Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan ulang antenatal care (ANC) yang bertujuan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin selama kehamilan. Ia menjelaskan tentang frekuensi kunjungan ANC berdasarkan trimester kehamilan, pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada setiap kunjungan seperti penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan fisik lainnya, serta pentingnya mer
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang skrining ibu bersalin dan deteksi dini komplikasi persalinan. Beberapa alat untuk skrining dan deteksi dini yang disebutkan adalah partograf dan kardiotokografi. Dokumen ini juga menjelaskan tanda-tanda komplikasi yang perlu dirujuk selama keempat fase persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus atau keguguran, yang didefinisikan sebagai berakhirnya kehamilan sebelum usia 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Dibahas etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, patofisiologi, komplikasi, dan diagnosis keperawatan dari abortus. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan abortus diantaranya faktor genetik, lingkungan, peny
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan ulang antenatal care (ANC) yang bertujuan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin selama kehamilan. Ia menjelaskan tentang frekuensi kunjungan ANC berdasarkan trimester kehamilan, pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada setiap kunjungan seperti penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan fisik lainnya, serta pentingnya mer
SKRINING DAN DETEKSI DINI PADA IBU BERSALINLilis c'Ben
Dokumen tersebut membahas tentang skrining ibu bersalin dan deteksi dini komplikasi persalinan. Beberapa alat untuk skrining dan deteksi dini yang disebutkan adalah partograf dan kardiotokografi. Dokumen ini juga menjelaskan tanda-tanda komplikasi yang perlu dirujuk selama keempat fase persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus atau keguguran, yang didefinisikan sebagai berakhirnya kehamilan sebelum usia 28 minggu atau berat janin kurang dari 1000 gram. Dibahas etiologi, klasifikasi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, patofisiologi, komplikasi, dan diagnosis keperawatan dari abortus. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan abortus diantaranya faktor genetik, lingkungan, peny
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persalinan pada kondisi prematuritas, postmatur, IUGR, dan kematian janin (IUFD). Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi dan faktor risiko masing-masing kondisi, tanda dan gejala klinis, serta langkah-langkah pemeriksaan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam manajemennya.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus, termasuk definisi, jenis, gejala, diagnosa, dan penatalaksanaan abortus. Jenis abortus yang disebutkan antara lain abortus imminen, abortus inkompletus, abortus kompletus, missed abortion, dan abortus infeksius. Dokumen juga membahas hiperemesis gravidarum dan KPD serta partus prematur.
Berdasarkan dokumen tersebut, ada 3 kalimat ringkasan:
Aborsi dibahas dari berbagai perspektif keagamaan, hukum, dan medik. Dokumen juga menjelaskan proses pembentukan janin secara rinci dari konsepsi hingga kelahiran serta dampak negatif aborsi bagi janin dan ibu.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai masalah kesehatan ibu dan janin seperti angka kematian ibu dan bayi serta kasus darurat obstetri seperti perdarahan.
2. Dibahas pula penatalaksanaan berbagai kondisi seperti abortus, hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik, perdarahan pra dan pasca melahirkan yang mencakup penilaian, diagnosis dan tindakan.
3. Dokumen ini sangat berguna bagi tenaga kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan diagnosis kehamilan dengan tepat, meliputi:
1) Tanda dan gejala kehamilan normal pada trimester pertama hingga ketiga seperti amenorea, mual, dan pertambahan berat badan.
2) Pembedaan diagnosis kehamilan dengan kondisi seperti mioma uteri, kistoma ovarii, dan menopause.
3) Ketidaknyamanan umum selama kehamilan seperti rasa lelah, sakit punggung, dan kram k
1. Mata kuliah Patologi Kebidanan membahas prinsip deteksi dini kelainan dan komplikasi pada ibu hamil melalui pemeriksaan kehamilan dini, kontak dini trimester pertama, dan pelayanan antenatal berdasarkan kebutuhan individu.
2. Pemeriksaan kehamilan dini meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, vital sign, palpasi perut, auskultasi, dan pemeriksaan vagina dan anus untuk mendeteksi kelain
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
Pasien berusia 29 tahun sedang hamil 37-38 minggu dengan riwayat hepatitis B yang diturunkan. Pemeriksaan fisik dan penunjang menunjukkan janin tunggal hidup dengan presentasi kepala. Pasien akan melahirkan secara vaginal dan menerima vaksinasi HBIG dan hepatitis B untuk mencegah penularan ke bayi.
