlak keseimbangan), yakni ajaran akhlak yang
memahami manusia memiliki dua sisi potensi naluri, naluri hewaniyah dan
naluri ruhaniyah atau manusia memiliki unsur jasmaniyah dan unsur
ruhani yang membutuhkan pelayanan keseimbangan. Ajaran akhlak islam
akan menuntun kepada kebahagian dunia dan akhirat.
e. Al-Akhlaq al-Waqi’iyah (akhlak realistik), yakni ajaran akhlak Islam
memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipun manusia telah
dinyatakan sebagai makhluk memiliki kelebihan dari makhluk lain, tetapi
manusia juga memiliki kelemahan.
“Ajaran Islam memberikan kemudahan dan keringanan dalam melaksanakan
ajaran-Nya.” –Q.S. al-Baqarah: 33-37
16. Akhlak Terhadap Allah
1) Beribadah yang benar kepada Allah SWT.
2) Berdoa kepada-Nya dengan penuh yakin dan harap-harap cemas.
3) Tawadhu
4) Husnuzhzhon (berbaik sangka) kepada-Nya.
5) Taqwa
6) Tawakal
7) Berzikir
8) Dan lain-lain.
17. Akhlak Terhadap Manusia
Dengan cara memperbagus perlakuan terhadap :
1) Diri sendiri
2) Keluarga
3) Masyarakat sekitar
4) Bangsa dan negara
Upaya yang harus dimaksimalkan adalah :
1) Keramahan (al-Hilm)
2) Belas kasih (al-’aathifah)
3) As-shabru (sabar)
4) Al-tawadhu lil naas (rendah hati terhadap manusia
5) Toleransi (at-Tasaamuh)
18. Akhlak Terhadap Alam Semesta
Dengan cara memperbagus perlakuan terhadap :
1) Melestarikan keasrian dan keindahan alam semesta
2) Mengelola alam secara baik dan benar
3) Melakukan hal-hal positif yang berkaitan dengan keberlangsungan alam
ۚ اًعَمَط َو اًًۭف َْوخ ُهوُعْدٱ َو اَه ِحٰـَلْصِإ َدْعَب ِ
ض ْرَ ْ
ٱْل ىِف ُ۟وادِسْفُت َ
َل َو
ُمْٱل َنِم ًۭيب ِ
رَق ِ َّ
ٱَّلل َتَمْحَر َّنِإ
َِيننِسْح
٥٦
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesudah allah
memperbaikinya” ََ
19. “He who believes in Allah and the Last Day
must either speak good or remain silent.”
—The Prophet Muhammad SAW.