1. "Yeeeeeeee, gue lulus." ucap gadis cantik tersebut.
"Akhirnyaa kita lulus juga." ucap sahabatnya tadi.
"Berarti kita mau esema dong, duh senengnya." ucap gadis cantik itu lagi.
"Berarti kita gak bakal bersama lagi dong." ucap sahabatnya tadi.
"Alvin, walaupun nanti gue kesekolah itu, gue gak bakal lupain elo." ucap gadis cantik itu kepada
Alvin-sahabatnya tadi-
"Sivia, gue pasti bakal kangen banget sama lo. Lo diemin gue aja gue udah kangen banget sama lo."
ucap Alvin kepada Sivia-gadis cantik tadi-
"Duh, kalau lo butuh gue lo kan bisa telfon gue, nomer gue aktif terus kok." ucap Sivia.
"Gue gak sanggup pisah sama elo, lo sahabat gue banget. Gue beruntung punya lo." ucap Alvin.
"Gue juga beruntung punya lo Laba laba." ucap Sivia.
"Kapan yah masa tiga tahun ini keulang kembali?" ucap Alvin.
"Kapan kapan kita ngadain reunian, emang lo mau selamanya disini?" ucap Sivia.
''Huh, harus bisa menerima kenyataan. Makasih yah udah mau jadi the best friend for Laba laba."
ucap Alvin.
"Iyaa. Makasih juga udah mau jadi the best friend for Lalat gue." ucap Sivia.
Yah, Alvin dan Sivia kenal semenjak tiga tahun yang lalu. Setelah pengumuman kelulusan mereka
terpaksa berpisah, dan mereka tidak menginginkan hal itu terjadi.
Flasback on.
"Elo cantik hari ini Sivia." ucap Alvin.
"Hahahah, gue nggak cantik. Tapi gue ini cakep. Yah kan?" ucap Sivia.
"Enggak, bagi gue elo cantik. Kayak----" ucap Alvin.
"Ada lalat ganggu. Kita pergi yuk. Gue gak suka lalat." ucap Sivia.
"Kayak Lalat." ucap Alvin.
"Sialan elo Vin, ngatain gue lalat. Lalat kan kecil, gue kan besar." ucap Sivia.
"Suka suka gue dong, mulai hari ini lo gue panggil lalat." ucap Alvin.
"Enggak boleh, lo itu harus manggil gue kembaran taylor swift kek, siapa kek. Bukannya lalat."
ucap Sivia.
"Taylor swift? Muke lo jauh. Gue gak mau tahu." ucap Alvin.
"Yaudah kalo gitu elo gue panggil----" ucap Sivia dipoton Alvin.
"Sharukhan." ucap Alvin.
"Idola lo syahrukan? Ih, gue paling gak suka sama film film india." ucap Sivia.
"Kalo gue suka kenapa?" ucap Alvin.
"Ngeselin, Hahaha. Kalo lo manggil gue lalat. Gue manggil elo Laba laba." ucap Sivia.
"Kenapa harus laba laba?" ucap Alvin.
"Like like me." ucap Sivia.
"Issh." ucap Alvin.
Flashback off.
Alvin hari ini melamar ke sman 2 indramayu. Tanpa sadar ada seorang cewek yang selama ini dia
damba disekolah itu.
"Shilla." tereak alvin. Shilla yang merasa namanya terpanggil itu menoleh kearah Alvin.
"Alvin, apa kabar? Long time no see you." sapa Shilla.
"Gue baik banget Shil, Kabar lo sendiri gimana?" ucap Alvin.
"Gue juga baik, eh lo sekolah disini juga?" tanya Shilla.
"Iya, elo juga?" ucap Alvin. "Iya." ucap Shilla
2. 'Shilla, andai kau tahu hati ini masih tersisa untukmu. Setelah kita memutuskan untuk berpisah'
batin Alvin.
--------
Sivia berjalan gontai menuju tempat pendaftaran siswa yang ada disekolah favorit ini. Tanpa sadar
ada seorang cowok mengganggunya. "Apa apaan ini?" ucap Sivia.
