Dokumen tersebut membahas mengenai jenis-jenis bendungan dan pengaturan keamanan bendungan. Secara garis besar dibahas mengenai konsep keamanan bendungan yang terdiri dari tiga pilar yaitu keamanan struktur dan operasional, pemantauan dan pemeliharaan, serta konsepsi dan kesiapan tanggap darurat."
utilitas untuk penanggulangan lingkungan hidup yang lebih baik. disaat pembangunan memiliki dampak buruk, maka tidak sehausnya dikatakan layak untuk diadakan, sedangkan perencanaan utilitasyang baik dapat mencegah berbagai resiko akan kerusakan lingkungan. bahkan mungkin bisa mendamaikan kehidupan antara manusia dan lingkungan. oleh sebab itu materi ini bisa membantu memperluas wawasan tentang perhitungan dan desain yang dapat mencapai itu semua. perkembangan hidup manusia dengan kebutuhan yang semakin beragam membuat manusi harus selalu mengembangkan ide berdasarkan pengalaman dan ilmu yang sudah ada. Hal ini juga berarti memberikan ide baru dalam setiap jenjang kehidupan manusia. kapan manusia sudah maju adalah ketika mereka belajar dari kesalahan dan mulai mengembangkan ide baru untuk masa depan
utilitas untuk penanggulangan lingkungan hidup yang lebih baik. disaat pembangunan memiliki dampak buruk, maka tidak sehausnya dikatakan layak untuk diadakan, sedangkan perencanaan utilitasyang baik dapat mencegah berbagai resiko akan kerusakan lingkungan. bahkan mungkin bisa mendamaikan kehidupan antara manusia dan lingkungan. oleh sebab itu materi ini bisa membantu memperluas wawasan tentang perhitungan dan desain yang dapat mencapai itu semua. perkembangan hidup manusia dengan kebutuhan yang semakin beragam membuat manusi harus selalu mengembangkan ide berdasarkan pengalaman dan ilmu yang sudah ada. Hal ini juga berarti memberikan ide baru dalam setiap jenjang kehidupan manusia. kapan manusia sudah maju adalah ketika mereka belajar dari kesalahan dan mulai mengembangkan ide baru untuk masa depan
Pembinaan Penyelenggaraan Minyak dan Gas Bumi Melalui Anjungan Lepas Pantai d...Putu Indra Mahatrisna
Ā
Development of Oil and Gas Operations Through Offshore Platforms and Underwater Pipelines.
Presentation was held to fullfil the invitation of Indonesian Coast Guard in 2020
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Ā
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. PENDAHULUAN
- BENDUNGAN DISAMPING MEMILIKI MANFAAT YANG BESAR, JUGA MENYIMPAN
POTENSI BAHAYA YANG BESAR PULA. BENDUNGAN YANG RUNTUH AKAN
MENIMBULKAN BANJIR BANDANG YANG AKAN MENGAKIBATKAN TIMBULNYA KORBAN
JIWA, HARTA BENDA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG SANGAT PARAH DIDAERAH
HILIR.
- OLEH KARENANNYA DESAIN BENDUNGAN HARUS AMAN ATAU LAYAK TEKNIS
- BENDUNGAN DIANGGAP AMAN APABILA PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAANNYA TELH
DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KONSEPSI DAN KAIDAH-KAIDAH KEAMANAN
BENDUNGAN YANG TERTUANG DALAM NSPM.
- AGAR DIPEROLEH DESAIN BENDUNGAN YANG AMAN:
1). PERENCANA DAN PENGAWAS PEKERJAAN DESAIN HARUS BENAR-BENAR MEMAHAMI
FILOSOFI DESAIN BENDUNGAN, SERTA KONSEPSI DAN KAIDAH-KAIDAH KEAMANAN
BENDUNGAN YANG TERTUANG DALAM BERBAGAI NSPM.
2). PERENCANAAN BENDUNGAN HARUS DILAKSANAKAN TAHAP DEMI TAHAP
SEBAGAIMANA DIATUR PADA PS 26 PP29/2000 DAN HARUS MENGACU PADA NSPM
(LIHAT: AYAT 2, PS 63 UU 7/2004 TENTANG SDA)
3). KERANGKA ACUAN KERJA HARUS RINCI, JELAS dan LENGKAP
4). DLL.
