Dokumen tersebut membahas pandangan Barat terhadap Islam, khilafah, dan Hizbut Tahrir berdasarkan sumber-sumber Barat. Pandangan Barat didasarkan pada permusuhan agama dan peradaban terhadap Islam yang telah berlangsung lama. Mereka berusaha menghancurkan Islam melalui berbagai cara seperti menyebarkan perpecahan, mencegah pemerintahan Islam yang baik, dan mendukung Zionisme.
Ghazwul fikri sebuah langkah Yahudi dalam usaha mengalahkan kaum muslimin, GF disebut juga perang pemikiran mereka Yahudi berusaha mengaburkan makna Islam sesungguhnya. Menjauhkan umat Islam dari agamanya dan kitab al Qur'an yang menjadi pedoman hidup mereka, GF dilakukan melalui hoby, musik, olahraga dan gaya hidup
Ghazwul fikri sebuah langkah Yahudi dalam usaha mengalahkan kaum muslimin, GF disebut juga perang pemikiran mereka Yahudi berusaha mengaburkan makna Islam sesungguhnya. Menjauhkan umat Islam dari agamanya dan kitab al Qur'an yang menjadi pedoman hidup mereka, GF dilakukan melalui hoby, musik, olahraga dan gaya hidup
Semoga bermanfaat demi kelangsungan dakwah untuk menegakkan syariah dalam bingkai Khilafah, dalam rangka melanjutkan kehidupan Islam, Mari ciptakan peradaban Islam yang Cemerlang, Selamat Berjuang!
--Sebarkan--
Semoga bermanfaat demi kelangsungan dakwah untuk menegakkan syariah dalam bingkai Khilafah, dalam rangka melanjutkan kehidupan Islam, Mari ciptakan peradaban Islam yang Cemerlang, Selamat Berjuang!
--Sebarkan--
Teori ini dipaparkan oleh ilmuwan politik Samuel P. Huntington dalam pidatonya tahun 1992[1] di American Enterprise Institute, lalu dikembangkan dalam artikel Foreign Affairs tahun 1993 berjudul "The Clash of Civilizations", sebagai tanggapan atas buku karya mahasiswanya, Francis Fukuyama, berjudul The End of History and the Last Man (1992). Huntington kemudian mengembangkan tesisnya dalam buku The Clash of Civilizations and the Remaking of World Order (1996). Di Eropa, dekade ini dikenal sebagai perang dunia ideologi Islam versus Barat seperti ramalan Huntington. Banyak sekali artikel, video di YouTube beserta komentar2 di YouTube, dan tulisan2 ilmiah di internet yang bagaikan gempa bumi 8.0 skala Richter dan gelombang Tsunami bagi keyakinan agama, khususnya Islam.
sebagai seorang muslim dan terus diterjang perkembangan zaman. sudah seharusnya kita memperkuat pijakan, berpacu, menjaga persaudaraan dan terus menjalin tali kasih antar sesama. karena perkembangan menjadi bagian yang mutlak dan pasti mempunyai nilai pengaruh yang mendominasi kehidupan muslim bahkan seluruh manusia..
KAJIAN AKADEMIS: 23 STRATEGI BANGSA ARAB DALAM MENJAJAH AKAL BUDI BANGSA INDONESIA
Saat ini (2023) terjadi ramalan politik Samuel P. Huntington dalam artikelnya berjudul "The Clash of Civilizations" (1993), dengan inti sari : identitas budaya dan agama seseorang akan menjadi sumber konflik utama di dunia pasca Perang Dingin. Tujuan para cendekiawan non Islam (yang dianggap Kafir) dunia adalah memerangi ideologi politik dan bisnis bangsa Arab yang dikemas dalam agama Islam, jadi bukan memusuhi melainkan justru menyayangi Muslim dan berupaya membebaskan Muslim sedunia dari agama Islam yang dianggap tidak benar.
[Copas dengan sedikit update data. Penulis tak tercantum.] Dalam perang pemikiran dan politik musuh Islam menggunakan segenap tenaga dan upaya (jaringan birokrasi, media massa dan sebagainya), maka diperlukan lebih banyak lagi pasukan Islam yang bergerak di tengah umat untuk menyadarkan umat dari tidurnya yang panjang. Hanya melalui umat yang sadar saja bisa diharapkan kebangkitan umat yang hakiki berupa tegaknya kehidupan yang Islamy di bawah naungan Daulah Islamiyah.
Perang dunia peradaban antara dunia Barat melawan pemikiran Islam di Internet, beserta dampaknya di Indonesia. Ini adalah bukti terjadinya ramalan S Huntington tentang Clash of Civilization.
Cetusan oleh Sayyid Qutb mengenai salah faham terhadap Islam oleh yang belum muslim dan juga muslim sendiri. Apakah islam tu semakin ketinggalan dek zaman bertambah maju ? Dan juga pelbagai persoalan lain
Similar to Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2) (20)
Tetap kokoh menghadapi setiap makar yang mendistorsi khilafah atau melemahkan...
Islam, khilafah, dan hizbut tahrir dalam pandangan barat (2)
1. 7/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (2)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2009/09/07/islamkhilafah-dan-hizbut-tahrir-dalam-pandangan-barat-2/ 1/7
Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat
(2)
September 7th, 2009 by farid
ISLAM DI MATA BARAT
Inilah sikap yang telah diputuskan dan telah ditetapkan sejak dahulu dalam pemikiran Barat dan
akal para pemimpinnya. Sebuah sikap yang telah biasa dijalankan oleh orang-orang Barat dan
para pengiktunya dengan penuh keyakinan dan kepuasan, dengan penuh keinginan,
kesadaran, dan kesengajaan. Ini bukan perkara baru. Permusuhan terhadap kaum Muslim ini
akan tetap selalu terpendam dan terus tumbuh mengakar di dalam relung jiwa kaum kafir
semenjak Allah menuturkan karakter mereka di dalam Al-Quran;
“Dan Sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar. Padahal di sisi Allah-lah
(balasan) makar mereka itu. dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga
gunung-gunung dapat lenyap karenanya.(TQS. Ibrahim: 46)
Musuh-musuh itu telah dengan terang-terangan dalam permusuhan ini selam berabad-abad
lamanya. Karenanya ketika tentara mereka mengenakan pakaian perangnya dan datang untuk
menjajah negeri-negeri Islam, mereka berteriak dengan sekuat suaranya, “Ibuku, selesaikan-lah
sembahyangmu…, jangan engkau menangis…, tetapi tersenyum dan berharaplah…., aku
berangkat ke Tripoli… dengan penuh kegembiraan dan kesenangan… akan aku curahkan
darahku untuk memusnahkan umat terlaknat…akan aku perangi agama Islam….aku akan
berperang dengan sekuat tenaga demi menghapus al-Quran…”.
Barat telah membangun hubungan dengan kita di atas satu dasar; bahwa, perang Salib masih
terus berlangsung. Dengan demikian, permusuhan Barat terhadap dunia Arab dan Islam
sesungguhnya adalah permsuhan agama dan hadharah (peradaban) yang selama ini telah
mengakar di dalam jiwa kaum Barat dan para pendukungnya. Peperangan mereka atas kita itu
akan terus berlangsung agar raksasa Islam (yang mereka hatairkan itu) tidak muncul kembali.
Dalam bukunya, al-Islâm ‘alâ Muftaraq al-Thuruq, Muhammad Asad (Leopold
Weiss) mengatakan, “Kebencian ini sungguh selalu memenuhi jiwa bangsa Barat tiap kali
disebut kata Muslim. Hal ini telah merasuk ke dalam peribahasa-pribahasa mereka, sehingga
hal ini telah tertancap kuat kedalam hati setiap orang Eropa, laki-laki maupun wanita. Dan yang
lebih aneh lagi, semua ini masih terus hidup di dalam hati mereka meskipun telah berlangsung
masa-masa pergantian (tabaddul) tsaqâfah (kultur dan peradaban). Setelah itu, perasaan
keagamaan baru mulai memadam…Akan tetapi permusuhan terhadap Islam masih terus
berlangsung…Selanjutnya, sikap meremehkan yang telah mentradisi itu mulai merasuk dalam
bentuk faksionalis yang tidak rasional kedalam kajian-kajian ilmiah mereka. Sehingga,
2. 7/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (2)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2009/09/07/islamkhilafah-dan-hizbut-tahrir-dalam-pandangan-barat-2/ 2/7
meremehkan Islam adalah merupakan bagian fundamental dalam pemikiran Eropa”. Ini-lah
yang muncul dari lisan mereka. Padahal, apa yang tersimpan di dalam dada mereka jauh lebih
besar (wamâ tukhfî shudûruhum akbar).
Samuel Zwimmer, ketua organisasi missionaris dalam sebuah konfrensi kaum missionaris di
al-Qusd yang diselenggarakan pada tahun 1935 M, mengatakan “Tugas kaum missionaris
yang ditekankan kepada kalian oleh negara-negara Kristiani untuk dijalankan di negara-negara
Muhammad (Islam. peny) sesungguhnya bukan memasukkan kaum Muslim ke dalam agama
Kristen. Sebab, itu artinya memberikan petunjuk dan penghormatan kepada mereka. Akan
tetapi, tugas kalian adalah mengeluarkan kaum Muslim dari Islam-nya, sehingga ia tidak
memiliki hubungan lagi dengan Allah. Dengan demikian, mereka tidak akan ada lagi hubungan
dengan akhlak yang menjadi tonggak berdirinya umat dalam kehidupannya. Karena itu, dengan
aktifitas ini, kalian akan menjadi cikal-bakal terbukanya penjajahan di kerajaan-kerajaan Islam.
Sebab, kalian telah mempersiapkan semua pikiran mereka untuk ikut serta berjalan di jalan
yang kalian tempuh; yakni agar tidak kenal lagi dengan hubungannya dengan Allah dan tidak
memiliki keinginan lagi untuk mengenalnya. Dengan demikian, kalian telah mengeluarkan kaum
Muslim dari Islam, akan tetapi kalian tidak memasukkannya ke dalam agama Kristen
(Masîhiyah). Dan pada saat itulah, lahir generasi Islam yang sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh kaum penjajah; tidak pernah memperhatikan hal-hal yang besar, gemar
bersenang-senang, bermalas-malasan dan selalu ingin menuruti syahwatnya dengan berbagai
cara, sehingga syahwat itulah yang menjadi tujuan dalam kehidupannya. Jadi, jika mereka
belajar, tak lain adalah kerena syahwat, jika mereka mengumpulkan harta juga karena syahwat
dan jika menempati posisi yang tinggi lagi-lagi dalam jalan syahwat, mereka menjadi orang-
orang yang loyal untuk mengorbankan segalanya demi tercapainya syahwat. Wahai para
missionaris, tugas kalian akan benar-benar sampurna jika kalian mampu melaksanakan semua
ini”.
Dalam sebuah artikelnnya yang dipublikasikan dalam surat kabar al-‘Âlam al-Islâmy al-
Tabsyîriyah, Isaiah Bowman mengatakan, “Tidak pernah dijumpai sama sekali ada suatu
bangsa Kristiani yang telah masuk ke dalam Islam kemudian kembali menjadi Nasrani. Jadi,
Islam adalah satu-satunya bahaya yang menghadang keberlangsungan Zionisme dan Israel”.
Seorang missionaris, Takaly, mengatakan, “Kita harus menggunakan al-Quran. Sebab, al-
Quran adalah sebuah sejata yang paling ampuh yang ada di dalam Islam untuk melawan Islam
itu sendiri, sehingga kita benar-benar mampu menghancurkan Islam. Kita harus menjelaskan
kepada kaum Muslim bahwa sesungguhnya kebenaran yang ada di dalam al-Quran bukan
perkara baru, sementara, perkara baru yang ada di dalam al-Quran sesungguhnya bukan
perkara yang benar”.
Seorang missionaris lain, William Gifford Palgrave mengatakan, “Kapan jika al-Quran dan
kota Makkah telah tertutupi dari negeri-negeri Arab, ketika itulah kita akan dapat melihat
bangsa Arab masuk ke dalam hadhârah (peradaban) Barat dan menjauah dari Muhammad dan
3. 7/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (2)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2009/09/07/islamkhilafah-dan-hizbut-tahrir-dalam-pandangan-barat-2/ 3/7
kitabnya”.
Lawrence Brown mengatakan, “Islam-lah sesungguhnya satu-satunya tembok pertahanan
yang menghadang penjajahan Eropa”.
Mureaux Berger dalam bukunya, al-Âlam al-‘Araby al-Mu’âshir, mengatakan, “Ketakutan kita
terhadap bangsa Arab serta perhatian besar kita kepada umat Arab sesungguhnya tidak lahir
akibat adanya sumber minyak yang melimpah di sana. Tetapi, karena Islam”.
Gardner mengatakan, “Peperangan Salib sesungguhnya tidak untuk menyelamatkan al-Quds,
akan tetapi untuk menghancurkan Islam”.
Cardinal Port menegaskan, “Orang-orang Kristiani harus kerja sama dengan Yahudi untuk
menghancurkan Islam yang membebaskan bumi suci (al-Ardh al-Muqaddasah). (Nasyrah al-
Ta’âyusy al-Masybûh: Hal. 4)
Raja Louis kesembilan, raja Prancis yang tawan di Dâr Ibn Luqmân di al-Manshurah, dalam
sebuah dokumen yang tersimpan di Dâr al-Watsâ’iq al-Qaumiyah (Kantor Dokumen Nasional)
Paris mengatakan, “Sesungguhnya tidak mungkin dapat mengalahkan kaum Muslim melalui
peperangan. Akan tetapi, kita dapat mengalahkan mereka dengan melalui cara politik sebagai
berikut:
· Menyebarkan perpecahan diantara pemimpin kaum Muslim. Jika telah terjadi, dengan
semaksimal mungkin harus dilakukan sebuah tindakan-tindakan yang akan menjadikan
perpecahan itu semakin melebar. Sehingga hal ini menjadi faktor yang akan melemahkan
kaum Muslim.
· Mencegah berdirinya pemerintahan yang baik di negeri-negeri Islam dan Arab
· Menghancurkan sistem kepemerintahan di negeri-negeri Islam dengan suap, kerusakan dan
wanita. Sehingga pudarlah kaedah kehidupan mereka dari tujuan yang tingginya.
· Menghalangi lahirnya sebuah tentara yang percaya akan kewajibannya terhadap tanah air dan
yang rela berkorban demi ideologinya.
· Berusaha menghalangi berdirinya persatuan Arab di wilayah Arab.
· Berusaha mendirikan negara Barat di wilayah Arab yang membentang diantara Gaza selatan,
Antioch Utara kemudian mengarah ke Timur dan membentang sampai ke Barat.
Gibb (tokoh missionaris di Inggris) mengatakan, “Islam telah kehilangan dominasinya atas
kehidupan sosial kaum Muslim. Sementara, wilayah kekuasaannya semakin menyempit sedikit
demi sedikit hingga tinggal ritual-ritual yang amat sempit. Semua ini semakin beranjak
sampurna tanpa adanya sebuah kesadaran sedikitpun. Perkembangan itu kini telah benar-
4. 7/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (2)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2009/09/07/islamkhilafah-dan-hizbut-tahrir-dalam-pandangan-barat-2/ 4/7
benar jauh dan tidak mungkin akan kembali lagi. Akan tetapi, kesuksesan perkembangan ini
sangat tergantung dengan para tokoh dan pemimpin kaum Muslim, terlebih para pemudanya.
Semua itu tak lain adalah buah hasil kegiatan pendidikan dan tsaqafah libral”.
Orang-orang Inggris menyebut serangan militer mereka atas al-Quds pada saat perang dunia
pertama sebagai perang Salib. Patterson Schmidt, dalam bukunya, Hayât al-Masîh al-
Sya’biyah, mengatakan, “Selama itu perang Salib selalu membawa kegagalan. Akan tetapi
peristiwa besar telah terjadi setelah itu, yakni pada saat Inggris mengirimkan pasukan Salibnya
yang kedelapan. Pada kali ini telah benar-benar berhasil. Serangan Allenby atas al-Quds pada
saat perang dunia pertama adalah serangan pasukan Salib yang kedelapan sekaligus yang
terakhir. Oleh sebab itu, surat kabar Inggris menyebarkan foto Allenby dan di bawahnya tertulis
sebuah ungkapan Allenby pada saat menaklukkan al-Quds yang amat terkenal, “Pada hari ini-
lah, perang Salib telah usai”.
Berbagai surat kabar memberitakan bahwa ini bukan sikap Allenby saja, akan tetapi justru
seluruh sikap politik Inggris. Surat kabar-surat kabar itu menulis, “Lloyd George, menteri luar
negeri Inggris, di parlemen Inggris mengucapkan selamat kepada Jendral Allenby karena
memperoleh kemenangan dalam akhir sebuah pertempuran dari perang Salib yang disebut
oleh Lloyd George sebagai perang Salib yang kedelapan”.
Orang-orang Prancis juga tidak asing lagi dengan perang Salib. Sebab, hakekat agama kufur
adalah satu. Contohnya adalah Jendral Goro. Setelah mengalahkan pasukan Maysaloon di
luar kota Damaskus, ia langsung pergi menuju pusara Shalahuddin al-Ayyubi di masjid jâmi’ al-
Umawy dan menjejaknya dengan kakinya saraya mengatakan kepadanya, “Lihatlah, kami telah
kembali wahai Shalahuddin!”.
Gerakan Salib di Prancis ini dikuatkan oleh ungkapan Monsieur Beidou, menteri luar negeri
Prancis, ketika dikunjungi oleh sejumlah anggota parlemen Prancis dan memintanya untuk
membuat spesifikasi pertempuran yang terjadi di Marrakech. Monsieur mengatakan kepada
mereka, “Itu adalah sebuah pertempuran antara Bulan Sabit dan Salib”.
Orang-orang Yahudi yang terlaknat di setiap masa itu, pada saat pasukan Israel memasuki al-
Quds pada tahun 1967 M, pasukan perang itu langsung berkerumun di sekitar Tembok
Ratapan (al-hâith al-mabkâ) dan meneriakan bersama Moshe Dayan, “Ini-lah hari pembalasan
hari pertempuran Khaibar…Duhai dendam Khaibar”. Israel telah mengeksploitasi Gerakan
Salib Barat sehingga Barat mendukungnya dengan melakukan demonstrasi di Paris sebelum
perang tahun 1967 M dengan membawa banyak spanduk. Jean-Paul Sartre ikut berada di
bawah spanduk-spanduk itu. Pada spanduk-spanduk dan berbagai kotak sumbangan untuk
Israel itu tertuliskan “Bunuh Kaum Muslim!”.
Tentu saja semangat Pasukan Salib Barat menjadi berkobar-kobar. Masyarakat Prancis rela
menyumbangkan sebanyak satu milyar Frank selama empat hari saja untuk mendukung dan
5. 7/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (2)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2009/09/07/islamkhilafah-dan-hizbut-tahrir-dalam-pandangan-barat-2/ 5/7
memperkuat Zionisme yang terus menerus mengirim surat kepada Pasukan Salib Eropa di
wilayah itu, yakni untuk memerangi Islam dan memberangus kaum Muslim.
Dalam satu perkembangan, tak sekalipun tiupan kedengkian Pasukan Salib itu pernah
mengalami perbedaan dalam rentang waktu yang amat panjang. Eugene Rostow, kepala
bagian perencanaan pada kementerian luar negeri Amerika dan pembantu menteri luar negeri
Amerika sekaligus penasehat presiden Johnson untuk urusan Timur Tengah sampai pada
tahun 1967 M, mengatakan, “Kita harus mengetahui bahwa perbedaan yang ada diantara kita
dan bangsa-bangsa Arab bukanlah perbedaan antara negara atau bangsa. Akan tetapi,
merupakan perbedaan antara hadhârah (peradaban) Islam dan hadhârah (peradaban) Kristiani
(Masîhiyah). Sebab, pertempuran antara Islam dan Kristen sesungguhnya terus berdarah-darah
sejak abad pertengahan. Dan pertempuran itu, masih terus berlangsung hingga kini dengan
bentuknya yang berbeda-beda. Sejak satu setengah abad yang lalu, Islam telah tunduk di
bawah kekuasaan Barat. Sementara, warisan Islam telah tunduk pada warisan Kristiani”.
Eugene Rostow melanjutkan, “Situasi sejarah yang ada semakin menguatkan bahwa Amerika
adalah merupakan bagian penyempurna dunia Barat; baik dalam filsafat, akidah maupun
dalam sistemnya. Hal inilah yang menjadikan Amerika berdiri memusuhi dunia Timur Islam
beserta filasfat dan akidah yang terujud di dalam Islam. Amerika tidak mungkin kecuali harus
berdiri pada barisan yang memusuhi Islam dan bersama-sama dengan dunia Barat dan negara
Zionis. Sebab, jika Amerika melakukan sebaliknya, itu artinya Amerika telah mengingkari
bahasa, filsafat, tsaqafah dan lembaga-lembanganya”. Rostow menjelaskan dan menegaskan
bahwa tujuan penjajahan di Timur Tengah tak lain adalah menghancurkan hadhârah
(peradaban) Islam. Sementara itu, berdirinya negara Israel adalah merupakan satu bagian dari
rancangan-rancangan yang ada. Hal itu tidak lain adalah untuk meneruskan pertempuran Salib.
Willy Claes, Sekjen NATO pada awal tahun sembilan puluhan abad yang lalu, mengatakan,
“Telah tiba saatnya bagi kita untuk melepaskan segala macam perbedaan dan permusuhan di
masa lalu. Dan saat kita menghadapi musuh hakiki kita semua, itulah Islam!”.
Jean Calvin, pemimpin tertinggi pasukan persatuan NATO pada tahun 1994 M, mengatakan,
“Kita telah beruntung pada saat perang dingin. Dan kita kini kembali lagi setelah tujuh puluh
tahun dari pertempuran yang kecil menuju sebuah arena pertempuran yang telah berkobar
sejak seribu tiga ratus tahun yang lalu. Itulah sebuah petempuran langsung yang amat besar
melawan Islam”.
Pemimpin redaksi surat kabar Times dalam sebuah bukunya, Safar Âsiyâ, memberikan
nasehat kepada pemerintah Amerika agar membuat kedikatatoran militer di negeri-negeri
Islam untuk menghalangi kembalinya Islam yang akan memimpin kaum Muslim, sehingga
mereka akan mampu mengalahkan Barat, hadhârah (peradaban) dan penjajahannya”.
Sementara Kissinger, mantan menteri luar negeri Amerika yang sebelumnya dan sekaligus
sebagai salah satu teoritisi politik strategi keturunan Yahudi, mengatakan, “Sesungguhnya
6. 7/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (2)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2009/09/07/islamkhilafah-dan-hizbut-tahrir-dalam-pandangan-barat-2/ 6/7
musuh baru yang harus dihadapi oleh Barat adalah dunia Arab Islam, sebagai sebuah dunia
yang menjadi musuh baru bagi Barat”.
Nixon, mantan presiden Amerika , sekaligus sebgai salah satu ahli strategi Amerika, dalam
bukunya, al-Furshah al-Sânihah, mengatakan, “Islam bukanlah agama semata. Akan tetapi, ia
merupakan dasar bagi sebuah hadhârah (peradaban) yang besar”. Dia juga mengatakan,
“Islam dan Barat adalah dua hal yang bertentangan. Dalam padangan Islam dunia terbagi
menjadi dua; Dâr al-Islâm dan Dâr al-Harb, dimana yang pertama harus mengalahkan yang
kedua”. Terkait kaum Fundamentalis, Nixon mengatakan, “Mereka adalah orang-orang yang
bertekad bulat untuk mengembalikan hadhârah (peradaban) Islam dengan cara
membangkitkan masa lalu. Mereka juga menyerukan penerapan syari’at Islam dan menyerukan
bahwa Islam adalah agama dan negara. Akan tetapi, meskipun mereka melihat masa lalu,
mereka sesungguhnya menjadikannya sebagai petunjuk menuju masa depan”.
Dalam bukunya, Shidâm al-Hadharât: ‘I’âdat Shun’ al-Nizhâm al-‘âlamy, Samuel Huntington,
mengatakan, “Hubungan antara Islam dan Kristiani biasanya ibarat badai. Keduanya adalah
perkara yang berbeda satu sama lain. Pertempuran abad ke dua puluh antara Demokrasi
Libral dan Marxism-Leninism sesungguhnya hanya fenomena dangkal yang akan sirna ketika
dibandingkan dengan hubungan pertempuran yang terus berlangsung dan mendalam antara
Islam dan Kristiani (Masihiyah)”. Samuel juga mengatakan, “Islam adalah satu-satunya
haadharah (peradaban) yang membuat keberlangsungan Barat berada dalam keraguan. Hal itu
paling tidak telah dua kali dilakukan”. Akan kaitannya dengan faktor-faktor yang menyebabkan
pertempuran antara Islam dan Barat di masa mendatang Samuel menyebutkan lima faktor:
· Pertumbuhan penduduk dunia Islam menggantikan jumlah yang amat besar dari para pemuda
pengangguran dan tamak yang direkrut menjadi tentara untuk urusan-urusan Islam.
· Kebangkitan Islam telah memberikan kepercayaan (positifisme) baru bagi kaum Muslim pada
sifat dasar dan kemampuan hadhârah (peradaban) mereka serta nilai-nilai khas mereka
dibandingkan dengan hadharah dan nilai-nilai bagi Barat.
· Usaha Barat penjajah yang terus menerus menyebarkan nilai-nilai dan organisai-organisaniya,
serta campur-tangan mereka di dalam pergolakan-pergolakan yang terjadi di dunia Islam telah
menyebabkan kekesalan hati yang amat dalam pada diri kaum Muslim.
· Runtuhnya Sosialisme telah melenyapkan musuh bersama bagi Barat dan Islam. Sehingga,
tinggal keduanya (Islam dan Barat) yang menjadi musuh yang akan membahayakan satu sama
lain.
· Gesekan (friksi) dan percampuran yang terus bertambah antara kaum Muslim dan Barat akan
membangkitkan sensifitas-identitas khusunya pada masing-masing pihak. Bagaimana tidak,
satu sama lain saling berbeda.
7. 7/4/2014 Hizbut Tahrir Indonesia » Blog Archive » Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (2)
http://m.hizbut-tahrir.or.id/2009/09/07/islamkhilafah-dan-hizbut-tahrir-dalam-pandangan-barat-2/ 7/7
Inilah lima faktor-faktor terpenting bagi terjadinya pertempuran antara Barat dan Islam dan terus
akan berjalan kedepan menuju sebuah pertempuran baru.
Pada 16/12/2008 M, Bush tiba di Afganistan dalam kunjungan terakhirnya kepada sekutunya,
Karzay, setelah mengunjungi Iraq yang menyebabkan dirinya mendapat lemparan sepatu yang
menghinakan itu. Di antara yang ia katakan –pada waktu itu, “Saya ingin berterima kasih
kepada presiden Karzay dan ingin menyampaikan kepada rakyat Afganistan bahwa Amerika
Serikat (AS) mendukung mereka dan terus akan mendukung mereka dalam perjuangan yang
amat panjang dalam memerangi terorisme dengan pertimbangan bahwa pertempuran
keyakinan memang memakan waktu yang amat panjang”.
Inilah setetes dari lautan penjelasan yang akan mengungkap apa yang tersembunyi di balik
jiwa-jiwa kaum Barat yang kotor lagi pendengki itu. (sumber : majalah alwaie Arab edisi
Khusus)
Baca juga :
1. Islam, Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (1)
2. Islam,Khilafah, dan Hizbut Tahrir Dalam Pandangan Barat (3)
3. Khilafah Dalam Pandangan Barat
4. Hizbut Tahrir: Setiap Rekonsiliasi Yang Tidak Berdasarkan Islam Akan Terbelenggu
Dalam Proyek-Proyek Pendudukan Dan Barat
5. Hizbut Tahrir Seru Deklarasikan Khilafah Islam Dari Mesir