SlideShare a Scribd company logo
MENTERI DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 28 TAHUN 2021
TENTANG
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT
LEVEL 4 CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI WILAYAH SUMATERA,
KALIMANTAN, SULAWESI, NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia agar
melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level
4 (empat) Corona Virus Disease (COVID-19) di wilayah Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua sesuai dengan kriteria level
situasi pandemi berdasarkan assesmen oleh Kementerian Kesehatan,
berkenaan dengan hal tersebut diinstruksikan:
Kepada : 1. Gubernur; dan
2. Bupati/Wali kota,
Untuk :
KESATU : Khusus Kepada:
Gubernur di Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dengan kriteria
Level 4 (empat) situasi pandemi berdasarkan
assesmen, yaitu:
a. Gubernur Sumatera Utara yaitu Kota Medan;
b. Gubernur Sumatera Barat yaitu Kota Padang;
c. Gubernur Riau yaitu Kota Pekanbaru;
d. Gubernur Kepulauan Riau yaitu Kota Batam dan
Kota Tanjung Pinang;
e. Gubernur Jambi yaitu Kota Jambi;
f. Gubernur Sumatera Selatan yaitu Kota Palembang,
Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Banyuasin
dan Kabupaten Musi Rawas;
g. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yaitu
Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung
Kabupten Belitung Timur;
h. Gubernur Bengkulu yaitu Kota Bengkulu;
i. Gubernur Lampung yaitu Kota Bandar Lampung;
j. Gubernur Kalimantan Barat yaitu Kota Pontianak;
k. Gubernur Kalimantan Utara yaitu Kabupaten
Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan;
SALINAN
-2-
l. Gubernur Kalimantan Timur yaitu Kabupaten
Berau, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota
Samarinda, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur dan
Kabupaten Penajam Paser Utara;
m. Gubernur Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjar
Baru dan Kota Banjarmasin;
n. Gubernur Nusa Tenggara Barat yaitu Kota
Mataram;
o. Gubernur Nusa Tenggara Timur yaitu Kabupaten
Sikka, Kabupaten Sumba Timur dan Kota Kupang;
p. Gubernur Sulawesi Utara yaitu Kota Bitung,
Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa
Utara;
q. Gubernur Sulawesi Selatan yaitu Kota Makassar
dan Kabupaten Tana Toraja;
r. Gubernur Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu dan
Kabupaten Morowali Utara;
s. Gubernur Maluku Utara yaitu Kabupaten
Halmahera Barat;
t. Gubernur Papua yaitu Kota Jayapura, Kabupaten
Mimika dan Kabupaten Merauke; dan
u. Gubernur Papua Barat yaitu Kota Sorong.
KEDUA : Penetapan level wilayah sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU berpedoman pada Indikator
Penyesuaian Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Pembatasan Sosial dalam Penanggulangan Pandemi
COVID-19 yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
KETIGA : PPKM Level 4 (empat) pada Kabupaten dan Kota
sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU
dilakukan dengan menerapkan kegiatan sebagai
berikut:
a. pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (sekolah,
perguruan tinggi, akademi, tempat
pendidikan/pelatihan) dilakukan secara
daring/online;
b. pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial
diberlakukan 100% (seratus persen) Work From
Home (WFH);
c. pelaksanaan kegiatan pada sektor:
1) esensial seperti:
a) keuangan dan perbankan hanya meliputi
asuransi, bank, pegadaian, dana pensiun, dan
lembaga pembiayaan (yang berorientasi pada
pelayanan fisik dengan pelanggan (customer));
b) pasar modal (yang berorientasi pada
pelayanan dengan pelanggan (customer) dan
berjalannya operasional pasar modal secara
baik);
c) teknologi informasi dan komunikasi meliputi
operator seluler, data center, internet, pos,
media terkait dengan penyebaran informasi
kepada masyarakat;
d) perhotelan non penanganan karantina; dan
-3-
e) industri orientasi eskpor dan industri
penunjang ekspor, dimana pihak perusahaan
harus menunjukkan bukti contoh dokumen
Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) selama
12 (dua belas) bulan terakhir atau dokumen
lain yang menunjukkan rencana ekspor dan
wajib memiliki Izin Operasional dan Mobilitas
Kegiatan Industri (IOMKI),
dapat beroperasi dengan ketentuan:
a) untuk huruf a) dapat beroperasi dengan
kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen)
staf untuk lokasi yang berkaitan dengan
pelayanan kepada masyarakat, serta 25% (dua
puluh lima persen) untuk pelayanan
administrasi perkantoran guna mendukung
operasional;
b) untuk huruf b) sampai dengan huruf d) dapat
beroperasi dengan kapasitas maksimal 50%
(lima puluh persen) staf; dan
c) untuk huruf e) dapat beroperasi dengan
pemberlakukan shift maksimal 50% (lima
puluh persen) dari total pekerja dalam 1 (satu)
shift di fasilitas produksi/pabrik, serta 10%
(sepuluh persen) untuk pelayanan
adminsitrasi perkantoran guna mendukung
operasional dengan menerapkan pengaturan
masuk dan pulang serta makan karyawan
tidak bersamaan,
2) esensial pada sektor pemerintahan yang
memberikan pelayanan publik yang tidak bisa
ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25% (dua
puluh lima persen) maksimal staf Work From
Office (WFO) dengan protokol kesehatan secara
ketat;
3) kritikal seperti:
a) kesehatan;
b) keamanan dan ketertiban masyarakat;
c) penanganan bencana;
d) energi;
e) logistik, transportasi dan distribusi terutama
untuk kebutuhan pokok masyarakat;
f) makanan dan minuman serta penunjangnya,
termasuk untuk ternak/hewan peliharaan;
g) pupuk dan petrokimia;
h) semen dan bahan bangunan;
i) obyek vital nasional;
j) proyek strategis nasional;
k) konstruksi; dan
l) utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan
sampah),
-4-
dapat beroperasi dengan ketentuan:
a) untuk huruf a) dan huruf b) dapat beroperasi
100% (seratus persen) staf tanpa ada
pengecualian; dan
b) untuk huruf c) sampai dengan huruf l) dapat
beroperasi 100% (seratus persen) maksimal
staf, hanya pada fasilitas
produksi/konstruksi/pelayanan kepada
masyarakat dan untuk pelayanan administrasi
perkantoran guna mendukung operasional,
diberlakukan maksimal 25% (dua puluh lima
persen) staf,
4) pasar tradisional, pedagang kaki lima, toko
kelontong, agen/outlet voucher,
barbershop/pangkas rambut, laundry, pedagang
asongan, pasar loak, pasar burung/unggas, pasar
basah, pasar batik, bengkel kecil, cucian
kendaraan, dan lain-lain yang sejenis diizinkan
buka dengan protokol Kesehatan ketat, memakai
masker, mencuci tangan, handsanitizer, yang
pengaturan teknisnya diatur oleh Pemerintah
Daerah,
5) untuk supermarket dan pasar swalayan yang
menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam
operasional sampai Pukul 20.00 waktu setempat
dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh
persen); dan
6) untuk apotik dan toko obat dapat buka selama 24
(dua puluh empat) jam,
d. pelaksanaan kegiatan makan/minum ditempat
umum:
1) warung makan/warteg, pedagang kaki lima,
lapak jajanan dan sejenisnya diizinkan buka
dengan protokol Kesehatan ketat, memakai
masker, mencuci tangan, handsanitizer, yang
pengaturan teknisnya diatur oleh Pemerintah
Daerah;
2) rumah makan dan kafe dengan skala kecil yang
berada pada lokasi sendiri dapat melayani makan
ditempat/dine in dengan kapasitas 25% (dua
puluh lima persen) dan menerima makan dibawa