"Sebuah perkenalan. Ckck." ucap Laki laki tadi. "Uh, nyari ribut." ucap Sivia. "Hmm, nama lo
siapa?" ucap Laki laki itu lagi. "Hm, Sivia." balas Sivia. "Jelek amat, sama kayak orangnya." ucap
Laki laki tadi. "Gue ini adeknya Carly rae jepsen" ucap Sivia. "Siapa? Karli rai jepsen? Hahah,
emang dia siapa?" ucap Laki laki itu lagi. "Lo gak tahu Carly rae jepsen?" ucap Sivia. "Enggak."
ucap Laki laki tadi. "Lefo." ucap Sivia. Laki laki itu mencubit tangan Sivia. "Aww, sakit tahu."
ucap Sivia. "Biarin." ucap Laki laki tadi.
Flashback on.
"Vin, gue punya temen cantik banget bro." ucap Cakka kepada Alvin.
"Siapa?"ucap Alvin. "Shilla. Dia mau kenal sama lo." ucap Cakka. "Emang dia tahu gue?" ucap
Alvin. "Jadi gini, dia sering cerita tentang masa lalunya ke gue. Dia pengen ngebuka lembaran
baru." ucap Cakka. "Hubungannya sama gue apa Kka?" ucap Alvin. "Lo kan jomblo, dia juga
jomblo. Jadi dia mau deket sama lo."ucap Cakka. "Lo pikir gue ini barang, yang kalau ada apa apa
bisa dilampiasin kegue?" ucap Alvin. "Bukan gitu brad, gue sering cerita tentang elo kedia. Jadi dia
pengen kenal sama lo." ucap Cakka.
Flashback off.
----
"Boleh gue minta nomer hp lo Vin?" ucap Shilla.
"Boleh kok. 087875******" ucap Alvin.
"Nanti gue sms yah." ucap Shilla.
"Oke." ucap Alvin.
---
'Gue keingat kak Iel. Gue kangen kak Iel. Kangen banget. Tapi gue udah mutusin gak ganggu dia
lagi. Tapi gue kangen ke elo kak.' racau Sivia.
"Sms enggak, sms enggak, sms enggak, sms. Enggak."
'Mending sms Alvin' fikirnya.
To: Alvin
Vin, lagi sibuk gak?
Send delivery.
From: Alvin
Enggak juga. Lalat, lu tahu gak, tadi gue ketemu dia.
Send delivery.
To: Alvin
Gue bingung Laba laba, gue harus gimana?
Ketemu siapa?
Send delivery
From: Alvin
Gimana apanya lat?
Gue ketemu Shilla, mantan gue.
Send delivery.
3. To: Alvin
Gue kangen banget sama kak Iel, gue kemaren kan dikecewain dia, trus gue bilang kedia gue gak
mau ganggu dia lagi. Tapi gue kangen Lab.
Shilla? Oh.
Send delivery
From: Alvin
Mending lo jujur aja sama dia. Apapun responnya nanti yang penting kan lo jujur kedia.
Iya Shilla, dia bakal satu sekolah sama gue Lat, ahh seneng deh.
Send delivery.
To: Alvin
Iya juga yah. Tapi gue udah bilang kalo gue gak bakal ganggu dia lagi Lab.
Seneng yah lo. Satu sekolah? Bisa ketemu tiap hari dong.
Send delivery.
From: Alvin
Lo coba aja dulu. Belum dicoba udah ngatain ganggu dia.
Iya Lat, seneng banget, lo tahu kan? Seberapa kangennya gue kedia.
Send delivery
Sivia tidak menghiraukan sms dari sahabatnya itu, dia berfikir lagi. Ini gimana? Ah,. Gue bingung.
Akhirnya tanpa sadar. Jari jari Sivia mengetik "Hei" kepada salah satu nomor di kontak hpnya.
Send delivery.
HA, gue ngesms kak Iel. Aduh, pasti gue dijutekin.
From: Kak Iel :*
Iyaa.
Send delivery.
To: Kak Iel :*
Boleh jujur kak? Gue sebenernya.
Send delivery.
From: Kak Iel :*
Boleh, kenapa? Sivia, jujur gue kangen banget sama lo. Udah berapa lama kita gak ketemu?
