Injil-injil non-kanonikal muncul pada abad ke-2 Masehi dan sesudahnya. Banyak injil non-kanonikal yang berisi legenda atau ajaran bidah seperti Gnostisisme yang berbeda dengan ajaran keempat Injil kanonikal. Kanon Perjanjian Baru secara bertahap ditutup pada abad ke-4 Masehi setelah melalui proses panjang penilaian dan konsensus gereja.
DEMONOLOGI dan EKSORSISME dari perspektif iman Kristen KatolikMamang Lamsijan
Demonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang setan dan segala yang terkait olehnya. Dalam agama-agama tertentu, demonologi dikaji dalam mencari pengetahuan tentang siapa setan, lalu apa pekerjaannya, apa hubungannya dengan orang beriman, dan sebagainya.[1] Ada kata-kata dalam Kitab Suci dalam berbagai agama yang secara langsung menyebutkan tentang setan.[1]
Dalam Kajian Alkitab dalam agama Kristen dijumpai demonologi yang sudah berlangsung sejak tradisi bangsa Yahudi kuno pada waktu dijajah oleh Persia.[2] Kemudiam dalam sastra para rabi Yahudi terdeteksi dari tahun 150 SM. Dalam tradisi Perjanjian Lama, mula-mula setan dipandang sebagai berhala. Kemudian dalam Sastra apokaliptik setan dipahami sebagai malaikat-malaikat yang jatuh dalam ketidakpatuhan terhadap Tuhan. Lalu setan-setan yang dikepalai iblis itu membujuk manusia untuk menyembah berhala, percaya takhayul dan melakukan perang. Mereka menyiksa manusia juga dalam bentuk penyakit. Sedangkan dalam sastra penciptaan, setan dipandang sebagai musuh Allah yang senantiasa menggoda dalam pikiran dan badan manusia, bukan lagi dalam penguasaan dan dosa. Pengusiran setan dari kehidupan manusia dipandang sebagai kemenangan atas iblis atau tanda-tanda pembebasan manusia atas yang jahat. Yesus pernah melakukan pengusiran Roh jahat (iblis) dari orang-orang yang dijumpainya. Namun dalam Lukas 9:40, para murid Yesus gagal melakukannya.
Bibel, Qur'an dan Sains Modern oleh Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
DEMONOLOGI dan EKSORSISME dari perspektif iman Kristen KatolikMamang Lamsijan
Demonologi adalah ilmu yang mempelajari tentang setan dan segala yang terkait olehnya. Dalam agama-agama tertentu, demonologi dikaji dalam mencari pengetahuan tentang siapa setan, lalu apa pekerjaannya, apa hubungannya dengan orang beriman, dan sebagainya.[1] Ada kata-kata dalam Kitab Suci dalam berbagai agama yang secara langsung menyebutkan tentang setan.[1]
Dalam Kajian Alkitab dalam agama Kristen dijumpai demonologi yang sudah berlangsung sejak tradisi bangsa Yahudi kuno pada waktu dijajah oleh Persia.[2] Kemudiam dalam sastra para rabi Yahudi terdeteksi dari tahun 150 SM. Dalam tradisi Perjanjian Lama, mula-mula setan dipandang sebagai berhala. Kemudian dalam Sastra apokaliptik setan dipahami sebagai malaikat-malaikat yang jatuh dalam ketidakpatuhan terhadap Tuhan. Lalu setan-setan yang dikepalai iblis itu membujuk manusia untuk menyembah berhala, percaya takhayul dan melakukan perang. Mereka menyiksa manusia juga dalam bentuk penyakit. Sedangkan dalam sastra penciptaan, setan dipandang sebagai musuh Allah yang senantiasa menggoda dalam pikiran dan badan manusia, bukan lagi dalam penguasaan dan dosa. Pengusiran setan dari kehidupan manusia dipandang sebagai kemenangan atas iblis atau tanda-tanda pembebasan manusia atas yang jahat. Yesus pernah melakukan pengusiran Roh jahat (iblis) dari orang-orang yang dijumpainya. Namun dalam Lukas 9:40, para murid Yesus gagal melakukannya.
