SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAY DALAM PEMBELAJARAN
SPEAKING SKILL PADA SISWA KELAS KELAS III
SD NEGERI JIMBE TAHUN AJARAN 2013/2014
Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Metode Penelitian Kuantitatif
Disusun Oleh :
Hamidah Nur Akhiriyah
1121082128
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONOROGO
2013
ABSTRAK
Hamidah Nur Akhiriyah, 1121082128. Penggunaan Teknik Role play
Dalam Pembelajaran Speaking Skill Pada Siswa Kelas III SD Negeri
Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014, Laporan Penelitian Kuantitatif,
Ponorogo: Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra,
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik
Indonesia Ponorogo. Januari 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mendapatkan pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) dengan
menggunakan teknik Role play (bermain peran).
Metode penelitian menggunakan metode eksperimen desain pretest-
posttest satu kelompok atau One Group Pretes-Postes Design, dengan
jumlah sampel 23 orang siswa. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan,
Kemampuan speaking skill siswa sebelum mengikuti pembelajaran
speaking skill dengan menggunakan teknik Role play kurang baik dengan
pretes nilai rata-rata 5,4 . Dan setelah diadakan postes Kemampuan
speaking skill siswa setelah mengukuti pembelajaran speaking skill dengan
menggunakan teknik Role play cukup baik dengan postes nilai rata-rata 6,2.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis data secara
statistik dengan uji t. Nilai hitung (to) diketahui sebesar 11,36. Dengan db
40 diketahui harga kritik “t” pada taraf signifikansi 5% atau taraf
kepercayaan (95%) adalah 2,02. Sedangkan harga kritik “t” pada taraf
signifikansi 1% atau taraf kepercayaan 99% adalah 2,70. Nilai hitung (to)
lebih besar daripada harga kritik t (tt,) yaitu 2,02 <11,36 >2,70. Karena itu,
maka kedua variabel pretes dan postes ada perbedaan, yaitu terdapat
perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara (speaking skill) siswa
kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun
Ajaran 2013/2014 sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
teknik Role play dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
teknik Role play. Dengan perkataan lain, hipotesis diterima karena terbukti
kebenarannya.
Dengan uraian di atas terlihat adanya perbedaan nilai dan kemampuan
subjek penelitian dalam speaking skill. Secara umum, kemampuan siswa
dalam speaking skill sesudah mengikuti pembelajaran dengan mengunakan
teknik Role play lebih baik dari pada sebelum menggunakan teknik Role
play. Hal ini menunjukkan bahwa teknik Role play cukup efektif digunakan
dalam pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) siswa.
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Penelitian Kuantitatif dengan judul “Penggunaan Teknik
Role play Dalam Pembelajaran Speaking Skill Pada Siswa Kelas III SD
Negeri Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014” telah disetujui dan diterima pada :
Hari :
Tanggal :
Ponorogo, ………….
Dosen Pengampu,
DRA. SITI MUNIFAH, M.Pd
NIP. 19610505 198703 2 001
MOTTO
• ”Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka
kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah
SWT kamu sekalian berharap.” (QS. Al-Insyirah : 6-8)
• “Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar
itu akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada
kemudahan.” (HR. Tirmidzi)
• Orang yang paling beruntung di dunia ialah mereka yang mengembangkan
rasa syukur yang hampir konstan, dalam situasi apapun. (E. Nightingale)
• Kebanyakan millionaire mendapat nilai B atau C di kampusnya. Mereka
membangun kekayaan bukan dari IQ semata, melainkan kreatifitas & akal
sehat. (Thomas Stainley)
• Kegagalan hanya situasi yang tak terduga. Ingat, Amerika Serikat
merupakan hasil dari kegagalan total. Sebab Columbus sebenarnya ingin
mencari jalan ke Asia. (Eugenio Barba)
• Air mata tak selalu menunjukkan kesedihan, terkadang saat kita tertawa
dengan sahabat ia selalu hadir dalam tangis gelak tawa kita . (Penulis)
• Jangan mencoba tuk menjadi sempurna, karena sempurna hanya milik
Andra and The Backbone. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan laporan penelitian ini untuk:
• Kedua Orang tuaku
• Ibu Sutami yang memberikan arti tulusnya kasih sayang tanpa
mengharap balas jasa dan aku selalu berdoa semoga beliau sehat
selalu . Amin.
• Bapak Sardi yang memberikan motivasi agar anak-anaknya sukses
selalu semoga beliau juga sehat selalu. Amin.
• Kakak-kakakku yang telah mendukung serta membiayai kuliahku.
• Seseorang yang selalu memberikan semangat padaku walaupun jauh di
mata namun selalu dekat di hati, semoga kita selamanya. Amin.
• Teman-temanku S1 PBI angkatan 2011 khususnya kelas PBI 2011 A dan
adik-adik tingkatku yang banyak membantu dan mendoakanku.
• Keluarga besar STKIP PGRI Ponorogo dan almamaterku tercinta
tempatku menimba ilmu untuk masa depan yang cerah.
Kata Pengantar
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat dan karunia-nya kepada kita. Atas kehendaknya pula
laporan penelitian kuantitatif dengan judul “Penggunaan Teknik Role play
Dalam Pembelajaran Speaking Skill Pada Siswa Kelas III SD Negeri
Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014” ini dapat terselesaikan dengan baik
untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan penelitian ini telah
melibatkan berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setulus-tulusnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Ucapan
terimakasih penulis ucapkan kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Kasnadi, M.Pd selaku Ketua STKIP PGRI Ponorogo.
2. Dr. Agus Priadi selaku Ketua Program Studi PBI Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Ponorogo.
3. Dra. Siti Munifah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Metodologi Penelitian yang telah memberikan bimbingan,
kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu
dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
4. Ria Dwi Febriani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jimbe yang
telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian.
5. Ahmad Nurendy, S.Pd selaku Guru Kelas III SD Negeri Jimbe yang
dengan senang hati membantu penulis dalam menyelesaikan
penelitian.
6. Guru-guru SD Negeri Jimbe yang telah memberikan motifasi dan
sebagai informan terhadap penyusunan laporan penelitian ini.
Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan
laporan penelitian ini, dan penulis menyadari hasilnya jauh dari
kesempurnaan. Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik
pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, segala saran kritik
membangun sangat diharapkan.
Akhirnya penulis tetap berharap semoga laporan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari
semua pihak tersebut di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah SWT.
Ponorogo, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………….
Abstrak……………………………………………………………….....
Halaman Pengesahan……………………………………………………
Halaman Motto………………………………………………………….
Halaman Persembahan………………………………………………….
Kata Pengantar………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………...
Bab I : Pendahuluan……………………………………………..
A. Latar Belakang………………………………………
B. Identifikasi Masalah………………………………...
C. Pembatasan Masalah……………………………….
D. Rumusan Masalah………………………………….
E. Tujuan Penelitian……………………………………
F. Manfaat Penelitian…………………………………
G. Batasan Pengertian………………………………..
Bab II : Kajian Teori dan Hipotesis…………………………...
A. Kajian Teori……………………………………….
B. Kerangka Pikir Penelitian…………………………
C. Hipotesis Tindakan………………………………..
Bab III: Metode Penelitian……………………………………...
A. Desain Penelitian…………………………………..
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………….
C. Subjek Penelitian…………………………………..
D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument………
E. Teknik Analisis Data……………………………...
Bab IV: Hasil Penelitian ……………………………………….
A. Deskripsi Data…………………………………….
B. Analisis Data……………………………………...
C. Penafsiran Data…………………………………..
D. Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis………….
Bab V : Penutup……………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………….
B. Implikasi………………………………………….
C. Saran……………………………………………..
Daftar Pustaka……………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa asing mengatakan,
“Manusia adalah hewan atau makhluk hidup yang pandai berbicara.“ Hal itu
menunjukkan bahwa keterampilan berbicara menjadi ciri khas makhluk
yang disebut manusia. Manusia mampu berbicara dalam aneka ragam
bahasa. Kemampuan seperti itu bukanlah sesuatu yang bersifat naluriah
(instinct) seperti halnya pada binatang, tetapi diperoleh melalui proses
belajar dan latihan yang terus menerus. Keterampilan berbicara (speaking
skill) dalam bahasa juga merupakan salah satu kompetensi yang sangat
penting dalam berbahasa Inggris bagi masyarakat saat ini. Hampir semua
kegiatan pendidikan, bisnis, ekonomi, hukum dll menggunakan bahasa
Inggris sebagai alat komunikasi lisan. Dunia saat ini mengharuskan bahwa
tujuan pengajaran berbicara harus meningkatkan kemampuan komunikasi
siswa.
Tujuan pembelajaran speaking menurut Brown (2001: 113) adalah
agar para siswa dapat berpartisipasi dalam percakapan singkat, memberi dan
menjawab pertanyaan, menemukan cara untuk menyampaikan maksud,
mengumpulkan informasi dari yang lain, dan masih banyak lagi. Hal ini
sejalan dengan yang di kemukakan oleh (Halliday in Jack Richard; John
Platt; Heldi Weber,1985) bahwa memiliki pengetahuan yang memadai
tentang komponen bahasa seperti structure, vocabulary, pronounciation,
intonation,as well as the field, tenor, dan mode dalam berbahasa, akan
menjadikan siswa lebih berhasil dengan menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi.
Kompetensi berbicara pada kenyataannya merupakan salah satu
problem bagi para guru bahasa Inggris dan siswa khususnya di tingkat SD.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris sering kali siswa mengalami kesulitan
dalam mengungkapkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya
menjadi bahasa lisan. Keadaan itu semakin tidak teratasi karena masih
banyak guru bahasa Inggris yang kurang mampu memilih dan menerapkan
berbagai strategi, metode atau model serta sumber belajar yang cocok untuk
sebuah pembelajaran berbicara (speaking) , bahkan kadang-kadang tujuan
pembelajaran itu terabaikan. Mereka lebih memilih mengajarkan skill yang
lain, membaca (reading) misalnya. Keadaan ini menyebabkan keterampilan
berbicara (speaking) siswa sangat minim.
Dalam hal ini peneliti mencoba untuk meningkatkan kemampuan
berbicara siswa dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran).
Teknik Role play dalam proses pembelajaran digunakan untuk belajar
tentang pengenalan perasaan dan persoalan yang dihadapi siswa, dan untuk
mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah. Teknik Role play
diarahkan pada pemecahan masalah yang menyangkut hubungan antar
manusia, terutama yang menyangkut kehidupan siswa dan untuk
memotivasi siswa agar lebih memperhatikan materi yang sedang diajarkan.
Joyce dan Weil (2007: 70) menerangkan bahwa melalui teknik Role
play, siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menghargai diri
sendiri dan perasaan orang lain, mereka dapat belajar perilaku yang baik
untuk menangani situasi yang sulit, dan mereka dapat melatih kemampuan
mereka dalam memecahkan masalah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang sebelumnya, fokus penelitian
ini berkaitan dengan pengaruh penggunaan teknik Role play (bermain peran)
dalam meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) siswa. Kemampuan
berbicara (speaking) siswa sangat rendah, sehingga mengakibatkan minimnya
prestasi siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Agar pembelajaran
keterampilan berbicara (speaking skill) siswa memperoleh hasil yang baik,
para guru perlu menciptakan proses belajar-mengajar yang lebih
menyenangkan dan lebih praktis dengan menggunakan teknik Role play
(bermain peran).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, agar penelitian ini lebih
spesifik, maka peneliti membatasi penelitian yaitu :
1. Apa itu teknik Role play(bermain peran) ?
2. Bagaimana teknik Role play dapat mempengaruhi hasil speaking skill
siswa SD Negeri Jimbe ?
D. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan teknik Role play (bermain peran) dapat
meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) siswa kelas III di SD
Negeri Jimbe?
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mendapatkan
pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) dengan menggunakan
teknik Role play (bermain peran).
F. Manfaat Penelitian
• Manfaat Teoretis
1. Penelitian ini diharapkan akan menambah citra atau nama baik sekolah
ketika memiliki siswa yang berprestasi tinggi dalam bidang bahasa
Inggris.
2. Sebagai referensi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan.
• Manfaat Praktis
1. Siswa dapat meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya
keterampilan berbicara dalam dialog pendek dan pengalaman proses
belajar mengajar yang menyenangkan dalam kelas yang mana dapat
kesempatan yang lebih banyak untuk melatih ketrampilan berbicara
(speaking) mereka.
2. Guru yang mengajarkan speaking dapat menambah pengetahuan
mereka sepanjang pengalaman mereka mengajar, terutama dalam
keterampilan berbicara khususnya dalam dialog dengan teknik bermain
peran (Role play).
G. Batasan Pengertian
Melalui aktivitas speaking atau berbicara bisa melakukan interaksi
dengan masyarakat dunia luas. Dalam speaking kita seolah-olah melakukan
penerjemahan dalam melakukannya yang secara tidak langsung membuat
otak kita bekerja dua kali. Hal ini dapat digambarkan seperti ketika anak
diberikan pertanyaan lalu anda mempersiapkannya terlebih dahulu dalam
tahap persiapannya dalam brntuk bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Lalu memindahkannya atau mentranslatenya kedalam bahasa inggris yang
tentu dalam pola yang benar, dengan demikian otak kita akan bekerja dua
kali.
Role play adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan,
yang bertujuan untuk melatih siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya; melatih praktik berbahasa lisan secara intensif; dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
berkomunikasi. Dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran)
siswa diharapkan lebih memiliki percaya diri untuk lebih mendalami
perannya.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
a. Pengertian
Dalam istilah pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait,
yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa
perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
kecakapan ketrampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain-
lain aspek yang ada pada individu. Sementara itu “mengajar” adalah fasilitas
proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkataan tersebut.
Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada
di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa
melakukan proses belajarnya. (Sudjana 1997: 15-16). Menurut Darsono
(2000: 71) pembelajaran harus mampu membina kemahiran pada peserta
didik untuk secara kreatif sehinggadapat menghadapi situasi sejenis atau
bahkan situasi yang baru sama sekali dengan cara yang memuaskan. Dalam
rangka penyelenggaraaan kehendak tersebut diperlukan perencanaan yang
terpadu atas komponen-komponen dan variabel-variabel yang ada dalam
proses pembelajaran tersebut sehingga aktifitas tujuan dapat tercapai.
Terdapat lima komponen utama yang saling terkait satu dengan lainnya
dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan, bahan, metode, media, dan
penilaian. (Sudjana 1997: 16).
Dalam pembelajaran perlu memeberdayakan semua potensi siswa agar
dapat menguasai kompetensi yang diharapkan sehingga mereka menjadi
pebelajar sepanjang hayat dan dapat mewujudkan masyarakar belajar. Bruce
Weil (1980) dalam (Sanjaya W, 2008) mengemukakan tiga prinsip penting
dalam proses pembelajaran , yaitu : (1) proses pembelajaran adalah
membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah
struktur kognitif siswa, sehingga proses pembelajaran menuntut aktivitas
siswa secara penuh untuk mencari dan menemukan sendiri ; (2)
pembelajaran adalah berhubungan dengan tipe pengetahuan yang harus
dipelajari, masing-masing pengetahuan fisis, sosial dan logika; dan (3)
proses pembelajaran adalah melibatkan lingkungan sosial. Ketika sedang
mengajar di depan kelas , terjadi dua proses yang terpadu yaitu dua proses
belajar dan mengajar. Seorang pengajar dapat mengartikan belajar sebagai
kegiatan pengumpulan fakta atau proses penerapan prinsip.
Kontruktivis mengemukakan bahwa belajar merupakan proses aktif
dalam mengkontruksi teks, dialog, pengalaman fisik, dll. Lebih lanjut
dikemukakan bahwa belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan
menghubungkan pengalaman atau apa yang dipelajari dengan apa yang
sudah dipunyai seseorang (Suparno P, 1997).
b. Tujuan Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
sengaja. Tujuan pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25)
adalah membantu siswa pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman
dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi
pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai
pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan
kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa
setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang
positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar,
seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku
(over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik
tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip-prinsip pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:27)
antara lain :
1) KesiapanBelajar
Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal
suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah
terjadi pada diri siswa sebelum ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak
dapat terlalu banyak berbuat. Namun, guru diharapkan dapat mengurangi
akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai upaya pada saat
membelajarkan siswa.
2) Perhatian
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar
sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari siswa
yang belajar. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk
menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran sedang
berlangsung.
3) Motivasi
Motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang
mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang
melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif dan tidak aktif. Jika
tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat belajar. Dalam hal seperti ini,
guru harus dapat memotivasi siswa agar siswa dapat mencapai tujuan
belajar dengan baik.
4) Keaktifan Siswa
Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan
bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya .
5) Mengalami Sendiri
Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya
dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri,
akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang
lebih mendalam.
6) Pengulangan
Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu
membaca, berfikir, mengingat, dan latihan. Dengan latihan berarti siswa
mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi tersebut mudah
diingat. Guru dapat mendorong siswa melakukan pengulangan, misalnya
dengan memberikan pekerjaan rumah, membuat laporan dan mengadakan
ulangan harian.
7) Materi PelajaranYangMenantang
Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan
sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul
saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang atau problematis.
Dengan pemberian materi yang problematis, akan membuat anak aktif
belajar.
8) Balikan Dan Penguatan
Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun bagi
guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemmpuannya
dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga
berharga bagi guru untuk menentukan perlakuan selanjutnya dalam
pembelajaran. Penguatan atau reinforcement adalah suatu tindakan yang
menyenangkan dari guru kepada siswa yang telah berhasil melakukan
suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan siswa mengulangi
perbuatan baiknya tersebut.
9) Perbedaan Individual
Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik
maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta
kemampuan belajar mereka tidak sama. Guru harus memperhatikan siswa-
siswa tertentu secara individual dan memikirkan model pengajaran yang
berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat.
2. Pembelajaran Speaking (Berbicara)
a. Pengertian
Speaking skill dapat diartikan sebagai kemampuan berbicara, dimana
kemampuan berbicara yang dimaksud adalah berbicara dengan bahasa
inggris. Jika dilihat dari asal katanya, kata “speaking” berasal dari kata
speak yaitu “speak is to express opinions; to say; to converse”. Jadi speak
disini adalah cara mengeluarkan atau mengekspresikan pendapat, perkataan
yang kita ingin utarakan. Itulah pengertian speaking secara sederhana dan
asal kata dari speaking. Tetapi dalam arti luas speaking memiliki cangkupan
yang cukup besar dalam kehidupan kita. Seharinya banyak orang di dunia
ini yang mengeluarkan pendapatnya sehingga kita dapat menyimak,
menyimpulkan dan juga mengambil sikap dari apa yang mereka utarakan.
Melalui aktivitas speaking atau berbicara kita bisa melakukan interaksi
dengan masyarakat dunia luas. Dalam speaking kita seolah-olah melakukan
penerjemahan dalam melakukannya yang secara tidak langsung membuat
otak kita bekerja dua kali. Hal ini dapat digambarkan seperti ketika anak
diberikan pertanyaan lalu anda mempersiapkannya terlebih dahulu dalam
tahap persiapannya dalam brntuk bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Lalu memindahkannya atau mentranslatenya kedalam bahasa inggris yang
tentu dalam pola yang benar, dengan demikian otak kita akan bekerja dua
kali. Tetapi berbeda bila kita langsung memikirkan kalimat dalam bahasa
inggris.
Menurut Thorbury, speaking (berbicara) itu adalah salah satu bagian
kehidupan sehari-hari kita. Pada umumunya manusia menghasilkan puluhan
ribu kata dalam sehari. Bahkan, menurut dia, ada beberapa orang yang
menghasilkan lebih dari puluhan ribu kata sehari seperti seorang politikus
dan tukang lelang. Speaking begitu penting dan alamiah sehingga kita lupa
bagaimana kita bersusah payah untuk mendapatkan kemampuan “speaking”
ini; kita harus mempelajari bagaimana melakukan ‘speaking’ terus menerus
dalam bahasa asing.
b. Tujuan Pembelajaran Speaking
Tujuan pembelajaran speaking menurut Brown (2001: 113) adalah
agar para siswa dapat berpartisipasi dalam percakapan singkat, memberi dan
menjawab pertanyaan, menemukan cara untuk menyampaikan maksud,
mengumpulkan informasi dari yang lain, dan masih banyak lagi. Grauberg
(1997: 201) mengungkapkan bahwa banyak siswa yang menganggap tujuan
utama mempelajari bahasa asing adalah agar bisa berbicara dengan bahasa
tersebut. Oleh karena itu, Grauberg meneruskan, para guru bahasa harus
membantu siswa untuk mencapai tujuan siswa tersebut dengan
mengeluarkan segala kemampuan terbaik mereka.
3. Teknik Role Play
a. Definisi Teknik Role play
• Wikipedia (2012) menyebutkan bahwa Role play adalah sebuah
permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh
khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama.
• Jill Hadfield (dalam Santoso, 2011) menyatakan bahwa role playing
adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan
dan sekaligus melibatkan unsur senang.
• Hadari Nawawi (dalam Kartini, 2007) menyatakan bahwa bermain
peran (role playing) adalah mendramatisasikan cara bertingkah laku
orang-orang tertentu dalam posisi yang membedakan peranan
masing-masing dalam suatu organisasi atau kelompok di
masyarakat. Sehubungan dengan itu,
• Santoso (2011) mengatakan bahwa teknik Role play adalah adalah
suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa.
Dengan kata lain bahwa teknik Role play adalah suatu teknik
pembelajaran dengan melakukan permainan peran yang di dalamnya
terdapat aturan, tujuan, dan unsur senang dalam melakukan proses belajar-
mengajar.
b. Karakteristik Teknik Role play
Hapidin (dalam Kartini, 2007) menyatakan bahwa dalam metode ini
anak diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam
memerankan seorang tokoh atau benda-benda tertentu dengan mendapat
ulasan dari guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda
tersebut. Dalam bermain peran, anak diberi kebebasan untuk menggunakan
benda-benda sekitarnya dan mengkhayalkannya jika benda tersebut
diperlukan dalam memerankan tokoh yang dibawakan. Contoh kegiatan ini
misalnya anak memerankan bagaimana Bapak Tani mencangkul sawahnya,
bagaimana kupu-kupu yang menghisap madu bunga, bagaimana gerakan
pohon yang ditiup angin, dan sebagainya. Baroro (2011) dalam
penelitiannya mengungkapkan bahwa dalam teknik Role play peserta didik
dituntut dapat menjadi pribadi yang imajinatif, mempunyai prakarsa,
mempunyai minat luas, mandiri dalam berfikir, ingin tahu, penuh energi dan
percaya diri.
Sehubungan dengan itu, Nursid Sumaatmadja (dalam Kartini, 2007)
juga menyatakan bahwa metode bermain peran sangat difokuskan pada
kenyataan kenyataan yang terjadi di lingkungan masyarakat. metode ini
berhubungan dengan penghayatan suatu peranan sosial yang dimainkan
anak di masyarakat. Basri Syamsu (dalam Santoso, 2011) menyatakan
bahwa dalam teknik Role play murid dikondisikan pada situasi tertentu di
luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas, dengan
menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, Role play sering kali dimaksudkan
sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya
seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Murid
diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik-
praktik berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Inggris) bersama
teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari
lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam
Santoso, 2011).
c. Tujuan Teknik Role play
Menurut Zuthaerini (dalam Santoso, 2011), teknik ini digunakan
apabila pelajaran dimaksudkan untuk: 1) menerangkan suatu peristiwa yang
di dalamnya menyangkut orang banyak, dan berdasarkan pertimbangan
didaktik lebih baik didramatisasikan daripada diceritakan, karena akan lebih
jelas dan dapat dihayati oleh anak; 2) melatih anak-anak agar mereka
mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial-psikologis; dan 3) melatih
anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi
pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya. Sementara itu, Davies
(dalam Sadali) mengemukakan bahwa penggunaan teknik Role play dapat
membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan afektif.
d. Manfaat Teknik Role play
Bobby DePorter (Santoso: 2011) mengatakan manfaat yang dapat
diambil dari Role play adalah: 1) Role play dapat memberikan semacam
hidden practise yaitu murid tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan
terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari; 2) Role play
melibatkan jumlah murid yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar; 3)
Role play dapat memberikan kepada murid kesenangan karena Role play
pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan merasa
senang karena bermain adalah dunia siswa.
e. Langkah-Langkah Teknik Role Play
Djumingin (2011: 174) menyatakan bahwa sintak dari teknik
pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario pembelajaran;
menunjuk beberapa siswa untuk memelajari skenario tersebut; pembentukan
kelompok siswa; penyampaian kompetensi; menunjuk siswa untuk
melakonkan skenario yang telah dipelajari; kelompok siswa membahas
peran yang dilakukan oleh pelakon; presentasi hasil kelompok; bimbingan
penyimpulan; dan refleksi. Secara lebih lengkap, berikut langkah-langkah
sistematisnya:
• Guru menyuruh menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;
• Guru menunjuk beberapa siswa untuk memelajari skenario yang sudah
dipersiapkan dalam beberapa hari sebelum kegiatan belajar-mengajar;
• Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya lima orang;
• Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai;
• Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
scenario yang sudah dipersiapkan;
• Setiap siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang
sedang diperagakan;
• Setelah selesai ditampilkan, setiap siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas penampilan kelompok masing-masing;
• Setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya;
• Guru memberikan kesimpulan secara umum;
• Evaluasi;
• Penutup.
f. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Role play
Banyak kelebihan yang dimiliki model pembelajaran teknik Role play.
Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya :
1) Menarik perhatian siswa karena masalah-masalah sosial berguna bagi
mereka;
2) Bagi siswa; berperan seperti orang lain, ia dapat merasakan perasaan
orang lain; mengakui pendapat orang lain itu; saling pengertian;
tenggang rasa; toleransi;
3) Melatih siswa untuk mendesain penemuan;
4) Berpikir dan bertindak kreatif;
5) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan;
6) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan;
7) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat;
8) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan,
khususnya duniakerja (Djumingin,2011:175-176).
9) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh;
10) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan
siswa.Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang
saling untuk dilupakan;
11) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias;
12) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa
serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial
yang tinggi (Santoso, 2011).
Selain memiliki kelebihan, teknik Role play pun bukanlah model
pembelajaran yang sempurna dan tentu memiliki kekurangan seperti halnya
