Standar keamanan dan keselamatan laboratorium mikrobiologi diperlukan untuk menunjang pengembangan agen pengendali hayati. Dokumen tersebut menjelaskan klasifikasi laboratorium berdasarkan risiko mikroorganisme dan tingkat keamanan, serta persyaratan fasilitas dan prosedur operasi standar yang harus dipenuhi untuk menjamin keselamatan personil laboratorium dan mencegah penyebaran infeksi.
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
Virus adalah parasit intraseluler obligat yang berukuran antara 20-300 nm, bentuk dan komposisi kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA atau DNA saja. Partikelnya secara utuh disebut virion yang terdiri dari capsid yang dapat terbungkus oleh sebuah glikoprotein atau membran lipid, dan virus resisten terhadap antibiotik. Bentuk virus berbeda-beda ada yang : bulat, batang polihidris, dan seperti huruf T
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Laboratorium mikrobiologi awalnya digunakan
sebagai sarana penunjang diagnosis,
semakin majunya ilmu pengetahuan maka fungsi
laboratorium semakin meningkat, tidak hanya untuk
diagnosis tetapi mencakup bidang pelayanan, pendidikan,
penelitian bahkan dibidang perlindungan tanaman
laboratorium mikrobiologi diperlukan dalam pengembangan
agens pengendali hayati (APH) untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT).
4. Berdasarkan resiko infeksi,
mikroorganisme
īŽ Kategori risiko 1
tidak menimbulkan resiko/resiko sangat rendah
(individu, masyarakat), tidak menyebabkan penyakit
(manusia/ternak).
īŽ Kategori resiko 2
menimbulkan resiko sedang (individu), resiko
rendah (masyarakat), dapat menimbulkan sakit
akan tetapi tidak menimbulkan bahaya yang serius.
Infeksi yang terjadi dapat dicegah dan resiko
penyebaran terbatas.
5. Berdasarkan resiko infeksi,
mikroorganisme
īŽ Kategori resiko 3
menimbulkan resiko tinggi (individu), resiko rendah
(masyarakat), dapat menimbulkan sakit serius tetapi
tidak menyebar, tersedia tindakan pencegahan dan
pengobatan efektif.
īŽ Kategori resiko 4
menimbulkan resiko tinggi (individu, mayarakat),
dapat menimbulkan sakit serius, sangat menular
dan belum tersedia tindakan pencegahan dan
pengobatan yang efektif.
6. Berdasarkan Tingkat Keamanan
Biologis laboratorium
īŽ Laboratorium Tingkat keamanan Biologis I :
Menyelenggarakan kegiatan dengan kelompok
mikroorganisme kategori resiko1.
īŽ Laboratorium Tingkat keamanan Biologis II :
Menyelenggarakan kegiatan dengan kelompok
mikroorganisme resiko II.
īŽ Laboratorium Tingkat Keamanan Biologis III :
Menyelenggarakan kegiatan dengan
mikroorganisme resiko III.
īŽ Laboratorium Tingkat Keamanan Biologis IV :
Menyelenggarakan kegiatan dengan kelompok
mikroorganisme resiko IV.
7. Persyaratan Laboratorium Mikrobiologi Untuk
Pengembangan APH
īŽ Persyaratan laboratorium tingkat keamanan Biologis I
meliputi :
pintu yang dapat digunakan untuk akses masuk
dan keluar, terdapat bak cuci tangan, disediakan jas
laboratorium dan rak penyimpanannya, ruangan
mudah dibersihkaan, kedap air, perabotan kokoh,
jendela dilengkapi saringan debu, Biological Safety
Cabinet (BSL), autoclave untuk sterilisasi alat, bahan
maupun sterilisasi sisa-sisa kultur / isolat yang tidak
terpakai sebelum dibuang.
9. īŽ Persyaratan laboratorium tingkat keamanan Biologis
II yaitu :
pintu dapat menutup sendiri, tersedia bak cuci
tangan (steinless steel), perabotan kokoh, jendela
dilengkapi saringan debu, dilengkapi dengan
Biological Safety Cabinet (BSL)/Laminar flow
menggunakan filter udara yang dapat mengalirkan
ulang udara yang tersaring, membuang sebagian
udara ke atmosfer dan memasukkan udara melalui
bagian depan cabinet. Cahaya/penerangan cukup,
membatasi lalu lintas orang maupun barang ketika
personil laboratorium sedang bekerja
11. Standart Operasional Praktek di
Laboratorium Mikrobiologi
Selain peralatan pendukung laboratorium,
juga diperlukan Standart Operasional dalam
praktek di laboratorium mikrobiologi. Standart
operasional tersebut harus dilakukan oleh
setiap personil tanpa terkecuali.
13. Aturan-aturan standart keamanan dan keselamatan di
laboratorium sebagai berikut :
īŽ Mencuci tangan dengan menggunakan sabun
disinfektan ketika memasuki dan
meninggalkan ruangan laboratorium.
īŽ Tidak diperbolehkan menyimpan, meletakkan
makanan, minuman dilaboratorium, tidak
boleh merokok di area laboratorium.
īŽ Di dalam lokasi laboratorium sebaiknya
menggunakan jas laboratorium berlengan
panjang dengan kancing di bagian depan
agar mudah dibuka.
14. īŽ Sebaiknya didalam laboratorium menggunakan
sepatu khusus, disesuaikan dengan kondisi
laboratorium.
īŽ Singkirkan barang-barang yang tidak perlu dari area
kerja. (sebaiknya tas, dompet, dsb. tempatkan pada
rak tersendiri).
īŽ Bersihkan area kerja dengan menggunakan alkohol
sebelum maupun setelah bekerja.
īŽ Pemberian label pada media/isolat/dll harus secara
jelas, agar tidak terjadi kekeliruan.
īŽ Botol-botol reagen, botol kultur (isolat) harus
tertutup rapat dan jangan dibuka kalau tidak
diperlukan.
īŽ Peralatan inokulasi disterilisasi terlebih dulu dengan
api bunsen sebelum dan sesudah digunakan.
15. īŽ Perlakukan semua mikroorganisme sebagai pathogen yang
berpotensi (beresiko bagi kesehatan) dan gunakan cara
perlindungan yang sesuai.
īŽ Gunakan sarung tangan apabila bekerja dengan
mikroorganisme yang berpotensi menyebabkan penyakit.
īŽ Sterilisasi seluruh bahan dan peralatan laboratorium.
īŽ Jangan pernah menggunakan pipet dengan mulut.
īŽ Pertimbangkan selalu setiap bahaya yang ada, autoclave
terlebih dahulu cairan sisa culture yang tidak terpakai sebelum
membuangnya.
īŽ Buang semua materi limbah padat kedalam kantong dan di
autoclave sebelum kemudian dibuang ke tempat sampah.
īŽ Kenali letak alat-alat keselamatan di laboratorium
(P3K,shower, pemadam api).
īŽ Laporkan setiap terjadi kecelakaan sekecil apaun di
laboratorium (zat kimia, culture/ isolat tumpah rusak).
16. Penggunaan Alat-alat di
Laboratorium
Cara menggunakan pipet dan alat bantu pipet
īŽ Hindari memipet dengan mulut, gunakan alat bantu,
masukkan sumbat kapas untuk mengurangi
kontaminasi
īŽ Jangan mencampur bahan infeksi dengan
menghisap/meniup pipet
īŽ Jangan mengeluarkan cairan dari dalam pipet
secara paksa
īŽ Gunakan kapas yang telah diberi disinfektan bila
ada tetesan spesimen yang jatuh di meja, kemudian
kapas di buang di tempat khusus untuk diautoclave
īŽ Rendam pipet habis pakai di disinfektan 18-24 jam
17. Cara pembukaan wadah
īŽ Buka tutup wadah di tempat kerja dengan
hati-hati agar isi dalam wadah tidak
terpencar ke luar.
īŽ Gunakan jas lab. dan sarung tangan.
īŽ Hindari aerosol.
īŽ Spesimen yang bocor atau pecah hanya
dibuka di dalam Safety Cabinet.
18. Penerimaan spesimen di Laboratorium
īŽ Laboratorium mempunyai loket khusus penerimaan spesimen.
Jika jumlah spesimen tidak banyak, maka tempat pemeriksaan
spesimen dapat dilakukan pada meja khusus dalam areal
laboratorium.
īŽ Spesimen harus di tempatkan dalam wadah yang tertutup rapat
untuk mencegah tumpahnya/bocornya spesimen.
īŽ Wadah harus dapat didisinfeksi atau diautoklaf.
īŽ Wadah terbuat dari bahan tidak mudah pecah/bocor.
īŽ Wadah diberi label tentang identitas spesimen.
īŽ Wadah diletakkan pada baki khusus yang terbuat dari logam atau
plastik yang dapat didisinfeksi atau diautoklaf ulang.
īŽ Baki harus didisinfeksi / diautoklaf secara teratur setiap hari.
īŽ Jika mungkin, wadah diletakkan di atas baki dalam posisi berdiri.
19. Petugas pembawa spesimen dalam Laboratorium
īŽ Mengenakan jas laboratorium yang tertutup rapat
pada bagian depan saat membawa spesimen.
īŽ Membawa spesimen di atas kaki
īŽ Mencuci tangan dengan disinfektan jika terkena
tumpahan/percikan dari spesimen.
īŽ Jika spesimen bocor / tumpah di atas baki,
dekontaminasi baki dan sisa spesimen diautoklaf.
īŽ Lapor pada petugas/panitia keamanan kerja
laboratorium jika terluka saat bekerja.
20. Tindakan khusus terhadap darah dan
cairan tubuh
Mengambil, melabel dan membawa spesimen
īŽ Gunakan sarung tangan
īŽ Hanya petugas lab yang boleh melakukan pengambilan
darah.
īŽ Setelah pengambilan darah, lepaskan jarum dari
sempritnya dengan alat khusus yang sekaligus merupakan
wadah penyimpanan jarum habis pakai. Pindahkan darah
ke dalam tabung spesimen dengan hari-hati dan tutup
rapat mulut tabung spesimen. Jarum suntik habis pakai
sebaiknya dibakar dalam alat insinerasi. Jika fasilitas
insinerasi tidak tersedia, jarum suntik dan sempritnya
diautoklaf dalam kantong yang terpisah.
īŽ Tabung spesimen dan formulir permintaan harus diberi
label BAHAYA INFEKSI.
īŽ Masukkan tabung ke dalam kantung plastik untuk dibawa
ke laboratorium. Formulir permintaan dibawa secara
terpisah.
21. Membuka tabung spesimen dan mengambil
sampel
īŽ Buka tabung spesimen dalam kabinet
keamanan biologis Kelas I dan Kelas II.
īŽ Gunakan sarung tangan
īŽ Untuk mencegah percikan, buka sumbat
tabung setelah dibungkus kain kasa.
22. Kaca dan benda tajam
īŽ Jika mungkin, gunakan alat terbuat dari
plastik sebagai pengganti kaca/gelas. Bahan
kaca/gelas dapat dipakai jika terbuat dari
borosilikat.
īŽ Sedapat mungkin, hindari penggunaan alat
suntik selain untuk mengambil darah
Sediaan darah pada kaca objek
īŽ Pegang kaca objek dengan forsep
23. īŽ Peralatan otomatis
īŽ Sebaiknya gunakan alat yang tertutup
(enclosed type)
īŽ Cairan yang keluar dari alat/effalut harus
dikumpulkan dalam tabung/wadah tertutup
atau dibuang ke dalam sistem pembuangan
limbah.
īŽ Jika memungkinkan, alirkan hipoklorit atau
glutaraldehid ke dalam alat disinfektan hanya
pada keadaan tertentu.
24. Melakukan sentrifus
īŽ Gunakan tabung sentrifus yang mempunyai tutup
īŽ Gunakan selongsong/rotor yang dilengkapi penutup
Jaringan
īŽ Fiksasi jaringan dengan formalin. Spesimen
berukuran kecil, seperti dari biopsi jarum, dapat
difiksasi dan didekontaminasi dalam waktu kurang
lebih 2 jam, tetapi spesimen berukuran besar
membutuhkan waktu beberapa hari.
īŽ Setelah melakukan potong beku (frozensection), alat
(cryotome) haru didekontaminasi.
25. Kecelakaan di Laboratorium
īŽ Perlindungan petugas pemeriksa
īŽ Batasi kontaminasi
īŽ Dekontaminasi pegawai
īŽ Dekontaminasi areal yang berhubungan
īŽ Dekontaminasi kulit, detergen tidak boleh
digunakan, perawatan harus dilakukan
dengan tidak merusak kulit
īŽ Dekontaminasi mata, dilakukan dengan
perawatan air untuk mencegah penyebaran
kontaminasi dari satu area ke area lainnya
26. īŽ Dekontaminasi pakaian, pakaian yang
terkontaminasi harus dipindahkan secepatnya dan
diletakkan pada wadah tertentu. Harus dipindahkan
dari lokasi tumpahan sampai kontaminasi dapat
termonitor.
īŽ Dekontaminasi daerah kerja, basahi semua daerah
yang terkena tumpahan termasuk wadah yang
rusak dengan disinfektan. Diamkan 10 menit.
Bersihkan dengan tissue atau lap dengan
menggunakan sarung tangan
27. Bila terjadi kecelakaan diruang kerja laboratorium, batasi orang yang
masuk didaerah tersebut sampai dilakukan monitor terhadap
kontaminasi oleh petugas. Kotak peralatan P3K yang lengkap
harus tersedia di laboratorium dan diletakkan di tempat
yang diketahui oleh semua staf laboratorium. Sebaiknya kotak
peralatan tersebut disertai dengan petunjuk lengkap
tentang pertolongan pada kecelakaan, terpotong/tersengat,
luka bakar, keracunan, shock/collapse serta terbaca oleh semua staff.
Setelah semua hal yang mendukung terciptanya kesehatan, keselamatan
dan keamanan kerja terpenuhi, maka hal terakhir yang diperlukan untuk
menyempurnakan semua kegiatan tersebut adalah mencuci tangan.
28. Cara yang benar untuk mencuci tangan
yaitu :
īŽ Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah
dengan air mengalir
īŽ Gunakan sabun di bagian telapak tangan yang telah
basah
īŽ Digosok telapak tangan ke telapak tangan, sehingga
menghasikan busa secukupnya selama 15-20 detik
īŽ Bilas kembali dengan air bersih
īŽ Tutup kran dengan siku atau tissue
īŽ Keringkan tangan dengan tissu / handuk kertas
īŽ Hindarkan menyentuh benda disekitarnya setelah
mencuci tangan.