To: Kak Iel ;*
Gue juga kangen banget sama lo kak, maaf gue lebih dengerin kata orang orang dibanding elo. Tapi
gue selalu mencerna setiap kata yang masuk kegue kak. Udah lama banget, sekarang udah bulan
juli, kita ketemu pas bulan februari.
Send delivery.
From: Kak Iel. :*
Gue salah via, gue minta maaf. Gue gak bisa menghargai orang. Tapi gue kangen banget sama lo.
Udah berapa kali gue nemu cewek cewek, tapi gak ada yang karakternya kayak elo.
To: Kak Iel :*
Gue udah maafin lo kok kak. Seberapa gak sukanya gue ke elo,tapi rasa kangen gue ngehancurin
rasa gak sok gue ke elo kak.
Send delivery
4. From: Kak Iel :*
Gue kangen semua yang ada pada diri elo. :'(
To: Kak Iel :*
IMYSM kak.
Send delivery.
Hati Sivia masih campur aduk, antara senang, sedih, semuanya.
---
Pagi ini Sivia mau mengadakan tes untuk kesekolah favoritnya ini.
Sivia bertemu laki laki yang menurutnya mengusik hidupnya tersebut.
"Hei, ketemu lagi dengan orang yang mirip, siapa yah kemaren?" ucap Laki laki kemaren.
"Mau lo apasih?" ucap Sivia. "Mau tes, mau masuk kesekolah ini, mau makan, mau belajar, mau
gangguin elo." tutur Laki laki tersebut. "Udah diniatin banget mau gangguin gue. Ngeliat muka lo
aja udah ngebetein gue." balas Sivia. "Iya, emang. Nanti kalau tes kita tukar jawaban yah?" ucap
Laki laki tadi. "Buat apa bagi gue jawaban lo?" ucap Sivia. "Jawaban gue itu bener semua." ucap
Laki laki tadi. "Oh." ucap Sivia.
Flashback on
Sivia berjalan dari sebuah toko yang ada di indramayu, dan duduk ditaman tempat biasa dia bete.
"Ngapain yah bagusnya?" Sivia mengeluarkan biolanya. Dan memainkan biolanya tersebut. Sivia
menyanyikan lagu dealova dengan biolanya tersebut. Sadar ada yang memperhatikannya Siviapun
menghentikan permainannya tersebut. Laki laki itu bukannya mengalihkan pandangan malah
semakin dalam tatapannya kepada Sivia. Sivia berusaha mengalihkan pandangan tetapi laki laki
tersebut terus menatapnya. Siviapun risih mendapat pandangan sepertI itu. Laki laki itu berjalan
kearahnya, Sivia merasa canggung.
"Boleh duduk disini?" ucap Laki laki tersebut. Tanpa sadar Sivia mengangguk. "Bisa main biola?"
Sivia mengangguk lagi. "Kenapa gak pergi shopping, belanja, atau perawatan ini itu." ucap laki
laki tadi. "Gak suka,." ucap Sivia. "Nama kamu siapa?" ucapnya. "Sivia, om sendiri?" ucap Sivia.
Laki laki itu tertawa "Saya masih Sma, bentar lagi mau kuliah. Kenalin nama saya Gabriel." ucap
laki laki yang bernama Gabriel tadi.
Flashbak off
---
"Tesnya hari ini apa aja?" ucap Alvin kepada Shilla.
"Tes disini kan gampang, palingan cuman dikasih soal dua puluh, trus tes bacaan shalat." ujar
Shilla.
"Iyadeh." ucap Alvin.
--
"Silahkan masuk," ucap pengawas ruangan untuk melakukan tes tersebut.
"Gue sekelas sama lo? Mati deh gue." ucap Sivia kepada laki laki yang mengganggunya kemaren.
"Jadi gimana tawaran gue tadi, mau gak tukeran jawaban sama gue?" ucap Laki laki tadi.
"Enggak." ucap Sivia. "Oh yasudah." ucap laki laki tadi.
Suasana dikelas itupun hening. Tak ada yang mengganggu. Setelah dua jam mereka mengerjakan
100 soal. Merekapun dibolehkan pulang.
"Sivia jelek." ucap laki laki tadi.
