Laporan Pertanggungjawaban Kerja BEM FMIPA UGM 2004/2005Zulfadli .
Laporan Pertanggungjawaban Kerja (LPK) BEM FMIPA UGM Periode 2004/2005 disampaikan dalam Musyawarah Akbar Mahasiswa FMIPA UGM tahun 2005. Dokumen ini merupakan dokumen resmi yang telah dirampingkan dan disesuaikan untuk kebutuhan publikasi umum.
Salam hormat dan terima kasih kami untuk seluruh penggerak BEM FMIPA UGM 2004/2005, kumpulan mahasiswa terpilih yang mendedikasikan diri mereka untuk perubahan dan kemaslahatan publik. Semoga dokumen ini mampu mewariskan cita-cita, semangat, dan kerja keras mereka, demi memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada civitas akademika dan masyarakat luas.
Pembangunan dan ketimpangan wilayah pantai barat dan pantai timur sumatera utaraDahlan Tampubolon
Hasil penelitian menunjukkan kabupaten Mandailing Natal, Nias, Tapanuli Tengah dan secara umum wilayah Pantai Barat digolongkan tipe daerah kurang berkembang (terkebelakang) demikian p ula dengan Langkat.
Kabupaten Tapanuli Selatan dan Deli Serdang digolon gkan tipe daerah yang sedang berkembang. Kota Sibolga, kabupaten Asahan, Labuhan Batu dan secara umum wilayah Pantai Timur digolongkan tipe daerah yang maju. Kota Medan dan Tanjung Balai digolongkan tipe daerah yang stagnan.
Di wilayah Pantai Barat dan Pantai Timur Sumatera Utara terjadi pertumbuhan dengan pola yang tidak seimbang. Gambaran tersebut menunjukkan suatu fenomena yang sesuai mengenai bag aimana proses pembangunan. Yaitu embangunan yang terjadi merupak an suatu rangkaian ketidakseimbangan-ketidakseimbangan (a chain of disequilibrium) pertumbuhan.
Struktur ekonomi wilayah Pantai Barat mengalami per ubahan dari pertanian ke industri dan diikuti sedikit sektor jasa seiring dengan pertumbuhan pendapatan perkapita. Wilayah Pantai Timur menunjukkan perubahan yang lebih tegas dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa.
Perubahan yang sama terjadi juga dengan penyerapan tenaga kerja. Perubahan di wilayah Pantai Barat banyak disebabkan faktor lokasional dan di wilayah Pantai Timur disebabkan faktor eksternal.
Peningkatan produktivitas pekerja akan menurunkan ketimpangan wilayah pantai Barat Sumatera Utara. Suatu fenomena yang bersifat paradoks muncul dari hasil model regresi ketimpanga n wilayah yaitu di wilayah pantai Barat Sumatera Utara peningkatan jum lah penduduk usia kerja yang berpendidikan baik malah memperbesar ketimpangan wilayah. Penurunan proporsi sektor pertanian cenderung memperkecil indeks ketimpangan wilayah wilayah Pantai Timur sedangkan kepadatan penduduk memperbesar ketimpangan wilayah.
Sektor pertanian memiliki keuntungan untuk dikemban gkan di wilayah pantai Barat kecuali di Sibolga. Di Kota Sibolga sektor yang menguntungkan adalah utiliti, perhubungan dan komunikasi, jasa ke uangan dan sosial.
Keuntungan lokasi sektor pertanian relatif tinggi di Labuhan Batu, Asahan dan Langkat. Konstruksi, perhubungan dan telekomun ikasi, jasa-jasa menguntungkan dikembangkan di Tanjung Balai dan Medan yang juga menguntungkan di sektor utiliti. Sektor industri menguntungkan dikembangkan di Deli Serdang dan pertambangan serta penggalian di Langkat.
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAermawidiana
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji atas karunia Allah
SWT, akhirnya buku yang berjudul “Kiprah Kelompok Wanita Tani
Menjadi Wirausaha” dapat terwujud. Buku ini penulis tujukan untuk
mahasiswa dan masyarakat umum, maupun pemberdaya kelompok
wanita tani.
Harapan penulis semoga buku ini bisa menambah perbendaharaan
bahan ajar yang mudah untuk dipelajari dan diaplikasikan. Dan untuk
upaya memberdayakan kelompok wanita tani untuk beranjak multi
peran menjadi wirausaha dengan potensi sumber daya alam yang ada di
daerah masing-masing.
Berkaitan dengan terwujudnya buku ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, yang telah membantu dengan menyumbangkan pikiran
dan tenaga sehingga buku ini bisa selesai dengan lancar yakni:
1. Menteri Pendidikan Nasional
2. Direktorat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
3. Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya
4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara
Surabaya
5. Ketua LPPM Universitas Bhayangkara Surabaya
Semoga Allah SWT membalasnya dengan berkah pahala yang berlipat
ganda.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan di sana-sini.
Oleh sebab itu saran, kritik, dan koreksi sangat penulis harapkan untuk
menjadikan buku ini lebih baik lagi.
Laporan Pertanggungjawaban Kerja BEM FMIPA UGM 2004/2005Zulfadli .
Laporan Pertanggungjawaban Kerja (LPK) BEM FMIPA UGM Periode 2004/2005 disampaikan dalam Musyawarah Akbar Mahasiswa FMIPA UGM tahun 2005. Dokumen ini merupakan dokumen resmi yang telah dirampingkan dan disesuaikan untuk kebutuhan publikasi umum.
Salam hormat dan terima kasih kami untuk seluruh penggerak BEM FMIPA UGM 2004/2005, kumpulan mahasiswa terpilih yang mendedikasikan diri mereka untuk perubahan dan kemaslahatan publik. Semoga dokumen ini mampu mewariskan cita-cita, semangat, dan kerja keras mereka, demi memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada civitas akademika dan masyarakat luas.
Pembangunan dan ketimpangan wilayah pantai barat dan pantai timur sumatera utaraDahlan Tampubolon
Hasil penelitian menunjukkan kabupaten Mandailing Natal, Nias, Tapanuli Tengah dan secara umum wilayah Pantai Barat digolongkan tipe daerah kurang berkembang (terkebelakang) demikian p ula dengan Langkat.
Kabupaten Tapanuli Selatan dan Deli Serdang digolon gkan tipe daerah yang sedang berkembang. Kota Sibolga, kabupaten Asahan, Labuhan Batu dan secara umum wilayah Pantai Timur digolongkan tipe daerah yang maju. Kota Medan dan Tanjung Balai digolongkan tipe daerah yang stagnan.
Di wilayah Pantai Barat dan Pantai Timur Sumatera Utara terjadi pertumbuhan dengan pola yang tidak seimbang. Gambaran tersebut menunjukkan suatu fenomena yang sesuai mengenai bag aimana proses pembangunan. Yaitu embangunan yang terjadi merupak an suatu rangkaian ketidakseimbangan-ketidakseimbangan (a chain of disequilibrium) pertumbuhan.
Struktur ekonomi wilayah Pantai Barat mengalami per ubahan dari pertanian ke industri dan diikuti sedikit sektor jasa seiring dengan pertumbuhan pendapatan perkapita. Wilayah Pantai Timur menunjukkan perubahan yang lebih tegas dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa.
Perubahan yang sama terjadi juga dengan penyerapan tenaga kerja. Perubahan di wilayah Pantai Barat banyak disebabkan faktor lokasional dan di wilayah Pantai Timur disebabkan faktor eksternal.
Peningkatan produktivitas pekerja akan menurunkan ketimpangan wilayah pantai Barat Sumatera Utara. Suatu fenomena yang bersifat paradoks muncul dari hasil model regresi ketimpanga n wilayah yaitu di wilayah pantai Barat Sumatera Utara peningkatan jum lah penduduk usia kerja yang berpendidikan baik malah memperbesar ketimpangan wilayah. Penurunan proporsi sektor pertanian cenderung memperkecil indeks ketimpangan wilayah wilayah Pantai Timur sedangkan kepadatan penduduk memperbesar ketimpangan wilayah.
Sektor pertanian memiliki keuntungan untuk dikemban gkan di wilayah pantai Barat kecuali di Sibolga. Di Kota Sibolga sektor yang menguntungkan adalah utiliti, perhubungan dan komunikasi, jasa ke uangan dan sosial.
Keuntungan lokasi sektor pertanian relatif tinggi di Labuhan Batu, Asahan dan Langkat. Konstruksi, perhubungan dan telekomun ikasi, jasa-jasa menguntungkan dikembangkan di Tanjung Balai dan Medan yang juga menguntungkan di sektor utiliti. Sektor industri menguntungkan dikembangkan di Deli Serdang dan pertambangan serta penggalian di Langkat.
KIPRAH KELOMPOK WANITA TANI MENJADI WIRAUSAHAermawidiana
Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji atas karunia Allah
SWT, akhirnya buku yang berjudul “Kiprah Kelompok Wanita Tani
Menjadi Wirausaha” dapat terwujud. Buku ini penulis tujukan untuk
mahasiswa dan masyarakat umum, maupun pemberdaya kelompok
wanita tani.
Harapan penulis semoga buku ini bisa menambah perbendaharaan
bahan ajar yang mudah untuk dipelajari dan diaplikasikan. Dan untuk
upaya memberdayakan kelompok wanita tani untuk beranjak multi
peran menjadi wirausaha dengan potensi sumber daya alam yang ada di
daerah masing-masing.
Berkaitan dengan terwujudnya buku ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, yang telah membantu dengan menyumbangkan pikiran
dan tenaga sehingga buku ini bisa selesai dengan lancar yakni:
1. Menteri Pendidikan Nasional
2. Direktorat Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
3. Rektor Universitas Bhayangkara Surabaya
4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara
Surabaya
5. Ketua LPPM Universitas Bhayangkara Surabaya
Semoga Allah SWT membalasnya dengan berkah pahala yang berlipat
ganda.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa buku ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat banyak kekurangan di sana-sini.
Oleh sebab itu saran, kritik, dan koreksi sangat penulis harapkan untuk
menjadikan buku ini lebih baik lagi.
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN PADA KEPUASAN KERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN O...Fresha Kurnia Herdianto
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel perilaku kepemimpinan dan komitmen organisasional terhadap kepuasan kerja pada RS. Kasih Ibu Surakarta. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 234 responden. Teknik pengumpulan data menggunkan kuisioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience. Kemudian untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan menggunakan SEM AMOS.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya pengaruh yang tidak signifikan antara perilaku kepemimpinan dan kepuasan kerja. Adanya pengaruh signifikan perilaku kepemimpinan pada komitmen organisasional. Adanya pengaruh signifikan komitmen organisasional pada kepuasan kerja. Dan adanya pengaruh perilaku kepemimpinan pada kepuasan kerja melalui komitmen organisasional.