model pembelajaran lainnya. Kekurangan-kekurangan tersebut di antaranya:
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini.
Misalnya, Guru harus memahami betul langkah-langkah
pelaksanaannya, jika tidak dapat mengacaukan pembelajaran;
2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih lama (Djumingin, 2011: 175-
176).
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk
memerlukan suatu adegan tertentu;
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami
kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi
sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai (Santoso, 2011).
B. Kerangka Pikir Penelitian
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti bahwa
keterampilan berbicara (speaking skill) di kelas III SD Negeri Jimbe masih
mengalami kesulitan dan tergolong rendah. Pembelajaran speaking skill
yang selama ini terjadi masih mengalami beberapa hambatan sehingga
menyebabkan rendahnya hasil pembelajaran tersebut.
Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan
pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play. Dengan teknik ini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan speaking siswa kelas III SD
Negeri Jimbe, dan pada kondisi akhir dari penelitian ini diharapkan siswa
dapat meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara (speaking skill)
mereka serta hasil belajar mereka menjadi meningkat setelah mendapat
pembelajaran speaking dengan menggunakan teknik Role play.
C. Hipotesis Tindakan
Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan berbicara
(speaking skill) siswa kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan
Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran2013/2014 sebelum mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play dan sesudah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik atau
disebut juga dengan penelitian kuantitatif.
2. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen.
Eksperimen itu dimaksudkan sebagai percobaan yang berati disini
peneliti dapat memperoleh data yang meyakinkan mengenai efek dari
teknik Role play dalam pembelajaran Speaking skill bagi kelas III SD
Negeri Jimbe. Metode yang di gunakan adalah metode eksperimen.
Dalam penelitian ini, desain eksperimen yang digunakan ialah desain
pretest-posttest satu kelompok atau One Group Pretes-Postes Design
(Sukmadinata,2005:2008). Skema desain tersebut tampak pada bagan
berikut.
Pretes
(T1)
Treatment
(Perlakuan)
Postes
(T2)
O1 X O2
Tabel 1. Pretes-Postes Satu Kelompok
Keterangan:
O1 = Tes Awal (Pretes)
X = Perlakuan (Treatment)
O2 = Tes Akhir (Postes)
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Jimbe, Kecamatan Jenangan,
Kabupaten Ponorogo pada tanggal 21-23 Januari 2014.
4. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Jimbe terdiri
dari 23 siswa.
2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Disini
peneliti mengambil seluruh siswa kelas III yang berjumlah 23 siswa.
Dikatakan sebagai sampel jenuh karena semua anggota populasi
dijadikan sampel.
5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut:
a) Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan dan
fasilitas yang ada, mengamati segala kejadian yang berhubungan
dengan teknik Role Play, serta hal-hal yang dianggap perlu.
b) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk
mencari data seperti arsip, teori dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data berupa jumlah dan nama-nama peserta didik serta hal-hal lain.
c) Metode Tes
Metode tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
yang lain untuk mengatur keterampilan, pengetahuan, inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu/ kelompok.
2. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti untuk
mengumpulkan data (Arikunto, 2009: 134). Jenis-jenis instrumen
penelitian antara lain: 1) tes; 2) angket/kuesioner; 3) wawancara; 4)
skala bertingkat/rating; 5) dokumentasi. Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah soal yang dibuat untuk
mengukur perbedaan hasil belajar siswa yang diajar setelah
menggunakan teknik Role Play.
3. Kriteria Penelitian
Kriteria dalam penilaian ini yaitu semua yang berkaitan dengan
teknik Role play dan yang berkaitan dengan pembelajaran speaking
skill.
6. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk memperoleh nilai hitung berupa mean
perbedaan nilai pretest dan postest. Rumu s yang digunakan ialah sebagai
berikut:
Keterangan :
t = Mean dari perbedaan pretes dan postes
xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md
Σx²d = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d b = Ditentukan dengan N-1
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Tabel 2. Distribusi Perbedaan Rata-rata Pretes dan Postes Siswa Kelas
III SD N Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014
No.
Subjek
(N)
Pretes
(X1)
Postes
(X2)
Gain(d)
(X2-X1)
Xd
(d-Md).
X²d
1 20 20 0 0 0
2 25 30 5 1,5 1
3 25 30 5 1,5 1
4 35 35 0 0 0
5 25 30 5 1,5 1
6 15 25 10 6,5 36
7 30 30 0 0 0
8 35 35 0 0 0
9 30 35 5 1,5 1
10 20 20 0 0 0
11 35 35 0 0 0
12 40 45 5 1,5 1
13 35 40 5 0 0
14 10 10 0 0 0
15 15 20 5 1,5 1
16 25 30 5 1,5 1
17 20 25 5 1,5 1
18 40 45 5 1,5 1
19 25 30 5 1,5 1
20 35 35 0 0 0
21 35 40 5 1,5 0
22 20 25 5 1,5 1
23 30 35 5 1,5 1
Σ N=
23
ΣX1=
625
ΣX2=
705
Σd= 80 Σx²d=48
X =
ΣX:115
X 1 =
5,4
X 2 =
6,2
Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Speaking skill Siswa Kelas III SD N
Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014 Pada Pretes dan Postes
No Nilai Frekuensi
Pretes Postes
1 10 0 2
2 9 5 2
3 8 4 6
4 7 1 4
5 6 4 4
6 5 9 5
Jumlah siswa 23 23
Siswa tuntas 10 16
Siswa tidak tuntas 13 7
Rata-rata 5,4 6,2
Ketuntasan klasikal 52,5
%
75%
Dari table 3. Data Frekuensi Nilai Speaking skill Siswa Kelas III SD N
Jimbe Pada Pretes dan Postes di atas dapat dibuat grafik pada gambar
sebagai berikut.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
5 6 7 8 9 10
Pretes
Postes
Gambar 1. Grafik Frekuensi Nilai Speaking skill Siswa Kelas III SD N
Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014 Pada Pretes dan Postes.
B. Analisis Data
1. Mencari rata-rata (mean) hasil pretes dan postes :
X 1 = X 2 =
= =
= 5,4 = 6,13
2. Mencari jumlah selisih (gain) perbedaan skor kedua tes (Σd) setiap
kolom dengan cara nilai-nilai postes dikurangi nilai-nilai pretes (X2-X1)
pada setiap lajur yang sama dan menjumlahkannya. Jumlah gain atau
perbedaan skor kedua tes (Σd) diketahui sebesar 80.
3. Menghitung mean dari perbedaan pretes dengan postes atau mencari Md
dengan rumus :
Md =
=
Md =3,478 = 3,5
4. Menghitung deviasi masing-masing subjek atau xd (d-Md).
5. Menghitung jumlah kuadrat deviasi masingmasing subjek atau Σx²d.
Setelah dijumlahkan diketahui Σx²d sebesar 48.
6. Menghitung nilai t untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai pretes
dan postes serta pengujian hipotesis dengan rumus:
C. Penafsiran Data
Dengan membandingkan nilai t hitung (to) dengan harga kritik t (tt,)
ternyata nilai hitung (to) lebih besar daripada harga kritik t (tt,) yaitu 2,02 <
11,36 > 2,70. Karena nilai to lebih besar daripada tt, maka kedua variabel
pretes dan postes ada perbedaan, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan
terhadap keterampilan berbicara (speaking skill) siswa kelas III SD Negeri
Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran2013/2014
sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play
dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role
play. Dengan perkataan lain, hipotesis peneliti terbukti kebenarannya.
D. Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis
Berdasarkan distribusi nilai, diketahui siswa yang mampu menguasai
speaking skill sebelum menggunakan teknik Role play sebanyak 10 siswa,
sedangkan yang tidak menguasai sebanyak 13 siswa. Distribusi nilai yang
diperoleh adalah lima siswa memperoleh nilai 9; empat siswa memperoleh
nilai 8; satu siswa memperoleh nilai 7; empat siswa memperoleh nilai 6;
sembilan siswa memperoleh nilai 5; Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
5,4. Dengan demikian, ada 52,5 % yang menguasai speaking skill dan 47,5
% yang tidak menguasai speaking skill dengan baik. Hal ini belum
mencapai batas keberhasilan klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75 %.
Sementara itu, (pada tabel.3 di atas) siswa yang menguasai speaking
skill setelah menggunakan teknik Role play sebanyak 16 siswa, sedangkan
yang tidak menguasai sebanyak 7 siswa. Distribusi nilai yang diperoleh
adalah dua siswa memperoleh nilai 10; tiga siswa memperoleh nilai 9; enam
siswa memperoleh nilai 8; empat siswa memperoleh nilai 7; empat siswa
memperoleh nilai 6; lima siswa memperoleh nilai 5;. Nilai rata-rata yang
diperoleh adalah 6,2. Dengan demikian, ada 75 % yang mampu menguasai
speking skill dan 25 % yang tidak menguasai speaking skill dengan baik.
Dengan demikian, hasil postes telah mencapai batas keberhasilan klasikal
yang telah ditetapkan sebesar 75 %.
Jumlah nilai postes sebesar 260 dengan nilai rata rata sebesar 6,2
dengan kategori cukup. Dengan demikian membuktikan bahwa hipotesis
diterima, yaitu speaking skill siswa kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan
Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran 2013/2014 setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play cukup baik dengan
nilai rata-rata 6,2.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis data secara
statistik dengan uji t. Nilai hitung (to) diketahui sebesar 11,36. Dengan db
40 diketahui harga kritik “t” pada taraf signifikansi 5% atau taraf
kepercayaan (95%) adalah 2,02. Sedangkan harga kritik “t” pada taraf
signifikansi 1% atau taraf kepercayaan 99% adalah 2,70. Nilai hitung (to)
lebih besar daripada harga kritik t (tt,) yaitu 2,02 <11,36 >2,70. Karena itu,
maka kedua variabel pretes dan postes ada perbedaan, yaitu terdapat
perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara (speaking skill) siswa
kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun
Ajaran 2013/2014 sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
teknik Role play dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
teknik Role play. Dengan perkataan lain, hipotesis diterima karena terbukti
kebenarannya.
Dengan uraian di atas terlihat adanya perbedaan nilai dan kemampuan
subjek penelitian dalam speaking skill. Secara umum, kemampuan siswa
dalam speaking skill sesudah mengikuti pembelajaran dengan mengunakan
teknik Role play lebih baik dari pada sebelum menggunakan teknik Role
play. Hal ini menunjukkan bahwa teknik Role play cukup efektif digunakan
dalam pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran)
dalam pembelajaran speaking skill pada siswa kelas III SD N Jimbe dapat
disimpulkan bahwa :
1. Kemampuan speaking skill siswa kelas III SD Negeri Jimbe sebelum
mengikuti pembelajaran speaking skill dengan menggunakan teknik
Role play kurang baik dengan nilai rata-rata 5,4 .
2. Kemampuan speaking skill siswa kelas III SD Negeri Jimbe setelah
mengukuti pembelajaran speaking skill dengan menggunakan teknik
Role play cukup baik dengan nilai rata-rata 6,2.
3. Ada perbedaan yang signifikan kemampuan speaking skill siswa
kelas III SD Negeri Jimbe sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan tenik
Role play. Hal ini dibuktikan setelah nilai hitung (to) diketahui
sebesar 11,36 dengan db 40 harga kritik “t” pada taraf signifikansi
5% atau taraf kepercayaan (95%) adalah 2.02, sedangkan harga
kritik “t” pada taraf signifikansi 1% atau taraf kepercayaan (99%)
adalah 2,70. Ternyata, nilai hitung (to) lebih besar daripada harga
kritik t (tt), yaitu 2,02<11,36>2,70. Karena itu, kedua variabel pretes
dan postes ada perbedaan. Dengan kata lain, hipotesis diterima
karena terbukti kebenarannya.
B. Implikasi
Penggunaan teknik Role play terbukti dapat memperbaiki nilai hasil
belajar speaking skill siswa, karena bermain peran merupakan teknik
pembelajaran sambil bermain yang sesuai dengan karakteristik siswa
sekolah dasar. Teknik bermain peran lebih efektif dan efisien dibandingkan
dengan teknik konvensional yang umumnya masih sering digunakan dalam
pembelajaran speaking skill. Dikatakan efektif karena lebih menghemat
waktu, hal ini disebabkan karena siswa dapat tampil praktik secara
kelompok. Sedangkan dikatakan efisien dimungkinkan karena proses
pembelajaran di sekolah dasar lebih banyak dilakukan bermain sambil
belajar atau belajar sambil bermain.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diimplikasikan bahwa teknik
Role play dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi
guru dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill)
siswa. Di samping itu, teknik pembelajaran ini dapat digunakan sebagai
metode alternatif yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif dalam
pembelajaran keterampilan berbicara (speking skill) tingkat sekolah dasar. ..
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, peneliti dapat
mengajukan saran-saran sebagai berikut :
1. Bagi siswa :
a. Siswa seharusnya memahami bahwa speaking skill merupakan
hal penting yang harus dikuasai, untuk itu siswa perlu mengikuti
pembelajaran speaking skill dengan penuh kesungguhan agar
siswa memiliki keterampilan berbicara yang baik.
b. Dengan adanya teknik Role play sebaiknya siswa dapat
memanfaatkan dengan baik untuk bekerjasama dalam satu
kelompok, baik dalam diskusi maupun bermain peran sehingga
hasilnya dapat optimal.
2. Bagi guru :
Guru kelas hendaknya menerapkan teknik Role play (bermain peran)
dalam kegiatan belajar-mengajar, khususnya dalam pembelajaran
speaking skill, karena teknik bermain peran lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan teknik konvensional yang umumnya masih sering
digunakan dalam pembelajaran speaking skill.
3. Bagi sekolah:
Peneliti menyarankan penggunaan teknik Role play sebagai teknik
alternatif dalam pembelajaran speaking skill di kelas tinggi sekolah
dasar. Penggunaan teknik Role play dapat menciptakan proses
pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar speaking siswa
sehingga sangat bermanfaat dalam meningkatkan hasil speaking skill
bagi anak-anak usia sekolah dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Siti Munifah, 2007. Quantitative Research Methodology. Ponorogo. STKIP PGRI
M. Solahudin. 2008. Kiat-kiat Praktis Belajar Speaking . Jakarta. Diva Press.
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Gillian Brown and George Yule.1983. Teaching the Spoken Language : An
Approach Based on the Analysis of Conversational English. Australia: Cambridge
University Press.
Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta:
Diknas.
Ministry of National Education. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi
Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta. Depdiknas.
Mulyadin, Taufik. 2012. “Bahasa Inggris dan Pembentukan Karakter Anak Sejak
Dini”. (Online) http://pojokkangadin.blogspot.com/2012/02/bahasa-inggris-dan-
pembentukan-karakter.html. Diakses 1 Januari 2014.
Mardalis. 1989. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sudjana S., D. 2001. Metode &amp; Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung:
Falah Production.

More Related Content

What's hot

Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIAhmad Said
 
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kueJack Mclean
 
Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004
Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004
Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004Rolly Maulana Awangga
 
SALAH NALAR
SALAH NALARSALAH NALAR
SALAH NALARsyoretta
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANNur Arifaizal Basri
 
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Hanifah Nisrina C
 
Analisis swot dalam menentukan strategi pemasaran
Analisis swot dalam menentukan strategi pemasaranAnalisis swot dalam menentukan strategi pemasaran
Analisis swot dalam menentukan strategi pemasaranbosmanbutarbutar1
 
Tugas kewirausahaan donat
Tugas kewirausahaan donatTugas kewirausahaan donat
Tugas kewirausahaan donatfajar farmanto
 
Proposal usaha presentasi
Proposal usaha  presentasiProposal usaha  presentasi
Proposal usaha presentasisyukrillah5555
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Rohayatiiyoh
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianIndra IR
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitianIsti Isti
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat ccaSoal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat ccaJunghans Sitorus
 
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.idContoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.idWordpress Instant
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalAgus Martha
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifShelly Intan Permatasari
 

What's hot (20)

Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSIContoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
Contoh Powerpoint ppt PRESENTASI SIDANG UJIAN SKRIPSI
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Power point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kuePower point smk penjualan usaha kue
Power point smk penjualan usaha kue
 
Contoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsiContoh proposal skripsi
Contoh proposal skripsi
 
Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004
Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004
Surat undangan alumni SMANDA Cirebon 2004
 
SALAH NALAR
SALAH NALARSALAH NALAR
SALAH NALAR
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
 
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
 
Analisis swot dalam menentukan strategi pemasaran
Analisis swot dalam menentukan strategi pemasaranAnalisis swot dalam menentukan strategi pemasaran
Analisis swot dalam menentukan strategi pemasaran
 
Tugas kewirausahaan donat
Tugas kewirausahaan donatTugas kewirausahaan donat
Tugas kewirausahaan donat
 
Proposal usaha presentasi
Proposal usaha  presentasiProposal usaha  presentasi
Proposal usaha presentasi
 
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif Slide ppt proposal Metode Kualitatif
Slide ppt proposal Metode Kualitatif
 
Contoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil PenelitianContoh Power Point Hasil Penelitian
Contoh Power Point Hasil Penelitian
 
Paradigma penelitian
Paradigma penelitianParadigma penelitian
Paradigma penelitian
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat ccaSoal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
Soal soal cerdas cermat alkitab atau disingkat cca
 
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.idContoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
Contoh Abstrak Jurnal Ilmiah Internasional di PTN Indonesia by Karinov.co.id
 
Kelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnalKelemahan dan kelebihan jurnal
Kelemahan dan kelebihan jurnal
 
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode KuantitatifPresentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
Presentasi Proposal Penelitian - Metode Kuantitatif
 

Similar to ROLE PLAY TEKNIK

I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkEdy Suprapto
 
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )DANI87AJA
 
Rpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sri
Rpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sriRpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sri
Rpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sriIndra Putra
 
Contoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihanContoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihanShangari Ram
 
PTK Power point ku
PTK Power point kuPTK Power point ku
PTK Power point kusdn6korleko
 
2311699472be43768f86783526a08d38
2311699472be43768f86783526a08d382311699472be43768f86783526a08d38
2311699472be43768f86783526a08d38Sang Penyelamat
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Soal Universitas Terbuka
 
Laporan ptk vi mtk kurtilas
Laporan ptk vi mtk kurtilasLaporan ptk vi mtk kurtilas
Laporan ptk vi mtk kurtilasAbii Mulyana
 
ptk bahasainggrissmp
ptk bahasainggrissmpptk bahasainggrissmp
ptk bahasainggrissmpIwan Baits
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...Operator Warnet Vast Raha
 
