Dokumen tersebut membahas tentang invers matriks, yaitu matriks yang jika dikalikan dengan matriks asli akan menghasilkan matriks identitas. Terdapat beberapa cara untuk mencari invers matriks, yaitu menggunakan matriks adjoint, operasi baris elementer, atau operasi kolom elementer. Dokumen juga menjelaskan beberapa sifat dari matriks invers.
Dokumen tersebut membahas tentang matriks elementer, invers matriks, dan penggunaan invers matriks untuk menyelesaikan sistem persamaan linear (SPL). Secara singkat, matriks elementer adalah hasil dari satu kali operasi baris elemen matriks, sedangkan invers matriks digunakan untuk menyelesaikan SPL dengan mengubahnya menjadi perkalian matriks.
Dokumen tersebut membahas tentang matriks elementer, invers matriks, dan penggunaan invers matriks untuk menyelesaikan sistem persamaan linear (SPL). Secara singkat, matriks elementer adalah hasil dari satu kali operasi baris elemen matriks, sedangkan invers matriks digunakan untuk menyelesaikan SPL dengan mengubahnya menjadi perkalian matriks.
Dokumen tersebut membahas tentang invers matriks, yaitu matriks yang jika dikalikan dengan matriks asli akan menghasilkan matriks identitas. Metode untuk menentukan invers matriks adalah dengan menggunakan operasi baris elementer pada matriks gabungan dari matriks asli dan matriks identitas. Contoh penyelesaian soal sistem persamaan linier dengan menggunakan invers matriks juga dijelaskan.
Bab 1.3-1.5 membahas tentang definisi matriks, operasi-operasi pada matriks seperti penjumlahan, perkalian dengan skalar, dan perkalian matriks. Juga dibahas tentang matriks khusus seperti matriks nol dan identitas serta sifat-sifatnya. Bab selanjutnya membahas tentang konsep matriks invers, algoritmanya, dan aplikasinya dalam memecahkan sistem persamaan linier. Diakhir membahas bentuk-
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat operasi matriks, matriks identitas, invers matriks, transpose matriks, dan matriks elementer. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi dan contoh-contoh penerapan aturan-aturan dasar dalam operasi matriks.
Bab 1 membahas sistem persamaan linier, matriks dan operasi matriks, invers matriks, dan bentuk-bentuk matriks khusus seperti matriks diagonal, segi-tiga atas/bawah, dan simetrik.
Bab 1 membahas sistem persamaan linier, matriks dan operasi matriks, invers matriks, dan bentuk-bentuk matriks khusus seperti matriks diagonal, segi-tiga atas/bawah, dan simetrik.
Transpos matriks adalah pengubahan baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris pada suatu matriks. Transpos dari matriks A dinotasikan dengan AT. Determinan suatu matriks memberikan informasi apakah matriks tersebut memiliki invers atau tidak.
Sistem persamaan linear dapat ditulis dalam bentuk matriks A x = b, dimana A adalah matriks koefisien, x adalah vektor variabel tidak diketahui, dan b adalah vektor konstanta. Penyelesaian sistem persamaan linear meliputi metode eliminasi Gauss, eliminasi Gauss-Jordan, dan aturan Cramer. Determinan digunakan untuk menentukan apakah suatu matriks dapat diinverskan.
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdfAdamGaul
Silabus mata kuliah Aljabar Linier mencakup bab-bab tentang matriks dan operasinya, determinan matriks, sistem persamaan linear, vektor di bidang dan ruang, ruang vektor, ruang hasil kali dalam, dan transformasi linear. Referensi utama meliputi buku-buku tentang aljabar linier dan matematika lanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi matrik, bentuk-bentuk matrik seperti matrik bujur sangkar, matrik diagonal, matrik segitiga, dan operasi-operasi pada matrik seperti penjumlahan, perkalian, dan pemangkatan matrik.
Dokumen ini membahas tentang konsep matriks dan operasi-operasi dasar pada matriks seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar, dan perkalian matriks. Jenis-jenis matriks yang dijelaskan antara lain matriks baris, kolom, persegi, nol, identitas, ortogonal, simetri, dan transpose. Sifat-sifat operasi pada matriks juga diuraikan.
Teks tersebut membahas tentang matriks dan determinan. Matriks didefinisikan sebagai susunan bilangan berbentuk persegi yang terdiri atas baris dan kolom, sedangkan determinan adalah nilai karakteristik suatu matriks bujur sangkar. Determinan diperlukan untuk menentukan apakah suatu matriks singular atau tidak.
Dokumen tersebut membahas tentang aturan penilaian dan materi perkuliahan tentang matriks dan transformasi linier. Materi yang dibahas antara lain definisi matriks, jenis-jenis matriks, sifat-sifat operasi pada matriks seperti penjumlahan, perkalian, transpose, dan contoh-contoh perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar matriks invers, pangkat matriks, ekspresi polynomial pada matriks, transpose matriks, dan matriks dasar. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan cara menentukan matriks invers, operasi pangkat dan transpose pada matriks, serta penggunaan matriks dasar untuk menyederhanakan bentuk matriks.
Dokumen tersebut membahas tentang invers matriks, yaitu matriks yang jika dikalikan dengan matriks asli akan menghasilkan matriks identitas. Metode untuk menentukan invers matriks adalah dengan menggunakan operasi baris elementer pada matriks gabungan dari matriks asli dan matriks identitas. Contoh penyelesaian soal sistem persamaan linier dengan menggunakan invers matriks juga dijelaskan.
Bab 1.3-1.5 membahas tentang definisi matriks, operasi-operasi pada matriks seperti penjumlahan, perkalian dengan skalar, dan perkalian matriks. Juga dibahas tentang matriks khusus seperti matriks nol dan identitas serta sifat-sifatnya. Bab selanjutnya membahas tentang konsep matriks invers, algoritmanya, dan aplikasinya dalam memecahkan sistem persamaan linier. Diakhir membahas bentuk-
Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat operasi matriks, matriks identitas, invers matriks, transpose matriks, dan matriks elementer. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi dan contoh-contoh penerapan aturan-aturan dasar dalam operasi matriks.
Bab 1 membahas sistem persamaan linier, matriks dan operasi matriks, invers matriks, dan bentuk-bentuk matriks khusus seperti matriks diagonal, segi-tiga atas/bawah, dan simetrik.
Bab 1 membahas sistem persamaan linier, matriks dan operasi matriks, invers matriks, dan bentuk-bentuk matriks khusus seperti matriks diagonal, segi-tiga atas/bawah, dan simetrik.
Transpos matriks adalah pengubahan baris menjadi kolom dan kolom menjadi baris pada suatu matriks. Transpos dari matriks A dinotasikan dengan AT. Determinan suatu matriks memberikan informasi apakah matriks tersebut memiliki invers atau tidak.
Sistem persamaan linear dapat ditulis dalam bentuk matriks A x = b, dimana A adalah matriks koefisien, x adalah vektor variabel tidak diketahui, dan b adalah vektor konstanta. Penyelesaian sistem persamaan linear meliputi metode eliminasi Gauss, eliminasi Gauss-Jordan, dan aturan Cramer. Determinan digunakan untuk menentukan apakah suatu matriks dapat diinverskan.
Modul 01 Modul1 Matriks dan Operasinya-1 (1).pdfAdamGaul
Silabus mata kuliah Aljabar Linier mencakup bab-bab tentang matriks dan operasinya, determinan matriks, sistem persamaan linear, vektor di bidang dan ruang, ruang vektor, ruang hasil kali dalam, dan transformasi linear. Referensi utama meliputi buku-buku tentang aljabar linier dan matematika lanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi matrik, bentuk-bentuk matrik seperti matrik bujur sangkar, matrik diagonal, matrik segitiga, dan operasi-operasi pada matrik seperti penjumlahan, perkalian, dan pemangkatan matrik.
Dokumen ini membahas tentang konsep matriks dan operasi-operasi dasar pada matriks seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian skalar, dan perkalian matriks. Jenis-jenis matriks yang dijelaskan antara lain matriks baris, kolom, persegi, nol, identitas, ortogonal, simetri, dan transpose. Sifat-sifat operasi pada matriks juga diuraikan.
Teks tersebut membahas tentang matriks dan determinan. Matriks didefinisikan sebagai susunan bilangan berbentuk persegi yang terdiri atas baris dan kolom, sedangkan determinan adalah nilai karakteristik suatu matriks bujur sangkar. Determinan diperlukan untuk menentukan apakah suatu matriks singular atau tidak.
Dokumen tersebut membahas tentang aturan penilaian dan materi perkuliahan tentang matriks dan transformasi linier. Materi yang dibahas antara lain definisi matriks, jenis-jenis matriks, sifat-sifat operasi pada matriks seperti penjumlahan, perkalian, transpose, dan contoh-contoh perhitungannya.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar matriks invers, pangkat matriks, ekspresi polynomial pada matriks, transpose matriks, dan matriks dasar. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan cara menentukan matriks invers, operasi pangkat dan transpose pada matriks, serta penggunaan matriks dasar untuk menyederhanakan bentuk matriks.
2. INVERS MATRIKS
•
•
Definisi :
Jika A dan B adalah sebarang matriks bujur
sangkar sedemikian sehingga AB=BA=I. Maka B
merupakan invers dari A atau A-1 dan
sebaliknya. Matriks yang mempunyai invers
disebut invertible atau non singular.
Untuk mendapatkan A-1, dapat dilakukan dengan
cara :
1. Metode Matriks Adjoint / Determinan
2. Metode Operasi Baris Elementer (OBE)
atau Operasi Kolom Elementer (OKE)
3. Mencari Invers dengan Matriks Adjoint
Ingat kembali sifat matriks adjoint, yaitu :
A adj(A) = adj(A) A = |A| I
Jika |A| ≠ 0, maka :
A = A = I
|
|
)
(
A
A
adj
|
|
)
(
A
A
adj
|
|
)
(
A
A
adj
Menurut definisi matriks invers :
A A-1 = A-1 A = I
Ini berarti bahwa :
A-1 = dengan |A| ≠ 0
4. Carilah invers dari A =
d
c
b
a
Solusi :
C11 = M11 = d
C12 = - M12 = - c
C21 = - M21 = - b
C22 = M22 = a
adj(A) =
22
12
21
11
C
C
C
C
=
a
c
b
d
| A | = ad – bc
A-1 =
|
|
)
(
A
A
adj
=
a
c
b
d
bc
ad
1
6. Mencari invers dengan OBE
Jika A matriks persegi non singular, dengan OBE terhadap A dapat
direduksi menjadi bentuk normal I sedemikian hingga :
P A = I
dengan P hasil penggandaan matriks elementer (baris).
Selanjutnya, P A = I
P-1 P A = P-1 I
I A = P-1
A = P-1
Ini berarti A-1 = P
Dengan demikian hasil penggandaan matriks elementer (baris) ini pada
hakekatnya adalah invers dari matriks A.
Teknis pencarian invers dengan OBE :
(A | I) ~ (I | A-1)
7. Mencari invers dengan OKE
Jika A matriks persegi non singular, dengan OKE terhadap A dapat
direduksi menjadi bentuk normal I sedemikian hingga :
A Q = I
dengan Q hasil penggandaan matriks elementer (kolom).
Selanjutnya, A Q = I
A Q Q-1 = I Q-1
A I = Q-1
A = Q-1
Ini berarti A-1 = Q
Dengan demikian hasil penggandaan matriks elementer (kolom) ini pada
hakekatnya adalah invers dari matriks A.
Teknis pencarian invers dengan OKE :
~
I
A
1
A
I
10. Sifat-sifat Matriks Invers
(1) Matriks invers (jika ada) adalah tunggal (uniqe)
Andaikan B dan C adalah invers dari matriks A, maka berlaku :
AB = BA = I, dan juga
AC = CA = I
Tetapi untuk : BAC = B(AC) = BI = B ....................(*)
BAC = (BA)C = IC = C .....................(**)
Dari (*) dan (**) haruslah B = C.
(2) Invers dari matriks invers adalah matriks itu sendiri.
Andaikan matriks C = A-1, berarti berlaku :
AC = CA = I (*)
Tetapi juga berlaku C C-1 = C-1 C = I (**)
Dari (*) dan (**) berarti :
C-1 = A
(A-1)-1 = A.
11. Sifat-sifat Matriks Invers
(3) Matriks invers bersifat nonsingular (determinannya tidak nol )
det (A A-1) = det (A) det (A-1)
det (I) = det (A) det (A-1)
1 = det (A) det (A-1) ; karena det (A) 0 , maka :
det (A-1) =
ini berarti bahwa det (A-1) adalah tidak nol dan kebalikan dari det (A).
)
det(
1
A
(4) Jika A dan B masing-masing adalah matriks persegi berdimensi n,
dan berturut-turut A-1 dan B-1 adalah invers dari A dan B,
maka berlaku hubungan : (AB)-1 = B-1 A-1
(AB) (AB)-1 = (AB)-1 (AB) = I (*)
di sisi lain :
(AB) (B-1 A-1) = A(BB-1) A-1 = A I A-1 = A A-1 = I
(B-1 A-1) (AB) = B-1(A-1A) B = B-1 I B = B-1 B = I (**)
Menurut sifat (1) di atas matriks invers bersifat uniqe (tunggal),
karena itu dari (*) dan (**) dapatlah disimpulkan bahwa (AB)-1 = B-1 A-1 .
12. Sifat-sifat Matriks Invers
(5) Jika matriks persegi A berdimensi n adalah non singular,
maka berlaku (AT)-1 = (A-1)T .
Menurut sifat determinan : AT = A 0, oleh sebab itu (AT)-1 ada,
dan haruslah :
(AT)-1 AT = AT (AT)-1 = I (*)
Di sisi lain menurut sifat transpose matriks :
(A A-1)T= (A-1)T AT
IT= (A-1)T AT
(A-1)T AT = I, hubungan ini berarti bahwa (A-1)T adalah juga invers dari AT.
Padahal invers matriks bersifat tunggal, oleh karena itu memperhatikan (*),
haruslah :
(A-1)T = (AT)-1 .