SlideShare a Scribd company logo
1. DEFINISI SUSU 
cairan yang berwarna putih kekuningan 
atau putih kebiruan yang merupakan 
sekresi kelenjar ambing sapi yang sedang 
laktasi tanpa ada penambahan atau 
pengurangan komponen dan belum 
mengalami pengolahan
Untuk susu yang tidak termasuk definisi tersebut 
digunakan istilah yang spesifik dengan tambahan 
satu kata atau lebih, misalnya: 
 susu yang warnanya tidak seperti yang tersebut pada definisi 
disebut susu yang tidak normal, mungkin susu yang 
diproduksi oleh sapi yang terjangkit penyakit mastitis, susu 
yang kena pinalti dari industri pengolah susu (IPS) dan lain-lain, 
 susu yang berasal dari selain sapi disebut susu kambing, 
susu domba, susu kuda, susu kuda liar dan lain-lain, 
 susu yang telah diambil krimnya disebut susu skim dan 
sebaliknya, 
 susu yang telah mengalami pengolahan disebut sesuai 
dengan macam pengolahannya, misalnya susu bubuk, susu 
kental manis, susu yang telah dipasteurisasi, susu yang telah 
disterilisasi dan lain-lain.
KONSUMSI SUSU DI DUNIA 2006 
NEGARA SUSU CAIR (L) KEJU (KG) MENTEGA (KG) 
FINLAND 183,9 19,1 5,3 
SWEDEN 145,5 18,5 1,0 
IRELAND 129,8 10,5 2,9 
NETHERLAN D 122,9 20,4 3,3 
NORWEY 116,7 16,0 4,3 
SPAIN 119,1 9,6 1,0 
ZWITZERLAND 112,5 22,2 5,6 
UK 111,2 12,2 3,7 
AUSTRALIA 106,3 11,7 3,7 
CANADA 94,7 12,2 3,3 
EUROPEAN UNI. 92,6 18,4 4,2 
GERMANY 92,3 22,4 6,4
KONSUMSI SUSU DI INDONESIA 
 7 liter per kapita per tahun 
 Informasi terakhir sudah 
mencapai 8 liter
2. KOMPOSISI SUSU 
Susu bernilai gizi tinggi dan dapat digunakan 
sebagai makanan manusia segala umur, 
sehingga susu merupakan makanan yang dapat 
dikatakan sempurna 
 Fat (3.9%) 
 Protein (3.3%) 
 Lactose (5.0%) 
 Minerals (0.7%) 
 Water (87.1%)
• Lemak tersusun dari trigliresida yang 
merupakan gabungan gliserol dan asam-asam 
lemak. 
• Terdapat 60-75% lemak yang bersifat 
jenuh, 25-30% lemak yang bersifat tak 
jenuh dan sekitar 4% merupakan asam 
lemak polyunsaturated. 
• Komponen mikro lemak susu antara lain 
adalah fosfolipid, sterol, tokoferol (vitamin 
E), karoten, serta vitamin A dan D
• Kadar protein di dalam susu rata-rata 3.20% yang 
terdiri dari: 2.70% casein (bahan keju), dan 0.50% 
albumen. Berarti 26.50% dari bahan kering susu 
adalah protein. 
• Terdapat globulin dalam jumlah sedikit. Protein 
didalam susu juga merupakan penentu kualitas susu 
sebagai bahan konsumsi. 
• Albumin ditemukan 5 gram per kg susu, dalam 
keadaan larut. Di dalam pembentukan keju, albumin 
memisah dalam bentuk whey.
• Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang 
terdapat didalam susu. Bentuk ini tidak 
terdapat dalam bahan-bahan makanan yang 
lain. 
• Kadar laktosa di dalam susu adalah 4.60% dan 
ditemukan dalam keadaan larut.
• Laktosa terbentuk dari dua komponen gula yaitu 
glukosa dan galaktosa. Sifat susu yang sedikit 
manis ditentukan oleh laktosa. 
• Pemberian laktosa atau susu dapat menyebabkan 
mencret atau gangguan-gangguan perut bagi 
orang yang tidak tahan terhadap laktosa (lactose 
intolerance). Hal ini disebabkan kurangnya enzim 
lactase dalam mukosa usus
Bila air pada susu dihilangkan dengan 
penguapan dan sisa yang kering dibakar pada 
panas rendah akan diperoleh sisa abu putih yang 
berisi bahan-bahan mineral. 
Mineral lain terdapat dalam jumlah yang sangat 
sedikit (trace mineral), contohnya adalah besi, 
tembaga, alumunium, boron, seng, mangan dan 
silicon.
• Vitamin diukur dengan satuan Internasional Units 
(UI) dan mg. vitamin yang terdapat didalam 
lemak ADEK, dan vitamin yang larut didalam 
susu, tergolong vitamin B komplek, vitamin C, 
vitamin A, provitamin A dan vitamin D. 
• Vitamin yang larut di dalam susu adalah vitamin 
B1, B2, asam nikotinat dan asam pantotenat.
• Bila susu dipanaskan/dimasak, dipasteurisasi 
atau disterilisasi maka 10-30% vitamin B1 
akan hilang, vitamin C akan hilang 20-60%. 
• Enzim berfungsi untuk mengolah suatu bahan 
menjadi bahan lain dengan jalan autolyse. 
Enzim yang terkenal adalah peroxydases, 
reductase, katalase dan phospatase. Dengan 
adanya pemanasan, enzim tidak akan 
berfungsi lagi
SIFAT FISIK SUSU 
Rasa sedikit manis 
Aroma khas 
Warna antara putih, kekuning-kuningan 
Titik beku –0,50C 
Titik didih 100- 1700C
SIFAT FISIK SUSU 
 Susu tersusun oleh koloidal yang kompleks, 
mengandung garam-garam dan gula dalam bentuk 
larutan. 
 Berat jenis susu ± 1,023-1,035 g/cm3, dipengaruhi 
komponen penyusunnya. 
 Berat jenis komponen susu : 
Lemak 0,93 g/cm3 
Laktosa 1,666 g/cm3 
Protein 1,346 g/cm3 
Casein 1,310 g/cm3 
Garam 4,12 g/cm3
Mikroorganisme dalam susu : 
1. Bakteri Asam Laktat 
• Bakteri yang hampir selalu ada adalah 
bakteri penghasil asam susu, 
• bakteri ini kebanyakan dari famili 
Lactobacteriae, terutama spreptococcus 
lactis. 
• Selain itu terdapat bakteri jenis 
Lactobalicillus lactis yang juga 
menghasilkan asam susu
Mikroorganisme dalam susu : 
2. Bakteri termofilik 
• Kelompok bakteri termofilik dapat dibagi 
menjadi tipe bakteri pembentuk dan bukan 
pembentuk spora. Kelompok bacillus adalah 
bentuk thermofilik yang paling umum dalam 
susu.
Pengaruh Mikroorganisme 
• Souring. Perubahan laktosa menjadi asam 
laktat hasil aktivitas enzim yang dihasilkan 
oleh mikroorganisme, terutama bakteri asam 
laktat 
• Souring dan Gassines. Terbentuknya gas, 
asam laktat dan asam-asam lain yang 
menggumpalkan susu serta senyawa-senyawa 
lain yang menimbulkan bau yang 
tidak didinginkan.
Pengaruh Mikroorganisme 
• Proteolisis. Pemecahan casein oleh 
mikroorganisme yang mengakibatkan 
bau yang tidak diinginkan 
• Ropynes. Pelekatan zat seperti gum, 
bentuk menyerupai benang panjang. 
Penyebab : bakteri Alcaligenes vicosus 
• Pigmentasi. Terbentuknya warna seperti 
biru, merah, kuning dan hijau
Faktor-faktor yang mempengaruhi 
kualitas susu 
 Pada saat susu keluar setelah diperah, susu merupakan suatu bahan 