Rpp kelas 4 bind
Rpp kelas 4 bindRpp kelas 4 bind
Rpp kelas 4 bindamfibie
 
Cover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantarCover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantaralankinata
 
Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...
Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...
Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...Dendhy Nugraha
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kiranaHESTIKIRANA
 

Similar to ROLE PLAY TEKNIK (20)

Pengesahan
PengesahanPengesahan
Pengesahan
 
Bahasainggris
BahasainggrisBahasainggris
Bahasainggris
 
I ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fkI ii iii_i-14-min-fk
I ii iii_i-14-min-fk
 
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
Peningkatan kemampuan menentukan sinonim dan antonim ( pdf )
 
Cover n pengantar
Cover n pengantarCover n pengantar
Cover n pengantar
 
Rpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sri
Rpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sriRpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sri
Rpp kls 4 tm4 st 3 tgs p.sri
 
Contoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihanContoh laporan kajian tindakan pemulihan
Contoh laporan kajian tindakan pemulihan
 
PTK Power point ku
PTK Power point kuPTK Power point ku
PTK Power point ku
 
33043552
3304355233043552
33043552
 
2311699472be43768f86783526a08d38
2311699472be43768f86783526a08d382311699472be43768f86783526a08d38
2311699472be43768f86783526a08d38
 
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
Contoh Laporan PKM UT PGSD - Pemantapan Kemampuan Mengajar PDGK4209
 
Laporan ptk vi mtk kurtilas
Laporan ptk vi mtk kurtilasLaporan ptk vi mtk kurtilas
Laporan ptk vi mtk kurtilas
 
ptk bahasainggrissmp
ptk bahasainggrissmpptk bahasainggrissmp
ptk bahasainggrissmp
 
Proposal lengkap
Proposal lengkapProposal lengkap
Proposal lengkap
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
 
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam  pada...
Meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pokok sumber daya alam pada...
 
Rpp kelas 4 bind
Rpp kelas 4 bindRpp kelas 4 bind
Rpp kelas 4 bind
 
Cover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantarCover, daftar isi , kata pengantar
Cover, daftar isi , kata pengantar
 
Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...
Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...
Pengaruh keikutsertaan Siswa Dalam kegiatan ekstrakulikuler pramuka terhadap ...
 
Kti hesti kirana
Kti hesti kiranaKti hesti kirana
Kti hesti kirana
 

Recently uploaded

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxnursariheldaseptiana
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Surveikustiyantidew94
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptAhmadSyajili
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiCristianoRonaldo185977
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehBISMIAULIA
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxAhmadSyajili
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompokelmalinda2
 

Recently uploaded (9)

PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptxPPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
PPT Olah Nilai Kurikulum merdeka belajar.pptx
 
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau SurveiMetode penelitian Deskriptif atau Survei
Metode penelitian Deskriptif atau Survei
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.pptpertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
pertemuan-3-distribusi pada-frekuensi.ppt
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet RiyadiManajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
 
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS AcehSKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
 
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptxkesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
kesalahan tipe 1 dan 2 pada statistik.pptx
 
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
415418921-statistika- mean media modus data tunggal dan data kelompok
 