pulang/delivery/take away dengan penerapan
protokol kesehatan secara lebih ketat;
3) restoran/rumah makan, kafe dengan skala
sedang dan besar baik yang berada pada lokasi
tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat
perbelanjaan/mall hanya menerima delivery/take
away dan tidak menerima makan ditempat (dine-
in),
-5-
e. kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat
perdagangan ditutup sementara kecuali akses untuk
restoran, supermarket, dan pasar swalayan dapat
diperbolehkan dengan memperhatikan ketentuan
pada huruf c.5 dan huruf d;
f. pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk
infrastruktur publik (tempat konstruksi dan lokasi
proyek) beroperasi 100% (seratus persen) dengan
menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat;
g. tempat ibadah (Masjid, Musholla, Gereja, Pura,
Vihara, dan Klenteng serta tempat lainnya yang
difungsikan sebagai tempat ibadah), tidak
mengadakan kegiatan peribadatan/keagamaan
berjamaah dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah
di rumah;
h. fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat
wisata umum dan area publik lainnya) ditutup
sementara;
i. kegiatan seni, budaya dan sosial kemasyarakatan
(lokasi seni, budaya dan kegiatan sosial yang dapat
menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup
sementara;
j. kegiatan olahraga/pertandingan olahraga
diperbolehkan, antara lain:
1) diselenggarakan oleh Pemerintah tanpa penonton
atau supporter dengan penerapan protokol
kesehatan yang ketat; dan
2) olahraga mandiri/individual dengan penerapan
protokol kesehatan yang ketat,
k. transportasi umum (kendaraan umum, angkutan
masal, taksi (konvensional dan online) dan
kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan
pengaturan kapasitas maksimal 70% (tujuh puluh
persen) dengan menerapkan protokol kesehatan
secara lebih ketat;
l. pelaksanaan resepsi pernikahan ditiadakan;
m.pelaku perjalanan domestik yang menggunakan
mobil pribadi, sepeda motor dan transportasi umum
jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta
api) harus:
1) menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi
dosis pertama);
2) menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara
serta Antigen (H-1) untuk moda transportasi
mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan
kapal laut;
-6-
3) ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1)
dan angka 2) hanya berlaku untuk kedatangan
dan keberangkatan dari dan ke Wilayah yang
ditetapkan sebagai PPKM Level 4 (empat)
sebagaimana dimaksud Diktum KESATU serta
tidak berlaku untuk transportasi dalam wilayah
aglomerasi sebagai contoh untuk wilayah
Jabodetabek; dan
4) untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi
barang lainnya dikecualikan dari ketentuan
memiliki kartu vaksin,
n. tetap memakai masker dengan benar dan konsisten
saat melaksanakan kegiatan diluar rumah serta
tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa
menggunakan masker.
KEEMPAT : Gubernur berwenang mengalihkan alokasi kebutuhan
vaksin dari Kabupaten dan Kota yang kelebihan alokasi
vaksin kepada Kabupaten dan Kota yang kekurangan
alokasi vaksin.
KELIMA : Gubernur, Bupati dan Wali kota melarang setiap
bentuk aktivitas/kegiatan yang dapat menimbulkan
kerumunan.
KEENAM : Gubernur, Bupati dan Wali kota berkoordinasi dan
berkolaborasi dengan TNI, Polri dan Kejaksaaan dalam
mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan PPKM.
KETUJUH : Melaksanakan pengetatan aktivitas dan edukasi
dengan prinsip sebagai berikut:
a. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup,
pertemuan pertemuan panjang (lebih dari 15
menit), interaksi jarak dekat, keramaian, aktivitas
dengan bernapas kuat misalnya bernyanyi, tertawa
dan tidak memakai masker seperti pada saat
makan bersama;
b. penggunaan masker dengan benar dan konsisten
adalah protokol kesehatan paling minimal yang
harus diterapkan setiap orang;
c. mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
secara berulang terutama setelah menyentuh benda
yang disentuh orang lain (seperti gagang pintu atau
pegangan tangga), menyentuh daerah wajah dengan
tangan perlu dihindari;
d. jenis masker yang baik akan lebih melindungi,
penggunaan masker sebanyak 2 (dua) lapis
merupakan pilihan yang baik. Masker sebaiknya
perlu diganti setelah digunakan (>4 (lebih dari
empat) jam);
e. penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan
mempertimbangkan jarak interaksi, durasi, dan
faktor ventilasi udara untuk meminimalisir risiko
penularan dalam beraktivitas;
f. pertimbangan jarak dapat diterapkan sebagai
berikut:
1) beraktivitas dari rumah saja, dan berinteraksi
hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah;
-7-
2) jika harus meninggalkan rumah, maka harus
selalu mengupayakan jarak minimal 2 (dua)
meter dalam berinteraksi dengan orang lain.
mengurangi/menghindari kontak dengan orang
lain yang tidak tinggal serumah; dan
3) mensosialisasikan berbagai petunjuk visual di
tempat umum terkait pencegahan dan
penanganan COVID-19,
g. pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai
berikut:
1) jika harus berinteraksi dengan orang lain atau
menghadiri suatu kegiatan, dilakukan dengan
durasi yang singkat untuk mengurangi risiko
penularan; dan
2) dalam perkantoran dan situasi berkegiatan
lainnya, penjadwalan dan rotasi dapat membantu
untuk mengurangi durasi interaksi,
h. pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagai
berikut:
1) berkegiatan di luar ruangan memiliki risiko
penularan yang jauh lebih rendah dibandingkan
di dalam ruangan; dan
2) ruangan harus selalu diupayakan untuk memiliki
ventilasi udara yang baik. Membuka pintu,
jendela dapat dilakukan untuk mengurangi risiko
penularan. Dalam kondisi pintu atau jendela
tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan High
Efficiency Particulate Air (HEPA) filter dapat
digunakan di dalam ruangan,
i. dalam kondisi penularan sudah meluas di
komunitas, maka intervensi yang lebih ketat dengan
membatasi mobilitas masyarakat secara signifikan
perlu dilakukan;
j. penguatan 3T (testing, tracing, treatment) perlu terus
diterapkan:
1) testing perlu ditingkatkan sesuai dengan tingkat
positivity rate mingguan, dengan ketentuan
sebagai berikut:
Positivity rate
mingguan
Jumlah tes (per 1000
penduduk per minggu)
<5% 1
>5%-<15% 5
>15%-<25% 10
>25% 15
Testing perlu terus ditingkatkan dengan target
positivity rate <10% (sepuluh persen); testing
perlu terus ditingkatkan terhadap suspek, yaitu
mereka yang bergejala, dan juga kontak erat.
Target orang dites per hari untuk setiap
kabupaten-kota mengikuti tabel sebagai berikut:
No Provinsi Kabupaten/Kota
Terget
Jumlah
Tes/Hari
1. Sumatera Utara Kota Medan 4.965
2. Sumatera Barat Kota Padang 2.110
3. Riau Kota Pekanbaru 2.486
-8-
4. Kep. Riau Kota Batam 3.307
5. Kota Tanjung
Pinang
468
6. Jambi Kota Jambi 1.291
7. Sumatera
Selatan
Kota Lubuk
Linggau
513
8. Kota Palembang 3.681
9. Musi Banyuasin 1.429
10. Musi Rawas 889
11. Kep. Bangka
Belitung
Bangka Barat 305
12. Belitung 407
13. Belitung Timur 277
14. Lampung Kota Bandar
Lampung
2.333
15. Bengkulu Kota Bengkulu 804
16. Kalimantan
Barat
Kota Pontianak 1.412
17. Kalimantan
Utara
Bulungan 288
18. Kota Tarakan 376
19. Nunukan 147
20. Kalimantan
Timur
Berau 499
21. Kota Balikpapan 1.377
22. Kota Bontang 392
23. Kota Samarinda 1.843
24. Kutai Barat 322