Ini merupakan hasil analisa mengenai model pengembangan sumber daya manusia yang diaplikasikan di Sekolah Alam Kandank Jurank Doank (KJD). Isi dari hasil analisa tersebut diantaranya Sejarah KJD, Kegiatan, SDM, Model Pengembangan SDM yang diterapkan di KJD, dan Dokumentasi Lokasi dan Kegiatan KJD.
Model Pengembangan Sumber Daya Manusia Komunitas Kreativitas Kandank Jurank D...
Imel Skripsi
1. 1
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA WANITA
PENGUSAHA DI KOTA KENDARI
SKRIPSI
OLEH
MELIYANI SUSANTI
200 221 015
2. 2
UNIVERSITAS HALUOLEO
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
KENDARI
2006
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi Oleh : Meliyani Susanti ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Kendari, …...........................2006
Pembimbing I ;
DR. Hj. Syamsiar Bachtiar, SE. M.Pd.
Nip. 131 781 814
Kendari, ............................2006
Pembimbing II
DR. Sudirman Zaid, SE. M. Si
NIP. 132 257 853
3. 3
Skripsi oleh MELIYANI SUSANTI. ini dipertahankan di depan dewan
penguji pada tanggal 11 Maret 2006, berdasarkan Surat Keputusan
Dekan, Nomor : 326/SK/J29.1.12/PP/2006.
Dewan Penguji
1. ………………………………
H. IBNU HAJAR, SE.MS. (Ketua)
NIP. 131 475 185
HANYA
2. ................................................
NASRUL, SE. M.Si.
NIP. 132 300 786 UNTUK (Sekretaris / Anggota)
MAHASIS
3. .............................................
DR. SUDIRMAN ZAID, SE. MSi (Anggota)
NIP. 132 257 853
4. …………………………….
SALMA SALEH, SE. MSi. (Anggota)
NIP. 132 050 670
Mengetahui/Mengesahkan
4. 4
Ketua Jurusan Manajemen
RAHMAT MADJID, SE. MS
NIP. 131 832 406
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan karunian-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas
Kerja Wanita Pengusaha di Kota Kendari “.
Penulis skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, karena itu
dengan segala bantuan dan arahan yang diberikan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis berterima kasih kepada Ibu DR.
Hj. Syamsiar Bachtiar, SE., MPd dan Bapak DR. Sudirman Zaid, SE. M.Si,
yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas semua keberhasilan yang telah diarahkan oleh penulis, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Ir. Mahmud Hamundu, M.Sc, selaku Rektor Universitas
Haluoleo Kendari.
2. Bapak H. Halim, SE. MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Haluoleo
3. Bapak Rahmat Madjid, SE. MS, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi.
4. Bapak DR. Sudirman Said, SE. MS, selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf Fakultas Ekonomi yang telah
membantu penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Orang tuaku, ayahanda tercinta L. Roimis, M.Pd dan Ibunda Minaria
(Almarhuma) yang telah memberikan doa dan restu serta bantuan moril
kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan ini.
7. Teristimewa kepada my Small Familly, kak Mis, Kak Miur, Kak Fini,
Misrad and Kak Inal beserta adik-adikku yang tersayang, terima kasih
atas doa dam dukungannya.
5. 5
8. Terima kasih buat yayangku “Zukir” yang tersayang yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku, Tutty, Anggun, Kia, Fito, Hana, Fitri Uthe, Kak Ansar,
Imran serta Asrama Isa, terima kasih atas support dan bantuannya
dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Buat sepupuku yang tersayang, Yanti, Irma, Ira, Munar, Minar, Niar,
Ningrat, Miming, Tuti Ery, Putri, makasih banyak atas dukungannya, ok.
Akhir kata, hanya Tuhan Yang Maha Esa yang akan membalas
semua kebaikan kepada penulis, dan skripsi ini dapat bermanfaat dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.
ABSTRAK
MELIYANI SUSANTI, 200 221 015, Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Produktivitas Kerja Wanita Pengusaha di Kota Kendari, Skrispsi
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo Kendari,
dibimbing oleh. DR. Hj. Syamsiar Bachtiar, SE.MPd dan DR. Sudirman
Zaid, SE.MSi.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran
motivasi kerja dan produktivitas kerja serta untuk mengetahui pengaruh
motivasi kerja terhadap produktivitas wanita pengusaha dengan
menggunakan analisis regresi linear sederhana.
Hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi merupakan faktor penting
dalam meningkatkan produktivitas wanita pengusaha dan menjadi
kebutuhan dalam berkarya. Kebutuhan-kebutuhan yang tecakup dalam
motivasi antara lain :
a. Kebutuhan Psikologis
b. Kebutuhan Rasa Aman.
c. Kebutuhan Afeksi
d. Kebutuhan Penghargaan
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Hasil analisis diperoleh bahwa motivasi kerja dari wanita pengusaha
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produktivitas wanita pekerja.
Wanita pengusaha dapat melakukan kegiatan usaha dengan baik dan
didukung oleh motivasi kerja dari wanita pengusaha yang menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan kelancaran usahanya
THE ABSTRACT
MELIYANI SUSANTI, 200 221 015, Motivation Influence Work By Productivity Of
Women Enterprenur In Kendari City, Scrispty Management Moment of
Econommy Faculty Haluoleo University, quided by. DR. Hj. Syamsiar
Bachtiar, SE.MPd and DR. Sudirman Zaid, SE.MSi.
This research was maked be aim to knowledge the peacture of work
motivation and productifity and so to knowledge for motivation influence
work by productiviy of woman work with using the regresion analysis.
6. 6
Result of research obtained that motivation represent important
factor in improving entrepreneur woman productivity and become
requirement in have masterpiece. Requirement which [is] tecakup in
motivation for example :
a. Psikologis nedd
f. Security need.
g. Afeksion need
h. Appreciation need
i. Aktualisasion Need
Result of analysis obtained that motivation work from entrepreneur
woman have an effect on reality ( signifikan) to worker woman productivity.
Entrepreneur woman can [do/conduct] business activity better and
supported by motivation work from entrepreneur woman yielding
advantage and improve its effort fluency
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Latar Belakang
Pembangunan manusia Indonesia seutuhkan telah dijadikan
momen penting bagi bangsa Indonesia terutama dalam
7. 7
mengembangkan sumber daya manusia bagi pembangunan, dimana
wanita mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang sama
dengan pria dalam segala bidang kehidupan bangsa dan dalam
segenap kegiatan pembangunan. Bertolak dari amanat GBHN ini,
maka kedudukan wanita dalam masyarakat dan peranannya dalam
pembagunan perlu terus ditingkatkan serta diarahkan, sehingga
dapat meningkatkan partisipasinya dan sesuai dengan kodrat, harkat
dan martabatnya dapat memberikan sumbangan yang sebesar-
besarnya bagi pembangunan bangsa.
Potensi sumberdaya menusia berupa tenaga kerja wanita yang
jumlahnya cukup banyak tersebut perlu dibina dan dikembangkan
agar dapat memberikan sumbangan yang lebih besar bagi
pembangunan ekonomi dan pembangunan bidang lainnya secara
nasional.
Pembangunan yang sedang kita galakkan sekarang ini
merupakan upaya yang terencana dan dilaksanakan secara terpadu
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia dengan mengola
dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh negara secara
bijaksana dan berkesinambungan sebagai landasan bagi tahapan
pembangunan berikutnya.
Untuk meningkatkan keefektivitas pembinaan dan upaya
peningkatan keselarasan tenaga kerja wanita, khususnya pada sektor
informal sudah barang tentu sangat dibutuhkan ketersediaan
informasi tentang kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh para
wanita pekerja disektor informal. Untuk itu kajian mengenai berbagai
aspek yang mempengaruhi aktivitas tenaga kerja wanita disektor
informal sangat dibutuhkan.
Sejalan dengan dinamika pembangunan dewasa ini pembinaan
dan pengembangan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja wanita
merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan program
pembangunan. Ditinjau dari sudut ekonomi, peranan tenaga kerja
wanita tercermin pada kesediaan mereka untuk memasuki lapangan
pekerjaan, baik sektor formal maupun informal.
Dalam pelaksanaan pembangunan, wanita merupakan mitra
kerja pria yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan pria
serta mempunyai peranan penting dalam keluarga. Dalam rangka
peningkatan peranan wanita itu, maka wanita mempunyai peranan
ganda yaitu peranan dalam pembangunan dan posisinya sebagai ibu
rumah tangga. Upaya peningkatan peranan wanita sebagai mitra
sejajar dengan pria dalam pembangunan berarti tanggung jawab
wanita secara pribadi yang mandiri dalam lingkungan keluarga
pemerintah dan masyarakat.
Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia yang potensial
dalam proses pembangunan itu diharapkan mampu mengambil
bagian peran serta dan memberikan nilai tambah bagi kemajuan
pembangunan. Oleh karena itu peranan wanita baik sebagai ibu
rumah tangga maupun penggerak pembangunan tidak bisa diabaikan.
8. 8
Besarnya keterlibatan wanita dalam proses pembangunan dewasa
ini sangat dibutuhkan terutama dalam era teknologi dan globalisasi
dewasa ini. Keterlibatan wanita sebagai ibu rumah tangga diharapkan
akan semakin tercipta pembinaan keluarga yang harmonis, damai dan
sejahtera. Demikian pula halnya dengan ibu-ibu rumah tangga yang
ada di Kota Kendari, dimana kebanyakan dari mereka ini telah
memanfaatkan waktu luangnya untuk melakukan usaha produktif yang
dapat meningkatkan perekonomian keluarganya dan sekaligus
membantu meningkatkan pandapatan suami.
Bekerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mecapai tujuan yang diharapkan, tanpa bekerja (melakukan kegiatan)
kita tidak akan memperoleh sesuatu yang diharapkan bahkan
diimpikan. Keinginan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dalam
hidupnya sehari-hari diwujudkan dengan bekerja.
Manusia didalam bekerja melakukan suatu kegiatan didorong
(dimotivasi) oleh beberapa hal, ada yang karena ingin mendapatkan
uang ada yang karena ingin mendapatkan popularitas dan uang. Ada
yang karena ingin mendapatkan pujian, ada yang karena ingin
memperoleh kekayaan dan pangkat serta masih banyak lagi hal yang
melatar belakangi seseorang untuk bekerja.
Pada sisi lain terdapat berbagai masalah yang perlu mendapat
perhatian dalam rangka peningkatan produktivitas tenaga kerja
terutama wanita, dimana berdasarkan data yang diperoleh
menunjukan bahwa kondisi tenaga kerja wanita di Sulawesi Tenggara
khususnya di Kota Kendari tidak luput dari masalah ketenaga kerjaan,
dimana merupakan Ibu Kota Propinsi dengan berbagai pusat kegiatan
baik di sektor informal maupun di sektor formal. Kegiatan yang
sedangkan dikembangkan saat ini adalah kegiatan pada sektor
informal.