5. "Jangan mentang mentang gue gak tahu nama lo, seenaknya aja bilang gue jelek." ucap Sivia.
"Nama gue Jackie chan." ucap laki laki itu sambil menaikkan alisnya.
"Pantes jelek banget, ngeidolain orang aja cuman kayak Jackie chan. Contohnya nih yah Justin
bieber, Greyson chance, Kim hyun joong, Kim soo hyun. Nah elo? Jackie chan. Nauzibillah" ucap
Sivia.
"Dari sebanyak nama yang lo sebutin tadi gue cuman tahu Justin bieber doang." ucap laki laki tadi.
"Ha? Lu itu Kudet, katro, ketzam, Lefo" ejek Sivia.
"Lo ngomong pake bahasa mana?" ucap laki laki tadi. Sivia hanya geleng geleng melihat orang
didepannya ini. "Apaan sih?" lanjut laki laki itu. Siviapun berlalu.
Flashback on
"Lo Alvin?" tutur Shilla dalam telepon. "Iya gue Alvin, lo Shilla yah?". "Iyaa." "Cakka cerita
banyak tentang elo kegue." "Heheh, iya. Gue sama Cakka lumayan dekat." "Gue juga sahabatan
sama Cakka." "Eh, nanti pacar lo gak marah Vin?". "Gue mana punya pacar, maksud elo nanya
gitu apa?". "Jomblo dong, sama kayak gue. Yah, enggak apa apa. Siapa tahu kita bisa deket.".
"Iyadeh," ucap Alvin.
Semakin hari Alvin dan Shilla semakin dekat, sampai pada akhirnya.
"Vin, lo udah lama deket sama Shilla, dia minta ditembak gih. Lama amat PDKT nya." ucap Cakka-
sahabat alvin-
"Gue udah nganggap dia sebagai sahabat gue sendiri, sama kayak Sivia. Yah, walaupun gue sama
dia udah saling panggil 'caca'." jawab Alvin.
"Lo gak peka banget sama perasaan dia. Dia itu suka sama elo brad, lebih baik lo tembak dia gih.
Caca? Lebay amat lo." ucap Cakka.
"Gue gak berani." ucap Alvin. "Apa hal yang perlu elo takutin sih? Gak gentle banget lo." ucap
Cakka. "Nanti gue ditolak." ucap Alvin. "Gak bakal ditolak. Buruaan, ntar diambil orang baru
nyahok"
Pada akhirnya Alvin pun memberanikan diri mengatakan perasaannya kepada Shilla.
"Lagi sibuk gak Shil?" ucap Alvin. "Gak biasanya lo manggil gue Shil. Enggak, gue gak sibuk
kok." ucap Shilla. "Boleh gue nelfon dong,." ucap Alvin. "Boleh lah." ucap Shilla. "Gue mau
tanya." ucap Alvin. "Tanya apa?" ucap Shilla. "Gimana hubungan lo sama mantan lo?" tanya
Alvin. "Udah lama enggaak ngontact dia." ucap Shilla. "Kalo seandainya ada orang yang masuk
kekehidupan lo gimana?" ucap Alvin. "Yah gak gimana gimana." ucap Shilla. "guesukasamalo."
ucap Alvin. "Apa? Omongan lo cepet banget, gak jelas lagi." tutur Shilla. "Gimana yah
ngomongnya." ucap Alvin. "Ngomong jelas jelas, gak bakal gue marah marah." ucap Shilla. "Gue
kan udah lama deket sama lo, trus lo juga udah jadi sahabat gue." ucap Alvin. "Iya, terus?" ucap
Shilla. "Kalo gue suka sama lo boleh gak?" ucap Alvin. "Yah bolehlah." ucap Shilla. "Kalo lo jadi
lebih dari sahabat boleh gak?" ucap Alvin. "Hahahah, bolehlah sayang." ucap Shilla. "Gue suka
sama lo, mau gak jadi pacar gue?" ucap Alvin. "Ha?" ucap Shilla. "Hahahaha." lanjut Shilla.
"Hmm." ucap Alvin. "Gak usah kaku gitu nembak gue,udah pasti gue terima kok." ucap Shilla.
flashback off,.
Sivia hari ini kesekolah barunya itu lagi, melihat namanya apakah bisa jebol masuk kesana atau
enggak.
"Ketemu lagi." ucap laki laki yang hobi menggangunya tersebut. "Minggir, gue mau liat hasil
pengumuman." ucap Sivia. "Bareng gue aja." ucap laki laki tersebut. "Ogah." ucap Sivia.
"Ayolah." ucap laki laki tadi. Siviapun gontai berjalan melewati koridor dan berjalan ke wall
magazine tersebut. Sivia melihat peringkatnya. "Gue nomer delapan." ucap Sivia. "Gue nomer
satu." ucap laki laki tadi. "Ngimpi deh lo." ucap Sivia. "Lo gak tahu nama gue sih, Mario Stevano
6. Aditya Haling.Itu nama gue." ucap laki laki yang mengaku bernama Mario tadi. "Mario itu gak
mungkin kayak lo, Mario itu kayaknya orangnya pinter pastinya,ganteng, keren" ucap Sivia.
"Yasudah kalo lo gak percaya." ucap laki laki tadi. "Buktinya apa?" tanya Sivia. Laki laki tadi
mengeluarkan handphonenya dan memperlihatkan akun-akunnya. "Masih gak percaya?" ucap laki
laki yang ternyata namanya emang benar Mario tadi. "Kok bisa, orang Lefo kayak lo peringkat
satu." ucap Sivia. "Bisalah,." ucap Mario tadi. "Palingan juga nyontek." ucap Sivia. "Terserah."
ucap Mario.
---
Malamnya Alvin sms Sivia.
To: Sivia
Besok kita keluar yok?
Send delivery.
From: Sivia
Kemana?
To: Sivia
Gue mau ngajak lo main aja, berdua aja yah.
Send delivery.
From: Sivia
Boleh
To: Sivia
Jam?
Send delivery
From: Sivia
Lo yang ngajak, jadi yah terserahlah.
To: Sivia
Jam 3 aja.
Send delivery
From: Sivia
Oke.
Besoknya Siviapun berangkat menuju ketempat mereka janjian untuk ketemu. Sepuluh menit
berlalu Alvinpun tak kunjung kunjung datang, lima belas menit, . Sivia mencoba mengsms dan
Sivia mencoba menelfon. Tersambung dan 'Halo.' ucap seorang cewek. Sivia memutuskan
telefonnya. Apa artinya Alvin mengajaknya ketempat ini? Siviapun langsung pulang tanpa
memikirkan Alvin.
Dijalan Sivia melihat kesuatu tempat, dan melihat ada motor orang yang sangat dikenalnya. 'Itu kan
motornya kak Iel. Gak ada Alvin kak Ielpun jadi.' tutur Sivia melangkahkan kaki menuju motor
tersebut.
"KAK IEL?" ucap Sivia terkejut melihat kejadian didepannya ini.
Sontak Gabriel menengok kearah suara tersebut. "Sivia, ngapain kamu disini?" ucap Gabriel.
"Kakak bilang kakak sayang sama aku, kakak kangen sama aku, kakak gak mau pisah sama aku,
Tapi nyatanya kakak lebih memilih bersamanya, aku lihat kak. Saat kakak mengecup keningnya. Itu
siapa kakak?" ucap Sivia. "Gabriel, ada apa?" ucap gadis bersama Gabriel tadi. "Zev, bentar yah.
7. Ini adek aku, yang aku bilang kemaren." ucap Gabriel kearah gadis tadi. "Oh, yang tergila gila
sama kamu? Iyadeh, aku tunggu yah." ucap gadis tadi. "Iya." ucap Gabriel. Sivia makin memanas
dengan ocehan gadis tadi. "Sivia, kakak minta maaf yah." ucap Gabriel. "Shit." ucap Sivia. "Kakak
emang gak pantes buat kamu." ucap Gabriel. "Man fuck that shit! Suatu saat lo akan menyesal
ngerendahin gue. Inget yah. Gue bakal datang ke kehidupan lo. Gue bakal bunuh lo." ucap Sivia
memanas. "Yah." ucap Gabriel santai.
Sivia benar benar kecewa hari ini. Dia benci akan semua laki laki didunia ini. Sahabatnya sendiri
ngingkarin janjinya. Orang yang selama ini sangat dia kagumi malah hanya untuk
memanfaatkannya saja. Sivia mendengarkan suara seseorang bernyanyi dengan sebuah gitar.
Selamat tinggal sayang! Bila umurku panjang kelak ku kan datang tuk buktikan. Jangan menangis
sayang! Ku ingin kau rasakan segala pahit yang terbuang sia sia. Semoga kau kan dapatkan.
"Sivia." Sapa laki laki tadi tanpa melanjutkan lagunya.
"Hei, sini kek." lanjut laki laki tadi.
Siviapun berjalan kearah laki laki tadi. "Maaf yah gue lagi bete banget, please jangan ganggu gue
dulu." ucap Sivia. "Dari raut wajah lo udah kelihatan kalo lo lagi bete." ucap laki laki tadi. "Yaudah,
biasanya lo yang bikin gue bete mulu. Sekarang lo yang hibur gue." ucap Sivia. "Boleh juga." ucap
laki laki yang ternyata Mario tadi. "Gue ajarin main gitar yah?" ucap Mario. "Gitar? Gue pengen
belajar sih." ucap Sivia. "Tapi lo yakin pengen belajar? Lo harus rela tangan lo hancur loh." ucap
Mario. "Iya, gue terima semua konsekuensinya." ucap Sivia. "Baiklah." ucap Mario. "Ini kunci C,
yah tangan lo disini." ucap Mario. "Aduh, susah." ucap Sivia. "Biasa aja itu. Permulaan emang
kayak gitu." ucap Mario. "Ini kunci F, lo harus nurunin dua jari lo kebawah." lanjut Mario. "Dan ini
G." lanjut Mario lagi.
"Udah bisa kan? Tiga kunci aja dulu yah." ucap Mario. "Iya. Oh ya. Nyanyiin gue lagu dong." ucap
Sivia. "Oke." ucap Mario.
Jari jari Mario lihai memainkan gitar dan menyanyikan lagu Not with me dari bondan prakoso.
"Lagi dong lagunya." ucap Sivia. "Dasar." ucap Mario.
Lagu yang kedua lagu St 12 puspa. Sivia tertawa mendengar lagu yang diaransemen Mario menjadi
lagu Rock. "Hahahaha. Kamu tuh yah." ucap Sivia. "Kamu?" ucap Mario setelah menyanyikan
lagunya.
Segala rasa kesal Sivia terbalaskan dengan adanya Mario
----
"Gue pulang dulu yah Shil." ucap Alvin kepada Shilla.
"Iya, makasih buat hari ini. Gue pikir elo udah gak mau gue ajak. Yah, gue sengaja jemput lo biar lo
gak keduluan pergi sama yang lain." ucap Shilla. 'Yang lain' batin Alvin. "Iya." ucap Alvin.
Alvin ingat janjinya terhadap Sivia yang dia buat sendiri. "Kak, hp gue mana?" ucap Alvin ke
kakaknya. Alvin melihat sms masuk dari Sivia 5 pesan diterima. Pukul 3:15
"Sivia." ucap Alvin. Alvin menelfon ke nomer Sivia. Tak ada jawaban. Akhirnya Alvin diam diri.
---
Sivia mengecek hpnya, ada panggilan tidak terjawab dari nomer tidak dikenal. 'Siapa yah?' batin
Sivia.
Sivia berfikir Alvin sama sekali tidak menghubunginya.
"Siapapun orang yang menyakitiku. Dia akan menyesal nantinya." ucap Sivia sinis
8. Besoknya Sivia bertemu Mario lagi. "Hei." sapa Sivia. "Gak salah? Biasanya gue yang nyapa elo
duluan." ucap Mario. "Apa salahnya?" ucap Sivia. "Baguslah." ucap Mario.
---
Alvin menghubungi Sivia. Alvin merasa sangat bersalah kepada Sivia
To: Sivia
Siviaaa. Gue mau ngomong.
Send delivery.
--
Sivia melihat kearah hpnya tersebut.
Alvin? Pikirnya
To: Alvin
Ckckcck, gak punya malu yah lo. Ngapain lo masih sms gue?
Send delivery.
From: Alvin
Gue bener bener minta maaf soal yang kemaren. Gue kemaren dijemput Shilla kerumah. Gak
mungkin juga kan gue ngabain dia? Maaf Sivia, maaf. Gue bena benar gak sengaja.
To: Alvin
Oke, jadi gue orang yang harus lo abaiin? Udah ah. Lo liat aja besok. Lo akan menyesal nyakitin
gue
Send delivery
From: Alvin
Bukan maksud gue ngabain elo. Bukan Sivia, bukan. Iya, sekarang gue menyesal. Please maafin
gue.
To: Alvin
Terserah
Send delivery
From: Alvin
Gue sayang lo Sivia:'(
Sivia mengabaikan sms dari Alvin, dan menerima satu sms dari Gabriel.
From: Gabriel (ceritanya udah diganti)
Siviaaaaaaa
Sivia mengabaikan sms dari Gabiel
From: Gabriel
Gue mau ngomong, please Sivia.
From: Gabriel
Gue mohon Sivia. Gue mohon.
From: Gabriel
Gue tahu elo masih disitu, please jangan ngabain gue.
From: Gabriel
9. Lo bisa menghargai gue gak? Capek juga gue ngomong sama lo.
From: Gabriel
Siviaaaa :'(
Sivia tersenyum sinis melihat inbox dari Gabriel tersebut.
To: Gabriel
Jijik gue buka sms lo. Lo akan dapat balesan yang setimpal. Lo akan menyesal nantinya. CkCkck
Send delivery.
From: Gabriel
Oke, gue ngaku. Gue emang deket sama dia. Gue kebawa suasana kemaren.
Siva mengabaikan Gabriel lagi.
----
"Capek,Rio berentii." "Nyonya Mario capek yah, Mau dipijitin?" "Gue serius." "Ini cuman
olahraga doang kok.". "Gue gak kuat.". "Harus dikuatin dong,". "Ntar gue pingsan lagi.". "Gue yang
gendong lo kerumah sakit.". "Jahat.". "Biarin."
"Kita kesana yuk Siv." "Ngapain?". "Ayo ikut gue deh.". "Capekkk.". "Gak boleh ngeluh.".
"Emang ada apa?" . "Lihat deh.". "Yo, keren banget. Hah.". "Ini hadiah untuk aniversary kita yang
pertama. Gak nyangka aja kita udah satu tahun.". "Gue suka banget yo.". "Itu gue yang bikin.".
"Siviyo. Namanya kita kasih Siviyo yah.". "Iya,"
Selama satu tahun Sivia memutuskan mengabaikan pesan pesan dari Gabriel, Sivia tidak
mementingkan Alvin, sahabatnya itu. Sivia merasa dialah yang paling hebat didunia ini.
----
"Udah satu tahun Shill, tanpa kabar dari Sivia." ucap Alvin. "Sabar ajalah." ucap Shilla
Pelaksanaan acara pensi tiap sekolahpun dilaksanakan. Tiap sekolah mengirimkan acaranya masing
masing.
Di SMA saingan SMA favorit Siviapun acara pensi tersebut diselenggarakan.
Berbagai acara pensipun telah ditampilkan, kini giliran Sivia dan bandnya menampilkan Bandnya.
Sivia dengan gitarnya yang berlogo Siviyo pemberian Mario ke Sivia saat aniversary mereka yang
pertama kemaren. Serta teman teman bandnya.
Dengan percaya diri, Sivia memainkan gitarnya dengan lihai. Terlihat sosok Mario
menyemangatinya.
"Shil, itu Sivia." ucap Alvin. "Iyaa, sombong amat yah gayanya dia." ucap Shilla. "Iya." lirih
Alvin.
Alvin beranjak dari kursinya menuju kearah Sivia yang baru saja selesai tampil.
"Sivia." ucap Alvin. Sivia menatap Alvin dengan datar. "Maliooooo." ucap Sivia tanpa
mempedulikan Alvin. Shilla yang melihat kejadian tersebut langsung memegang tangan Sivia.
"Lo bisa menghargai orang gak sih? Dia kan udah minta maaf." ucap Shilla sedikit memanas.
10. Sivia mengabaikan Shilla. 'Dam' Sebuah tamparan mendarat dipipi chubby Sivia. "Gue diem
bukan berarti gue bisa seenaknya elo tampar gitu aja." ucap Sivia. "Lo itu ya----" ucap Shilla mau
menampar Sivia tapi tertahan oleh tangan Alvin. "Cuh." ludah Sivia kearah Shilla. "Jijik gue
ngeliat lo. Gue pergi yah." ucap Sivia. Shilla sangat merasa direndahkan oleh Sivia. "Gue?
Diludah. Anjing." ucap Shilla.. "Maaf yah Shil, seharusnya gue yang diludah. Malah elo yang
kena." ucap Alvin. "Gak apa apa. Dia terlalu sombong jadi orang." ucap Shilla. "Dia bukan lagi
Sivia yang gue kenal." ucap Alvin.
Juara pensi, Sivia terpilih menjadi gitaris terhebat diantara yang lainnya. Sivia merasa bangga.
"Apa tanggapan anda Sivia Azizah." ucap host diatas panggung.
"Gue seneng banget lah yah. Gue menang. Ahaaa. Makasih buat Mario. Pacar gue yang paling kece.
Gue udah yakin kok. Gue bakal dapet penghargaan." ucap Sivia diatas panggung. "Ckckck." ucap
Shilla.
Semakin hari Sivia terkenal dengan sikap cuek, sombong dan datarnya.
"Rio, gue pulang yah.". "Hati hati dijalan." "Iya jelek."
Sivia berpapasan dengan Alvin. "Sivia." lirih Alvin. "Ada orang gak dikenal." ucap Sivia. "Lo
bukan Sivia yang gue kenal." ucap Alvin. "Jadi Sivia yang lo kenal kayak apa? Ha? Yang cengeng?
Yang bisa lo umbar umbar janji?" ucap Sivia. "Lo lupa janji elo kegue? Selalu ada buat gue
walaupun kita berpisah?" ucap Alvin. "Thats in the past dude, forget it. Keep studying for your self
in future." ucap Sivia. "Gue gak nyangka." ucap Alvin. "I don't care. Gue bisa buktiin kan omongan
gue. Gue bakal balas elo." ucap Sivia. "'Ntah dari mana elo menemukan kata kata seperti itu. Sory
gue ganggu. Gue pergi." ucap Alvin. "Silahkan." ucap Sivia.
Sivia berjalan gontai sampai tidak memperhatikan jalanan. "Brukk." Tubuh Siviapun lunglai.
Alvin yang melihat kejadian itu langsung mengangkat tubuh Sivia yang penuh darah tersebut.
"Sakit vin." ucap Sivia. "Lo bertahan yah?" ucap Alvin. "Sampain pada semua orang, gu-gu-gue
minta ma-maaf." ucap Sivia. "Iya siv." ucap Alvin. "Gue udah gak kuat lagi." ucap Sivia. "Lo harus
kuat. La ila ha illaulah." ucap Alvin. "La-" "Ila." "I-la" Haillaula" "Haillaula."
Siviapun menghembuskan nafas terakhirnya didalam dekapan sahabatnya tersebut. Alvinlah orang
yang sebenar benarnya ada untuk Sivia. Bahkan, sampai dihinapun Alvin tetap menyelamatkan
Sivia, baik didunia maupun diakhirat.
Sivia: Rasa sombong yang menyertai kita itu akan mencelakakan kita pada akhirnya.
Alvin: Seberapa besar salah dia kekita, tetep aja dia sahabat kita
Mario: Kalau tuhan memutuskan untuk itu, yah itu akan tetap terjadi. Karena tuhan tahu apa yang
terbaik.
Shilla: Melampiaskan amarah memang boleh, tetapi terkadang untuk ikut campur urusan orang lain
itu gak boleh.
Gabriel: Sosok yang kita cari ternyata adalah sosok yang gak mungkin kita miliki.
Ngaret yah? Jiaaaah.
Ini udah dengar saran saran kalian loh gue nulisnya, Tapi tetap aja ngaret.
Satu kata "Terlalu banyak flashback akan membuat kita lupa menatap masa depan"