Buklet KALAM UPI - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan IndonesiaRizky Faisal
KALAM UPI berdiri pada 11 September 2000 sebagai UKM keislaman UPI atas legalisasi oleh Rektor yang memimpin pada waktu itu. Sebelumnya KALAM UPI bernama UPI (Unit Pengkajian Islam), yang berdiri pada tahun 1998 di IKIP. Namun seiring IKIP berubah nama menjadi UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) makan diubahlah nama UKM ini menjadi seperti saat ini, merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan merupakan elemen yang tak terpisahkan dari kampus UPI yang bermotokan ilmiah, edukatif, dan religius ini. Oh iya lupa, KALAM UPI itu sendiri apakah sekedar nama atau sebuah singkatan? Baiklah, KALAM UPI merupakan sebuah singkatan dari Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Dari namanya aja so pasti KALAM UPI adalah salahsatu UKM yang berasas Islam dan Insya Allah akan selalu istiqamah terhadap asasnya itu. Jadi bagi sobat muda yang muslim baik ikhwan maupun akhwat boleh tuh gabung sama kita di KALAM UPI dan bareng-bareng kita kaji Islam di sana. Yuk yak yuk... ah...
Buklet KALAM UPI - Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan IndonesiaRizky Faisal
KALAM UPI berdiri pada 11 September 2000 sebagai UKM keislaman UPI atas legalisasi oleh Rektor yang memimpin pada waktu itu. Sebelumnya KALAM UPI bernama UPI (Unit Pengkajian Islam), yang berdiri pada tahun 1998 di IKIP. Namun seiring IKIP berubah nama menjadi UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) makan diubahlah nama UKM ini menjadi seperti saat ini, merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang ada di kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan merupakan elemen yang tak terpisahkan dari kampus UPI yang bermotokan ilmiah, edukatif, dan religius ini. Oh iya lupa, KALAM UPI itu sendiri apakah sekedar nama atau sebuah singkatan? Baiklah, KALAM UPI merupakan sebuah singkatan dari Kajian Islam Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Dari namanya aja so pasti KALAM UPI adalah salahsatu UKM yang berasas Islam dan Insya Allah akan selalu istiqamah terhadap asasnya itu. Jadi bagi sobat muda yang muslim baik ikhwan maupun akhwat boleh tuh gabung sama kita di KALAM UPI dan bareng-bareng kita kaji Islam di sana. Yuk yak yuk... ah...
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
Kata Pengantar ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
A. Pengertian Emosi 3
B. Bentuk- Bentuk Emosi 4
C. Perkembangan Emosi Remaja 4
D. Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Emosi pada Remaja 6
E. Perbedaan individu dalam perkembangan emosi 9
F. Usaha Guru Dan Orang Tua Dalam Mengembangkan Emosi Remaja 10
BAB III 11
PENUTUP 11
A. Simpulan 11
B. Saran 11
Daftar Pustaka 12
Kata Pengantar
Puji syukur kita ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunian Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Perkembangan Emosi Remaja. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik. Selain itu makalah juga dapat kita gunakan untuk menambah wawasan pengetahuan kita tentang perkembangan emosi remaja.
Namun kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Banjarmasin, 14 Februari 2014
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini seseorang akam mengalami perkembangan hingga mencapai kematangan fisik, mental, sosial, dan emosional. Dalam perkembangannya remaja akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan serta orang dewasa.
Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengandalian diri belum sempurna. Gejala- gejala emosi para remaja seperti perasaan sayang, marah, takut, bangga dan rasa malu, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan dipahami dengan baik. Sebagai pendidik mengetahui setiap aspek tersebut dan hal yang lain merupakan sesuatu yang terbaik sehingga perkembangan remaja sebagai peserta didik berjalan dengan normal tanpa ada mengalami gangguan.
Tanpa adanya pemahaman terhadap perkembangan emosi jiwa remaja ini, sang pendidik kemungkinan besar akan mengulangi kesalahan dengan memberikan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kondisi perubahan yang ada pada diri remaja.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas maka kita dapat mengidentifikasikan permasalahan yaitu :
1. Apa pengertian emosi?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari emosi?
3. Bagaimana karakteristik perkembangan emosi pada remaja?
4. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi pada remaja?
5. Bagaimana perbedaan individual dalam perkembangan emosi?
6. Apa upaya yang diperlukan dalam mengembangkan emosi remaja?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menambah wawasan penyusun dan pembaca khususnya calon pendidik tentang perkembangan emosi pada remaja.
2. Sebagai tugas kelompok untuk salah satu penilaian semester II mata kul
Save street child bandung (sscb) gerakan pemuda indonesia berani bermimpi
Karakter emosional, buruk kah gerakan pemuda indonesia berani bermimpi
1. 12/4/12 Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
2nd May Karakter Emosional, Buruk kah?
Karakter Emosional, Buruk kah?
[http://3.bp.blogspot.com/-Qj-P-
YyVUEM/T6CpkSSGRpI/AAAAAAAAARk/SwdgHLqu-aE/s1600/people.jpg]
Saya merasa perlu membahas mengenai karakter emosional, karena banyak orang yang menisbatkan atau
memberikan lebel buruk kepada orang mempunyai karakter emosional. Agar tulisan ini baik saya akan mengetengahkan
fakta dan teoritis sebagai Masdaru Tafkir.
Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan
bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk
bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh
emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis. emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi,
emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator
perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia jika tidak mampu
mengarahkanya. (Prawitasari,1995).
Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran),
Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 1/4
2. Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
(ketakutan), Rage (kemarahan), Love (cinta).
Daniel Goleman (2002 : 411) mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua
tokoh di atas, yaitu :
a. Amarah : beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
b. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
c. Rasa takut : cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
d. Kenikmatan : bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
e. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan
f. Terkejut : terkesiap, terkejut
g. Jengkel : hina, jijik, muak, mual, tidak suka
h. Malu : malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk
bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap
stimulus yang ada.
Kecerdasan Emosional
Menurut Goleman (2002 : 512), kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya
dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya
(the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri,
empati dan keterampilan sosial.
Gardner dalam bukunya yang berjudul Frame Of Mind (Goleman, 2000 : 50-53) mengatakan bahwa bukan hanya
satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum
kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika/logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal
dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai kecerdasan pribadi yang oleh Daniel Goleman disebut
sebagai kecerdasan emosional.
Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang
benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan
memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah
menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas,
melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).
Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani
dan mengatasi emosi [http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/15/cara-meningkatkan-kecerdasan-emosi-eq/]
mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap
individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani
menjadi sia-sia.
Hubungan Karakter Emosional dengan aspek lain
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 2/4
3. 12/4/12 Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
Aspek Kepemimpinan
Dalam aspek kepemimpinan orang memiliki kecerdasan emosional, biasanya akan menjadi leader dalam setiap
aspek. Jiwa kepemimpinannya akan muncul, rasa empati memahami orang yang dipimpinannya lebih dari orang pendiam,
public relationship sangat baik. Sebagai contoh, Umar bin Khattab.
Siapa yang kemudian tidak kenal dengan seorang sosok sahabat Rasulullah shallahu’alaihiwassalam yang sangat
tegas, keras dan pemberani, yaitu Umar bin Khattab. Ketegasan dan keberaniannya membuat orang-orang kafir tunggang
langgang jika harus kemudian berhadapan dengannya. Seseorang yang dahulunya jahiliyah bahkan mengubur hidup-hidup
anak kandungnya sendiri karena tradisi kejahiliyahan walaupun ia melakukannya penuh dengan isak tangisan “Aku menangis
ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku”. Bukan hanya itu, dia bahkan
sangat marah dan memukul adiknya ketika diketahui telah memeluk ajaran “sesat” yang telah di bawa oleh seseorang yang
bernama Muhammad. Tapi kemudian disitulah hidayah melumpuhkan hatinya hingga kemudian syahadat terlantun dari bibir
lantangnya.
Umar bin Khattab memiliki julukan khusus yang diberikan oleh Rasulullah saw yaitu Al Faruq yang berarti Sang
Pembeda. Dalam sebuah hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh HR Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, al-Hakim
dikatakan bahwa “Allah telah menempatkan kebenaran pada lisan dan hati Umar. Dialah mampu membedakan yang hak dan
yang batil,” sehingga karena itulah Rasulullah saw memberikan gelar tersebut pada Umar.
Aspek Keyakinan
Orang yang memiliki karakter emosional dan mampu mengelolanya dalam konteks memegang keyakinan, biasanya
akan rela mati untuk mempertahankan dan memperjuangkan apa yang diyakinanya. Sebagai contoh Di saat Nabi berdakwah
secara sembunyi-sembunyi, Umar justru bertanya dengan lantangnya “Ya Rasulullah, bukankah hidup dan mati kita
dalam kebenaran?” “Ya” jawab Nabi,“Jika demikian, mengapa kita diam-diam mendakwahkan ajaran kita? Demi
Dzat yang mengutusmu atas nama kebenaran, saatnya kita keluar”. Setelah itu Nabi bersama dua barisan yang di
pimpin oleh Umar dan Hamzah hingga tak satupun orang Quraisy yang berani menggangu mereka.
Aspek Pengembangan Diri
Memiliki karakter yang khas dalam mengelola dirinya, akan lebih lama dan tahan untuk memperjuangkan segala cita
dan harapannya. “Ambisi“ untuk terus berprestasi sangat besar, tentu ambisi ini harus dibingkai dengan aturan Syariah
Islam. Dengan pemaduan hal ini akan menjadi lebih unik.
Aspek Cinta
Dalam perkara lain, cinta misalnya. Orang yang berkarakter emosional. Akan lebih setia dan bertanggung jawab.
Orang seperti ini bila jatuh cinta akan terasa sangat melankolis, cintanya bukan sekedar cinta biasa meskipun ada yang
mengatakan jika mencintai jangan terlalu berlebihan. Orang yang seperti ini biasanya akan rela menderita dan mati untuk
orang yang dicintainya. Sebagai contoh, Laela dan Majnun, Hitler bertekuk lutut pada Eva Braun, Julius Caesar bertekuk
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 3/4
4. 12/4/12 Karakter Emosional, Buruk kah? | Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
lutut pada Cleoprata dan lain sebagainya.
Wallahualambishawab
Posted 2nd May by Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi
Labels: Inspirasi
0 Add a comment
www.gerakanpemudaindonesiaberanibermimpi.com/2012/05/karakter-emosional-buruk-kah.html 4/4