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan beresiko tinggi yang diantaranya disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi empat kategori yaitu preeklamsia-eklamsia, hipertensi kronik, hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia, dan hipertensi gestasional. Preeklamsia merupakan sindrom yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan
Dokumen tersebut membahas tentang pecahnya ketuban dini, termasuk definisi, etiologi, gejala, diagnosis, dan penanganannya. Faktor risiko pecahnya ketuban dini antara lain inkompetensi serviks, polihidramnion, riwayat KPD sebelumnya, dan kelainan pada selaput ketuban. Gejalanya berupa keluarnya cairan ketuban melalui vagina beserta demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi rawat inap
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAdeline Dlin
Ibu F, 26 tahun, sedang hamil 38 minggu datang ke rumah sakit karena keluhan mulas yang semakin sering. Pemeriksaan fisik menemukan anemia dan janin hidup tunggal dengan presentasi kepala. Diagnosisnya adalah hamil 38 minggu dengan janin tunggal hidup dan presentasi kepala serta anemia.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin menurut 7 langkah Varney. Tujuannya adalah untuk memberikan asuhan kebidanan yang mandiri pada kasus normal serta konsultasi dan kolaborasi pada kasus komplikasi. Dibahas pula tentang pengertian, etiologi, fisiologi keempat kala persalinan, delapan belas penapisan, serta faktor yang mempengaruhi persalinan."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen persalinan pada kondisi prematuritas, postmatur, IUGR, dan kematian janin (IUFD). Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi dan faktor risiko masing-masing kondisi, tanda dan gejala klinis, serta langkah-langkah pemeriksaan dan tindakan yang perlu dilakukan dalam manajemennya.
Dokumen tersebut membahas tentang abortus, termasuk definisi, jenis, gejala, diagnosa, dan penatalaksanaan abortus. Jenis abortus yang disebutkan antara lain abortus imminen, abortus inkompletus, abortus kompletus, missed abortion, dan abortus infeksius. Dokumen juga membahas hiperemesis gravidarum dan KPD serta partus prematur.
Berdasarkan dokumen tersebut, ada 3 kalimat ringkasan:
Aborsi dibahas dari berbagai perspektif keagamaan, hukum, dan medik. Dokumen juga menjelaskan proses pembentukan janin secara rinci dari konsepsi hingga kelahiran serta dampak negatif aborsi bagi janin dan ibu.
1. Dokumen tersebut membahas berbagai masalah kesehatan ibu dan janin seperti angka kematian ibu dan bayi serta kasus darurat obstetri seperti perdarahan.
2. Dibahas pula penatalaksanaan berbagai kondisi seperti abortus, hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik, perdarahan pra dan pasca melahirkan yang mencakup penilaian, diagnosis dan tindakan.
3. Dokumen ini sangat berguna bagi tenaga kesehatan
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan diagnosis kehamilan dengan tepat, meliputi:
1) Tanda dan gejala kehamilan normal pada trimester pertama hingga ketiga seperti amenorea, mual, dan pertambahan berat badan.
2) Pembedaan diagnosis kehamilan dengan kondisi seperti mioma uteri, kistoma ovarii, dan menopause.
3) Ketidaknyamanan umum selama kehamilan seperti rasa lelah, sakit punggung, dan kram k
1. Mata kuliah Patologi Kebidanan membahas prinsip deteksi dini kelainan dan komplikasi pada ibu hamil melalui pemeriksaan kehamilan dini, kontak dini trimester pertama, dan pelayanan antenatal berdasarkan kebutuhan individu.
2. Pemeriksaan kehamilan dini meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik, vital sign, palpasi perut, auskultasi, dan pemeriksaan vagina dan anus untuk mendeteksi kelain
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
Pasien berusia 29 tahun sedang hamil 37-38 minggu dengan riwayat hepatitis B yang diturunkan. Pemeriksaan fisik dan penunjang menunjukkan janin tunggal hidup dengan presentasi kepala. Pasien akan melahirkan secara vaginal dan menerima vaksinasi HBIG dan hepatitis B untuk mencegah penularan ke bayi.
referat obgyn resiko pada kehamilan (pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
Dokumen tersebut membahas tentang kehamilan beresiko tinggi yang diantaranya disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dibagi menjadi empat kategori yaitu preeklamsia-eklamsia, hipertensi kronik, hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia, dan hipertensi gestasional. Preeklamsia merupakan sindrom yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan
Dokumen tersebut membahas tentang pecahnya ketuban dini, termasuk definisi, etiologi, gejala, diagnosis, dan penanganannya. Faktor risiko pecahnya ketuban dini antara lain inkompetensi serviks, polihidramnion, riwayat KPD sebelumnya, dan kelainan pada selaput ketuban. Gejalanya berupa keluarnya cairan ketuban melalui vagina beserta demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi rawat inap
Anemia pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOGAdeline Dlin
Ibu F, 26 tahun, sedang hamil 38 minggu datang ke rumah sakit karena keluhan mulas yang semakin sering. Pemeriksaan fisik menemukan anemia dan janin hidup tunggal dengan presentasi kepala. Diagnosisnya adalah hamil 38 minggu dengan janin tunggal hidup dan presentasi kepala serta anemia.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin menurut 7 langkah Varney. Tujuannya adalah untuk memberikan asuhan kebidanan yang mandiri pada kasus normal serta konsultasi dan kolaborasi pada kasus komplikasi. Dibahas pula tentang pengertian, etiologi, fisiologi keempat kala persalinan, delapan belas penapisan, serta faktor yang mempengaruhi persalinan."
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan dan motivasi ibu pasca persalinan dengan sectio caesarea dalam melakukan mobilisasi dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang manfaat mobilisasi dini, namun masih ada ibu yang kurang mengetahui hal tersebut. Sebagian besar ibu juga termotivasi untuk melakukan mobilisasi dini.
Bahan ajar ini membahas standar pelayanan antenatal care (ANC) yang meliputi tujuan, manfaat, dan dampak jika tidak mendapatkan ANC serta standar pelayanan ANC yang terdiri atas identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan, serta persiapan persalinan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan janin pada masa prenatal, mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-32.
2. Pada minggu ke-3, panjang janin mencapai 7,62 cm dan beratnya kira-kira 1 ons. Organ tubuh seperti lengan dan jari sudah terbentuk.
3. Dokumen ini memberikan informasi mengenai perkembangan fisik janin secara rinci pada setiap minggu kehamilan.
Persalinan adalah proses pengeluaran janin dan plasenta secara alami dari rahim ibu melalui vagina selama kehamilan berusia antara 37-42 minggu tanpa komplikasi, dalam waktu kurang dari 24 jam. Terdapat 5 kebutuhan dasar bagi ibu bersalin yaitu dukungan fisik dan psikologis, makanan dan cairan, eliminasi, posisi dan aktivitas, serta pengurangan rasa nyeri.
Dokumen tersebut membahas tentang antenatal care (ANC) yang merupakan perawatan untuk ibu hamil guna menjaga kesehatan ibu dan janin. ANC bertujuan untuk mencegah komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas serta menghasilkan bayi yang sehat. ANC meliputi pemeriksaan berat badan, tekanan darah, imunisasi TT, ukuran rahim, pemberian tablet besi, dan konseling. Dokumen juga menjel
Mengetahui identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di ruang kebi...Operator Warnet Vast Raha
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi kejadian partus lama pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Santa Anna Kota Kendari tahun 2013.
2) Beberapa faktor yang dapat menyebabkan partus lama diantaranya inertia uteri, KPD, primigravida tua, cephalopelvic disproportion, dan letak sungsang.
3) Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara berbagai fak
Unsafe abortion adalah upaya penghentian kehamilan yang dilakukan oleh tenaga tidak terlatih dengan fasilitas yang tidak memadai sehingga membahayakan ibu. Alasan wanita melakukan unsafe abortion antara lain masalah kesehatan, psikososial, ekonomi, dan sosial. Dampaknya berupa risiko kesehatan ibu seperti perdarahan dan infeksi, dampak psikologis seperti trauma, serta biaya yang lebih besar. Peran bidan d
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai mekanisme persalinan normal yang meliputi definisi-definisi terkait, penyebab mulainya persalinan, berlangsungnya persalinan normal yang terdiri atas 4 kala, tanda-tanda dimulainya persalinan, dan langkah-langkah anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin untuk memastikan proses persalinan berjalan dengan aman.
1. Induksi pada persalinan
Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum inpartu, baik
secara operatif maupun medikasi, untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga
terjadi persalinan. Induksi persalinan berbeda dengan akselerasi persalinan, di mana pada
akselerasi persalinan tindakan-tindakan tersebut dikerjakan pada wanita hamil yang sudah inpartu.
(Wiknjosastro, 2007: 73).
Induksi persalinan adalah suatu upaya stimulasi mulainya proses persalinan(dari tidak
ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya
medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal. (Darmayanti, 2009: 1).
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran
seseorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama
9 bulan. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke dalam
jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong ke luar melalui jalan
lahir (Abdul Bari, 2002: 100).
His mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau sesudah) tanggal perkiraan
persalinan, persalinan berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam (pada kehamilan
pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih singkat (6-8 jam). Jika setelah
lewat 24 jam persalinan belum dimulai dan keadaan bayinya baik, dapat dilakukan induksi
persalinan untuk mengurangi resiko infeksi akibat masuknya bakteri dari vagina ke dalam
rahim (Syahrul Rauf, 2006).
Induksi persalinan (induction of labor) ialah suatu tindakan atau langkah yang dilakukan
untuk memulai suatu persalinan, baik secara mekanik ataupun secara kimiawi
(farmakologik). Di Birmingham hospital university of Alabama dari tahun 1996-1999 lebih
dari 17.000 persalinan 20% wanita diberi oksitosin untuk induksi persalinan dan 35% untuk
augmentasi (Cuningham, 2002: 516). Di Indonesia 16,17% persalinan dalam waktu 24 jam
2. tidak ada tanda-tanda persalinan setelah ketuban pecah dilakukan induksi persalinan. Induksi
persalinan yang diawali dengan pematangan serviks, akan memberikan hasil yang jauh lebih
baik dibandingkan dengan tanpa pematangan serviks (Dr. Chrisdiono, 2004: 15).
Induksi persalinan dilakukan karena kehamilan yang memasuki tanggal perkiraan lahir
bahkan lebih dari sembilan bulan dimana kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu belum
juga terjadi persalinan. Induksi juga dilakukan alasan kesehatan ibu misalnya ibu terkena
infeksi, diabetes mellitus, hipertensi (Yulianti, 2005). Induksi diindikasikan apabila manfaat
bagi ibu atau janin melebihi manfaat bagi ibu atau janin melebihi manfaat apabila persalinan
dibiarkan berlanjut. American College of Obstetricians and Gynecologist (1999), tidak
menganjurkan konsep induksi elektif demi kenyamanan dokter atau pasien karena kesadaran
bahwa induksi persalinan menimbulkan peningkatan penyulit dibandingkan dengan
persalinan spontan (F, Gary Cuningham, 2006: 516).
Kontraksi akibat induksi terasa lebih sakit karena mulainya sangat mendadak pada
augmentasi persalinan diberikan oksitosin sehingga kontraksi rahim bisa secara efektif
mendorong janin melewati jalan lahir (Syahrul Rauf, 2006). Tetesan oksitosin dan palpasi
fundus harus selalu dipantau untuk mengakibatkan persalinan cepat sehingga penigkatan
resiko trauma servikal dan robekan jaringan lunak sering terjadi. Stimulasi berlebihan
menyebabkan hipoksia janin, ruptur uterus dan pelepasan plasenta prematur, bila kontraksi
berakhir lebih dari 60 detik atau masing-masing terjadi lebih 2-3 menit oksitosin harus
dihentikan (Marilynn F. Doenges, 2001: 201).
Kejadian induksi persalinan dapat di cegah sedini mungkin mulai dari masa
kehamilan dengan cara melakukan pemeriksaan antenatal care secara rutin dan baik,
membiasakan untuk mobilisasi, senam hamil dan harus benar-benar dipersiapkan untuk
menghadapi persalinan dan di jelaskan kemungkinan-kemungkinan yang ada sehingga untuk
mencegah hal yang mungkin bisa membahayakan ibu dan janinnya dapat teratasi. Dalam hal
3. ini semua tenaga kesehatan perlu berperan penting untuk memberikan pencegahan sedini
mungkin pada setiap ibu hamil dan ibu bersalin untuk mencegah hal-hal yang membahayakan
ibu dan janin, tetapi tidak semua tenaga kesehetan melakukan atau memberikan pencegahan
sedini mungkin seperti halnya dengan melakukan senam hamil ataupun mengajarkan
mobilisasi pada setiap ibu hamil. Sedangkan kendala dalam induksi persalinan biasanya
terjadi karena kurangnya kesadaran ibu untuk melakukan antenatal care serta kurangnya
upaya tenaga kesehatan untuk memberikan pencegahan sedini mungkin seperti mengajarkan
mobilisasi dan senam hamil pada ibu, serta kurangnya pengetahuan ibu dalam mendeteksi
secara dini penyulit-penyulit yang terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
INDUKSI & AKSELERASI PERSALINAN
Dilakukan dengan menggunakan oksitosin sintetis.
Induksi persalinan dan akselerasi persalinan dilakukan dengan cara yang sama tapi dengan
tujuan yang berbeda.
- See more at: http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/09/induksi-dan-akselerasi-persalinan.
html#sthash.Mih0DHUl.dpuf