SlideShare a Scribd company logo
1
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
TEKNIK PENULISAN KARANGAN
JAKARTA
2014
Disusun oleh :
- David Pratama(11112731)
- Gamal Septya Windly(13112090)
- Lia Nurma Suwaya (14112190)
- Reni Rahmawati (16112128)
- Triani Rakhman (17112471)
Kelas : 3KA15
Dosen Pembimbing : Budi Santoso,SS
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Rencana menulis makalah ini berawal dari keprihatinan melihat kenyataan sebagian
besar mahasiswa mengalami kesulitan menuliskan hasil pemikirannya menjadi karangan. Kami
semakin tertarik membahas masalah karangan karena ternyata menulis karangan ilmiah juga
menjadi kendala bagi sebagian sarjana. Masih banyak sarjana yang terus berkeinginan menulis
karya ilmiah, namun terhambat oleh kurangnya keterampilan menulis. Hal itu akan menjadi
masalah serius bagi mereka yang memilih profesi sebagai dosen. Seperti kita ketahui, untuk
persyaratan kenaikan pangkat akademik, setiap dosen harus menulis karangan ilmiah.
Setelah mengamati tulisan para mahasiswa melalui tugas-tugas mereka, termasuk
skripsi, dan setelah membaca tulisan beberapa sarjana dalam majalah, termasuk majalah yang
meng-claim dirinya sebagai majalah ilmiah, kami memperoleh kesan bahwa kurangnya
pemahaman tentang metode ilmiah dan lemahnya penguasaan bahasa Indonesia tulis telah
mengakibatkan pekerjaan menulis karangan menjadi sesuatu yang sulit dan karangan mereka
menjadi kurang berbobot.
Makalah ini berisi pembahasan tentang metode penulisan karangan dengan teknis
penulisannya. Untuk menulis karangan ilmiah, penguasaan metode merupakan hal yang utama
mengingat pengertian metode itu sendiri adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu
dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4; dan Suriasumantri, 1995:119). Adapun
yang dimaksud dengan teknis tidak lain adalah pengetahuan tentang operasionalisasi suatu
metode. Tanpa metode, pengetahuan tentang teknis penulisan menjadi kurang berarti, dan
karangan tidak mungkin mencapai bentuknya yang ideal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Kondisi tersebut di atas mengundang sejumlah pertanyaan yang akan diupayakan untuk
menjawabnya dalam makalah ini. Inti pertanyaan itu adalah sebagai berikut.
1. Apa kriteria karangan ilmiah?
3
2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal?
3. Apa saja 9 teknik penulisan karangan?
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk membantu mahasiswa yang sedang menyusun
karangan ilmiah untuk menyelesaikan tugas akhir, agar dapat menyusun karangan dengan
baik dan benar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan serta dapat memahami rambu-
rambu tata tulis karangan ilmiah.
Hasil yang dicapai adalah pengolahan karya ilmiah yang efektif dan efisien, serta
mempermudah proses pengolahan suatu karya ilmiah mahasiswa.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KARANGAN DAN KARANGAN ILMIAH
Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan teratur
tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi pernaskahan.
Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu karangan pada
prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga suatu wacana.
Wacana ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang
dikomunikasikan lewat bahasa tulis (Suriasumantri, 1995:307). Suatu karangan akan
disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan analisis dari
suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya.
2.1.1 Ciri Karangan Ilmiah
Ciri karangan ilmiah (karil) yang membedakannya dengan karangan nonilmiah, selain
harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun secara sistematis
(sistematik); menggunakan metode ilmiah (metodik); berlaku umum/bersifat universal,
dan ditulis dengan ragam bahasa ilmiah (Darmodjo,
1986:12 dan Jasin, 1994:10).
Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian
itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga mengandung
pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam
menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan) .
Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagian- bagiannya
tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain harus saling
berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara keseluruhan
karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
5
Metodik berarti menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkah- langkah yang
teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah, penyusunan hipotesis,
pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.
Berlaku umum berarti fenomena pengetahuan yang diobservasi tidak hanya berlaku
atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa saja dengan cara
eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang sama dengan yang
diperoleh pendahulunya secara konsisten.
Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak perlu
diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat: bahasa
dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata kalimat, dan ejaan
mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi).
Seorang pakar penulisan ilmiah, Jujun S. Suriasumantri, menilai persoalan kebahasaan
begitu pentingnya sehingga dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah (1986:59) kepada
para calon penulis dia berpesan sebagai berikut.
Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang
tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan
predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar
akan merupakan informasi yang tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika
bepikir: tata bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat pula.
oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang baik adalah
mempergunakan tata bahasa yang benar.
Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah medium
terpenting di dalam karangan. Diingatkannya, apabila bahasa yang dipakai kurang cermat,
karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah menimbulkan salah
6
pengertian. “Bahasa karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran
pengarangnya,” tambahnya.
2.1.2 Sistematika Karangan Ilmiah
Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu (1)
pendahuluan, (2) isi/uraian, (3) penutup. Sebenarnya, pembabakan tersebut hanya cocok
untuk karangan nonilmiah (nonkaril). Adapun sistematika karangan ilmiah yang ideal
adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5) kesimpulan dan saran (kalau
ada).
Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil dan
nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung
(menambah, mengurangi, membagi), menimbang-nimbang, membandingkan antara teori
dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau berbagai sudut
pandang. Muara dari kegiatan menganalisis adalah menarik simpulan, yaitu memberi
penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi, berhasil tidak berhasil, baik
buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh argumentasi yang tepat dan ukuran
yang akurat.
Bila menganalisis sesuatu yang merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus
diberikan saran perbaikan beserta alasan mengapa menyarankan seperti itu (Finoza, 1994:
78).
Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian analisis
merupakan tempat pengarang/penulis berimprovisasi mengolah kata dan kalimat
membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat melihat sikap kritis dan
ketajaman nalar seorang penulis.
7
Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya itulah
yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan data
sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan data itu dari
sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa menyusunnya menjadi
bagian yang terintegrasi ke dalam suatu karangan tetap merupakan jasa penulisnya.
2.2 METODE PENULISAN KARANGAN
2.2.1 Prosedur Mengarang
Kegiatan menulis karil harus mengikuti prosedur :
1) memilih/menetapkan topik
2) mengidentifikasikan masalah
3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis
4) menyusun kerangka (outline)
5) mengumpulkan data dan bahan rujukan (referensi)
5) melakukan penulisan awal (drafting)
7) melakukan penyuntingan (editing)
8) melakukan penulisan final.
Dalam makalah ini tidak semua langkah-langkah itu dibahas. Garis besar bagian
terpenting akan diuraikan berikut ini.
2.2.2 Topik dan Judul Karangan
Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap menjadi
karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: masalah apa yang akan
ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak pada permasalahannya
yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan, polusi, korupsi, pengangguran,
bencana alam.
Mengingat topik sering kali bersifat umum sehingga terlalu luas untuk dijadikan
judul karangan, topik perlu dipersempit sampai batas dan ruang lingkupnya sesuai dengan
keinginan penulis.
8
Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan jangan
memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat kita jadikan
patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di bawah ini.
Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya secara
mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih banyak; dikatakan terlalu
sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya secara mendalam sulit menemukan
referensi yang cukup; dan dikatakan terlalu teknis (too technical) apabila untuk
menulisnya diperlukan pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya
secara memadai.
Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan
permasalahannya benar-benar penulis kuasai.
Adapun judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika
dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah menyiratkan permasalahan atau
variabel yang akan dibahas. Memang topik boleh saja dijadikan judul, tetapi judul karangan
tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus dijadikan judul, tentu saja
karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga pasti sangat luas.
Dengan uraian di atas dimaksudkan agar dipahami bahwa langkah pertama untuk
mengarang adalah menetapkan topik, bukan judul. Dari satu topik dapat dibuat
berbagai judul dan judul itu dapat diubah-ubah sesuai dengan tema atau tujuan pengarang;
sedangkan topik tidak boleh diubah, kecuali jika akan mengubah karangan secara total.
2.2.3 Tema dan Thesis
Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan dituangkan oleh
penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar belakangi dan mendorong
seseorang menuliskan karangannya. Dalam kasus kelangkaan BBM di tanah air kita,
9
misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab kelangkaan itu ingin membagi
“pengetahuannya” itu kepada pembaca. Dalam tulisannya ia akan menuangkan pokok
pemikirannya untuk mengatasi kelangkaan tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut
tema. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk
menulis karangan secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari
tujuan yang ditetapkan oleh penulis sejak semula.
Ide yang kita tangkap setelah selesai mambaca tulisan seseorang terlepas dari kita
menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema. Tema yang kita
peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya
ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen
pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal.
Ilustrasi tersebut di atas dimaksud untuk menjelaskan ekstensi tema dan kedudukan
serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat dibuat bervariasi dan
dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia bahan yang cukup untuk digarap
menjadi karangan, sementara topik atau pokok pembicaraannya dapat saja tetap seperti
semula.
Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud, tujuan, atau
sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut tesis. Tesis adalah
pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena itu, tesis sering disebut
pengungkapan maksud. Tesis harus lugas sehingga perlu diungkapkan dalam suatu
kalimat lengkap. Dalam karangan ilmiah murni, tesis sering disebut dengan istilah
hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan oleh karena itu perlu dibuktikan
kebenarannya.
Tema boleh dirumuskan dalam beberapa kalimat, sebab di dalamnya terdapat pokok
pemikiran. Berbeda dengan tesis, menjabarkan tema sering kali tidak cukup dengan satu
kalimat. Yang perlu diperhatikan adalah seluruh kalimat dalam sebuah tema harus bersama-
sama mengungkapkan satu ide atau satu gagasan (ide karangan).
10
Jika penulis merasa dalam karangannya cukup dengan merumuskan tesis, ia tidak perlu
lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup, penulis perlu
merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab dan subbab dalam
karangannya nanti. Perhatikan contoh di bawah ini.
1) Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif
Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan
menggunakan bahasa yang tepat dan cocok.
2) Topik: Dampak Buruk Aborsi
Tesis: Aborsi berdampak buruk ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral, dan agama
3) Topik: Kelangkaan BBM di Beberapa Kota di Indonesia
Tesis: Kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan manajemen
Pertamina.
Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka karangan.
Topik : Kemacetan Lalu-lintas
Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas
Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah seata-mata menjadi tanggung
jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga
masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa
bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran
berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab.
Perumusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis menyusun
kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka karangan akan
11
lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada topik, sebab topik dan