ROLE PLAY TEKNIK

  • 1. PENGGUNAAN TEKNIK ROLE PLAY DALAM PEMBELAJARAN SPEAKING SKILL PADA SISWA KELAS KELAS III SD NEGERI JIMBE TAHUN AJARAN 2013/2014 Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Metode Penelitian Kuantitatif Disusun Oleh : Hamidah Nur Akhiriyah 1121082128 SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONOROGO 2013
  • 2. ABSTRAK Hamidah Nur Akhiriyah, 1121082128. Penggunaan Teknik Role play Dalam Pembelajaran Speaking Skill Pada Siswa Kelas III SD Negeri Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014, Laporan Penelitian Kuantitatif, Ponorogo: Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Sastra, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia Ponorogo. Januari 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran). Metode penelitian menggunakan metode eksperimen desain pretest- posttest satu kelompok atau One Group Pretes-Postes Design, dengan jumlah sampel 23 orang siswa. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, Kemampuan speaking skill siswa sebelum mengikuti pembelajaran speaking skill dengan menggunakan teknik Role play kurang baik dengan pretes nilai rata-rata 5,4 . Dan setelah diadakan postes Kemampuan speaking skill siswa setelah mengukuti pembelajaran speaking skill dengan menggunakan teknik Role play cukup baik dengan postes nilai rata-rata 6,2. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis data secara statistik dengan uji t. Nilai hitung (to) diketahui sebesar 11,36. Dengan db 40 diketahui harga kritik “t” pada taraf signifikansi 5% atau taraf
  • 3. kepercayaan (95%) adalah 2,02. Sedangkan harga kritik “t” pada taraf signifikansi 1% atau taraf kepercayaan 99% adalah 2,70. Nilai hitung (to) lebih besar daripada harga kritik t (tt,) yaitu 2,02 <11,36 >2,70. Karena itu, maka kedua variabel pretes dan postes ada perbedaan, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara (speaking skill) siswa kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play. Dengan perkataan lain, hipotesis diterima karena terbukti kebenarannya. Dengan uraian di atas terlihat adanya perbedaan nilai dan kemampuan subjek penelitian dalam speaking skill. Secara umum, kemampuan siswa dalam speaking skill sesudah mengikuti pembelajaran dengan mengunakan teknik Role play lebih baik dari pada sebelum menggunakan teknik Role play. Hal ini menunjukkan bahwa teknik Role play cukup efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) siswa.
  • 4. HALAMAN PENGESAHAN Laporan Penelitian Kuantitatif dengan judul “Penggunaan Teknik Role play Dalam Pembelajaran Speaking Skill Pada Siswa Kelas III SD Negeri Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014” telah disetujui dan diterima pada : Hari : Tanggal : Ponorogo, …………. Dosen Pengampu, DRA. SITI MUNIFAH, M.Pd NIP. 19610505 198703 2 001
  • 5. MOTTO • ”Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah urusanmu dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah SWT kamu sekalian berharap.” (QS. Al-Insyirah : 6-8) • “Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (HR. Tirmidzi) • Orang yang paling beruntung di dunia ialah mereka yang mengembangkan rasa syukur yang hampir konstan, dalam situasi apapun. (E. Nightingale) • Kebanyakan millionaire mendapat nilai B atau C di kampusnya. Mereka membangun kekayaan bukan dari IQ semata, melainkan kreatifitas & akal sehat. (Thomas Stainley) • Kegagalan hanya situasi yang tak terduga. Ingat, Amerika Serikat merupakan hasil dari kegagalan total. Sebab Columbus sebenarnya ingin mencari jalan ke Asia. (Eugenio Barba) • Air mata tak selalu menunjukkan kesedihan, terkadang saat kita tertawa dengan sahabat ia selalu hadir dalam tangis gelak tawa kita . (Penulis) • Jangan mencoba tuk menjadi sempurna, karena sempurna hanya milik Andra and The Backbone. (Penulis)
  • 6. PERSEMBAHAN Kupersembahkan laporan penelitian ini untuk: • Kedua Orang tuaku • Ibu Sutami yang memberikan arti tulusnya kasih sayang tanpa mengharap balas jasa dan aku selalu berdoa semoga beliau sehat selalu . Amin. • Bapak Sardi yang memberikan motivasi agar anak-anaknya sukses selalu semoga beliau juga sehat selalu. Amin. • Kakak-kakakku yang telah mendukung serta membiayai kuliahku. • Seseorang yang selalu memberikan semangat padaku walaupun jauh di mata namun selalu dekat di hati, semoga kita selamanya. Amin. • Teman-temanku S1 PBI angkatan 2011 khususnya kelas PBI 2011 A dan adik-adik tingkatku yang banyak membantu dan mendoakanku. • Keluarga besar STKIP PGRI Ponorogo dan almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu untuk masa depan yang cerah.
  • 7. Kata Pengantar Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-nya kepada kita. Atas kehendaknya pula laporan penelitian kuantitatif dengan judul “Penggunaan Teknik Role play Dalam Pembelajaran Speaking Skill Pada Siswa Kelas III SD Negeri Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014” ini dapat terselesaikan dengan baik untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan penelitian ini telah melibatkan berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada yang terhormat : 1. Dr. H. Kasnadi, M.Pd selaku Ketua STKIP PGRI Ponorogo. 2. Dr. Agus Priadi selaku Ketua Program Studi PBI Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Ponorogo. 3. Dra. Siti Munifah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian yang telah memberikan bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang sangat membantu dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
  • 8. 4. Ria Dwi Febriani, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Jimbe yang telah memberikan ijin untuk pelaksanaan penelitian. 5. Ahmad Nurendy, S.Pd selaku Guru Kelas III SD Negeri Jimbe yang dengan senang hati membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian. 6. Guru-guru SD Negeri Jimbe yang telah memberikan motifasi dan sebagai informan terhadap penyusunan laporan penelitian ini. Penulis telah berupaya untuk berbuat yang terbaik dalam penyusunan laporan penelitian ini, dan penulis menyadari hasilnya jauh dari kesempurnaan. Semua ini tidak lain karena keterbatasan penulis baik pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, segala saran kritik membangun sangat diharapkan. Akhirnya penulis tetap berharap semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak tersebut di atas mendapat pahala dan imbalan dari Allah SWT. Ponorogo, Januari 2014 Penulis
  • 9. DAFTAR ISI Halaman Judul…………………………………………………………. Abstrak………………………………………………………………..... Halaman Pengesahan…………………………………………………… Halaman Motto…………………………………………………………. Halaman Persembahan…………………………………………………. Kata Pengantar…………………………………………………………. Daftar Isi………………………………………………………………... Bab I : Pendahuluan…………………………………………….. A. Latar Belakang……………………………………… B. Identifikasi Masalah………………………………... C. Pembatasan Masalah………………………………. D. Rumusan Masalah…………………………………. E. Tujuan Penelitian…………………………………… F. Manfaat Penelitian………………………………… G. Batasan Pengertian………………………………..
  • 10. Bab II : Kajian Teori dan Hipotesis…………………………... A. Kajian Teori………………………………………. B. Kerangka Pikir Penelitian………………………… C. Hipotesis Tindakan……………………………….. Bab III: Metode Penelitian……………………………………... A. Desain Penelitian………………………………….. B. Tempat dan Waktu Penelitian……………………. C. Subjek Penelitian………………………………….. D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument……… E. Teknik Analisis Data……………………………... Bab IV: Hasil Penelitian ………………………………………. A. Deskripsi Data……………………………………. B. Analisis Data……………………………………... C. Penafsiran Data………………………………….. D. Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis…………. Bab V : Penutup………………………………………………. A. Kesimpulan……………………………………….
  • 11. B. Implikasi…………………………………………. C. Saran…………………………………………….. Daftar Pustaka………………………………………………………. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa asing mengatakan, “Manusia adalah hewan atau makhluk hidup yang pandai berbicara.“ Hal itu menunjukkan bahwa keterampilan berbicara menjadi ciri khas makhluk yang disebut manusia. Manusia mampu berbicara dalam aneka ragam bahasa. Kemampuan seperti itu bukanlah sesuatu yang bersifat naluriah (instinct) seperti halnya pada binatang, tetapi diperoleh melalui proses belajar dan latihan yang terus menerus. Keterampilan berbicara (speaking skill) dalam bahasa juga merupakan salah satu kompetensi yang sangat penting dalam berbahasa Inggris bagi masyarakat saat ini. Hampir semua kegiatan pendidikan, bisnis, ekonomi, hukum dll menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi lisan. Dunia saat ini mengharuskan bahwa tujuan pengajaran berbicara harus meningkatkan kemampuan komunikasi siswa. Tujuan pembelajaran speaking menurut Brown (2001: 113) adalah agar para siswa dapat berpartisipasi dalam percakapan singkat, memberi dan
  • 12. menjawab pertanyaan, menemukan cara untuk menyampaikan maksud, mengumpulkan informasi dari yang lain, dan masih banyak lagi. Hal ini sejalan dengan yang di kemukakan oleh (Halliday in Jack Richard; John Platt; Heldi Weber,1985) bahwa memiliki pengetahuan yang memadai tentang komponen bahasa seperti structure, vocabulary, pronounciation, intonation,as well as the field, tenor, dan mode dalam berbahasa, akan menjadikan siswa lebih berhasil dengan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Kompetensi berbicara pada kenyataannya merupakan salah satu problem bagi para guru bahasa Inggris dan siswa khususnya di tingkat SD. Dalam pembelajaran bahasa Inggris sering kali siswa mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya menjadi bahasa lisan. Keadaan itu semakin tidak teratasi karena masih banyak guru bahasa Inggris yang kurang mampu memilih dan menerapkan berbagai strategi, metode atau model serta sumber belajar yang cocok untuk sebuah pembelajaran berbicara (speaking) , bahkan kadang-kadang tujuan pembelajaran itu terabaikan. Mereka lebih memilih mengajarkan skill yang lain, membaca (reading) misalnya. Keadaan ini menyebabkan keterampilan berbicara (speaking) siswa sangat minim. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran). Teknik Role play dalam proses pembelajaran digunakan untuk belajar tentang pengenalan perasaan dan persoalan yang dihadapi siswa, dan untuk
  • 13. mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah. Teknik Role play diarahkan pada pemecahan masalah yang menyangkut hubungan antar manusia, terutama yang menyangkut kehidupan siswa dan untuk memotivasi siswa agar lebih memperhatikan materi yang sedang diajarkan. Joyce dan Weil (2007: 70) menerangkan bahwa melalui teknik Role play, siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk menghargai diri sendiri dan perasaan orang lain, mereka dapat belajar perilaku yang baik untuk menangani situasi yang sulit, dan mereka dapat melatih kemampuan mereka dalam memecahkan masalah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang sebelumnya, fokus penelitian ini berkaitan dengan pengaruh penggunaan teknik Role play (bermain peran) dalam meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) siswa. Kemampuan berbicara (speaking) siswa sangat rendah, sehingga mengakibatkan minimnya prestasi siswa dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Agar pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) siswa memperoleh hasil yang baik, para guru perlu menciptakan proses belajar-mengajar yang lebih menyenangkan dan lebih praktis dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran). C. Pembatasan Masalah Berdasarkan perumusan masalah di atas, agar penelitian ini lebih spesifik, maka peneliti membatasi penelitian yaitu :
  • 14. 1. Apa itu teknik Role play(bermain peran) ? 2. Bagaimana teknik Role play dapat mempengaruhi hasil speaking skill siswa SD Negeri Jimbe ? D. Rumusan Masalah Apakah penggunaan teknik Role play (bermain peran) dapat meningkatkan kemampuan berbicara (speaking) siswa kelas III di SD Negeri Jimbe? E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran). F. Manfaat Penelitian • Manfaat Teoretis 1. Penelitian ini diharapkan akan menambah citra atau nama baik sekolah ketika memiliki siswa yang berprestasi tinggi dalam bidang bahasa Inggris. 2. Sebagai referensi yang bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan. • Manfaat Praktis
  • 15. 1. Siswa dapat meningkatkan keterampilan berbahasa khususnya keterampilan berbicara dalam dialog pendek dan pengalaman proses belajar mengajar yang menyenangkan dalam kelas yang mana dapat kesempatan yang lebih banyak untuk melatih ketrampilan berbicara (speaking) mereka. 2. Guru yang mengajarkan speaking dapat menambah pengetahuan mereka sepanjang pengalaman mereka mengajar, terutama dalam keterampilan berbicara khususnya dalam dialog dengan teknik bermain peran (Role play). G. Batasan Pengertian Melalui aktivitas speaking atau berbicara bisa melakukan interaksi dengan masyarakat dunia luas. Dalam speaking kita seolah-olah melakukan penerjemahan dalam melakukannya yang secara tidak langsung membuat otak kita bekerja dua kali. Hal ini dapat digambarkan seperti ketika anak diberikan pertanyaan lalu anda mempersiapkannya terlebih dahulu dalam tahap persiapannya dalam brntuk bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lalu memindahkannya atau mentranslatenya kedalam bahasa inggris yang tentu dalam pola yang benar, dengan demikian otak kita akan bekerja dua kali. Role play adalah simulasi tingkah laku dari orang yang diperankan, yang bertujuan untuk melatih siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya; melatih praktik berbahasa lisan secara intensif; dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
  • 16. berkomunikasi. Dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran) siswa diharapkan lebih memiliki percaya diri untuk lebih mendalami perannya. BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran a. Pengertian Dalam istilah pembelajaran tercakup dua konsep yang saling terkait, yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai oleh adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan itu dapat berupa perubahan pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, kecakapan ketrampilannya, daya kreasinya, daya penerimaannya, dan lain- lain aspek yang ada pada individu. Sementara itu “mengajar” adalah fasilitas proses belajar yang membutuhkan perubahan atau peningkataan tersebut. Mengajar yaitu proses mengatur, mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat menimbulkan atau mendorong siswa melakukan proses belajarnya. (Sudjana 1997: 15-16). Menurut Darsono (2000: 71) pembelajaran harus mampu membina kemahiran pada peserta didik untuk secara kreatif sehinggadapat menghadapi situasi sejenis atau
  • 17. bahkan situasi yang baru sama sekali dengan cara yang memuaskan. Dalam rangka penyelenggaraaan kehendak tersebut diperlukan perencanaan yang terpadu atas komponen-komponen dan variabel-variabel yang ada dalam proses pembelajaran tersebut sehingga aktifitas tujuan dapat tercapai. Terdapat lima komponen utama yang saling terkait satu dengan lainnya dalam proses pembelajaran, yaitu tujuan, bahan, metode, media, dan penilaian. (Sudjana 1997: 16). Dalam pembelajaran perlu memeberdayakan semua potensi siswa agar dapat menguasai kompetensi yang diharapkan sehingga mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat dan dapat mewujudkan masyarakar belajar. Bruce Weil (1980) dalam (Sanjaya W, 2008) mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran , yaitu : (1) proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa, sehingga proses pembelajaran menuntut aktivitas siswa secara penuh untuk mencari dan menemukan sendiri ; (2) pembelajaran adalah berhubungan dengan tipe pengetahuan yang harus dipelajari, masing-masing pengetahuan fisis, sosial dan logika; dan (3) proses pembelajaran adalah melibatkan lingkungan sosial. Ketika sedang mengajar di depan kelas , terjadi dua proses yang terpadu yaitu dua proses belajar dan mengajar. Seorang pengajar dapat mengartikan belajar sebagai kegiatan pengumpulan fakta atau proses penerapan prinsip. Kontruktivis mengemukakan bahwa belajar merupakan proses aktif dalam mengkontruksi teks, dialog, pengalaman fisik, dll. Lebih lanjut
  • 18. dikemukakan bahwa belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau apa yang dipelajari dengan apa yang sudah dipunyai seseorang (Suparno P, 1997). b. Tujuan Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan sengaja. Tujuan pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:25) adalah membantu siswa pada siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan prilaku siswa. Tujuan pembelajaran menggambarkan kemampuan atau tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour) yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya. c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Prinsip-prinsip pembelajaran dalam bukunya Sugandi, dkk (2000:27) antara lain : 1) KesiapanBelajar
  • 19. Faktor kesiapan baik fisik maupun psikologis merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik dan psikologis ini biasanya sudah terjadi pada diri siswa sebelum ia masuk kelas. Oleh karena itu, guru tidak dapat terlalu banyak berbuat. Namun, guru diharapkan dapat mengurangi akibat dari kondisi tersebut dengan berbagai upaya pada saat membelajarkan siswa. 2) Perhatian Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek. Belajar sebagai suatu aktifitas yang kompleks membutuhkan perhatian dari siswa yang belajar. Oleh karena itu, guru perlu mengetahui barbagai kiat untuk menarik perhatian siswa pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. 3) Motivasi Motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah motif yang sudah menjadi aktif, saat orang melakukan aktifitas. Motivasi dapat menjadi aktif dan tidak aktif. Jika tidak aktif, maka siswa tidak bersemangat belajar. Dalam hal seperti ini, guru harus dapat memotivasi siswa agar siswa dapat mencapai tujuan belajar dengan baik. 4) Keaktifan Siswa
  • 20. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa sehingga siswa harus aktif. Dengan bantuan guru, siswa harus mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya . 5) Mengalami Sendiri Prinsip pengalaman ini sangat penting dalam belajar dan erat kaitannya dengan prinsip keaktifan. Siswa yang belajar dengan melakukan sendiri, akan memberikan hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam. 6) Pengulangan Untuk mempelajari materi sampai pada taraf insight, siswa perlu membaca, berfikir, mengingat, dan latihan. Dengan latihan berarti siswa mengulang-ulang materi yang dipelajari sehingga materi tersebut mudah diingat. Guru dapat mendorong siswa melakukan pengulangan, misalnya dengan memberikan pekerjaan rumah, membuat laporan dan mengadakan ulangan harian. 7) Materi PelajaranYangMenantang Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh rasa ingin tahu. Dengan sikap seperti ini motivasi anak akan meningkat. Rasa ingin tahu timbul saat guru memberikan pelajaran yang bersifat menantang atau problematis. Dengan pemberian materi yang problematis, akan membuat anak aktif belajar. 8) Balikan Dan Penguatan
  • 21. Balikan atau feedback adalah masukan penting bagi siswa maupun bagi guru. Dengan balikan, siswa dapat mengetahui sejauh mana kemmpuannya dalam suatu hal, dimana letak kekuatan dan kelemahannya. Balikan juga berharga bagi guru untuk menentukan perlakuan selanjutnya dalam pembelajaran. Penguatan atau reinforcement adalah suatu tindakan yang menyenangkan dari guru kepada siswa yang telah berhasil melakukan suatu perbuatan belajar. Dengan penguatan diharapkan siswa mengulangi perbuatan baiknya tersebut. 9) Perbedaan Individual Masing-masing siswa mempunyai karakteristik baik dari segi fisik maupun psikis. Dengan adanya perbedaan ini, tentu minat serta kemampuan belajar mereka tidak sama. Guru harus memperhatikan siswa- siswa tertentu secara individual dan memikirkan model pengajaran yang berbeda bagi anak didik yang berbakat dengan yang kurang berbakat. 2. Pembelajaran Speaking (Berbicara) a. Pengertian Speaking skill dapat diartikan sebagai kemampuan berbicara, dimana kemampuan berbicara yang dimaksud adalah berbicara dengan bahasa inggris. Jika dilihat dari asal katanya, kata “speaking” berasal dari kata speak yaitu “speak is to express opinions; to say; to converse”. Jadi speak disini adalah cara mengeluarkan atau mengekspresikan pendapat, perkataan yang kita ingin utarakan. Itulah pengertian speaking secara sederhana dan asal kata dari speaking. Tetapi dalam arti luas speaking memiliki cangkupan
  • 22. yang cukup besar dalam kehidupan kita. Seharinya banyak orang di dunia ini yang mengeluarkan pendapatnya sehingga kita dapat menyimak, menyimpulkan dan juga mengambil sikap dari apa yang mereka utarakan. Melalui aktivitas speaking atau berbicara kita bisa melakukan interaksi dengan masyarakat dunia luas. Dalam speaking kita seolah-olah melakukan penerjemahan dalam melakukannya yang secara tidak langsung membuat otak kita bekerja dua kali. Hal ini dapat digambarkan seperti ketika anak diberikan pertanyaan lalu anda mempersiapkannya terlebih dahulu dalam tahap persiapannya dalam brntuk bahasa Indonesia yang baik dan benar. Lalu memindahkannya atau mentranslatenya kedalam bahasa inggris yang tentu dalam pola yang benar, dengan demikian otak kita akan bekerja dua kali. Tetapi berbeda bila kita langsung memikirkan kalimat dalam bahasa inggris. Menurut Thorbury, speaking (berbicara) itu adalah salah satu bagian kehidupan sehari-hari kita. Pada umumunya manusia menghasilkan puluhan ribu kata dalam sehari. Bahkan, menurut dia, ada beberapa orang yang menghasilkan lebih dari puluhan ribu kata sehari seperti seorang politikus dan tukang lelang. Speaking begitu penting dan alamiah sehingga kita lupa bagaimana kita bersusah payah untuk mendapatkan kemampuan “speaking” ini; kita harus mempelajari bagaimana melakukan ‘speaking’ terus menerus dalam bahasa asing. b. Tujuan Pembelajaran Speaking
  • 23. Tujuan pembelajaran speaking menurut Brown (2001: 113) adalah agar para siswa dapat berpartisipasi dalam percakapan singkat, memberi dan menjawab pertanyaan, menemukan cara untuk menyampaikan maksud, mengumpulkan informasi dari yang lain, dan masih banyak lagi. Grauberg (1997: 201) mengungkapkan bahwa banyak siswa yang menganggap tujuan utama mempelajari bahasa asing adalah agar bisa berbicara dengan bahasa tersebut. Oleh karena itu, Grauberg meneruskan, para guru bahasa harus membantu siswa untuk mencapai tujuan siswa tersebut dengan mengeluarkan segala kemampuan terbaik mereka. 3. Teknik Role Play a. Definisi Teknik Role play • Wikipedia (2012) menyebutkan bahwa Role play adalah sebuah permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh-tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita bersama. • Jill Hadfield (dalam Santoso, 2011) menyatakan bahwa role playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang. • Hadari Nawawi (dalam Kartini, 2007) menyatakan bahwa bermain peran (role playing) adalah mendramatisasikan cara bertingkah laku orang-orang tertentu dalam posisi yang membedakan peranan masing-masing dalam suatu organisasi atau kelompok di masyarakat. Sehubungan dengan itu,
  • 24. • Santoso (2011) mengatakan bahwa teknik Role play adalah adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Dengan kata lain bahwa teknik Role play adalah suatu teknik pembelajaran dengan melakukan permainan peran yang di dalamnya terdapat aturan, tujuan, dan unsur senang dalam melakukan proses belajar- mengajar. b. Karakteristik Teknik Role play Hapidin (dalam Kartini, 2007) menyatakan bahwa dalam metode ini anak diberi kesempatan untuk mengembangkan imajinasinya dalam memerankan seorang tokoh atau benda-benda tertentu dengan mendapat ulasan dari guru agar mereka menghayati sifat-sifat dari tokoh atau benda tersebut. Dalam bermain peran, anak diberi kebebasan untuk menggunakan benda-benda sekitarnya dan mengkhayalkannya jika benda tersebut diperlukan dalam memerankan tokoh yang dibawakan. Contoh kegiatan ini misalnya anak memerankan bagaimana Bapak Tani mencangkul sawahnya, bagaimana kupu-kupu yang menghisap madu bunga, bagaimana gerakan pohon yang ditiup angin, dan sebagainya. Baroro (2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dalam teknik Role play peserta didik dituntut dapat menjadi pribadi yang imajinatif, mempunyai prakarsa, mempunyai minat luas, mandiri dalam berfikir, ingin tahu, penuh energi dan percaya diri.
  • 25. Sehubungan dengan itu, Nursid Sumaatmadja (dalam Kartini, 2007) juga menyatakan bahwa metode bermain peran sangat difokuskan pada kenyataan kenyataan yang terjadi di lingkungan masyarakat. metode ini berhubungan dengan penghayatan suatu peranan sosial yang dimainkan anak di masyarakat. Basri Syamsu (dalam Santoso, 2011) menyatakan bahwa dalam teknik Role play murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas, dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, Role play sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain. Murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan praktik- praktik berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Inggris) bersama teman-temannya pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid (Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Santoso, 2011). c. Tujuan Teknik Role play Menurut Zuthaerini (dalam Santoso, 2011), teknik ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk: 1) menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, dan berdasarkan pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada diceritakan, karena akan lebih jelas dan dapat dihayati oleh anak; 2) melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial-psikologis; dan 3) melatih
  • 26. anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya. Sementara itu, Davies (dalam Sadali) mengemukakan bahwa penggunaan teknik Role play dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan-tujuan afektif. d. Manfaat Teknik Role play Bobby DePorter (Santoso: 2011) mengatakan manfaat yang dapat diambil dari Role play adalah: 1) Role play dapat memberikan semacam hidden practise yaitu murid tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap materi yang telah dan sedang mereka pelajari; 2) Role play melibatkan jumlah murid yang cukup banyak, cocok untuk kelas besar; 3) Role play dapat memberikan kepada murid kesenangan karena Role play pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan merasa senang karena bermain adalah dunia siswa. e. Langkah-Langkah Teknik Role Play Djumingin (2011: 174) menyatakan bahwa sintak dari teknik pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan skenario pembelajaran; menunjuk beberapa siswa untuk memelajari skenario tersebut; pembentukan kelompok siswa; penyampaian kompetensi; menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajari; kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon; presentasi hasil kelompok; bimbingan penyimpulan; dan refleksi. Secara lebih lengkap, berikut langkah-langkah sistematisnya: • Guru menyuruh menyiapkan skenario yang akan ditampilkan;
  • 27. • Guru menunjuk beberapa siswa untuk memelajari skenario yang sudah dipersiapkan dalam beberapa hari sebelum kegiatan belajar-mengajar; • Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya lima orang; • Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai; • Guru memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan scenario yang sudah dipersiapkan; • Setiap siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan; • Setelah selesai ditampilkan, setiap siswa diberikan lembar kerja untuk membahas penampilan kelompok masing-masing; • Setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya; • Guru memberikan kesimpulan secara umum; • Evaluasi; • Penutup. f. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Role play Banyak kelebihan yang dimiliki model pembelajaran teknik Role play. Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya : 1) Menarik perhatian siswa karena masalah-masalah sosial berguna bagi mereka; 2) Bagi siswa; berperan seperti orang lain, ia dapat merasakan perasaan orang lain; mengakui pendapat orang lain itu; saling pengertian; tenggang rasa; toleransi;
  • 28. 3) Melatih siswa untuk mendesain penemuan; 4) Berpikir dan bertindak kreatif; 5) Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan; 6) Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan; 7) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat; 8) Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya duniakerja (Djumingin,2011:175-176). 9) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh; 10) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.Disamping merupakan pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan; 11) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias; 12) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi (Santoso, 2011). Selain memiliki kelebihan, teknik Role play pun bukanlah model pembelajaran yang sempurna dan tentu memiliki kekurangan seperti halnya model pembelajaran lainnya. Kekurangan-kekurangan tersebut di antaranya: 1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya, Guru harus memahami betul langkah-langkah pelaksanaannya, jika tidak dapat mengacaukan pembelajaran;
  • 29. 2. Memerlukan alokasi waktu yang lebih lama (Djumingin, 2011: 175- 176). 3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan tertentu; 4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai (Santoso, 2011). B. Kerangka Pikir Penelitian Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan peneliti bahwa keterampilan berbicara (speaking skill) di kelas III SD Negeri Jimbe masih mengalami kesulitan dan tergolong rendah. Pembelajaran speaking skill yang selama ini terjadi masih mengalami beberapa hambatan sehingga menyebabkan rendahnya hasil pembelajaran tersebut. Bertolak dari permasalahan tersebut, diperlukan suatu tindakan pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play. Dengan teknik ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan speaking siswa kelas III SD Negeri Jimbe, dan pada kondisi akhir dari penelitian ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan keterampilan berbicara (speaking skill) mereka serta hasil belajar mereka menjadi meningkat setelah mendapat pembelajaran speaking dengan menggunakan teknik Role play. C. Hipotesis Tindakan
  • 30. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan berbicara (speaking skill) siswa kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran2013/2014 sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik atau disebut juga dengan penelitian kuantitatif. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Eksperimen itu dimaksudkan sebagai percobaan yang berati disini peneliti dapat memperoleh data yang meyakinkan mengenai efek dari teknik Role play dalam pembelajaran Speaking skill bagi kelas III SD
  • 31. Negeri Jimbe. Metode yang di gunakan adalah metode eksperimen. Dalam penelitian ini, desain eksperimen yang digunakan ialah desain pretest-posttest satu kelompok atau One Group Pretes-Postes Design (Sukmadinata,2005:2008). Skema desain tersebut tampak pada bagan berikut. Pretes (T1) Treatment (Perlakuan) Postes (T2) O1 X O2 Tabel 1. Pretes-Postes Satu Kelompok Keterangan: O1 = Tes Awal (Pretes) X = Perlakuan (Treatment) O2 = Tes Akhir (Postes) 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Jimbe, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo pada tanggal 21-23 Januari 2014. 4. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri Jimbe terdiri dari 23 siswa. 2. Sampel dan Teknik Sampling
  • 32. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Disini peneliti mengambil seluruh siswa kelas III yang berjumlah 23 siswa. Dikatakan sebagai sampel jenuh karena semua anggota populasi dijadikan sampel. 5. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument 1. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut: a) Metode Observasi Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang keadaan dan fasilitas yang ada, mengamati segala kejadian yang berhubungan dengan teknik Role Play, serta hal-hal yang dianggap perlu. b) Metode Dokumentasi Metode dokumentasi merupakan metode yang digunakan untuk mencari data seperti arsip, teori dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian. Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa jumlah dan nama-nama peserta didik serta hal-hal lain. c) Metode Tes
  • 33. Metode tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang lain untuk mengatur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu/ kelompok. 2. Instrument Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data (Arikunto, 2009: 134). Jenis-jenis instrumen penelitian antara lain: 1) tes; 2) angket/kuesioner; 3) wawancara; 4) skala bertingkat/rating; 5) dokumentasi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah soal yang dibuat untuk mengukur perbedaan hasil belajar siswa yang diajar setelah menggunakan teknik Role Play. 3. Kriteria Penelitian Kriteria dalam penilaian ini yaitu semua yang berkaitan dengan teknik Role play dan yang berkaitan dengan pembelajaran speaking skill. 6. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan untuk memperoleh nilai hitung berupa mean perbedaan nilai pretest dan postest. Rumu s yang digunakan ialah sebagai berikut:
  • 34. Keterangan : t = Mean dari perbedaan pretes dan postes xd = Deviasi masing-masing subjek (d-Md Σx²d = Jumlah kuadrat deviasi N = Subjek pada sampel d b = Ditentukan dengan N-1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tabel 2. Distribusi Perbedaan Rata-rata Pretes dan Postes Siswa Kelas III SD N Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014 No. Subjek (N) Pretes (X1) Postes (X2) Gain(d) (X2-X1) Xd (d-Md). X²d 1 20 20 0 0 0 2 25 30 5 1,5 1 3 25 30 5 1,5 1
  • 35. 4 35 35 0 0 0 5 25 30 5 1,5 1 6 15 25 10 6,5 36 7 30 30 0 0 0 8 35 35 0 0 0 9 30 35 5 1,5 1 10 20 20 0 0 0 11 35 35 0 0 0 12 40 45 5 1,5 1 13 35 40 5 0 0 14 10 10 0 0 0 15 15 20 5 1,5 1 16 25 30 5 1,5 1 17 20 25 5 1,5 1 18 40 45 5 1,5 1 19 25 30 5 1,5 1 20 35 35 0 0 0 21 35 40 5 1,5 0 22 20 25 5 1,5 1 23 30 35 5 1,5 1 Σ N= 23 ΣX1= 625 ΣX2= 705 Σd= 80 Σx²d=48 X = ΣX:115 X 1 = 5,4 X 2 = 6,2 Tabel 3. Data Frekuensi Nilai Speaking skill Siswa Kelas III SD N Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014 Pada Pretes dan Postes No Nilai Frekuensi Pretes Postes 1 10 0 2 2 9 5 2 3 8 4 6 4 7 1 4 5 6 4 4 6 5 9 5 Jumlah siswa 23 23 Siswa tuntas 10 16 Siswa tidak tuntas 13 7 Rata-rata 5,4 6,2 Ketuntasan klasikal 52,5 % 75%
  • 36. Dari table 3. Data Frekuensi Nilai Speaking skill Siswa Kelas III SD N Jimbe Pada Pretes dan Postes di atas dapat dibuat grafik pada gambar sebagai berikut. 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 6 7 8 9 10 Pretes Postes Gambar 1. Grafik Frekuensi Nilai Speaking skill Siswa Kelas III SD N Jimbe Tahun Ajaran 2013/2014 Pada Pretes dan Postes. B. Analisis Data 1. Mencari rata-rata (mean) hasil pretes dan postes : X 1 = X 2 =
  • 37. = = = 5,4 = 6,13 2. Mencari jumlah selisih (gain) perbedaan skor kedua tes (Σd) setiap kolom dengan cara nilai-nilai postes dikurangi nilai-nilai pretes (X2-X1) pada setiap lajur yang sama dan menjumlahkannya. Jumlah gain atau perbedaan skor kedua tes (Σd) diketahui sebesar 80. 3. Menghitung mean dari perbedaan pretes dengan postes atau mencari Md dengan rumus : Md = = Md =3,478 = 3,5 4. Menghitung deviasi masing-masing subjek atau xd (d-Md). 5. Menghitung jumlah kuadrat deviasi masingmasing subjek atau Σx²d. Setelah dijumlahkan diketahui Σx²d sebesar 48. 6. Menghitung nilai t untuk mengetahui signifikansi perbedaan nilai pretes dan postes serta pengujian hipotesis dengan rumus:
  • 38. C. Penafsiran Data Dengan membandingkan nilai t hitung (to) dengan harga kritik t (tt,) ternyata nilai hitung (to) lebih besar daripada harga kritik t (tt,) yaitu 2,02 < 11,36 > 2,70. Karena nilai to lebih besar daripada tt, maka kedua variabel pretes dan postes ada perbedaan, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan
  • 39. terhadap keterampilan berbicara (speaking skill) siswa kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran2013/2014 sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play. Dengan perkataan lain, hipotesis peneliti terbukti kebenarannya. D. Kesimpulan Hasil Pengujian Hipotesis Berdasarkan distribusi nilai, diketahui siswa yang mampu menguasai speaking skill sebelum menggunakan teknik Role play sebanyak 10 siswa, sedangkan yang tidak menguasai sebanyak 13 siswa. Distribusi nilai yang diperoleh adalah lima siswa memperoleh nilai 9; empat siswa memperoleh nilai 8; satu siswa memperoleh nilai 7; empat siswa memperoleh nilai 6; sembilan siswa memperoleh nilai 5; Nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 5,4. Dengan demikian, ada 52,5 % yang menguasai speaking skill dan 47,5 % yang tidak menguasai speaking skill dengan baik. Hal ini belum mencapai batas keberhasilan klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75 %. Sementara itu, (pada tabel.3 di atas) siswa yang menguasai speaking skill setelah menggunakan teknik Role play sebanyak 16 siswa, sedangkan yang tidak menguasai sebanyak 7 siswa. Distribusi nilai yang diperoleh adalah dua siswa memperoleh nilai 10; tiga siswa memperoleh nilai 9; enam siswa memperoleh nilai 8; empat siswa memperoleh nilai 7; empat siswa memperoleh nilai 6; lima siswa memperoleh nilai 5;. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 6,2. Dengan demikian, ada 75 % yang mampu menguasai speking skill dan 25 % yang tidak menguasai speaking skill dengan baik.
  • 40. Dengan demikian, hasil postes telah mencapai batas keberhasilan klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75 %. Jumlah nilai postes sebesar 260 dengan nilai rata rata sebesar 6,2 dengan kategori cukup. Dengan demikian membuktikan bahwa hipotesis diterima, yaitu speaking skill siswa kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran 2013/2014 setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play cukup baik dengan nilai rata-rata 6,2. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menganalisis data secara statistik dengan uji t. Nilai hitung (to) diketahui sebesar 11,36. Dengan db 40 diketahui harga kritik “t” pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan (95%) adalah 2,02. Sedangkan harga kritik “t” pada taraf signifikansi 1% atau taraf kepercayaan 99% adalah 2,70. Nilai hitung (to) lebih besar daripada harga kritik t (tt,) yaitu 2,02 <11,36 >2,70. Karena itu, maka kedua variabel pretes dan postes ada perbedaan, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara (speaking skill) siswa kelas III SD Negeri Jimbe Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran 2013/2014 sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik Role play. Dengan perkataan lain, hipotesis diterima karena terbukti kebenarannya. Dengan uraian di atas terlihat adanya perbedaan nilai dan kemampuan subjek penelitian dalam speaking skill. Secara umum, kemampuan siswa
  • 41. dalam speaking skill sesudah mengikuti pembelajaran dengan mengunakan teknik Role play lebih baik dari pada sebelum menggunakan teknik Role play. Hal ini menunjukkan bahwa teknik Role play cukup efektif digunakan dalam pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) siswa. BAB V PENUTUP A. Simpulan
  • 42. Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan teknik Role play (bermain peran) dalam pembelajaran speaking skill pada siswa kelas III SD N Jimbe dapat disimpulkan bahwa : 1. Kemampuan speaking skill siswa kelas III SD Negeri Jimbe sebelum mengikuti pembelajaran speaking skill dengan menggunakan teknik Role play kurang baik dengan nilai rata-rata 5,4 . 2. Kemampuan speaking skill siswa kelas III SD Negeri Jimbe setelah mengukuti pembelajaran speaking skill dengan menggunakan teknik Role play cukup baik dengan nilai rata-rata 6,2. 3. Ada perbedaan yang signifikan kemampuan speaking skill siswa kelas III SD Negeri Jimbe sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan tenik Role play. Hal ini dibuktikan setelah nilai hitung (to) diketahui sebesar 11,36 dengan db 40 harga kritik “t” pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan (95%) adalah 2.02, sedangkan harga kritik “t” pada taraf signifikansi 1% atau taraf kepercayaan (99%) adalah 2,70. Ternyata, nilai hitung (to) lebih besar daripada harga kritik t (tt), yaitu 2,02<11,36>2,70. Karena itu, kedua variabel pretes dan postes ada perbedaan. Dengan kata lain, hipotesis diterima karena terbukti kebenarannya. B. Implikasi
  • 43. Penggunaan teknik Role play terbukti dapat memperbaiki nilai hasil belajar speaking skill siswa, karena bermain peran merupakan teknik pembelajaran sambil bermain yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar. Teknik bermain peran lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan teknik konvensional yang umumnya masih sering digunakan dalam pembelajaran speaking skill. Dikatakan efektif karena lebih menghemat waktu, hal ini disebabkan karena siswa dapat tampil praktik secara kelompok. Sedangkan dikatakan efisien dimungkinkan karena proses pembelajaran di sekolah dasar lebih banyak dilakukan bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diimplikasikan bahwa teknik Role play dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan acuan bagi guru dalam kegiatan pembelajaran keterampilan berbicara (speaking skill) siswa. Di samping itu, teknik pembelajaran ini dapat digunakan sebagai metode alternatif yang menyenangkan, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran keterampilan berbicara (speking skill) tingkat sekolah dasar. .. C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa : a. Siswa seharusnya memahami bahwa speaking skill merupakan hal penting yang harus dikuasai, untuk itu siswa perlu mengikuti
  • 44. pembelajaran speaking skill dengan penuh kesungguhan agar siswa memiliki keterampilan berbicara yang baik. b. Dengan adanya teknik Role play sebaiknya siswa dapat memanfaatkan dengan baik untuk bekerjasama dalam satu kelompok, baik dalam diskusi maupun bermain peran sehingga hasilnya dapat optimal. 2. Bagi guru : Guru kelas hendaknya menerapkan teknik Role play (bermain peran) dalam kegiatan belajar-mengajar, khususnya dalam pembelajaran speaking skill, karena teknik bermain peran lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan teknik konvensional yang umumnya masih sering digunakan dalam pembelajaran speaking skill. 3. Bagi sekolah: Peneliti menyarankan penggunaan teknik Role play sebagai teknik alternatif dalam pembelajaran speaking skill di kelas tinggi sekolah dasar. Penggunaan teknik Role play dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar speaking siswa sehingga sangat bermanfaat dalam meningkatkan hasil speaking skill bagi anak-anak usia sekolah dasar. DAFTAR PUSTAKA
  • 45. Siti Munifah, 2007. Quantitative Research Methodology. Ponorogo. STKIP PGRI M. Solahudin. 2008. Kiat-kiat Praktis Belajar Speaking . Jakarta. Diva Press. PT. Gramedia Pustaka Utama. Gillian Brown and George Yule.1983. Teaching the Spoken Language : An Approach Based on the Analysis of Conversational English. Australia: Cambridge University Press. Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Diknas. Ministry of National Education. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris. Jakarta. Depdiknas. Mulyadin, Taufik. 2012. “Bahasa Inggris dan Pembentukan Karakter Anak Sejak Dini”. (Online) http://pojokkangadin.blogspot.com/2012/02/bahasa-inggris-dan- pembentukan-karakter.html. Diakses 1 Januari 2014. Mardalis. 1989. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana S., D. 2001. Metode &amp; Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.