3. POKOK BAHASAN
ļ¶Landasan Hukum
ā¢ Undang-undang RI nomor 18 tahun 1999
tentang Jasa Konstruksi, mengatur: kegagalan
konstruksi dan bangunan.
ā¢ Undang-Undang RI nomor 7 tahun 2004,
tentang SDA: ļ pasal 58 mengenai
pengendalian daya rusak air pada sungai,
danau, waduk dan/atau bendungan, rawa,
cekungan air tanah, system irigasi, air hujan
dan air laut yang berada di darat.
ā¢ Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2000,
tentang Peran Masyarakayat Jasa Konstruksi
ļ Ps 15: Tenaga kerja konstr harus mengikuti
sertifikasi keterampilan kerja atau sertifikasi
keahlian kerja.--> digantikan PP 4 tahun 2010.
PENGATURAN
KEAMANAN
BENDUNGAN
KONSEPSI
KEAMANAN
BENDUNGAN
4. POKOK BAHASAN
ā¢ Peraturan Pemerintah RI nomor 29 tahun 2000, tentang
Penyelenggaran Jasa Konstruksi ļ Ps 26: perencanaan pek
konstr dg risiko sedang, harus dilakukan studi kelayakan,
perenc umum dan perenc teknik. Ps 29: pekerjaan tertentu
(bendunga, listrik, nukli) wajib dilakukan uji coba atau
disahkan oleh instansi yang berwenang (yang membidangi:
pengairan, pembangkit listrik, kenukliran).
ā¢ Peraturan Pemerintah RI no.37 tahun 2010 tentang
Bendungan.
ā¢ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 98/KPTS/1993
tentang Organisasi Keamanan Bendungan.
ā¢ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 72 tahun 1977
jo Kepmen.Kimpraswil nomor 296/KPTS/M/2001 tentang
Keamanan Bendungan.
ā¢ Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
nomor 413/KPTS/M/2001, tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Keamanan Bendungan.
ā¢ SNI no.1731-1989-F Tata Cara Keamanan Bendungan
ļ¶ Landasan Hukum
PENGATURAN
KEAMANAN
BENDUNGAN
KONSEPSI
KEAMANAN
BENDUNGAN
5. POKOK BAHASAN
ļ¶ Persetujuan dan Izin Dalam Rangka
Keamanan Bendungan
PENGATURAN
KEAMANAN
BENDUNGAN
KONSEPSI
KEAMANAN
BENDUNGAN
No. Jenis kajian Jenis persetujuan dan izin
1. Kajian desain Persetujuan desain ļ izin pelaks
konstruksi
2. Kajian pelak
konstruksi (+ kesiapan OP)
Persetujuan pengisian awal wdk
ļØ Izin pengisian awal waduk
3. Kajian pelaksanaan pengi-
sian awal waduk
Persetujuan pengoperasian
bendungan,ļ Izin operasi
4. Kajian penghapusan fungsi
bendungan
Persetujuan penghapusan
fungsi bendungan ļ izin peng
hapusan fungsi
6. POKOK BAHASAN
ļ¶Kewajiban Pemilik Bendungan
ā¢ Mengadakan, memelihara dan memantau
instrumentasi keamanan bendungan, serta
mencatat dan mengevaluasi datanya.
ā¢ Mengatur agar bendungan selalu berada didalam
pemantauan satuan yang bertugas melakukan
pemantauan perilaku bendungan.
ā¢ Melaksanakan pemeriksaan berkala biasa dan luar
biasa yang dilakukan oleh satuan tersebut
sekurang-kurangnya sekali dalam satu tahun,
melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Balai
Keamanan Bendungan, serta sekurang-kurangnya
setiap 5 tahun sekali menyelenggarakan
pemeriksaan besar beserta evaluasi keamanan
bendungan secara menyeluruh.
PENGATURAN
KEAMANAN
BENDUNGAN
KONSEPSI
KEAMANAN
BENDUNGAN
7. POKOK BAHASAN
ā¢ Pemilik bendungan harus menyiapkan sistem
penanganan kondisi darurat, seperti sistem
gawar darurat, organisasi dan staf yang terlatih,
peralatan dan bahan untuk penanganan kondisi
darurat, serta panduan / rencana tindak darurat
(RTD).
ā¢ Dalam kondisi bendungan sudah tidak
digunakan lagi atau tidak dapat berfungsi lagi,
maka pemilik bendungan harus menyiapkan
desain penghapusan dan kemudian
melaksanakan penghapusan fungsi bendungan.
ļ¶Kewajiban Pemilik Bendungan
PENGATURAN
KEAMANAN
BENDUNGAN
KONSEPSI
KEAMANAN
BENDUNGAN
8. POKOK BAHASAN
ļ¶Konsepsi Keamanan Bendungan
Konsepsi keamanan bendungan di
Indonesia memiliki tiga pilar seperti yang
terdiri dari :
- Pilar 1 : keamanan struktur dan
operational
- Pilar 2 : pemantauan dan pemeliharaan
- Pilar 3 : konsepsi dan kesiapan tanggap
darurat (RTD)
PENGATURAN
KEAMANAN
BENDUNGAN
KONSEPSI
KEAMANAN
BENDUNGAN
14. PENGERTIAN
Bangunan air adalah fasilitas yang perlu dibangun untuk pemanfaatan dan
pengendalian suatu sistem pengairan, antara lain bangunan sadap,
bangunan silang, tanggul penutup dan tanggul banjir, tembok penahan dan
lain-lain.
Bangunan pelengkap adalah fasilitas yang dibangun pada suatu
bendungan yang berkemampuan untuk mengambil dan mengeluarkan air;
antara lain bangunan pelimpah untuk menjaga keamanan bendungan,
bangunan pengeluaran untuk memenuhi fungsi bendungan, bangunan
pengeluaran untuk pemeliharaan aliran di bagian hilir, bangunan
pengeluaran untuk inspeksi, perbaikan, operasi dan pemeliharaan
Bendungan adalah setiap penahan buatan, jenis urugan atau jenis lainnya,
yang menampung air termasuk tailing dam atau dapat menampung air, baik
secara alamiah maupun buatan, termasuk fondasi, ebatmen, bangunan
pelengkap dan peralatannya.
Bendungan tipe urugan adalah bendungan yang terbuat dari bahan
urugan dari borowarea (borrow area) yang dipadatkan dengan
menggunakan vibrator roller atau alat pemadat lainnya yang sesuai pada
setiap hamparan dengan tebal tertentu.
15. bendungan pengelak
bangunan penahan buatan, jenis urugan atau jenis lainnya untuk mengalihkan
aliran selama pelaksanaan konstruksi bendungan
Waduk
adalah wadah yang dapat menampung air baik secara alamiah maupun buatan
karena dibangunnya bendungan
23. KRITERIA BENDUNGAN BESAR:
1) Tinggi bendungan 15 m atau lebih, diukur dari fondasi
terdalam, mempunyai kapasitas tampung sekurang-
kurangnya 100.000 m3.
2) Tinggi bendungan antara 10 ā 15 m yang diukur dari fondasi
terdalam, mempunyai panjang puncak tidak kurang dari 500
m, atau mempunyai kapasitas tampungan sekurang-
kurangnya 500.000 m3, atau debit banjir maksimum yang
diperhitungkan tidak kurang dari 1.000 m3/detik.
3) Bendungan lainnya yang mempunyai potensi bahaya tinggi,
atau mempunyai kesulitan khusus pada fondasi, atau
bendungan yang didesain menggunakan teknologi baru.
24. BAGAIMANA BATASAN EMBUNG ?
1. MENURUT āPEDOMAN KRITERIA DESAIN EMBUNG KECIL
UNTUK DAERAH SEMI KERING DI INDONESIAā, DEPT.PU TAHUN
1997 (OLEH: IBNU KASIRO DKK):
ā¢ TINGGI TUBUH EMBUNG:
- UNTUK TIPE URUGAN MAKSIMUM =10 M ,
- UNTUK TIPE GRAVITI ATAU KOMPOSIT MAKSIMUM 6 M,
DIMANA TINGGI EMBUNG DIUKUR DARI PERMUKAAN GALIAN
PONDASI TERDALAM HINGGA PUNCAK TUBUH EMBUNG.
ā¢ KAPASITAS TAMPUNG EMBUNG: MAKSIMUM 100.000 M3.
ā¢ LUAS DAERAH TADAH HUJAN: MAKSIMUM100 HA = 1 KM2.
25.
26.
27. ISTILAH DAN PENGERTIAN
Extra Flood W.L. EL. 139.1 m
Design Flood W.L. EL. 138.3 m
Crest of Dam
EL. 142.0 m
13.4 % Lost
Sedimentatio
0.9% Lost
49.1% Lost
Irrigation
&
Hydroprower
440
x
10
6
m
3
Flood
Control
220
x
10
6
m
3
Sediment Storage Capacity 120 x 106
m3
Control W.L. EL. 135.3 m
Normal H. W.L. EL. 136.0 m
L.W.L. EL. 127.0 m
28. JENIS BENDUNGAN
1) Urugan tanah homogin,
2) Urugan batu : zonal dan U/S facing,
3) Beton/pasangan batu :
- arch,
- gravity,
- buttress
4) Komposit, urugan tanah dan beton
33. GRAVITY DAM
ā¢ Batuan harus bagus dengan sedikit kekar, baik
fondasi maupn tumpuan
ā¢ Formasi batuan dan elastis, shg.deformasi dapat
diprediksi dgn. Teori elastisitas
ā¢ Kontak yang baik antara beton dengan fondasi dan
kedua tumpuan
ā¢ Uplift didesain mengikuti SNI
ā¢ Tegangan internal akibat susut dan panas harus
dikontrol
ā¢ Teg.maks pada constr.joint dikontrol, analisis FEM
ā¢ Maximum earthquake acceleration, lihat SNI
42. BENDUNGAN BUSUR (ARCH DAM)
o Semua beban horisontal dari air dipikul oleh kedua
tumpuan akibat āarch actionā; berat sendiri
bendungan dan beban vertical air (pada dinding hulu
yang miring) dipikul oleh fondasi oleh ācantilever
actionā.
o Beban-beban yang diperhitungkan dalam desain :
ļ¼Berat sendiri
ļ¼Beban air
ļ¼Uplift
ļ¼Temperatur, terutama perbedaan anatara musim
panas dan dingin
54. FONDASI BENDUNGAN URUGAN TANAH
1) Batuan : daya dukung cukup baik,perlu perhatian thd zona
lemah dari sesar, sisipan lempung, atau rekahan dan kekar
(joints), memerlukan perbaikan fondasi (grouting)
2) Pasir kasar + garavel : lulus air, perlu perbaikan fondasi,
misalnya dinding halang, soil-bentonite slurry, cut-off, dll.
3) Pasir halus-sedang seragam : pervious-semi pervious,
kepadatan relatif < 65%, potensi likuifaksi, bila mungkin
dibuang semua atau dipadatkan denagn alat khusus (heavy
compaction)
4) Lempung, plastisitas tinggi : kuat geser rendah dan proses
konsolidasi lama, masalah stabilitas lereng (lereng sangat
landai)
5) Lapisan tipis di atas fondasi porous : peningkatan tekanan
air pori (rembesan) pada kaki bendunangan, potensi boilin
atau piping
55. POSISI DAN KETEBALAN INTI (CORE)
1) Ketebalan minimum inti, ditentukan dari besar rembesan yang
diijinkan dan FK thd piping. Inti yang terlalu tipis potensi retak dan
āarching actionā dan mengakibatkan āhydraulic fracturingā
2) Menurut Sherard (1976) :
- Inti dengan lebar 30 ā 50% dari tinggi air (head) cukup
memuaskan, sesuai untuk semua jenis tanah
- Inti dengan lebar 15 ā 20% H, cukup tipis, harus diimbangi
dengan desain filter dan lebar yang cukup
- Lebar inti < 10%, terlalu tipis, tidak digunakan
56. Bentuk Geometri inti
Central core :
- mudah dalam pelaksanaan pemadatan
- Kemungkinan adanya tambahan grouting
- Tekanan tanah yang besar pada bidang kontak dengan fondasi, dapat
mengurangi rembesan/bocoran
Upstream Inclined Core :
- Sebagian besar inti di bawah inti yang miring bebas dari pengaruh gaya-
gaya rembesan
- Bidang longsor memotong sebagian kecil inti yang miring pada kondisi
steady seepage dan memotong sebagian besar inti pada kondisi surut
cepat
- Sulit dilakukan tambahan grouting pasca konstruksi
57. ZONE DESCRIPTION
1 Core
2 Filter or Drain
3 Transition
4 Fill
5 Shell
6 Upstream Transition (gravel
or riprap)
7 Upstream Slope Protection
(typically riprap)
8 Downstream Slope
Protection
60. PEMILIHAN LOKASI DAN TIPE BENDUNGAN
PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN LOKASI:
a. KONDISI TOPOGRAFI:
BENTUK DAN LEBAR PENAMPANG MELINTANG DAN MEMANJANG LEMBAH, BENTUK
KOLAM WADUK, KEMIRINGAN TEBING SUNGAI, DLL.
KONDISI TOPOGRAFI AKAN BERPENGARUH PADA PANJANG TUBUH BENDUNGAN,
VOL TAMPUNGAN, PENEMPATAN BANGUNAN PELENGKAP, KEMUDAHAN JALAN
MASUK, DLL.
RONA TOPOGRAFI MERUPAKAN HASIL KEGIATAN GEODINAMIC MASA LALU SPT:
PEREGERAKAN TANH, KEGIATAN VULKANIK, GEOMORFOLOGI (PELAPUKAN,
EROSI). HAL INI BERARTI RONA TOPOGRAFI JUGA MENCERMINKAN RONA
GEOLOGI SECARA TIDAK LANGSUNG SEPERTI: KEKERASAN BATUAN, STRUKTUR
GEOLOGI, PERGERAKAN TANAH, DLL.
ļ LOKASI YANG BAIK:
- UNTUK WADUK ADALAH PADA LEMBAH YANG LUAS DAN LANDAI.
- UNTUK TUBUH BENDUNGAN, PADA LEMBAH YANG TIDAK TERLALU LEBAR,
b. KONDISI GEOLOGI PONDASI:
JENIS DAN SIFAT BATUAN FONDASI, DAYA DUKUNG PONDASI, LONGSORAN SKALA
BESAR, STRUKTUR SESAR SEKALA BESAR, ADANYA MATERIAL YANG BERBAHAYA
SEPERTI ABU VULKANIK, LOGAM BERAT DIALIRAN SUNGAI, BIDANG-BIDANG
DISKONTINYUITAS ,DLL.
ļ LOKASI YANG BAIK:
MEMILIKI BATUAN DASAR YANG KUAT DENGAN ENDAPAN SUNGAI YANG TIPIS.
61. c. PERTIMBANGAN LAIN
1). KESESUAIAN DENGAN RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH:
LOKASI BENDUNGAN SEBAIKNYA DEKAT DAERAH LAYANAN DAN MEMPUNYAI
DAERAH TANGKAPAN/TADAH HUJAN YANG CUKUP MEMADAI.
2). KAITANNYA DG MASYARAKAT DAN EKONOMI
PERTIMBANGKAN BESAR GANTI RUGI, PENGARUH THD LAHAN PERTANIAN,
PEMUKIMAN, FASILITAS UMUM, ASET BUDAYA, MONUMEN ALAM DLL
3). RENCANA PENGEMBANGAN JANGKA PANJANG
BENDUNGAN YG DIRENCANAKAN HENDAKNYA TERINTEGRASI DENGAN
PROYEK-PROYEK YANG SDH ADA DAN RENCANA PENGEMBANGAN JANGKA
PANJANG
4). KELESTARIAN LINGKUNGAN
DALAM PEMILIHAN LOKASI DAN TIPE, PERTIMBANGKAN FENOMENA
PERUBAHAN DI DAERAH TANGKAPAN AIR DAN PEMBUSUKAN TUMBUHAN
AKIBAT PENGGENANGAN.
62. PERTIMBANGAN DALAM PEMILIHAN TIPE
a. Tinggi bendungan
Untuk ketinggian < 30 m, biasa digunakan jenis yang sederhana
dan mudah pelaksanaanya yaitu tipe urugan homogin; untuk
tinggi >30 m biasa digunakan tipe zonal karena lebih dapat
āmeredam rembesanā dengan adanya zona inti dan chimney
drain, disamping itu tipe ini memiliki stabilitas/kuat geser yang
lebih tinggi dengan dipakainya material yang memiliki kuat geser
yang tinggi dibagian zona luar (shell).
b. Material yang tersedia.
Kuantitas dan kwalitas material yang secara ekonomis tersedia
disekitar lokasi bendungan merupakan faktor yang sangat penting
dalam pemilihan tipe bendungan. Bendungan urugan
memerlukan material urugan dalam jumlah yang sangat besar.
Material tanah, pasir, krikil dan batu bongkah dapat digunakan
untuk bendungan urugan. Perencana harus membuat beberapa
alternatif tipe dgn pertimbangan utama pada ketersedian material.
Penggunaan material yang efektif dapat dimaksimalkan dengan
membuat zona urugan campuran.
63. c. Topografi
o Lembah sempit berbentuk huruf V dengan pondasi yang kuat cocok untuk
bendungan beton, untuk lembah yang lebar cocok untuk bendungan
urugan.Daerah dengan kemiringan yang terjal, kurang cocok untuk
bendungan dg zona kedap air miring dan tipe sekat krn dikhawatirkan akan
terjadi penurunan yang tidak merata dibagian tumpuan.
o Spillway ditempatkan secara terpisah dari tubuh bendungan
d. Geologi
Umumnya bendungan urugan dapat dibangun pada semua jenis pondasi,
kecuali tipe sekat dengan material batu (CFRD) tidak cocok digunakan
pada: batuan yang sudah berubah bentuk dan batuan lunak.
o Pondasi batuan lunak/tanah, adalah paling sesuai untuk tipe urugan tanah
homogin.
o Pondasi pasir kerikil yg lolos air dapt menggunakan tipe urugan homogin
atau zonal yang dikombinasi dengan blankit kedap air atau dinding halang
(cut-off wall).
o Pondasi batuan yang kuat, dengan lembah sempit cocok untuk bendungan
beton gaya berat, bila lereng tumpuan batuannya cukup keras pula cocok
untuk bendungan beton pelengkung (arch dam).
o Rim waduk cukup kedap, batuan gamping atau batuan lulus air
mengakibatkan bocornya waduk
64. e. Kondisi meteorologi
Material tanah sangat sensitif thd peningkatan kadar air
terutama pada musim hujan.Untuk daerah dg curah hujan
tinggi kurang cocok utk bendungan homogin atau urugan
yang menggunakan banyak material tanah.
f. Pemanfaatan waduk
Untuk muka air waduk yang sangat fluktuatif dengan fluktuasi
yang besar seperti waduk harian PLTA untuk beban puncak,
kurang cocok untuk bendungan urugan tanah.
Untuk bendungan pengendali banjir dengan fluktuasi yang
tidak terlalu besar seperti waduk harian dapat digunakan
bendungan urugan zonal atau sekat.
ļ Dalam praktek, pertimbangan pemilihan tidak dilakukan
secara partial, tapi secara terpadu dari segala aspek.
65. RINGKASAN PEMILIHAN
LOKASI
ā¢ Kondisi topografi,
ā¢ Geologi fondasi, kedua tumpuan dan daerah
genangan,
ā¢ Ketersediaan material timbunan,
ā¢ Hidrologi dan iklim,
ā¢ Lay-out/lokasi spillway, sal.pengelak, dll
ā¢ Sedimentasi, pengaruhnya ke umur waduk
ā¢ Metoda pengelakan sungai,
ā¢ Masalah sosekbud