Dokumen ini membahas tentang pengertian, fungsi, jenis, tujuan, bentuk fisik, dan sistem penyusunan katalog perpustakaan. Juga dijelaskan bagian-bagian katalog seperti nomor klasifikasi, tajuk, dan deskripsi bibliografis.
Pertama kali menggunakan SLiMS, pustakawan kadang 'kagok' dengan banyaknya fitur SLiMS. Khusus dalam input data bibliografi, perbedaan antara GMD dan Jenis Koleksi kadang mengabur. Presentasi ini menjelaskan sedikit tentang GMD dan jenis koleksi dengan langsung memperlihatkan perbedaannya di formulir input data bibliografi.
Simpulannya:
- GMD adalah daftar format fisik koleksi yang disusun di dalam AACR2 (dan sekarang digantikan dengan RDA).
- Jenis koleksi adalah pengelompokan koleksi secara umum, berdasarkan peruntukan (pemanfaatannya). Misalnya koleksi buku teks mata kuliah, buku referensi, terbitan berseri, jurnal, terbitan lokal, dsb.
Berikut adalah salah satu tugas dari mata kuliah Preservasi dan Konservasi yang menjelaskan mengenai "Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak"
Tugas pemeliharaan, perawatan dan pelestarian koleksi bukanlah tugas yang mudah. Sejak jaman dahulu perpustakaan telah berusaha untuk mencegah dan mengatasi kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor alam, serangga dan ulah manusia. Penggunaan berbagai insektisida, pengaturan ruangan secara khusus, penyelenggaraan pendidikan pengguna perpustakaan merupakan usaha-usaha untuk mencegah atau mengurangi kerusakan koleksi.
Kekuatan utama sebuah dokumen bukan saja terletak pada fisiknya tetapi juga nilai informasinya yang terkandung dalam dokumen yang bersangkutan. Oleh karena itu baik fisik maupun informasi yang dikandung perlu dilestarikan bersama sebagai suatu rekaman budaya atau sejarah kehidupan bangsa yang menjadi kebanggaan dan acuan dalam pengembangan budaya bangsa di masa mendatang.
Mengingat kesulitan ruang penyimpanan dan kemajuan teknologi, maka pemeliharaan dokumen atau pelestarian tidak ditujukan kepada dokumen yang sudah rusak dan tua saja, tetapi juga pada bahan pustaka yang baru datang. Alih bentuk dokumen atau reprografi misalnya dalam bentuk mikro atau dalam bentuk digital selain untuk mencegah kerusakan juga untuk mengatasi kesuliatan ruang penyimpanan.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka berisi panduan mengolah sebuah buku maupun bahan pustaka lainnya supaya menjadi koleksi perpustakaan. Disajikan secara praktis dan sistematis, tahapan demi tahapan pengolahan bahan pustaka sangat mudah dipelajari oleh siapapun.
Materi yang dibawakan pada kegiatan Workshop Manajemen dan Otomasi Perpustakaan dengan tema "Peningkatan pelayanan perpustakaan melalui manajemen dasar dan otomasi perpustakaan" di Universitas Banten Jaya (UNBAJA), 29 April 2017. Kerjasama antara Komunitas SLiMS Banten dan Perpustakaan UNBAJA.
Pertama kali menggunakan SLiMS, pustakawan kadang 'kagok' dengan banyaknya fitur SLiMS. Khusus dalam input data bibliografi, perbedaan antara GMD dan Jenis Koleksi kadang mengabur. Presentasi ini menjelaskan sedikit tentang GMD dan jenis koleksi dengan langsung memperlihatkan perbedaannya di formulir input data bibliografi.
Simpulannya:
- GMD adalah daftar format fisik koleksi yang disusun di dalam AACR2 (dan sekarang digantikan dengan RDA).
- Jenis koleksi adalah pengelompokan koleksi secara umum, berdasarkan peruntukan (pemanfaatannya). Misalnya koleksi buku teks mata kuliah, buku referensi, terbitan berseri, jurnal, terbitan lokal, dsb.