25. Kutai
Kartanegara
1.677
26. Kutai Timur 831
27. Penajam Paser
Utara
342
28. Kalimantan
Selatan
Kota Banjarbaru 586
29. Kota Banjarmasin 1.530
30. NTB Kota Mataram 738
31. NTT Kota Kupang 982
32. Sikka 462
33. Sumba Timur 567
34. Sulawesi Utara Kota Bitung 479
35. Minahasa 736
36. Minahasa Utara 437
37. Sulawesi
Selatan
Kota Makassar 2.222
38. Tana Toraja 513
39. Sulawesi
Tengah
Kota Palu 857
40. Morowali Utara 285
41. Maluku Utara Halmahera Barat 254
42. Papua Kota Jayapura 656
43. Merauke 168
44. Mimika 313
45. Papua Barat Kota Sorong 587
2) tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebih
dari 15 kontak erat per kasus konfirmasi.
Karantina perlu dilakukan pada yang
diidentifikasi sebagai kontak erat. Setelah
diidentifikasi kontak erat harus segera diperiksa
(entry-test) dan karantina perlu dijalankan. Jika
hasil pemeriksaan positif maka perlu dilakukan
isolasi. Jika hasil pemeriksaan negatif maka perlu
dilanjutkan karantina. Pada hari ke-5 karantina,
perlu dilakukan pemeriksaan kembali (exit-test)
untuk melihat apakah virus terdeteksi
setelah/selama masa inkubasi. Jika negatif,
maka pasien dianggap selesai karantina; dan
-9-
3) treatment perlu dilakukan dengan komprehensif
sesuai dengan berat gejala. Hanya pasien
bergejala sedang, berat, dan kritis yang perlu
dirawat di rumah sakit. Isolasi perlu dilakukan
dengan ketat untuk mencegah penularan,
k. upaya percepatan vaksinasi harus terus dilakukan
untuk melindungi sebanyak mungkin orang dan
upaya ini dilakukan untuk menurunkan laju
penularan serta mengutamakan keselamatan
mereka yang rentan untuk meninggal (seperti
lansia, orang dengan komorbid) mengingat
kapasitas kesehatan yang terbatas dan dampak
jangka panjang dari infeksi COVID-19.
KEDELAPAN : Gubernur, Bupati dan Wali kota agar:
a. mempercepat proses penyaluran bantuan sosial
serta jaring pengaman sosial yang bersumber dari
APBD, apabila terdapat kebutuhan tambahan
pendanaan untuk penganggaran dan penyaluran
bantuan sosial serta jaring pengaman sosial dalam
mendukung pelaksanaan PPKM Level 4 (empat)
maka:
1) dilakukan rasionalisasi dan/atau realokasi
anggaran dari program/kegiatan yang kurang
prioritas pada anggaran anggaran bantuan sosial
serta jaring pengaman sosial;
2) tata cara rasionalisasi dan/atau realokasi
kebutuhan tambahan pendanaan untuk
penganggaran dan penyaluran bantuan
sosial/jaring pengamanan sosial dalam
mendukung pelaksanaan PPKM Level 4 (empat)
berpedoman kepada Pasal 4 dan Pasal 5
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun
2020 tentang Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah
Daerah dan Pasal 3 sampai dengan Pasal 6
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun
2020 tentang Pengutamaan Penggunaan Alokasi
Anggaran untuk Kegiatan Tertentu, Perubahan
Alokasi dan Penggunaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah;
3) terhadap percepatan penyaluran dan pelaksanaan
BLT-Dana Desa (BLT-DD):
a) Bupati/Wali kota untuk melakukan
percepatan evaluasi APBDesa bagi Desa yang
belum menetapkan Peraturan Desa mengenai
APBDesa, pengesahan data KPM oleh
pemerintah Daerah, perekaman Data KPM
penerima BLT-DD pada Om-SPAN sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
b) Kepala Desa untuk melakukan pendataan dan
penetapan KPM, dan menindaklanjuti dengan
pelaksanaan BLT-DD sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan,
-10-
b. melakukan sinkronisasi bantuan sosial yang berasal
dari pusat dengan bantuan sosial yang bersumber
dari APBD.
KESEMBILAN : Pendanaan untuk Pelaksanaan PPKM Level 4 (empat)
akibat Pandemi COVID-19 yang bersumber dari APBD:
a. dalam pelaksanaan PPKM Level 4 (empat) akibat
Pandemi COVID-19, Pemerintah Daerah dapat
melakukan pengeluaran yang belum tersedia
anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam
rancangan perubahan APBD;
b. pengeluaran sebagaimana dimaksud pada huruf a
dilakukan dengan pembebanan langsung pada
Belanja Tidak Terduga (BTT);
c. dalam hal BTT tidak mencukupi, Pemerintah
Daerah melakukan penjadwalan ulang capaian
program dan kegiatan untuk pengutamaan
penggunaan alokasi anggaran kegiatan tertentu
dan/atau perubahan alokasi anggaran serta
memanfaatkan uang kas yang tersedia melalui
perubahan peraturan kepala daerah tentang APBD,
dan memberitahukan kepada pimpinan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Hasil alokasi anggaran
penjadwalan ulang capaian program dan kegiatan
dimaksud dialihkan untuk belanja tidak terduga;
dan
d. tata cara penggunaan BTT dalam rangka
pelaksanaan PPKM Level 4 (empat) akibat Pandemi
COVID-19 yang bersumber dari APBD berpedoman
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39
Tahun 2020.
KESEPULUH : a. Dalam hal Gubernur, Bupati dan Wali kota tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Instruksi Menteri ini, dikenakan sanksi
sebagaimana diatur dalam Pasal 67 sampai dengan
Pasal 78 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
b. Untuk pelaku usaha, restoran, pusat perbelanjaan,
transportasi umum sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KETIGA huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf
j tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur
dalam Instruksi ini dikenakan sanksi administratif
sampai dengan penutupan usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan; dan
c. Setiap orang dapat dikenakan sanksi bagi yang
melakukan pelanggaran dalam rangka pengendalian
wabah penyakit menular berdasarkan:
1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212
sampai dengan Pasal 218;
2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular;
3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan; dan
4) Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah;
serta
5) Ketentuan peraturan perundang-undangan
lainnya yang terkait.
-11-
KESEBELAS : Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
3 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 9 Agustus
2021.
Dikeluarkan di Jakarta
pada tanggal 2 Agustus 2021
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd
MUHAMMAD TITO KARNAVIAN
Tembusan Yth :
1. Presiden Republik Indonesia;
2. Wakil Presiden Republik Indonesia;
3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia;
4. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan;
5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
6. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan;
7. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi;
8. Menteri Sekretaris Negara;
9. Menteri Agama;
10. Menteri Keuangan;
11. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi;
12. Menteri Kesehatan;
13. Menteri Sosial;
14. Menteri Ketenagakerjaan;
15. Menteri Perindustrian;
16. Menteri Perdagangan;
17. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi;
18. Menteri Badan Usaha Milik Negara;
19. Sekretaris Kabinet;
20. Panglima Tentara Nasional Indonesia;
21. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia;
22. Jaksa Agung Republik Indonesia;
23. Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan;
24. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana;
25. Gubernur Bank Indonesia;
26. Ketua Otoritas Jasa Keuangan;
27. Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik;
28. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi; dan
29. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.