yang murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit kuman 
(yang berasal dari kambing) atau boleh dikatakan susu masih steril. 
Demikian pula bau dan rasa tidak berubah dan tidak berbahaya untuk 
diminum. 
 Setelah beberapa saat berada dalam suhu kamar, susu sangat peka 
terhadap pencemaran sehingga dapat menurunkan kualitas susu. 
 Kualitas susu yang sampai ditangan konsumen terutama ditentukan 
antara lain oleh: 
1. Jenis ternak dan keturunannya (hereditas) 
2. Tingkat laktasi 
3. Umur ternak 
4. Infeksi/peradangan pada mabing 
5. Nutrisi/pakan ternak 
6. Lingkungan dan 
7. Prosedur pemerahan susu
1. Jenis ternak dan keturunannya (hereditas) 
Jenis Bahan kering Protein Lemak Laktosa Mineral 
Sapi perah 12,83 3,50 3,80 4,90 0,73 
Domba 17,00 3,20 3,20 4,70 0,90 
Kambing 13,00 3,70 4,00 4,45 0,85 
Kerbau 21,40 5,50 10,50 4,50 0,85 
Sapi zebu 13,30 3,40 4,20 5,00 0,80
Komposisi gizi susu dari beberapa 
jenis/keturunan sapi 
Jenis Bahan 
kering 
Protein lemak Laktosa Mineral 
FriesHolland 12,20 3,10 3,50 4,90 0,70 
Ayrshire 13,10 3,60 4,10 4,70 0,70 
BrownSwiss 13,30 3,60 4,00 5,00 0,70 
Guernsey 14,40 3,80 5,00 4,90 0,70 
Jersey 15,00 3,90 5,50 4,90 0,70 
Zebu 13,30 3,40 4,20 5,00 0,80
2. Tingkat Laktasi 
• Komposisi air susu berubah pada tiap tingkat 
laktasi. Perubahan yang terbesar terjadi pada 
saat permulaan dan terakhir periode laktasi. 
• Kolostrum : sekresi pertama setelah proses 
kelahiran. 
• Pada kolostrum terkandung : 
a. Konsentrasi zat padatnya lebih tinggi 
b. Kasein, protein whey (terutama globulin), 
garam mineral lebih tinggi (Ca, Mg, P, Cl 
lebih tinggi, Potassium lebih rendah) 
c. Laktosa lebih rendah 
d. Lemak bisa lebih tinggi bisa lebih rendah
Perbandingan komposisi susu sapi FH pada 
saat laktasi dan tidak 
Komponen Kolostrum (%) Kolostrum ke 2 & 3 (%) Susu FH (%) 
Total solid 22,3 10,5 8,6 
Protein 18,8 5,5 3,25 
Imune globulin 13,1 1,0 0,09 
Laktosa 2,5 4,0 4,6
3. Umur Ternak 
• Pada umumnya sapi berumur 5-6 tahun sudah 
mempunyai produksi susu yang tinggi tetapi 
hasil maksimum akan dicapai pada umur 8 – 10 
tahun. 
• Umur ternak erat kaitannya dengan periode 
laktasi. 
• Pada periode permulaan produksi susu tinggi 
tetapi pada masa-masa akhir laktasi produksi 
susu menurun. 
• Selama periode laktasi kandungan protein 
secara umum mengalami kenaikan, sedangkan 
kandungan lemaknya mula-mula menurun 
sampai bulan ketiga laktasi kemudian naik lagi.
4. Infeksi/Peradangan pada Ambing 
• Infeksi/peradangan pada ambing dikenal 
dengan nama mastitis. 
• Mastitis adalah suatu peradangan pada tenunan 
ambing yang dapat disebabkan oleh 
mikroorganisme, zat kimia, luka termis ataupun 
luka karena mekanis. 
• Peradangan ini dapat mempengaruhi komposisi 
air susu antara lain dapat menyebabkan 
bertambahnya protein dalam darah dan sel-sel 
darah putih di dalam tenunan ambing serta 
menyebabkan penurunan produksi susu.
Pengaruh penyakit mastitis terhadap komponen 
dan pH susu bovine 
Komponen Susu normal Susu mastitis 
Lemak (%) 3,45 3,2 
Laktosa (%) 4,85 4,4 
Casein (mg/ml) 27,9 22,5 
Whey protein (mg/ml) 8,2 13,1 
Na (mg/100ml) 57 104,6 
K (mg/100ml) 172,5 157,3 
Cl (mg/100ml) 80 - 130 > 250 
Ca (mg/100ml) 136 49 
pH 6,65 6,9 – 7,0
5. Nutrisi / Pakan 
• Jenis pakan akan dapat mempengaruhi 
komposisi susu. 
• Pakan yang terlalu banyak konsentrat akan 
menyebabakan kadar lemak susu rendah. 
• Jenis pakan dari rumput-rumputan akan 
menaikkan kandungan asam oleat sedangkan 
berupa jagung atau gandum akan menaikkan 
asam butiratnya. 
• Pemberian pakan yang banyak pada seekor sapi 
yang kondisinya jelek pada waktu sapi itu 
dikeringkan dapat menaikkan hasil susu sebesar 
10 – 30 %.
Pemberian air pada sapi 
• Pemberian air adalah penting untuk produksi susu, 
karena susu 87% terdiri dari air dan 50% dari tubuh sapi 
terdiri dari air. 
• Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari : 
a. Produksi susu yang dihasilkan oleh seekor sapi 
b. Suhu sekeliling 
c. Pakan yang diberikan 
• Perbandiongan antara susu yang dihasilkan dan air yang 
dibutuhkan adalah 1 :036. Air yang dibutuhkan untuk 
tiap hari bagi seekor sapi berkisar 37 – 45 liter.
6. Lingkungan 
• Pengaruh lingkungan terhadap komposisi susu bisa 
dikompilasikan oleh faktor-faktor seperti nutrisi dan 
tahap laktasi. 
• Hanya bila faktor-faktor seperti ini dihilangkan menjadi 
memungkinkan untuk mengamati pengaruh musim dan 
suhu. 
• Biasanya pada musim hujan kandungan lemak susu 
akan meningkat sedangkan pada musim kemarau, 
kandungan lemak susu lebih rendah. 
• Produksi susu yang dihasilkan pada kedua musim 
tersebut juga berbeda. Pada musim hujan produksi susu 
dapat meningkat karena tersedianya pakan yang lebih 
banyak dari musim kemarau
Pengaruh suhu dan kelembaban 
• Suhu dan kelambaban mempengaruhi produksi 
susu. 
• Selain itu pada lingkungan dengan kelembaban 
yang tinggi sangat mempengaruhi timbulnya 
infeksi bakteri dan jamur penyebab mastitis. 
• Suhu lingkungan yang tinggi secara jelas 
menurunkan produksi susu, karena sapi 
menurunkan konsumsi pakan, tetapi belum jelas 
apakah suhu mempengaruhi komposisi susu.
7. Prosedur pemerahan susu 
• Faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain: 
jumlah pemerahan setiap hari, lamanya pemerahan, dan 
waktu pemerahan. 
• Jumlah pemerahan 3 – 4 kali sertiap hari dapat 
meningkatkan produksi susu daripada jika hanya 
diperah dua kali sehari. 
• Pemerahan pada pagi hari mendapatkan susu sedikit 
berbeda komposisinya daripada susu hasil pemerahan 
sore hari. 
• Pemerahan menggunakan tangan ataupun 
menggunakan mesin tidak memeperlihatkanm 
perbedaan dalam produksi susu, kualitas atapun 
komposisi susu.
Hubungan antara umur dan jumlah pemerahan 
Umur sapi 
Pemerahan 
3 x sehari 4 x sehari 
2 tahun > 20% > 35% 
3 tahun > 17% > 30% 
