Dokumen tersebut berisi cerita dewasa tentang pertemuan tak disengaja antara pria dengan dua wanita paruh baya di mal, yang kemudian berlanjut ke aktivitas seksual mereka di butik milik salah satu wanita.
1. Cerita Seks Bokep Ngetot Tante Hot
Cerita Seks Bokep Ngetot Tante Hot, Seks Cerita Dewasa Bokep Hot, Seks
Cerita Dewasa Hot Bokep, Cerita Hot Online, Cerita Sex, Cerpenseks.net, Cerita
Dewasa,Cerita Bokep, Situs Porno Indo Hot
Cerita Seks Bokep Ngetot Tante Hot – Cerita ini berawal dari sebuah kebetulan
yang tidak disengaja. Sampai ketika ini aku suka tertawa sendiri bila mengingat
mula kejadian ini. Bermula dari sebuah Sabtu siang, aku janjian ketemu dengan
salah seorang rekan chat-ku.
Namanya Fenny, mahasiswi tingkat akhir di di antara PTS di Jakarta Barat. Teman
chat-ku yang satu ini lumayan misterius. Aku nggak pernah tau dia bermukim
dimana, dengan siapa, bahkan aku tak pernah dikasi nomer telepon rumahnya.
Kampusnya juga aku nggak yakin bila yang disebutnya benar.
Saat janjian dengan Fenny pun melulu lewat SMS. Biasanya aku nggak pernah
meladeni teman-teman chat yang janjian ketemu via SMS. Kapok, dulu pernah
dibo’ongin. Tapi entah mengapa aku penasaran sekali dengan Fenny. Akhirnya
kami janjian guna ketemu di Mal Kelapa Gading, tepatnya di Wendy’s. Resenya,
Fenny pun nggak inginkan kasi tau pakaian apa yang dia gunakan dan ciri-
cirinya. Pokoknya surprise, katanya.
2. Itulah mengapa hari Sabtu siang ini aku bengong-bengong ditemani baked
potatoenya Wendy’s sambil menantikan kedatangan Fenny. Sudah nyaris satu
jam aku menantikan tapi tidak terdapat kabar. SMS-ku nggak dibales-bales,
inginkan telepon pulsa udah sekarat. Aku melulu duduk sambil menyimak
sekelilingku yang lumayan sepi.
Mataku tertuju pada seorang perempuan keturunan Chinese berumur kira-kira
30-an yang duduk sendirian di di antara sudut. Herannya semenjak tadi wanita
itu memperhatikanku terus. Aku sempat beranggapan apa dia yang mempunyai
nama Fenny. Tapi rasanya bukan. Akhirnya sebab bete menantikan aku juga
meninggalkan Wendy’s.
Agen BandarQ
Tiba-tiba aku merasa terdapat yang menepuk bahuku dari belakang. Aku
menoleh dan menyaksikan wanita yang kuperhatikan tadi tersenyum ke arahku.
“Rio ya?” tanyanya. Aku terkejut. Kok dia tau namaku. Jangan-jangan
perempuan ini benar Fenny. Aku mengangguk.
“Iya, mm.. Fenny?” tanyaku. Wanita tersebut menggeleng seraya mengernyitkan
kening.
“Bukan, kok Fenny sih? Kamu Rio yang di Kayuputih kan?” aku tambah bingung
mendengarnya.
Kemudian wanita tersebut mengajakku berteduh di di antara sudut sambil
menyatakan maksud yang sebenarnya. Aku mendengarkan, kemudian aku pun
gantian menjelaskan. Akhirnya kami sama-sama tertawa terbahak-bahak
sesudah tau duduk persoalannya. Wanita itu mempunyai nama Linda, dan dia
pun sedang janjian dengan rekan chat-nya yang juga mempunyai nama Rio,
laksana namaku. Akhirnya kami justeru berkenalan sebab orang-orang yang
kami tunggu tak kunjung datang juga. Aku memanggilnya Ci Linda, sebab dia
menampik dipanggil tante. Kesannya tua katanya.
Siang tersebut Ci Linda justeru mengajakku jalan-jalan. Aku ikut dengan Altis-
nya sebab aku tidak membawa mobil. Ci Linda mengajakku ke butik rekan
maminya di wilayah Permata Hijau. Tante Wiwin, sang empunya butik ialah
seorang perempuan yang telah berusia di atas 50 tahun, tubuhnya lumayan
tinggi dan agak montok.
3. Kulitnya yang putih bersih hari itu dibungkus blus transparan yang bahunya
tersingkap lebar dan celana biru tua dari bahan yang sama dengan bajunya.
Agak-agak eksentrik. Dasar desainer pikirku. Karena hari tersebut butik Tante
Wiwin tidak begitu ramai, kami bertiga ngobrol-ngobrol seraya minum teh di di
antara ruang santai.
“Aduh Yo.. maaf..” seru Tante Wiwin. Wanita tersebut menumpahkan teh yang
bakal dituangnya ke cangkirku tepat di celanaku unsur pangkal paha. Aku tidak
banyak mengentak sebab tehnya agak panas.
“Nggak pa-pa Tante..” jawabku sambil menepuk-nepuk kemejaku yang pun
kena tumpahan teh.
Tante Wiwin reflek menepis-nepis bercak teh yang mengairi cenalaku. Ups..
tanpa sengaja jemari lembutnya menyentuh batang kemaluanku.
Domino QQ
“Eh.. kok keras Yoo? Hihihi..” goda Tante Wiwin seraya memijit-mijit
kemaluanku. Aku jadi tersenyum. Ya gimana nggak keras sejak ngobrol tadi
mataku tak lepas dari bahu Tante Wiwin yang mulus dan kedua belah paha Ci
Linda yang putih.
“Iya.. Tante sih numpahin..” jawabku separuh bercanda.
“Idih.. Tante Wiwin kumat genitnya deh.. biasa Yo, udah lama nggak.. aww!!” Ci
Linda tak sempat menuntaskan celetukkannya sebab Tante Wiwin mencubit
pinggang perempuan itu.
“Iya nih Tante, udah numpahin digenitin lagi. Pokoknya bales tumpahin pun lho
hihihi..” aku gantian menggoda perempuan itu. Tante Wiwin justeru tersenyum
seraya merangkul leherku.
“Boleh, tapi tidak boleh ditumpahin pake teh ya..” bisiknya di telingaku. Aku
pura-pura bego.
“Abis inginkan ditumpahin apa Tante?” tanyaku. Tante Wiwin meremas batang
penisku dengan gemas.
“Ya sama ‘teh alami’ dari anda dong sayang.. mmhh.. mm..” Tante Wiwin
langsung mengecup dan melumat bibirku.
4. Aku yang memang sejak tadi telah horny menyambut lumatan bibir Tante Wiwin
dengan sarat nafsu. Kedua tanganku mendekap pinggang wanita separuh baya
tersebut dengan posisi menyamping. Sementara tangan Tante Wiwin yang
lembut merangkul leherku. Ah.. lembut sekali bibirnya.
Ci Linda yang menyaksikan adegan kami tidak bermukim diam. Wanita berkulit
putih mulus tersebut mendakati tubuhku dan mulai memainkan kancing celana
jeansku. Tak hingga semenit wanita tersebut sudah sukses melucuti celana
jeansku sekaligus dengan celana dalamnya. Tanpa ampun lagi batang penisku
yang telah mulai mengeras tersebut berdiri tegak seolah menantang Ci Linda
guna menikmatinya.
Ci Linda turun ke bawah sofa guna memainkan penisku. Jemarinya yang lembut
perlahan-lahan mengelus dan memijit masing-masing centi batang penisku.
Ugghh.. birahiku semakin naik. Lumatan bibirku di bibir Tante Wiwin semakin
bernafsu. Lidahku menjelajahi rongga mulut wanita separuh baya itu. Tante
Wiwin merasa keasyikan.
Aku yang semakin terbakar nafsu mengupayakan menularkan gairahku ke Tante
Wiwin. Dari bibir, lidahku beralih ke telinganya yang dihiasi anting perak. Tante
Wiwin menggelinjang keasyikan. Dia meminta masa-masa sebentar guna
melepas anting-antingnya supaya aku lebih leluasa. Lidahku semakin binal
menjelajahi telinga, leher dan bahu Tante Wiwin. Tampaknya wanita tersebut
mulai tak kuasa menyangga birahinya yang semakin memuncak.
Bandar 99
Dia mencungkil diri dari tubuhku dan memintaku guna melorotkan celananya.
Tanpa diajak kedua kalinya aku juga langsung melucuti Tante Wiwin sekaligus
dengan bajunya, sampai tubuh wanita tersebut bersih tanpa sehelai benang
pun.
Gila, udah kepala empat namun tubuh Tante Wiwin masih kencang. Kulitnya
yang putih sungguh-sungguh terasa halus mulus. Sambil bersandar pada
pegangan sofa, Tante Wiwin merentangkan kedua belah pahanya yang mulus
dan memintaku melumat kemaluannya yang bersih tanpa bulu. Tanpa basa-basi
5. aku langsung mendekatkan wajahku ke vaginanya dan mulai menjilati wilayah
pinggir kemaluannya.
“Hhhmm.. sshh.. teruss Yoo..” desah Tante Wiwin keasyikan. Aku terus menjilati
vaginanya seraya tangan kananku mengelus pangkal pahanya yang mulus. Di
bawah, Ci Linda masih asyik mempermainkan kemaluanku. Kelima jemarinya
yang lentik lincah sekali mengelus dan mengocok batang penisku yang
ujungnya mulai basah. Sesekali lidahnya mengairi permukaan penisku. Sebagian
batang penisku terlihat merah terpapar lipstik Ci Linda. Kepala wanita tersebut
naik turun mengikuti buaian kenikmatan di penisku.
Ahh.. lembut sekali mulut Ci Linda mengulumnya. Saking asyiknya tak sadar aku
hingga menghentikan permainanku dengan Tante Wiwin guna merasakan
kesenangan yang diserahkan Ci Linda. Tante Wiwin tersenyum menyaksikan
ekspresiku yang mengejang menyangga nikmat. Wanita tersebut merengkuh
kepalaku guna melanjutkan tugasku memberi kesenangan untuknya.
Aku semakin ganas melumat kemaluan Tante Wiwin. Jemariku mulai ikut
membantu. Liang kemaluan Tante Wiwin telah kutembus dengan jari tengahku.
Sambil kukocok-kocok, aku menjilati klitorisnya. Wanita tersebut
menggelinjang tak karuan menyangga rasa nikmat. Kedua tangannya yang
lembut menjambak rambutku.
Tanpa kusadari, Ci Linda telah melucuti dirinya sendiri hingga telanjang bulat.
Tiba-tiba wanita tersebut naik ke atas tubuhku dan bersiap mengurung penisku
dengan vaginanya yang lembut. Kedua tangannya merengkuh leherku.
Tubuhnya mulai merendah sampai ujung penisku mulai menyentuh bibir
vaginanya.
Domino QQ
Dengan pertolongan tangan kiriku, perlahan penisku mulai masuk ke dalam
liang kesenangan itu, dan.. ssllpp blleess.. Amblas telah penisku di liang
kemaluan Ci Linda. Sambil mendekap bahuku, tubuh Ci Linda naik-turun.
Ugghh.. nikmat sekali. Aku hingga nggak dapat konsen ngelumat vagina Tante
Wiwin. Tapi aku nggak inginkan kalah. Yang urgen Tante Wiwin harus diberesin
dulu.
6. Sambil menyangga birahiku yang telah di ubun-ubun karena Ci Linda, aku terus
melumat vagina Tante Wiwin. Jari tengahku yang sekarang sudah ditolong jari
manis semakin cepat mengocok-ngocok di dalam vagina Tante Wiwin. Lidahku
semakin binal menjelajahi klitoris dan bibir vaginanya. Tubuh Tante Wiwin juga
semakin menggelinjang tak karuan. Sepertinya wanita tersebut sudah tak kuasa
lagi menahan kesenangan yang kuberikan. Aku juga mulai merasa dinding
vaginanya berdenyut.
“Ssshh.. oohh.. Riioo..aahh..” Tante Wiwin mendesah meregang nikmat seraya
meremas kepalaku yang masih menempel ketat di vaginanya. Aku menikmati
rembesan lendir yang lumayan deras dari dalam sana. Hmm.. wewangian vagina
yang begitu khas segera tercium.
Aku pun mencium lendir-lendir kenikmatan tersebut sambil menjilati sisa-sisa
yang menempel di vagina Tante Wiwin. Setelah puas melepas kenikmatannya,
Tante Wiwin mengusung kedua pahanya dari tubuhku dan tidak mempedulikan
aku leluasa merasakan permainan dengan Ci Linda.
Bebas dari tubuh Tante Wiwin, sekarang Ci Linda yang memeluk tubuhku erat.
Payudaranya yang bulat dan montok menempel ketat di dadaku. Ahh.. kenyal
sekali. Aku semakin menikmati kekenyalannya sebab tubuh Ci Linda naik-turun.
Sementara bibir kami asyik saling melumat.
“Mmhh..ssllpp..aahh..mm..” berisik sekali kami berciuman. Tante Wiwin hingga
geleng-geleng menyaksikan kami berdua yang sama-sama dipacu birahi.
Agen BandarQ
Kemudian kami bertukar posisi. Tubuh kami berguling ke arah bertentangan
sehingga sekarang tubuh Ci Linda duduk bersandar di sofa dengan posisi kedua
kaki mulusnya yang mengangkang. Sambil bertumpu pada lutut di lantai, aku
bersiap memasukkan penisku lagi ke dalam liang kemaluan Ci Linda.
Ugghh.. kali ini lebih mudah sebab vagina Ci Linda telah basah. Pantatku maju
mundur seiring kesenangan yang dialami Ci Linda. Wanita tersebut bahkan telah
tak kuasa mendekap tubuhku. Kedua tangannya direntangkan untuk
menyangga rasa nikmat yang dirasakannya. Aku semakin menggoyang
pantatku dengan keras. Aku tahu bahwa sebentar lagi Ci Linda akan
menjangkau klimaks, tetapi aku pun tahu bahwa Ci Linda enggan kalah
denganku. Aku menyaksikan ekspresinya yang berjuang menahan nikmat.
7. “Terus Yo.. bentar lagi tuh.. hihihi..” goda Tante Wiwin. Aku tersenyum lantas
mengecup bibir perempuan yang sedang duduk di samping Ci Linda tersebut.
Tante Wiwin justeru membantuku dengan menjilat, mengisap dan mengulum
payudara dan puting Ci Linda.
“Aahh.. Yoo.. sshh..” kesudahannya Ci Linda meregang kenikmatannya. Aku
menikmati cairan hangat mengairi penisku di dalam vaginanya. Aku memeluk
tubuh Ci Linda yang hangat.
“Hh.. tak waras kamu Yo, aku pikir akan kamu duluan..” ujar Ci Linda. Aku
tersenyum seraya melirik ke arah Tante Wiwin.
“Ya kan berkat pertolongan Tante Wiwin..” jawabku sambil mencubit hidung
Tante Wiwin. Wanita tersebut memelukku.
“Nah, kini giliran aku lagi Yo, anda kan belum puasin aku dengan pentunganmu
tersebut hihihi.. Ayo, kali ini pasti anda udah nggak tahan..” Tante Wiwin
menantangku bermain lagi. Tanpa diminta dua kali aku langsung membalas
tantangannya. Aku pun mengerjakan hal yang sama laksana dengan Ci Linda
tadi. Kali ini aku mengakui permainan Tante Wiwin yang jauh lebih binal dan
berpengalaman. Akhirnya kami klimaks bersama-sama. Aku klimaks di dalam
vagina Tante Wiwin yang hangat.
Agen BandarQ
Oke, segitu dulu pengalamanku. Salam manis bikin Ci Linda yang lagi hamil 3
bulan. Mudah-mudahan kesampean bisa anak laki-laki. Buat Tante Wiwin dan
Tante Ida, thank’s bikin kehangatan yang diberikan. Juga bikin Fanny, my
mysterious friend yang udah membuka jalan hehehe.. Lain kali bila ada empiris
yang berkesan, aku bakal ceritakan lagi di website ini.