More Related Content

What's hot

Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...
Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...
Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...
CIkumparan
 
Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021
Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021
Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021
CIkumparan
 
PPKM Mikro Nomor 5 ADWIL
PPKM Mikro Nomor 5 ADWILPPKM Mikro Nomor 5 ADWIL
PPKM Mikro Nomor 5 ADWIL
CIkumparan
 
Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021
Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021
Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021
CIkumparan
 
Salinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-Bali
Salinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-BaliSalinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-Bali
Salinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-Bali
CIkumparan
 
Salinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa Bali
Salinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa BaliSalinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa Bali
Salinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa Bali
CIkumparan
 
Inmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa Bali
Inmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa BaliInmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa Bali
Inmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa Bali
RepublikaDigital
 
Kepgub no. 1055_th_2021
Kepgub no. 1055_th_2021Kepgub no. 1055_th_2021
Kepgub no. 1055_th_2021
CIkumparan
 
Inmendagri nomor 14 tahun 2021
Inmendagri nomor 14 tahun 2021Inmendagri nomor 14 tahun 2021
Inmendagri nomor 14 tahun 2021
CIkumparan
 
SALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdfSALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdf
CIkumparan
 
Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021
Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021
Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021
CIkumparan
 
Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021
Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021
Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021
redaksiGencilNews
 
SE KPU 20 Tahun 2020
SE KPU 20 Tahun 2020SE KPU 20 Tahun 2020
SE KPU 20 Tahun 2020
PrabariniKartika
 
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
Anton Setiadi
 
Pergub PSBB Jawa Timur
Pergub PSBB Jawa TimurPergub PSBB Jawa Timur
Pergub PSBB Jawa Timur
Aulia Risyda Fauzi
 
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenasMateri paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Deki Zulkarnain
 
Paparan menteri ppn musrenbang prov aceh
Paparan menteri ppn musrenbang prov acehPaparan menteri ppn musrenbang prov aceh
Paparan menteri ppn musrenbang prov aceh
Dadang Solihin
 

What's hot (19)

Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...
Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...
Salinan inmendagri no 57 tahun 2021 tentang ppkm level 3, level 2, dan level ...
 
Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021
Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021
Inmendagri Jawa Bali no 22 tahun 2021
 
PPKM Mikro Nomor 5 ADWIL
PPKM Mikro Nomor 5 ADWILPPKM Mikro Nomor 5 ADWIL
PPKM Mikro Nomor 5 ADWIL
 
Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021
Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021
Instruksi Gubernur Banten Nomor 3 Tahun 2021
 
Salinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-Bali
Salinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-BaliSalinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-Bali
Salinan inmendagri no 43 tahun 2021 Jawa-Bali
 
Salinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa Bali
Salinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa BaliSalinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa Bali
Salinan inmendagri no 44 tahun 2021 Non Jawa Bali
 
Inmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa Bali
Inmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa BaliInmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa Bali
Inmendagri No 01 Tahun 2022 tentang PPKM Jawa Bali
 
Kepgub no. 1055_th_2021
Kepgub no. 1055_th_2021Kepgub no. 1055_th_2021
Kepgub no. 1055_th_2021
 
Inmendagri nomor 14 tahun 2021
Inmendagri nomor 14 tahun 2021Inmendagri nomor 14 tahun 2021
Inmendagri nomor 14 tahun 2021
 
Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi
 Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi
Bab 5. Strategi Monitoring dan Evaluasi
 
SALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdfSALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NO 18 TAHUN 2022 TENTANG PPKM JAWA BALI.pdf
 
Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021
Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021
Instruksi menteri dalam_negeri_no_35_tahun_2021
 
Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021
Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021
Inmendagri ppkm mikro no. 23 tahun 2021
 
SE KPU 20 Tahun 2020
SE KPU 20 Tahun 2020SE KPU 20 Tahun 2020
SE KPU 20 Tahun 2020
 
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok  2014
Paparan Kepala Bappeda Propinsi Sumatera Barat pada Musrenbang Kota Solok 2014
 
Spm kesehatan
Spm kesehatanSpm kesehatan
Spm kesehatan
 
Pergub PSBB Jawa Timur
Pergub PSBB Jawa TimurPergub PSBB Jawa Timur
Pergub PSBB Jawa Timur
 
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenasMateri paparan musrenbang dari narasumber bappenas
Materi paparan musrenbang dari narasumber bappenas
 
Paparan menteri ppn musrenbang prov aceh
Paparan menteri ppn musrenbang prov acehPaparan menteri ppn musrenbang prov aceh
Paparan menteri ppn musrenbang prov aceh
 

Similar to Inmendagri no 28 tahun 2021

Inmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa bali
Inmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa baliInmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa bali
Inmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa bali
Jendelahukum.com
 
SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022
CIkumparan
 
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021
CIkumparan
 
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdfSALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdf
CIkumparan
 
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...
Bastaman Kusumadewa
 
Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...
Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...
Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...
IndahMutiaraKami
 
Protokol Kesehatan di Fasilitas Umum
Protokol Kesehatan di Fasilitas UmumProtokol Kesehatan di Fasilitas Umum
Protokol Kesehatan di Fasilitas Umum
Agaton Kenshanahan
 
Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020
Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020
Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020
Web Master
 
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022
CIkumparan
 
se mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugas
se mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugasse mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugas
se mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugas
Web Master
 
INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022
INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022 INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022
INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022
CIkumparan
 
Sk kadisnakertransgi 1972 th 2021 protokol ppkm level 4 fix
Sk kadisnakertransgi 1972 th 2021   protokol ppkm level 4 fixSk kadisnakertransgi 1972 th 2021   protokol ppkm level 4 fix
Sk kadisnakertransgi 1972 th 2021 protokol ppkm level 4 fix
CIkumparan
 
Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021
Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021 Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021
Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021
CIkumparan
 
Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724
Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724
Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724
Thomas Bustomi
 
Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...
Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...
Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...
merdekacom
 
SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...
SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...
SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...
CIkumparan
 
Inpres Nomor 6 tTahun 2020
Inpres Nomor 6 tTahun 2020Inpres Nomor 6 tTahun 2020
Inpres Nomor 6 tTahun 2020
CIkumparan
 
Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021
Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021
Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021
CIkumparan
 
Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)
Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)
Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)
danudamarjati
 
SK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKI
SK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKISK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKI
SK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKI
Agaton Kenshanahan
 

Similar to Inmendagri no 28 tahun 2021 (20)

Inmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa bali
Inmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa baliInmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa bali
Inmendagri no 27 tahun 2021 tentang ppkm level4 level3 dan level 2 jawa bali
 
SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NO 35 TAHUN 2022
 
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 14 TAHUN 2021
 
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdfSALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdf
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 50 TAHUN 2022 TTG PPKM JAWA BALI.pdf
 
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...
Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol K...
 
Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...
Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...
Kmk no. hk.01.07 menkes-382-2020 ttg protokol kesehatan bagi masyarakat di te...
 
Protokol Kesehatan di Fasilitas Umum
Protokol Kesehatan di Fasilitas UmumProtokol Kesehatan di Fasilitas Umum
Protokol Kesehatan di Fasilitas Umum
 
Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020
Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020
Kepmenkes ri no._hk.01.07-menkes-382-2020
 
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022
SALINAN INMENDAGRI NOMOR 24 TAHUN 2022
 
se mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugas
se mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugasse mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugas
se mendagri covid-19_pembentukan_gugus_tugas
 
INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022
INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022 INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022
INMENDAGRI NOMOR 26 TAHUN 2022
 
Sk kadisnakertransgi 1972 th 2021 protokol ppkm level 4 fix
Sk kadisnakertransgi 1972 th 2021   protokol ppkm level 4 fixSk kadisnakertransgi 1972 th 2021   protokol ppkm level 4 fix
Sk kadisnakertransgi 1972 th 2021 protokol ppkm level 4 fix
 
Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021
Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021 Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021
Salinan Inmendagri Nomor 62 Tahun 2021
 
Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724
Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724
Kapasitasinovasikolaborasigovernance 171214101724
 
Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...
Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...
Salinan inmendagri no 62 tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan cov...
 
SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...
SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...
SALINAN INMENDAGRI Nomor 08 Tahun 2022 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan ...
 
Inpres Nomor 6 tTahun 2020
Inpres Nomor 6 tTahun 2020Inpres Nomor 6 tTahun 2020
Inpres Nomor 6 tTahun 2020
 
Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021
Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021
Se mendagri no. 440 3929 sj tahun 2021
 
Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)
Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)
Sk kadis dan lampiran masa transisi (1)
 
SK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKI
SK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKISK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKI
SK Protokol Kesehatan di Sektor Pariwisata DKI
 

More from CIkumparan

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
CIkumparan
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
CIkumparan
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
CIkumparan
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
CIkumparan
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
CIkumparan
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
CIkumparan
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
CIkumparan
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
CIkumparan
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
CIkumparan
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
CIkumparan
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
CIkumparan
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
CIkumparan
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
CIkumparan
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
CIkumparan
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
CIkumparan
 

More from CIkumparan (20)

DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdfREKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
REKOMENDASI EKSTERNAL RAKERNAS V final 26 Mei 2024.pdf
 
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
 
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
 

Inmendagri no 28 tahun 2021

  • 1. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 28 TAHUN 2021 TENTANG PEMBERLAKUAN PEMBATASAN KEGIATAN MASYARAKAT LEVEL 4 CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI WILAYAH SUMATERA, KALIMANTAN, SULAWESI, NUSA TENGGARA, MALUKU DAN PAPUA MENTERI DALAM NEGERI, Menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia agar melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 (empat) Corona Virus Disease (COVID-19) di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua sesuai dengan kriteria level situasi pandemi berdasarkan assesmen oleh Kementerian Kesehatan, berkenaan dengan hal tersebut diinstruksikan: Kepada : 1. Gubernur; dan 2. Bupati/Wali kota, Untuk : KESATU : Khusus Kepada: Gubernur di Wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua dengan kriteria Level 4 (empat) situasi pandemi berdasarkan assesmen, yaitu: a. Gubernur Sumatera Utara yaitu Kota Medan; b. Gubernur Sumatera Barat yaitu Kota Padang; c. Gubernur Riau yaitu Kota Pekanbaru; d. Gubernur Kepulauan Riau yaitu Kota Batam dan Kota Tanjung Pinang; e. Gubernur Jambi yaitu Kota Jambi; f. Gubernur Sumatera Selatan yaitu Kota Palembang, Kota Lubuklinggau, Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas; g. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Belitung Kabupten Belitung Timur; h. Gubernur Bengkulu yaitu Kota Bengkulu; i. Gubernur Lampung yaitu Kota Bandar Lampung; j. Gubernur Kalimantan Barat yaitu Kota Pontianak; k. Gubernur Kalimantan Utara yaitu Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan; SALINAN
  • 2. -2- l. Gubernur Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Berau, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kota Samarinda, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Penajam Paser Utara; m. Gubernur Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjar Baru dan Kota Banjarmasin; n. Gubernur Nusa Tenggara Barat yaitu Kota Mataram; o. Gubernur Nusa Tenggara Timur yaitu Kabupaten Sikka, Kabupaten Sumba Timur dan Kota Kupang; p. Gubernur Sulawesi Utara yaitu Kota Bitung, Kabupaten Minahasa dan Kabupaten Minahasa Utara; q. Gubernur Sulawesi Selatan yaitu Kota Makassar dan Kabupaten Tana Toraja; r. Gubernur Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu dan Kabupaten Morowali Utara; s. Gubernur Maluku Utara yaitu Kabupaten Halmahera Barat; t. Gubernur Papua yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Mimika dan Kabupaten Merauke; dan u. Gubernur Papua Barat yaitu Kota Sorong. KEDUA : Penetapan level wilayah sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU berpedoman pada Indikator Penyesuaian Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pembatasan Sosial dalam Penanggulangan Pandemi COVID-19 yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. KETIGA : PPKM Level 4 (empat) pada Kabupaten dan Kota sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU dilakukan dengan menerapkan kegiatan sebagai berikut: a. pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (sekolah, perguruan tinggi, akademi, tempat pendidikan/pelatihan) dilakukan secara daring/online; b. pelaksanaan kegiatan pada sektor non esensial diberlakukan 100% (seratus persen) Work From Home (WFH); c. pelaksanaan kegiatan pada sektor: 1) esensial seperti: a) keuangan dan perbankan hanya meliputi asuransi, bank, pegadaian, dana pensiun, dan lembaga pembiayaan (yang berorientasi pada pelayanan fisik dengan pelanggan (customer)); b) pasar modal (yang berorientasi pada pelayanan dengan pelanggan (customer) dan berjalannya operasional pasar modal secara baik); c) teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler, data center, internet, pos, media terkait dengan penyebaran informasi kepada masyarakat; d) perhotelan non penanganan karantina; dan
  • 3. -3- e) industri orientasi eskpor dan industri penunjang ekspor, dimana pihak perusahaan harus menunjukkan bukti contoh dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) selama 12 (dua belas) bulan terakhir atau dokumen lain yang menunjukkan rencana ekspor dan wajib memiliki Izin Operasional dan Mobilitas Kegiatan Industri (IOMKI), dapat beroperasi dengan ketentuan: a) untuk huruf a) dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) staf untuk lokasi yang berkaitan dengan pelayanan kepada masyarakat, serta 25% (dua puluh lima persen) untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional; b) untuk huruf b) sampai dengan huruf d) dapat beroperasi dengan kapasitas maksimal 50% (lima puluh persen) staf; dan c) untuk huruf e) dapat beroperasi dengan pemberlakukan shift maksimal 50% (lima puluh persen) dari total pekerja dalam 1 (satu) shift di fasilitas produksi/pabrik, serta 10% (sepuluh persen) untuk pelayanan adminsitrasi perkantoran guna mendukung operasional dengan menerapkan pengaturan masuk dan pulang serta makan karyawan tidak bersamaan, 2) esensial pada sektor pemerintahan yang memberikan pelayanan publik yang tidak bisa ditunda pelaksanaannya diberlakukan 25% (dua puluh lima persen) maksimal staf Work From Office (WFO) dengan protokol kesehatan secara ketat; 3) kritikal seperti: a) kesehatan; b) keamanan dan ketertiban masyarakat; c) penanganan bencana; d) energi; e) logistik, transportasi dan distribusi terutama untuk kebutuhan pokok masyarakat; f) makanan dan minuman serta penunjangnya, termasuk untuk ternak/hewan peliharaan; g) pupuk dan petrokimia; h) semen dan bahan bangunan; i) obyek vital nasional; j) proyek strategis nasional; k) konstruksi; dan l) utilitas dasar (listrik, air dan pengelolaan sampah),
  • 4. -4- dapat beroperasi dengan ketentuan: a) untuk huruf a) dan huruf b) dapat beroperasi 100% (seratus persen) staf tanpa ada pengecualian; dan b) untuk huruf c) sampai dengan huruf l) dapat beroperasi 100% (seratus persen) maksimal staf, hanya pada fasilitas produksi/konstruksi/pelayanan kepada masyarakat dan untuk pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung operasional, diberlakukan maksimal 25% (dua puluh lima persen) staf, 4) pasar tradisional, pedagang kaki lima, toko kelontong, agen/outlet voucher, barbershop/pangkas rambut, laundry, pedagang asongan, pasar loak, pasar burung/unggas, pasar basah, pasar batik, bengkel kecil, cucian kendaraan, dan lain-lain yang sejenis diizinkan buka dengan protokol Kesehatan ketat, memakai masker, mencuci tangan, handsanitizer, yang pengaturan teknisnya diatur oleh Pemerintah Daerah, 5) untuk supermarket dan pasar swalayan yang menjual kebutuhan sehari-hari dibatasi jam operasional sampai Pukul 20.00 waktu setempat dengan kapasitas pengunjung 50% (lima puluh persen); dan 6) untuk apotik dan toko obat dapat buka selama 24 (dua puluh empat) jam, d. pelaksanaan kegiatan makan/minum ditempat umum: 1) warung makan/warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan dan sejenisnya diizinkan buka dengan protokol Kesehatan ketat, memakai masker, mencuci tangan, handsanitizer, yang pengaturan teknisnya diatur oleh Pemerintah Daerah; 2) rumah makan dan kafe dengan skala kecil yang berada pada lokasi sendiri dapat melayani makan ditempat/dine in dengan kapasitas 25% (dua puluh lima persen) dan menerima makan dibawa pulang/delivery/take away dengan penerapan protokol kesehatan secara lebih ketat; 3) restoran/rumah makan, kafe dengan skala sedang dan besar baik yang berada pada lokasi tersendiri maupun yang berlokasi pada pusat perbelanjaan/mall hanya menerima delivery/take away dan tidak menerima makan ditempat (dine- in),
  • 5. -5- e. kegiatan pada pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan ditutup sementara kecuali akses untuk restoran, supermarket, dan pasar swalayan dapat diperbolehkan dengan memperhatikan ketentuan pada huruf c.5 dan huruf d; f. pelaksanaan kegiatan konstruksi untuk infrastruktur publik (tempat konstruksi dan lokasi proyek) beroperasi 100% (seratus persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat; g. tempat ibadah (Masjid, Musholla, Gereja, Pura, Vihara, dan Klenteng serta tempat lainnya yang difungsikan sebagai tempat ibadah), tidak mengadakan kegiatan peribadatan/keagamaan berjamaah dan mengoptimalkan pelaksanaan ibadah di rumah; h. fasilitas umum (area publik, taman umum, tempat wisata umum dan area publik lainnya) ditutup sementara; i. kegiatan seni, budaya dan sosial kemasyarakatan (lokasi seni, budaya dan kegiatan sosial yang dapat menimbulkan keramaian dan kerumunan) ditutup sementara; j. kegiatan olahraga/pertandingan olahraga diperbolehkan, antara lain: 1) diselenggarakan oleh Pemerintah tanpa penonton atau supporter dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat; dan 2) olahraga mandiri/individual dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, k. transportasi umum (kendaraan umum, angkutan masal, taksi (konvensional dan online) dan kendaraan sewa/rental) diberlakukan dengan pengaturan kapasitas maksimal 70% (tujuh puluh persen) dengan menerapkan protokol kesehatan secara lebih ketat; l. pelaksanaan resepsi pernikahan ditiadakan; m.pelaku perjalanan domestik yang menggunakan mobil pribadi, sepeda motor dan transportasi umum jarak jauh (pesawat udara, bis, kapal laut dan kereta api) harus: 1) menunjukkan kartu vaksin (minimal vaksinasi dosis pertama); 2) menunjukkan PCR H-2 untuk pesawat udara serta Antigen (H-1) untuk moda transportasi mobil pribadi, sepeda motor, bis, kereta api dan kapal laut;
  • 6. -6- 3) ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1) dan angka 2) hanya berlaku untuk kedatangan dan keberangkatan dari dan ke Wilayah yang ditetapkan sebagai PPKM Level 4 (empat) sebagaimana dimaksud Diktum KESATU serta tidak berlaku untuk transportasi dalam wilayah aglomerasi sebagai contoh untuk wilayah Jabodetabek; dan 4) untuk sopir kendaraan logistik dan transportasi barang lainnya dikecualikan dari ketentuan memiliki kartu vaksin, n. tetap memakai masker dengan benar dan konsisten saat melaksanakan kegiatan diluar rumah serta tidak diizinkan penggunaan face shield tanpa menggunakan masker. KEEMPAT : Gubernur berwenang mengalihkan alokasi kebutuhan vaksin dari Kabupaten dan Kota yang kelebihan alokasi vaksin kepada Kabupaten dan Kota yang kekurangan alokasi vaksin. KELIMA : Gubernur, Bupati dan Wali kota melarang setiap bentuk aktivitas/kegiatan yang dapat menimbulkan kerumunan. KEENAM : Gubernur, Bupati dan Wali kota berkoordinasi dan berkolaborasi dengan TNI, Polri dan Kejaksaaan dalam mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan PPKM. KETUJUH : Melaksanakan pengetatan aktivitas dan edukasi dengan prinsip sebagai berikut: a. COVID-19 paling menular pada kondisi tertutup, pertemuan pertemuan panjang (lebih dari 15 menit), interaksi jarak dekat, keramaian, aktivitas dengan bernapas kuat misalnya bernyanyi, tertawa dan tidak memakai masker seperti pada saat makan bersama; b. penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan paling minimal yang harus diterapkan setiap orang; c. mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer secara berulang terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain (seperti gagang pintu atau pegangan tangga), menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu dihindari; d. jenis masker yang baik akan lebih melindungi, penggunaan masker sebanyak 2 (dua) lapis merupakan pilihan yang baik. Masker sebaiknya perlu diganti setelah digunakan (>4 (lebih dari empat) jam); e. penerapan protokol kesehatan dilakukan dengan mempertimbangkan jarak interaksi, durasi, dan faktor ventilasi udara untuk meminimalisir risiko penularan dalam beraktivitas; f. pertimbangan jarak dapat diterapkan sebagai berikut: 1) beraktivitas dari rumah saja, dan berinteraksi hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah;
  • 7. -7- 2) jika harus meninggalkan rumah, maka harus selalu mengupayakan jarak minimal 2 (dua) meter dalam berinteraksi dengan orang lain. mengurangi/menghindari kontak dengan orang lain yang tidak tinggal serumah; dan 3) mensosialisasikan berbagai petunjuk visual di tempat umum terkait pencegahan dan penanganan COVID-19, g. pertimbangan durasi dapat diterapkan sebagai berikut: 1) jika harus berinteraksi dengan orang lain atau menghadiri suatu kegiatan, dilakukan dengan durasi yang singkat untuk mengurangi risiko penularan; dan 2) dalam perkantoran dan situasi berkegiatan lainnya, penjadwalan dan rotasi dapat membantu untuk mengurangi durasi interaksi, h. pertimbangan ventilasi dapat diterapkan sebagai berikut: 1) berkegiatan di luar ruangan memiliki risiko penularan yang jauh lebih rendah dibandingkan di dalam ruangan; dan 2) ruangan harus selalu diupayakan untuk memiliki ventilasi udara yang baik. Membuka pintu, jendela dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan. Dalam kondisi pintu atau jendela tidak dapat dibuka, maka air purifier dengan High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter dapat digunakan di dalam ruangan, i. dalam kondisi penularan sudah meluas di komunitas, maka intervensi yang lebih ketat dengan membatasi mobilitas masyarakat secara signifikan perlu dilakukan; j. penguatan 3T (testing, tracing, treatment) perlu terus diterapkan: 1) testing perlu ditingkatkan sesuai dengan tingkat positivity rate mingguan, dengan ketentuan sebagai berikut: Positivity rate mingguan Jumlah tes (per 1000 penduduk per minggu) <5% 1 >5%-<15% 5 >15%-<25% 10 >25% 15 Testing perlu terus ditingkatkan dengan target positivity rate <10% (sepuluh persen); testing perlu terus ditingkatkan terhadap suspek, yaitu mereka yang bergejala, dan juga kontak erat. Target orang dites per hari untuk setiap kabupaten-kota mengikuti tabel sebagai berikut: No Provinsi Kabupaten/Kota Terget Jumlah Tes/Hari 1. Sumatera Utara Kota Medan 4.965 2. Sumatera Barat Kota Padang 2.110 3. Riau Kota Pekanbaru 2.486
  • 8. -8- 4. Kep. Riau Kota Batam 3.307 5. Kota Tanjung Pinang 468 6. Jambi Kota Jambi 1.291 7. Sumatera Selatan Kota Lubuk Linggau 513 8. Kota Palembang 3.681 9. Musi Banyuasin 1.429 10. Musi Rawas 889 11. Kep. Bangka Belitung Bangka Barat 305 12. Belitung 407 13. Belitung Timur 277 14. Lampung Kota Bandar Lampung 2.333 15. Bengkulu Kota Bengkulu 804 16. Kalimantan Barat Kota Pontianak 1.412 17. Kalimantan Utara Bulungan 288 18. Kota Tarakan 376 19. Nunukan 147 20. Kalimantan Timur Berau 499 21. Kota Balikpapan 1.377 22. Kota Bontang 392 23. Kota Samarinda 1.843 24. Kutai Barat 322 25. Kutai Kartanegara 1.677 26. Kutai Timur 831 27. Penajam Paser Utara 342 28. Kalimantan Selatan Kota Banjarbaru 586 29. Kota Banjarmasin 1.530 30. NTB Kota Mataram 738 31. NTT Kota Kupang 982 32. Sikka 462 33. Sumba Timur 567 34. Sulawesi Utara Kota Bitung 479 35. Minahasa 736 36. Minahasa Utara 437 37. Sulawesi Selatan Kota Makassar 2.222 38. Tana Toraja 513 39. Sulawesi Tengah Kota Palu 857 40. Morowali Utara 285 41. Maluku Utara Halmahera Barat 254 42. Papua Kota Jayapura 656 43. Merauke 168 44. Mimika 313 45. Papua Barat Kota Sorong 587 2) tracing perlu dilakukan sampai mencapai lebih dari 15 kontak erat per kasus konfirmasi. Karantina perlu dilakukan pada yang diidentifikasi sebagai kontak erat. Setelah diidentifikasi kontak erat harus segera diperiksa (entry-test) dan karantina perlu dijalankan. Jika hasil pemeriksaan positif maka perlu dilakukan isolasi. Jika hasil pemeriksaan negatif maka perlu dilanjutkan karantina. Pada hari ke-5 karantina, perlu dilakukan pemeriksaan kembali (exit-test) untuk melihat apakah virus terdeteksi setelah/selama masa inkubasi. Jika negatif, maka pasien dianggap selesai karantina; dan
  • 9. -9- 3) treatment perlu dilakukan dengan komprehensif sesuai dengan berat gejala. Hanya pasien bergejala sedang, berat, dan kritis yang perlu dirawat di rumah sakit. Isolasi perlu dilakukan dengan ketat untuk mencegah penularan, k. upaya percepatan vaksinasi harus terus dilakukan untuk melindungi sebanyak mungkin orang dan upaya ini dilakukan untuk menurunkan laju penularan serta mengutamakan keselamatan mereka yang rentan untuk meninggal (seperti lansia, orang dengan komorbid) mengingat kapasitas kesehatan yang terbatas dan dampak jangka panjang dari infeksi COVID-19. KEDELAPAN : Gubernur, Bupati dan Wali kota agar: a. mempercepat proses penyaluran bantuan sosial serta jaring pengaman sosial yang bersumber dari APBD, apabila terdapat kebutuhan tambahan pendanaan untuk penganggaran dan penyaluran bantuan sosial serta jaring pengaman sosial dalam mendukung pelaksanaan PPKM Level 4 (empat) maka: 1) dilakukan rasionalisasi dan/atau realokasi anggaran dari program/kegiatan yang kurang prioritas pada anggaran anggaran bantuan sosial serta jaring pengaman sosial; 2) tata cara rasionalisasi dan/atau realokasi kebutuhan tambahan pendanaan untuk penganggaran dan penyaluran bantuan sosial/jaring pengamanan sosial dalam mendukung pelaksanaan PPKM Level 4 (empat) berpedoman kepada Pasal 4 dan Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah dan Pasal 3 sampai dengan Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020 tentang Pengutamaan Penggunaan Alokasi Anggaran untuk Kegiatan Tertentu, Perubahan Alokasi dan Penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 3) terhadap percepatan penyaluran dan pelaksanaan BLT-Dana Desa (BLT-DD): a) Bupati/Wali kota untuk melakukan percepatan evaluasi APBDesa bagi Desa yang belum menetapkan Peraturan Desa mengenai APBDesa, pengesahan data KPM oleh pemerintah Daerah, perekaman Data KPM penerima BLT-DD pada Om-SPAN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan b) Kepala Desa untuk melakukan pendataan dan penetapan KPM, dan menindaklanjuti dengan pelaksanaan BLT-DD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
  • 10. -10- b. melakukan sinkronisasi bantuan sosial yang berasal dari pusat dengan bantuan sosial yang bersumber dari APBD. KESEMBILAN : Pendanaan untuk Pelaksanaan PPKM Level 4 (empat) akibat Pandemi COVID-19 yang bersumber dari APBD: a. dalam pelaksanaan PPKM Level 4 (empat) akibat Pandemi COVID-19, Pemerintah Daerah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBD; b. pengeluaran sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan dengan pembebanan langsung pada Belanja Tidak Terduga (BTT); c. dalam hal BTT tidak mencukupi, Pemerintah Daerah melakukan penjadwalan ulang capaian program dan kegiatan untuk pengutamaan penggunaan alokasi anggaran kegiatan tertentu dan/atau perubahan alokasi anggaran serta memanfaatkan uang kas yang tersedia melalui perubahan peraturan kepala daerah tentang APBD, dan memberitahukan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Hasil alokasi anggaran penjadwalan ulang capaian program dan kegiatan dimaksud dialihkan untuk belanja tidak terduga; dan d. tata cara penggunaan BTT dalam rangka pelaksanaan PPKM Level 4 (empat) akibat Pandemi COVID-19 yang bersumber dari APBD berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020. KESEPULUH : a. Dalam hal Gubernur, Bupati dan Wali kota tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Instruksi Menteri ini, dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Pasal 67 sampai dengan Pasal 78 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; b. Untuk pelaku usaha, restoran, pusat perbelanjaan, transportasi umum sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf j tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Instruksi ini dikenakan sanksi administratif sampai dengan penutupan usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. Setiap orang dapat dikenakan sanksi bagi yang melakukan pelanggaran dalam rangka pengendalian wabah penyakit menular berdasarkan: 1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 212 sampai dengan Pasal 218; 2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular; 3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan; dan 4) Peraturan Daerah, Peraturan Kepala Daerah; serta 5) Ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait.
  • 11. -11- KESEBELAS : Instruksi Menteri ini mulai berlaku pada tanggal 3 Agustus 2021 sampai dengan tanggal 9 Agustus 2021. Dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 2 Agustus 2021 MENTERI DALAM NEGERI, ttd MUHAMMAD TITO KARNAVIAN Tembusan Yth : 1. Presiden Republik Indonesia; 2. Wakil Presiden Republik Indonesia; 3. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia; 4. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan; 5. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 6. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan; 7. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; 8. Menteri Sekretaris Negara; 9. Menteri Agama; 10. Menteri Keuangan; 11. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi; 12. Menteri Kesehatan; 13. Menteri Sosial; 14. Menteri Ketenagakerjaan; 15. Menteri Perindustrian; 16. Menteri Perdagangan; 17. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; 18. Menteri Badan Usaha Milik Negara; 19. Sekretaris Kabinet; 20. Panglima Tentara Nasional Indonesia; 21. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; 22. Jaksa Agung Republik Indonesia; 23. Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan; 24. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana; 25. Gubernur Bank Indonesia; 26. Ketua Otoritas Jasa Keuangan; 27. Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik; 28. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi; dan 29. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota.