Dokumen tersebut menjelaskan empat jenis kafir menurut bahasa Arab, yaitu:
1. Kafir inkar, yakni mengingkari Allah dan Rasul-Nya secara hati, lisan, dan perbuatan.
2. Kafir muanadah, mengakui kebenaran Allah tetapi tidak mau taat karena sifat-sifat buruk.
3. Kafir munafiq, berpura-pura beriman tetapi hati, perbuatan, dan ucapan bertolak belak
Tajuk: Himpunan #2 Status Facebook : 139 Faedah Hadith
Penulis: Muhammad Fathi `Ali al-Sakandary (http://ansarul-hadis.blogspot.com/)
Edisi: Mei 2012M / Jamadil Akhir 1433H
Jumlah Halaman: 55 halaman termasuk kulit
Hak Cipta: Buku ini adalah waqaf penulis kepada seluruh umat Islam, tiada hak cipta mana-mana syarikat percetakan, dianjurkan untuk menyebarkannya dan mencetaknya dengan sebarang alat percetakan, dilarang plagiat sama sekali, dan dilarang meniagakannya tanpa izin bertulis daripada penulis terlebih dahulu.
>> http://ansarul-hadis.blogspot.com/
Aliran Ahmadiyah Qadiyaniyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Lahir di Qodyan India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M
Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya.
Di antara karya tulisnya berjudul ‘Menghilangkan Keraguan’, Mukjizat Ahmadiyah’, Argumentasi Ahmadiyah’, ‘Cahaya Islam’ dan lainnya
Berkat kepiawiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ‘Ahmadiyah Al-Qodyaniah
Tajuk: Himpunan #2 Status Facebook : 139 Faedah Hadith
Penulis: Muhammad Fathi `Ali al-Sakandary (http://ansarul-hadis.blogspot.com/)
Edisi: Mei 2012M / Jamadil Akhir 1433H
Jumlah Halaman: 55 halaman termasuk kulit
Hak Cipta: Buku ini adalah waqaf penulis kepada seluruh umat Islam, tiada hak cipta mana-mana syarikat percetakan, dianjurkan untuk menyebarkannya dan mencetaknya dengan sebarang alat percetakan, dilarang plagiat sama sekali, dan dilarang meniagakannya tanpa izin bertulis daripada penulis terlebih dahulu.
>> http://ansarul-hadis.blogspot.com/
Aliran Ahmadiyah Qadiyaniyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Lahir di Qodyan India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M
Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya.
Di antara karya tulisnya berjudul ‘Menghilangkan Keraguan’, Mukjizat Ahmadiyah’, Argumentasi Ahmadiyah’, ‘Cahaya Islam’ dan lainnya
Berkat kepiawiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ‘Ahmadiyah Al-Qodyaniah
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
Tafsir Al azhar 108 al kautsar
1. Kafir
Kata yang terdiri dari tiga huruf k-f-r ini makna bahasanya mengandung arti menutupi,
sebagaimana tanah menutupi benih yang ditanam petani; juga seperti sampul buku yang bersifat
menutupi, maka dalam bahasa Inggris disebut co-ve-r; juga laksana malam menutupi bumi
dengan gelapnya.
Dalam beberapa kamus bahasa Arab, sebagaimana Lisan Arab, Al-Muhith, berujar bahwa kafir
itu lawan dari Iman. Pengertian ini sebagaimana tertulis dalam Surat Al-Baqarah ayat 6
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak
kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman.
6.
Menurut Ibnu Abas Kaitannya dengan ayat ini adalah peristiwa pengingkaran para Yahudi di
Madinah atas keRasulan Muhammad. Riwayat lain menerangkan bahwa ayat ini diturunkan atas
kejadian perang Ahzab.
Dalam ayat lain yang bisa melengkapi pengertian bahwa orang yang disebut kafir ini adalah
orang-orang yang telah menghina Tuhan dan menolak bahwa Tuhan itu satu, alias dengan
perkataan mereka bahwa tuhan lebih dari satu.
Orang kafir ini yang digambarkan dalam Surat Al-Maaidah ayat 73, sebagaimana mereka yang
berkeyakinan bahwa Allah lebih dari satu.
73. Sesungguhnya kafirlah orang orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari
yang tiga", Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan yang Esa. jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan
ditimpa siksaan yang pedih.
Pengertian lebih lanjut, disebut orang kafir adalah orang yang menolak pesan-pesan Rasulullah.
1. orang-orang kafir Yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan bahwa mereka)
tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata,
Mengutip Ibnu Mandzur dalam Lisan Al-Arab menerangkan bahwa kafir itu dibagi menjadi
empat.
2. Kafir Inkar adalah mereka yang mengingkari Allah dan Rasulnya dengan hati, lisan dan
perbuatannya. otomatis mereka juga mengingkari kebenaran Al-Qur‟an dan Hadis Nabi.
Sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur‟an Surat Al-Baqarah ayat 6 di atas. Tafsir Thabari
menerangkan bahwa kaitan Ayat tersebut adalah dengan pengingkaran kaum Yahudi Madinah
terhadap Rasulullah.
Kafir Muanadah adalah mengetahui dan mengakui kebenaran Allah bahkan berikrar secara lisan,
tetapi ia tidak mau mengikuti perintah Allah karena ada rasa hasud, takabur, ujub, dendam,
dalam dirinya. Sehingga karena penyakit hati itulah kemudian ia ingkar, sebagaimana Iblis yang
beriman kepada Allah, tetapi karena ada penyakit takabur (aba wastakbar) maka dia
mengingkari perintah Allah untuk bersujud (penghormatan) kepada Adam. Jenis kekafiran ini
juga menimpa paman Nabi Muhammad SAW, Abu Jahal yang hasud kepada Nabi Muhammad.
Kafir munafiq, untuk menggambarkan ini bisa dimengerti pepatah srigala berbulu domba, atau
dalam istilah pewayangan dosomuko. Kafir munafiq ini juga tak pelak sering menimpa diri kita.
Hati dan lisan dan perbuatannya sering berbeda. Maka perbuatannya akan mudah berubah dan
bertolak belakang. Hati, perbuatan dan ucapan bisa bertolak belakang, menyesuaikan
kepentingan syahwatnya, dan keuntungan duniawiyahnya.
Dalam satu riwayat diterangkan bahwa Abdullah bin Saad bin Abi Sarah adalah sahabat Nabi
yang menuliskan wahyu, tetapi terbukti ia tidak jujur dalam menuliskannya. Mungkin karena
takut akan hukuman Nabi, ia melarikan diri ke Makkah, meninggalkan Islam dan memeluk
agamanya semula. Ketika tiba di Makkah, ia ditanya oleh orang-orang musyrik “Wahai Ibnu Abi
Sarah ceritakan pengalamanmu menuliskan Al-Qur‟an pada Muhammad.” “aku tuliskan
sekehendakku. Ketika ia mengimlakkan sami’un alim, aku tulis alimun khakim, atau
sekehendakku.”
Kafir Juhud lawannya syukur. Kafir macam ini menimpa setiap orang yang mengingkari
kenikmatan yang dianugerahkan Allah. Dalam kata lain, Ia menggunakan kenikmatan itu tidak
sesuai dengan hakekat tujuan kenikmatan itu. Misalnya, kita diberi fasilitas tangan, tujuannya
untuk memudahkan dalam berbuat kebaikan seseorang untuk menjalankan tugasnya sebagai
Abdullah dan Khalifatullah, tetapi kalau tangan itu diselewengkan untuk korupsi. Maka itu jelas
kafir juhud.
Sebagaimana diutarakan dalam Al-Qur‟an Surat Ibrahim ayat 7:
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
3. Keterangan kafir juhud ini juga terurai dalam hadis Nabi Muhammad Saw tentang keterangan
kebanyakan penghuni neraka itu dari kaum wanita,
“Saya diperlihatkan neraka. Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti hari ini yang sangat
mengerikan. Dan saya melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya,
„Kenapa wahai Rasulallah? Beliau bersabda, „Dikarenakan kekufurannya.' Lalu ada yang
berkata, 'Apakah kufur kepada Allah?' Beliau menjawab, „Kufur terhadap pasangannya,
maksudnya adalah mengingkari kebaikannya. Jika anda berbuat baik kepada salah seorang
wanita sepanjang tahun, kemudian dia melihat anda (sedikit ) kejelekan. Maka dia akan
mengatakan, „Saya tidak melihat kebaikan sedikitpun dari anda.” (HR. Bukhari, no. 1052)