4 tahun > 15% > 26%
PENGUJIAN MUTU SUSU 
Tujuan pengujian mutu susu : 
Untuk menghindari usaha-usaha pemalsuan susu, yang 
mengakibatkan mutu susu tidak sesuai dengan codex susu (Milk 
Codex). 
Jenis – jenis penyimpangan mutu susu : 
(1) penyimpangan susunan susu, hal ini terjadi apabila susu 
dicampur dengan bahan-bahan yang kurang nilainya atau bahan 
yang tidak bernilai (misalnya : air, air beras dll), 
(2) penyimpangan keadaan susu, hal ini terjadi apabila susu kotor, 
berbau busuk atau berbau obat-obatan. 
Akibat penyimpangan mutu susu : 
a. mempengaruhi kesehatan konsumen, karma mengandung 
bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu misalnya TBC, 
abortus dan sebagainya. 
b. susu yang mutunya menyimpang tidak dapat dipakai untuk 
pembuatan /pengolahan produk susu seperti keju atau 
mentega, karma mutunya menyimpang basil produknya juga 
menyimpang.
PENGUJIAN MUTU SUSU 
Pemeriksaan susu dimaksudkan guna 
menjamin konsumen menerima susu 
dengan kualitas yang baik dan memberikan 
peluang yang baik untuk perkembangan 
peternakan sapi perah. 
Pengujian mutu susu biasanya dilakukan 
terhadap sifat-sifat fisik, kimiawi dan uji 
biologik.
1. Uji Kebersihan, meliputi warna, bau, rasa dan ada tidaknya kotoran 
dalam susu (dengan menggunakan kertas saring). 
2. Uji Berat Jenis (uji BJ) dilakukan dengan menggunakan alat laktodensi 
meter 
(Rata-rata BJ susu = 1,028). Apabila susu encer maka BJ susu menjadi 
rendah atau dibawah standar.
3. Kerapatan 
• Kerapatan susu bervariasi antara 1,0260 dan 1,0320 pada suhu 
20oC 
• kerapatan susu berangsur-angsur meningkat dari saat pemerahan 
dan mencapai maksimum pada 12 jam sesudah pemerahan. 
Meningkatnya kerapatan ini terutama disebabkan karena 
terbebaskannya gas-gas seperti CO2 dan N2 yang terdapat di 
dalam susu yang baru diperoleh dari perahan 
4. Bau Susu 
• Bau susu akan lebih nyata jika susu dibiarkan beberapa jam 
terutama pada suhu kamar. 
• Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida rendah 
diduga menyebabkan susu berbau seperti garam. Pakan yang 
diberikan pada sapi juga dapat mempemgaruhi bau susu
5. Rasa Susu 
• Susu yang baik memiliki rasa sedikit manis yang berasal dari laktosa, 
sedangkan rasa asin yang muncul dikarenakan pengaruh beberapa 
garam mineral seperti garam klorida dan sitrat 
6. Warna Susu 
• Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna lain, 
tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan 
padat dan bahan pembentuk warna. 
• Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning 
keemasam. 
• Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya 
oleh globula lemak dan partikel kolodial dari casein dan calsium 
phosphat. 
• Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut. 
Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan warna 
kebiruan
7. Titik Beku dan Titik Didih Susu 
• Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku 
air susu adalah -0.500 oC. akan tetapi untuk 
Indonesia telah berubah menjadi 5.520 oC. 
• Titik beku air adalah 0 oC. Apabila terdapat 
pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka 
dengan mudah dapat dilakukan pengujian dengan 
uji penentuan titik beku. 
• Titik didih air adalah 100 oC dan air susu 100,16 oC. 
Titk didih juga akan mengalami perubahan pada 
pemalsuan air susu dengan air.
8. Viskositas Susu 
• Seperti BJ, maka viskositas air susu lebih tinggi 
daripada air. 
• Viskositas air susu biasnya berkisar 1.5-2.0 cP. 
• Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi 
viskositas. 
• Temperatur juga menentukan viskositas air susu. 
• Sifat ini sangat menguntungkan dalam pembuatan 
mentega.
9. Uji Masak : uji ini digunakan untuk menentukan adanya penyimpangan 
dalam susu. 
• Pelaksanaannya sangat sederhana yaitu dengan memasak susu dalam 
tabung reaksi. Susu yang berkualitas baik bila tidak terlihat endapan-endapan. 
Bila terlihat endapan, susu tersebut kurang baik. 
• Endapan ini biasanya dapat diakibatkan karena derajat asam susu 
terlalu tinggi. 
10. Uji Alkohol dilakukan dengan cara : pada tabung reaksi dimasukkan 
susu dan alkohol 70% dengan perbandingan sama. 
• Bila pada dinding tabung reaksi terdapat endapan-endapan, hal itu 
menunjukkan penyimpangan-penyimpangan mutu susu misalnya susu 
menjadi asam, susu bercampur dengan kolostrum atau adanya 
mastitis. 
• Kolostrum adalah susu pertama kali yang dihasilkan sapi setelah 
beranak, setelah ± 5 hari susu sapi telah normal kembali. Kolostrum 
sangat kental, berlendir dan berwarna kuning kemerahan (hal itu 
menunjukkan adanya penyimpangan mutu susu).
Pengujian mutu susu secara kimiawi umumnya 
dilakukan di Laboratorium dengan proses yang lebih 
rumit antara lain: 
1. Uji kadar lemak susu : Rataan kandungan lemak susu 
sesuai milk codex adalah 2,8 %. 
2. Uji kadar Protein susu : Rataan kandungan protein 
susu pada milk codex adalah 3,5%.
3. Derajat pH 
• Susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya 
dapat bersifat asam dan basah sekaligus. 
• Jika diberikan ketas lakmus biru, maka warnanya 
akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas 
lakmus merah warnanya akan berubah menjadi 
biru. 
• Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak 
antara 6.5-6.7
Pengujian mutu susu secara biologik dilakukan di 
Laboratorium meliputi : 
1. Uji Reduktase : apabila angka reduktase yang diuji lebih 
besar dari angka milk codex (lebih besar dari satu), berarti 
kandungan kuman dalam susu relatif banyak. 
2. Uji Katalase : apabila angka katalase yang diuji lebih besar 
dari angka milk codex (lebih besar dari nol), berarti susu yang 
diperiksa mengandung banyak kuman. 
3. Uji Breed: apabila jumlah kuman dalam susu yang diuji 
lebih besar dari angka codex (lebih dari satu juta kuman per 
cc), berarti susu yang diperiksa mengandung banyak kuman.
ilmu susu

More Related Content

What's hot

Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan Makanan
Forza Angg
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaSusy Amelia
 
Detoksifikasi
DetoksifikasiDetoksifikasi
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
Phaphy Wahyudhi
 
Gizi kacang kacangan
Gizi kacang kacanganGizi kacang kacangan
Gizi kacang kacangan
Teknologi Hasil Pertanian
 
Pak ade[1]
Pak ade[1]Pak ade[1]
Pak ade[1]
maharani04
 
Yoghurt
YoghurtYoghurt
Biologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makanan
Biologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makananBiologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makanan
Biologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makanan
Euodia Prastika
 
Wondermeal
WondermealWondermeal
Wondermeal
FKC International
 
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
Phaphy Wahyudhi
 
Susu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
Susu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakitSusu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
Susu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
Zaenal Arifin
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
Alza Noery
 
Joint again
Joint againJoint again
Joint again
FKC International
 
1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tik
1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tik1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tik
1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tikutamasetya
 
Nutrisi dan energi
Nutrisi dan energiNutrisi dan energi
Nutrisi dan energi
Alfian Faizi
 

What's hot (18)

Susu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan MakananSusu - Ilmu Bahan Makanan
Susu - Ilmu Bahan Makanan
 
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnyaLaporan ipd susu dan hasil olahnya
Laporan ipd susu dan hasil olahnya
 
Detoksifikasi
DetoksifikasiDetoksifikasi
Detoksifikasi
 
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
 
Gizi kacang kacangan
Gizi kacang kacanganGizi kacang kacangan
Gizi kacang kacangan
 
Pak ade[1]
Pak ade[1]Pak ade[1]
Pak ade[1]
 
Khasiat susu kambing
Khasiat susu kambingKhasiat susu kambing
Khasiat susu kambing
 
Yoghurt
YoghurtYoghurt
Yoghurt
 
Biologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makanan
Biologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makananBiologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makanan
Biologi : zat-zat makanan dan sistem pencernaan makanan
 
Wondermeal
WondermealWondermeal
Wondermeal
 
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
BAB I - IV (PEMBUATAN KEJU)
 
Bab I PKM
Bab  I PKMBab  I PKM
Bab I PKM
 
Susu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
Susu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakitSusu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
Susu kuda sumbawa cocok sekali untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit
 
Functional food
Functional foodFunctional food
Functional food
 
Tugas tik
Tugas tikTugas tik
Tugas tik
 
Joint again
Joint againJoint again
Joint again
 
1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tik
1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tik1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tik
1 a 10132028_rimbayanti_tugas_tik
 