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka penulis
melakukan penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja wanita pengusaha di kota kendari.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada judul penulisan ini dan uraian latar belakang
yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang akan ditelaah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran motivasi kerja dan gambaran produktivitas
kerja.
2. Adakah pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja terhadap
produktivitas kerja wanita pengusaha di Kota Kendari ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah :
9. 9
1. Untuk mengetahui gambaran motivasi kerja dan gambaran
produktivitas kerja
2 Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja, terhadap
poduktivitas kerja wanita pengusaha di kota Kendari.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
berguna bagi pengambil kebijakan agar dapat membuat dalam
rangkah meningkatkan produktivitas wanita pengusaha di Kota
Kendari
2. Memberikan masukan yang berguna dalam memperkaya teori-
teori perilaku individu, teori produktivitas, dan teori sumber daya
manusia serta teori organisasi.
3. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi pusat studi
gender untuk pengembangan program peningkatan peranan
wanita dalam semua aspek kehidupan.
4. Bagi pemerintah pusat diharapkan hasil temuan ini merupakan
bahan masukan bagi penyusunan kebijakan pembangunan wanita
karir pada umumnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pengaruh motivasi
terhadap produktivitas hasil kerja wanita pengusaha di kota Kendari.
10. 10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmita (2001) dengan judul
Pengaruh Motivasi kerja karyawan dalam meningkatkan produktivitas
kerja di PT. Rante Mario Kota Makassar, menunjukkan bahwa
motivasi yang diberikan pada pimpinan sangat bepengaruh terhadap
peningkatan kerja karyawan.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Iriyanto (1999)
dengan judul Pengaruh motivasi kerja terhadap peningkatan prestasi
kerja pegawai pada PT. PLN (Persero) wilayah VIII cabang Bau-Bau
menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan prestasi kerja pegawai di perusahaan tersebut.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Satriani (2002) dengan
judul Fungsi Motivasi Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai
Negeri Sipil di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Kendari.
Menunjukkan bahwa disiplin pegawai negeri diinvestasi tersebut
mengalami peningkatan karena adanya motivasi yang diberikan oleh
atasan kepada bawahannya.
2.2. Pengertian Wanita
Pentingnya peranan wanita baik dalam pengembangan keluarga
maupun bangsa dan banyaknya atau besarnya kendala yang dihadapi
oleh wanita, maka sejak tahun 1993 telah dicanangkan suatu strategi
pembangunan nasional yang mengharuskan adanya upaya
peningkatan peranan wanita, di dalam TAP MPR (1993: 101 – 102)
digariskan bahwa:
a. Wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai sumberdaya
insani pembangunan di segala bidang. Pembinaan peranan wanita
sebagai mitra sejajar pria ditunjukkan untuk meningkatkan aktif
dalam kegiatan pembangunan.
b. Kemampuan wanita perlu lebih dikembangkan melalui peningkatan
ilmu pengetahuan dan teknologi, ketrampilan serta teknologi serta
ketahanan mental dan spritual agar dapat lebih memanfaatkan
kesempatan aktif disegala bidang kemampuan
c. Peranan wanita dalam pembangunan masyarakat, baik di
perkotaan maupun di pedesaan perlu terus ditingkatkan.
d. Untuk memenuhi kebutuhan yang makin menignkat akan tenaga
terampil dalam pembangunan, tenaga kerja wanita diperlukan di
berbagai lapangan pekerjaan.
Wanita dan perempuan dalam arti yang sempit mempunyai
makna sama dalam arti luas, kedua istilah tersebut mempunyai
makna yang berbeda.
11. 11
Istilah wanita menunjukkan kepada kehalusan sifat, karakter,
tingkah laku, budi pekerti, keadaan fisik maupun psikologis yang
dimiliki oleh setiap individu perempuan yang bebeda dari yang dimiliki
oleh kaum/golongan laki-laki.
Mengenai peran ganda yang dijalankan oleh kaum wanita,
Munandar (1983 : 47) mengatakan bahwa sebagai seorang wanita
mempunyai peran dalam keluarga sebagai pengurus rumah tangga,
ini semua dirasakan sebagai tugas utama dari seorang wanita yang
telah menikah. Namun demikian, dalam kehidupan modern dalam
masa pembangunan saat ini, wanita dituntut dan sering bemotivasi
untuk memberikan sumbangan lebih dari itu, tidak saja terbatas pada
pelayanan suami, perawatan anak dan urusan rumah tangga.
Sesungguhnya peran ganda wanita, terutama bagi orang yang
telah menikah lebih ditentukan oleh faktor keinginan diri sendiri untuk
bekerja di luar rumah demi mengatasi keadaan ekonomi rumah
tangga yang sering kurang menggembirakan sehingga mendorong
mereka untuk mencari kegiatan yang dapat menambah penghasilan
keluarga.
2.2.1. Konsep Karir dan Wanita Pengusaha
Pengertian mengenai wanita pengusaha masih belum paten
antara satu ahli dengan ahli lain. Pengertian tersebut sama, yang
membedakan hanya kajian dari bidangnya masing-masing.
Seperti dalam kamus bahasa Indonesia karangan
Purwadarminta yang menyatakan bahwa karir adalah perkembangan
dan kemajuan dalam suatu pekerjaan atau jabatan (1986:328).
Selanjutnya Wiratmo dan Triana memberikan batasan tentang karir
yang menyatakan bahwa karir adalah pekerjaan yang memberikan
komitmen yang besar dalam jangka panjang menuju suatu kedudukan
yang semakin tinggi (1992:30).
Dari kedua pendapat diatas, dapatlah disimpulkan bahwa karir
biasanya banyak menuntut persiapan mental kerja yang memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus. Sedangkan menurut Wifman bahwa
wanita pengusaha yaitu wanita yang melakukan pekerjaan rumah
tangga sekaligus di luar rumah tangga secara penuh (1989:24).
Bertolak dari pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan
wanita pengusaha dalam penelitian ini adalah wanita yang bekerja
dalam bidang profesinya baik sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun
sebagai karyawan swasta atau wiraswasta yang dapat memberikan
harapan untuk maju tanpa melupakan tugas dan tanggung jawabnya.
2.2.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Wanita Untuk Bekerja
Pada umumnya parameter yang digunakan untuk melihat
sumbangsih wanita dalam pembangunan biasanya bukanlah dilihat
dari beberapa banyak penghasilan wanita setiap harinya atau
bulannya disamping pendapatan suami, tetapi bagaimana peran
wanita dalam mengurus rumah tangganya. Angka penilaian itu telah
12. 12
mendorong keterlibatan wanita dalam proses produksi dan menjadi
ukuran bahwa wanita telah banyak terlibat.
Pudjiwati Sajoyo (1985:87) wanita berusaha memperoleh
(bekerja) bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain adanya
kemauan wanita untuk mandiri di bidang ekonomi yaitu berusaha
membiayai kebutuhan hidupnya dan mungkin juga kebutuhan orang
lain yang menjadi tanggungannya dengan penghasilan sendiri. Adanya
kebutuhan untuk memenuhi pengasilan keluarga disamping suami,
istri juga bekerja untuk meningkatkan penghasilan keluarga.
Kemungkinan lain adalah makin luasnya kesempatan kerja wanita
antara lain tumbuhnya industri kerajinan tangan dan industri lainnya
yang dilakukan oleh kaum wanita.
Berdasarkan pada uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa
faktor-faktor yang mendorong wanita untuk melakukan pekerjaan
produktif adalah keinginan untuk hidup mandiri, adanya tanggungan
keluarga, dan keinginan untuk memperbesar penghasilan keluarga
disamping penghasilan suami. Oleh sebab itu, saat ini wanita dalam
berbagai aspek kehidupan tidak dapat diabaikan.
Selain itu faktor-faktor yang mendorong wanita untuk bekerja
dikemukakan oleh S.C.Utami Munandar (1985) adalah :
1. untuk menambah penghasilan keluarga
2. untuk ekonomi tidak tergantung pada suaminya
3. untuk menghindari kebosanan dan untuk mengisi waktu kosong
4. karena ketidakpuasan dalam pernikahan
5. karena mempunyai minat atau keahlian tertentu yang ingin
dimanfaatkan
6. Untuk memeperoleh status
7. Untuk pengembangan diri
Dari beberapa alasan diatas yang menyebabkan wanita untuk
bekerja, dengan sendirinya keputusan tesebut akan mempunyai
dampak terhadap keluarga suaminya, anak-anaknya, maupun
terhadap rumah tangganya. Dampak tersebut dapat bersifat
menguntungkan atau merugikan.
2.2.3. Wanita Dalam Aktivitas Ekonomi
Secara umum aktivitas dapat diartikan sebagai kegiatan atau
aktifan dimana setiap individu atau kelompok baik secara langsung
maupun tidak langsung ikut terlibat didalamnya.
Keikutsertaan kaum wanita dalam sutau kegiatan tidak terlepas
dari motivasi wanita itu sendiri. Menurut Kardinan Rustam (1990)
mengatakan bahwa motivasi wanita untuk aktif dalam berbagai
kegiatan adalah merupakan bentuk pengembangan diri, hasrat untuk
bebuat sesuatu yang bermanfaat serta mengisi waktu luang.
Mengorganisasi sesama aktivitas wanita tidaka pernah menjadi
pemikiran mereka dan disebutkan diluar kemampuan untuk
13. 13
mewujudkannya. Bagi mereka tercapainya tujuan untuk memperoleh
nafkah tanpa meninggalkan urusan rumah tangga adalah cukup besar
pegorbanannya.
Masalah aktivitas ekonomi wanita antara lain dipengaruhi oleh
peningkatan angkatan kerja tidak seimbang dengan peluang kerja
baru.
2.3. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi merupakan unsur penting yang harus dimiliki oleh
setiap orang terdapat tiga bagian utama dalam unsur motivasi
adalah : fungsi pendorong kemampuan, usaha dan keinginan.
Kemampuan adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Usaha adalah waktu,
energi, gerak yang dikeluarkan atau menyelesaikan sutau pekerjaan.
Sedangkan keinginan adalah harapan, kemauan, dorongan hati,
desakan atau pencapaian sesuatu sehingga dapat dikatakan bahwa
motivasi berfungsi sebagai pendorong, penentuan cara penyelesaian.
