Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
Pedoman Disain Geometrik Jalan 2020
Diunggah oleh Aji Suraji
Dosen Teknik sipil
Universitas Widyagama malang
Pedoman ini merevisi beberapa pedoman/tata cara tentang Perencanaan Geometrik Jalan yang selama ini digunakan. Revisi yang dilakukan meliputi struktur penyajian yang mengacu pada standar nasional Indonesia dan penambahan kandungannya untuk melengkapi kebutuhan sehingga dapat diaplikasikan baik oleh penyelenggara jalan di pusat maupun di daerah. Revisi ini disusun untuk mengakomodir tantangan dan hambatan dalam pembangunan jalan di Indonesia.
Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Jalan Raya adalah suatu jalur tanah yang permukaannya dibentuk dengan kemiringan tertentu dan diberi perkerasan yang dipergunakan untuk lintasaan kendaraan maupun orang yang menghubungkan lalu lintas antara dua atau lebih tempat pemusatan kegiatan.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. O leh
Nama : Mar datilah Isyar atih
NIM : 5193111019
KONSTRUKSI JALAN DAN
JEMBATAN >
<
3. Materi
Tujuan
>
1. Definisi Jalan
2. Klasifikasi Jalan
Dan Jenis-Jenis
Jalan
3. Bagian-Bagian
Jalan
4. Perkerasan Jalan
KD
Sesudah mempelajari
tentang konstruksi jalan
peserta didik diharapkan
dapat menjelaskan dan
mempresentasikan definisi
jalan, klasifikasi jalan
hingga perkerasan jalan
1. Memahami
Klasifikasi Jalan Dan
Jenis-Jenis Jalan
2. Memahami Bagian-
Bagian Jalan
3. Memahami
Spesifikasi bahan
Perkerasan Jalan
<
4. >
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang dibangun
manusia, meliputi semua bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
beserta kelengkapannya dengan berbagai bentuk, jenis konstruksi, dan
bermacam ukuran yang difungsikan untuk mempermudah dan
memperlancar lalu lintas manusia, hewan, maupun kendaraan, baik
yang berada di atas ataupun di bawah permukaan tanah/ air, tetapi
selain jalan kereta api, jalan kabel dan jalan lori.
Definisi Jalan
Klasifikasi Jalan
<
6. >
Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya, Menurut PP nomor 34 tahun 2006
Jalan Arteri
Jalan arteri dipergunakan untuk pelayanan angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
yang ditempuh adalah perjalanan jarak jauh, yang memiliki kecepatan rata-rata
pengguna jalan yang tinggi. Terdapat Jalan Arteri Primer dan Jalan Arteri Sekunder
Jalan Kolektor
Jalan ini dipergunakan untuk pelayanan angkutan pengumpul/ pembagi dengan ciri-ciri
perjalanan yang ditempuh adalah jarak sedang, memiliki kecepatan rata-rata pengguna
jalan yang sedang. Terdapat Jalan Kolektor Primer dan Jalan Kolektor Sekunder
Jalan Lokal
Jalan ini dipergunakan untuk memberikan pelayanan angkutan pada daerah lokal/ setempat,
dengan ciri-ciri memiliki perjalanan yang ditempuh merupakan perjalanan jarak dekat,
mempunyai kecepatan rata-rata yang rendah. Terdapat Jalan Lokal Primer dan Jalan Lokal
Sekunder Jalan Lingkungan
Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berguna untuk memberikan
pelayanan pada angkutan di lingkungan. Jalan ini mempunyai kecepatan rencana
rata-rata rendah. Terdapat Jalan Lingkungan Primer dan Jalan Lingkungan Sekunder
Definisi Jalan
Klasifikasi Jalan
<
7. >
Berdasarkan Status Jalan/ administrasi pemerintah
jalan ini menjadi penghubung antar
ibukota provinsi, serta jalan strategis
nasional termasuk juga jalan tol
Klasifikasi Jalan
Definisi Jalan
Jalan Nasional
penghubung antara ibukota provinsi
dengan ibukota kabupaten/ kota, atau
antar ibukota kabupaten/ kota, termasuk
juga jalan strategis yang merupakan jalan
provinsi
Jalan provinsi
Berfungsi menjadi penghubung antara ibukota kabupaten menuju
ibukota kecamatan, antar ibukota kecamatan, antar pusat kegiatan
lokal, antara ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal.
Jalan Kabupaten
Jalan kota menjadi penghubung antarpusat
pelayanan dalam kota, menjadi penghubung
antara pusat pelayanan dengan persil,
menjadi penghubung antar persil, dan juga
menjadi penghubung antar pusat
permukiman yang terletak di dalam kota
Jalan Desa
Jalan Kota
Jalan desa, merupakan jalan umum
yang menjadi penghubung antar
wilayah atau antar pemukiman
yang berada dalam satu desa, serta
menjadi penghubung jalan
lingkungan
<
8. >
Jalan kelas I, merupakan jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor yang
mempunyai ukuran lebar maksimal 2.500 milimeter, dengan panjang maksimal 18.000 milimeter, dengan
tinggi maksimal 4.200 milimeter, dan muatan sumbu paling berat 10 ton
Klasifikasi Jalan Berdasarkan Kelas Jalan/
Muatan Sumbu Jalan
Jalan kelas II, merupakan jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar maksimal 2.500 milimeter, ukuran panjang maksimal
12.000 milimeter, ukuran tinggi maksimal 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton;
jalan kelas khusus, merupakan jalan arteri yang bisa dilewati kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar lebih dari 2.500 milimeter, dengan panjang lebih dari 18.000 milimeter,
dengan ketinggian maksimal 4.200 milimeter, dan muatan sumbu minimal 10 ton
Jalan kelas III, merupakan jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar maksimal 2.100 milimeter, ukuran panjang maksimal 9.000
milimeter, ukuran tinggi maksimal 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton
Definisi Jalan
Klasifikasi Jalan <
9. >
<
Klasifikasi Jalan Berdasarkan Medannya
Keseragaman kondisi medan yang diproyeksikan
harus mempertimbangkan keseragaman kondisi
medan menurut rencana trase jalan dengan
mengabaikan perubahan-perubahan pada
bagian kecil dari segmen rencana jalan tersebut
Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan
kondisi sebagian besar kemiringan medan
yang diukur tegak lurus garis kontur
Pedoman klasifikasi jalan berdasarkan medan menurut Tata Cara
Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota No 038/ TBM/ 1997
Jalan dengan
medan datar
Jalan dengan
medan perbukitan
Jalan dengan medan
pegunungan
Definisi Jalan
Klasifikasi Jalan
10. BAGIAN – BAGIAN JALAN
>
<
Bagian Jalan
Perkerasan Jalan
https://youtu.be/BLwJSVWETZE
11. BAGIAN-BAGIAN JALAN PADA PENAMPANG MELINTANG
>
<
1. Bagian jalan untuk lalu lintas dan
fasilitas pendukungnya : Jalur lalu
lintas, Lajur lalu lintas, Bahu jalan,
Trotoar, Median jalan
2. Bagian jalan untuk drainase : Saluran
samping, Kemiringan melintang jalur lalu
lintas, Kemiringan melintang bahu,
Kemiringan lereng
3. Bagian pelengkap jalan: Kereb
dan Penampang tepi
4. Bagian konstruksi jalan : Lapisan
perkerasan jalan, Lapisan pondasi atas,
Lapisan pondasi bawah, Lapisan tanah
dasar
5. Daerah Manfaat Jalan
(Damaja )
6. Daerah Milik
Jalan (Damija)
7. Daerah Pengawasan
Jalan (Dawasja )
Bagian Jalan
Perkerasan Jalan
12. DEFINISI PERKERASAN JALAN
>
<
Bagian Jalan
Perkerasan Jalan
Perkerasan jalan adalah campuran antara agregat dan bahan
ikat yang digunakan untuk melayani beban lalu lintas.
Agregat yang dipakai : Batu pecah, Batu belah, Batu kali
Bahan ikat yang dipakai : Aspal, Semen, Tanah liat
13. >
<
Perkerasan lentur merupakan perkerasan yang umumnya menggunakan
bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir
sebagai lapisan di bawahnya. Sehingga lapisan perkerasan tersebut
mempunyai flexibilitas/kelenturan yang dapat menciptakan
Perkerasan kaku merupakan jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan
utamanya. Digunakan pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan
memiliki distribusi beban yang besar, misalnya jalan-jalan lintas antar provinsi, fly over, jalan
tol, maupun pada persimpangan bersinyal.
Bagian Jalan
Perkerasan Jalan
14. Bagian Jalan
Perkerasan Jalan
Keunggulan perkerasan kaku dibandingkan dengan perkerasan lentur
adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade.
Dikarenanakan perkerasan kaku memiliki stiffness, maka akan
mendistribusikan beban pada daerah yang relatif luas pada subgrade,
beton sendiri bagian utama yang menanggung beban struktural.
Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material yang
kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik pada
beton, sehingga diperlukan ketebalan yang lebih besar
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PERKERASAN JALAN
>
<