Nutrisi dan energi
Nutrisi dan energiNutrisi dan energi
Nutrisi dan energi
 

Similar to ilmu susu

pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptxpertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
Rudiana12
 
Laporan susu telur
Laporan susu telurLaporan susu telur
Laporan susu telur
Zelika Gita Sari
 
Bab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptx
Bab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptxBab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptx
Bab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptx
IndahUdin1
 
BAB 11 SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptx
BAB 11  SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptxBAB 11  SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptx
BAB 11 SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptx
IndahUdin1
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Agung Dwi Julianto
 
Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2susy amelia
 
Makalah ilmu bahan
Makalah ilmu bahanMakalah ilmu bahan
Makalah ilmu bahan
Dekika Alfiani
 
E book manfaat susu kambing
E book manfaat susu kambingE book manfaat susu kambing
E book manfaat susu kambingDynapharm Store
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
Nuruliswati
 
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
Nia Nia
 
Nutrition Infant
Nutrition Infant Nutrition Infant
Nutrition Infant
Maulana Ramadhan
 
Teknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuTeknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada Tahu
Nuruliswati
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
Nuruliswati
 
Khasiat susu kambing
Khasiat susu kambingKhasiat susu kambing
Khasiat susu kambing
Agree Disagree
 
Telur
TelurTelur
CARA BUAT KEJU.pdf
CARA BUAT KEJU.pdfCARA BUAT KEJU.pdf
CARA BUAT KEJU.pdf
TamrinSiburian
 
Jin He Product Knowledge
Jin He Product KnowledgeJin He Product Knowledge
Jin He Product Knowledge
EDUThemes
 

Similar to ilmu susu (20)

pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptxpertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
pertemuan-1a-pengertian-susu.pptx
 
Laporan susu telur
Laporan susu telurLaporan susu telur
Laporan susu telur
 
Bab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptx
Bab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptxBab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptx
Bab 11 SUSU DAN PRODUK SUSU_indrawaty.pptx
 
BAB 11 SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptx
BAB 11  SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptxBAB 11  SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptx
BAB 11 SUSU DAN PRODUK SUSU UNTUK KEBUTUHAN ORANG SEHAT DAN SAKIT.pptx
 
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi AnaerobFermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
Fermentasi Keju - Proses Respirasi Anaerob
 
Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2Laporan ipd susu instant 2
Laporan ipd susu instant 2
 
Makalah ilmu bahan
Makalah ilmu bahanMakalah ilmu bahan
Makalah ilmu bahan
 
E book manfaat susu kambing
E book manfaat susu kambingE book manfaat susu kambing
E book manfaat susu kambing
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
179297851 laporan-praktikum-pembuatan-yoghurt-doc
 
Nutrition Infant
Nutrition Infant Nutrition Infant
Nutrition Infant
 
Teknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada TahuTeknologi Fermentasi pada Tahu
Teknologi Fermentasi pada Tahu
 
Teknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada KejuTeknologi Fermentasi pada Keju
Teknologi Fermentasi pada Keju
 
Khasiat susu kambing
Khasiat susu kambingKhasiat susu kambing
Khasiat susu kambing
 
Telur
TelurTelur
Telur
 
CARA BUAT KEJU.pdf
CARA BUAT KEJU.pdfCARA BUAT KEJU.pdf
CARA BUAT KEJU.pdf
 
Bakteriiiiiiiiiii
BakteriiiiiiiiiiiBakteriiiiiiiiiii
Bakteriiiiiiiiiii
 
Sejarah cimory
Sejarah cimorySejarah cimory
Sejarah cimory
 
Jin He Product Knowledge
Jin He Product KnowledgeJin He Product Knowledge
Jin He Product Knowledge
 

Recently uploaded

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
jaya35ml2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkdpenjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
penjelasan tentang tugas dan wewenang pkd
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 

ilmu susu

  • 1.
  • 2.
  • 3. 1. DEFINISI SUSU cairan yang berwarna putih kekuningan atau putih kebiruan yang merupakan sekresi kelenjar ambing sapi yang sedang laktasi tanpa ada penambahan atau pengurangan komponen dan belum mengalami pengolahan
  • 4. Untuk susu yang tidak termasuk definisi tersebut digunakan istilah yang spesifik dengan tambahan satu kata atau lebih, misalnya:  susu yang warnanya tidak seperti yang tersebut pada definisi disebut susu yang tidak normal, mungkin susu yang diproduksi oleh sapi yang terjangkit penyakit mastitis, susu yang kena pinalti dari industri pengolah susu (IPS) dan lain-lain,  susu yang berasal dari selain sapi disebut susu kambing, susu domba, susu kuda, susu kuda liar dan lain-lain,  susu yang telah diambil krimnya disebut susu skim dan sebaliknya,  susu yang telah mengalami pengolahan disebut sesuai dengan macam pengolahannya, misalnya susu bubuk, susu kental manis, susu yang telah dipasteurisasi, susu yang telah disterilisasi dan lain-lain.
  • 5. KONSUMSI SUSU DI DUNIA 2006 NEGARA SUSU CAIR (L) KEJU (KG) MENTEGA (KG) FINLAND 183,9 19,1 5,3 SWEDEN 145,5 18,5 1,0 IRELAND 129,8 10,5 2,9 NETHERLAN D 122,9 20,4 3,3 NORWEY 116,7 16,0 4,3 SPAIN 119,1 9,6 1,0 ZWITZERLAND 112,5 22,2 5,6 UK 111,2 12,2 3,7 AUSTRALIA 106,3 11,7 3,7 CANADA 94,7 12,2 3,3 EUROPEAN UNI. 92,6 18,4 4,2 GERMANY 92,3 22,4 6,4
  • 6. KONSUMSI SUSU DI INDONESIA  7 liter per kapita per tahun  Informasi terakhir sudah mencapai 8 liter
  • 7. 2. KOMPOSISI SUSU Susu bernilai gizi tinggi dan dapat digunakan sebagai makanan manusia segala umur, sehingga susu merupakan makanan yang dapat dikatakan sempurna  Fat (3.9%)  Protein (3.3%)  Lactose (5.0%)  Minerals (0.7%)  Water (87.1%)
  • 8. • Lemak tersusun dari trigliresida yang merupakan gabungan gliserol dan asam-asam lemak. • Terdapat 60-75% lemak yang bersifat jenuh, 25-30% lemak yang bersifat tak jenuh dan sekitar 4% merupakan asam lemak polyunsaturated. • Komponen mikro lemak susu antara lain adalah fosfolipid, sterol, tokoferol (vitamin E), karoten, serta vitamin A dan D
  • 9. • Kadar protein di dalam susu rata-rata 3.20% yang terdiri dari: 2.70% casein (bahan keju), dan 0.50% albumen. Berarti 26.50% dari bahan kering susu adalah protein. • Terdapat globulin dalam jumlah sedikit. Protein didalam susu juga merupakan penentu kualitas susu sebagai bahan konsumsi. • Albumin ditemukan 5 gram per kg susu, dalam keadaan larut. Di dalam pembentukan keju, albumin memisah dalam bentuk whey.
  • 10. • Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat didalam susu. Bentuk ini tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. • Kadar laktosa di dalam susu adalah 4.60% dan ditemukan dalam keadaan larut.
  • 11. • Laktosa terbentuk dari dua komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa. Sifat susu yang sedikit manis ditentukan oleh laktosa. • Pemberian laktosa atau susu dapat menyebabkan mencret atau gangguan-gangguan perut bagi orang yang tidak tahan terhadap laktosa (lactose intolerance). Hal ini disebabkan kurangnya enzim lactase dalam mukosa usus
  • 12. Bila air pada susu dihilangkan dengan penguapan dan sisa yang kering dibakar pada panas rendah akan diperoleh sisa abu putih yang berisi bahan-bahan mineral. Mineral lain terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit (trace mineral), contohnya adalah besi, tembaga, alumunium, boron, seng, mangan dan silicon.
  • 13. • Vitamin diukur dengan satuan Internasional Units (UI) dan mg. vitamin yang terdapat didalam lemak ADEK, dan vitamin yang larut didalam susu, tergolong vitamin B komplek, vitamin C, vitamin A, provitamin A dan vitamin D. • Vitamin yang larut di dalam susu adalah vitamin B1, B2, asam nikotinat dan asam pantotenat.
  • 14. • Bila susu dipanaskan/dimasak, dipasteurisasi atau disterilisasi maka 10-30% vitamin B1 akan hilang, vitamin C akan hilang 20-60%. • Enzim berfungsi untuk mengolah suatu bahan menjadi bahan lain dengan jalan autolyse. Enzim yang terkenal adalah peroxydases, reductase, katalase dan phospatase. Dengan adanya pemanasan, enzim tidak akan berfungsi lagi
  • 15. SIFAT FISIK SUSU Rasa sedikit manis Aroma khas Warna antara putih, kekuning-kuningan Titik beku –0,50C Titik didih 100- 1700C
  • 16. SIFAT FISIK SUSU  Susu tersusun oleh koloidal yang kompleks, mengandung garam-garam dan gula dalam bentuk larutan.  Berat jenis susu ± 1,023-1,035 g/cm3, dipengaruhi komponen penyusunnya.  Berat jenis komponen susu : Lemak 0,93 g/cm3 Laktosa 1,666 g/cm3 Protein 1,346 g/cm3 Casein 1,310 g/cm3 Garam 4,12 g/cm3
  • 17. Mikroorganisme dalam susu : 1. Bakteri Asam Laktat • Bakteri yang hampir selalu ada adalah bakteri penghasil asam susu, • bakteri ini kebanyakan dari famili Lactobacteriae, terutama spreptococcus lactis. • Selain itu terdapat bakteri jenis Lactobalicillus lactis yang juga menghasilkan asam susu
  • 18. Mikroorganisme dalam susu : 2. Bakteri termofilik • Kelompok bakteri termofilik dapat dibagi menjadi tipe bakteri pembentuk dan bukan pembentuk spora. Kelompok bacillus adalah bentuk thermofilik yang paling umum dalam susu.
  • 19. Pengaruh Mikroorganisme • Souring. Perubahan laktosa menjadi asam laktat hasil aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme, terutama bakteri asam laktat • Souring dan Gassines. Terbentuknya gas, asam laktat dan asam-asam lain yang menggumpalkan susu serta senyawa-senyawa lain yang menimbulkan bau yang tidak didinginkan.
  • 20. Pengaruh Mikroorganisme • Proteolisis. Pemecahan casein oleh mikroorganisme yang mengakibatkan bau yang tidak diinginkan • Ropynes. Pelekatan zat seperti gum, bentuk menyerupai benang panjang. Penyebab : bakteri Alcaligenes vicosus • Pigmentasi. Terbentuknya warna seperti biru, merah, kuning dan hijau
  • 21. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas susu  Pada saat susu keluar setelah diperah, susu merupakan suatu bahan yang murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit kuman (yang berasal dari kambing) atau boleh dikatakan susu masih steril. Demikian pula bau dan rasa tidak berubah dan tidak berbahaya untuk diminum.  Setelah beberapa saat berada dalam suhu kamar, susu sangat peka terhadap pencemaran sehingga dapat menurunkan kualitas susu.  Kualitas susu yang sampai ditangan konsumen terutama ditentukan antara lain oleh: 1. Jenis ternak dan keturunannya (hereditas) 2. Tingkat laktasi 3. Umur ternak 4. Infeksi/peradangan pada mabing 5. Nutrisi/pakan ternak 6. Lingkungan dan 7. Prosedur pemerahan susu
  • 22. 1. Jenis ternak dan keturunannya (hereditas) Jenis Bahan kering Protein Lemak Laktosa Mineral Sapi perah 12,83 3,50 3,80 4,90 0,73 Domba 17,00 3,20 3,20 4,70 0,90 Kambing 13,00 3,70 4,00 4,45 0,85 Kerbau 21,40 5,50 10,50 4,50 0,85 Sapi zebu 13,30 3,40 4,20 5,00 0,80
  • 23. Komposisi gizi susu dari beberapa jenis/keturunan sapi Jenis Bahan kering Protein lemak Laktosa Mineral FriesHolland 12,20 3,10 3,50 4,90 0,70 Ayrshire 13,10 3,60 4,10 4,70 0,70 BrownSwiss 13,30 3,60 4,00 5,00 0,70 Guernsey 14,40 3,80 5,00 4,90 0,70 Jersey 15,00 3,90 5,50 4,90 0,70 Zebu 13,30 3,40 4,20 5,00 0,80
  • 24. 2. Tingkat Laktasi • Komposisi air susu berubah pada tiap tingkat laktasi. Perubahan yang terbesar terjadi pada saat permulaan dan terakhir periode laktasi. • Kolostrum : sekresi pertama setelah proses kelahiran. • Pada kolostrum terkandung : a. Konsentrasi zat padatnya lebih tinggi b. Kasein, protein whey (terutama globulin), garam mineral lebih tinggi (Ca, Mg, P, Cl lebih tinggi, Potassium lebih rendah) c. Laktosa lebih rendah d. Lemak bisa lebih tinggi bisa lebih rendah
  • 25. Perbandingan komposisi susu sapi FH pada saat laktasi dan tidak Komponen Kolostrum (%) Kolostrum ke 2 & 3 (%) Susu FH (%) Total solid 22,3 10,5 8,6 Protein 18,8 5,5 3,25 Imune globulin 13,1 1,0 0,09 Laktosa 2,5 4,0 4,6
  • 26. 3. Umur Ternak • Pada umumnya sapi berumur 5-6 tahun sudah mempunyai produksi susu yang tinggi tetapi hasil maksimum akan dicapai pada umur 8 – 10 tahun. • Umur ternak erat kaitannya dengan periode laktasi. • Pada periode permulaan produksi susu tinggi tetapi pada masa-masa akhir laktasi produksi susu menurun. • Selama periode laktasi kandungan protein secara umum mengalami kenaikan, sedangkan kandungan lemaknya mula-mula menurun sampai bulan ketiga laktasi kemudian naik lagi.
  • 27. 4. Infeksi/Peradangan pada Ambing • Infeksi/peradangan pada ambing dikenal dengan nama mastitis. • Mastitis adalah suatu peradangan pada tenunan ambing yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme, zat kimia, luka termis ataupun luka karena mekanis. • Peradangan ini dapat mempengaruhi komposisi air susu antara lain dapat menyebabkan bertambahnya protein dalam darah dan sel-sel darah putih di dalam tenunan ambing serta menyebabkan penurunan produksi susu.
  • 28. Pengaruh penyakit mastitis terhadap komponen dan pH susu bovine Komponen Susu normal Susu mastitis Lemak (%) 3,45 3,2 Laktosa (%) 4,85 4,4 Casein (mg/ml) 27,9 22,5 Whey protein (mg/ml) 8,2 13,1 Na (mg/100ml) 57 104,6 K (mg/100ml) 172,5 157,3 Cl (mg/100ml) 80 - 130 > 250 Ca (mg/100ml) 136 49 pH 6,65 6,9 – 7,0
  • 29. 5. Nutrisi / Pakan • Jenis pakan akan dapat mempengaruhi komposisi susu. • Pakan yang terlalu banyak konsentrat akan menyebabakan kadar lemak susu rendah. • Jenis pakan dari rumput-rumputan akan menaikkan kandungan asam oleat sedangkan berupa jagung atau gandum akan menaikkan asam butiratnya. • Pemberian pakan yang banyak pada seekor sapi yang kondisinya jelek pada waktu sapi itu dikeringkan dapat menaikkan hasil susu sebesar 10 – 30 %.
  • 30. Pemberian air pada sapi • Pemberian air adalah penting untuk produksi susu, karena susu 87% terdiri dari air dan 50% dari tubuh sapi terdiri dari air. • Jumlah air yang dibutuhkan tergantung dari : a. Produksi susu yang dihasilkan oleh seekor sapi b. Suhu sekeliling c. Pakan yang diberikan • Perbandiongan antara susu yang dihasilkan dan air yang dibutuhkan adalah 1 :036. Air yang dibutuhkan untuk tiap hari bagi seekor sapi berkisar 37 – 45 liter.
  • 31. 6. Lingkungan • Pengaruh lingkungan terhadap komposisi susu bisa dikompilasikan oleh faktor-faktor seperti nutrisi dan tahap laktasi. • Hanya bila faktor-faktor seperti ini dihilangkan menjadi memungkinkan untuk mengamati pengaruh musim dan suhu. • Biasanya pada musim hujan kandungan lemak susu akan meningkat sedangkan pada musim kemarau, kandungan lemak susu lebih rendah. • Produksi susu yang dihasilkan pada kedua musim tersebut juga berbeda. Pada musim hujan produksi susu dapat meningkat karena tersedianya pakan yang lebih banyak dari musim kemarau
  • 32. Pengaruh suhu dan kelembaban • Suhu dan kelambaban mempengaruhi produksi susu. • Selain itu pada lingkungan dengan kelembaban yang tinggi sangat mempengaruhi timbulnya infeksi bakteri dan jamur penyebab mastitis. • Suhu lingkungan yang tinggi secara jelas menurunkan produksi susu, karena sapi menurunkan konsumsi pakan, tetapi belum jelas apakah suhu mempengaruhi komposisi susu.
  • 33. 7. Prosedur pemerahan susu • Faktor yang mempengaruhi produksi susu antara lain: jumlah pemerahan setiap hari, lamanya pemerahan, dan waktu pemerahan. • Jumlah pemerahan 3 – 4 kali sertiap hari dapat meningkatkan produksi susu daripada jika hanya diperah dua kali sehari. • Pemerahan pada pagi hari mendapatkan susu sedikit berbeda komposisinya daripada susu hasil pemerahan sore hari. • Pemerahan menggunakan tangan ataupun menggunakan mesin tidak memeperlihatkanm perbedaan dalam produksi susu, kualitas atapun komposisi susu.
  • 34. Hubungan antara umur dan jumlah pemerahan Umur sapi Pemerahan 3 x sehari 4 x sehari 2 tahun > 20% > 35% 3 tahun > 17% > 30% 4 tahun > 15% > 26%
  • 35. PENGUJIAN MUTU SUSU Tujuan pengujian mutu susu : Untuk menghindari usaha-usaha pemalsuan susu, yang mengakibatkan mutu susu tidak sesuai dengan codex susu (Milk Codex). Jenis – jenis penyimpangan mutu susu : (1) penyimpangan susunan susu, hal ini terjadi apabila susu dicampur dengan bahan-bahan yang kurang nilainya atau bahan yang tidak bernilai (misalnya : air, air beras dll), (2) penyimpangan keadaan susu, hal ini terjadi apabila susu kotor, berbau busuk atau berbau obat-obatan. Akibat penyimpangan mutu susu : a. mempengaruhi kesehatan konsumen, karma mengandung bakteri yang menyebabkan penyakit tertentu misalnya TBC, abortus dan sebagainya. b. susu yang mutunya menyimpang tidak dapat dipakai untuk pembuatan /pengolahan produk susu seperti keju atau mentega, karma mutunya menyimpang basil produknya juga menyimpang.
  • 36. PENGUJIAN MUTU SUSU Pemeriksaan susu dimaksudkan guna menjamin konsumen menerima susu dengan kualitas yang baik dan memberikan peluang yang baik untuk perkembangan peternakan sapi perah. Pengujian mutu susu biasanya dilakukan terhadap sifat-sifat fisik, kimiawi dan uji biologik.
  • 37. 1. Uji Kebersihan, meliputi warna, bau, rasa dan ada tidaknya kotoran dalam susu (dengan menggunakan kertas saring). 2. Uji Berat Jenis (uji BJ) dilakukan dengan menggunakan alat laktodensi meter (Rata-rata BJ susu = 1,028). Apabila susu encer maka BJ susu menjadi rendah atau dibawah standar.
  • 38. 3. Kerapatan • Kerapatan susu bervariasi antara 1,0260 dan 1,0320 pada suhu 20oC • kerapatan susu berangsur-angsur meningkat dari saat pemerahan dan mencapai maksimum pada 12 jam sesudah pemerahan. Meningkatnya kerapatan ini terutama disebabkan karena terbebaskannya gas-gas seperti CO2 dan N2 yang terdapat di dalam susu yang baru diperoleh dari perahan 4. Bau Susu • Bau susu akan lebih nyata jika susu dibiarkan beberapa jam terutama pada suhu kamar. • Kandungan laktosa yang tinggi dan kandungan klorida rendah diduga menyebabkan susu berbau seperti garam. Pakan yang diberikan pada sapi juga dapat mempemgaruhi bau susu
  • 39. 5. Rasa Susu • Susu yang baik memiliki rasa sedikit manis yang berasal dari laktosa, sedangkan rasa asin yang muncul dikarenakan pengaruh beberapa garam mineral seperti garam klorida dan sitrat 6. Warna Susu • Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna lain, tergantung dari bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna. • Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasam. • Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel kolodial dari casein dan calsium phosphat. • Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan menunjukkan warna kebiruan
  • 40. 7. Titik Beku dan Titik Didih Susu • Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah -0.500 oC. akan tetapi untuk Indonesia telah berubah menjadi 5.520 oC. • Titik beku air adalah 0 oC. Apabila terdapat pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka dengan mudah dapat dilakukan pengujian dengan uji penentuan titik beku. • Titik didih air adalah 100 oC dan air susu 100,16 oC. Titk didih juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan air susu dengan air.
  • 41. 8. Viskositas Susu • Seperti BJ, maka viskositas air susu lebih tinggi daripada air. • Viskositas air susu biasnya berkisar 1.5-2.0 cP. • Bahan padat dan lemak air susu mempengaruhi viskositas. • Temperatur juga menentukan viskositas air susu. • Sifat ini sangat menguntungkan dalam pembuatan mentega.
  • 42. 9. Uji Masak : uji ini digunakan untuk menentukan adanya penyimpangan dalam susu. • Pelaksanaannya sangat sederhana yaitu dengan memasak susu dalam tabung reaksi. Susu yang berkualitas baik bila tidak terlihat endapan-endapan. Bila terlihat endapan, susu tersebut kurang baik. • Endapan ini biasanya dapat diakibatkan karena derajat asam susu terlalu tinggi. 10. Uji Alkohol dilakukan dengan cara : pada tabung reaksi dimasukkan susu dan alkohol 70% dengan perbandingan sama. • Bila pada dinding tabung reaksi terdapat endapan-endapan, hal itu menunjukkan penyimpangan-penyimpangan mutu susu misalnya susu menjadi asam, susu bercampur dengan kolostrum atau adanya mastitis. • Kolostrum adalah susu pertama kali yang dihasilkan sapi setelah beranak, setelah ± 5 hari susu sapi telah normal kembali. Kolostrum sangat kental, berlendir dan berwarna kuning kemerahan (hal itu menunjukkan adanya penyimpangan mutu susu).
  • 43. Pengujian mutu susu secara kimiawi umumnya dilakukan di Laboratorium dengan proses yang lebih rumit antara lain: 1. Uji kadar lemak susu : Rataan kandungan lemak susu sesuai milk codex adalah 2,8 %. 2. Uji kadar Protein susu : Rataan kandungan protein susu pada milk codex adalah 3,5%.
  • 44. 3. Derajat pH • Susu segar mempunyai sifat ampoter, artinya dapat bersifat asam dan basah sekaligus. • Jika diberikan ketas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru. • Potensial ion hydrogen (pH) susu segar terletak antara 6.5-6.7
  • 45. Pengujian mutu susu secara biologik dilakukan di Laboratorium meliputi : 1. Uji Reduktase : apabila angka reduktase yang diuji lebih besar dari angka milk codex (lebih besar dari satu), berarti kandungan kuman dalam susu relatif banyak. 2. Uji Katalase : apabila angka katalase yang diuji lebih besar dari angka milk codex (lebih besar dari nol), berarti susu yang diperiksa mengandung banyak kuman. 3. Uji Breed: apabila jumlah kuman dalam susu yang diuji lebih besar dari angka codex (lebih dari satu juta kuman per cc), berarti susu yang diperiksa mengandung banyak kuman.