Agar lebih jelas rumusan tentang motivasi yang ada kaitannya
dengan pencapaian tujuan dalam organisasi, menurut Mockiat dalam
Matutina D.C.dkk (1992) mengemukakan bahwa motivasi adalah : (1)
perasaan atau keinginan yang sangat mempengaruhi kemauan
seseorang, sehingga individu di dorong untuk bertindak : (2) pengaruh
kekuatan–kekuatan yang menimbulkan kelakuan; (3) proses dalam
menentukan gerakan atau tingkah laku individu kepada tujuan –
tujuan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas, maka ditarik
kesimpulan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam (diri
sendiri) atau internatition dan merupakan latar belakang yang
mendasari perilaku individu, serta merupakan hal yang menyebabkan
dan menyalurkan keinginan pegawai terhadap keberadaan pegawai ,
sehingga karyawan tersebut merasa berguna dan penting.
Indikator motivasi kerja ada 5 (lima) kebutuhan dasar manusia
yang merupakan motivasi dalam melakukan pekerjaan adalah :
a. Kebutuhan psikologis dapat dilukiskan oleh perasaan lapar dan
dahaga. Pemuasan kebutuhan demikian diperlukan untuk
mempertahankan kehidupan. Apabila sudah dipenuhi, maka
mereka berfungsi sebagai motivator utama.
b. Kebutuhan akan rasa aman merupakan kebutuhan tingkat kedua
terdiri dari kebutuhan akan pakaian, perumahan dan lingkungan
yang memiliki pola yang dapat diramalkan seperti kepastian
pekerjaan, pensiun dan asuransi.
c. Kebutuhan akan afeksi, didalamnya termasuk kebutuhan untuk
tergolong kepada kelompok, tertentu untuk menjadi anggota
kelompok yang diperlukan (baik kelompok keluarga maupun
kelompok kerja).
14. 14
d. Kebutuhan akan penghargaan, dicerminkan oleh kebutuhan akan
respek akan diri sendiri, prestasi dan pengakuan dari pihak lain.
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri sendiri, kebutuhan demikian
merupakan kebutuhan terakhir pada hirarki kebutuhan –
kebutuhan dan ia merupakan realisasi lengkap pada potensi
secara penuh.Melayu S.P Hasibuan (1996).
2.4. Motivasi Kerja Bagi Wanita
Pada umumnya parameter yang digunkan untuk melihat
sumbangsih wanita dalam pembangunan biasanya bukanlah dilihat
dari beberapa banyak penghasilan wanita setiap harinya dalam
sebulan disamping pendapatan suami, tetapi juga bagaimana peran
wanita dalam mengurus rumah tangganya. Agaknya penilaian itu
terlalu mendorong keterlibatan wanita dalam proses produksi dan
menjadi ukuran bahwa wanita telah banyak terlibat.
Sajogyo (1985) menyatakan bahwa motivasi wanita bekerja bisa
disebabkan berbagai hal,antara lain adanya kemauan wanita untuk
mandiri di bidang ekonomi yaitu berusaha membiayai kebutuhan untuk
menambah penghasilam sendiri. Adanya kebutuhan untuk menambah
penghasailan keluarga di samping suami, isteri bekerja untuk
meningkatkan penghasilan keluarga, kemungkinan antara lain
tumbuhnya industri rumah tangga yang dilakukan oleh kaum wanita.
Berdasarkan pada uraian ini maka dapat dikatakan bahwa
motivasi wanita untuk bekerja dalam melakukan pekerjaan produktif
adalah keinginan untuk hidup mandiri, adanya tanggungan keluarga
dan keinginan untuk memperbesar penghasilan suami. Oleh sebab itu
peran tenaga kerja wanita dalam berbagai aspek kehidupan tidak
dapat diabaikan.
Menurut Soetarti (1991) motivasi wanita untuk bekerja adalah
karena alasan ingin membantu suami dan kondisi itu sudah ditemui
dalam kehidupan kita sehari-hari dan sikap seperti itu pula masih
dianut oleh masyarakat bawah.
Dari beberapa alasan diatas yang memotivasi wanita untuk
bekerja, maka dengan sendirinya keputusan tersebut akan
mempunyai dampak terhadap keluarganya, terhadap suaminya,
anaknya, maupun terhadap rumah tanggannya, dampak tersebut
dapat bersifat menguntungkan dan dapat bersifat merugikan.
Suatu pengkajian tentang wanita dan kerja perlu di hubungkan
dengan keadaan masyarakat pada umumnya, karena peranan wanita
di lapangan pekerjaan sangat di pengaruhi oleh kebutuhan-
kebutuhan masyarakat di samping nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Peranan wanita di bidang pekerjaan berlainan dalam
masyarakat agraris dan masyarakat yang menuju kearah
inudustrialisasi ataupun dalam masyarakat yang sepenuhnya
berindustri, karena tenaga kerja yang di perlukan masing-masing
fase itu berbeda-beda. Dan nilai-nilai dalam masyratakat apakah
wanita di anggap sewajarnya melakukan kegiatan-kegiatan yang
15. 15
tidak berkaitan dengan urusan rumah tangga, juga menentukan
perannya.
Wanita memang berbeda dengan pria. Dari segi biologis,
perbedaan antara wanita dan pria menjadi dasar gaya hidup
masing-masing, menurut Sapto dan Noerhajati Soripto (1991)
konsep atau pengertian kepriaan dan kewanitaan sangat bervariasi
dalam lingkungan sosial budaya. Dalam budaya tradisional kita,
seorang pria harus kuat dan berani, sedangkan seorang wanita
lemah lembut dan independen. Wanita lebih bersifat sosial, lebih
sugestif, lebih renda daripada pria. Wanita lebih di pengaruhi oleh
faktor keturunannya, sedangkan pria oleh faktor lingkungan. Pria
lebih analistis, lebih muda menangkap stimulus secara visual.
Dengan keadaan tersebut, tidak jarang wanita berkarya
memilih tidak terlalu mengejar karir, karena khawatir akan
melantarkan rumah tangganya, berpisah dengan keluarganya atau
bahkan agar tidak melampaui karir atau jabatan sang suami.
Sukanti Suryochondro (1990) gejala wanita berkarya tidak
hanya terdapat di golongan berpenghasilan rendah atau menengah
tetapi juga di golongan atas. Sering di katakan bahwa mereka dari
golongan berpenghasilan rendah berkarya untuk menambah
penghasilan keluarga tetapi mereka dari golongan berpenghasilan
lebih tinggi berkarya agar dapat mengembangkan dirinya. Mereka
adalah yang berkesempatan memperoleh pendidikan yang lebih
banyak. Pendidikan menimbulkan kesadaran bahwa manusia wajib
mengembangkan bakatnya.
2.5. Produktivitas
2.5.1. Pengertian Produktivitas
Perkataan produktivitas bukan merupakan hal yang baru karena
sejak tahun 1996 sudah menjadi kajian yang menarik untuk
didiskusikan oleh para ahli dan pakar kemudian melahirkan berbagai
teori tentang produktivitas, untuk lebih jelasnya, maka berikut ini akan
dikemukakan beberapa konsep produktivitas.
Menurut Mucdharsyah Sinungan (1995) mengatakan bahwa
secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil
nyata maupun fisik (barang atau jasa) dengan masukannya yang
sebenarnya. Misalnya pada produktivitas adalah ukuran efisiensi
produktif suatu perbandingan antara hasil keluaran dan hasil masukan
atau output : input, masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga
kerja, sedangkan keluaran diukur dengan kesatuan fisik, bentuk dan
nilai.
Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam
memproduksi barang dan jasa. Produktivitas mengutarakan cara
pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber yang
memproduksi barang-barang.
16. 16
Selanjutnya L. Greenberg mendefinisikan produktivitas sebagai
perbandingan antara totalitas pengeluaran dalam waktu tertentu
dibagi totalitas masukan selam peride tersebut.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Cosmos Batubara
(1998), menyatakan bahwa produktivitas mengandung konsep relatif
atau perbandingan, yaitu perbandingan antara keluaran (output) dan
masukan ( input). Produksi dan produktivitas mempunyai pengertian
yang berbeda.
2.5.2. Indikator Produktivitas
Dalam pengukuran produktivitas pada umumnya didasarkan atas
pengukuran/analisis faktor-faktor keluaran (output) sesuai dengan tujuan
produktivitas itu sendiri.
Pengukuran produktivitas dengan menggunakan model
engenering, dipersyaratkan bahwa faktor yang harus diukur
produktivitasnya harus mempunyai standar yang dijadikan sebagai
tolak ukur tujuan pengukuran itu sendiri.
Menurut Muchadarsyah Sinungan (1987) secara matemtis
dalam rangka peningkatan produktivitas dapat ditempuh dengan
beberapa cara sebagai berikut :
1. Dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit, diperoleh
jumlah produksi yang sama
2. Dengan menggunakan sumber daya yang sedikit diperoleh hasil
produksi yang banyak
3. Dengan menggunakan sumberdaya yang sama, diperoleh hasil
produksi yang lebih banyak
4. Dengan menggunakan sumber daya yang lebih banyak diperoleh
hasil produksi yang jauh lebih banyak.
Dewan Produktivitas Nasional yang dikutip oleh Ravianto (1989 :
280) memberikan rumusasn produktivitas sebagai berikut :
1. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang
memiliki pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini.
2. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan
antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan.
3. Produksi dan Produktivitas merupakan dua pengertian yang
berbeda. Peningkatan produksi menunjukkan pertambahan hasil
yang dicapai, sedangkan peningkatan pertambahan hasil dan
perbaikan cara pencapaian peroduksi tersebut. Peningkatan
produksi tidak selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas
tetap ataupun turun.
4. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari tiga bentuk :
- Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya
yang kurang
- Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan
menggunakan sumber daya yang kurang
17. 17
- Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan
pertambahan sumber daya yang relatif kecil.
5. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam
peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada
hakekatnya merupakan hasil karya manusia
6. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil
yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu.
7. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang
berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor
lainnya seperti :
- Pendidikan
- Keterampilan
- Disiplin
- Sikap dan etos kerja
- Motivasi
- Dan lain-lain
Dewasa ini di dunia, berkembang pengertian produktivitas yang
lebih manusiawi yang pada umumnya telah meninggalkan pengertian-
pengertian tradisional yang semata-mata ditujukan untuk
meningkatkan produksi atau ekonomi saja. Pengertian produktivitas
yang lebih manusiawi tersebut dikemukakan oleh beberapa sumber
sebagai berikut :
Sabuorin : memberikan rumusan produktivitas total secara
tradisional sebagai ratio dari apa yang dihasilkan (Output) terhadap
seluruh apa yang digunakan memperoleh hasil tersebut.
Paul, mengemukakan bahwa definisi produktivitas secara
sederhana sebagai hubungan antara kualitas yang dihasilkan dengan
jumlah kerja yang dilakukan untuk mencapai hasil itu, secara umum
ratio antara kepuasan, kebutuhan dan pengorbanan yang dilakukan.
Warnis, Wiley dan Sons ; menyatakan bahwa produktivitas
mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna (efisiensi) dan hasil
guna (efektivitas). Daya guna menggambarkan tingkat sumber daya
manusia, dana dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil
tertentu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas
dari hasil yang diusahakan.
Mali, Wiley dan Sons ; menyatakan bahwa untuk menentukan
produktivitas, orang harus mempersoalkan dua hal yaitu : apakah
hasil guna atau efektivitas dan sumber-sumber yang digunakan untuk
mencapai hasil tersebut (pertanyaan ini menyangkut daya guna atau
efisien). Hasil guna dihubungkan dengan hasil, sedangkan daya guna
dihubungkan dengan pemanfaatan sumber-sumber (Syarif, 1991).
2.5.3. Hubungan Motivasi Dengan Produktifitas
Motivasi Menurut Duncan dalam, Mathias (1985) adalah suatu
usaha sadar untuk mempengaruhi prilaku individu seseorang agar
18. 18
mengarahkan ketercepatan tujuan, pada hakikatnya motif
merupakan terminology umum yang memberikan makna daya dorong,
keinginan, kebutuhan dan kemauan. Sehingga sesungguhnya motif
dan kebutuhan tersebut merupakan penyebab yang mendasari prilaku
seseorang. Prilaku yang timbul pada diri seseorang atau bawahan
dalam kerangka motivasi sebagai konsep manajemen, di dorong
adanya kebutuhan, seseorang untuk berprilaku, dan sikap prilaku
seseorang selalu berorientasi pada tujuan, terpenuhinya kebutuhan
yang di inginkan atau berbuat sesuatu.
Micthell dan Larson (1987) mengatakan bahwa unjuk kerja
yang baik dapat di pengaruhi oleh kecekapan dan motivasi. Mereka
menjelaskan bahwa kecakapan tanpa motivasi, atau motivasi tanpa
kecakapan, keduanya tidak dapat menghasilkan output yang tinggi.
Pendekatan kontinegasi (Contingency apprach) yang merupakan
gabungan dari berbagai pendekatan lain pada hakikatnya unjuk kerja
akan tergantung kepada adanya perpaduan yang tepat antara
individu dan pekerjaannya. Jadi untuk mencapai produktivitas yang
maksimal, organisasi harus menjamin di pilihnya orang yang tepat
dengan pekerjaannya yang tepat, disertai dengan kondisi yang
memungkinkan mereka bekerja secara optimal.
Produktivitas dari sudut potensi pribadi seseorang dengan
mengatakan bahwa orang yang produktif adalah orang yang dapat
memberikan sumbangan yang nyata dan berarti bagi lingkungan
yang sekitarnya. Imajinatif dan inovatif dalam mendekati persoalan
hidupnya serta mempunyai kepandaian (kreatif) dalam mencapai
tujuan hidupnya. Micthell dan Larson (1987) orang yang mampu
mengaktualisasikan dirinya akan mempengauhi produktivitas kerja
yang di hasilkannya.
2.5.4. Pengukuran Produktivitas
Menurut Sayarif ( 1991) produktivitas merupakan perbadingan
antara keluaran (output) dengan sumber-sumber yang digunakan
(input) yang diformulasikan sebagai berikut :
O (output)
P=
I (input)
Ukuran output dapat dinyatakan dalam bentuk :
• Jumlah satuan fisik produksi/jasa
• Nilai Rupiah produksi/jasa
• Nilai tambah
• Jumlah pekerjaan
• Jumlah laba kotor
Sedangkan untuk pengukuran input dapat dinyatakan dalam
bentuk antara lain :
• Jumlah waktu
19. 19
• Jumlah tenaga kerja
• Jumlah jam kerja (man hour )
• Jumlah biaya tenaga kerja
• Jumlah jam mesin
• Jumlah biaya penyusutan dan perawatan mesin
• Jumlah material
• Jumlah luas tanah
Pengukuran produktivitas bertujuan untuk membandingkan hasil-
hasil :
• Pertambahan produksi dari waktu ke waktu
• Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu
• Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu
• Jumlah hasil sendiri dengan orang lain
• Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi
orang.
2.5.5. Peningkatan Produktivitas
Bentuk-bentuk peningkatan produktivitas menurut Kusriyanto
(1993) dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok :
1. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah
produksi yang sama
2. Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah
produksi yang lebih besar
3. Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh
jumlah produksi yang lebih besar
4. Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk
memperoleh jumlah produksi yang lebih besar lagi.
Sedangkan metode-metode yang dapat digunakan untuk
meningkatkan produktivitas menurut Handoko ( 1991) adalah sebagai
berikut :
1. Perbaikan – perbaikan produksi dan proses
2. Perbaikan – perbaikan pekerjaan
3. Metode – metode motivasi karyawan
4. Perubahan organisasi.
2.6. Kerangka Pikir
Salah satu faktor wanita pengusaha bekerja adalah untuk
meningkatkan kemampuan atau bentuk pengembangan diri.
Kemampuan atau bentuk pengembangan diri yang ada dalam diri
wanita pengusaha didorong oleh adanya satu motivasi sehingga
mereka terdorong untuk bekerja.
Motivasi adalah dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk
bertindak berbuat atau melakukan sesuatu dalam pemenuhan
20. 20
kebutuhannya. Jika motivasi seseorang untuk mencapai suatu tujuan
semakin tinggi maka semakin tinggi pula usaha yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Motivasi meliputi berbagai aspek yaitu terpenuhinya kebutuhan
fisiologis, keamanan kerja, sosial, penghargaan, aktualisasi diri. Jadi
untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap produktivitas kerja
dapat dilihat pada skema berikut :
Skema 1
Kerangka Pikir
Wanita Pengusaha
Motivasi Kerja Produktivitas hasil kerja
Indikatornya : Indikatornya
Kebutuhan Psikologis Output yang dihasilkan
Kebutuhan Rasa aman (penghasilan/pendapatan)
Kebutuhan Afeksi
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan aktualisasi diri
sendiri Alat Analisis
Deskriptif
Regresi Linier Sederhana
Berpengaruh/tidak berpengaruh
2.7. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kajian empiris, maka hipotesis
penelitian adalah : Diduga ada pengaruh yang signifikan antara motivasi
kerja terhadap produktivitas kerja wanita pengusaha di Kota Kendari.
21. 21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dipusatkan di Kota Kendari, objek penelitian
adalah wanita pengusaha di Kota Kendari
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita
pengusaha yang berjumlah 200 orang di Kota Kendari
3.2.2. Sampel
Sampel dalam penelitian penarikan sampel diambil
keseluruhan populasi sebesar 50 orang dari jumlah populasi.
Sampel ditentukan dengan menggunakan purposive sampling.
3.3. Instrumen Penelitian
Instrumen angket berupa daftar isian untuk mengumpulkan data
produktivitas hasil kerja. Instrumen berupa angket skala likert untuk
mengumpulkan data motivasi kerja.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan pencarian data
dengan data kongkrit melalui pengamatan secara langsung di
lapangan
2. Angket yaitu, pengumpulan data dengan cara mengedarkan daftar
pertanyaan kepada wanita pengusaha yang telah dipilih sebagai
responden
3. Interview yaitu wawancara langsung kepada responden.
3.4. Analisis Data
a. Untuk menjawab permasalahan yang ada, maka peralatan analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana
Y = a + bx + e ( Sumber : Supranto J. 1984 ; 244)
disesuaikan dengan penelitian ini, menjadi :
y = Produktivitas hasil kerja (diukur dari total skor penelitian etos
kerja)
x = Motivasi (diukur dari total skor penelitian etos kerja)
a = Bilangan konstan
b = Koefisien regresi
e = Simpangan baku
3.5. Definisi Operasional
Pada bagian ini akan dijelaskan pengertian batasan operasional
mengenai variabel-veriabel yang diukur untuk digunakan dalam
penelitian. variabel-variabel tersebut adalah :
1. Motivasi kerja adalah tinggi rendahnya keinginan atau dorongan
wanita pengusaha untuk melakukan pekerjaan dalam memenuhi
kebutuhannya. Indikator motivasi kerja adalah terpenuhinya
kebutuhan psikologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan afeksi,
kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri., diukur dengan
22. 22
skala likert untuk kategori tinggi diberik skor 5 dan terendah diberi
skor 1.
2. Motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin di capai oleh
wanita pengusaha dan perkiraan yang bersangkutan bahwa
tindakannya akan mengarah kepada hasil yang diinginkannya.
3. Produktivitas wanita pengusaha adalah output yang dihasilkan oleh
wanita pengusaha dalam kegiatan usahanya dengan motivasi kerja
yang dimiliki. Variabel ini diukur dengan skala likert 1 – 5.
4. Pengukuran produktivitas kerja adalah pengukuran hasil kerja yang
diperoleh dari output yang dihasilkan berdasarkan motivasi kerja
wanita pengusaha, diukur dengan skala likert 1 – 5.
23. 23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1. Letak Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Kendari yang secara administratif
dikelilingi dan berbatasan dengan Kecamatan-Kecamatan dari
Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Selatan serta laut
Banda, dengan batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia, Kabupaten
Konawe
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo dan
Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ranomeeto dan
Kecamatan Sampara, Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Kendari dan Laut Banda.
Batasan wilayah ini merupakan lingkungan pemerintahan Kota
Kendari dalam meningkatkan sumber daya yang ada di dalamnya
seperti sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya
lainnya yang sinergi dalam menunjang perekonomian masyarakat di
Kota Kendari.
Letak wilayah Kota Kendari akan memberikan dukungan kepada
wanita pengusaha dalam melakukan aktivitasnya untuk mendapatkan
apa yang mereka inginkan dalam kegiatannya di Kota Kendari,
sehingga akan mengarahkan penelitian ini mengemukakan pengaruh
dari motivasi terhadap produktivitas kerja wanita pengusaha.
4.1.2. Geografis dan Luas Wilayah
Kondisi luas wilayah Kota Kendari sampai pada tahun 2004,
Administrasi Kota Kendari terbagi dalam 6 Kecamatan, dengan 51
Kelurahan. Wilayah Kota Kendari terletak di jasirah Tenggara Pulau
Sulawesi dengan posisi geografis berada pada bagian selatan
khatulistiwa pada posisi 3º00’ - 4º25’ Lintang Selatan dan 121º73’ -
123º15’ Bujur Timur. Luas daratan Kota Kendari 295,28 km² atau
0,70 % dari luas keseluruhan daratan Provinsi Sulawesi Tenggara
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa luas wilayah Kota
Kendari disajikan pada tabel 1.
Tabel.. 1. Luas wilayah Kota Kendari menurut Kecamatan, Tahun 2004
No. Kecamatan Luas
km² %
1. Mandonga 119,68 40,45
2. Poasi a 64,51 21,80
3. Kendari 16,75 5,66
4. Baruga 8,95 3,02
5. Abeli 67,25 22,73
6. Kendari Barat 18,75 6,34
Jumlah 295,89 100
Sumber Data : Kantor BPS Kota Kendari, (Data Diolah, 2005)
24. 24
Tabel di atas, tampak bahwa luas wilayah Kota Kendari 295,89
km2. yang terdiri dari Kecamatan Mandonga dengan luas 119,69 km 2
sebagai wilayah yang terluas sedangkan wilayah kecamatan Baruga
hanya seluas 8,95 km2 atau 3,02 persen dari luas Kota Kendari.
Selain itu luas wilayah Kecamatan Poasia 64,51 km2 atau 21,80
2
persen. Luas Kecamatan Kendari 16,75 km atau 5,66 persen, luas
Kecamatan Abeli 67,25 km2 atau 22,73 persen sedangkan luas
Kecamatan Kendari Barat 18,75 km2, atau 6,34 persen.
4.1.3. Topografi dan Iklim
Kota Kendari berada pada ketinggian 2 – 5 meter diatas
permukaan laut, dengan kemiringan lahan sebagian besar 0 sampai 2
%. Sebagian besar wilayah Kota Kendari merupakan dataran rendah
namun pada sisi Utara dan Barat terdapat perbukitan dengan
kemiringan lebih dari 30 %.
Iklim di Kota Kendari dipengaruhi oleh curah hujan yang rata-rata
1.745,5 sampai 2.995,5 mm pertahun dengan rata-rata 123,4 hari
hujan dalam setahun. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Mei
dan paling sedikit terjadi pada bulan Agustus. Suhu harian rata-rata
berdasarkan laporan stasiun pangkalan Wolter Monginsidi, Kendari
berkisar antara 23º C sampai 32 º C, dengan suhu rata-rata 27,5 º C.
Tekanan udara rata-rata 1.009,8 milibar dan kecepatan angin
mencapai 8 m/detik, dengan tingkat kelembapan udara rata-rata 84
%.
4.1.4. Demografi
Demografi Kota Kendari menggambarkan kondisi penduduk
yang sampai pada tahun 2004, penduduk Kota Kendari sebanyak
221.723 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk antara tahun 2001
dan 2004 sebesar 5,98 % / tahun. Persebaran penduduk Kota
Kendari saat ini terpusat di Kecamatan Mandonga dan Kecamatan
Baruga, sehingga menimbulkan dampak perkembangan aktivitas
ekonomi baru pada kedua kawasan tersebut. Kondisi demografi
dapat disajikan pada tabel berikut :
Tabel 2 : Penduduk Kota Kendari berdasarkan Kecamatan Tahun
2004
No Tahun
Kecamatan
. 2001 2002 2003 2004
Mandonga 97.813 45.926 48.613 53.427
Poasia 43.944 48.627 49.631 31.986
1. K e n d a r i 58.717 58.659 58.941 22.640
2. B a r u g a - 51.117 52.032 56.292
3. A b e l i - - - 18.000
4. Kendari - - - 39.378
5. Barat
6.
25. 25
Jumlah 200.47 204.23 209.21 221.72
4 9 7 3
Sumber Data : Kantor BPS Kota Kendari, (Data Diolah Tahun 2005)
Tabel di atas, tampak bahwa penduduk Kota Kendari pada
tahun 2001 berjumlah 200.474 jiwa yang berada pada Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Kendari dan Kecamatan Poasia. Pada tahun
2002 jumlah penduduk Kota Kendari sebanyak 204.239 jiwa yang
berada pada Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kendari dan
Kecamatan Poasia serta Kecamatan Baruga, tahun 2003 jumlah
penduduk sebanyak 209.217 jiwa yang berada pada Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Kendari dan Kecamatan Poasia serta
Kecamatan Baruga, sedangkan pada tahun 2004 jumlah penduduk
Kota Kendari sebanyak 221.723 jiwa yang tersebar di Kecamatan
Mandonga, Kecamatan Kendari, Kecamatan Poasia, Kecamatan
Baruga, Kecamatan Kendari Barat dan Kecamatan Abeli.
Kepadatan penduduk berkaitan dengan jumlah wanita
pengusaha yang akan diteliti lebih lanjut untuk menjawab
permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini. Selain itu
wanita pengusaha yang diteliti, tersebar di 6 Kecamatan yang ada di
Kota Kendari. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah
wanita pengusaha di Kota Kendari mencapai 200 jiwa dan
menjalankan usaha dalam berbagai bidang. Adapun penyebaran
wanita pengusaha di Kota Kendari menurut Kecamatan dapat
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 3. Jumlah Wanita Pengusaha menurut Kecamatan, Tahun 2004
No. Kecamatan Wanita Pengusaha
Jumlah %
1. Mandonga 52 26,00
2. Poasi a 18 9,00
3. Kendari 43 21,50
4. Baruga 24 12,00
5. Abeli 26 13,00
6. Kendari Barat 37 18,50
Jumlah 200 100
Sumber Data : Kantor BPS Kota Kendari, (Data diolah, 2005)
Tabel di atas, tampak bahwa wanita pengusaha yang berada di
Kota Kendari sebagian besar berada di Kecamatan Mandongo
sebanyak 52 jiwa atau 26,00 persen, di Kecamatan Poasia 9,00
persen, di Kecamatan Kendari 21,50 persen, di Kecamatan Baruga
12,00 persen, di Kecamatan Abeli 13,00 persen, dengan di
Kecamatan Kendari banyak sebanyak 18,50 persen dari jumlah wanita
pengusaha di Kota Kendari.
4.2. Karakteristik Responden
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh motivasi
kerja terhadap produktivitas kerja wanita pengusaha di Kota Kendari
menggunakan responden sebanyak 50 orang dengan karakteristik
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
26. 26
4.2.1. Tingkat Usia
Tingkat usia responden yang dikaji dalam penelitian ini
mempunyai kaitan terhadap produktivitas wanita pengusaha.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa wanita pengusaha di
Kota Kendari mempunyai tingkat usia yang disajikan pada tabel
berikut :
Tabel 4. Karakteristik Wanita Pengusaha menurut Tingkat Usia, Tahun
2004
No. Tingkat Usia Wanita Pengusaha
Jumlah %
1. 25 – 30 6 12,00
2. 31 – 34 9 18,00
3. 35 – 40 18 36,00
4. 41 – 44 13 26,00
5. 45 – 50 4 8,00
Jumlah 50 100,00
Sumber: Data diolah, Tahun 2005
Tabel di atas, tampak bahwa tingkat usia wanita pengusaha di
Kota Kendari berkisar antara 25 – 50 tahun, dari hasil penelitian
diperoleh bahwa wanita pengusaha yang diteliti yang berusia antara
25 – 30 tahun, sebanyak 6 orang atau 12,00 persen, wanita
pengusaha yang berusia antara 31 – 34 tahun sebanyak 9 orang atau
18,00 persen, wanita pengusaha yang berusia antara 35 – 40 tahun
sebanyak18 orang atau 36,00 persen, wanita pengusaha yang
berusia antara 41 – 44 tahun sebanyak 13 orang atau 26,00 persen,
dan wanita pengusaha yang berusia antara 45 – 50 tahun sebanyak 4
orang atau 8,00 persen.
4.2.2. Tingkat Pendidikan
Pendidikan yang dimiliki oleh setiap responden yang diteliti
cukup bervariasi antara terutama pendidikan formal dari jenjang SMP
hingga Sarjana. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa
responden yang diteliti mempunyai jenjang pendidikan formal yang
disajikan pada tabel berikut :
Tabel 5 Karakteristik Wanita Pengusaha menurut Tingkat Pendidikan,
tahun 2004
No. Tingkat Pendidikan Wanita Pengusaha
Jumlah %
1. SMP 8 16,00
2. SMA 14 28,00
3. Diploma 7 14,00
4. Sarjana 23 46,00
Jumlah 50 100,00
Sumber: Data diolah, Tahun 2005
27. 27
Tabel di atas tampak bahwa tingkat pendidikan responden
dalam melakukan kegiatan usaha di Kota Kendari diperoleh
responden yang berpendidikan SMP sebanyak 6 orang atau 12,00
persen, responden yang berpendidikan SMA sebanyak 14 orang atau
28,00 persen, responden yang berpendidikan Diploma sebanyak 7
orang atau 14,00 persen, sedangkan responden yang berpendidikan
sarjana dalam melakukan kegiatan sebagai wanita pengusaha
sebanyak 23 orang atau 46,00 persen.
Responden dengan tingkat pendidikan SMP mempunyai
kegiatan usaha yang bervariasi mulai dari usaha jahitan, makanan jadi
maupun jenis usaha perdagangan barang dan jasa untuk menghidupi
keluarganya. Begitu pula responden dengan tingkat pendidikan formal
SMA, Disploma dan Sarjana, mereka pada umumnya melakukan
usaha sesuai dengan kemampuannya.
4.2.3. Jumlah Tanggungan
Kegiatan usaha yang dilakukan oleh setiap wanita pengusaha
juga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya.
Kebutuhan keluarga tersebut hanya dapat terpenuhi dengan baik,
kegiatan usaha juga dapat berlangsung dengan baik. Hasil penelitian
diperoleh bahwa jumlah tanggungan responden dapat disajikan pada
tabel berikut :
Tabel 5 Karakteristik Wanita Pengusaha menurut Jumlah
Tanggungan, tahun 2004
No. Jumlah Tanggungan Wanita Pengusaha
Jumlah %
1. ²2 15 30,00
2. 3-4 19 38,00
3. 5-6 9 18,00
4. 7≥ 7 14,00
Jumlah 50 100,00
Sumber: Data diolah, Tahun 2005
Tabel di atas, tampak bahwa jumlah tanggungan keluarga dari
setiap responden wanita pengusaha dalam penelitian ini antara 2
hingga 7 orang. Terdapat 15 responden 30,00 persen yang
mempunyai tanggungan kurang dari 2 orang, 19 responden atau
38,00 persen mempunyai tanggungan antara 3 – 4 orang, 9
responden atau 18,00 persen mempunyai tanggungan antara 5 – 6
orang dan 7 responden atau 14, 00 persen mempunyai tanggungan
lebih dari 7 orang.
Jumlah tanggungan yang dikemukakan dalan penelitian ini
berhubungan dengan kinerja usaha wanita pengusaha untuk
membantu dan memenuhi kebutuhan rumah tanggganya melalui
kegiatan usaha yang dilaksanakan. Jumlah tanggungan yang
bervariasi bagi setiap keluarga responden merupakan tanggung
jawab masing-masing responden dan mereka terus berupaya untuk
menjaga kelangsungan usahanya.
28. 28
Para tertanggung juga ada yang terlibat secara langsung dalam
usaha-usaha yang dilakukan oleh wanita pengusaha. Banyaknya
tertanggung yang digunakan sebagai tenaga kerja oleh wanita
pengusaha tergantung pada kebijakan pengusaha tersebut.
4.2.4. Pengalaman Usaha
Kegiatan usaha yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu,
mengarah pada lamanya berusaha dan menimbulkan pengalaman
usaha bagi setiap pelaku usaha. Para pelaku usaha seperti wanita
pengusaha ini mempunyai pengalaman yang berbeda-beda dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa pengalaman
usaha yang dimiliki oleh wanita pengusaha dalam melakukan kegiatan
usaha dapat disajikan pada tabel berikut :
Tabel 6 Karakteristik Wanita Pengusaha menurut Pengalaman usaha,
tahun 2004
No. Pengalaman Usaha Wanita Pengusaha
Jumlah %
1. ²5 5 10,00
2. 6 - 10 11 22,00
3. 11 - 15 20 40,00
4. 16 ≥ 14 28,00
Jumlah 50 100,00
Sumber: Data diolah, Tahun 2005
Tabel di atas, tampak bahwa pengalaman responden bervariasi
dalam melakukan kegiatan usaha, adanya yang kurang dari 5 tahun
dan ada yang lebih dari 15 tahun.
Pengalaman ini mendukung kelancaran usaha yang dilakukan
oleh responden untuk memperoleh keuntungan. Hasil penelitian
diperoleh bahwa 5 responden atau 10 persen mempunyai
pengalaman hingga 5 tahun, 11 responden atau 22,00 persen
mempunyai pengalaman antara 6 – 10 tahun, 20 responden atau
40,00 persen mempunyai pengalaman berusaha antara 11 – 15 tahun
selain itu terdapat responden yang mempunyai pengalaman lebih dari
16 tahun sebanyak 14 responden atau 28,00 persen.
Keterkaitan penelitian ini dengan karakteristik responden pada
tingkat usia responden dalam melakukan kegiatan usaha, pendidikan
responden, tanggungan keluarga dan pengalaman usaha yang mata
rantai yang saling berhubungan untuk meningkatkan produktivitas
kerja.
4.3. Gambaran Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja
Dalam penelitian ini akan diteliti lebih lanjut tentang pengaruh
motvasi terhadap produktivitas kerja wanita pengusaha yang ada di
Kota Kendari. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis
regresi sederhana. Namun sebelumnya perlu dijelaskan variabel
motivasi dan produktivitas.
4.3.1. Motivasi ( X )
29. 29
Motivasi yang dikajikan dalam penelitian ini selain semangat
atau dorongan, terdapat sejumlah kebutuhan yang mendasari karya
dari seorang wanita pengusaha untuk meningkatkan kinerja
usahanya.
Dalam penelitian ini variabel motivasi mempunyai indikator yang
terdiri dari :
1. Kebutuhan Psikologis
Kebutuhan psikologis menyangkut perilaku, sikap dan sifat dari
setiap wanita pengusaha di Kota Kendari dalam menjalankan
aktivitasnya. Psikologi wanita pengusaha menjadi bagian penting
dalam menjalankan kegiatan usaha, karena setiap jenis usaha yang
dijalankan membutuhkan mental dan perilaku yang pada dasarnya
mempengaruhi kegiatan usaha dari setiap wanita pengusaha.
Kebutuhan psikologi dalam penelitian ini, penulis jelaskan secara
deskriptif untuk memberikan gambaran sikap dan perilaku dari
wanita pengusaha, dimana mereka selalu saling menghormati dan
bersikap terbuka untuk melakukan kerja sama dalam bidang usaha
karena mereka membutuhkan adanya kerja sama dengan orang
lain, sehingga kebutuhan psikologis ini perlu diteliti. Perlu dijelaskan
juga bahwa setiap orang mempunyai sikap perilaku yang berbeda-
beda, oleh karena itu untuk memudahkan penulis dalam penelitian
ini, gambaran tentang motivasi dari aspek psikologis diperoleh dari
tanggapan responden yang diukur dengan skala likert berdasarkan
kebutuhan psikologis wanita pengusaha. Adapun kebutuhan
psikologis dari setiap wanita pengusahaa bervariasi sesuai dengan
keberadaan mereka. Tanggapan terhadap kebutuhan psikologis,
penulis sajikan pada tabel berikut :
Tabel 7. Tanggapan Responden Terhadap Kebutuan Psikologis
No. Indikator Wanita Pengusaha
Jumlah Skor Hasil
1. Tidak membutuhkan 7 1 7
2. Kurang membutuhkan 9 2 18
3. Ragu-ragu 12 3 36
4. Membutuhkan 14 4 56
5. Sangat Membutuhkan 8 5 40
Jumlah 50 157
Sumber Data : Data primer diolah,
Berdasarkan data pada tabel 7, dapat dijelaskan bahwa wanita
pengusaha membutuhkan sikap dan perilaku dalam berusaha,
kebutuhan ini berhubungan dengan kepribadian wanita pengusaha
terutama karakternya dalam menjalankan aktivitas sebagai seorang
pengusaha. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 7 orang tidak
membutuhan kebutuhan psikologis, 9 orang kurang membutuhkan, 12
orang ragu-ragu, 14 orang membutuhan, dan 8 orang sangat
membutuhkan kebutuhan psikologis dalam berusaha..
2. Kebutuhan Rasa Aman.
Wanita sebagai kaum yang lemah membutuhkan rasa aman
dalam menjalankan aktivitas. Rasa aman yang dibutuhkan tersebut
30. 30
mencakup kondisi lingkungan, keluarga dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh seorang wanita pengusaha.
Gambaran tentang rasa aman yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah tingkat keamanan yang dirasakan oleh wanita
pengusaha dalam melakukan kegiatan usahanya di Kota Kendari.
Tanggapan terhadap kebutuhan rasa aman, penulis sajikan pada
tabel berikut :
Tabel 8. Tanggapan Responden Terhadap Kebutuan Rasa Aman
No. Indikator Wanita Pengusaha
Jumlah Skor Hasil
1. Tidak membutuhkan 0 1 0
2. Kurang membutuhkan 6 2 12
3. Ragu-ragu 12 3 36
4. Membutuhkan 15 4 60
5. Sangat Membutuhkan 17 5 85
Jumlah 50 193
Sumber Data : Data primer diolah,
Berdasarkan data pada tabel 7, dapat dijelaskan bahwa wanita
pengusaha membutuhkan kondisi rasa aman dalam berusaha.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada orang yang tidak
membutuhan rasa aman, 6 orang kurang membutuhkan, 12 orang
ragu-ragu, 15 orang membutuhan, dan 17 orang sangat
membutuhkan rasa aman.
3. Kebutuhan Afeksi
Kebutuhan afeksi merupakan bentuk kasih sayang dan wanita
pengusaha mengutamakan kasih sayang untuk berdikari dan tegar
menghadapi berbagai bentuk usaha dan tantangan oleh seorang
wanita pengusaha.
Bagi seorang wanita, kasih sayang adalah faktor utama yang
menjadi kekuatan batinnya. Kasih sayang lahir dari perasaan setiap
orang termasuk wanita pengusaha, oleh karena itu gambaran
tentang kasing sayang dalam penelitian ini penulis peroleh dari
tanggapan responden yang disajikan tabel berikut :
Tabel 9. Tanggapan Responden Terhadap Kebutuan Afeksi
No. Indikator Wanita Pengusaha
Jumlah Skor Hasil
1. Tidak membutuhkan 0 1 0
2. Kurang membutuhkan 0 2 0
3. Ragu-ragu 8 3 24
4. Membutuhkan 20 4 80
5. Sangat Membutuhkan 22 5 110
Jumlah 50 214
Sumber Data : Data primer diolah,
Berdasarkan data pada tabel 7, dapat dijelaskan bahwa wanita
pengusaha membutuhkan rasa kasih sayang untuk meningkat
semangat kerja, kebutuhan ini berhubungan dengan kepribadian
wanita pengusaha terutama karakternya. Dari hasil penelitian
31. 31
diperoleh bahwa, 8 orang ragu-ragu, 20 orang membutuhan, dan
22 orang sangat membutuhkan rasa kasih sayang (afeksi)
4. Kebutuhan Penghargaan
Wanita pengusaha membutuhkan penghargaan sebagai tanda
bagi mereka atas keberhasilannya dalam dunia usaha.
Penghargaan bukan saja sebagai tanda, namun bagi seorang
wanita pengusaha di Kota Kendari, penghargaan merupakan
motivasi untuk terus melakukan yang terbaik dalam dunia usaha
berdasarkan profesi masing-masing. Tanggapan terhadap
kebutuhan penghargaan, penulis sajikan pada tabel berikut :
Tabel 10. Tanggapan Responden Terhadap Kebutuan Penghargaan
No. Indikator Wanita Pengusaha
Jumlah Skor Hasil
1. Tidak membutuhkan 4 1 4
2. Kurang membutuhkan 6 2 12
3. Ragu-ragu 10 3 30
4. Membutuhkan 12 4 48
5. Sangat Membutuhkan 18 5 90
Jumlah 50
Sumber Data : Data primer diolah,
Berdasarkan data pada tabel 7, dapat dijelaskan bahwa wanita
pengusaha membutuhkan penghargaan dalam berusaha. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa 4 orang yang tidak membutuhan
penghargaan, 6 orang kurang membutuhkan, 10 orang ragu-ragu,
12 orang membutuhan, dan 18 orang sangat membutuhkan
penghargaan.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Kebutuhan ini mengarah pada pembentukan diri dalam
penampilan dan kemandirian untuk menyatakan dan menampakan
diri dan dunia usaha sehingga mereka akan terpandang dan
terkenal dalam lingkungan keluarga dan masyarakat di Kota
Kendari.
Tanggapan terhadap kebutuhan aktualisasi diri, penulis sajikan
pada tabel berikut :
Tabel 11. Tanggapan Responden Terhadap Kebutuan Aktualisasi Diri
No. Indikator Wanita Pengusaha
Jumlah Skor Hasil
1. Tidak membutuhkan 0 1 0
2. Kurang membutuhkan 9 2 18
3. Ragu-ragu 11 3 33
4. Membutuhkan 16 4 64
5. Sangat Membutuhkan 14 5 70
Jumlah 50 193
Sumber Data : Data primer diolah,
32. 32
Berdasarkan data pada tabel 7, dapat dijelaskan bahwa wanita
pengusaha membutuhkan kondisi rasa aman dalam berusaha.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tidak ada orang yang tidak
membutuhan aktualisasi diri, 9 orang kurang membutuhkan, 11
orang ragu-ragu, 16 orang membutuhan, dan 14 orang sangat
membutuhkan aktualisasi diri dalam berusaha.
4.3.2. Produktivitas (Y)
Produktivitas dalam penelitian ini adalah nilai yang dipengaruhi
oleh motivasi.. Produktivitas yang ditujukan adalah output dalam
kinerja wanita pengusaha dalam melaksanakan kegiatan usahanya
untuk memperoleh pendapatan dalam kelangsungan usaha Hasil
pengukuran produktivitas disajikan pada tabel berikut :
Tabel 12. Pengukuran produktivitas
No. Indikator Wanita Pengusaha
Jumlah Skor Hasil
1. Tidak produktif 0 1 0
2. Kurang produktif 0 2 0
3. Cukup produktif 13 3 39
4. Produktif 16 4 64
5. Sangat produktif 21 5 105
Jumlah 50 208
Sumber Data : Data primer diolah,
Berdasarkan data pada tabel 7, dapat dijelaskan bahwa
produktivitas wanita pengusaha yang diukur dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa, 13 orang cukup produktif, 16 orang produktif,
dan 21 orang sangat produktif.
4.4. Analisis Regresi Linear Sederhana
Untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian
ini, maka digunakan data yang dilampirkan dengan analisis regresi
linear sederhana. Adapun data tersebut, penulis sajikan pada tabel
berikut :
Tabel 13 Data Regresi
Notasi Angka
n 50
∑X 4.057
∑Y 205
∑X2 343.009
∑Y2 883
∑XY 16.979
(∑X)2 16.459.249
(∑Y)2 42.025
Sumber: Lampiran 1, data diolah Tahun 2005
Berdasarkan data pada tabel 7, maka dapat di dilakukan
pembuktian hipotesis dengan menggunakan persamaan regresi linear
sederhana sebagai berikut :
Y = a + bx + e
33. 33
Maka dilakukan olah analisis berdasarkan data-data hasil observasi
yang dikumpulkan, yaitu :
Y = a + bX.
ΣX . ΣY
ΣXY -
n
b =
(ΣX)2
ΣX2 –
n
(4.057 x 205)
16.979 -
50
b =
16.459.249
343.009 –
50
345
b = = 0,0250
13.824
a = Ŷ – bX
Ŷ = ΣY / n = 205 / 50 = 4,1
X = ΣX / n = 4.057 = 81,14
a = 4,1 – 0.0250 (81,14)
a = 2,07326
Dengan demikian diperoleh persamaan prediksi sebagai berikut :
Y = 2,07326 + 0,0250 X + e
34. 34
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai a
(konstanta) sebesar 2,07326 yang berarti jika tidak ada motivasi
dalam kegiatan wanita pengusaha, maka produktivitas wanita
pengusaha adalah sebesar 2,07326 persen
Untuk mengetahui besarnya simpangan baku (standar deviasi)
dalam penelitian ini digunakan analisis sebagai berikut :
Σ (Y – Y)2 (205 – 4,10)2
SY/X = =
n–2 50 - 2
(205 – 4,1)2
SY/X =
48
SY/X = 28,99742 atau 29
Hasil analisis tersebut di atas menunjukkan bahwa besarnya
standar deviasi dalam penelitian ini adalah 29 persen yang
menunjukkan batas kesalahan atau nilai epsilon untuk variabel e
dalam persamaan regresi linear sederhana atau disebut sebagai
standar error.
Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
perhitungan sebagai berikut :
r
t =
1 - r2
n-2
Sebelum dilakukan uji t, atau uji parsial, dilakukan lebih dahulu uji
korelasi untuk mengetahui keeratan hubungan antara varibel motivasi
kerja dengan produktivitas kerja wanita pengusaha sebagai berikut :
ΣX . ΣY
n.ΣXY –
n
r =
(ΣX)2 (ΣY)2
35. 35
ΣX2 – nΣY2 –
n n
(4.057 * 205)
16.979 –
50
r=
16.459.249 42.025
343.009 - 883 -
50 50
16.979 – 16.634
r=
343.009 – 329.185 883 - 840
345
r= = 0,45049
587,54 . 42,5
Berdasarkan hasil perhitungan korelasi diperoleh bahwa
hubungan motivasi dengan produktivitas wanita pengusaha erat
dimana nilai r = 0,45049 atau 45,05 persen. Atau dapat dikatakan
bahwa ada hubungan yang positif diantara motivasi dengan
produktivitas kerja wanita pengusaha.
Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh
wanita pengusaha di Kota Kendari membutuhkan motivasi sehingga
mereka dapat menjalankan kegiatan usahanya dengan baik, hal ini
36. 36
menyebabkan motivasi penting untuk meningkatkan kinerja wanita
pengusaha di Kota Kendari.
Selain itu dilakukan analisis uji t dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
0,45049
t =
1 – (0,45049)2
50 - 2
0,45049
t =
1 – 0,202941
48
0,45049
t =
0,797059
48
0,45049
t = = 3,496
0,128862
Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa pada taraf
kepercayaan 95 % dengan α = 0,05 nilai ttabel = 1,943 lebih kecil dari
thitung = 3,496, artinya motivasi kerja berpengaruh terhadap
produktivitas wanita pengusaha di Kota Kendari yang didukung oleh
variabel kebutuhan psikologis, rasa aman, afeksi, penghargaan dan
aktualisasi diri.
4.5. Pembahasan
Kegiatan usaha yang dilakukan kaum wanita pengusahan di
Kota Kendari sebagian besar mengarah pada pengembangan karier
dan membutuhkan motivasi untuk dapat menghasilkan produktivitas
kerja. Hasil penelitian diperoleh bahwa responden yang diteliti
mempunyai motivasi dalam melakukan pekerjaan sehingga kegiatan
usaha dapat dilakukan dengan baik
37. 37
Motivasi wanita pengusaha dalam melakukan kegiatan
usahanya didukung oleh kebutuhan-kebutuhan yang mencakup :
a. Kebutuhan Psikologis (sikap dan perilaku)
b. Kebutuhan Rasa Aman. (keamanan diri)
c. Kebutuhan Afeksi (kasih sayang)
d. Kebutuhan Penghargaan (harga diri)
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (kepercayaan)
Hasil analisis regresi sederhana diperoleh bahwa tingkat
motivasi wanita pengusaha berpengaruhi secara signifikan terhadap
produktivitas kerja. Hal ini menunjukkan bahwa wanita pengusaha
yang ada di Kota Kendari mempunyai motivasi dalam bekerja
sehingga pekerjaan mereka dapat dilaksanakan dengan baik.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi mempunyai
pengaruhi yang signifikan terhadap produktivitas wanita pekerja di
Kota Kendari, sekaligus memberikan bukti bahwa hipotesis yang
dikemukakan dalam penelitian ini dapat dibuktikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut :
2. Hasil penelitian diperoleh bahwa motivasi merupakan faktor
penting dalam meningkatkan produktivitas wanita pengusaha dan
menjadi kebutuhan dalam berkarya. Kebutuhan-kebutuhan yang
tecakup dalam motivasi antara lain :
a. Kebutuhan Psikologis
b. Kebutuhan Rasa Aman.
c. Kebutuhan Afeksi
d. Kebutuhan Penghargaan
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
3. Hasil analisis diperoleh bahwa motivasi kerja dari wanita
pengusaha berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produktivitas
wanita pekerja.
4. Wanita pengusaha dapat melakukan kegiatan usaha dengan baik
dan didukung oleh motivasi kerja dari wanita pengusaha yang
menghasilkan keuntungan dan meningkatkan kelancaran usahanya
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan sebelumnya, maka
dapat disarankan sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan motivasi wanita pengusaha, maka setiap
wanita pengusaha dapat memenuhi kebutuhkan psikologi dan
kebutuhan rasa aman, afeksi, penghargaan dan aktualisasi diri
yang berhubungan dengan pekerjaannya pada masa mendatang
38. 38
2. Untuk meningkatkan produktivitas kerja, wanita pengusaha harus
menyediakan fasilitas usaha dan sumberdaya yang dapat
mendukung kelancaran usaha.
3. Untuk meningkatkan sumber daya wanita pengusaha, maka
pemerintah diharapkan dapat memberikan peluang bagi
berkembangnya kegiatan usaha yang dilakukan oleh kaum wanita
di Kota Kendari
DAFTAR PUSTAKA
Cosmas Batubara, 1988. Masalah Ketenaga Kerjaan di Indonesia, Departemen Tenaga
Kerja RI. Jakarta.
Emas Batu Bara, 1998. Masalah Ketenaga Kerjaan di Indonesia. Departemen Tenaga
Kerja RI. Jakarta.
Gerungan, W. A, 1988. Psikologi Sosial- Jakarta : Eresco.
Hasibuan, 1996. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara
Jakarta.
Munandar Utami, 1985. Marginalisasi Pekerjaan Wanita di Pedesaan Pusat Penelitian,
Kependudukan, UGM Jakarta.
Matutina D.C. dkk. 1992. Manajemen Personalia, Rineka Cipta Jakarta.
Matias. Arrof, 1985. Motivasi dan Produktivitas : Suatu Pembahasan dengan Kasus
Indonesia Seni Produktivitas II LSIUP Jakarta.
Mucharsa Sinungan, 1985. Produktivitas Apa dan Bagaimana, Bumi Aksara. Jakarta
Muchdharyah Sinungun, 1985. Produktivitas, Apa dan Bagaimana, Bumi Aksara,
Jakarta.
Muchtar, 1980. Wanita dan Pembangunan, PT. Rajawali Press Jakarta.
Munandar, 1983. Emansipasi Wanita, Masalah Pembangunan, Tirta Kencana, Malang.
Mitchell and Larso, 1987, People in Organizational an Indonesia to Organizational Behavior.
MC.Grow-Hill Inc.Singapure.
Maslow. A.H, 1995, A Theory of Motivation, Harper and Row. New York.
Noerhajati Soeripto, 1990, Menggerakan, dan Sektor Informal di Kota, Terjemahan Gozi
Usman dan Adre Bayo Ala, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Panji Anorga, Panji dan Suyati,. S. 1995. Prilaku Keorganisasian Jakarta : Pustaka
Jaya
Pudjiwati Sajogyo, 1985. Pengaruh Teknologi Pada Perkembangan Masyarakat, Lemabaga
Penelitian Sosiologis ITB, Bogor.
Ravianto, J, 1986. Orientasi Produktivitas dan Ekonomi Jepang. Apa yang dilakukan di Indonesia
Penerbit Universitas Indonesia (UI - Press), Jakarta.
Soedarti, 1991. Motivasi Wanita Bekerja. UGM, Yogyakarta.
Sarwoto Susilo, 1996. membangun Motivasi Kerja, Media Asri, Jakarta
Sajogya, Purdjiwati, 1985. Pengaruh Teknologi Pada Perkembangan Sosialisasi Pedesaan, IPB
Bogor.
Syarif, R, 1991. Produktivitas (Seri Manejemn dan Produktivitas), Penerbit Angkasa,
Bandung.
S.C. Utari Munandar, 1985. Marginalisasi Pekerja Wanita di Pedesaan, Pusat Penelitian
Kependudukan UGM Yogyakarta.