SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGAMATAN GOOD RETAILING PRACTICES (GRP) DI ASSALAM
HYPERMART
KELOMPOK 10
Anggota :
Dwi Rahkmawati R J310140116
Ulfa Irma I J310140124
Anif Setiawati J310140132
Amar Makrufah J310140143
PROGAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015/2016
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah no 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan
Gizi Pangan, secara tegas menyebutkan bahwa setiap orang yang bertanggung
jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pada rantai pangan yang meliputi
proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib
memenuhi persyaratan sanitasi sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pemenuhan persyaratan sanitasi tersebut dilakukan
dengan cara menerapkan pedoman cara yang baik dan untuk bisnis ritel
adalah dengan menerapkan Cara Ritel Pangan yang Baik atau Good Retailing
Practices (GRP). Agar pangan yang dijual benar-benar terjamin aman, selain
dengan menerapkan GRP, pengusaha ritel harus dapat mensyaratkan kepada
pemasoknya untuk menerapkan cara –cara yang baik dalam produksi,
maupun distribusinya termasuk dapat meminta kepada pemasok untuk
menunjukkan sertifikat yang membuktikan bahwa pemasok atau petani telah
menerapkan pedoman cara-cara yang baik tersebut.
PP no 28 tahun 2004 pasal 8 menyebutkan bahwa pedoman cara ritel
pangan yang baik atau Good Retailing Practices adalah cara ritel yang
memperhatikan aspek keamanan pangan. Secara lebih jelas GRP dalam
bidang pangan dapat didefinisikan sebagai praktek-praktek yang dianjurkan
dalam usaha ritel untuk menjamin bahwa produk pangan yang dijual di ritel
tersebut adalah aman, bebas dari risiko yang dapat mengganggu kesehatan
manusia sambil juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan pekerja dan
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Secara umum penerapan GRP dalam Penanganan Pangan mempunyai
tujuan dan manfaat yang lebih luas dari sekedar keamanan pangan,
diantaranya:
 Memberikan perlindungan kepada konsumen dari membeli dan
mengkonsumsi produk pangan yang tidak aman.
 Memberikan jaminan dan ketenangan kepada konsumen bahwa produk
yang dibelinya aman dan bemutu sesuai dengan harga yang dibayarkan.
 Menjaga dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap usaha ritel.
 Meningkatkan daya saing usaha ritel.
 Memenuhi persyaratan undang-undang dan peraturan.
 Mengurangi klaim kasus keracunan/kerugian yang diajukan konsumen.
 Mengurangi temuan pelanggaran sewaktu inspeksi mendadak oleh instansi
berwenang.
 Menghindari ”pemerasan” oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
 Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan etos kerja yang baik.
 Menciptakan sistem reward bagi staf yang konsisten dalam penerapan
GRP.
Ruang lingkup dari GRP mencakup praktek-praktek yang benar dan
higienis yang harus dilakukan atau diperhatikan oleh satu ritel atau
supermarket untuk menjamin produk pangan yang dijual adalah aman yang
menurut PP No 28 tahun 2004 pasal 8 dapat dilakukan antara lain dengan: (1)
mengatur cara penempatan pangan dalam lemari gerai dan rak penyimpanan
agar tidak terjadi pencemaran silang; (2) mengendalikan stok penerimaan dan
penjualan; (3) mengatur rotasi stok pangan sesuai dengan masa
kedaluwarsanya; dan (4) mengendalikan kondisi lingkungan penyimpanan
pangan khususnya yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, dan tekanan
udara. Di lapangan praktek-praktek yang dilakukan diantaranya adalah (1)
pengendalian suhu (cold room, frozen room, showcase, dan sebagainya), (2)
penerapan metode kerja dan penggunaan bahan baku yang baik (termasuk
didalamnya pengaturan penyimpanan, penempatan, dan rotasi stok), (3)
pengemasan dan pelabelan, (4) program pencucian dan kebersihan (ruangan,
mesin, alat serta barang lain yang kontak dengan makanan termasuk
penggunaan bahan kimia dan peralatan), (5) pengendalian hama dan penyakit,
(6) pengelolaan sampah dan barang tarikan (breakage), (7) hygiene personal:
kebersihan pribadi, pakaian seragam, kebiasaan cuci tangan, penggunaan
perhiasan, penggunaan masker dan sarung tangan, dan (8) audit pemasok
terutama untuk private brand, serta (9) manajemen sanitasi dan hygiene.
B. Tujuan
1. Mengetahui gambaran umum penerapan GRP terhadap produk daging
dan ikan
2. Mengetahui gambaran khusus penerapan GRP terhadap produk daging
dan ikan
C. Poin-poin GRP (Good Retailing Practices)
Berdarsarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10569 Tahun 2011 tentang
Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik, pada bab III pasal 3 ayat 3 disebutkan
bahwa pedoman CRPB (Cara Ritel Pangan yang Baik) terdiri atas aspek:
a. sumber daya manusia;
b. rancang bangun dan fasilitas ritel pangan;
c. pembersihan dan sanitasi serta pemeliharaan fasilitas ritel pangan;
d. penerimaan dan pemeriksaan pangan;
e. penyimpanan pangan;
f. penyiapan, pengemasan dan pelabelan produk pangan;
g. penyusunan, pemajangan dan penyerahan pangan pada konsumen;
h. produk kedaluwarsa dan pengaturan rotasi stok pangan;
i. penyimpanan dan penggunaan bahan kimia beracun (zat pembersih
dan sanitasi, pestisida) untuk pemeliharaan sarana ritel pangan; dan
j. pencatatan dan dokumentasi.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Penerimaan dan pemeriksaan pangan
 Transportasi : Truk Box
 Kondisi transportasi : Terdapat alat pendingin
 Asal Barang : Ikan ( Solo dan Semarang) ; Daging (Solo)
 Waktu Penerimaan : Seminggu 2 kali setiap pagi jam 9
 Tindakan pemeriksaan : Barang datang kemudian di sortir
 Rotasi stok : Setiap barang habis
Sistem penerimaan dan pemeriksaan pangan merupakan upaya yang
dilakukan untuk menjamin keamanan dan kualitas pangan yang diterima.
Barang yang berupa daging dan ikan diantarkan menggunakan truk box
yang dilengkapi dengan pendingin agar kesegaran daging dapat
dipertahankan selama proses pengiriman. Setelah barang sampai maka
dilakukan penyortiran terlebih dahulu. Barang yang tidak sesuai pesanan
maupun barang-barang yang rusak maka akan dikembalikan. Sehingga
barang yang diterima benar-benar dalam keadaan masih bagus.
Pada saat pernerimaan barang, barang harus sesuai dengan pesanan
dan dalam kondisi yang baik. Keadaan barang juga dipengaruhi oleh
transportasi yang mengantar barang tersebut telah memenuhi standar atau
belum.
Pemeriksaan pada waktu penerimaan pangan meliputi spesifikasi,
seperti kemasan, ukuran dan karakteristik organoleptik. petugas memeriksa
dengan mutu daging dan mencatat hasilnya dalam kartu penerimaan
(purchase order). Selain itu mencocokkan jumlah produk yang diterima
dengan jumlah daging yang dipesan. koreksi dilakukan dengan persetujuan
antara pengirim dan penerima.
2. Penyimpanan
Penyimpanan daging merupakan upaya untuk mempertahankan
agar daging tidak mudah membusuk. Dalam penyimpanan ada poin penting
yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu suhu penyimpanan. Bahan pangan
daging disimpan pada suhu beku yaitu pada suhu (-18oC s/d -12oC). Alat
yang digunakan untuk menyimpan yaitu freezer.
(Ruangan Chiler Room)
(gambar bagian dalam chiller)
Fasilitas penyimpanan dingin berupa chiler untuk menyimpan
produk yang harus dipertahankan pada suhu antara 0ºC dan 8ºC. Terdapat
beberapa macam chiler diantaranya chiler room Daging, ayam, ikan,DDF(-
2oC s/d +3oC); chiler sayur (-+8oC s/d +10oC) Fasilitas penyimpanan dingin
dilengkapi dengan tirai plastik di pintu masuk, pengontrol suhu, kipas
angin, lampu dan rak-rak penyimpanan. Suhu di sesuaikan dengan
karakteristik produk yang disimpan.
(Keterangan Suhu & Tindakan)
Fasilitas freezer untuk menyimpan produk-produk pada suhu
beku. Fasilitas penyimpanan beku juga dilengkapi dengan tirai plastik,
pengatur suhu, kipas angin, lampu, dan rak-rak penyimpanan. Pintu mudah
dibuka dan ditutup serta terdapat seal karet sehingga udara dari luar tidak
bisa masuk. Freezer room Daging, ayam, ikan,DDF(-18oC s/d -12oC) dan
Chest Freezer (-25oC s/d -20oC).
(Ruangan Freezer Room)
(tirai plastik di pintu masuk chiller)
Penyimpanan ikan segar air tawar dilakukan didalam aquarium
yang terbuat dari kaca. Ikan yang sejenis diletakan pada aquarium yang
sama.
(tempat penyimpan ikan hidup)
3.Pengaturan Bahan
Penyimpanan daging dilakukan dengan cara menggantungkan
daging, hal ini bertujuan agar daging tidak mudah rusak. Bila daging yang
disimpan tidak di gantung, maka bagian yang tertindih akan mudah rusak
dan daging berubah warna menjadi coklat. Akan tetapi untuk ikan yang
masih utuh diletakan di meja pemajangan dan diberi serbuk es sehingga
label di tempel pada meja pemajangan.
(tempat pembekuan ikan)
4. Pengemasan dan pelabelan
Pengemasan dilakukan dengan menggunakan sterofom dan plastik
wrap. Untuk daging sapi, disediakan kemasan daging sapi dengan ukuran
potongan kecil, sedang, besar dan ada pula dalam bentuk daging giling.
Pengemasan daging ayam sesuai bagiannya. Ikan dikemas dalam bentuk
potongan-potongan dan ada pula yang dikemas utuh satu ekor. Ikan dengan
ukuran yang lebih besar, dikemas ketika akan dibeli.
(Alat pengemasan)
(ikan dalam kemasan)
4. Pencucian dan Kebersihan
Pencucian bahan hanya dilakukan untuk daging ayam. Sedangkan
untuk daging sapi, tidak dilakukan pencucian.
(wastafel pencucian)
(Sanitasi Pencucian)
5. Higiene personal karyawan
Karyawan bagian pengolahan ada yang memakai penutup kepala,
dan ada yang tidak memakai penutup kepala. Karyawan tidak memakai
sarung tangan dan masker.
(Karyawan)
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Bahan pembersih peralatan, perkakas dan sanitiser disimpan dibawah
tempat display ikan.
7. Pengolahan Sampah dan Bahan Tarikan
Sisa dari penyortiran daging hanya tulang. Dan tulang tersebut
dikumpulkan, digiling menjadi serbuk untuk dijadikan pakan ikan. Bahan
tarikan merupakan bahan yang setelah display maksimal dua hari tidak laku.
Bahan tarikan tersebut diolah menjadi makanan siap saji.
8. Audit Pemasok
Daging yang dipesan dari supllier sudah diuji dan mendapatkan
sertifikat halal.
(Surat keterangan sehat bahan)
(Hasil uji formalin pada ayam potong)
(Hasil uji formalin pada ikan)
(Sertifikat kelayakan)
E. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Assalam hypermart masih kurang begitu baik dalam hal sanitasi
hygiene dan tempat pengolahan yang sempit. Namun untuk kualitas daging
benar-benar sangat selektif dan di perhatikan serta telah dijamin
kehalalannya, serta daging daging yang sudah sampai pada batas waktu
penjualan akan segera ditarik dari peredaran.
b. Saran
Pelaksanaan CRBP yang baik dan benar dapat menguntungkan
pihak produsen dan konsumen. Untuk dapat meraksanakan CRBP yang
baik maka perlu adanya perbaikan dalam higiene dan sanitasi produk
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor HK.03.1.23.12.11.10569 Tahun 2011 tentang Pedoman Cara Ritel
Pangan yang Baik.

More Related Content

What's hot

BAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLING
BAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLINGBAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLING
BAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLING
NOR AZIZAH
 
Hari Haryanto | Karantina ikan
Hari Haryanto | Karantina ikanHari Haryanto | Karantina ikan
Hari Haryanto | Karantina ikan
SKIPM Kelas II Bandung
 
summary warehouse
summary warehousesummary warehouse
summary warehouse
Regina Rizky
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
Achmad Wahid
 
Sni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organikSni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organik
Achmad Wahid
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
Belajar Bareng Aquaponik
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makan
Danang suryo Wardhono
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Mei LiizZatika LiizZatika
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Achmad Wahid
 
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSProPeluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Stenly Mandagi
 
Laporan sni ikan sarden
Laporan sni ikan sardenLaporan sni ikan sarden
Laporan sni ikan sarden
RWIYANTISARI
 
Sop kantin new
Sop kantin newSop kantin new
Sop kantin new
Mustofal Aziz
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
arinririn
 
Pts panen
Pts panenPts panen
Pts panen
IcukIcum
 
100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat 100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat
Gerard Prastudya
 
Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Wa Ode AsriFa
 
Sop pembersihan dan_pemeliharaan_kantin
Sop pembersihan dan_pemeliharaan_kantinSop pembersihan dan_pemeliharaan_kantin
Sop pembersihan dan_pemeliharaan_kantin
Mustofal Aziz
 
Kod amali 1
Kod amali 1Kod amali 1
Kod amali 1
Asif Yahya
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
eko2379
 
Pp no. 51_th_2009
Pp no. 51_th_2009Pp no. 51_th_2009
Pp no. 51_th_2009
mataram indonesia
 

What's hot (20)

BAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLING
BAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLINGBAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLING
BAKERY PRODUCT AND MATERIAL HANDLING
 
Hari Haryanto | Karantina ikan
Hari Haryanto | Karantina ikanHari Haryanto | Karantina ikan
Hari Haryanto | Karantina ikan
 
summary warehouse
summary warehousesummary warehouse
summary warehouse
 
SNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian OrganikSNI Sistem Pertanian Organik
SNI Sistem Pertanian Organik
 
Sni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organikSni 6729 2010 sistem pangan organik
Sni 6729 2010 sistem pangan organik
 
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan OrganikSNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
SNI 01-6729-2002 : Sistem Pangan Organik
 
Standart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makanStandart operating procedures sop warung makan
Standart operating procedures sop warung makan
 
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nuggetModel rencana-haccp-industri-chicken-nugget
Model rencana-haccp-industri-chicken-nugget
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
 
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSProPeluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
Peluang Pengembangan OKKP sebagai LSPro
 
Laporan sni ikan sarden
Laporan sni ikan sardenLaporan sni ikan sarden
Laporan sni ikan sarden
 
Sop kantin new
Sop kantin newSop kantin new
Sop kantin new
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Pts panen
Pts panenPts panen
Pts panen
 
100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat 100 Tips Memilih Makanan Sehat
100 Tips Memilih Makanan Sehat
 
Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)Presentasi insert pangan (1)
Presentasi insert pangan (1)
 
Sop pembersihan dan_pemeliharaan_kantin
Sop pembersihan dan_pemeliharaan_kantinSop pembersihan dan_pemeliharaan_kantin
Sop pembersihan dan_pemeliharaan_kantin
 
Kod amali 1
Kod amali 1Kod amali 1
Kod amali 1
 
Cpotb
CpotbCpotb
Cpotb
 
Pp no. 51_th_2009
Pp no. 51_th_2009Pp no. 51_th_2009
Pp no. 51_th_2009
 

Similar to Keamanan pangan grp goro assalam

Sanitasi Penyimpanan
Sanitasi PenyimpananSanitasi Penyimpanan
Sanitasi Penyimpanan
Syartiwidya Syariful
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatKhoirul Anam
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
RetnoAdriyani
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Syartiwidya Syariful
 
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdfBab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Sinta Lestari
 
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxVision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
AlFatih91
 
Pengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halalPengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halal
Atal Tamara Setiawan
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
Herlindamn
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
PujoyuwonoMartosuyon
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
indah784916
 
Laporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan panganLaporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan panganIndex San
 
PERTEMUAN 10 GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minuman
PERTEMUAN 10  GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minumanPERTEMUAN 10  GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minuman
PERTEMUAN 10 GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minuman
Rahmi Elviana
 
Pengolahan Dendeng Ikan Nila
Pengolahan Dendeng Ikan NilaPengolahan Dendeng Ikan Nila
Pengolahan Dendeng Ikan Nila
suciapsaripebrianti
 
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesiaAnalisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
 
Penerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi IndustriPenerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi Industri
Syartiwidya Syariful
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Dickdick Maulana
 
Modul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.ppt
Modul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.pptModul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.ppt
Modul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.ppt
HenyAkbarMarwiana
 

Similar to Keamanan pangan grp goro assalam (20)

Sanitasi Penyimpanan
Sanitasi PenyimpananSanitasi Penyimpanan
Sanitasi Penyimpanan
 
Matakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakatMatakuliah kesehatan masyarakat
Matakuliah kesehatan masyarakat
 
1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx1718 gasal_CPMB.pptx
1718 gasal_CPMB.pptx
 
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOPRantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure  dan SSOP
Rantai pasok pangan, Good Manufactory Procedure dan SSOP
 
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdfBab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
Bab 6 Cara Penyimpanan Pengiriman Produk yang baik (CPOB).pdf
 
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptxVision Board Workshop by Slidesgo.pptx
Vision Board Workshop by Slidesgo.pptx
 
Pengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halalPengembangan konsep model sistem jaminan halal
Pengembangan konsep model sistem jaminan halal
 
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhxPPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
PPT ke-1 Keamanan Pangan.ppthrhrhdhhhdhdhrhdhddhduuddudhdhdhdhdhdhx
 
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
2_Sistem_Pengendalian_Mutu_Terpadu_menuju_Kemandirian_UKM_Ir_Kuncoro.pptx
 
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOMCara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
Cara Pengolahan Pangan Olahan yang Baik BPPOM
 
Laporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan panganLaporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
Laporan pengamatan pengetahuan bahan pangan
 
PERTEMUAN 10 GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minuman
PERTEMUAN 10  GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minumanPERTEMUAN 10  GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minuman
PERTEMUAN 10 GLoP untuk produk pangan serta industri makanna dan minuman
 
Pengolahan Dendeng Ikan Nila
Pengolahan Dendeng Ikan NilaPengolahan Dendeng Ikan Nila
Pengolahan Dendeng Ikan Nila
 
HACCP
HACCPHACCP
HACCP
 
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesiaAnalisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
Analisa regulasi terhadap seafood sustainable consumption di indonesia
 
Penerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi IndustriPenerapan Sanitasi Industri
Penerapan Sanitasi Industri
 
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes JabarMateri  HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
Materi HSP Sanitarian RS 2014 Dinkes Jabar
 
Modul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.ppt
Modul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.pptModul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.ppt
Modul 1 - 7 Prinsip Hazard Analitical CCP.ppt
 
Sos nkv
Sos nkv Sos nkv
Sos nkv
 
P IRT (UKM) .ppt
P IRT  (UKM) .pptP IRT  (UKM) .ppt
P IRT (UKM) .ppt
 

Recently uploaded

Mikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnya
Mikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnyaMikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnya
Mikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnya
Syartiwidya Syariful
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Syartiwidya Syariful
 
Pentingnya Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan gizi
Pentingnya  Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan giziPentingnya  Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan gizi
Pentingnya Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan gizi
Syartiwidya Syariful
 
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Syartiwidya Syariful
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Syartiwidya Syariful
 
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
AtikaYahdiyaniIkhsan
 
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Syartiwidya Syariful
 

Recently uploaded (8)

Mikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnya
Mikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnyaMikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnya
Mikroorganisme pangan : Virus dan Jamur, dan manfaatnya
 
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannyaAngka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
Angka Kecukupan Gizi dan cara perhitungannya
 
Pentingnya Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan gizi
Pentingnya  Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan giziPentingnya  Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan gizi
Pentingnya Pangan dan Gizi, Penilaian Status gizi dan keseimbangan gizi
 
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTALKRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
KRISTALISASI DAN PROSES PEMBENTUKAN KRISTAL
 
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganismeTeknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
Teknik biakan dan Pewarnaan mikroorganisme
 
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri panganMikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
Mikroorganisme pangan : bakteri dan manfaatnya di industri pangan
 
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi PanganMateri Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
Materi Kuliah Kristalisasi - Teknologi Pangan
 
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di IndonesiaKebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
Kebijakan penyediaan pangan dan gizi di Indonesia
 

Keamanan pangan grp goro assalam

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN GOOD RETAILING PRACTICES (GRP) DI ASSALAM HYPERMART KELOMPOK 10 Anggota : Dwi Rahkmawati R J310140116 Ulfa Irma I J310140124 Anif Setiawati J310140132 Amar Makrufah J310140143 PROGAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015/2016
  • 2. A. Latar Belakang Peraturan Pemerintah no 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, secara tegas menyebutkan bahwa setiap orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kegiatan pada rantai pangan yang meliputi proses produksi, penyimpanan, pengangkutan, dan peredaran pangan wajib memenuhi persyaratan sanitasi sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pemenuhan persyaratan sanitasi tersebut dilakukan dengan cara menerapkan pedoman cara yang baik dan untuk bisnis ritel adalah dengan menerapkan Cara Ritel Pangan yang Baik atau Good Retailing Practices (GRP). Agar pangan yang dijual benar-benar terjamin aman, selain dengan menerapkan GRP, pengusaha ritel harus dapat mensyaratkan kepada pemasoknya untuk menerapkan cara –cara yang baik dalam produksi, maupun distribusinya termasuk dapat meminta kepada pemasok untuk menunjukkan sertifikat yang membuktikan bahwa pemasok atau petani telah menerapkan pedoman cara-cara yang baik tersebut. PP no 28 tahun 2004 pasal 8 menyebutkan bahwa pedoman cara ritel pangan yang baik atau Good Retailing Practices adalah cara ritel yang memperhatikan aspek keamanan pangan. Secara lebih jelas GRP dalam bidang pangan dapat didefinisikan sebagai praktek-praktek yang dianjurkan dalam usaha ritel untuk menjamin bahwa produk pangan yang dijual di ritel tersebut adalah aman, bebas dari risiko yang dapat mengganggu kesehatan manusia sambil juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan pekerja dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Secara umum penerapan GRP dalam Penanganan Pangan mempunyai tujuan dan manfaat yang lebih luas dari sekedar keamanan pangan, diantaranya:  Memberikan perlindungan kepada konsumen dari membeli dan mengkonsumsi produk pangan yang tidak aman.  Memberikan jaminan dan ketenangan kepada konsumen bahwa produk yang dibelinya aman dan bemutu sesuai dengan harga yang dibayarkan.  Menjaga dan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap usaha ritel.
  • 3.  Meningkatkan daya saing usaha ritel.  Memenuhi persyaratan undang-undang dan peraturan.  Mengurangi klaim kasus keracunan/kerugian yang diajukan konsumen.  Mengurangi temuan pelanggaran sewaktu inspeksi mendadak oleh instansi berwenang.  Menghindari ”pemerasan” oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.  Menciptakan suasana kerja yang nyaman dan etos kerja yang baik.  Menciptakan sistem reward bagi staf yang konsisten dalam penerapan GRP. Ruang lingkup dari GRP mencakup praktek-praktek yang benar dan higienis yang harus dilakukan atau diperhatikan oleh satu ritel atau supermarket untuk menjamin produk pangan yang dijual adalah aman yang menurut PP No 28 tahun 2004 pasal 8 dapat dilakukan antara lain dengan: (1) mengatur cara penempatan pangan dalam lemari gerai dan rak penyimpanan agar tidak terjadi pencemaran silang; (2) mengendalikan stok penerimaan dan penjualan; (3) mengatur rotasi stok pangan sesuai dengan masa kedaluwarsanya; dan (4) mengendalikan kondisi lingkungan penyimpanan pangan khususnya yang berkaitan dengan suhu, kelembaban, dan tekanan udara. Di lapangan praktek-praktek yang dilakukan diantaranya adalah (1) pengendalian suhu (cold room, frozen room, showcase, dan sebagainya), (2) penerapan metode kerja dan penggunaan bahan baku yang baik (termasuk didalamnya pengaturan penyimpanan, penempatan, dan rotasi stok), (3) pengemasan dan pelabelan, (4) program pencucian dan kebersihan (ruangan, mesin, alat serta barang lain yang kontak dengan makanan termasuk penggunaan bahan kimia dan peralatan), (5) pengendalian hama dan penyakit, (6) pengelolaan sampah dan barang tarikan (breakage), (7) hygiene personal: kebersihan pribadi, pakaian seragam, kebiasaan cuci tangan, penggunaan perhiasan, penggunaan masker dan sarung tangan, dan (8) audit pemasok terutama untuk private brand, serta (9) manajemen sanitasi dan hygiene.
  • 4. B. Tujuan 1. Mengetahui gambaran umum penerapan GRP terhadap produk daging dan ikan 2. Mengetahui gambaran khusus penerapan GRP terhadap produk daging dan ikan C. Poin-poin GRP (Good Retailing Practices) Berdarsarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10569 Tahun 2011 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik, pada bab III pasal 3 ayat 3 disebutkan bahwa pedoman CRPB (Cara Ritel Pangan yang Baik) terdiri atas aspek: a. sumber daya manusia; b. rancang bangun dan fasilitas ritel pangan; c. pembersihan dan sanitasi serta pemeliharaan fasilitas ritel pangan; d. penerimaan dan pemeriksaan pangan; e. penyimpanan pangan; f. penyiapan, pengemasan dan pelabelan produk pangan; g. penyusunan, pemajangan dan penyerahan pangan pada konsumen; h. produk kedaluwarsa dan pengaturan rotasi stok pangan; i. penyimpanan dan penggunaan bahan kimia beracun (zat pembersih dan sanitasi, pestisida) untuk pemeliharaan sarana ritel pangan; dan j. pencatatan dan dokumentasi. D. Hasil dan Pembahasan 1. Penerimaan dan pemeriksaan pangan  Transportasi : Truk Box  Kondisi transportasi : Terdapat alat pendingin  Asal Barang : Ikan ( Solo dan Semarang) ; Daging (Solo)  Waktu Penerimaan : Seminggu 2 kali setiap pagi jam 9  Tindakan pemeriksaan : Barang datang kemudian di sortir  Rotasi stok : Setiap barang habis
  • 5. Sistem penerimaan dan pemeriksaan pangan merupakan upaya yang dilakukan untuk menjamin keamanan dan kualitas pangan yang diterima. Barang yang berupa daging dan ikan diantarkan menggunakan truk box yang dilengkapi dengan pendingin agar kesegaran daging dapat dipertahankan selama proses pengiriman. Setelah barang sampai maka dilakukan penyortiran terlebih dahulu. Barang yang tidak sesuai pesanan maupun barang-barang yang rusak maka akan dikembalikan. Sehingga barang yang diterima benar-benar dalam keadaan masih bagus. Pada saat pernerimaan barang, barang harus sesuai dengan pesanan dan dalam kondisi yang baik. Keadaan barang juga dipengaruhi oleh transportasi yang mengantar barang tersebut telah memenuhi standar atau belum. Pemeriksaan pada waktu penerimaan pangan meliputi spesifikasi, seperti kemasan, ukuran dan karakteristik organoleptik. petugas memeriksa dengan mutu daging dan mencatat hasilnya dalam kartu penerimaan (purchase order). Selain itu mencocokkan jumlah produk yang diterima dengan jumlah daging yang dipesan. koreksi dilakukan dengan persetujuan antara pengirim dan penerima. 2. Penyimpanan Penyimpanan daging merupakan upaya untuk mempertahankan agar daging tidak mudah membusuk. Dalam penyimpanan ada poin penting yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu suhu penyimpanan. Bahan pangan daging disimpan pada suhu beku yaitu pada suhu (-18oC s/d -12oC). Alat yang digunakan untuk menyimpan yaitu freezer. (Ruangan Chiler Room)
  • 6. (gambar bagian dalam chiller) Fasilitas penyimpanan dingin berupa chiler untuk menyimpan produk yang harus dipertahankan pada suhu antara 0ºC dan 8ºC. Terdapat beberapa macam chiler diantaranya chiler room Daging, ayam, ikan,DDF(- 2oC s/d +3oC); chiler sayur (-+8oC s/d +10oC) Fasilitas penyimpanan dingin dilengkapi dengan tirai plastik di pintu masuk, pengontrol suhu, kipas angin, lampu dan rak-rak penyimpanan. Suhu di sesuaikan dengan karakteristik produk yang disimpan. (Keterangan Suhu & Tindakan) Fasilitas freezer untuk menyimpan produk-produk pada suhu beku. Fasilitas penyimpanan beku juga dilengkapi dengan tirai plastik, pengatur suhu, kipas angin, lampu, dan rak-rak penyimpanan. Pintu mudah dibuka dan ditutup serta terdapat seal karet sehingga udara dari luar tidak bisa masuk. Freezer room Daging, ayam, ikan,DDF(-18oC s/d -12oC) dan Chest Freezer (-25oC s/d -20oC).
  • 7. (Ruangan Freezer Room) (tirai plastik di pintu masuk chiller) Penyimpanan ikan segar air tawar dilakukan didalam aquarium yang terbuat dari kaca. Ikan yang sejenis diletakan pada aquarium yang sama. (tempat penyimpan ikan hidup) 3.Pengaturan Bahan Penyimpanan daging dilakukan dengan cara menggantungkan daging, hal ini bertujuan agar daging tidak mudah rusak. Bila daging yang
  • 8. disimpan tidak di gantung, maka bagian yang tertindih akan mudah rusak dan daging berubah warna menjadi coklat. Akan tetapi untuk ikan yang masih utuh diletakan di meja pemajangan dan diberi serbuk es sehingga label di tempel pada meja pemajangan. (tempat pembekuan ikan) 4. Pengemasan dan pelabelan Pengemasan dilakukan dengan menggunakan sterofom dan plastik wrap. Untuk daging sapi, disediakan kemasan daging sapi dengan ukuran potongan kecil, sedang, besar dan ada pula dalam bentuk daging giling. Pengemasan daging ayam sesuai bagiannya. Ikan dikemas dalam bentuk potongan-potongan dan ada pula yang dikemas utuh satu ekor. Ikan dengan ukuran yang lebih besar, dikemas ketika akan dibeli. (Alat pengemasan)
  • 9. (ikan dalam kemasan) 4. Pencucian dan Kebersihan Pencucian bahan hanya dilakukan untuk daging ayam. Sedangkan untuk daging sapi, tidak dilakukan pencucian. (wastafel pencucian) (Sanitasi Pencucian) 5. Higiene personal karyawan
  • 10. Karyawan bagian pengolahan ada yang memakai penutup kepala, dan ada yang tidak memakai penutup kepala. Karyawan tidak memakai sarung tangan dan masker. (Karyawan) 6. Pengendalian Hama dan Penyakit Bahan pembersih peralatan, perkakas dan sanitiser disimpan dibawah tempat display ikan. 7. Pengolahan Sampah dan Bahan Tarikan Sisa dari penyortiran daging hanya tulang. Dan tulang tersebut dikumpulkan, digiling menjadi serbuk untuk dijadikan pakan ikan. Bahan tarikan merupakan bahan yang setelah display maksimal dua hari tidak laku. Bahan tarikan tersebut diolah menjadi makanan siap saji. 8. Audit Pemasok Daging yang dipesan dari supllier sudah diuji dan mendapatkan sertifikat halal. (Surat keterangan sehat bahan)
  • 11. (Hasil uji formalin pada ayam potong) (Hasil uji formalin pada ikan) (Sertifikat kelayakan) E. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan Assalam hypermart masih kurang begitu baik dalam hal sanitasi hygiene dan tempat pengolahan yang sempit. Namun untuk kualitas daging benar-benar sangat selektif dan di perhatikan serta telah dijamin
  • 12. kehalalannya, serta daging daging yang sudah sampai pada batas waktu penjualan akan segera ditarik dari peredaran. b. Saran Pelaksanaan CRBP yang baik dan benar dapat menguntungkan pihak produsen dan konsumen. Untuk dapat meraksanakan CRBP yang baik maka perlu adanya perbaikan dalam higiene dan sanitasi produk
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.12.11.10569 Tahun 2011 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik.