Dokumen tersebut membahas tentang transformasi Fourier untuk sinyal periodik dan aperiodik. Sinyal periodik direpresentasikan dalam bentuk deret Fourier diskrit sedangkan sinyal aperiodik direpresentasikan dalam bentuk integral Fourier kontinu. Transformasi Fourier digunakan untuk mengubah representasi sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi dan sebaliknya. Beberapa contoh soal penerapan transformasi Fourier untuk persamaan diferensial dan sistem linier time-invariant (LTI) disajikan beserta pen
Praktikum proses sampling and hold bertujuan untuk menggambarkan proses sampling sinyal analog dan menjelaskan fungsi kapasitor hold. Proses sampling dilakukan dengan mencacah sinyal secara berkala sesuai syarat Nyquist. Kapasitor hold berfungsi menyimpan nilai sinyal ter-sample selama periode hold sebelum dilakukan kuantisasi. Rangkaian sampling and hold terdiri dari buffer amplifier, switch, kapasitor hold, dan output buffer yang bekerja secara berkala unt
Dokumen tersebut membahas tentang transformasi Fourier untuk sinyal periodik dan aperiodik. Sinyal periodik direpresentasikan dalam bentuk deret Fourier diskrit sedangkan sinyal aperiodik direpresentasikan dalam bentuk integral Fourier kontinu. Transformasi Fourier digunakan untuk mengubah representasi sinyal dari domain waktu ke domain frekuensi dan sebaliknya. Beberapa contoh soal penerapan transformasi Fourier untuk persamaan diferensial dan sistem linier time-invariant (LTI) disajikan beserta pen
Praktikum proses sampling and hold bertujuan untuk menggambarkan proses sampling sinyal analog dan menjelaskan fungsi kapasitor hold. Proses sampling dilakukan dengan mencacah sinyal secara berkala sesuai syarat Nyquist. Kapasitor hold berfungsi menyimpan nilai sinyal ter-sample selama periode hold sebelum dilakukan kuantisasi. Rangkaian sampling and hold terdiri dari buffer amplifier, switch, kapasitor hold, dan output buffer yang bekerja secara berkala unt
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...Beny Nugraha
Dokumen ini membahas transformasi Fourier untuk beberapa fungsi dasar seperti fungsi impuls, cosinus, dan eksponensial. Fungsi impuls akan menghasilkan transformasi Fourier berupa fungsi impuls juga. Transformasi Fourier dari cosinus dapat dicari menggunakan rumus Euler. Transformasi Fourier fungsi eksponensial akan menghasilkan fungsi Dirac delta. Dokumen ini juga merangkum transformasi Fourier beberapa fungsi dasar dalam sebuah tabel.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian suara, komponen-komponen suara, jenis file suara, dan pengolahan suara digital. Suara merupakan fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda dan memiliki amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pengolahan suara digital meliputi proses konversi sinyal analog menjadi representasi digital melalui sampling, encoding, decoding, dan konversi kembali menjadi sinyal analog.
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritBeny Nugraha
Dokumen ini membahas tentang Discrete Fourier Transform (DFT) dan penggunaannya untuk analisis frekuensi sinyal waktu diskrit, filter digital, dan contoh soal aplikasi DFT untuk menghitung sinyal keluaran dari jaringan linier berdasarkan sinyal masukan dan respons impuls sistem.
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialPujiati Puu
Bab ini membahas tentang persamaan diferensial biasa dan penyelesaiannya menggunakan MATLAB. Persamaan diferensial biasa digunakan untuk memodelkan proses fisis dan kimia dinamis yang bergantung pada waktu atau jarak. Contoh penerapannya meliputi kinetika reaksi kimia, aliran fluida, dan pertumbuhan mikroorganisme."
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi video digital mulai dari pengertian, komponen, format file, teknik pengolahan, representasi sinyal, dan beberapa standar teknologi video digital."
Microstrip patch antennas are the most common form
of printed antennas. They became very popular due to their low
profile geometry, light weight and low cost. A Rectangular
Microstrip Patch Antenna with probe feed and substrate used is
Arlon AD260 has the relative permittivity of which is 2.6 is
designed and simulated using high frequency structure simulator
(HFSS). All the Parameters of this microsrip patch Antenna such
as bandwidth, S - parameter, Reflection loss and VSWR has been
found and plotted. The main objective of this work is to consider
the reactive loading effect on the patch and its effect towards the
improvement of the antenna characteristics, particularly the
radiation characteristics in principle plane (E and H) is
examined. As per theoretical approach reactive loading creates
either capacitive loading or inductive loading. Due to this effect
the antenna performance may be degraded or enhanced in terms
of efficiency, isolation, gain, impedance matching etc. The results
of this designed antenna are compared with the existing Micro
strip antenna
In this paper, novel applications of metamaterials
composite structure in antenna engineering has been considered.
Compared with the conventional materials, metamaterials
exhibits some specific features which are not found in
conventional materials. Some unique applications of these
composite structures as an antenna substrate, superstrate, feed
networks, phased array antennas, ground planes, antenna
radomes and struts invisibility have been discussed.
1. Dokumen ini membahas desain antena Wi-Fi menggunakan media seng untuk aplikasi hotspot. Antena didesain dengan mempertimbangkan perhitungan gain, beamwidth, dan pengukuran sinyal menggunakan NetStumbler.
2. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa penggunaan antena meningkatkan nilai RSL, SNR, dan mengurangi nilai loss. Gain antena terukur sebesar 4,02 dB dengan beamwidth 45,12 derajat.
3. Ant
1. Penelitian ini membandingkan penggunaan metode GPR dan geolistrik dalam menentukan geometri lapisan batubara.
2. Hasil uji coba skala laboratorium dan lapangan menunjukkan bahwa GPR mampu menentukan geometri lapisan batubara secara detail, termasuk ketebalan dan struktur yang miring, sedangkan geolistrik hanya dapat menentukan ketebalan lapisan secara kasar.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa GPR lebih ba
Implementation of Back-Propagation Neural Network using Scilab and its Conver...IJEEE
Artificial neural network has been widely used for solving non-linear complex tasks. With the development of computer technology, machine learning techniques are becoming good choice. The selection of the machine learning technique depends upon the viability for particular application. Most of the non-linear problems have been solved using back propagation based neural network. The training time of neural network is directly affected by convergence speed. Several efforts are done to improve the convergence speed of back propagation algorithm. This paper focuses on the implementation of back-propagation algorithm and an effort to improve its convergence speed. The algorithm is written in SCILAB. UCI standard data set is used for analysis purposes. Proposed modification in standard backpropagation algorithm provides substantial improvement in the convergence speed.
1. The document discusses radiation from a two-wire transmission line connected to an antenna. It explains how electric and magnetic fields are created between the conductors when a voltage is applied. Electromagnetic waves travel along the transmission line and enter the antenna.
2. When part of the antenna structure is removed, free space waves are formed by connecting the open ends of the electric field lines. The constant phase point of these waves moves outward at the speed of light.
3. Key terms related to antennas like radial power flow, radiation resistance, uniform current distribution, principle planes, beam width, polarization, effective aperture area, directive gain, power gain, and dual characteristics are defined in the document.
T- Shape Antenna Design for Microwave Band Applications IJEEE
The document summarizes the design and simulation of a T-shaped fractal microstrip patch antenna for microwave band applications. The antenna was designed using a fractal technique with a scaling factor of 1/3 at each iteration to achieve multiband operation. Simulation results showed resonances at 2.4 GHz, 6.8 GHz, 8 GHz, 10.8 GHz, 12.2 GHz and 15.4 GHz with bandwidths ranging from 230 MHz to 2 GHz. The antenna exhibited VSWR less than 2 and gain higher than other resonant frequencies at 2.4 GHz, 8 GHz and 15.4 GHz. The fractal antenna design achieved size reduction and multiband performance making it suitable for applications such as wireless communications.
FRACTAL ANTENNA FOR AEROSPACE NAVIGATIONrupleenkaur23
This document is a dissertation submitted by Rupleen Kaur for the partial fulfillment of the requirements for the award of Master of Technology degree in Electronics and Communication Engineering from Guru Nanak Dev University. The dissertation is on the design of a fractal microstrip patch antenna for aerospace navigation. It discusses the design and simulation of different fractal microstrip patch antenna configurations using HFSS software to achieve multiband operation for aerospace navigation applications. The simulated results of return loss, radiation pattern, gain and VSWR of the different antenna designs are presented and validated.
Dokumen tersebut membahas tentang sinyal sebagai fungsi waktu, termasuk definisi sinyal, klasifikasi sinyal berdasarkan waktu dan sifat matematikanya, serta contoh-contoh sinyal dasar seperti unit step dan unit impulse."
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tentang sinyal, termasuk jenis-jenis sinyal seperti sinyal kontinu, diskrit, periodik, sinusoidal, dan eksponensial. Juga dibahas tentang karakteristik sinyal seperti frekuensi, amplitudo, dan daya. Materi kuliah mata kuliah Pengolahan Sinyal I meliputi konsep sinyal, transformasi sinyal, sistem kontinu dan diskrit, respons impuls, dan transformasi Fourier.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip spektrofotometri UV-Vis yang menganalisis interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan molekul dalam larutan sampel untuk menentukan konsentrasinya secara kuantitatif berdasarkan hukum Lambert-Beer."
1. Dokumen ini merupakan laporan praktikum tentang percobaan interferensi gelombang mikro menggunakan celah ganda yang dilakukan oleh Ayu Shaleha dengan tujuan mengetahui prinsip interferensi celah ganda dan menghitung panjang gelombang mikro.
2. Percobaan melibatkan pengaturan alat celah ganda, transmitter, dan receiver untuk mengukur variasi intensitas cahaya pada berbagai sudut dan jarak celah.
3. Hasilnya men
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan dasar sinyal, termasuk perbedaan antara sinyal waktu kontinu dan diskrit, contoh sinyal seperti sinus, operasi dasar sinyal seperti atenuasi dan amplifikasi, serta soal latihan untuk dipecahkan secara analitis dan menggunakan Matlab.
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 6 - transformasi fourier sinyal waktu ...Beny Nugraha
Dokumen ini membahas transformasi Fourier untuk beberapa fungsi dasar seperti fungsi impuls, cosinus, dan eksponensial. Fungsi impuls akan menghasilkan transformasi Fourier berupa fungsi impuls juga. Transformasi Fourier dari cosinus dapat dicari menggunakan rumus Euler. Transformasi Fourier fungsi eksponensial akan menghasilkan fungsi Dirac delta. Dokumen ini juga merangkum transformasi Fourier beberapa fungsi dasar dalam sebuah tabel.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian suara, komponen-komponen suara, jenis file suara, dan pengolahan suara digital. Suara merupakan fenomena fisik yang dihasilkan oleh getaran benda dan memiliki amplitudo yang berubah secara kontinyu terhadap waktu. Pengolahan suara digital meliputi proses konversi sinyal analog menjadi representasi digital melalui sampling, encoding, decoding, dan konversi kembali menjadi sinyal analog.
Pengolahan Sinyal Digital - Slide week 7 - DFT urutan waktu diskritBeny Nugraha
Dokumen ini membahas tentang Discrete Fourier Transform (DFT) dan penggunaannya untuk analisis frekuensi sinyal waktu diskrit, filter digital, dan contoh soal aplikasi DFT untuk menghitung sinyal keluaran dari jaringan linier berdasarkan sinyal masukan dan respons impuls sistem.
Bab 7-penyelesaian-persamaan-diferensialPujiati Puu
Bab ini membahas tentang persamaan diferensial biasa dan penyelesaiannya menggunakan MATLAB. Persamaan diferensial biasa digunakan untuk memodelkan proses fisis dan kimia dinamis yang bergantung pada waktu atau jarak. Contoh penerapannya meliputi kinetika reaksi kimia, aliran fluida, dan pertumbuhan mikroorganisme."
Dokumen tersebut membahas tentang teknologi video digital mulai dari pengertian, komponen, format file, teknik pengolahan, representasi sinyal, dan beberapa standar teknologi video digital."
Microstrip patch antennas are the most common form
of printed antennas. They became very popular due to their low
profile geometry, light weight and low cost. A Rectangular
Microstrip Patch Antenna with probe feed and substrate used is
Arlon AD260 has the relative permittivity of which is 2.6 is
designed and simulated using high frequency structure simulator
(HFSS). All the Parameters of this microsrip patch Antenna such
as bandwidth, S - parameter, Reflection loss and VSWR has been
found and plotted. The main objective of this work is to consider
the reactive loading effect on the patch and its effect towards the
improvement of the antenna characteristics, particularly the
radiation characteristics in principle plane (E and H) is
examined. As per theoretical approach reactive loading creates
either capacitive loading or inductive loading. Due to this effect
the antenna performance may be degraded or enhanced in terms
of efficiency, isolation, gain, impedance matching etc. The results
of this designed antenna are compared with the existing Micro
strip antenna
In this paper, novel applications of metamaterials
composite structure in antenna engineering has been considered.
Compared with the conventional materials, metamaterials
exhibits some specific features which are not found in
conventional materials. Some unique applications of these
composite structures as an antenna substrate, superstrate, feed
networks, phased array antennas, ground planes, antenna
radomes and struts invisibility have been discussed.
1. Dokumen ini membahas desain antena Wi-Fi menggunakan media seng untuk aplikasi hotspot. Antena didesain dengan mempertimbangkan perhitungan gain, beamwidth, dan pengukuran sinyal menggunakan NetStumbler.
2. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa penggunaan antena meningkatkan nilai RSL, SNR, dan mengurangi nilai loss. Gain antena terukur sebesar 4,02 dB dengan beamwidth 45,12 derajat.
3. Ant
1. Penelitian ini membandingkan penggunaan metode GPR dan geolistrik dalam menentukan geometri lapisan batubara.
2. Hasil uji coba skala laboratorium dan lapangan menunjukkan bahwa GPR mampu menentukan geometri lapisan batubara secara detail, termasuk ketebalan dan struktur yang miring, sedangkan geolistrik hanya dapat menentukan ketebalan lapisan secara kasar.
3. Penelitian ini menunjukkan bahwa GPR lebih ba
Implementation of Back-Propagation Neural Network using Scilab and its Conver...IJEEE
Artificial neural network has been widely used for solving non-linear complex tasks. With the development of computer technology, machine learning techniques are becoming good choice. The selection of the machine learning technique depends upon the viability for particular application. Most of the non-linear problems have been solved using back propagation based neural network. The training time of neural network is directly affected by convergence speed. Several efforts are done to improve the convergence speed of back propagation algorithm. This paper focuses on the implementation of back-propagation algorithm and an effort to improve its convergence speed. The algorithm is written in SCILAB. UCI standard data set is used for analysis purposes. Proposed modification in standard backpropagation algorithm provides substantial improvement in the convergence speed.
1. The document discusses radiation from a two-wire transmission line connected to an antenna. It explains how electric and magnetic fields are created between the conductors when a voltage is applied. Electromagnetic waves travel along the transmission line and enter the antenna.
2. When part of the antenna structure is removed, free space waves are formed by connecting the open ends of the electric field lines. The constant phase point of these waves moves outward at the speed of light.
3. Key terms related to antennas like radial power flow, radiation resistance, uniform current distribution, principle planes, beam width, polarization, effective aperture area, directive gain, power gain, and dual characteristics are defined in the document.
T- Shape Antenna Design for Microwave Band Applications IJEEE
The document summarizes the design and simulation of a T-shaped fractal microstrip patch antenna for microwave band applications. The antenna was designed using a fractal technique with a scaling factor of 1/3 at each iteration to achieve multiband operation. Simulation results showed resonances at 2.4 GHz, 6.8 GHz, 8 GHz, 10.8 GHz, 12.2 GHz and 15.4 GHz with bandwidths ranging from 230 MHz to 2 GHz. The antenna exhibited VSWR less than 2 and gain higher than other resonant frequencies at 2.4 GHz, 8 GHz and 15.4 GHz. The fractal antenna design achieved size reduction and multiband performance making it suitable for applications such as wireless communications.
FRACTAL ANTENNA FOR AEROSPACE NAVIGATIONrupleenkaur23
This document is a dissertation submitted by Rupleen Kaur for the partial fulfillment of the requirements for the award of Master of Technology degree in Electronics and Communication Engineering from Guru Nanak Dev University. The dissertation is on the design of a fractal microstrip patch antenna for aerospace navigation. It discusses the design and simulation of different fractal microstrip patch antenna configurations using HFSS software to achieve multiband operation for aerospace navigation applications. The simulated results of return loss, radiation pattern, gain and VSWR of the different antenna designs are presented and validated.
Dokumen tersebut membahas tentang sinyal sebagai fungsi waktu, termasuk definisi sinyal, klasifikasi sinyal berdasarkan waktu dan sifat matematikanya, serta contoh-contoh sinyal dasar seperti unit step dan unit impulse."
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tentang sinyal, termasuk jenis-jenis sinyal seperti sinyal kontinu, diskrit, periodik, sinusoidal, dan eksponensial. Juga dibahas tentang karakteristik sinyal seperti frekuensi, amplitudo, dan daya. Materi kuliah mata kuliah Pengolahan Sinyal I meliputi konsep sinyal, transformasi sinyal, sistem kontinu dan diskrit, respons impuls, dan transformasi Fourier.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip spektrofotometri UV-Vis yang menganalisis interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan molekul dalam larutan sampel untuk menentukan konsentrasinya secara kuantitatif berdasarkan hukum Lambert-Beer."
1. Dokumen ini merupakan laporan praktikum tentang percobaan interferensi gelombang mikro menggunakan celah ganda yang dilakukan oleh Ayu Shaleha dengan tujuan mengetahui prinsip interferensi celah ganda dan menghitung panjang gelombang mikro.
2. Percobaan melibatkan pengaturan alat celah ganda, transmitter, dan receiver untuk mengukur variasi intensitas cahaya pada berbagai sudut dan jarak celah.
3. Hasilnya men
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan dasar sinyal, termasuk perbedaan antara sinyal waktu kontinu dan diskrit, contoh sinyal seperti sinus, operasi dasar sinyal seperti atenuasi dan amplifikasi, serta soal latihan untuk dipecahkan secara analitis dan menggunakan Matlab.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan dasar sinyal, termasuk perbedaan antara sinyal waktu kontinu dan diskrit, contoh sinyal waktu kontinu seperti fungsi step, ramp, impulse, dan periodik, serta contoh sinyal waktu diskrit seperti sekuen konstan, impulse, unit step, dan sinusoida diskrit. Dokumen ini juga menjelaskan operasi dasar pada sinyal seperti atenusi, amplifikasi, delay, penjumlahan, dan perkalian.
Laporan praktikum ini membahas percobaan mengenai function generator. Tujuannya adalah mengenal bagian-bagian dan fungsi function generator serta menyelidiki hubungan antara frekuensi dengan bentuk gelombang yang dihasilkan. Percobaan dilakukan dengan mengatur frekuensi pada function generator dan mengamati bentuk gelombang pada osiloskop. Hasilnya menunjukkan semakin besar frekuensi, gelombang akan semakin rapat.
Modul ini membahas tentang pembangkitan sinyal digital menggunakan MATLAB, meliputi pembangkitan sinyal sinus, langkah, eksponensial, acak, dan suara. Langkah-langkahnya meliputi definisi persamaan matematika setiap sinyal, contoh kode MATLAB, dan penjelasan hasil plot. Modul ini juga mendemonstrasikan kombinasi beberapa sinyal dan pembangkitan nada dasar piano.
Alat ukur listrik seperti osiloskop, multimeter, dan audiogenerator digunakan untuk mengukur periode, frekuensi, tegangan, dan hambatan. Osiloskop dapat mengukur sifat gelombang listrik seperti sinus, persegi, dan hubungannya dengan waktu, sedangkan multimeter dan audiogenerator digunakan untuk mengukur tegangan dan menghasilkan gelombang acuan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep gelombang bunyi dan penerimaan bunyi. Terdapat beberapa kompetensi dasar seperti mengidentifikasi besaran-besaran pada gelombang bunyi, menghitung intensitas bunyi, dan menjelaskan efek Doppler. Juga dibahas mengenai penggunaan gelombang ultrasonik dalam bidang kedokteran dan cara melakukan tes untuk mengetahui jenis tuli.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang gelombang fisika, termasuk definisi gelombang, jenis-jenis gelombang (transversal, longitudinal, berjalan, stasioner), sifat-sifat gelombang (pemantulan, interferensi), dan contoh soal latihan tentang gelombang.
1. 1
Abstrak—Kanal multipath dalam propagasi sinyal akustik
bawah air sangat mempengaruhi performansi detektor klasik
seperti match filter karena kondisi kanal tersebut merupakan hal
yang merugikan dan harus diminimalisir. Namun, metode time-
reversal dapat menjadikan efek multipath sebagai hal yang
positif dan dibutuhkan sebagai penguat kinerja deteksi. Pada
pemrosesan sinyal dengan time-reversal, sinyal yang dideteksi
pada medium dengan tingkat persebaran (scattering) tinggi
seperti sinyal akustik bawah air direkam kemudian dikirimkan
dalam keadaan terbalik dalam domain waktu (time-reversed).
Dari sinyal yang ditangkap, diambil dua hipotesis keadaan,
kemudian penurunan persamaan dalam menentukan
performansi dari propagasi sinyal akustik dalam kanal
multipath. Berdasarkan probabilitas false-alarm (PFA) yang
bernilai konstan, dapat ditentukan hubungan antara probabilitas
deteksi (PD) dengan Signal-to-Noise Ratio (SNR) yang berbeda
serta banyaknya multipath yang terdeteksi akan ditelaah secara
rinci. Kesimpulannya mengandung dua poin yaitu nilai
performansi deteksi menjadi lebih tinggi saat nilai SNR semakin
tinggi, dan banyaknya jumlah multipath yang terdeteksi akan
menaikkan nilai performansi pula. Sinyal terdeteksi akan diolah
secara time-reversal dalam domain waktu dan frekuensi.
Hasilnya menunjukkan bahwa time-reversal mampu secara
adaptif memodifikasi sinyal terdistorsi pada kanal multipath,
terutama untuk sinyal dengan nilai SNR yang rendah dibawah
nol.
Kata Kunci— time-reversal pasif, teori statistik, kanal
multipath, SNR.
I. PENDAHULUAN
ndonesia merupakan negara maritim yang sebagian besar
wilayahnya berupa lautan dan perairan. Dua per tiga
wilayah Indonesia terdiri dari laut dengan luas kira-kira
5.800.000 km2
. Luasnya perairan di Indonesia tentunya
memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan baik dalam
hal pertambangan, perikanan, pariwisata, militer, dan
sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai penelitian
agar dapat menggali berbagai potensi dalam dunia bawah air.
Teknologi bawah air yang semakin canggih menuntut
ilmuwan dan akademisi untuk meneliti lebih dalam penerapan
dan aplikasi apa saja yang dapat digunakan untuk menggali
potensi kelautan. Hal ini yang mendorong penulis untuk
mengambil topik underwater acoustic.
Salah satu topik yang diminati dalam penelitian underwater
acoustic adalah teknologi dalam mendeteksi keberadaan suatu
sumber baik sumber aktif maupun sumber pasif. Sumber aktif
merupakan sumber yang mengirimkan sinyal dengan sengaja
yang telah diketahui karakteristiknya, sedangkan sumber pasif
merupakan sumber yang berupa objek pasif namun dapat
terdeteksi akibat aktifitasnya terhadap medium air sehingga
mengirimkan sinyal akustik dengan karakteristik tertentu yang
belum diketahui contohnya seperti keberadaan kapal selam,
binatang laut yang mengeluarkan suara ultrasonik bawah air,
dll.
Keberadaan suatu benda dalam air dapat dideteksi dari
pancaran sinyal akustik akibat benda tersebut. Pancaran yang
ditimbulkan mengalir dalam bentuk flow noise sehingga dapat
dideteksi pergerakan gelombangnya dalam variabel frekuensi,
gain, kecepatan dan tekanan didalamnya. Dalam mendeteksi
keberadaan sumber tersebut terdapat berbagai macam metode.
Disini, metode yang digunakan adalah time-reversal. Metode
ini paling akurat dalam mendeteksi keberadaan sumber akustik
sehingga tidak hanya digunakan untuk deteksi tapi lebih sering
digunakan untuk komunikasi bawah air.
Tugas akhir ini membahas tentang teori deteksi sumber
pasif menggunakan detektor mikrofon tunggal yang diproses
secara time-reversal. Teknik time-reversal sebenarnya bukan
merupakan metode yang baru. Namun, pembahasan yang lebih
mendalam tentang teori deteksi sumber pasif yang masih
kurang dibahas secara mendalam.
II. PRINSIP DETEKSI SUMBER PASIF TIME-REVERSAL
Sesuai dengan definisi dari time-reversal, array penerima
sinyal harus mono-statis karena kanal dalam daerah propagasi
mengandung dua sistem yaitu penerimaan dan pengiriman.
Pada prinsip deteksi passive time reversal proses penerimaan
sinyal dan pengiriman kembali yang dilakukan oleh
hydrophone hanya diselesaikan pada proses matematis yaitu
membuat kanal buatan dengan menggunakan langkah
komputasi. Dapat diasumsikan bahwa kanal buatan dibentuk
dari bagian sinyal yang ditangkap, dimana kanal П adalah
bentukan dari kanal I pada gambar 1.
s(t) adalah sinyal sumber, y(t) adalah sinyal yang ditangkap
oleh hydrophone, x(t) adalah sinyal sumber yang diteliti. w(t)
adalah noise yang ditambahkan dalam sistem. Diasumsikan
bahwa fungsi impuls respon dari kanal I dan П adalah h(t),
maka dapat dimodelkan secara matematis seperti persamaan 1.
Untuk memodelkan proses time-reversal disini
menggunakan analisa matematis dengan cara menurunkan
persamaan yang ada pada referensi. Pemodelan dilakukan
dengan asumsi menggunakan detektor mikrofon tunggal.
PERFORMANSI DETEKSI SUMBER AKUSTIK
BAWAH AIR MENGGUNAKAN METODE TIME-
REVERSAL
Mochamad Faizal, Wirawan, Endang Widjiati
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
I
2. 2
Sinyal yang ditangkap kemudian direkam dan seakan-akan
dikirimkan kembali setelah dilakukan time-reversed yaitu
dalam keadaan sinyal terbalik dalam fungsi waktu
Gambar 1.
Proses deteksi sinyal menggunakan passive time reversal
( ) = ( ) ∗ ℎ( ) + ( ) (1)
( ) = (− ) ∗ ℎ( ) (2)
( ) = (− ) ∗ ℎ(− ) ∗ ℎ( ) + (− ) ∗ ℎ( ) (3)
( ) = ∗( ) • | ( )| + ( ) • ( ) (4)
Time-reversal dapat dinyatakan sebagai phase
conjugation sehingga secara tidak langsung frekuensi
gelombang dapat menghasilkan informasi dalam bentuk fase.
Maka, X( ) adalah:
( ) = ∗( ) • | ( )| + ( ) • ( ) (5)
Dimana, ( ) adalah transformasi fourier dari h(t) dan
persamaan ∗( ) • | ( )| dari persamaan (4) merupakan
bagian dari sinyal. Dalam kenyataannya, cara ini lebih mudah
dalam mendeteksi frekuensi dari sumber melalui transformasi
FFT setelah proses time-reversal dibandingkan dengan
menggunakan ( ) ∙ ( ) dalam persamaan ( ).
Dalam proses pengolahan sinyal dengan Passive time
reversal terdapat sinyal sumber dan noise tambahan. Hal ini
menyebabkan analisa performansi deteksi tersebut dipengaruhi
oleh SNR. Jika kanal propagasi adalah h(t) yang mengandung
beberapa komponen faktor (multipath channel)
ℎ( ) = δ(t − ) (6)
adalah koefisien attenuasi dan adalah parameter delay
dalam path sejumlah i. N merepresentasikan jumlah multipath
dari kanal propagasi. Efek multipath diasumsikan karena
adanya pantulan sinyal akibat permukaan dan dasar perairan
ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2. Skema multipath kanal bawah air
III. PROSES MATEMATIS PERFORMANSI DETEKSI
DENGAN METODE TIME-REVERSAL
Proses deteksi diambil dua hipotesis dasar yaitu keadaan
tidak ada objek yang terdeksi (H0) dan keadaan adanya objek
yang dideteksi (H1). Disini akan didapatkan grafik probabilitas
deteksi terhadap Signal to Noise Ratio (SNR) dengan variasi
probabilitas false-alarm.
Penurunan persamaan deteksi hidrofon tunggal time-
reversal diawali dengan pemahaman teori model statistik.
Dengan mengambil metode deteksi sumber pasif, suatu sinyal
akustik acak yang dianalisa dalam teori model statistik.
Analisis dilakukan dengan cara membangkitkan sinyal
objek dan sinyal noise dengan asumsi sinyal objek dan noise
sama-sama merupakan sinyal random terdistribusi Gaussian.
Sinyal objek asumsi nilai rata-rata nol dan variansi sinyal
random adalah , begitu pula nilai rata-rata noise nol dan
variansi sinyal . Sinyal objek dinotasikan s(n)~N(0, ) ,
sinyal noise dinotasikan w(n)~N(0, ) keduanya merupakan
sinyal independen satu sama lain.
Dalam persamaan (2.19) muncul indikasi bahwa pada pasif
time-reversal untuk mencocokkan kanal propagasi melalui
konvolusi sumber sinyal dan respon kanal dua kali. Oleh
karena itu deteksi time-reversal hidrofon tunggal fokus pada
hubungan antara probabilitas deteksi dan signal-to-noise rasio
serta jumlah path.
Diawali dengan dualisme hipotesis, merepresentasikan
tidak ada objek terdeteksi dan merepresentasikan terdapat
objek yang terdeteksi:
: ( ) = (− ) ∗ ℎ( ) (7)
: ( ) = (− ) ∗ ℎ(− ) ∗ ℎ( ) + (− ) ∗ ℎ( ) (8)
Dengan mensubstitusikan kanal h(n) yaitu kanal
: ( ) = (− + ) (9)
: ( ) = (− + )
+ (− + ) (10)
Dimana, = − , s dan t merupakan urutan multipath.
Untuk mengurangi kesalahan penilaian dan meningkatkan
kualitas deteksi, proses mengadopsi Q deteksi kali sesuai
dengan variasi nilai observasi. Maka probabilitas ,
masing-masing adalah:
( | ) =
1
2πBδ
× exp −
1
2 δ
( ) (11)
3. 3
( | ) =
1
2π Aδ + Bδ
× exp −
1
2 δ + δ
( ) (12)
Dimana,
= (13)
= (14)
Ditentukan logaritma natural dari fungsi rasio likelihood
adalah ( ):
( ) =
2
δ
δ + Bδ
+
1
δ
−
1
δ + Bδ
( ) (15)
nggunakan energi dari sinyal yang diterima menentukan
keputusan berdasarkan persamaan :
( ) = ( ) >
< (16)
Dimana,
=
δ
δ
δ + Bδ ( ) −
2
δ
δ + Bδ
(17)
Untuk mendapatkan probabilitas false-alarm dan
probabilitas deteksi, perlu dipahami probabilitas right-tail dari
variabel random. Maka,
:
( )
δ
~ (18)
:
( )
δ + Bδ
~ (19)
Sehingga persamaan probabilitas false-alarm ( ) dan
probabilitas deteksi ( ) menjadi :
= ( ( ) > ; ) =
( )
Bδ
>
Bδ
;
=
Bδ
(20)
= ( ( ) > ; ) =
B δ + Bδ
(21)
IV. SIMULASI
Diasumsikan nilai Q=25, dan dalam kondisi ideal tidak ada
efek atenuasi yang diakibatkan oleh kanal perairan. Dianggap
nilai = = 1, ( , = 1,2,3,… . ). Dengan ditentukannya
nilai konstanta probabilitas false-alarm, dapat diambil
hubungan antara probabilitas deteksi dengan signal-to-noise
ratio ditunjukkan pada gambar 3
Gambar 3. Hubungan antara SNR dan probabilitas deteksi
dengan variasi probabilitas false-alarm
Dari gambar 3, dapat dilihat bahwa . ketika SNR
bernilai 5 dB, probabilitas deteksi bernilai sekitar 1, hal ini
dapat dianggap sebagai penyebab keberadaan channel impulse
response. Karena pengaruh multipath, efeknya lebih bagus
karena adanya superposisi selama proses propagasi pada
asumsi ideal, membawa peningkatan probabilitas deteksi.
Gambar 4. Probabilitas deteksi berdasarkan banyaknya path
Hubungan antara SNR dan probabilitas deteksi dengan
jumlah path yang terdeteksi ditunjukkan pada gambar 4 pada
saat probabilitas false-alarm bernilai 0.01. dengan SNR yang
sama, probabilitas deteksi melebihi 0.8 ketika SNR -20 dB
4. 4
begitupula saat jumlah path meningkat menjadi 12. Ini
membuktikan kelebihan dari time-reversal dalam propagasi
yang terdapat efek multi-path. Time-reversal menggunakan
efek multipath dalam propagasi untuk mencocokkan kanal,
sesuai prinsip pertama masuk keluar terakhir, yaitu
mengkompensasi delay propagasi yang berbeda dari setiap
path dan membuat setiap gelombang yang berbeda
disuperposisikan oleh fase yang sama, untuk memperkuat
energi gelombang gema agar akhirnya mencapai deteksi target
yang valid.
V. SIMULASI SINYALDETEKSI
Dalam uji coba deteksi sinyal dengan time-reversal,
diberikan sinyal Hyperbolic FM. Gambar 4.3 (a) merupakan
sinyal y(t) yang direkam oleh detektor dengan SNR = -3 dB.
Untuk membuat analisis waktu-frekuensi digunakan short time
fourier transform sehingga didapatkan gambar 4.3 (b).
Transduser mengadopsi time-reversal untuk mengubah urutan
penerimaan sinyal, dan kemudian dipancarkan kembali ke
model kanal propagasi melalui simulasi komputer. Analisis
waktu-frekuensi ditunjukkan pada gambar 4.4.
Gambar 5(a) Domain waktu sinyal y(t) dengan SNR=-3dB
Gambar 5(b) Analisis waktu-frekuensi y(t) dengan SNR=-3dB
Gambar 6(a) Domain waktu sinyal x(t) dengan SNR=-3dB
Gambar 6(b) Analisis waktu-frekuensi x(t) dengan SNR=-3dB
Gambar 7(a) Domain waktu sinyal y(t) dengan SNR=-10dB
Gambar 7(b) Analisis waktu-frekuensi y(t) dengan SNR=-10
dB
Gambar 8(a) Domain waktu sinyal x(t) dengan SNR=-10dB
5. 5
Gambar 8(b) Analisis waktu-frekuensi x(t) dengan SNR=-
10dB
Jika rasio SNR turun menjadi-10dB, y(t) dan x(t) masing-
masing ditunjukkan pada gambar 7 dan 8. Sinyal penerimaan
y(t) yang disebabkan oleh saluran kanal multipath menjadi
semakin samar dan kualitas deteksi semakin buruk. Setelah
proses time-reversal, energi x(t) terdistribusi di daerah tertentu
seperti yang ditunjukkan dalam gambar 6 (b), dan karakteristik
frekuensi tetap pada range 6K ~ 8K seperti yang ditunjukkan
pada gambar 8 (b).
Ketika rasio SNR turun menjadi-10dB, karakteristik energi
x(t) berubah banyak karena kanal multipath membagi energi
sinyal menjadi beberapa bagian seperti pada gambar 7 (b)
dibandingkan dengan sumber sinyal. Bahkan time-reversal
tetap mengubah posisi beberapa bagian milik sinyal untuk
dijumlahkan bersama-sama dalam fase yang sama, dan
gambar 8 (b) terlihat efeknya yang begitu besar pada analisis
waktu-frekuensi.
VI. SIMPULAN
Setelah melakukan analisis terhadap hasil simulasi
deteksi sumber akustik menggunakan time-reversal didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Studi performansi deteksi menggunakan pasif time-
reversal menunjukkan bahwa antara SNR dan jumlah
sinyal multipath yang terdeteksi memainkan peran yang
penting dalam performansi deteksi.
2. Dalam kondisi probabilitas false-alarm yang konstan,
probabilitas deteksi terbukti lebih tinggi ketika SNR
meningkat begitu pula dengan meningkatnya jumlah
channel multi-path.
3. Karena adanya multi-path channel, metode time-reversal
memiliki kelebihan dalam mendeteksi sinyal seperti yang
telah disebutkan pada gambar (4.1) dan (4.2) probabilitas
deteksi melebihi 0,8 sesuai dengan rasio SNR-5dB dengan
kondisi multi-path berjumlah 12.
4. Metode waktu-frekuensi HFM sebagai sumber sinyal
dipropagasikan dalam kanal multipath menjelaskan bahwa
time-reversal secara adaptif memperbaiki distorsi sinyal
yang disebabkan oleh multi-path efek dan besar energi
dalam area tertentu dari deteksi sinyal melalui posisi fase
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
[1] D. R. Jackson and D. R. Dowling, “Phase Conjugation in Underwater
Acoustics”, J. Acoust. Soc. Am., vol. 89, pp. 171–181, 1991.
[2] Etter, Paul C., (1996) Underwater Acoustic Modelling, 2nd edition.
Chapman & Hall. London.
[3] G. F. Edelmann, H. C. Song, Member, IEEE, S. Kim, W. S. Hodgkiss,
Member, IEEE, W. A. Kuperman, and T. Akal,” Underwater Acoustic
Communications Using Time Reversal”, IEEE J. Ocean. Eng., vol. 30,
pp. 4, Oct. 2005.
[4] J. M. F. Moura and Y. Jin, “Detection by time reversal: Single antenna,”
IEEE Trans. Signal Process., vol. 55, no. 1, pp. 187–201, Jan. 2007.M.
Fink, “Time Reversed Acoustics”, Phys. Today, vol. 50, no. 3, pp. 34–40,
Mar. 1997.
[5] Jensen, F.B., Kuperman, W.A., Porter, M.B. and Schmidt, H. (1994)
Computational Ocean Acoustics. American Institute of Physics, New
York. Chapter 1.
[6] M. Fink, “Time reversal of ultrasonic fields. Part I: Basic principles,”
IEEE Trans. Ultrason., Ferroelectr., Freq. Control, vol. 39, no. 5, pp.
555–566, Sep. 1992.
[7] M. H. Hayes, Statistical Digital Signal Processing and Modeling. New
York: Wiley, 1996.
[8] S. M. Kay, Fundamentals of Statistical Signal Processing, Volume 2:
Detection Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, 1998, pp. 200–
203.
[9] Widiarsono, Teguh, “Tutorial Praktis Belajar Matlab”, Jakarta:2005
BIODATA PENULIS
Mochamad Faizal dilahirkan di Surabaya, 21 April 1990.
Merupakan putra bungsu dari empat
bersaudara pasangan H. M. Abdillah
dan Hj. Chalimah. Lulus dari SDN
Margorejo I Surabaya tahun 2002
dan melanjutkan ke SMP Negeri 1
Surabaya. Kemudian melanjutkan
jenjang pendidikan ke SMAN 2
Surabaya pada tahun 2005 dan lulus
pada tahun 2008. Setelah
menamatkan SMA, penulis
melanjutkan studinya ke Jurusan Teknik Elektro Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya melalui jalur
SNMPTN pada tahun 2008. Pada bulan Januari 2013
penulis mengikuti seminar dan ujian Tugas Akhir di
Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik
Elektro FTI - ITS Surabaya sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro.