Dokumen ini membahas indikator-indikator yang digunakan untuk menilai kinerja satuan pendidikan, meliputi indikator SNP, isi, proses pembelajaran, penilaian, sarana prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, serta pengelolaan keuangan.
INDIKATOR SEKOLAH BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN untuk SMPKahar Muzakkir
Diterbitkan oleh KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALDAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JAKARTA,TAHUN 2013
INDIKATOR SEKOLAH BERDASARKAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN untuk SMPKahar Muzakkir
Diterbitkan oleh KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALDAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA JAKARTA,TAHUN 2013
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanMustofa Thovids
www.PakarPresentasi.com - Inilah salah satu contoh presentasi power point tentang pendidikan yang bisa anda gunakan sebagai referensi dalam membuat presentasi power point untuk mengajar khususnya untuk guru SMA.
Contoh Presentasi Power Point Tentang PendidikanMustofa Thovids
www.PakarPresentasi.com - Inilah salah satu contoh presentasi power point tentang pendidikan yang bisa anda gunakan sebagai referensi dalam membuat presentasi power point untuk mengajar khususnya untuk guru SMA.
Son algunas caratulas de historia que he elaborado para poder facilitar la decoración de cada inicio de tu cuaderno :D donde tambien podras editarlo(a) son de tamaño A4
A proposal for the PISA 2018 Assessment of Global CompetenceEduSkills OECD
Globalisation brings innovation, new experiences and higher living standards, but it equally contributes to economic inequity and social division. That’s why this generation requires new capacities. Young people need to collaborate with people from different disciplines, cultures and value systems, in a way that solves complex problems and creates economic and social capital. They need to bring judgement and action to difficult situations in which people’s beliefs and standards are at odds.
For some years, educators have been discussing how best to build these capacities. Is there a distinctive competence that equips young people for the culturally diverse and digitally-connected communities in which they work and socialise? And can students learn to mobilise knowledge, skills, values and attitudes, in order to act creatively, collaboratively and ethically?
These issues are now at the heart of international education discussion.
Presentation during the Bureau of Agricultural Research (BAR) Seminar Series on February 23 and 24, 2017 at RDMIC Bldg., cor. Visayas Ave., Elliptical Rd., Diliman, Quezon City
Results to be released on December 6
Key issues:
How far are we nurturing a generation of scientifically literate young people?
Are schools adequately preparing young people for adult life?
What kinds of learning environments do we find in high performing systems?
Can schools improve the futures of students from disadvantaged backgrounds?
Pendekatan saintifik digunakan dalam langkah-langkah pembelajaran pada RPP. Disarankan memilih model pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi ajar, di dalamnya menyiratkan pendekatan saintifik...
Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan perlu menjamin dan memastikan bahwa implementasi penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan sesuai dengan SNP.
Cara memudahkan penyampaian informasi atau pesan kepada peserta didik adalah dengan menggunakan media pembelajaran. Bagaimana cara membuat dan mengimplementasikannya, simak tayangan berikut ini...!
Benda di sekitar kita ada yang bersifat menghantar panas ada pula yang tidak. Untuk mengenalnya, kita harus memahami tentang konduktor dan isolator panas.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
4. 4
sesuatu yang memberikan (menjadi)
petunjuk atau keterangan.
penanda atau ciri untuk mengetahui
terpenuhinya standar yang
sudah diterapkan/berlaku.
variabel yang bisa
membantu kita dalam
kegiatan pengukuran berbagai
macam perubahan yang terjadi baik secara
langsung maupun tidak langsung.
5. 1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung
jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam sesuai ruang lingkup jenjang pendidikan.
2. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual dan/ atau
prosedural serta metakognitif tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian sesuai ruang lingkup jenjang pendidikan.
3. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang
diharapkan pada setiap jenjang pendidikan.
5
6. 1. Muatan sesuai dengan rancangan
kurikulum nasional.
2. Rancangan mata pelajaran dan beban
belajar memberi waktu yang cukup leluasa
untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang disusun satuan pendidikan
sesuai dengan kurikulum nasional
6
7. 1. Pembelajaran mendorong peserta didik mencari tahu .
2. Pembelajaran berbasis aneka sumber belajar
3. Pembelajaran menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah
4. Pembelajaran berbasis kompetensi
5. Pembelajaran terpadu
6. Pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi
7. Pembelajaran menuju keterampilan aplikatif
7
8. 8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills)
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang
hayat
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan
(ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani)
11. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat
8
9. 12.Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa
siapa saja adalah pendidik, siapa saja adalah
peserta didik, dan di mana saja adalah kelas.
13.Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran
14.Pengakuan atas perbedaan individual dan latar
belakang budaya peserta didik
15.Perencanaan pembelajaran disusun sesuai dengan
KTSP
9
10. 1. Proses penilaian sahih, objektif,
terbuka, otentik, sistematis,
akuntabel, dan edukatif
2. Satuan pendidikan menerapkan
penilaian otentik
3. Bentuk dokumen penilaian sesuai
dengan aturan yang berlaku
10
11. 1. Jumlah dan kualifikasi pendidik sesuai standar
2. Kualifikasi kepala satuan pendidikan sesuai standar
3. Ketersediaan kepala tenaga administrasi
4. Ketersediaan pelaksana urusan administrasi
5. Ketersediaan kepala perpustakaan
6. Ketersediaan tenaga perpustakaan
7. Ketersediaan kepala laboratorium
8. Ketersediaan teknisi laboratorium
9. Ketersediaan laboran
11
12. 10. Kompetensi kepala satuan pendidikan sesuai standar
11. Kompetensi kepala tenaga administrasi sesuai standar
12. Kompetensi pelaksana urusan administrasi sesuai standar
13. Kompetensi kepala perpustakaan sekolah sesuai standar
14. Kompetensi tenaga perpustakaan sekolah sesuai stand
15. Kompetensi teknisi laboratorium sesuai standar
16. Kompetensi laboran sesuai standar
12
13. 1.Kapasitas dan daya tampung
satuan pendidikan sesuai
dengan standar
2.Jumlah dan kondisi sarana
dan prasarana pendidikan
sesuai standar
13
14. 1. Perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan
standar dan melibatkan pemangku kepentingan
2. Pelaksanaan program dilaksanakan sesuai dengan
standar dan melibatkan pemangku kepentingan
3. Satuan pendidikan melaksanakan pengawasan dan
evaluasi terhadap pelaksanaan program secara
berkala
4. Kepala satuan pendidikan berkinerja baik
5. Satuan pendidikan mengelola sistem informasi
14
15. 1. Satuan pendidikan tidak memungut biaya dari
peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi
2. Biaya operasional non-personil minimal sesuai
standar (total anggaran satuan pendidikan
dikurangi biaya investasi dan gaji pendidik dan
tenaga kependidikan dibagi total jumlah peserta
didik)
3. Pengelolaan dana yang masuk ke satuan
pendidikan dilakukan secara transparan dan
akuntabel (laporan, dapat diakses dan dapat
diaudit)
15