Berikut adalah salah satu tugas dari mata kuliah Preservasi dan Konservasi yang menjelaskan mengenai "Faktor Faktor Perusak Bahan Pustaka Tercetak"
Tugas pemeliharaan, perawatan dan pelestarian koleksi bukanlah tugas yang mudah. Sejak jaman dahulu perpustakaan telah berusaha untuk mencegah dan mengatasi kerusakan koleksi yang disebabkan oleh faktor alam, serangga dan ulah manusia. Penggunaan berbagai insektisida, pengaturan ruangan secara khusus, penyelenggaraan pendidikan pengguna perpustakaan merupakan usaha-usaha untuk mencegah atau mengurangi kerusakan koleksi.
Kekuatan utama sebuah dokumen bukan saja terletak pada fisiknya tetapi juga nilai informasinya yang terkandung dalam dokumen yang bersangkutan. Oleh karena itu baik fisik maupun informasi yang dikandung perlu dilestarikan bersama sebagai suatu rekaman budaya atau sejarah kehidupan bangsa yang menjadi kebanggaan dan acuan dalam pengembangan budaya bangsa di masa mendatang.
Mengingat kesulitan ruang penyimpanan dan kemajuan teknologi, maka pemeliharaan dokumen atau pelestarian tidak ditujukan kepada dokumen yang sudah rusak dan tua saja, tetapi juga pada bahan pustaka yang baru datang. Alih bentuk dokumen atau reprografi misalnya dalam bentuk mikro atau dalam bentuk digital selain untuk mencegah kerusakan juga untuk mengatasi kesuliatan ruang penyimpanan.
Modul Pengolahan Bahan Pustaka berisi panduan mengolah sebuah buku maupun bahan pustaka lainnya supaya menjadi koleksi perpustakaan. Disajikan secara praktis dan sistematis, tahapan demi tahapan pengolahan bahan pustaka sangat mudah dipelajari oleh siapapun.
Materi yang dibawakan pada kegiatan Workshop Manajemen dan Otomasi Perpustakaan dengan tema "Peningkatan pelayanan perpustakaan melalui manajemen dasar dan otomasi perpustakaan" di Universitas Banten Jaya (UNBAJA), 29 April 2017. Kerjasama antara Komunitas SLiMS Banten dan Perpustakaan UNBAJA.
Katalogisasi dan Klasifikasi Bahan Pustaka Bagian II ini adalah lanjutan dari bagian I, Menjelaskan step by step bagaimana membuat katalog perpustakaan, semoga bermanfaat.
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
Pemateri: Riyan Hidayatullah
Secara garis besar, buku untuk level perguruan tinggi diklasifikaskan ke dalam (1) buku referensi (refererence book), (2)
monograf (monograph), (3) buku ajar/buku teks (textbook), dan (4)
modul. Masih ada buku yang dijumpai di pasaran, yang tergolong buku populer, atau buku dagang, yang menjadi bacaan kalangan awam.
enulis buku merupakan salah satu cara yang efektif bagi seorang dosen untuk meningkatkan prestise dan reputasi akademisnya. Buku yang diterbitkan dianggap sebagai bukti keahlian dan kontribusi intelektual yang signifikan dalam bidangnya.
Buku memberikan platform bagi dosen untuk menyampaikan pengetahuan, pemikiran, dan pengalaman mereka kepada audiens yang lebih luas. Ini memungkinkan mereka untuk berkontribusi pada pemahaman umum dalam bidang studi mereka dan membantu pembaca yang ingin mempelajari topik tersebut.
Proses menulis buku seringkali melibatkan kolaborasi dengan editor, rekan sejawat, dan profesional lainnya. Ini dapat membantu dosen memperluas jaringan mereka dan membangun koneksi dengan individu yang memiliki minat dan pengetahuan serupa.
Buku dapat menjadi wadah untuk menyampaikan ide dan argumen yang kompleks secara terperinci. Dosen dapat menggunakan buku mereka untuk mendefinisikan kerangka konseptual baru, mempertahankan pandangan mereka tentang topik kontroversial, atau mengajukan teori dan hipotesis baru.