1. ANALISIS ANCAMAN TERHADAP
PENETASAN TELUR PENYU DI
PULAU PANDAN, KAWASAN
KONSERVASI PULAU PIEH DAN
LAUT SEKITARNYA, PROVINSI
SUMATERA BARAT
Universitas Riau
MBKM
JIHAN INDIRA
2104111586
PEMBIMBING LAPANGAN
AGUNG PUTRA UTAMA, S.SI.
2. Upaya konservasi penyu merupakan program penting dan
mendesak untuk melindungi dan menyelamatkan populasi
penyu, Penyu telah mengalami penurunan jumlah populasi
dalam katagori terancam punah. salah satu dasar
penurunan jumlah populasi penyu diawali dari rendahnya
presentase penetasan telur penyu. Pada kenyataannya,
penetasan telur penyu saat ini dihadapkan pada berbagai
ancaman serius. Di alam, penyu yang baru menetas
menghadapi ancaman kematian dari predator, sampah dan
ancaman langsung dari ketidak sesuain faktor yang
mendukung penetasan tersebut. Namun ancaman yang
paling besar bagi penyu di Indonesia, seperti juga halnya di
seluruh dunia, adalah manusia. Penangkapan penyu untuk
diambil telur, daging, kulit, dan cangkangnya telah
membuat populasi penyu berkurang.
PENDAHULUAN
3. Adapun manfaat dari praktik magang ini
adalah di prolehnya sumber informasi
tentang ancaman penetasan telur penyu,di
Pulau Pandan, Kawasan Konservasi Pulau
Pieh. Dimana data yang diperoleh dapat
menyadarkan kita atas pentingnya
menjaga biota laut dan menjaga alam kita.
Tujuan Manfaat
Tujuan dari praktik magang ini adalah :
Mengetahui presentase keberhasilan
penetasan telur penyu di Pulau
Pandan, Kawasan Konservasi Pulau
Pieh
Mengetahui ancaman penetasan telur
penyu di Pulau Pandan, Kawasan
Konservasi Pulau Pieh
TUJUAN & MANFAAT
4. METODOLOGI
Dilaksanakan di Pulau Pandan, Kawasan
Konservasi Pulau Pieh Dan Laut Sekitarnya
Dilaksanakan pada tanggal 7 September
2023 - 21 Desember 2023
Alat & Bahan
Alat tulis
Roll meter
Waterpass
Mistar L
Hydrometer
Ember
Gps
Senter
Tali plastik
Kamera
5. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data lapangan
suhu
kelembaban
Kemiringan pantai
kedalaman sarang
Data pendukung untuk
melengkapi hasil dari praktik
magang berupa data penyu tahun
2023, mencakup ; jumlah telur,
jumlah telur menetas, jumlah telur
gagal menetas, jumlah tukik mati.
dan presentase komposisi jenis
sampah tahun 2023
DATA PRIMER
Kemiringan pantai
Kemiringan (%) = () x 100
DATA SKUNDER
ANALISIS DATA
Hatching Success
Komposisi sampah
SURVEY
6. Presentase Keberhasilan Penetasan Telur Penyu
Gagalnya telur yang menetas diperkirakan
karena suhu dan kelembabab yang kurang
optimal, sebab terjadinya musim kemarau di
bulan tersebut. Pertumbuhan embrio penyu
sampai proses penetasan penyu dipengaruhi
oleh kondisi lingkungannya dan ancaman
yang ada. Kondisi alam tersebut seperti suhu
dan kedalaman sarang, kemiringan pantai,
serta kelembaban pasir (Maulana, 2017).
HASIL DAN PEMBAHASAN
7. Faktor Alam Predator Antropogrnik
Ancaman Penetasan Telur Penyu
HASIL DAN PEMBAHASAN
8. Sarang Suhu Kelembaban Kedalaman
1 29,1oC 80% 60cm
2 29oC 77% 63cm
3 28,5oC 77% 70cm
4 28oC 84% 59cm
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu
Apabila suhu terlalu rendah dapat menyebabkan
lama waktu inkubasi bertambah sehingga dapat
menyebabkan kegagalan dalam penetasan
(pembusukan)
Sedangkan, suhu yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan kematian janin dalam telur.
Kisaran suhu pasir yang dinutuhkan untuk
keberhasilan penetasan telur adalah 25 – 35oC
dengan suhu optimal 29oC (Pratama, 2020)
Suhu dapat menjadi penentu jenis kelamin
Faktor Alam
9. Sarang Suhu Kelembaban Kedalaman
1 29,1oC 80% 60cm
2 29oC 77% cm
3 28,5oC 77% 70cm
4 28oC 84% 59cm
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kelembaban
kelembaban rendah memiliki persentase kematian
lebih tinggi, karena telur penyu sangat sensitif
terhadap kekeringan. Telur-telur penyu mengalami
penyerapan dan pertukaran air selama masa
inkubasi. Sebaliknya, kelembaban yang tinggi pada
sarang dapat mengakibatkan tumbuhnya jamur pada
kulit telur dan masuknya bakteri sehingga
menghambat pertukaran gas dalam sarang.
kembaban pasir masi dalam rentang yang normal
adalah 69% - 95 % (Satria, 2020)
Faktor Alam
10. Sarang Suhu Kelembaban Kedalaman
1 29,1oC 80% 60cm
2 29oC 77% 63cm
3 28,5oC 77% 70cm
4 28oC 84% 59cm
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kedalaman sarang
Kedalaman sarang sangat berpengaruh terhadap
masa inkubasi. Kedalaman sarang telur yang baik
sekitar 50-60cm.
Faktor Alam
11. Sektor pulau Kemiringan Kriteria
Selatan 29,1% Landai
Timur 29% Landai
Utara 28,5% Landai
Barat 28% Landai
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemiringan
Kemiringan pantai berpengaruh terhadap
kelembaban pasir, kondisi pantai yang landai (3° –
8°) dan miring (8°– 16°) dapat mempermudahkan
penyu untuk mencapai tempat peneluran. Sedangkan
pantai yang memiliki kemiringan ≤ 3 berpotensi
untuk meresapnya air kedalam sarang. Hal ini terjadi
karena posisi yang datar sehingga sarang tergenang
dalam air dan meningkatnya kelembaban pasir yang
akan membuat telur penyu busuk.
Faktor Alam
13. Faktor antropogenik
Aktifitas masyarakat yang menjadi ancaman terhadap penetasan telur
penyu yaitu berupa pengambilan telur penyu untuk di jual dan di
konsumsi. Pengambilan telur penyu oleh masyarakat merupakan ancaman
serius terhadap populasi penyu. Tindakan ini merugikan karena
mengurangi peluang kelangsungan hidup spesies penyu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari enumerator penyu dan staf
kawasan konservasi perairan pulau pieh, pengambilan telur penyu di pulau
pandan oleh masyarakat untuk di jual atau dikonsumsi sudah tidak ada
lagi semenjak pulau pandan telah menjadi kawasan konservasi perairan.
Lasmi (2021) menyatakan, pengambilan telur penyu oleh masyarakat
disebabkan karena kurangnya kesadaran masyrakat untuk menjaga
kelestarian penyu serta rendahnya pengetahuan masyarakat tentang siklus
hidup penyu dan peran penting penyu diperairan.
Manusia
HASIL DAN PEMBAHASAN
14. Faktor Antropogenik
Sampah yang menumpuk di pantai dapat mengubah
karakteristik lingkungan di sekitar sarang telur. Ini dapat
mencakup perubahan suhu pasir, kelembaban, dan
stabilitas sarang. Faktor-faktor ini sangat penting untuk
perkembangan normal embrio penyu. Selain itu, sampah
dapat menyebabkan hambatan fisik terhadap proses
penetasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampah
15. Sampah-sampah ada di pulau pandan merupakan
sampah dari nelayan, sampah hasil limbah rumah
tangga, dan aktivitas manusia lainnya.
Sampah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ancaman penetasan telur penyu dari sampah , antara lain:
Hambatan Pergerakan
Kontaminasi Lingkungan
Orientasi Anak Penyu
Gangguan Sarang
Perubahan Suhu
Predasi dan Hambatan Keluar
17. Ancaman penetasan telur penyu di Pulau Pandan, Kawasan Konservasi Pulau Pieh di sebabkan dari faktor alam,
predator dan aktifitas antropogenik. Di mana keadaan lingkungan di pulau pandan sesuai dengan karakteristik
penetasan telur, maka dari itu ancaman dari faktor alam tidak begitu tinggi. Ancaman dari predator di pulau pandan
tidak tinggi sebab pulau pandan memiliki hatchery, hal tersebut lah yang membuat predator tidah dapat masuk dengan
mudah ke sarang penangkaran telur penyu. Ancaman penetasan telur penyu dari manusia dapat dikatakan tidak ada
sejak pulau pandan telah dikelola olek kawasan konservasi pulau pieh. Tingkat ancaman penetasa tertinggi di pulau
pandan yaitu berasal dari sampah laut yang berasal dari aktifitas manusia. Namun demikian kawasan konservasi pulau
pieh telah melakukan upayah untuk mengatasi banyaknya sampah yang dapat menjadi ancaman bagi biota yang ada,
khususnya ancaman dari penetasan telur penyu. Upaya tersebut ialah pengendalian sampah di kawasan konservasi
yang bekerjasama dengan para enumerator penyu, kompak raja samudra dan bank sampah sahabat alam.
Kesimpulan
Saran
Perlunya meningkatkan keamanan hatchery agar sarang penyu semi alami lebih kuat keamanannya dari predaror. Serta
perlunya dilakukan pembersihan pantai secara rutin untuk menciptakan kawasan yang bebas sampah.