Bibel, Qur'an dan Sains Modern oleh Dr. Maurice Bucaille
Judul Asli: La Bible Le Coran Et La Science
Alih bahasa: Prof. Dr. H.M. Rasyidi
Penerbit Bulan Bintang, 1979
Kramat Kwitang I/8 Jakarta
buku yang berjudul Yesus bagi orang non religius adalah karya John Selby Spong. Berisi tentang pemahaman terhadap kemanusiaan Yesus agar pembaca dapat menemukan Yesus sejati dalam dirinya.
buku yang berjudul Yesus bagi orang non religius adalah karya John Selby Spong. Berisi tentang pemahaman terhadap kemanusiaan Yesus agar pembaca dapat menemukan Yesus sejati dalam dirinya.
Paskah adalah hari raya Kristen yang paling penting, karena tanpa kematian dan kebangkitan Kristus, sia-sialah iman kita. Ayo, para guru sekolah minggu, guru Kristen, orang tua, pelayan Tuhan, dan siapa pun yang rindu untuk mengerti makna Paskah lebih dalam, ikutilah kelas diskusi "Paskah" yang diselenggarakan oleh SABDA Live Ministry Learning Center. Kita akan belajar bersama-sama secara interaktif!
#paskah2022
#passover
#kematiankristus
#kebangkitankristus
#ministrylearningcenter
#SABDAEvent
#sabdalive
MODUL SEJARAH GEREJA UMUM 1 ( AWAL SEJARAH GEREJA )Samuel761805
GEREJA PURBA
Bab pertama pembahasan kita akan Sejarah Gereja dimulai dari Gereja Primitif atau
biasa juga disebut dengan Gereja Purba atau bahkan bisa disebut juga dengan zaman paling
tua. Sebutan ini berdasarkan sudut pandang kurikulum ruang Gereja secara kronologis dari
zaman kita. Gereja didirikan oleh Yesus Kristus dan dasar-Nya adalah para Rasul. Oleh sebab
itu periode para rasul inilah zaman yang paling tua/kuno/primitif dalam perjalanan Sejarah
Gereja.
Kita tidak memiliki banyak sumber akan zaman ini. tanpa mengurangi kualitasnya
sebagai Kitab Suci, sumber utama periode ini adalah Kisah Para Rasul dan Surat-Surat
Apostolik dan informasi yang kita dapat pun terbatas, karena hanya mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan Para Rasul. Bahkan peran Paulus selalu dominan, terlebih-lebih dalam Surat
Apostolik. Seakan-akan periode ini adalah sejarah rasul yang satu ini. Sumber yang lebih
umum yang kita miliki berasal dari buku Sejarah Gereja yang ditulis Eusebius (265-339/340)
yang memberikan berbagai informasi kejadian-kejadian Gereja terlebih-lebih Gereja di Asia,
Siria dan Mesir. Didachè (ajaran para Rasul) juga memberikan dokumen yang sangat berharga
bukan saja pada ajaran Dogma, Patrologi tetapi juga Sejarah Gereja. Walau sifatnya lebih pada
instruksi, akan tetapi buku ini memberikan nilai yang sangat berharga akan situasi Gereja
purba.
1 Dari segi politik, sosial dan budaya yang berkembang pada periode ini, sejarah
kekaisaran dapat memberikan data representatif.21.1. Nilai Sejarah Kisah Para Rasul
Kisah Para Rasul ditulis dalam latar belakang kultur helenistik. Itu berarti bahwa
informasi yang diberikan sangat kuat mengandung unsur-unsur yang melatarbelakangi tulisan
tersebut. Jika halnya adalah demikian, maka unsur-unsur sejarah Yahudi-kristiani menjadi
suatu pilihan atau bahkan dikesampingkan. Untunglah dengan penemuan manuskrip di laut
Mati seperti Nag Hammadi terlebih-lebih Injil menurut Thomas, memberikan nuansa data
historis yang lebih banyak dan representatif akan situasi Yahudi-kristiani pada periode purba.
