Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan_ www.kampusimpian.com.pptx339cYogaadityarakhma
Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel-selnya masih aktif membelah. Berdasarkan asalnya, jaringan meristem dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Perbedaan keduanya antara lain adalah sebagai berikut.
Meristem primer berasal dari embrio. Meristem primer bertanggung jawab terhadap pembelahan sel dan pertambahan tinggi tanaman. Contohnya adalah meristem apikal yang terletak di ujung akar dan ujung batang.
Meristem sekunder berasal dari jaringan dewasa yang berdiferensiasi menjadi jaringan yang aktif membelah. Meristem sekunder bertanggungjawab terhadap pertambahan diameter batang (pertumbuhan ke samping). Contohnya adalah meristem lateral (kambium).space
Baca pembahasan lengkapnya dengan daftar at
Catatan Kuliah Sel Gen dan Biologi Molekuler Kuliah 1-10 (Materi Ujian Sumatif 1) : Full
1. Empat Jaringan Dasar
2. Transduksi Sinyal
3. Jejas dan Penyembuhan Luka
4. Genetic Counseling
5. Genetika Populasi dan Probabilitas
6. Biomakromolekul
7. Interaksi Protein-Ligan
8. Lysosomal Storage Disorders
9. Poligen, Multifaktorial, dan Alel Ganda
10. Enzim
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Pendahuluan
Ciri yang sama pada makhluk hidup yaitu
tubuhnya tersusun atas sel, dengan
pengecualian pada “virus”.
“ Apakah yang dimaksud dengan sel?”
Sel adalah protoplasma berbatas
membran
(Protoplasma : substansi dasar )
3. Berdasarkan sel yang menyusunnya
makhluk hidup dikelompokkan menjadi 3
:
(i) organisme aselluler yaitu makhluk
yang tubuhnya tidak tersusun atas sel,
misalnya virus,
(ii) organisme uniselluler yaitu makhluk
yang tubuhnya hanya terdiri atas satu
sel, misalnya berbagai jenis protozoa
seperti Amoeba dan Paramecium,
(iii) organisme multiselluler, yaitu
makhluk yang tubuhnya tersusun atas
banyak sel.
7. Pada vertebrate, seperti manusia, sistem
organ dibedakan atas 11 macam, yaitu
sistem integument,
sistem otot,
sistem rangka,
sistem saraf,
sistem endokrin,
sistem peredaran,
sistem limfa,
sistem pernapasan,
sistem pencernaan,
sistem urinaria, dan
sistem reproduksi
8. Jaringan ?
Jaringan, yaitu struktur yang dibentuk oleh
sekumpulan sel-sel yang biasanya memiliki
sifat-sifat morfologis dan fungsi yang sama.
9. Pada hewan multiseluler, dikenal ada
empat jenis jaringan dasar, yaitu :
(i) jaringan epitel,
(ii) jaringan penyambung atau jaringan
ikat,
(iii) jaringan otot, dan
(iv) jaringan saraf.
10. JARINGANEPITEL jaringan yang terdiri atas sel-sel yang biasanya
bentuknya sama yang berkumpul dengan sangat
erat dengan bahan ekstra seluler atau matriks
yang sangat sedikit.
mengalami pelipatan ke dalam atau invaginasi
menembus jaringan di bawahnya, dan
berkembang menjadi sel-sel sekresi atau sel-sel
kelenjar.
dibentuk dari ketiga lapisan lembaga, yaitu
ektoderem, endoderem, dan mesoderem.
11. SIFAT DAN FUNGSI
JARINGAN EPITEL
Jaringan epitel terdapat sebagai
penutup permukaan tubuh, atau
membatasi rongga-rongga di dalam
tubuh. Permukaan yang bebas
berbatasan dengan udara atau cairan,
sedangkan permukaan yang lain
bertumpu pada membran basalis dan
menghubungkannya dengan jaringan
ikat vaskuler di bawahnya.
12. Membran basalis terdiri atas tiga lapisan,
yaitu (i) lamina dense (ii) lamina lusida,
dan (iii) lamina fibroretikuler.
13. Lamina lusida, terletak di atas lamina dense dekat
membran sel. Terdiri atas serabut kolagen tipe IV
yang sangat tipis dan tersusun secara longgar.
Selain itu terdapat makromolekul berupa
glikoprotein. Tebal lamina lusida berkisar 10-50 nm.
Lamina dense atau lamina basalis terdiri atas
serabut kolagen tipe IV yang sangat halus serta
makromolekul berupa glikoprotein. Tebal lamina
dense berkisar 20 – 300 nm.
Lamina fibroretikuler terletak pada bagian sebelah
dalam lamina dense, terdiri atas serabut kolagen tipe
III yang berhubungan erat dengan jaringan ikat di
bawahnya. Mengandung sedikit serabut retikuler dan
sedikit serabut kolagen tipe V.
14. Fungsi Membran Basalis
sebagai tempat melekatnya sel-sel epitel
pada jaringan ikat di bawahnya,
sebagai barrier untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke bagian dalam tubuh,
mencegah kehilangan air dan cairan sel
dari tubuh,
bekerja sebagai filter selektif, dan
mempertahankan bentuk jaringan epitel di
atasnya.
15. Karakteristik jaringan epitel :
(i) bentuk sel-selnya teratur, umumnya berbentuk
pipih, kubus atau selindris,
(ii) sel-selnya tersusun dengan sangat rapat,
(iii) semua jaringan epitel terikat erat pada jaringan
penyambung yang ada di bawahnya oleh suatu
selaput tipis yang disebut lamina basalis,
(iv) tidak mengandung pembuluh darah, oleh sebab itu
bahan makanan diperoleh melalui difusi dari
kapiler-kapiler yang terdapat pada jaringan di
bawahnya, dan
(v) Sel-sel epitel antara satu dengan yang lain
menempel dengan sangat erat melalui daerah
perlekatan khusus yang disebut kompleks
pertautan sel atau junctinal complex
17. Fungsi Jaringan Epitel
(i) sebagai alat proteksi, baik terhadap pengaruh mekanis, fisik, maupun
secara kimiawi, misalnya epitel yang terdapat pada kulit,
(ii) sebagai organ eksteroreseptor yang mampu menerima rangsangan
dari luar, seperti sel-sel neuroepitel pada puting pengecap,
(iii) sebagai alat eksresi untuk membuang sisa-sisa hasil metabolisme
(air, garam-garam, aminoak, dan CO2),
(iv) sebagai alat osmoregulasi (pengaturan tekanan osmosis cairan
tubuh) dengan cara pembuangan garam-garam melalui permukaan
kulit,
(v) membantu proses respirasi, khususnya pada hewan-hewan akuatik,
(vi) sebagai alat gerak, misalnya sayap pada kelelawar dan selaput
renang pada katak sawah,
(vii) sebagai alat nutrisi, misalnya kelenjar susu pada mamalia,
(viii) sebagai alat absorbsi, misalnya absorbsi sari-sari makanan pada
dinding usus, dan
(ix) membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D melalui bantuan
cahaya matahari.
18. Berdasarkan struktur dan fungsinya, jaringan epitel dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu
epitel penutup
epitel kelenjar.
Berdasarkan bentuk sel yang menyusunnya, jaringan epitel
dibedakan atas
epitel berbentuk pipih,
epitel berbentuik kubus,
epitel berbentuk selindris.
Berdasarkan jumlah lapisan yang menyusunnya, jaringan epitel
dibedakan atas
jaringan epitel selapis,
jaringan epitel berlapis,
jaringan epitel berlapis semu.
20. 1. Epitel selapis
a. Epitel selapis pipih
1) Epitel squamosa
Epitel selapis pipih yang berasal dari ektoderem,
misalnya epitel pada kapsul bowman.
2) Mesotelium,
epitel selapis pipih yang berasal dari mesoderem,
misalnya pericardium yang membatasi rongga
jantung dan pleurotenium yang membatasi rongga
paru-paru.
3) Endotelium
epitel selapis pipih yang berasal dari endoderem,
misalnya endothelium pembuluh darah dan
endothelium pada pembuluh limfa
21. 1. Epitel selapis
b. Epitel selapis kubus
Dilihat dari permukaan, sel-sel epitel
kubus tampak lebih teratur dan
berbentuk heksagonal.
Dilihat dari samping tampak seperti
segi empat yang tersusun berderet
dengan inti berbentuk bulat yang
terletak di tengah.
Epitel jenis ini dijumpai pada folikel
kelenjar tiroid, tubulus kontortus distal
dan proksimal ginjal, melapisi ovarium,
dan saluran pelepasan kelenjar
22. 1. Epitel
selapisEpitel selapis selindris
Dilihat dari permukaan menyerupai epitel kubus,
sedangkan bila dilihat dari samping tampak
seperti pilar-pilar yang berhimpitan tegak lurus
dengan inti yang lonjong atau oval, terletak agak
proksimal terhadap membran basal.
Jenis epitel ini membatasi lambung, usus,
kantung kemih, tuba fallofii, dan saluran
pengumpul pada ginjal.
Fungsi epitel ini adalah proteksi, absorbsi, dan
sekresi.
Jenis epitel ini terdiri atas
epitel selapis selindris sekretori,
epitel selapis selindris absortif dan
sekretori,
epitel selapis selindris bersel goblet
23. 2. Epitel Berlapis banyak
Palsu
Epitel ini dikatakan berlapis banyak
palsu karena pada penampang tegak
lurus tampak seperti berlapis banyak.
Hal ini disebabkan karena letak inti
dari sel-sel yang membangunnya
tidak sama tingginya.
Semua sel yang membangunnya
berhubungan langsung dengan
membran basal.
Epitel ini dibangun atas tiga macam
tipe sel, yaitu sel basal, sel selindris
bersilia, dan sel goblet.
24. 2. Epitel Berlapis banyak
Palsu
Sel basal berbentuk kubus dengan inti
bulat serta ketinggian paling bawah.
Sel selindris bersilia berbentuk selindris
dan permukaannya bersilia. Inti
berbentuk lonjong.
Sel goblet atau sel lendir atau sel mukus
berbentuk kerucut, inti tampak
meruncing pada bagian bawahnya.
Pada sitoplasmanya terdapat mucus.
Sel goblet terdiri atas beberapa bagian,
yaitu
(i) pangkal sel sempit dan
mengandung banyak
retikulum endoplasma,
(ii) bagian tengah sel melebar dan
terdapat banyak badan golgi
yang berbentuk mangkuk, dan
(iii) puncak sel, yaitu bagian yang
paling lebar dan terdapat banyak
vesikula-vesikula yang berisi
mucus.
25. 2. Epitel Berlapis banyak
Palsu
Jaringan epitel berlapis banyak palsu
dijumpai membatasi rongga hidung,
bronkus, dan trakea. Umumnya berfungsi
sebagai pelindung dan sekresi.
26. 3. Epitel Transisional
Epitel transisional merupakan
epitel yang dapat berubah bentuk.
Epitel ini terlihat mempunyai
banyak lapisan, misalnya epitel
yang terdapat pada pelvis ginjal,
ureter, dan kantung air seni. Bila
organ-organ tersebut kosong,
maka sel-selnya menyerupai
epitel berlapis banyak kubus,
tetapi bila dipenuhi dengan
cairan, maka tekanan pada
dinding membesar dan sel-sel
nya berubah menjadi epitel
berlapis banyak pipih.
27. 4. Epitel Berlapis Banyak
Berbeda dengan jaringan epitel selapis.
Jaringan epitel berlapis banyak terdapat
pada tempat-tempat yang banyak
mengalami kerusakan mekanis, dan
umumnya tidak memiliki fungsi absorbsi
atau filtrasi, tetapi berfungsi sebagai
proteksi.
28. 4. Epitel Berlapis Banyak
a. Jaringan epitel berlapis banyak pipih
Jaringan epitel ini dapat berupa
epitel berlapis pipih tidak menanduk, dijumpai pada
permukaan yang basah misalnya pada rongga
mulut, oesophagus, epiglottis, dan vagina.
epitel berlapis pipih menandukl menanduk dijumpai
pada kulit. Di sini sel-sel yang superficial mengalami
transformasi menjadi lapisan keratin yang kuat dan
tidak hidup, dan melekat erat pada sel-sel hidup
yang ada pada lapisan dibawahnya. Fungsi keratin
pada lapisan superficial, yaitu (i) menahan gesekan
dan tarikan, (ii) mencegah penguapan, (iii)
mencegah masuknya air, dan (iv) mencegah
masuknya organisme.
29. 4. Epitel Berlapis Banyak
a. Jaringan epitel berlapis banyak pipih
Jaringan epitel pada kulit terdiri atas:
Stratum basalis atau stratum germinativum.
Dibangun oleh sel-sel basal berbentuk selindris
atau kubus yang bertumpu pada membran basal.
Lapisan ini ditandai denga aktivitas mitosis yang
tinggi.
Stratum spinosum, dibangun oleh sel-sel
berbentuk kubus polygonal atau sedikt gepeng
dengan inti terletak di tengah. Sitoplasma memiliki
tonjolan-tonjolan yang berisi berkas-berkas filamen
yang menyerupai spina atau duri.
Stratum granulosum, ditandai oleh adanya 3 – 5
lapisan sel-sel polygonal gepeng yang intinya di
tengah dan sitoplasma terisi oleh granula-granula
keratohialin yang mengandung protein yang kaya
histidin.
Stratum lusidium, biasanya terdapat pada kulit
yang tebal, terdiri atas lapisan tipis sel-sel pipih,
organel-organel dan inti sudah tidak ada.
Stratum korneum, terdiri atas sel-sel pipih
menanduk tanpa inti, dan sitoplasmanya
mengandung keratin.
30. 4. Epitel Berlapis Banyak
b. Jaringan epitel
berlapis banyak
kubus
Epitel berlapis banyak
kubus sangat jarang
dijumpai, misalnya
terdapat pada saluran
kelenjar keringat.
31. 4. Epitel Berlapis Banyak
c. Jaringan epitel berlapis
banyak selindris
jenis ini dapat ditemukan
pada tubuh, contohnya pada
bagian kovernosum dari
uretra, farings, epiglottis serta
pada saluran pelepasan yang
besar pada berbagai macam
kelenjar. Pada permukaan
yang bebas sel-selnya
berbentuk selindris,
sedangkan sel-sel basalnya
berbentuk kubus.
32. SPESIALISASI MEMBRAN
EPITEL
1. Spesialisasi Membran
Membran sel pada berbagai jenis tipe
jaringan, khususnya sel-sel pada jaringan
epitel dapat mengalami spesialisasi secara
khusus
Mikrovili
Stereosilia
Flagel
33. SPESIALISASI MEMBRAN
EPITEL
2. Polaritas Epitel
Secara structural dan fungsional,
sel-sel epitel memiliki polaritas
untuk melaksanakan berbagai
fungsinya misalnya fungsi sekresi,
absorpsi, dan untuk mengatur
keluar masuknya ion dan zat
terlarut melalui epitel yang perlu
untuk mempertahankan gradien
konsentrasi antara lingkungan luar
dan cairan tubuh
34. SPESIALISASI MEMBRAN
EPITEL
3. Junctional Complex
Diantara dua buah sel epitel yang berdekatan biasanya terdapat
daerah kontak yang spesifik, dan disebut pertautan sel (Junctional
complex), yang terdiri atas :
a. Tight junction atau ocluding junction atau taut kedap,
Ada dua jenis yaitu :
Zonula ocludens.
Fasia ocludens.
b. adhering junction atau taut lekat,
Berfungsi (a) untuk mengatur lumen dan luas permukaan sel (b) memelihara
ketegangan membran sel, dan (c) mengatur konstraksi bagian apikal sel.
Adhering junction banyak dijumpai pada jaringan tubuh yang secara subjektif
banyak mengalami tegangan mekanis yang berat seperti jantung, epitel kulit,
dan epitel leher rahim.
c. gap junction atau taut rekah.
Dapat terjadi komunikasi langsung dari dua sel yang berdekatan bersatu
membentuk saluran yang menghubungkan kedua sel tersebut.
35. EPITEL KELENJAR
Kelenjar dapat diklasifikasikan dengan
berbagai cara, antara lain
(i) berdasarkan cara menyalurkan hasil
sekretnya,
(ii) berdasarkan cara penggetahan oleh sel-
sel yang membangunnya,
(iii) berdasarkan sifat dari getah atau secret
yang dihasilkannya, dan
(iv) berdasarkan banyaknya sel-sel epitel
yang membangunnya.
37. Berdasarkan cara penggetahan oleh sel-sel yang
membangunnya, kelenjar eksokrin dibedakan atas :
kelenjar merokrin,
Kelenjar apokrin, dan
Kelenjar holokrin
38. Berdasarkan sifat dari getah
atau secret yang dihasilkannya
kelenjar nonseluler dan
kelenjar seluler.