PPT usaha Air Minum masak untuk jualan- Umum fix.pptx
IDI_Peningkatan Kasus COVID di Indonesia - Desember 2023.pdf
1. Peningkatan Kasus COVID di Indonesia
Desember 2023
Prof. Dr. dr. Erlina Burhan, SpP(K), MSc
Ketua Satgas COVID PB IDI
2. Kondisi COVID-19 Global
Secara global, selama periode 28 hari dari 23 Oktober hingga 19 November 2023:
● 104 negara melaporkan kasus baru COVID-19
● 43 negara melaporkan kematian akibat COVID-19
Source:
https://www.who.int/publications/m/
item/covid-19-epidemiological-
update---24-november-2023
3. Peningkatan COVID-19 di Singapore
● Kasus COVID-19 meningkat dua kali
lipat menjadi 22.094 kasus.
● Varian Dominan: EG.5 dan HK.3,
mendominasi 70% kasus.
● Varian BA.2.86: Terus berevolusi, tetapi
kemampuannya menginfeksi berkurang.
● Situasi Rumah Sakit: Tidak ada lonjakan
pasien yang serius.
● Laporan kematian terjadi pada bulan
Oktober 2023:
○ usia 0 - 11 tahun: 1 pasien
○ usia 12-59 tahun: 1 pasien
○ Usia 60 tahun keatas: 25 pasien
week 40:
2-8 October 2023
Week 41:
9-15 October 2023
Week 42:
16-22 October 2023
Week 43:
23-29 October 2023
Week 44:
30 Okt - 5 Nov 2023
Week 45:
6-12 Nov 2023
Week 46:
13-19 Nov 2023
Week 47:
20-26 Nov 2023
Source: https://www.moh.gov.sg/covid-19/statistics
4. Peningkatan COVID-19 di Malaysia
Tanggal 2-8 Okt 9-15 Okt 16-22 Okt 23-29 Okt
30 Okt - 5
Nov 6-12 Nov 13-19 Nov 20-26 Nov
Kasus
Konfirmasi
927 kasus 1094 kasus 1122 kasus 1378 kasus 1713 kasus 1879 kasus 2328 kasus
3986
kasus
Kasus
Hospitalisasi
518 kasus 573 kasus 532 kasus 658 kasus 586 kasus 670 kasus 534 kasus 902 kasus
Kasus COVID-19 meningkat 58,4% dari pekan sebelumnya (dari 2328 kasus menjadi 3986 kasus)
5. Penyebab peningkatan kasus di Singapura dan Malaysia
- Mobilisasi yang tinggi
- Kumpul bersama keluar maupun teman, berliburan antar negara maupun kota.
- Liburan akhir tahun meningkatkan mobilisasi masyarakat
- Fungsi vaksin booster SARS-CoV-2 mulai menurun
- Antibodi terhadap SARS-CoV-2 menurun
Apakah perlu dilakukan vaksinasi booster kembali, khususnya populasi lanjut usia
dan memiliki komorbid?
6. Prevalensi Varian SARS-CoV-2 (2-5 Nov 2023)
week 40:
2-8 October 2023
Week 41:
9-15 October 2023
Week 42:
16-22 October 2023
Week 43:
23-29 October 2023
Week 44:
30 Okt - 5 Nov 2023
Source: https://www.who.int/publications/m/item/covid-19-epidemiological-update---24-november-2023
7. Varian SARS-CoV-2 Saat Ini
- CDC, Amerika Serikat : didominasi oleh BA.2.86, sehingga berubah
klasifikasi dari variant under monitoring (VUM) menjadi variant of interest
(VOI).
- WHO saat ini mendeteksi beberapa varian, yaitu:
- Variants of interest (VOIs): XBB.1.5, XBB.1.16, EG.5 and BA.2.86
- Variants under monitoring (VUMs): DV.7, XBB, XBB.1.9.1, XBB.1.9.2
and XBB.2.3
- Di Indonesia, peningkatan kasus diduga karena varian EG.5
Source: https://www.who.int/publications/m/item/covid-19-epidemiological-update---24-november-2023
8. Subvarian EG.5, HK.3, dan BA.2.86
Secara global, varian EG.5 dilaporkan di 89
negara, dengan negara terbanyak:
1. USA(24.8%, 27 044 sequences)
2. Canada (12.6%, 13 678 sequences)
3. China (10.6%, 11 489 sequences)
4. Japan (7.0%, 7571 sequences)
5. South Korea (6.3%, 6880 sequences)
6. UK (6.3%, 6803 sequences)
7. France (5.5%, 5950 sequences)
8. Spain (4.0%, 4363 sequences)
9. Singapore (2.7%, 2946 sequences)
10. Sweden (2.4%, 2605 sequences)
Source: https://www.who.int/publications/m/item/covid-19-epidemiological-update---24-november-2023
Di antara turunan varian EG.5, subvarian HV.1, HK.3,
EG.5.1.1 dan JG.3 mewakili 33.2% dari seluruh
temuan sekuensing global SARS-CoV-2 pada pekan
epidemiologis ke 44. Temuan subvarian terbanyak
○ HV.1 dari USA (5550 sekuens; 48.0%)
○ HK.3 (3049 sekuens; 23.7%) and EG.5.1.1 (6544
sekuens; 21.1%) dari Cina
○ JG.3 (371 sekuens, 14.9%) dari Canada
9. Subvarian EG.5 di Indonesia
Data dari GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data), terdapat subvarian
EG.5 di Indonesia sejak bulan Juni-Agustus 2023 sebesar 20%
10. Gejala dari Subvarian BA.2.86, EG.5, dan HK.3
Gejala: gejala ringan sebagaima Omicron.
Saat ini, belum dapat dipastikan apakah infeksi BA.2.86, EG.5, dan HK.3
menghasilkan gejala yang berbeda dari varian lainnya.
Kesamaan Gejala COVID-19: Secara umum, gejala COVID-19 cenderung
serupa di antara berbagai varian (demam tinggi, batuk, rhinorrhea, kehilangan
penghidu dan pengecap).
11. Faktor Penentu Berat-Ringannya Gejala
Jenis dan tingkat keparahan gejala biasanya lebih bergantung pada kekebalan
tubuh seseorang daripada varian yang menyebabkan infeksi
● Kekebalan tubuh yang rendah umumnya ditemukan pada
○ Lansia
○ Orang dengan komorbiditas (misalkan diabetes mellitus, hipertensi,
gangguan ginjal), khususnya yang tidak terkontrol
○ Orang dengan kondisi imunokompromis (HIV, autoimunitas, kanker)
13. Peningkatan COVID-19 terjadi juga di Indonesia, Okt-Nov 2023
Tanggal 2-8 Okt 9-15 Okt 16-22 Okt 23-29 Okt
30 Okt - 5
Nov 6-12 Nov 13-19 Nov 20-26 Nov
Kasus
Konfirmasi
65 kasus 51 kasus 67 kasus 64 kasus 90 kasus 96 kasus 141 kasus 151 kasus
Kasus
Meninggal
0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 0 kasus 1 kasus
14. Situasi Rawat Inap akibat COVID-19 di Indonesia
Data RSUD dr. Soetomo Surabaya, Jawa Timur
● Dua pasien rawat inap dalam periode Oktober-November 2023
Data Jawa Barat
● Bed occupancy rate <3% dalam September-November 2023
15. Tantangan Kita
● Sudah terjadi peningkatan kasus dalam dua bulan terakhir
● Mobilisasi lintas negara yang tinggi saat liburan
○ Turis Singapura, Malaysia, Tiongkok ke Indonesia
○ Penduduk Indonesia berlibur ke luar negeri, khususnya
Singapura
● Angka vaksinasi booster yang rendah di Indonesia
● Penegakan protokol kesehatan yang sudah mulai longgar
16. Total Vaksinasi Booster 1 dan 2 di Indonesia
● Jumlah vaksinasi booster 1 : 69.306.719 (38,17%)
● Jumlah vaksinasi booster 2 : 3.622.222 (2%)
Booster 1: 69.306.719
(38,17%)
Booster 2: 3.622.222
(2,00%)
17. PENCEGAHAN
Makan dengan nutrisi
seimbang
Menerapkan
hidup sehat
Cuci tangan dengan air
mengalir dan sabun
Menggunakan Masker saat di
Keramaian dan Perjalanan
Batasi waktu berada di
ruangan tertutup dan ramai
Vaksinasi COVID-19
Booster
18. Apakah Perlu Vaksinasi Booster Lagi?
Seiring waktu, daya tahan tubuh (antibodi) melawan COVID-
19 yang dihasilkan oleh vaksinasi akan berkurang, terutama
setelah 6-12 bulan
Vaksinasi booster, khususnya pada kelompok rentan
(manula, daya tahan tubuh rendah), dianjurkan untuk
mengurangi risiko infeksi dan beratnya penyakit
19. Pesan
Mencegah lebih baik
Melaksanakan protokol kesehatan dan vaksinasi terbukti menyelamatkan kita dari
pandemi COVID-19; mari kita mulai terapkan kembali protokol kesehatan dan
vaksinasi
Nasehati diri sendiri, keluarga, teman, dan lingkungan untuk memakai masker bila
bergejala batuk-pilek-bersin
Pakai masker itu keren!
(bisa menghindari COVID-19, Influenza, Mycoplasma pneumoniae)