Oleh sebab itu, data historis ini (penemuan baru manuskrip) bersama dengan Kisah Para
Rasul, memperkuat dan memperluas nuansa Sejarah Gereja Purba, terlebih-lebih sampai
dengan periode kejatuhan Yerusalem pada tahun 70.
1.1.1. Pentakosta
Kapan persisnya Sejarah Gereja dimulai? Tema ini masih tetap perdebatan para ahli
sejarah, karena ada mengatakan bahwa Gereja mulai sejak Sabda menjadi daging, yaitu saat
Maria menerima kabar gembira dari malaekat Gabriel. Ada juga mengatakan bahwa Sejarah
Gereja mulai sejak Pentakosta, alasannya ialah bahwa sejak saat itu para rasul menerima
kuasa untuk menjadi misionaris Kristus dengan penerimaan Roh Kudus (Kis. 2:1-4) untuk
membentuk dan menguduskan. Dengan bimbingan Roh Kudus ini, para Rasul menerima kuasa
dan kemampuan menjadi pengkotbah dan perumus nilai-nilai kebangkitan Yesus Kristus.
Nah yang menjadi persolan ialah selang waktu antara kebangkitan Kristus sampai
dengan Pnetakosta.
ketika kita masuk dalam tekanan..kama yang harus lakukan adalah datang kepada Tuahan Allah kita yang sanggup memberikan jalan keluar dan selalu memberikan kekuatan dalam setiap permasalahan yang kita hadapi...
1. INJIL-INJIL NON-
KANONIKAL
Belakangan ini muncul tulisan-tulisan yang
menyerang Kekristenan, khususnya yang terkait
dengan pribadi Yesus Kristus. Misalnya:
DaVinci Code, Holy blood Holy grail, Jesus’
Papers, Jesus’ Dinasty, Misquoting Jesus, Kala
Yesus menjadi Tuhan, Selamatkan Yesus dari
orang Kristen, dan lain sebagainya. Ada juga
film documenter tentang kubur Yesus yang
hilang yang diduga ditemukan (yang disiarkan di
Discovery Channel pada tanggal 4 Maret 2008
lalu di USA).
2. Juga bermunculan kajian
tentang Injil-injil yang tidak
termasuk dalam Perjanjian Baru,
antara lain Injil Thomas, Injil
Filipus, Injil Maria, Injil Yudas
Dapatkah Injil-injil non-kanonikal
memberikan kepada kita informasi
historis yang dapat dipercaya tentang
Yesus daripada keempat Injil Perjanjian
Baru?
3. Beberapa Injil Non-Kanonikal
Infancy Gospel of Thomas
an Arabic Infancy Gospel
Protoevangelium of James
The Gospel of James
The Gospel of the Nativity of
Mary
The Gospel of Mary
(Magdalene)
The Gospel of Pseudo-
Matthew
The Gospel of Nicodemus
The Gospel of Bartholomew
The Gospel of Peter
The Gospel of Thomas
The Gospel of Philip
The Gospel of the Hebrews
The Gospel of the Ebionites
The Gospel of the Egyptians
The Gospel of the Nazareans
The Gospel of Truth
The Gospel of the Lord (by
Marcion)
The Secret Gospel of Mark
The Gospel of Judas
4. INJIL NON-KANONIKAL YANG LAIN
Selain itu ada sekitar 40-50 Injil Non-
Kanonikal yang lain, yang hanya
secara nama atau berupa kutipan di
tulisan-tulisan Bapa-bapa Gereja.
Misalnya: Gospel of the Hebrews,
Gospel of the Nazareans, Gospel
Ebionites, Gospel of the Egyptians.
5. Injil-injil yang tidak masuk dalam
kanon biasanya disebut juga Injil-injil
Apokrifa. Kata “apokrifa” (Yunani)
artinya “hidden things.” Maksudnya
adalah tulisan-tulisan ini layak untuk
disembunyikan, karena dianggap
bersifat bidat dalam pengajarannya dan
tidak seharusnya dibacakan di depan
publik.
6. Tujuan munculnya Injil-injil
Apokrifa pada umumnya
dimaksudkan untuk
menggenapkan salah satu dari
dua hal ini, yaitu “to
supplement” (menambah) atau
“to supplant” (menggantikan)
dari empat Injil Kanon gereja
7. Di antara yang bertujuan untuk “supplement” keempat Injil
Perjanjian Baru, ada kalanya hanya karena keinginan untuk
“entertain” (menyenangkan, ed.) populasi Kristen yang
sedang bertumbuh. Misalnya, orang ingin tahu tentang
masa kecil Yesus.
Motif yang lain dari beberapa Injil Apokrifa adalah “to
offer a different Jesus” (mewartakan Yesus yang lain,
ed.), sehingga beberapa Injil tersebut dimaksudkan
“to promote a Jesus who didn’t like one in the Gospel”
(untuk memberitakan Yesus yang tidak sama dengan
Yesus yang ada di keempat Injil)
Oleh karena itu, maka Injil Apokrifa dapat dibagi
menjadi dua kategori besar: “Legendary” dan
“Heretical” (bidat).
8. Tentang Injil kanonikal, kebanyakan para ahli
berpendapat bahwa Markus adalah Injil pertama,
ditulis tidak lebih dari tahun 60-an. Jikalau
Yesus mati pada tahun 30 atau 33 M, maka Injil
Markus ditulis dalam kurun waktu 30 tahun
setelah kematian Yesus Kristus. Tentunya
banyak saksi mata yang masih hidup, yang dapat
mengkonfirmasi kebenaran dari apa yang
tertulis. Injil Matius dan Lukas tampaknya
memakai Injil Markus sebagai salah satu
sumbernya. Keduanya mungkin ditulis sebelum
tahun 70-an. Injil Yohanes ditulis pada tahun 90-
an.
9. Sementara itu Injil Apokrifa muncul
pada abad ke-2 dan masa setelah itu.
Jadi setelah keempat Injil Perjanjian
Baru ada; Gospel of the Egyptians (120
M); Gospel of Nazareans (120 M);
Gospel of Ebionites (120 M); Gospel of
Hebrews (140 M); Gospel of Mary (160
M); Gospel of Peter (170 M); Gospel of
Thomas (180 M)
10. Injil Kanonikal adalah jenis
literatur narasi: Cerita tentang
kehidupan dan pengajaran Yesus
Kristus, yang kadang-kadang tidak
disampaikan dengan rinci, tetapi
cerita-cerita yang penting
disampaikan dengan berpuncak
pada kematian dan kebangakitan-
Nya.
11. INJIL APOKRIFA
Injil-injil Apokrifa muncul di abad ke-2 dan
masa setelah itu; setelah keempat Injil
Perjanjian Baru ada.
Injil Apokrifa antara lain: Gospel of the
Egyptians (120 M); Gospel of Nazareans
(120 M); Gospel of Ebionites (120 M);
Gospel of Hebrews (140 M); Gospel of
Mary (160 M); Gospel of Peter (170 M);
Gospel of Thomas (180 M).
12. Isi dan ajaran Injil-injil Apokrifa
Protoevangelium of James. Kitab ini diduga
ditulis pada abad ke-2 Masehi, lebih banyak
berisikan cerita tentang Maria daripada tentang
Yesus, yakni tentang orang tua Maria (Joachim
dan Anne), kehamilan dan kelahirannya yang
penuh mukjizat, pertumbuhannya di bait Allah,
pertunangannya dengan Yusuf, duda yang
sudah berusia dan sudah punya anak,
keperawanannya yang kekal, dan hal kelahiran
Yesus yang ajaib di sebuah gua
13. Infancy Gospel of Thomas. Injil ini diperkirakan ditulis
pada permulaan abad ke-2 Masehi. Cerita-cerita yang
disampaikannya memberikan informasi tentang
aktivitas-aktivitas Yesus yang dimulai pada usia yang
masih muda. Injil ini berisikan cerita-cerita mukjizat
yang dilakukan oleh Yesus pada masa umur 5-12 tahun.
Yesus dilukiskan sebagai anak yang sudah memiliki
kemahatahuan dan kemahakuasaan. Misalnya, Yesus
membuat burung pipit dari tanah liat dan
menghidupkannya. Ia menyembuhkan yang terluka,
membangkitkan yang mati, menyelamatkan saudara-
Nya dari gigitan ular yang mematikan, membantu usaha
keluarga dengan melakukan mukjizat, dan juga
menunjukkan superioritas dalam pengetahuan
dibandingkan dengan guru-guru-Nya.
14. Injil Petrus. Injil ini ditemukan pada tahun 1886 di
Akhmim, Mesir dalam bentuk fragmen yang tidak
lengkap. Tidak ada nama atau judul, karena pendahuluan
dan penutupnya tidak ditemukan. Kitab ini disebut Injil
Petrus karena kalimat terakhirnya menunjukkan
pengakuan dalam bentuk orang pertama oleh seseorang
yang bernama Petrus (“I, Simon Peter”). Injil ini mungkin
berasal dari pertengahan abad ke-2 Masehi.
Injil ini berisikan narasi yang dimulai pada akhir
masa hidup Yesus di dunia, mencakup
penyaliban, penguburan dan kebangkitannya.
Injil ini menekankan bahwa orang-orang Yahudi
yang bertanggung jawab terhadap kematian
Yesus
15. Injil Thomas. Injil ini turut ditemukan bersamaan waktu
dengan penemuan naskah-naskah Nag Hamadi di Mesir
pada tahun 1945. Salinan yang ditemukan adalah dalam
bahasa Koptik, aslinya mungkin dalam bahasa Yunani.
Kemungkinan besar ditulis pada abad ke-2.
Injil ini berisikan 114 ucapan Yesus
Kristus, dalam berbagai bentuk. Sebagian
besar ucapan Yesus dimulai dengan
kalimat: “Yesus berkata …”. Kumpulan
ucapan Yesus ini tidak diorganisir dengan
pola tertentu, tampaknya lebih bersifat
acak.
16. Injil ini nampaknya mendukung
pengajaran Gnostiksisme.
Misalnya, dalam ucapan nomor
satu dikatakan bahwa cara untuk
mendapatkan hidup (kekal) adalah
melalui menemukan arti yang
sesungguhnya dari apa yang ditulis
oleh Thomas dalam Injilnya ini
17. Sekilas tentang Gnostiksisme. Istilah
“Gnostiksisme” berasal dari kata Yunani
“gnosis” yang berarti pengetahuan. Kaum
gnostik percaya bahwa mereka mengetahui
rahasia pengetahuan yang benar, yang bisa
membawa keselamatan. Bagi kaum gnostik,
seseorang diselamatkan bukan karena beriman
kepada Allah atau karena melakukan perbuatan-
perbuatan baik, melainkan karena mengetahui
kebenaran, yaitu kebenaran mengenai dunia di
mana kita hidup, mengenai siapa Allah yang
benar, dan khususnya mengenai siapa
sebenarnya diri sejati kita dan dari mana asal
kita.
18. Menurut sebagian besar aliran gnostik, dunia
kebendaan ini bukan merupakan rumah tinggal
manusia. Manusia terperangkap di dalam tubuh
ragawi sehingga perlu belajar bagaimana
membebaskan diri dari perangkap itu. Setiap
orang memiliki “divine spark” (percikan api)
dari Allah yang sejati dalam diri mereka.
Percikan api ilahi ini terperangkap dalam tubuh
fisik manusia dan rindu untuk dibebaskan dari
daging agar dapat bersatu kembali dengan Allah
yang sejati dalam kerajaan terang
19. Injil Maria. Inji ini menceritakan tentang Maria
(Magdalena) yang memberitahukan kepada para
murid mengenai wahyu-wahyu yang Yesus
berikan kepada-Nya (ini ciri khas karya Gnostik,
yakni pewahyuan secara khusus kepada orang
tertentu)
Kelompok di belakang penulisan Injil Maria berusaha
untuk membela pengajaran-pengajarannya dan (mungkin)
hak perempuan untuk menjadi guru. Hal ini bisa terjadi
karena adanya pertentangan dalam Kekristenan dan
Gnostik, antara guru-guru pria dan perempuan, dan teks-
teks seperti ini ditulis untuk mendukung atau menggantikan
guru-guru perempuan
20. Dalam novel DaVinci Code, ada dugaan
bahwa Yesus dan Maria adalah kekasih.
Hal ini berdasar apa yang dikatakan di Injil
Maria: “Sister, we know that you were
much loved by the Savior, as no other
woman” (Saudari, kami tahu bahwa engkau
sangat dikasihi oleh Juruselamat, melebihi
perempuan lain), tetapi teks itu tidak jelas
dan tidak eksplisit menunjukkan bahwa
Yesus kawin dengan Maria Magdalena
21. Injil Yudas. Injil Yudas sebenarnya
ditemukan pada tahun 70-an (1978) di
El Minya, Mesir, tetapi kemudian
“hilang” dalam dunia bawah tanah
milik para pedagang barang antik.
Setelah pada akhirnya didapatkan oleh
pihak yang lebih bertanggung jawab
pada tahun 2001, maka dimulai
pekerjaan restorasi naskah yang sudah
dalam keadaan hancur
22. Selesainya restorasi dan terjemahan, diumumkan
oleh National Geographic Society dalam suatu
news conference di Washington D. C. pada 6 April
2006, dan selanjutnya ditayangkan sebagai“Gospel
of Judas” di National Geographic Channel pada 9
April 2006
Isi Injil itu bukan seperti keempat Injil Kanonikal
yang bersifat narasi, melainkan berbentuk dialog
antara Yesus dan Yudas, serta antara Yesus dengan
12 murid-Nya, tanpa ada kaitan dengan narasi
seblmnya. Dialog-dialog itu menjadi kerangka di
mana sang penulis menyampaikan
ajaran/pandangan Gnostiksisme yang dianutnya
23. Sejarah Singkat Kanon
Perjanjian Baru
Daftar pertama kanon Perjanjian Baru ditulis
oleh Marcion pada tahun 140 M. Marcion
seorang docetist, yakni percaya bahwa Yesus
Kristus hanya menampakkan diri sebagai
manusia. Ia juga anti-Semitik, menyangkali
Perjanjian Lama sebagai Kitab Suci
Kanon Marcion menolak Injil Matius, Markus, dan
Yohanes. Ia juga menolak menolak surat-surat
Pastoral.
24. Daftar Marcion memberikan dorongan kepada
Gereja mula-mula untuk menerbitkan daftar yang
lebih komprehensif dan tidak terlalu aneh-aneh.
Setelah Marcion, daftar-daftar yang lain mulai
bermunculan. Salah satu yang penting adalah
Muratorian Canon
Kanon Muratori (akhir abad 2) terdiri dari
4 Injil, Kisah Rasul, 13 surat Paulus,
Yudas, Wahyu, 1Yohanes, dan 2-
3Yohanes
25. Di Gereja bagian Timur, surat Ibrani
dianggap Kanonikal dan dimasukkan
bersama surat-surat Paulus. Kitab
Wahyu dianggap Kanonikal di banyak
kalangan. Jadi, sampai dengan
menjelang abad ke 3, telah ada sekitar
20-22 kitab Perjanjian Baru yang
secara konsisten diterima sebagai Kitab
Suci.
26. Hal ini terus berlangsung sampai abad ke-4,
di mana 27 kitab Perjanjian Baru secara
tentatif dianggap Kanonikal
Boleh dikatakan bahwa pada abad ke-4, Kanon
Perjanjian Baru secara tidak official ditutup di
Gereja-gereja Bagian Barat. Pada tahun 367 M
Athanasius menerbitkan daftar 27 kitab Perjanjian
Baru. Lalu dalam konsili di Hippo (393 M) dan
Karthago (397 M) diumumkan 27 kitab yang
diterima sebagai Kanon
27. Gereja di bagian Timur masih bergumul dengan
beberapa kitab selama beberapa waktu (misalnya:
2Petrus, 2-3Yohanes, Yudas dan Wahyu). Tetapi
penting untuk dicatat bahwa tidak ada satu pun dari
Gereja di bagian Timur yang menambahkan Injil-injil
atau surat-surat atau kitab-kitab lain ke Kanon
Perjanjian Baru
Kriteria-kriteria Kanonisasi Kitab Perjanjian
Baru
Kanonisasi adalah suatu proses yang panjang dan
gradual. Tampaknya umat Allah memainkan peranan
yang penting dalam proses Kanonisasi selama
berabad-abad
28. Dalam sejarah, tidak ada suatu saat atau
suatu peristiwa di mana kumpulan kitab-
kitab itu ditentukan atau diproklamirkan
sebagai Kanon.
Jadi bukan Gereja yang “menentukan” atau
“menciptakan” Kanon Alkitab, melainkan
Gereja hanya mengenali dan menerima
Kanon tersebut
29. Tiga Kriteria Kanon
Apostolicity: Kitab-kitab itu harus memiliki
sumber/asal rasuli yang dapat dipercaya,
yakni kitab itu harus ditulis oleh para rasul
sendiri (yang adalah saksi-saksi mata dari
apa yang mereka tuliskan) atau oleh
pengikut-pengikut rasul itu (orang-orang
yang memiliki kedekatan dengan para rasul)
30. Orthodoxy: Kriteria kesesuaian
dengan apa yang disebut sebagai
aturan iman (rule of faith), yakni
apakah dokumen itu sesuai dengan
tradisi dasar Kristen yang diakui
Gereja sebagai normatif (apostolic
teaching)
31. Catholicity: Apakah sebuah
dokumen telah diterima dan
digunakan terus menerus (dalam
jangka waktu yang lama) oleh
sebagian besar Gereja di awal
perkembangan Gereja pada
mulanya
32. Hal penting yang perlu dicatat adalah
bahwa ke-27 kitab Perjanjian Baru
diterima sebagai otoritatif adalah
karena “intrinsic worth” dan otoritas
yang jelas pada dirinya sendiri, bukan
karena “ditentukan” otoritatif oleh
kewenangan teolog, dewan atau
lembaga agama (Gereja).
33. Bruce Metzger, katakan:
“The Church did not created the
Canon, but came to recognize,
accept, affirm, and confirm the self-
authenticating quality of certain
documents that imposed themselves
as such-upon the Church”
(Gereja tidak menciptakan Kanon,
tetapi mengenali, menyetujui,
menegaskan, dan memperkuat
kualitas keaslian dokumen)
34. Jadi, otoritas Alkitab adalah bersifat
intrinsik dan hanya perlu dikenali oleh
Gereja mula-mula. Tentu tidak benar
kalau ada tuduhan bahwa Injil-injil non-
Kanonikal secara sengaja dikucilkan
oleh Dewan-dewan Gereja dalam
semacam persekongkolan untuk
membungkamkannya. Apa yang
dilakukan Dewan-dewan tersebut
adalah mengabsahkan apa yang telah
diterima oleh orang-orang Kristen