judul belum terurai.
2.2.4 Rumusan Masalah
Suatu hal yang menjadi “masalah” dalam penulisan karil adaIah mencari masalah
yang dapat dijadikan rumusan masalah. Apakah masalah itu? Apa saja yang dapat dijadikan
masalah?
Beberapa definisi yang diformulasikan oleh para pakar menunjukkan pendapat
mereka tentang masalah dapat digeneralisasikan. Para pakar umumnya sepakat bahwa
yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara bagaimana seharusnya (das
solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan perkataan lain, masalah adalah
dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara teori dan praktik.
Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Menurut M. Nazir (1985:133), masalah selalu
ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya kesangsian terhadap suatu fenomena,
adanya gap antarkegiatan dan antarfenomena yang telah ada ataupun yang akan ada.
Selanjutnya M. Nazir mengetengahkan 11 sumber untuk memperoleh masalah. Salah satu
sumber itu adalah pengalaman atau catatan pribadi (lihat M. Nazir. 1985:140).
Kegunaan rumusan masalah dalam karil adalah sebagai titik sentral pembahasan. Teori
dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan rumusan masalah. HaI itu
sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada rumusan masalah. Akhirnya,
kesimpulan harus pula merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang memang harus
dibuat dalam bentuk pertanyaan.
2.2.5 Kerangka (Outline) Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan
dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukan hubungan di antara gagasan yang
12
ada. Dengan demikian, pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis
(bandingkan dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung).
Rencana kerja dalam kerangka itu dapat mengalami perubahan terus menerus untuk
mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-
catatan sederhana, namun dapat juga mendetail dan digarap dengan sangat cermat.
Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih topik,
mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri.
Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Jadi, di dalam
kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan.
Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang merupakan
salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/ penbabakan skripsi. Outline
adalah rencana penulisan karangan secara keseluruhan.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, selama ini terdapat kekeliruan
penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline yang dibawa oleh
mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi adalah satu atau dua
lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan subbab yang nantinya akan
menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa diskripsi sama sekali.
Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja penulisan
skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa garis besar,
sedangkan frasa rencana kerja ternyata dikesampingkan. Seharusnya, pengertian rencana
kerjalah yang harus lebih dimasyarakatkan. Secara harfiah, rencana kerja berarti
penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak kata rencana secara implisit
mengandung arti strategi.
Pengertian outline hendaknya disejajarkan dengan proposal karena sebenarnya outline
tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis. Tentang suatu perusahaan).
13
Kalau rumusan ini disepakati, barulah dapat diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline
analog dengan isi proposal yang umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan
dan manfaat, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain
peneIitian).
Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya komponen
biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak ada dalam outline.
Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai Rancangan Usul Penulisan Skripsi
(RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurang- kurangnya memuat (a) judul, (b) Iatar
belakang permasalahan, (c) masalah pokok skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f)
tujuan penelitian, (g) metode penelitian, (h) sistematika/pembabakan skripsi, (i) daftar
pustaka, (j) rencana jadwal penyelesaian skripsi (Ronda dan Muntaha, 1985 :64)
Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk akal. Dari segi
penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi atau komponen ideal
yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat. Outline yang baik seyogianya
berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana kerja penyusunan skripsi mulai dari
latar belakang pemilihan judul dan permasalahannya sampai dengan rencana jadwal
penulisan atau penyelesaian skripsi.
Uraian singkat dari setiap butir outline berguna untuk memberi gambaran terutama
kepada pembimbing atau siapa saja yang akan membaca outline itu dan sekaligus
menjawab pertanyaan yang timbul di hati mereka. Melalui. outline yang terurai, pembaca
akan mengetahui metode penelitian yang dipakai, teknik pengumpulan data dan teknik
analisisnya, sumber data dan sumber pustaka, pendekatan teoritis, dan sebagainya, yang
tidak mungkin terjawab jika outline-nya berupa judul-judul semata.
Sebagai penutup uraian, ingin saya singgung sedikit di sini tentang peranan bakat dalam
mengarang. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, untuk dapat menulis karangan fiksi,
14
faktor bakat sangat dituntut dari seseorang. Untuk menulis karangan nonfiksi, termasuk
karil, faktor bakat tidak dominan dan tidak dituntut secara mutlak dari seseorang.
Jika seseorang berbakat menulis, tentu saja mengarang akan lebih mudah baginya. Bagi
orang yang kurang berbakat, kemampuan menulis sampai taraf tertentu sebenarnya
bisa dipelajari dan dilatih. Menulis adalah suatu keterampilan. Semua orang yang normal
bisa bernyanyi dan menggambarsampai tahap tertentu, walaupun dia bukan penyanyi dan
pelukis. Demikian pula halnya menulis. Setiap siswa, mahasiswa, apalagi sarjana,
seyogianya bisa menulis seperti halnya bernyanyi dan menggambar sampai taraf tertentu
dengan mengikuti norma-norma penulisan tanpa mesti menjadi essais atau kolumnis
yang memang menuntut adanya talent khusus.
2.3 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH
2.3.1 Sistematika Karya Ilmiah
1. Judul Makalah/Skripsi;
2. Nama Mahasiswa (nama pertama) diikuti Nama Pembimbing (nama terakhir)
yang dituliskan tanpa gelar
3. Nama Jurusan/Program Studi dan diikuti alamatnya;
4. Abstrak (judul diikuti teks abstrak) dan diikuti Kata Kunci
5. Pendahuluan (latar belakang dan tujuan)
6. Landasan teori
7. Pembahasan
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka (hanya dituliskan yang diacu di dalam makalah ini)
Penjelasan :
1. Judul
Judul disesuaikan dengan judul skripsi
2. Penulis
Nama penulis tanpa gelar dan dilengkapi program studi dan alamat email. Nama
pertama adalah nama mahasiswa penyusun, nama kedua dan ketiga adalah nama dosen
Pembimbing I dan II, berturut-turut.
15
3. Abstrak
Ditulis dalam bahasa Indonesia, dibuat tidak lebih dari 200 kata. Merupakan
uraian singkat tetapi lengkap mengenai masalah atau tujuan penelitian, metode
penelitian, dan hasil penelitian. Diakhir abstrak diberi kata kunci maksimal 5 kata
kunci.
4. Pendahuluan
Memuat Latar Belakang, dan Tujuan serta Kegunaan Hasil Penelitian. Dimana muatan
muatan tersebut dijelaskan sebagai berikut;
(1) Latar Belakang
Pada bagian ini diuraikan argumentasi atau justifikasi perlunya masalah ini diteliti.
Disinggung pula penelitian sejenis yang pernah dilakukan serta perbedaannnya
dengan penelitian sekarang.
(2) Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
Tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan
melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan perumusan
masalah. Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak perbaikan yang dapat diperoleh
setelah tercapainya tujuan.
Kedua muatan tersebut di atas diramu menjadi sebuah kerangka karangan berbentu
essay.
5. Landasan Teori
Memuat teori teori yang digunakan dalam proses penulisan jurnal ini. Teori teori yang
dikutip adalah buku buku yang disebutkan di dalam Daftar Pustaka
6. Isi makalah
a. Batasan system
Menguraikan output/ informasi yang diperlukan dan akan disajikan oleh aplikasi yang
dibuat. Misalnya laporan-laporan atau output lainnya berdasarkan hasil pengumpulan
data dari perusahaan atau objek penelitian.
b. Permasalahan Umum
c. Rancangan Sistem
d. Pendukung
16
GAMBAR/DIAGRAM
Tabel diberi nomor dan judul Tabel yang diletakkan di atas Tabel. Tabel diposisikan
center. Ilustrasi:
Tabel 99: Judul Tabel
Gambar diberi nomor dan judul Gambar yang diletakkan di bawah
Gambar. Gambar diposisikan di kiri. Ilustrasi:
Gambar 99: Judul Gambar
7. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan merupakan ringkasan dari pembahasan yang disajikan pada pembahasan
isi jurnal. Kesimpulan merupakan gambaran tujuan yang telah tercapai dalam
penelitian. Saran merupakan manifestasi dari penulis untuk dilaksanakan (sesuatu yang
belum ditempuh dan layak untuk dilaksanakan). Saran dibuat berdasarkan hasil temuan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengembangkan, menindaklanjuti atau
menerapkan hasil penelitian baik bersifat teoritis dan praktis.
8. Daftar Pustaka
Daftar pustaka memuat semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penulisan jurnal
yaitu semua sumber yang dikutip. Daftar ini berguna untuk membantu pembaca yang
ingin mencocokkan kutipan-kutipan yang terdapat dalam jurnal. Penyusun diurutkan
secara alfabetis berdasarkan nama penulis tanpa gelar kesarjanaan.
17
2.3.2 Teknik Penulisan
Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah sebagai berikut :
 Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan; dan jika di pandang mampu maka dapat menggunakan Bahasa
Arab dan atau Bahasa Inggris.
 Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung
pada persoalan yang dibicarakan;
 Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring
(italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out),
gugur gunung (gugur gunung);
 Untuk menghindari subyektivitas, penulisan karya ilmiah tidak diperbolehkan
menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar;
 Penulisan ayat al-Quran dan teks al-Hadist sesuai dengan aslinya,
memperhatikan tanda-tanda baca yang tertera, disertai syakalnya dengan
menggunakan mushaf Utsmâni serta menyebutkan nama surat dan nomor ayat
untuk teks al-Quran dan nama perawi untuk teks al-Hadist.
2.3.3 Bentuk dan Format Penulisan
Berdasarkan pengalaman penulis, setiap literatur memberikan ketentuan yang berdeda-
beda tentang bentuk dan format penulisan karya ilmiah, tergantung pada siapa atau
instansi apa yang menerbitkan ketentuan tersebut. Namun, secara umum bentuk dan
format penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :
a. Naskah diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman)
dengan ukuran/font 12 dan line spacing 1,5;
b. Karya ilmiah berbahasa Arab menggunakan font Traditional Arabic dengan
huruf ukuran 18;
c. Kertas yang dipergunakan untuk penulisan karya ilmiah adalah Kuarto (A4)
ukuran 21 x 29,7 cm berat 70 – 80 gsm;
18
d. Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, sedangkan untuk karya
ilmiah yang ditulis dengan Bahasa Arab maka margin kanan dan atas 4 cm, kiri
dan bawah 3 cm;
e. Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak bolak
balik) diketik dengan spasi ganda, sedangkan karya ilmiah berbahasa Arab
dengan jarak 1 spasi;
f. Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri bagi karya ilmiah
yang berhuruf latin atau dari margin kanan bagi skripsi yang berhuruf Arab;
g. Judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran huruf
dengan memperhatikan estetika penulisan.
h. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab ditulis
dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital, demikian juga anak sub
judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan
estetika penulisan;
i. Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir halaman menggunakan
angka arab (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan atas, kecuali nomor
halaman bab baru yang diletakkan di tengah bagian bawah, sub judul ditulis dari
tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital kecuali kata
penghubung/sambung, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun
sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan, sedangkan pada
halaman judul sampai halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil
(seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang diletakkan di tengah bagian bawah;
j. Penomoran tabel atau gambar diberi nomor urut dengan angka arab (Tabel 1.,
Tabel 2., dst.);
k. Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut
sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab berikutnya;
l. Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 2 halaman, ditulis dalam Bahasa
Indonesia.
19
2.4 TEKNIK NOTASI ILMIAH
2.4.1 Kutipan
1) Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu :
a. Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli yang
dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya. Kutipan langsung
tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya
untuk hal-hal yang penting saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang
khas. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam
teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan diberi nomor
kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika
diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang
lebih dari empat baris, diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan
tidak dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan
terjemah al-Qur’an dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1 spasi meskipun
kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata Artinya;
b. Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil
isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis
tidak perlu memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut
sumber pengambilannya;
2) Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya;
3) Kutipan dalam karya ilmiah diantaranya harus mencakup minimal satu
sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa Inggris
yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus;
4) Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer).
5) Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan
menunjukkan print-outnya.
2.4.2 Cara Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
1. Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan ini
merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan ini
diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu
tanda petik’.
20
2. Jika kalimat yg dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya
digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak
dua spasi.
3. Jika kalimat yg dikutip terdiri atas empat baris atau lebih , maka kutipan ditulis
tanpa tanda petik/kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama
diketik mulai pada pukulan ke enam dan baris kedua dst diketik mulai pukulan
keempat.
4. Jika bagian dari yg dikutip ada bagian yg dihilangkan, maka penulisan bagian
ini diganti dengan tiga buah titik. Contoh: “ … Hipotesis merupakan jawaban
sementara yg perlu diuji kebenarannya”. (Depdikbud, 2005).
5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa alternatif sbb:
a. Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya: Sebagaimana
dikemukakan oleh Stephen Isaac (1982:25) bahwa ……………………….
b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, cara penulisannya: “When the
researh has been formulated , the next step is to construct the research
design”. (Stephen, 1982:41).
c. Jika kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber
kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi
dengan menyebut siapa yg mengemukakan pendapat tersebut. Contoh:
Depdikbud (Stephen Isaac, 1982:65).
d. Jika penulis terdiri atas dua orang, nama keluarga kedua penulis tsb. harus
disebutkan. Misalnya , Borg dan Gall (1989:152). Kalau penulisnya lebih
dari dua orang, maka yg disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan
diikuti oleh et al. Misalnya Fraenkel et al. (1982 : 79). Titik setelah al. sebagai
singkatan dari ally dan kedua kata itu ditulis dengan huruf miring.
e. Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dlm sumber yg berbeda, maka cara
penulisan sumber kutipannya sbb: Beberapa studi mengenai kesulitan para
hali zoologi (Storer, 1972, Prasad, 1980, dan Hegner, 1982) mengemukakan
bhw kesulitan dlm menentukan (padukan intisari rumusan yang dipadukan
ketiga sumber tersebut).
21
f. Jika sumber kutipan mrpk beberapa karya tulis dari penulis yg sama pada
tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambahkan
huruf a, b, dst. pada tahun penerbitan. Contoh: Isaac, 1982a, 1982b, 1982c).
g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya: (Tn. 1970:48). h.
Jika yg diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada
kutipan, cukup dg menyebut sumbernya.
Catatan: Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga
dan ditulis sama dengan daftar pustaka.
2.4.3 Penulisan Daftar Pustaka
1. Disusun secara alfabetis. Jika huruf awal sama, maka huruf kedua dari nama
penulis itu menjadi dasar urutan , dan demikian seterusnya.
2. Nama penulis, dg cara menuliskan dulu nama belakang,kemudian nama depan
(disingkat). Hal ini berlaku utk semua nama , baik nama Indonesia maupun
nama asing. Tanpa memperhitungkan apakan nama itu mrpk nama keluarga
atau bukan. Contoh: Abdul Hamid ditulis Hamid, A. , John Burns ditulis Burns,
J.
3. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis ybs. dengan digarisbawahi atau dicetak
miring, kota tempat penerbit berada, dan nama penerbit.
4. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dst . diketik mulai
pukulan kelima atau satu tab dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan
baris berikutnya satu spasi, sedangkan jarak sumber satu dengan sumber
berikutnya dua spasi. Contoh :
Borg,W.R dan Gall, M. (1989). Educational Research. New York: Pitman
Publishing Inc.
Isaac, S. (1981). Handbook in Research and Evaluation. California: Edits
Publishers.
2.4.3.1 Cara penulisan Daftar Pustaka bedasarkan Jenis
1. Sumber berasal dari jurnal
Penulisan jurnal mengikuti urutan; nama belakang , nama depan penulis
(disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di
22
antara tanda petik), judul jurnal dg huruf miring/ digarisbawahi dan ditulis
penuh, nomor volume dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa didahului
dg singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada) dg angka Arab dan ditulis di
antara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai
dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp” atau “h”.
Contoh:
Barret-Lennard, G-T. (1983). “The Empathy Cycle; Refinenement of Nuclear
Concept”. Journal of Conseling Psychology. 28, (2), 91 – 100.
2. Sumber berasal dari Buku
Kalau sumbernya buku, urutan-urutan penulisannya: nama belakang penulis,
nama depan (dapat disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul
buku dengan huruf miring/digarisbawahi, edisi, kota asal, penerbit.
Contoh:
a. Jika ditulis oleh satu orang :
Poole,,M.E. (1976). Social Class and Language Utilization atthe
Tertiary Level. Brisbane: University of Queensland.
b. Jika ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis.
c. Jika ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al (dicetak miring atau
digarisbawahi):
Ghiseli, E. et al (1981). Measurement Theory for for The Behavioral
Sciences. San Francisco: W.H. Freeman and Co.
d. Jika penulis sbg. penyunting:
Philip, H.W.S. dan Simpson G.L. (Eds) (1981). Australia in the World of
Education Today and Tomorrow. Canberra: Australian National
Commission.
e. Jika sumber mrpk. karya tulis seseorang dlm suatu kumpulan tulisan
banyak orang;
Pujianto. (1984). “Etika Sosial dalam Sistem Nila Bangsa Indonesia”
dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang :
YP2LPM.
f. Jika buku itu berupa edisi:
23
Gabriel. (1970). Children Growing Up: Development of Children (third
ed.) London: University of London Press.
3. Sumbernya di luar Jurnal dan buku;
a. Berupa skripsi, tesis, atau disertasi:
Soelaeman,,M.I. (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis terhadap
Situasi Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi
Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
b. Berupa publikasi Departemen
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan
Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional, Jakarta: Depdikbud.
c. Berupa publikasi dokumen
Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian
Proyek
Pengembangan Pendidikan Guru, Jakarta: Depdikbud.
d. Berupa makalah
Kartadinata, S. (1989). “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan
Indonesia: Kajian Psikologi”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar.
e. Berupa surat kabar
Sanusi, A. (1986). “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan
Kecerdasan , Meluruskan Konsep Belajar dalam arti Kualitatif”. Pikiran
Rakyat (8 September 1986).
4. Sumbernya dari Internet
a. Bila karya perorangan, cara penulisannya:
Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi), (Jenis medium). Tersedia
alamat di internet, (tanggal diakses). Contoh:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. (Online).
Tersedia:http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/ 1998/thompson.hotml
(30 Maret 2000)
b. Bila bagian dari karya kolektif, cara penulisannya: Pengarang/penyunting.
(Tahun). Dalam sumber (edisi), (Jenis media) Penerbit.
24
Tersedia alamat di internet, (tanggal diakses). Contoh: Daniel,R.T. (1995).
The History of Western Musiic. In Britanica online Macropedia (Online)
Tersedia:http: //www.eb. Com: 180/ cgibin/g:DocF=macro/5004/45/0.html
(28 Maret 2000)
c.Bila artikel dalam jurnal. Cara penulisannya:
Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System in
Indonesia: Some Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis
Archives (Online), Vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia :http://epaa.asu.edu./
epaa/v7n7.html/ (17 Maret 2000)
d. Bila artikel dalam majalah. Cara penulisannya:
Goodstein, C. (1991, September). Healers from the deep. American Health.
(CD-ROM), 60-64. Tersedia:1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/Article
08A(13 Juni 1995)
e.Bila artikel di surat kabar. Cara penulisannya:
Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi
Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat (Online), halaman 8. Tersedia
:http://www.(pikiran rakyat.com (9 Maret 2000)
f. Bila Pesan dari e-mail
Cara penulisannya:
Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul pesan . E-
mail kepada penerima (alamat e-mail penerima)
Contoh:
Musthafa, Bachrudin (Musthafa@indo.net.id). (2000, 25 April). Bab V
Laporan Penelitian . E-mail kepada Dedi Supriadi (Supriadi@indo.net.id).
2.5 9 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH SECARA UMUM
Seperti halnya proses produksi lainnya, menulis juga memerlukan teknik tertentu.
Sehingga dapat menghasilkan tulisan yang baik, bermanfaat. Teknik menulis jenis
tulisan yang satu dengan lainnya itu berbeda.
Berikut teknik menulis secara umum yang dapat dipakai untuk membuat sebuah tulisan;
1. Menentukan Jenis Tulisan
25
Hal ini perlu dilakukan lebih dahulu karena akan berpengaruh pada hal-hal yang
perlu diperhatikan selanjutnya dalam teknik menulis. Untuk menulis cerita
anak, tentu tekniknya akan berbeda dengan menulis puisi, menulis renungan,
atau menulis kesaksian.
2. Memertimbangkan Pembaca
Hal ini adalah salah satu metode agar tulisan dibaca oleh pembaca. Berikan
sesuatu yang mereka butuhkan, yang mendidik, memberi informasi, maupun
yang menghibur.
3. Berorientasi pada Publikasi
Selain memertimbangkan pembaca, berorientasi pada publikasi akan menolong
penulis untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Penulis juga dapat mempelajari
tulisan seperti apa yang diinginkan suatu media tertentu jika tahu ke mana tulisan
tersebut akan dipublikasikan.
4. Menentukan Tema dan Mencari Ide Tulisan
Dari tema yang sudah ditentukan, munculkan ide-ide yang baru dan menarik.
Untuk menunjang ide-ide, lakukan persiapan-persiapan bahan, bahkan riset
sehingga tulisan semakin akurat.
5. Mengembangkan Ide
Jika tema dan ide sudah ditentukan, teknik selanjutnya adalah
mengembangkannya. Ide tidak akan menjadi sebuah tulisan jika penulis tidak
mengembangkannya. Kembangkan ide dalam kalimat-kalimat sehingga dapat
dipahami oleh pembaca.
6. Memerhatikan Unsur-Unsur Tulisan
Dalam mengembangkan ide, perlu diperhatikan pula unsur-unsur tulisan.
Pakailah kata dan kalimat yang efektif. Sehingga pembaca tidak akan bingung
dengan pemaparan ide. Namun, unsur tulisan ini juga perlu memerhatikan jenis
tulisan yang akan dibuat.
7. Menciptakan Gaya Tulisan
Buatlah gaya sendiri. Jangan meniru gaya tulisan orang lain. Hal ini memang
tidak mudah bagi pemula, apalagi kalau mempunyai penulis yang diidolakan.
Biasanya gaya menulis akan terpengaruh olehnya. Namun jangan putus asa,
26
dengan latihan terus-menerus, akhirnya seorang penulis bisa menciptakan
gayanya sendiri.
8. Menguasai EyD
Meskipun ada seorang editor yang akan mengedit tulisan, seorang penulis
sebaiknya juga menguasai ejaan yang disempurnakan dengan baik. Bagaimana
memakai tanda baca, memakai kata dan kalimat baku, menggunakan awalan
maupun kata depan, dan lain sebagainya, lebih baik dikuasai karena hal tersebut
akan menunjang tulisan penulis nantinya.
9. Melakukan Swasunting
Editing bukan semata-mata tugas editor. Penulis yang baik juga melakukan tugas
editing untuk tulisannya sendiri. Setelah Anda menyelesaikan tulisan Anda,
lakukan swasunting untuk memerbaiki tata bahasa kalimat dalam tulisan Anda.
Swasunting ini tidak hanya berlaku bagi pemula, semua penulis hendaknya
melakukannya.
Kunci dari cara menulis di atas adalah berlatih menulis terus-menerus. Karena
keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara instan, namun memerlukan latihan
dan ketekunan yang akan mengantarkan Anda menjadi seorang penulis yang andal.
27
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
 Kriteria karya ilmiah yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah
terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan analisis.
 Karya ilmiah harus diorganisasikan sesuai dengan metode ilmiah dengan mengikuti
prosedur pemilihan topik sampai penulisan final serta harus mengindahkan konvensi
penaskahan.
 Untuk dapat menulis karya ilmiah, kualifikasi pendidikan lebih berperan daripada
bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan dipelajari.
 Di samping penguasaan metode dan teknik penulisan, kemampuan menggunakan
bahasa tulis ilmiah sangat menentukan mutu dan efektivitas suatu karangan.
 Semua jenis dan bentuk 9 teknik penulisan karangan memerlukan penguasaan dan
aspek tata kalimat bahasa yang baik dan benar. Dalam membuat penulisan teknik
karangan, tidak hanya asal membuat saja tetapi harus sesuai dengan urutan dari teknik
tsb. Kita juga harus mengerti dulu apa itu mengenai tentang karangan itu sendiri apa,
ciri ciri karangan dan macam – macam karangan.dan biasakan pula membuat penulisan
karangan harus dengan kata – kata yg efektif dan mudah dimegerti atau di pahami oleh
para pembacanya. Dengan berbahasa kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan
dan kita pikirkan sehingga berbahasa bisa mengaktualisasikan perwujudan konsep-
konsep hasil pemikiran
3.2 SARAN
Dalam pembuatan penulisan sebuah karangan, haruslah di buat suatu kerangka
karangan terlebih dahulu agar mendapatkan suatu hasil penulisan karangan yang
sistematis, logis, jelas, terstr dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu teknik
penulisan karangan yang berkualitas.

More Related Content

What's hot

Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
PutriAgilya
 
Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5
Rindang Abas
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Reski Aprilia
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
MythaChan
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Ria Widia
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
hiriza
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
fifinfadriah
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Universitas Negeri Semarang
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Abulkhair Abdullah
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Riana Arum
 
Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK
Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKZaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK
Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK
afinnafia
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)
Nur Aqwamah
 
Daftar pustaka catatan kaki kutipan
Daftar pustaka catatan kaki  kutipanDaftar pustaka catatan kaki  kutipan
Daftar pustaka catatan kaki kutipanFAS DC
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Asri Yunita
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
RoisMansur
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
3ry21
 
Makalah pengamalan pancasila
Makalah pengamalan pancasilaMakalah pengamalan pancasila
Makalah pengamalan pancasila
Dickeu Mulia Diana
 
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKANMAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
Putriana Sari
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
Aprilia Hapsari
 

What's hot (20)

Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5Kerangka karangan kel.5
Kerangka karangan kel.5
 
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa IndonesiaContoh Makalah Bahasa Indonesia
Contoh Makalah Bahasa Indonesia
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
 
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
Perkembangan Pola Pikir Manusia (IAD dan ISBD)
 
Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiahBerpikir ilmiah
Berpikir ilmiah
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
Contoh makalah bi
Contoh makalah biContoh makalah bi
Contoh makalah bi
 
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalamAkidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
Akidah, ushuluddin, teologi, tauhid, dan ilmu kalam
 
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnyaHadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
Hadits ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya
 
Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK
Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEKZaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK
Zaman Kejayaan Islam di Bidang IPTEK
 
Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)Makalah berpikir ilmiah(1)
Makalah berpikir ilmiah(1)
 
Daftar pustaka catatan kaki kutipan
Daftar pustaka catatan kaki  kutipanDaftar pustaka catatan kaki  kutipan
Daftar pustaka catatan kaki kutipan
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
Teori Kognitivistik
Teori KognitivistikTeori Kognitivistik
Teori Kognitivistik
 
Makalah pengamalan pancasila
Makalah pengamalan pancasilaMakalah pengamalan pancasila
Makalah pengamalan pancasila
 
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKANMAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
MAKALAH DIAGRAM DAN GRAFIK STATISTIK PENDIDIKAN
 
Tanya jawab mpp
Tanya jawab mppTanya jawab mpp
Tanya jawab mpp
 

Viewers also liked

93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan
Operator Warnet Vast Raha
 
Teknik mudah penulisan karangan
Teknik mudah penulisan karanganTeknik mudah penulisan karangan
Teknik mudah penulisan karangan
hidayathalim
 
Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclk
Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclkCara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclk
Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclk
smktsj2
 
Contoh karangan
Contoh karanganContoh karangan
Contoh karanganNur Afifa
 
Karangan 05 Penulisan Perenggan Pendahuluan
Karangan 05   Penulisan Perenggan PendahuluanKarangan 05   Penulisan Perenggan Pendahuluan
Karangan 05 Penulisan Perenggan Pendahuluan
Abdul Manaf Bin Mohd Yasir
 
FORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaran
FORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaranFORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaran
FORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaran
Bedoe Gates
 
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh diniFilosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Andi Uli
 
karangan umum 2
karangan umum 2karangan umum 2
karangan umum 2
MOHD FITHRI BIN JEMARI
 
Kelas x juga
Kelas x jugaKelas x juga
Kelas x juga
Viass29
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsiMohammad Nawawi
 
Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org Writer
Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org WriterPenyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org Writer
Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org Writer
Carwoto Sa'an
 
Analisis Jurnal
Analisis JurnalAnalisis Jurnal
Analisis Jurnal
Iris Hidayah
 
Karangan berdasarkan bahan ransangan
Karangan berdasarkan bahan ransanganKarangan berdasarkan bahan ransangan
Karangan berdasarkan bahan ransangan
Junita Jusoh
 
Karangan berdasarkan bahan rangsangan
Karangan berdasarkan bahan rangsanganKarangan berdasarkan bahan rangsangan
Karangan berdasarkan bahan rangsangan
azmahothman66
 
Tokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan FroebelTokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan FroebelLaksmi_Perwira
 
Kertas kerja teknik menulis karangan
Kertas kerja teknik menulis karanganKertas kerja teknik menulis karangan
Kertas kerja teknik menulis karanganMaaruthiswari Nadeson
 
Karangan Pendahuluan SPM
Karangan Pendahuluan SPMKarangan Pendahuluan SPM
Karangan Pendahuluan SPM
Imtiyaz 99
 
20403474 format-kertas-kerja
20403474 format-kertas-kerja20403474 format-kertas-kerja
20403474 format-kertas-kerjaM Ariff Ramli
 

Viewers also liked (20)

93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan
 
Teknik mudah penulisan karangan
Teknik mudah penulisan karanganTeknik mudah penulisan karangan
Teknik mudah penulisan karangan
 
Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclk
Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclkCara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclk
Cara menulis pendahuluan karangan dengan menggunakan teknik faclk
 
Contoh karangan
Contoh karanganContoh karangan
Contoh karangan
 
Karangan 05 Penulisan Perenggan Pendahuluan
Karangan 05   Penulisan Perenggan PendahuluanKarangan 05   Penulisan Perenggan Pendahuluan
Karangan 05 Penulisan Perenggan Pendahuluan
 
FORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaran
FORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaranFORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaran
FORMAT Rencana pelaksanaan pembelajaran
 
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh diniFilosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
Filosofi pendidikan islam dalam pemikiran para tokoh dini
 
karangan umum 2
karangan umum 2karangan umum 2
karangan umum 2
 
Kelas x juga
Kelas x jugaKelas x juga
Kelas x juga
 
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsipenggunaan EYD dalam penulisan skripsi
penggunaan EYD dalam penulisan skripsi
 
Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org Writer
Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org WriterPenyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org Writer
Penyusunan dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah Menggunakan OpenOffice.org Writer
 
Rencana
Rencana Rencana
Rencana
 
Analisis Jurnal
Analisis JurnalAnalisis Jurnal
Analisis Jurnal
 
Karangan berdasarkan bahan ransangan
Karangan berdasarkan bahan ransanganKarangan berdasarkan bahan ransangan
Karangan berdasarkan bahan ransangan
 
Karangan berdasarkan bahan rangsangan
Karangan berdasarkan bahan rangsanganKarangan berdasarkan bahan rangsangan
Karangan berdasarkan bahan rangsangan
 
Tokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan FroebelTokoh Pendidikan Froebel
Tokoh Pendidikan Froebel
 
Kertas kerja teknik menulis karangan
Kertas kerja teknik menulis karanganKertas kerja teknik menulis karangan
Kertas kerja teknik menulis karangan
 
Format rencana bisnis
Format rencana  bisnisFormat rencana  bisnis
Format rencana bisnis
 
Karangan Pendahuluan SPM
Karangan Pendahuluan SPMKarangan Pendahuluan SPM
Karangan Pendahuluan SPM
 
20403474 format-kertas-kerja
20403474 format-kertas-kerja20403474 format-kertas-kerja
20403474 format-kertas-kerja
 

Similar to Teknik Penulisan Karangan

Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
taufiq99
 
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdfPANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
Ekamawardi
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
tutorialtekkomkunade
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Into Setiawan
 
KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
yadinurcahyadin
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
Rita Seran
 
Karangan Ilmiah
Karangan IlmiahKarangan Ilmiah
Karangan Ilmiah
Isna Dwi Setianingsih
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kimenus Wenda
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
Ltfltf
 
Karya Tulis Ilmiah.pptx
Karya Tulis Ilmiah.pptxKarya Tulis Ilmiah.pptx
Karya Tulis Ilmiah.pptx
RofiqRizqiAdi
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
Fadhlanazmyh
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
Juwita Yulianto
 
Pelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal MahasiswaPelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
IAIN Datokarama Palu
 
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAHPENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
pjj_kemenkes
 
4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah
Noorsafuan Che Noh
 
Panduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnalPanduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnalYuke Puspita
 

Similar to Teknik Penulisan Karangan (20)

Metode penulisan
Metode penulisanMetode penulisan
Metode penulisan
 
Tugas individu
Tugas individuTugas individu
Tugas individu
 
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdfPANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
PANDUAN-PENYUSUNAN-SKRIPSI-MANAJEMEN.pdf
 
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_beseContoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
Contoh makalah mahasiswa_yang_benar_bese
 
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
Contohmakalahbi 131128063656-phpapp02(1)
 
KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
 
Karangan Ilmiah
Karangan IlmiahKarangan Ilmiah
Karangan Ilmiah
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Karya Tulis Ilmiah.pptx
Karya Tulis Ilmiah.pptxKarya Tulis Ilmiah.pptx
Karya Tulis Ilmiah.pptx
 
Artikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiahArtikel jurnal ilmiah
Artikel jurnal ilmiah
 
Bab 15
Bab 15Bab 15
Bab 15
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
 
Pelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal MahasiswaPelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
Pelatihan Penulisan Jurnal Mahasiswa
 
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAHPENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
PENYUSUNAN MAKALAH ILMIAH
 
4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah
 
Panduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnalPanduan penulisan jurnal
Panduan penulisan jurnal
 

Recently uploaded

PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 

Recently uploaded (20)

PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 

Teknik Penulisan Karangan

  • 1. 1 UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS ILMU KOMPUTER TEKNIK PENULISAN KARANGAN JAKARTA 2014 Disusun oleh : - David Pratama(11112731) - Gamal Septya Windly(13112090) - Lia Nurma Suwaya (14112190) - Reni Rahmawati (16112128) - Triani Rakhman (17112471) Kelas : 3KA15 Dosen Pembimbing : Budi Santoso,SS
  • 2. 2 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Rencana menulis makalah ini berawal dari keprihatinan melihat kenyataan sebagian besar mahasiswa mengalami kesulitan menuliskan hasil pemikirannya menjadi karangan. Kami semakin tertarik membahas masalah karangan karena ternyata menulis karangan ilmiah juga menjadi kendala bagi sebagian sarjana. Masih banyak sarjana yang terus berkeinginan menulis karya ilmiah, namun terhambat oleh kurangnya keterampilan menulis. Hal itu akan menjadi masalah serius bagi mereka yang memilih profesi sebagai dosen. Seperti kita ketahui, untuk persyaratan kenaikan pangkat akademik, setiap dosen harus menulis karangan ilmiah. Setelah mengamati tulisan para mahasiswa melalui tugas-tugas mereka, termasuk skripsi, dan setelah membaca tulisan beberapa sarjana dalam majalah, termasuk majalah yang meng-claim dirinya sebagai majalah ilmiah, kami memperoleh kesan bahwa kurangnya pemahaman tentang metode ilmiah dan lemahnya penguasaan bahasa Indonesia tulis telah mengakibatkan pekerjaan menulis karangan menjadi sesuatu yang sulit dan karangan mereka menjadi kurang berbobot. Makalah ini berisi pembahasan tentang metode penulisan karangan dengan teknis penulisannya. Untuk menulis karangan ilmiah, penguasaan metode merupakan hal yang utama mengingat pengertian metode itu sendiri adalah suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan langkah-langkah sistematis (Senn, 1971:4; dan Suriasumantri, 1995:119). Adapun yang dimaksud dengan teknis tidak lain adalah pengetahuan tentang operasionalisasi suatu metode. Tanpa metode, pengetahuan tentang teknis penulisan menjadi kurang berarti, dan karangan tidak mungkin mencapai bentuknya yang ideal. 1.2 RUMUSAN MASALAH Kondisi tersebut di atas mengundang sejumlah pertanyaan yang akan diupayakan untuk menjawabnya dalam makalah ini. Inti pertanyaan itu adalah sebagai berikut. 1. Apa kriteria karangan ilmiah?
  • 3. 3 2. Bagaimana mengorganisasikan karangan ilmiah yang ideal? 3. Apa saja 9 teknik penulisan karangan? 1.3 TUJUAN PEMBAHASAN Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk membantu mahasiswa yang sedang menyusun karangan ilmiah untuk menyelesaikan tugas akhir, agar dapat menyusun karangan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang ditetapkan serta dapat memahami rambu- rambu tata tulis karangan ilmiah. Hasil yang dicapai adalah pengolahan karya ilmiah yang efektif dan efisien, serta mempermudah proses pengolahan suatu karya ilmiah mahasiswa.
  • 4. 4 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN KARANGAN DAN KARANGAN ILMIAH Pada hakikatnya karangan adalah penjabaran suatu pikiran secara resmi dan teratur tentang suatu topik dengan mengindahkan prinsip komposisi dan konvensi pernaskahan. Karangan yang paling sederhana dapat berupa satu alinea. Namun, ide suatu karangan pada prinsipnya lebih luas dari ide alinea sehingga karangan disebut juga suatu wacana. Wacana ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis (Suriasumantri, 1995:307). Suatu karangan akan disebut ilmiah apabila karangan atau tulisan itu merupakan laporan dan analisis dari suatu hasil penelitian, walau bagaimanapun sederhananya. 2.1.1 Ciri Karangan Ilmiah Ciri karangan ilmiah (karil) yang membedakannya dengan karangan nonilmiah, selain harus merupakan hasil penelitian (faktual objektif ) adalah tersusun secara sistematis (sistematik); menggunakan metode ilmiah (metodik); berlaku umum/bersifat universal, dan ditulis dengan ragam bahasa ilmiah (Darmodjo, 1986:12 dan Jasin, 1994:10). Faktual objektif berarti ada faktanya dan sesuai dengan objek yang diteliti. Kesesuaian itu harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri. Objektif juga mengandung pengertian adanya sikap jujur dan tidak memihak, serta memakai ukuran umum dalam menilai sesuatu, bukan ukuran subjektif (selera perseorangan) . Sistematik berarti tersusun atau terorganisasi dalam suatu sistem. Bagian- bagiannya tidak ada yang berdiri sendiri. Bagian yang satu dengan bagian yang lain harus saling berkaitan, saling menjelaskan, dan saling melengkapi sehingga secara keseluruhan karangan merupakan suatu kesatuan yang utuh.
  • 5. 5 Metodik berarti menggunakan metode atau cara tertentu dengan langkah- langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Berlaku umum berarti fenomena pengetahuan yang diobservasi tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja. Siapa saja dengan cara eksperimen dan kondisi yang sama akan memperoleh hasil yang sama dengan yang diperoleh pendahulunya secara konsisten. Betapa perlunya menguasai bahasa ilmiah dalam penulisan karil kiranya tidak perlu diragukan. Tentang ciri bahasa ilmiah ini, Brotowidjoyo (1985:79) berpendapat: bahasa dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosakata, peristilahan, tata kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah dibakukan (distandardisasi). Seorang pakar penulisan ilmiah, Jujun S. Suriasumantri, menilai persoalan kebahasaan begitu pentingnya sehingga dalam bukunya Pedoman Penulisan Ilmiah (1986:59) kepada para calon penulis dia berpesan sebagai berikut. Penulis ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang tidak bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan mana yang merupakan predikat serta hubungan apa yang terkait antara subjek dan predikat kemungkinan besar akan merupakan informasi yang tidak jelas. Tata bahasa merupakan ekspresi dari logika bepikir: tata bahasa yang tidak cermat merupakan logika berpikir yang tidak cermat pula. oleh sebab itu, langkah pertama dalam menulis karangan ilmiah yang baik adalah mempergunakan tata bahasa yang benar. Pakar yang lain, Surakhmad (1978 :12), juga mengatakan bahasa adalah medium terpenting di dalam karangan. Diingatkannya, apabila bahasa yang dipakai kurang cermat, karangan bukan saja sukar untuk dipahami, tetapi juga mudah menimbulkan salah
  • 6. 6 pengertian. “Bahasa karangan yang kacau menggambarkan kekacauan pikiran pengarangnya,” tambahnya. 2.1.2 Sistematika Karangan Ilmiah Pada dasarnya isi karangan secara umum dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu (1) pendahuluan, (2) isi/uraian, (3) penutup. Sebenarnya, pembabakan tersebut hanya cocok untuk karangan nonilmiah (nonkaril). Adapun sistematika karangan ilmiah yang ideal adalah (1) pendahuluan, (2) teori, (3) data, (4) analisis, (5) kesimpulan dan saran (kalau ada). Dari uraian di atas tampak bahwa faktor terpenting yang membedakan karil dan nonkaril adalah ada atau tidaknya analisis. Analisis adalah kegiatan menghitung (menambah, mengurangi, membagi), menimbang-nimbang, membandingkan antara teori dan praktik serta mengkaji satu atau beberapa aspek berdasarkan satu atau berbagai sudut pandang. Muara dari kegiatan menganalisis adalah menarik simpulan, yaitu memberi penilaian yang objektif tentang maju mundur, untung rugi, berhasil tidak berhasil, baik buruk, atau gabungan hal tersebut yang didasari oleh argumentasi yang tepat dan ukuran yang akurat. Bila menganalisis sesuatu yang merupakan kelemahan, dalam bagian itu pula sekaligus diberikan saran perbaikan beserta alasan mengapa menyarankan seperti itu (Finoza, 1994: 78). Dari kelima bagian isi karil, porsi yang terbesar adalah bagian analisis. Bagian analisis merupakan tempat pengarang/penulis berimprovisasi mengolah kata dan kalimat membedah materi sesuai dengan selera dan pandangannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan membaca bagian analisis inilah pembaca dapat melihat sikap kritis dan ketajaman nalar seorang penulis.
  • 7. 7 Setiap penulis karil perlu menyadari bahwa bagian analisis dari karangannya itulah yang orisinal merupakan karya ciptanya yang murni. Adapun menulis teori dan data sebenarnya tidak lebih dari kegiatan mengutip atau memindahkan teori dan data itu dari sumbernya ke dalam karangan, walaupun harus diakui bahwa menyusunnya menjadi bagian yang terintegrasi ke dalam suatu karangan tetap merupakan jasa penulisnya. 2.2 METODE PENULISAN KARANGAN 2.2.1 Prosedur Mengarang Kegiatan menulis karil harus mengikuti prosedur : 1) memilih/menetapkan topik 2) mengidentifikasikan masalah 3) merumuskan tema/tujuan/tesis/hipotesis 4) menyusun kerangka (outline) 5) mengumpulkan data dan bahan rujukan (referensi) 5) melakukan penulisan awal (drafting) 7) melakukan penyuntingan (editing) 8) melakukan penulisan final. Dalam makalah ini tidak semua langkah-langkah itu dibahas. Garis besar bagian terpenting akan diuraikan berikut ini. 2.2.2 Topik dan Judul Karangan Topik adalah pokok pembicaraan tentang suatu hal yang akan digarap menjadi karangan. Topik karangan merupakan jawaban atas pertanyaan: masalah apa yang akan ditulis? atau hendak menulis tentang apa? Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai, misalnya perbankan, polusi, korupsi, pengangguran, bencana alam. Mengingat topik sering kali bersifat umum sehingga terlalu luas untuk dijadikan judul karangan, topik perlu dipersempit sampai batas dan ruang lingkupnya sesuai dengan keinginan penulis.
  • 8. 8 Selain harus menghindari topik yang terlalu luas, penulis juga disarankan jangan memilih topik yang terlalu sempit dan yang terlalu teknis. Ukuran yang dapat kita jadikan patokan untuk itu diberikan oleh Cash (1977:17) seperti tersebut di bawah ini. Suatu topik dikatakan terlalu luas (too broad) apabila untuk membahasnya secara mendalam diperlukan waktu maupun jumlah halaman yang lebih banyak; dikatakan terlalu sempit (too narrow) apabila untuk nambahasnya secara mendalam sulit menemukan referensi yang cukup; dan dikatakan terlalu teknis (too technical) apabila untuk menulisnya diperlukan pengetahuan khusus yang dirasakan tidak dimiliki oleh penulisnya secara memadai. Jadi, topik yang akan dipilih tentulah yang menarik perhatian penulis dan permasalahannya benar-benar penulis kuasai. Adapun judul karangan adalah perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Memang topik boleh saja dijadikan judul, tetapi judul karangan tidaklah harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus dijadikan judul, tentu saja karangannya akan bersifat umum dan ruang lingkupnya juga pasti sangat luas. Dengan uraian di atas dimaksudkan agar dipahami bahwa langkah pertama untuk mengarang adalah menetapkan topik, bukan judul. Dari satu topik dapat dibuat berbagai judul dan judul itu dapat diubah-ubah sesuai dengan tema atau tujuan pengarang; sedangkan topik tidak boleh diubah, kecuali jika akan mengubah karangan secara total. 2.2.3 Tema dan Thesis Tema berarti pokok pemikiran, ide, atau gagasan terutama yang akan dituangkan oleh penulis dalam karangannya. Tema adalah sesuatu yang melatar belakangi dan mendorong seseorang menuliskan karangannya. Dalam kasus kelangkaan BBM di tanah air kita,
  • 9. 9 misalnya, seseorang yang mengetahui penyebab kelangkaan itu ingin membagi “pengetahuannya” itu kepada pembaca. Dalam tulisannya ia akan menuangkan pokok pemikirannya untuk mengatasi kelangkaan tersebut. Pokok pemikiran itulah yang disebut tema. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangat penting sebagai pedoman untuk menulis karangan secara teratur dan jelas sehingga isi karangan tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan oleh penulis sejak semula. Ide yang kita tangkap setelah selesai mambaca tulisan seseorang terlepas dari kita menyetujui atau menolak pemikiran penulisnya itulah yang disebut tema. Tema yang kita peroleh setelah selesai membaca karangan seseorang disebut tema akhir. Dalam karya ilmiah mahasiswa, tema harus dirumuskan sejak awal untuk diketahui oleh dosen pembimbing karya tulis. Tema seperti itu disebut tema awal. Ilustrasi tersebut di atas dimaksud untuk menjelaskan ekstensi tema dan kedudukan serta peranan tema dalam karangan. Tema, seperti halnya judul, dapat dibuat bervariasi dan dapat diganti-ganti jika penulis beranggapan tidak tersedia bahan yang cukup untuk digarap menjadi karangan, sementara topik atau pokok pembicaraannya dapat saja tetap seperti semula. Jika seseorang memikirkan sesuatu (tema) tentulah terkandung maksud, tujuan, atau sasaran tertentu yang ingin dicapainya. Maksud dan tujuan itu disebut tesis. Tesis adalah pernyataan singkat tentang maksud dan tujuan penulis. Karena itu, tesis sering disebut pengungkapan maksud. Tesis harus lugas sehingga perlu diungkapkan dalam suatu kalimat lengkap. Dalam karangan ilmiah murni, tesis sering disebut dengan istilah hipotesis, yaitu pernyataan yang masih rendah, dan oleh karena itu perlu dibuktikan kebenarannya. Tema boleh dirumuskan dalam beberapa kalimat, sebab di dalamnya terdapat pokok pemikiran. Berbeda dengan tesis, menjabarkan tema sering kali tidak cukup dengan satu kalimat. Yang perlu diperhatikan adalah seluruh kalimat dalam sebuah tema harus bersama- sama mengungkapkan satu ide atau satu gagasan (ide karangan).
  • 10. 10 Jika penulis merasa dalam karangannya cukup dengan merumuskan tesis, ia tidak perlu lagi merumuskan tema. Namun, jika dengan tesis terasa belum cukup, penulis perlu merumuskan tema secara eksplisit untuk memudahkan penyusun bab dan subbab dalam karangannya nanti. Perhatikan contoh di bawah ini. 1) Topik: Cara Mengemukakan Pendapat yang Efektif Tesis: Mengemukakan pendapat haruslah secara logis dan sistematis dengan menggunakan bahasa yang tepat dan cocok. 2) Topik: Dampak Buruk Aborsi Tesis: Aborsi berdampak buruk ditinjau dari sudut pandang kesehatan, moral, dan agama 3) Topik: Kelangkaan BBM di Beberapa Kota di Indonesia Tesis: Kelangkaan BBM di beberapa kota disebabkan oleh kelemahan manajemen Pertamina. Dalam contoh berikut ini tampak jelas kedudukan tema dalam suatu kerangka karangan. Topik : Kemacetan Lalu-lintas Subtopik : Upaya Mengatasi Kemacetan Lalu-lintas Tema : Upaya mengatasi kemacetan lalu-lintas bukanlah seata-mata menjadi tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan juga menjadi tanggung jawab seluruh warga masyarakat pemakai jalan. Permasalahan lalu lintas tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah kesadaran berlalu-lintas secara baik, teratur, sopan, dan bertanggung jawab. Perumusan tema seperti contoh di atas pasti akan memudahkan penulis menyusun kerangka karangan. Penyusunan pokok-pokok bahasan dalam kerangka karangan akan
  • 11. 11 lebih sulit dilakukan jika hanya berpatokan pada judul, apalagi pada topik, sebab topik dan judul belum terurai. 2.2.4 Rumusan Masalah Suatu hal yang menjadi “masalah” dalam penulisan karil adaIah mencari masalah yang dapat dijadikan rumusan masalah. Apakah masalah itu? Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Beberapa definisi yang diformulasikan oleh para pakar menunjukkan pendapat mereka tentang masalah dapat digeneralisasikan. Para pakar umumnya sepakat bahwa yang dimaksud dengan masalah adalah kesenjangan antara bagaimana seharusnya (das solen) dan bagaimana senyatanya (das sain). Dengan perkataan lain, masalah adalah dampak yang timbul akibat ketidaksesuaian antara teori dan praktik. Apa saja yang dapat dijadikan masalah? Menurut M. Nazir (1985:133), masalah selalu ada di sekeliling kita. Masalah timbul karena adanya kesangsian terhadap suatu fenomena, adanya gap antarkegiatan dan antarfenomena yang telah ada ataupun yang akan ada. Selanjutnya M. Nazir mengetengahkan 11 sumber untuk memperoleh masalah. Salah satu sumber itu adalah pengalaman atau catatan pribadi (lihat M. Nazir. 1985:140). Kegunaan rumusan masalah dalam karil adalah sebagai titik sentral pembahasan. Teori dan data yang diangkat ke dalam karil harus relevan dengan rumusan masalah. HaI itu sekaligus berarti analisis juga harus terfokus pada rumusan masalah. Akhirnya, kesimpulan harus pula merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang memang harus dibuat dalam bentuk pertanyaan. 2.2.5 Kerangka (Outline) Karangan Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan dalam karangan. Fungsi utamanya untuk menunjukan hubungan di antara gagasan yang
  • 12. 12 ada. Dengan demikian, pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis (bandingkan dengan blue print atau cetak biru pembangunan gedung). Rencana kerja dalam kerangka itu dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan- catatan sederhana, namun dapat juga mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Dalam penyusunan karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis karangan itu sendiri. Pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. Jadi, di dalam kerangka terdapat strategi penempatan ide dan gagasan. Outline tidak sama dengan rencana daftar isi. Rencana daftar isi memang merupakan salah satu isi outline yang disebut dengan istilah sistematika/ penbabakan skripsi. Outline adalah rencana penulisan karangan secara keseluruhan. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman di lapangan, selama ini terdapat kekeliruan penafsiran tentang pengertian dan hakikat outline. Dalam praktik, outline yang dibawa oleh mahasiswa pada waktu berkonsultasi dengan penbimbing skripsi adalah satu atau dua lembar kertas yang di dalamnya tertulis judul-judul bab dan subbab yang nantinya akan menjadi daftar isi dari skripsi yang akan ditulisnya tanpa diskripsi sama sekali. Outline skripsi memang dapat diartikan sebagai garis besar rencana kerja penulisan skripsi. Rupanya yang dipegang sebagai key word selama ini adalah frasa garis besar, sedangkan frasa rencana kerja ternyata dikesampingkan. Seharusnya, pengertian rencana kerjalah yang harus lebih dimasyarakatkan. Secara harfiah, rencana kerja berarti penyusunan kegiatan yang akan dilaksanakan. Di sini tampak kata rencana secara implisit mengandung arti strategi. Pengertian outline hendaknya disejajarkan dengan proposal karena sebenarnya outline tidak lain adalah proposal penulisan laporan penelitian (mis. Tentang suatu perusahaan).
  • 13. 13 Kalau rumusan ini disepakati, barulah dapat diformulasikan lebih lanjut bahwa isi outline analog dengan isi proposal yang umumnya meliputi dasar pemikiran/ latar belakang, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, waktu dan tempat kegiatan, dst., (bandingkan dengan isi desain peneIitian). Perbedaan yang prinsipal antara outline dan proposal adalah terdapatnya komponen biaya dan kepanitiaan dalam proposal. Kedua komponen tersebut tidak ada dalam outline. Komponen lainnya boleh dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ada perguruan tinggi yang menamakan outline sebagai Rancangan Usul Penulisan Skripsi (RUPS). Menurut konsep ini, RUPS sekurang- kurangnya memuat (a) judul, (b) Iatar belakang permasalahan, (c) masalah pokok skripsi, (d) kerangka teori, (e) hipotesis, (f) tujuan penelitian, (g) metode penelitian, (h) sistematika/pembabakan skripsi, (i) daftar pustaka, (j) rencana jadwal penyelesaian skripsi (Ronda dan Muntaha, 1985 :64) Rumusan Ronda dan Muntaha tersebut di atas rasanya logis atau masuk akal. Dari segi penamaan mungkin terdapat perbedaan selera, namun dari segi isi atau komponen ideal yang harus terdapat dalam outline dirasakan sangat tepat. Outline yang baik seyogianya berisi uraian singkat tentang keseluruhan rencana kerja penyusunan skripsi mulai dari latar belakang pemilihan judul dan permasalahannya sampai dengan rencana jadwal penulisan atau penyelesaian skripsi. Uraian singkat dari setiap butir outline berguna untuk memberi gambaran terutama kepada pembimbing atau siapa saja yang akan membaca outline itu dan sekaligus menjawab pertanyaan yang timbul di hati mereka. Melalui. outline yang terurai, pembaca akan mengetahui metode penelitian yang dipakai, teknik pengumpulan data dan teknik analisisnya, sumber data dan sumber pustaka, pendekatan teoritis, dan sebagainya, yang tidak mungkin terjawab jika outline-nya berupa judul-judul semata. Sebagai penutup uraian, ingin saya singgung sedikit di sini tentang peranan bakat dalam mengarang. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, untuk dapat menulis karangan fiksi,
  • 14. 14 faktor bakat sangat dituntut dari seseorang. Untuk menulis karangan nonfiksi, termasuk karil, faktor bakat tidak dominan dan tidak dituntut secara mutlak dari seseorang. Jika seseorang berbakat menulis, tentu saja mengarang akan lebih mudah baginya. Bagi orang yang kurang berbakat, kemampuan menulis sampai taraf tertentu sebenarnya bisa dipelajari dan dilatih. Menulis adalah suatu keterampilan. Semua orang yang normal bisa bernyanyi dan menggambarsampai tahap tertentu, walaupun dia bukan penyanyi dan pelukis. Demikian pula halnya menulis. Setiap siswa, mahasiswa, apalagi sarjana, seyogianya bisa menulis seperti halnya bernyanyi dan menggambar sampai taraf tertentu dengan mengikuti norma-norma penulisan tanpa mesti menjadi essais atau kolumnis yang memang menuntut adanya talent khusus. 2.3 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH 2.3.1 Sistematika Karya Ilmiah 1. Judul Makalah/Skripsi; 2. Nama Mahasiswa (nama pertama) diikuti Nama Pembimbing (nama terakhir) yang dituliskan tanpa gelar 3. Nama Jurusan/Program Studi dan diikuti alamatnya; 4. Abstrak (judul diikuti teks abstrak) dan diikuti Kata Kunci 5. Pendahuluan (latar belakang dan tujuan) 6. Landasan teori 7. Pembahasan 8. Kesimpulan 9. Daftar Pustaka (hanya dituliskan yang diacu di dalam makalah ini) Penjelasan : 1. Judul Judul disesuaikan dengan judul skripsi 2. Penulis Nama penulis tanpa gelar dan dilengkapi program studi dan alamat email. Nama pertama adalah nama mahasiswa penyusun, nama kedua dan ketiga adalah nama dosen Pembimbing I dan II, berturut-turut.
  • 15. 15 3. Abstrak Ditulis dalam bahasa Indonesia, dibuat tidak lebih dari 200 kata. Merupakan uraian singkat tetapi lengkap mengenai masalah atau tujuan penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian. Diakhir abstrak diberi kata kunci maksimal 5 kata kunci. 4. Pendahuluan Memuat Latar Belakang, dan Tujuan serta Kegunaan Hasil Penelitian. Dimana muatan muatan tersebut dijelaskan sebagai berikut; (1) Latar Belakang Pada bagian ini diuraikan argumentasi atau justifikasi perlunya masalah ini diteliti. Disinggung pula penelitian sejenis yang pernah dilakukan serta perbedaannnya dengan penelitian sekarang. (2) Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian Tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan perumusan masalah. Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak perbaikan yang dapat diperoleh setelah tercapainya tujuan. Kedua muatan tersebut di atas diramu menjadi sebuah kerangka karangan berbentu essay. 5. Landasan Teori Memuat teori teori yang digunakan dalam proses penulisan jurnal ini. Teori teori yang dikutip adalah buku buku yang disebutkan di dalam Daftar Pustaka 6. Isi makalah a. Batasan system Menguraikan output/ informasi yang diperlukan dan akan disajikan oleh aplikasi yang dibuat. Misalnya laporan-laporan atau output lainnya berdasarkan hasil pengumpulan data dari perusahaan atau objek penelitian. b. Permasalahan Umum c. Rancangan Sistem d. Pendukung
  • 16. 16 GAMBAR/DIAGRAM Tabel diberi nomor dan judul Tabel yang diletakkan di atas Tabel. Tabel diposisikan center. Ilustrasi: Tabel 99: Judul Tabel Gambar diberi nomor dan judul Gambar yang diletakkan di bawah Gambar. Gambar diposisikan di kiri. Ilustrasi: Gambar 99: Judul Gambar 7. Kesimpulan dan saran Kesimpulan merupakan ringkasan dari pembahasan yang disajikan pada pembahasan isi jurnal. Kesimpulan merupakan gambaran tujuan yang telah tercapai dalam penelitian. Saran merupakan manifestasi dari penulis untuk dilaksanakan (sesuatu yang belum ditempuh dan layak untuk dilaksanakan). Saran dibuat berdasarkan hasil temuan penelitian yang dimaksudkan untuk mengembangkan, menindaklanjuti atau menerapkan hasil penelitian baik bersifat teoritis dan praktis. 8. Daftar Pustaka Daftar pustaka memuat semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penulisan jurnal yaitu semua sumber yang dikutip. Daftar ini berguna untuk membantu pembaca yang ingin mencocokkan kutipan-kutipan yang terdapat dalam jurnal. Penyusun diurutkan secara alfabetis berdasarkan nama penulis tanpa gelar kesarjanaan.
  • 17. 17 2.3.2 Teknik Penulisan Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah sebagai berikut :  Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan; dan jika di pandang mampu maka dapat menggunakan Bahasa Arab dan atau Bahasa Inggris.  Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada persoalan yang dibicarakan;  Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring (italic), seperti kata istinbath al-ahkam (istinbâth al-ahkâm), drop out (drop out), gugur gunung (gugur gunung);  Untuk menghindari subyektivitas, penulisan karya ilmiah tidak diperbolehkan menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata pengantar;  Penulisan ayat al-Quran dan teks al-Hadist sesuai dengan aslinya, memperhatikan tanda-tanda baca yang tertera, disertai syakalnya dengan menggunakan mushaf Utsmâni serta menyebutkan nama surat dan nomor ayat untuk teks al-Quran dan nama perawi untuk teks al-Hadist. 2.3.3 Bentuk dan Format Penulisan Berdasarkan pengalaman penulis, setiap literatur memberikan ketentuan yang berdeda- beda tentang bentuk dan format penulisan karya ilmiah, tergantung pada siapa atau instansi apa yang menerbitkan ketentuan tersebut. Namun, secara umum bentuk dan format penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut : a. Naskah diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan ukuran/font 12 dan line spacing 1,5; b. Karya ilmiah berbahasa Arab menggunakan font Traditional Arabic dengan huruf ukuran 18; c. Kertas yang dipergunakan untuk penulisan karya ilmiah adalah Kuarto (A4) ukuran 21 x 29,7 cm berat 70 – 80 gsm;
  • 18. 18 d. Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm, sedangkan untuk karya ilmiah yang ditulis dengan Bahasa Arab maka margin kanan dan atas 4 cm, kiri dan bawah 3 cm; e. Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak bolak balik) diketik dengan spasi ganda, sedangkan karya ilmiah berbahasa Arab dengan jarak 1 spasi; f. Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri bagi karya ilmiah yang berhuruf latin atau dari margin kanan bagi skripsi yang berhuruf Arab; g. Judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran huruf dengan memperhatikan estetika penulisan. h. Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan; i. Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir halaman menggunakan angka arab (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan atas, kecuali nomor halaman bab baru yang diletakkan di tengah bagian bawah, sub judul ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital kecuali kata penghubung/sambung, demikian juga anak sub judul atau sub anak judul disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan estetika penulisan, sedangkan pada halaman judul sampai halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang diletakkan di tengah bagian bawah; j. Penomoran tabel atau gambar diberi nomor urut dengan angka arab (Tabel 1., Tabel 2., dst.); k. Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab berikutnya; l. Abstrak skripsi diketik 1 spasi maksimal 2 halaman, ditulis dalam Bahasa Indonesia.
  • 19. 19 2.4 TEKNIK NOTASI ILMIAH 2.4.1 Kutipan 1) Kutipan terdiri dari dua macam, yaitu : a. Kutipan Langsung adalah kutipan yang sama dengan bentuk asli yang dikutip baik dalam susunan kata maupun tanda bacanya. Kutipan langsung tidak dibenarkan lebih dari satu halaman. Kutipan langsung dipergunakan hanya untuk hal-hal yang penting saja seperti definisi atau pendapat seseorang yang khas. Kutipan langsung yang tidak lebih dari empat baris, diketik biasa dalam teks skripsi dengan diawali dan diakhiri oleh tanda petik(“) dan diberi nomor kutipan yaitu dengan pola catatan kaki (footnote). Ini dimaksudkan jika diperlukan notasi dapat lebih leluasa dan memudahkan pembaca. Kutipan yang lebih dari empat baris, diketik dengan masuk (menjorok) tujuh ketukan dan tidak dibubuhkan tanda petik, serta ditulis dengan jarak 1 spasi. Kutipan terjemah al-Qur’an dianggap seperti kutipan langsung, diketik 1 spasi meskipun kurang dari empat baris, tidak ditulis miring dan tidak menyebut kata Artinya; b. Kutipan tak langsung (parafrase) adalah kutipan yang hanya mengambil isinya saja, seperti saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilannya; 2) Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya; 3) Kutipan dalam karya ilmiah diantaranya harus mencakup minimal satu sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus; 4) Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer). 5) Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-outnya. 2.4.2 Cara Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan 1. Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan ini diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.
  • 20. 20 2. Jika kalimat yg dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi. 3. Jika kalimat yg dikutip terdiri atas empat baris atau lebih , maka kutipan ditulis tanpa tanda petik/kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan ke enam dan baris kedua dst diketik mulai pukulan keempat. 4. Jika bagian dari yg dikutip ada bagian yg dihilangkan, maka penulisan bagian ini diganti dengan tiga buah titik. Contoh: “ … Hipotesis merupakan jawaban sementara yg perlu diuji kebenarannya”. (Depdikbud, 2005). 5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa alternatif sbb: a. Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya: Sebagaimana dikemukakan oleh Stephen Isaac (1982:25) bahwa ………………………. b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, cara penulisannya: “When the researh has been formulated , the next step is to construct the research design”. (Stephen, 1982:41). c. Jika kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa yg mengemukakan pendapat tersebut. Contoh: Depdikbud (Stephen Isaac, 1982:65). d. Jika penulis terdiri atas dua orang, nama keluarga kedua penulis tsb. harus disebutkan. Misalnya , Borg dan Gall (1989:152). Kalau penulisnya lebih dari dua orang, maka yg disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et al. Misalnya Fraenkel et al. (1982 : 79). Titik setelah al. sebagai singkatan dari ally dan kedua kata itu ditulis dengan huruf miring. e. Jika masalah dibahas oleh beberapa orang dlm sumber yg berbeda, maka cara penulisan sumber kutipannya sbb: Beberapa studi mengenai kesulitan para hali zoologi (Storer, 1972, Prasad, 1980, dan Hegner, 1982) mengemukakan bhw kesulitan dlm menentukan (padukan intisari rumusan yang dipadukan ketiga sumber tersebut).
  • 21. 21 f. Jika sumber kutipan mrpk beberapa karya tulis dari penulis yg sama pada tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambahkan huruf a, b, dst. pada tahun penerbitan. Contoh: Isaac, 1982a, 1982b, 1982c). g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya: (Tn. 1970:48). h. Jika yg diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan, cukup dg menyebut sumbernya. Catatan: Nama penulis dalam kutipan adalah nama belakang atau nama keluarga dan ditulis sama dengan daftar pustaka. 2.4.3 Penulisan Daftar Pustaka 1. Disusun secara alfabetis. Jika huruf awal sama, maka huruf kedua dari nama penulis itu menjadi dasar urutan , dan demikian seterusnya. 2. Nama penulis, dg cara menuliskan dulu nama belakang,kemudian nama depan (disingkat). Hal ini berlaku utk semua nama , baik nama Indonesia maupun nama asing. Tanpa memperhitungkan apakan nama itu mrpk nama keluarga atau bukan. Contoh: Abdul Hamid ditulis Hamid, A. , John Burns ditulis Burns, J. 3. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis ybs. dengan digarisbawahi atau dicetak miring, kota tempat penerbit berada, dan nama penerbit. 4. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dst . diketik mulai pukulan kelima atau satu tab dalam komputer. Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya satu spasi, sedangkan jarak sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi. Contoh : Borg,W.R dan Gall, M. (1989). Educational Research. New York: Pitman Publishing Inc. Isaac, S. (1981). Handbook in Research and Evaluation. California: Edits Publishers. 2.4.3.1 Cara penulisan Daftar Pustaka bedasarkan Jenis 1. Sumber berasal dari jurnal Penulisan jurnal mengikuti urutan; nama belakang , nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis di
  • 22. 22 antara tanda petik), judul jurnal dg huruf miring/ digarisbawahi dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab dan digarisbawahi tanpa didahului dg singkatan “vol”, nomor penerbitan (jika ada) dg angka Arab dan ditulis di antara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp” atau “h”. Contoh: Barret-Lennard, G-T. (1983). “The Empathy Cycle; Refinenement of Nuclear Concept”. Journal of Conseling Psychology. 28, (2), 91 – 100. 2. Sumber berasal dari Buku Kalau sumbernya buku, urutan-urutan penulisannya: nama belakang penulis, nama depan (dapat disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul buku dengan huruf miring/digarisbawahi, edisi, kota asal, penerbit. Contoh: a. Jika ditulis oleh satu orang : Poole,,M.E. (1976). Social Class and Language Utilization atthe Tertiary Level. Brisbane: University of Queensland. b. Jika ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis. c. Jika ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al (dicetak miring atau digarisbawahi): Ghiseli, E. et al (1981). Measurement Theory for for The Behavioral Sciences. San Francisco: W.H. Freeman and Co. d. Jika penulis sbg. penyunting: Philip, H.W.S. dan Simpson G.L. (Eds) (1981). Australia in the World of Education Today and Tomorrow. Canberra: Australian National Commission. e. Jika sumber mrpk. karya tulis seseorang dlm suatu kumpulan tulisan banyak orang; Pujianto. (1984). “Etika Sosial dalam Sistem Nila Bangsa Indonesia” dalam Dialog Manusia, Falsafah, Budaya, dan Pembangunan. Malang : YP2LPM. f. Jika buku itu berupa edisi:
  • 23. 23 Gabriel. (1970). Children Growing Up: Development of Children (third ed.) London: University of London Press. 3. Sumbernya di luar Jurnal dan buku; a. Berupa skripsi, tesis, atau disertasi: Soelaeman,,M.I. (1985). Suatu Upaya Pendekatan Fenomenologis terhadap Situasi Kehidupan dan Pendidikan dalam Keluarga dan Sekolah. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: tidak diterbitkan. b. Berupa publikasi Departemen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1998). Petunjuk Pelaksanaan Beasiswa dan Dana Bantuan Operasional, Jakarta: Depdikbud. c. Berupa publikasi dokumen Proyek Pengembangan Pendidikan Guru. (1983). Laporan Penilaian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru, Jakarta: Depdikbud. d. Berupa makalah Kartadinata, S. (1989). “Kualifikasi Profesional Petugas Bimbingan Indonesia: Kajian Psikologi”. Makalah pada Konvensi 7 IPBI, Denpasar. e. Berupa surat kabar Sanusi, A. (1986). “Menyimak Mutu Pendidikan dengan Konsep Takwa dan Kecerdasan , Meluruskan Konsep Belajar dalam arti Kualitatif”. Pikiran Rakyat (8 September 1986). 4. Sumbernya dari Internet a. Bila karya perorangan, cara penulisannya: Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi), (Jenis medium). Tersedia alamat di internet, (tanggal diakses). Contoh: Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. (Online). Tersedia:http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PES-Yearbook/ 1998/thompson.hotml (30 Maret 2000) b. Bila bagian dari karya kolektif, cara penulisannya: Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam sumber (edisi), (Jenis media) Penerbit.
  • 24. 24 Tersedia alamat di internet, (tanggal diakses). Contoh: Daniel,R.T. (1995). The History of Western Musiic. In Britanica online Macropedia (Online) Tersedia:http: //www.eb. Com: 180/ cgibin/g:DocF=macro/5004/45/0.html (28 Maret 2000) c.Bila artikel dalam jurnal. Cara penulisannya: Supriadi, D. (1999). Restructuring the Schoolbook Provision System in Indonesia: Some Recent Initiatives. Dalam Educational Policy Analysis Archives (Online), Vol 7 (7), 12 halaman. Tersedia :http://epaa.asu.edu./ epaa/v7n7.html/ (17 Maret 2000) d. Bila artikel dalam majalah. Cara penulisannya: Goodstein, C. (1991, September). Healers from the deep. American Health. (CD-ROM), 60-64. Tersedia:1994 SIRS/SIRS 1992 Life Science/Article 08A(13 Juni 1995) e.Bila artikel di surat kabar. Cara penulisannya: Cipto, B. (2000, 27 April). Akibat Perombakan Kabinet Berulang, Fondasi Reformasi Bisa Runtuh. Pikiran Rakyat (Online), halaman 8. Tersedia :http://www.(pikiran rakyat.com (9 Maret 2000) f. Bila Pesan dari e-mail Cara penulisannya: Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul pesan . E- mail kepada penerima (alamat e-mail penerima) Contoh: Musthafa, Bachrudin (Musthafa@indo.net.id). (2000, 25 April). Bab V Laporan Penelitian . E-mail kepada Dedi Supriadi (Supriadi@indo.net.id). 2.5 9 TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH SECARA UMUM Seperti halnya proses produksi lainnya, menulis juga memerlukan teknik tertentu. Sehingga dapat menghasilkan tulisan yang baik, bermanfaat. Teknik menulis jenis tulisan yang satu dengan lainnya itu berbeda. Berikut teknik menulis secara umum yang dapat dipakai untuk membuat sebuah tulisan; 1. Menentukan Jenis Tulisan
  • 25. 25 Hal ini perlu dilakukan lebih dahulu karena akan berpengaruh pada hal-hal yang perlu diperhatikan selanjutnya dalam teknik menulis. Untuk menulis cerita anak, tentu tekniknya akan berbeda dengan menulis puisi, menulis renungan, atau menulis kesaksian. 2. Memertimbangkan Pembaca Hal ini adalah salah satu metode agar tulisan dibaca oleh pembaca. Berikan sesuatu yang mereka butuhkan, yang mendidik, memberi informasi, maupun yang menghibur. 3. Berorientasi pada Publikasi Selain memertimbangkan pembaca, berorientasi pada publikasi akan menolong penulis untuk menghasilkan tulisan yang bagus. Penulis juga dapat mempelajari tulisan seperti apa yang diinginkan suatu media tertentu jika tahu ke mana tulisan tersebut akan dipublikasikan. 4. Menentukan Tema dan Mencari Ide Tulisan Dari tema yang sudah ditentukan, munculkan ide-ide yang baru dan menarik. Untuk menunjang ide-ide, lakukan persiapan-persiapan bahan, bahkan riset sehingga tulisan semakin akurat. 5. Mengembangkan Ide Jika tema dan ide sudah ditentukan, teknik selanjutnya adalah mengembangkannya. Ide tidak akan menjadi sebuah tulisan jika penulis tidak mengembangkannya. Kembangkan ide dalam kalimat-kalimat sehingga dapat dipahami oleh pembaca. 6. Memerhatikan Unsur-Unsur Tulisan Dalam mengembangkan ide, perlu diperhatikan pula unsur-unsur tulisan. Pakailah kata dan kalimat yang efektif. Sehingga pembaca tidak akan bingung dengan pemaparan ide. Namun, unsur tulisan ini juga perlu memerhatikan jenis tulisan yang akan dibuat. 7. Menciptakan Gaya Tulisan Buatlah gaya sendiri. Jangan meniru gaya tulisan orang lain. Hal ini memang tidak mudah bagi pemula, apalagi kalau mempunyai penulis yang diidolakan. Biasanya gaya menulis akan terpengaruh olehnya. Namun jangan putus asa,
  • 26. 26 dengan latihan terus-menerus, akhirnya seorang penulis bisa menciptakan gayanya sendiri. 8. Menguasai EyD Meskipun ada seorang editor yang akan mengedit tulisan, seorang penulis sebaiknya juga menguasai ejaan yang disempurnakan dengan baik. Bagaimana memakai tanda baca, memakai kata dan kalimat baku, menggunakan awalan maupun kata depan, dan lain sebagainya, lebih baik dikuasai karena hal tersebut akan menunjang tulisan penulis nantinya. 9. Melakukan Swasunting Editing bukan semata-mata tugas editor. Penulis yang baik juga melakukan tugas editing untuk tulisannya sendiri. Setelah Anda menyelesaikan tulisan Anda, lakukan swasunting untuk memerbaiki tata bahasa kalimat dalam tulisan Anda. Swasunting ini tidak hanya berlaku bagi pemula, semua penulis hendaknya melakukannya. Kunci dari cara menulis di atas adalah berlatih menulis terus-menerus. Karena keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara instan, namun memerlukan latihan dan ketekunan yang akan mengantarkan Anda menjadi seorang penulis yang andal.
  • 27. 27 BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN  Kriteria karya ilmiah yang sekaligus menjadi ciri pembeda dengan karangan nonilmiah terletak pada ada atau tidaknya masalah (teori), hasil penelitian (data), dan analisis.  Karya ilmiah harus diorganisasikan sesuai dengan metode ilmiah dengan mengikuti prosedur pemilihan topik sampai penulisan final serta harus mengindahkan konvensi penaskahan.  Untuk dapat menulis karya ilmiah, kualifikasi pendidikan lebih berperan daripada bakat, dan menulis ilmiah merupakan keterampilan yang bisa dilatih dan dipelajari.  Di samping penguasaan metode dan teknik penulisan, kemampuan menggunakan bahasa tulis ilmiah sangat menentukan mutu dan efektivitas suatu karangan.  Semua jenis dan bentuk 9 teknik penulisan karangan memerlukan penguasaan dan aspek tata kalimat bahasa yang baik dan benar. Dalam membuat penulisan teknik karangan, tidak hanya asal membuat saja tetapi harus sesuai dengan urutan dari teknik tsb. Kita juga harus mengerti dulu apa itu mengenai tentang karangan itu sendiri apa, ciri ciri karangan dan macam – macam karangan.dan biasakan pula membuat penulisan karangan harus dengan kata – kata yg efektif dan mudah dimegerti atau di pahami oleh para pembacanya. Dengan berbahasa kita bisa mengungkapkan apa yang kita rasakan dan kita pikirkan sehingga berbahasa bisa mengaktualisasikan perwujudan konsep- konsep hasil pemikiran 3.2 SARAN Dalam pembuatan penulisan sebuah karangan, haruslah di buat suatu kerangka karangan terlebih dahulu agar mendapatkan suatu hasil penulisan karangan yang sistematis, logis, jelas, terstr dan teratur tentunya akan menghasilkan suatu teknik penulisan karangan yang berkualitas.