Dokumen tersebut membahas konsepsi keamanan bendungan dan rencana tindak darurat balai bendungan. Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya keamanan bendungan dan mendefinisikan tiga pilar keamanan bendungan yaitu keamanan struktur, pemantauan dan pemeliharaan, serta kesiapsiagaan tanggap darurat."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan. Sistem ini bertujuan mengelola air permukaan di kota dengan cara menahan dan meresapkan air hujan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah sebelum dialirkan ke badan air, sehingga dapat mencegah banjir dan menjaga ketersediaan air tanah. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode drainase ramah lingkungan seperti kolam konservasi, sum
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Joy Irman
Dokumen ini membahas tentang operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Terdiri dari pengertian drainase perkotaan, fungsi drainase perkotaan, prinsip dasar drainase perkotaan, sarana dan prasarana drainase perkotaan seperti saluran, bangunan persilangan, kolam retensi, dan pompa. Juga membahas tata cara operasi dan pemeliharaan drainase perkotaan.
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas tahapan pelaksanaan konstruksi sistem penyediaan air minum (SPAM) mulai dari persiapan, pelaksanaan, pengawasan, pengujian, hingga serah terima dengan mengacu pada peraturan dan standar teknis terkait.
Dokumen tersebut membahas konsepsi keamanan bendungan dan rencana tindak darurat balai bendungan. Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya keamanan bendungan dan mendefinisikan tiga pilar keamanan bendungan yaitu keamanan struktur, pemantauan dan pemeliharaan, serta kesiapsiagaan tanggap darurat."
Dokumen tersebut membahas tentang sistem drainase perkotaan yang berwawasan lingkungan. Sistem ini bertujuan mengelola air permukaan di kota dengan cara menahan dan meresapkan air hujan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah sebelum dialirkan ke badan air, sehingga dapat mencegah banjir dan menjaga ketersediaan air tanah. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai metode drainase ramah lingkungan seperti kolam konservasi, sum
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 1Joy Irman
Dokumen ini membahas tentang operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Terdiri dari pengertian drainase perkotaan, fungsi drainase perkotaan, prinsip dasar drainase perkotaan, sarana dan prasarana drainase perkotaan seperti saluran, bangunan persilangan, kolam retensi, dan pompa. Juga membahas tata cara operasi dan pemeliharaan drainase perkotaan.
Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas tahapan pelaksanaan konstruksi sistem penyediaan air minum (SPAM) mulai dari persiapan, pelaksanaan, pengawasan, pengujian, hingga serah terima dengan mengacu pada peraturan dan standar teknis terkait.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang prosedur perencanaan rinci sistem drainase perkotaan, mencakup pengumpulan data, analisis hidrologi untuk menentukan debit rencana, dan kriteria perencanaan terkait hidraulika, struktur, dan lainnya. Prosedur ini dimulai dari studi kelayakan rencana induk drainase sebelum merancang detail sistem drainase perkotaan.
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan irigasi di Indonesia. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan jaringan irigasi yaitu irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis beserta unsur-unsurnya. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan irigasi mulai dari tahap studi, perencanaan awal hingga akhir, serta data dan pengukuran yang dibutuhkan dalam
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Mencakup pedoman tentang operasi, pemeliharaan, pembiayaan dan kelembagaan beserta personalianya. Juga menjelaskan berbagai prasarana dan sarana drainase perkotaan seperti saluran, bangunan persilangan, kolam retensi, dan pompa yang memerlukan operasi dan pemeliharaan berkala.
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek perencanaan dan desain bendungan mulai dari tujuan, jenis, kriteria keamanan hingga komponen-komponen penting bendungan.
2. Ada beberapa jenis bendungan yang dijelaskan berdasarkan material konstruksi dan ukurannya seperti bendungan beton, urugan, serta bendungan besar dan kecil.
3. Kriteria ke
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Joy Irman
Dokumen ini membahas tentang operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Terdapat penjelasan mengenai operasi dan pemeliharaan berbagai komponen sistem drainase seperti saluran, bangunan perlintasan, pintu air, pompa, tanggul banjir, serta langkah-langkah pemeliharaan rutin, berkala, dan darurat.
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini memberikan panduan penyusunan studi kelayakan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Studi kelayakan bertujuan menilai kelayakan teknis, lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan suatu proyek SPAM. Pedoman ini menjelaskan ruang lingkup, acuan hukum, jenis studi kelayakan, muatan studi, survei yang dibutuhkan, serta tata cara penyusunannya.
Buku ini membahas tentang perencanaan berbagai bagian bangunan air utama seperti bendung pelimpah, bangunan peredam energi, kantong lumpur, dan bangunan pengambilan serta pembilas. Buku ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan sipil dalam mempelajari perencanaan bangunan-bangunan air."
1. Dokumen menjelaskan berbagai jenis bangunan air yang digunakan dalam sistem irigasi, seperti pintu pengambilan, saluran irigasi, bangunan bagi, bangunan sadap, bendungan, talang, dan gorong-gorong.
2. Bangunan-bangunan tersebut memiliki fungsi untuk mengatur dan mengalirkan air irigasi dari sumber hingga lahan pertanian.
3. Dokumen juga membahas alat ukur debit seperti se
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya menetapkan Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan, Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan yang terdiri dari beberapa volume dan juknis untuk membantu pelaksanaan perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan sistem penyediaan air minum perkotaan.
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Dokumen tersebut merupakan petunjuk teknis pelaksanaan pengembangan sistem penyediaan air minum sederhana yang mencakup perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan prasarana air minum. Dokumen ini memberikan panduan lengkap mulai dari penentuan kebutuhan air, perencanaan unit air baku, unit produksi, unit distribusi, hingga unit pelayanan dan organisasi pengelola.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan saluran irigasi. Terdapat penjelasan mengenai data perencanaan seperti topografi, kapasitas rencana, data geoteknik, dan data sedimen. Juga dijelaskan mengenai perencanaan saluran tanah tanpa pasangan, saluran pasangan, terowongan, dan saluran tertutup beserta rumus dan kriteria hidrolis yang terkait.
Dokumen tersebut membahas mengenai jenis-jenis bendungan dan pengaturan keamanan bendungan. Secara garis besar dibahas mengenai konsep keamanan bendungan yang terdiri dari tiga pilar yaitu keamanan struktur dan operasional, pemantauan dan pemeliharaan, serta konsepsi dan kesiapan tanggap darurat."
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya menetapkan Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan yang terdiri dari beberapa juknis untuk membantu pelaksanaan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan serta pengelolaan sistem penyediaan air minum perdesaan oleh berbagai pihak.
Kajian penetapan sempadan sungai bertujuan untuk menetapkan batas wilayah sempadan sungai sesuai ketentuan PP 38/2011. Kajian ini melibatkan tim teknis dan masyarakat untuk menganalisis aspek geomorfologi, sosial budaya, dan aksesibilitas guna melindungi fungsi sungai secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman tentang prosedur perencanaan rinci sistem drainase perkotaan, mencakup pengumpulan data, analisis hidrologi untuk menentukan debit rencana, dan kriteria perencanaan terkait hidraulika, struktur, dan lainnya. Prosedur ini dimulai dari studi kelayakan rencana induk drainase sebelum merancang detail sistem drainase perkotaan.
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Irene Baria
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan irigasi di Indonesia. Secara garis besar, dokumen ini menjelaskan tiga tingkatan jaringan irigasi yaitu irigasi sederhana, semiteknis, dan teknis beserta unsur-unsurnya. Selain itu, dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan irigasi mulai dari tahap studi, perencanaan awal hingga akhir, serta data dan pengukuran yang dibutuhkan dalam
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3infosanitasi
Dokumen tersebut membahas tentang tata cara operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Mencakup pedoman tentang operasi, pemeliharaan, pembiayaan dan kelembagaan beserta personalianya. Juga menjelaskan berbagai prasarana dan sarana drainase perkotaan seperti saluran, bangunan persilangan, kolam retensi, dan pompa yang memerlukan operasi dan pemeliharaan berkala.
1. Dokumen tersebut membahas perencanaan bendung tetap, termasuk pendefinisian bendung dan jenis-jenisnya, data yang dibutuhkan, pemilihan lokasi, penentuan ketinggian air, perhitungan debit banjir, dan komponen-komponen penting bendung seperti pintu pengambilan dan lebar efektif.
2. Langkah-langkah perencanaan bendung tetap mencakup analisis data topografi, hidrologi, geologi, dan lingkungan
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek perencanaan dan desain bendungan mulai dari tujuan, jenis, kriteria keamanan hingga komponen-komponen penting bendungan.
2. Ada beberapa jenis bendungan yang dijelaskan berdasarkan material konstruksi dan ukurannya seperti bendungan beton, urugan, serta bendungan besar dan kecil.
3. Kriteria ke
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Joy Irman
Dokumen ini membahas tentang operasi dan pemeliharaan sistem drainase perkotaan. Terdapat penjelasan mengenai operasi dan pemeliharaan berbagai komponen sistem drainase seperti saluran, bangunan perlintasan, pintu air, pompa, tanggul banjir, serta langkah-langkah pemeliharaan rutin, berkala, dan darurat.
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini memberikan panduan penyusunan studi kelayakan pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Studi kelayakan bertujuan menilai kelayakan teknis, lingkungan, sosial, ekonomi, dan kelembagaan suatu proyek SPAM. Pedoman ini menjelaskan ruang lingkup, acuan hukum, jenis studi kelayakan, muatan studi, survei yang dibutuhkan, serta tata cara penyusunannya.
Buku ini membahas tentang perencanaan berbagai bagian bangunan air utama seperti bendung pelimpah, bangunan peredam energi, kantong lumpur, dan bangunan pengambilan serta pembilas. Buku ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi mahasiswa jurusan sipil dalam mempelajari perencanaan bangunan-bangunan air."
1. Dokumen menjelaskan berbagai jenis bangunan air yang digunakan dalam sistem irigasi, seperti pintu pengambilan, saluran irigasi, bangunan bagi, bangunan sadap, bendungan, talang, dan gorong-gorong.
2. Bangunan-bangunan tersebut memiliki fungsi untuk mengatur dan mengalirkan air irigasi dari sumber hingga lahan pertanian.
3. Dokumen juga membahas alat ukur debit seperti se
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya menetapkan Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan, Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan yang terdiri dari beberapa volume dan juknis untuk membantu pelaksanaan perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan sistem penyediaan air minum perkotaan.
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai jenis bangunan yang digunakan pada sistem irigasi, di antaranya bendung, alat ukur, penguras, pelimpah, bagi, bagi sadap, talang, cross drain, gorong-gorong, sadap, dan corongan. Setiap bangunan memiliki fungsi khusus untuk mengatur dan mengalirkan air sesuai kebutuhan irigasi.
Dokumen tersebut merupakan petunjuk teknis pelaksanaan pengembangan sistem penyediaan air minum sederhana yang mencakup perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan prasarana air minum. Dokumen ini memberikan panduan lengkap mulai dari penentuan kebutuhan air, perencanaan unit air baku, unit produksi, unit distribusi, hingga unit pelayanan dan organisasi pengelola.
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria perencanaan saluran irigasi. Terdapat penjelasan mengenai data perencanaan seperti topografi, kapasitas rencana, data geoteknik, dan data sedimen. Juga dijelaskan mengenai perencanaan saluran tanah tanpa pasangan, saluran pasangan, terowongan, dan saluran tertutup beserta rumus dan kriteria hidrolis yang terkait.
Dokumen tersebut membahas mengenai jenis-jenis bendungan dan pengaturan keamanan bendungan. Secara garis besar dibahas mengenai konsep keamanan bendungan yang terdiri dari tiga pilar yaitu keamanan struktur dan operasional, pemantauan dan pemeliharaan, serta konsepsi dan kesiapan tanggap darurat."
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...infosanitasi
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya menetapkan Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan Pembangunan Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perdesaan yang terdiri dari beberapa juknis untuk membantu pelaksanaan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan serta pengelolaan sistem penyediaan air minum perdesaan oleh berbagai pihak.
Kajian penetapan sempadan sungai bertujuan untuk menetapkan batas wilayah sempadan sungai sesuai ketentuan PP 38/2011. Kajian ini melibatkan tim teknis dan masyarakat untuk menganalisis aspek geomorfologi, sosial budaya, dan aksesibilitas guna melindungi fungsi sungai secara berkelanjutan.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.alimKeren_slide
Dokumen ini membahas rencana detail desain Regulating Dam Way Sekampung untuk mengatur aliran Sungai Way Sekampung agar sumber daya airnya dapat dimanfaatkan secara optimal. Lingkup pekerjaan mencakup survei topografi, geologi, hidrologi, dan desain bangunan bendungan serta fasilitas pendukungnya. Tujuannya adalah mendapatkan desain yang memenuhi kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Makalah ini membahas langkah-langkah perencanaan dan perancangan bendungan, meliputi studi kelayakan pendahuluan, studi kelayakan, perencanaan teknis, dan pelaksanaan pembangunan. Tahapan tersebut melibatkan penelitian topografi, hidrologi, klimatologi, geoteknik, dan sosial ekonomi untuk menentukan lokasi, desain, dan spesifikasi teknis bendungan.
Makalah ini membahas langkah-langkah perencanaan dan perancangan bendungan, meliputi studi kelayakan pendahuluan, studi kelayakan, perencanaan teknis, dan pelaksanaan pembangunan. Tahapan tersebut melibatkan penelitian topografi, hidrologi, klimatologi, geoteknik, dan sosial ekonomi untuk menentukan lokasi, desain, dan spesifikasi teknis bendungan.
Makalah ini membahas langkah-langkah perencanaan dan perancangan bendungan, meliputi studi kelayakan pendahuluan, studi kelayakan, perencanaan teknis, dan pelaksanaan pembangunan. Tahapan tersebut melibatkan penelitian topografi, hidrologi, klimatologi, geoteknik, dan sosial ekonomi untuk menentukan lokasi, desain, dan spesifikasi teknis bendungan.
Bendungan dibangun untuk pengelolaan sumber daya air dan pembangkit listrik. Pembangunannya meliputi persiapan, perencanaan, konstruksi, dan pengisian waduk. Perencanaan mencakup studi kelayakan, desain, dan pengadaan tanah dengan memperhatikan sumber daya, masyarakat, lingkungan. Pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan disusun untuk mengatur pengoperasian dan pemeliharaan bendungan.
Dokumen tersebut membahas sinkronisasi kebijakan bidang maritim untuk pengelolaan ruang laut yang berkelanjutan. Beberapa poin penting yang disinggung adalah pentingnya pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut, indeks kesehatan laut Indonesia, rencana zona kawasan antarwilayah, dan perizinan berusaha berbasis risiko.
bahan seminar Laporan Pendahuluan.pptxInserGeotek1
Dokumen ini membahas rencana pengembangan sistem penyediaan air minum di Kabupaten Halmahera Utara yang meliputi identifikasi sumber air, perencanaan jaringan distribusi, dan program investasi jangka pendek, menengah, dan panjang."
Dokumen ini menjelaskan struktur organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS Bengawan Solo) yang terdiri dari 6 satuan kerja, termasuk satuan kerja untuk pembangunan bendungan dan pengelolaan sumber daya air tanah dan air baku.
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...Muhammad Nur Hadi
Jurnal "Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ayat 26 dan 32 dan Surah Al-Hujurat Ayat 13), Ditulis oleh Muhammmad Nur Hadi, Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadist di UIN SUSKA RIAU.
3. IR. JOKO MULYONO, ME. RFP
1. LULUS TEKNIK SIPIL UII, 1992
2. KONSULTAN PERENCANAAN, 1992 – 1994
3. PEGAWAI NEGERI SIPIL, 1994 – SEKARANG
4. Balai Bendungan, Banten, Cirebon, Balai Bendungan
5. KULIAH S2 DI INDIA, 1998 – 2000
6. ESELON 3, 2012 – 2016
7. JAFUNG BALAI BENDUNGAN AHLI MADYA
8. ASESOR BENDUNGAN KNIBB-LPJKN
9. AHLI BENDUNGAN BESAR UTAMA - KNIBB
10. TIM PENILAI JAFUNG GOLONGAN IV
GOALS :
FINANCIAL EDUCATOR SYARIAH
KELILING SELURUH NKRI, LUAR NEGERI
JAFUNG AHLI UTAMA VI E, KKB
MEMOTIVASI PEGAWAI NEGERI MENGABDI NKRI
4. POKOK BAHASAN
(Peserta Diklat Diharapkan Mampu Memahami PERENCANAAN TEKNIS BENDUNGAN)
Tahapan Persiapan Pembangunan dan Perencanaan Teknis Bendungan
I. Tahapan Persiapan Pembangunan
1. Izin Penggunaan Sumber Daya Air (Pasal 10 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2015).
2. Persetujuan Prinsip Pembangunan (Pasal 15 ayat 3, Permen PUPR No. 27/2015).
1) Rekomendasi Teknis dari UPT yang membidangi SDA pada WS ybs;
2) Dokumen Studi Kelayakan; dan 3) Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (AMDAL).
II. Perencanaan Teknis Pembangunan Bendungan (Pasal 19 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2017).
1. Studi Kelayakan, 2. Penyusunan Desain, dan 3. Studi Pengadaan Tanah.
III. Penyusunan Desain
1. Tujuan Pembangunan, Pemilihan Tipe dan Lokasi Bendungan,
2. Kriteria Pokok dan Strategi Desain Bendungan,
3. Survai dan Investigasi,
4. Fondasi Bendungan,
5. Tubuh Bendungan Urugan dan Sistem Bangunan Pengelak,
6. Analisis Desain Bendungan dan Kelengkapannya,
7. Instrumentasi Bendungan, dan
8. Bangunan Pelengkap.
5. LATAR BELAKANG
Perencanaan Teknis, Pelaksanaan Konstruksi, dan Operasi dan Pemeliharaan (OP) bendungan
dilaksanakan tahap demi tahap, sehingga Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dilaksanakan secara
tertib dan terjamin kemanfaatannya.
Dasar hukum diantaranya:
• UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan, Bab IV. Perencanaan dan Perencanaan Teknis;
• Permen PUPR No. 27/2015 tentang Bendungan pasal 2, ayat 2 Pembangunan dan Pengelolaan
Bendungan beserta waduknya dilaksanakan secara tertib dengan memperhatikan daya dukung
lingkungan hidup, kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, kelayakan lingkungan, dan keamanan
bendungan; serta
• Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).
Untuk memastikan bahwa perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pengelolaan bendungan telah
memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan, tahap-tahapan kegiatan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Menteri PUPR yang disebut “Sertifikat Persetujuan”.
Persetujuan Menteri PUPR dikeluarkan setelah desain bangunan, pelaksanaan konstruksi dan
pelaksanaan pengisian awal waduk dinilai telah memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan,
berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Balai Bendungan dan Evaluasi oleh Komisi Keamanan
Bendungan.
6. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
Pembangunan bendungan untuk pengelolaan SDA dan untuk
penampungan limbah tambang dan penampungan lumpur diatur
dalam pasal 7, Permen PUPR No. 27/2015.
Adapun tahapan-tahapannya, yakni:
• Persiapan pembangunan,
• Perencanaan pembangunan,
• Pelaksanaan konstruksi, dan
• Pengisian awal waduk.
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Tahapan Pembangunan Bendungan
A. PRINSIP PERENCANAAN TEKNIS BENDUNGAN
7. Misteri Angka 7 di Bendungan
7 Pasal di Permen Bendungan
17 Indonesia Merdeka
27 Permen tentang Bendungan
37 PP tentang Bendungan
72 ttg Kemanan Bendungan
165 pasal
65 Program nawacita
7 Pusat Bendungan
7 Budi Utama ESQ165 (Jujur, Tanggungjawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli
01 th 2016 SE Aknop Bendungan
8. POLA PENGE-
LOLAAN SDA
RENCANA PENGE-
LOLAAN SDA
PRA Studi
Kelayakan
STUDI KELAYAKAN
(TEKNIK, EKONOMI, LINGKUNGAN)
+ PERENCANAAN UMUM
+ DESAIN PENDAHULUAN
PERENC TEKNIS /
DESAIN RINCI
•Inventarisasi potensi SDA
- Daya dukung SDA
•Rencana tata ruang
-Inventarisasi kebutuhan air
•Kemampuan dana
•Kelestarian keragaman hayati
air
Perlu bendungan/ tidak?
UU No. 11 tahun 1974 psl 8 ayat 3) & 4), dasar perencanaan dan perencanaan teknis, Permen PUPR No.
10/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan, dan pasal 2
Permen PUPR No. 27/2015 tentang bendungan; serta NSPM terkait.
Konsultasi
Publik
1. Tahapan Persiapan Pembangunan dan Perencanaan Bendungan
9. B E N D U N G AN
1. Pusat Bendungan
2. Balai Bendungan
3. Subdit. OP Bendungan
4. Unit Pengelola Bendungan
5. Unit Pengelola Bendungan Pusat
6. Komisi Keamanan Bendungan
7. Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar
8. Petugas OP Bendungan
9
11. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Tahapan Perizinan dan Persetujuan Pembangunan Bendungan
No Tahapan proses
kegiatan
Jenis kajian Perizinan Persetujuan
1 Persiapan
Pembangunan
- Izin penggunaan SDA
oleh Menteri, Gubernur,
Bupati/ walikota, sesuai
dengan kewenangan
Persetujuan prinsip
pembangunan oleh Menteri,
Gubernur, Bupati/ Walikota
sesuai dengan kewenangan
2 Perencanaan
pembangunan
Desain - Persetujuan desain oleh
Menteri
3 Pelaksanaan
konstruksi
Pelaksanaan
konstruksi
Izin pelaks konstruksi
oleh menteri
-
4 Pengisian awal
waduk
Pelaksanaan
pengisian
awal
Izin pengisian awal
waduk oleh menteri
-
12. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Studi kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan pilihan
terbaik dari beberapa alterntif berdasar pada tinjauan aspek: teknik,
ekonomi dan lingkungan.
Jenis laporan yang dihasilkan studi ini adalah:
• Laporan utama
• Laporan ringkasan (Summary report), dan
• Laporan penunjang (Geologi, survai topografi,
hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain
pendahuluan, survai sosial ekonomi, analisis kelayakan
ekonomi, studi AMDAL, kerangka acuan untuk desain
rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya, dll)
Studi Kelayakan
13. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan antara lain
untuk:
• penampung air guna memenuhi berbagai kebutuhan
(irigasi, air baku domestik. industri, dll),
• pengendali banjir,
• pembangkit listrik tenaga air (PLTA),
• serbaguna
• imbuhan air tanah (ground water recharge),
• penampung sedimen,
• penampung limbah tambang dan penampung lumpur
Tujuan Pembangunan
15. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Berdasar material konstruksi bendungan ada 2 kelompok jenis
bendungan, yaitu:
• Bendungan beton
• Bendungan urugan tanah dan urugan batu.
Tipe Bendungan
Untuk mendapatkan pilihan tipe bendungan yang paling tepat, sesuai
dengan tujuan pembangunan, kondisi setempat dan ekonomis, perlu
memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:
• Tujuan pembangunan
• Tinggi bendungan
• Material yang tersedia
• Topografi
• Geologi
• Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.
Pemilihan Tipe Bendungan
16. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Dalam pemilihan lokasi bendungan, perlu dipertimbangkan aspek-
aspek sebagai berikut:
• Kondisi topografi
• Kondisi geologi fondasi
• Pertimbangan lain
- Kesesuaian dengan rencana pengembangan
wilayah
- Kaitannya dengan masyarakat dan ekonomi
- Rencana pengembangan jangka panjang
- Kelestarian lingkungan
Pemilihan Lokasi Bendungan
17. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Konsepsi Keamanan Bendungan memiliki 3 pilar
sebagai berikut:
• Pilar I : Keamanan struktur (Kekokohan dan
keamanan bangunan)
• Pilar II : Pemantauan dan pemeliharaan
• Pilar III : Konsepsi tindak darurat
Pemilik/Pengelola
Konsepsi Keamanan Bendungan
18. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Konsepsi Keamanan Bendungan
Upaya pengurangan resiko Upaya pengelolaan resiko yang tersisa
19. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Kriteria Pokok Desain Bendungan
Setiap desain bendungan harus memenuhi tiga
kreteria pokok desain sebagai berikut:
• Aman terhadap kegagalan stuktur (structural
failure)
• Aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic
failure)
• Aman terhadap kegagalan rembesan (seepage
failure)
20. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Strategi Desain Bendungan
Agar keamanan bendungan terpenuhi, dalam penyiapan desain perlu
diperhatikan strategi penyiapan desain sebagai berikut:
• Team desain dan supervisi konstruksi yang terdiri dari ahli-ahli
bendungan yang diketuai oleh team leader dengan keahlian sebagai ”
dam engineer generalist”.
• Hindari konsep struktur yang rumit dan tidak perlu
• Desain harus sesuai (compatible) dengan keahlian tenaga pelaksana
konstruksi, teknologi dan peralatan yg tersedia.
• Hati-hati dengan konsep desain baru yang didasarkan pada teori dan
“experimental investigation”.
• Harus tersedia jalan akses yg baik menuju ke setiap komponen -
komponen bendungan yang perlu dioperasikan, dipantau, diperbaiki
dan direhabilitasi, serta menuju area yg kritis
21. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Strategi Desain Bendungan (lanjutan)
• Tata letak bangunan harus diatur dengan baik sehingga mampu
memfasilitasi kebutuhan perbaikan dan/atau penggantian peralatan
mekanikal dan listrik dimasa yang akan datang
• Harus tersedia ventilasi dan penerangan yang cukup pada gallery, shaft,
terowong atau tempat-tempat tertutup lain yang perlu diinspeksi atau
pada tempat-tempat yang mengandung gas yg mudah terbakar.
• Bendungan sedapat mungkin didesain dengan pertimbangan dapat
dioperasikan dan dipelihara dengan mudah (simple).
22. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Secara garis besar survei investigasi dapat dikelompokkan sesuai tahap
pembangunan bendungan, sebagai berikut :
• survei investigasi untuk perencanaan umum (overall planning), seperti
desain awal/ pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta operasi dan
pemeliharaan.
• survei investigasi tambahan (supplement) untuk mengantisipasi
permasalahan baru yang timbul.
• survei investigasi untuk keperluan khusus, seperti : untuk ganti rugi,
studi lingkungan, dan untuk penyusunan Rencana Tindak Darurat.
Jenis-Jenis Survei Investigasi
23. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Jenis-jenis survei investigasi yang diperlukan untuk
mendukung pembuatan desain antara lain :
• survei topografi
• survei geologi teknik
• survei material bangunan
• Survei hidrologi, hidrogeologi, &
hidrometeorologi.
Jenis-Jenis Survei Investigasi
24. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
• Tahapan investigasi geologi terdiri dari:
- Penyelidikan geoteknik pendahuluan
- Penyelidikan geoteknik tahap desain pendahuluan
- Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci
Investigasi Geologi dan Geoteknik
• Investigasi geologi permukaan
Investigasi geologi permukaan, perlu dilakukan pada tahap desain
awal maupun desain rinci yang kegiatannya mencakup :
- pengkajian data yang telah ada
- pengenalan lapangan
- pengamatan terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta
geologi yang dilakukan dengan cara analogi terhadap kondisi
bawah permukaan.
25. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Investigasi Geologi dan Geoteknik (lanjutan)
• Uji Insitu Geoteknik
Jenis uji insitu yang dilakukan pada terowongan atau sumuran uji
antara lain :
- Uji pembebanan / uji deformasi
- Uji insitu geseran
- Uji cepat rambat gelombang elastis
• Uji Laboratorium
Uji laboratorium diperlukan untuk :
- Melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk batuan)
- Mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan
Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
- Uji laboratorium mekanika tanah
- Uji laboratorium mekanika batuan
26. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Investigasi Material
Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan
menentukan :
• Kualitas material, yang mencakup klasifikasi teknis, sifat
fisik, dan mekanik, sekaligus menetapkan material yang
memenuhi persyaratan desain dan konstruksi.
• Ketersediaan cadangan material yang memenuhi syarat.
• Kondisi yang berkaitam dengan penggalian, lokasi sumber
yang mencakup jalan masuk, jarak, status, perlunya
konservasi, dll.
27. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Studi Gempa
Parameter gempa desain bendungan, dapat ditentukan dengan
menggunakan Peta Zona Gempa atau dengan melakukan studi gempa
tersendiri. Peta Zona Gempa tidak dapat digunakan bagi bendungan
besar (tinggi diatas ~100 m) atau yang terletak didaerah yang memiliki
kondisi geologi khusus seperti sesar besar yang aktif, atau bendungan
yang terletak pada zona E dan F pada Peta Zona Gempa. Bagi bendungan
yang memiliki kondisi seperti tersebut, para meter gempa desainnya
harus ditetapkan dengan melakukan studi gempa sendiri.
28. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Hidrologi Hidrogeologi, dan Meteorologi
Jenis data yang harus dikumpulkan antara lain :
• Aliran air / debit sungai, mencakup debit minimum, rata-rata, dan
maksimum.
• Kualitas air, terkait dengan syarat / baku mutu untuk masing-masing
mengguna, dll.
• Kondisi air dalam tanah pondasi
• Sedimentasi, terkait dengan umur layanan waduk.
• Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan.
• Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan perhitungan
ketersediaan air.
• Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan ketersediaan air.
• Kecepatan angin, terkait dengan perhitungan ketersediaan air dan
tinggi jagaan
29. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Jenis-Jenis Fondasi
Fondasi suatu bendungan, harus memenuhi tiga syarat penting sbb:
• Mempunyai daya dukung yang cukup sehingga mampu menahan
beban tubuh bendungan pada berbagai kondisi.
• Mampu menghambat aliran rembesan/cukup kedap air
• Mempunyai ketahanan terhadap erosi internal, aliran buluh,
sembulan (boiling).
Sesuai dengan batuan pembentuk lapisan fondasi, secara garis besar
fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
• Fondasi batuan
• Fondasi pasir atau kerikil
• Fondasi tanah
30. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Bendungan urugan adalah bendungan yang
dibangun dari material galian yang diurugkan
dengan atau tanpa menggunakan material pengikat
buatan. Material yang digunakan, biasanya
menggunakan material yang tersedia disekitar
lokasi bendungan
Bendungan Urugan (quiz)
31.
32. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Macam kegiatan yang dilakukan dalam penyiapan desain bendungan
urugan, adalah:
• Studi geologi rinci dilokasi bendungan dan ketersediaan material.
• Pemilihan jenis bendungan urugan yang paling sesuai dengan kondisi
lokasi.
• Analisis stabilitas, analisis deformasi, analisis rembesan dan penyipan
desain rinci.
Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
• Desain fondasi
• Desain tubuh bendungan
Bendungan Urugan
33. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Pertimbangan utama dalam pemilihan tpe bendungan urugan adalah:
• Kondisi geologi
• Ketersediaan material
• Perkiraan biaya
Pemilihan Tipe Bendungan Urugan
34. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
• Puncak bendungan
• Pelindung lereng bendungan
• Filter dan transisi
• Zona kedap air
Bagian-Bagian Tubuh Bendungan
35. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Analisis statik stablitas bendungan dilakukan untuk mengetahui stabilitas
bendungan pada berbagai kondisi dan kombinasi beban, dengan cara
statik.
Analisis stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
• Cara keseimbangan batas (limit equilibrium method), dengan bidang
gelincir berbentuk: lingkaran (circular slip surface / sliding circle) dan
bentuk baji (wedge)
• Cara elemen hingga (Finite Elemen Method)
Analisis Statik
36. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Ada dua macam analisis dinamik yang dilakukan yaitu:
• Analisis likuifaksi
• Analisis deformasi
Analisis Dinamik
Ada dua macam analisis yang dilkukan yaitu:
• Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan yang
terjadi akibat konsolidasi yang biasa disebut analisis penurunan.
• Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau
alihan tetap akibat goncangan gempa
Analisis Deformasi
Analisis Rembesan
37. POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Secara garis besar jenis instrument dikelompokkan menjadi:
• pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer)
• pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok
geser, strain meter, joint meter, dll)
• pemantau rembesan (V notch)
Selain itu di bendungan tinggi juga sering dipasang instrumen untuk
memanatau “ancaman dari luar” berupa pemantau gempa SMA dan
hidro-meteorologi
Jenis Instrumen
38. Alat Ukur
Seismik
Instrumen Pemantauan Untuk Bendungan
Urugan
Alat Ukur
Tekanan
Alat Ukur Rembesan Alat Ukur
Deformasi
Tekanan
Air Pori
Sistem
Terbuka
Sistem
Tertutup
Pisometer
- Pipa Tegak
- Sumur
Observasi
Pisometer
- Hidrolik
- Pneumati
- Elektrik
Sel
Tekanan
Tanah
-Hidrolik
-Pneumatik
-Elektrik
Debit
Bocoran
Temperatur
& Kualitas
Air
-V- Noth
-Cipoleti
Internal External
- Ekstensometer
- Plat penurunan
- Inklinometer
- dll.
- Patok Geser
Tekanan
Tanah
Akselerograf
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Bagan Macam-Macan Instrumen Untuk Bendungan Urugan
POKOK BAHASAN
39. 1. Perencanaan Teknis; Pelaksanaan Konstruksi; dan Operasi dan Pemeliharaan (OP);
bendungan harus dilaksanakan tahap demi tahap berdasarkan Konsepsi Keamanan Bendungan
yang tertuang dalam UU No. 11 tahun 1974 pasal 8 ayat-ayat 3) dan 4), serta pasal 2 Permen
PUPR No. 27/2015 tentang bendungan serta Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).
2. Untuk memastikan bahwa perencanaan teknis; pelaksanaan konstruksi; dan Operasi dan
Pemeliharaan bendungan memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan, Pemerintah
menerbitkan peraturan bahwa tahap-tahapan kegiatan tersebut harus mendapat
izin atau persetujuan dari Menteri PUPR yang biasa disebut “Surat izin atau
Sertifikat Persetujuan”.
3. Tahapan-tahapan Pembangunan Bendungan yaitu: Persiapan Pembangunan; Perencanaan
Pembangunan; Pelaksanaan Konstruksi; dan Pengisian Awal Waduk.
4. Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan al. untuk: penampung air guna memenuhi
berbagai kebutuhan (irigasi, air baku, Industri); pengendali banjir; PLTA; serbaguna;
imbuhan air tanah (ground water recharge); penampung sedimen; dan penampung
limbah tambang dan penampung lumpur.
Rangkuman Perencanaan Teknis
40. 5. Studi kelayakan bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alterntif berdasar
pada tinjauan aspek: teknik, ekonomi dan lingkungan. Jenis laporan yg dihasilkan studi ini
adalah: laporan utama; laporan ringkasan (Summary report); dan laporan penunjang (survai
topografi, hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain pendahuluan, survai sosek, analisis
kelayakan ekonomi, studi AMDAL, KAK - desain rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya.)
6. Pemilihan tipe bendungan yang paling tepat, shg sesuai dengan tujuan pembangunan, kondisi
setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan beberapa aspek sbb: tinggi bendungan;
material yang tersedia; topografi; geologi; Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.
7. Kriteria desain bendungan harus memenuhi tiga kreteria pokok, yakni: aman terhadap
kegagalan struktur (structural failure); aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure);
dan aman terhadap kegagalan rembesan (seepage failure).
8. Jenis survei investigasi (SI) sesuai tahapan pembangunan bendungan, garis besarnya yakni:
SI untuk perencanaan umum (desain pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta OP); SI
tambahan untuk mengantisipasi permasalahan baru yang timbul; SI untuk keperluan khusus
(misal untuk ganti rugi, studi lingkungan, dan untuk penyusunan RTD).
41. 9. Jenis-jenis SI yang diperlukan untuk mendukung desain, al.: survei topografi; survei geologi
Teknik; survei material bangunan; survei hidrologi, hidrogeologi, & hidrometeorologi.
10. Tahapan investigasi geologi terdiri dari: penyelidikan geoteknik pendahuluan; Penyelidikan
geoteknik tahap desain pendahuluan; dan Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci.
11. Investigasi geologi permukaan perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun desain rinci yang
kegiatannya mencakup: pengkajian data yang telah ada; pengenalan lapangan; pengamatan
terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta; dan geologi yg dilakukan dengan cara
analogi terhadap kondisi bawah permukaan.
12. Jenis uji insitu yg dilakukan pada terowongan atau sumuran uji, al.: Uji pembebanan/ uji
deformasi; Uji insitu geseran; dan Uji cepat rambat gelombang elastis.
13. Uji laboratorium diperlukan untuk: melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk
batuan); dan mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan.
14. Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu: uji laboratorium mekanika tanah; dan uji
laboratorium mekanika batuan.
42. 16. Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan menentukan: kualitas material yg mencakup klasifikasi teknis,
sifat fisik, mekanik, menentukan material yg memenuhi persyaratan desain dan konstruksi; ketersediaan cadangan
material yang memenuhi syarat; kondisi yang berkaitan dg penggalian, lokasi sumber jalan masuk, jarak, status,
perlunya konservasi.
17 Secara garis besar fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: pondasi batuan; pondasi pasir atau kerikil;
dan pondasi tanah.
18. Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain bendungan dibagi menjadi dua, yaitu: desain fondasi; dan desain
tubuh bendungan.
19. Analisis statik, stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : cara keseimbangan batas (limit equilibrium method),
dengan bidang gelincir berbentuk lingkaran (sliding circle) dan bentuk baji wedge); dan cara elemen hingga (Finite
Elemen Method) .
20. Ada dua macam analisis dinamik yg dilakukan yaitu: analisis likuifaksi; dan analisis deformasi.
21. Ada dua macam analisis deformasi yg dilakukan yaitu: analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan
yg terjadi akibat konsolidasi; dan analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau alihan tetap
akibat goncangan gempa.
22. Secara garis besar, jenis instrument dikelompokkan menjadi: pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer);
pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok geser, strain meter, joint meter); dan pemantau
rembesan (V notch).
43. LEMBAGA
PENGELOLAAN LAIN
LHK, BPN, PLN, PDAM,
TELKOM
MASYARAKAT:
1. DI SEKITAR LOKASI PROYEK
2. MASYARAKAT LAIN YANG
TERKENA DAMPAK PROYEK
LEMBAGA INTERNAL
LEMBAGA PERIJINAN
LEMBAGA KEUANGAN
1. BANK
2. NON BANK
SDM (TENAGA KERJA)
PEMILIK (OWNER)
1. PEMILIK BENDUNGAN (OWNER,)
2. PEMBERI TUGAS (EMPLOYER)
3. PENGEMBANG (DEVELOPER,
INVESTOR)
4. PENGGUNA JASA (USER).
KONSULTAN
1. KONSULTAN PERENCANAAN
TEKNIS/ DESAIN
2. KONSULTAN PENGAWAS/
SUPERVISI.
PELAKSANA KONSTRUKSI
1. KONTRAKTOR
2. SUB KONTRAKTOR
3. KONTRAKTOR SPESIALIS
4. PEMASOK BAHAN DAN/ATAU PERALATAN
(SUPPPLIER)
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
BENDUNGAN
Pihak Yang Terlibat Dalam Pekerjaan Konstruksi Bendungan
B. PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN
44. 1) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat risiko;
2) Pengawasan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan SNI, Standar
keteknikan yang ada dan value engineering, serta manfaat pembangunan terhadap masyarakat
sesuai dengan perencanaan kelayakannya;
3) Pengawasan terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang berkualifikasi, dengan harga
terendah, terevaluasi dan tanpa penyimpangan yang penting dan pokok;
4) Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;
5) Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan;
6) Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis terhadap fungsi
konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta keterpaduan program dengan sektor lainnya;
dan
7) Pengawasan terhadap risiko kegagalan bangunan.
Lingkup Pengawasan Pelaksanaan Konstuksi
45. • Jasa asistensi teknis dan nasehat (advisor),
selama pelaksanaan infrastruktur sipil keairan seperti Bendungan, untuk
memastikan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
final desain.
• Jasa yang diberikan di kantor maupun dilapangan,
seperti pengkajian shop drawings, kunjungan secara periodik ke lapangan
utk mengukur progress dan kualitas pekerjaan, memberikan panduan, kepada
Pengguna Jasa dan kontraktor, dalam menginterpretasikan dokumen kontrak &
nasihat Teknik lainnya selama proses konstruksi.
(Permen PU Nomor : 08 / 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi)
Jasa Pengawas Pelaksanaan Konstruksi Bendungan
46. 1. Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan
dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil
Jasa Konstruksi.
2. Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dapat menjadi pihak yang bertanggung
jawab terhadap Kegagalan Bangunan.
3. Dalam hal umur konstruksi lebih dari 10 (sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib
bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi.
4. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah
jangka waktu yang telah ditentukan di atas.
5. Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan harus
dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi.
Kegagalan Bangunan
(UU No. 2/ 2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: 60-67)
47. • Penyedia Jasa dan/ atau Pengguna Jasa yang tidak memenuhi Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi dikenai sanksi administratif berupa:
• peringatan tertulis;
• denda administratif;
• penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau
• pencabutan izin.
• Penghapusan ketentuan pidana dengan menekankan pada sanksi administratif
dan aspek keperdataan dalam hal terjadi sengketa antar para pihak. (UU No. 2/
2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: Penjelasan).
• Ketentuan mengenai Sanksi Pidana, ada dalam UU No. 20/ 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sanksi Administrasi
(UU No. 2/ 2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: 89)
51. Menjaga kelancaran kerja,
Memberikan petunjuk cara kerja yang benar,
Pengukuran hasil kerja,
Memeriksa/ Inspection: bahan, peralatan, tenaga
kerja, metoda kerja, standar kerja, hasil kerja,
administrasi, persiapan.,
Evaluasi, dan
Membuat Pelaporan.
Tugas Pengawas
52. PENGAWASAN
Pelaksanaan
PENGAWASAN WAKTU (Scheduling Control)
PENGAWASAN UKURAN (Dimension Control)
PENGAWASAN Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (Safety Control) K3
PENGAWASAN BIAYA (Cost Control)
PENGAWASAN Kualitas Material (Quality Control)
PENGAWASAN Metoda Kerja ( Methoda Control)
Kerangka Kerja Pengawasan Konstruksi
53. Dilaksanakan dengan mengikuti rencana pelaksanaan
yg berisikan jenis pekerjaan ; urutan dan waktu
pelaksanaan yg telah ditetapkan.
a. Diagram batang/balok (bar Chart)
b. Net Work Planning
1). Pengawasan Waktu
54. SASARAN
■ Titik tinggi/ peil
■ Ukuran: tebal, panjang, lbr,dlL
■ Jumlah , Volume.
LANGSUNG, dengan alat ukur
Sederhana: mistar, meteran,
dll.
PENGUKURAN
PEMOTRETAN
Tidak Langsung
Dengan Theodolit, Instrumen.
Pelaksanaan Bagian-bagian:
- Pondasi,
- Pemasangan Tulangan,
- Bekisting,
- Pengecoran,dll.
Urut-urutan:
- Foto sebelum,
- Saat melakukan pengukuran,
- Waktu pelaksanaan pekerjaan,
- Setelah selesai.
2). Pengawasan Ukuran
55. Tahap Studi Analisis
1) Memberi penjelasan
dan latihan kepada
semua unsur yg
terkait dengan
pelaksanaan.
2) Mengawasi jalannya
pelksanaan sesuai
dengan tata cara
pelksanaan yg telah
ditetapkan.
3) Membuat laporan
harian jalannya
pelksanaan hasil
pengujian lapangan
dan yg akan ditest di
lab.
1) Mengadakan studi
dan pemeriksaan
thp bahan-bahan
yg akan digunakan
2) Melakukan
Pengawasan untuk
percobaan bahan
yg telah dipilih,
apakah sesuai
spek tek.
3) Menyusun metode
kerja; cara
pelaksanaan dan
penggunaan
peralatan dan
fasilitas.
Tahap Pelaksanaan
Pengawasan dan
pengambilan sampel
Tahap
Pemeriksaan
Tahap
Tindak Lanjut
1) Bila hasil
pemeriksaan,
kualitas sudah
sesuai, dibuat
rekomendasi
melanjutkan
dengan tata cara
yg sdh ditetapkan.
2) Bila hasil
pemeriksaan tidak
sesuai dilakukan
pengulangan
Kemungkinan;
Prosedur tdk sesuai
Tata cara tdk cocok.
Memeriksa laporan,
hasil-hasil
pengujian
lapangan dan
laboratorium dan
membuat
kesimpulan-
kesimpilan.
3). Pengawasan Kualitas Tahapan
Pekerjaan Konstruksi
56. 1) Standar kualitas - Mengikuti persyaratan dan spek.Teknik.
2) Standar pengujian - Merujuk pada standar yg berlaku, contoh:
3) Standar pelaksanaan - Menjamin tercapainya kualitas pekerjaan
sesuai persyaratan; bahan,percobaan,metoda
pelaksanaan,angkutan, dll.
4) Standar pengawasan - Pengawasan yg harus dilakukan.
No Jenis Pekerjaan Standar yg dipilih Keterangan
1 Pekerjaan Timbunan tanah ASTM
JIS
SNI
Standar pengujian
- Fisik
-- Mekanik
2 Pekerjaan beton ASTM
JIS
SNI
PBI 71
-Bahan material
-Campuran beton
-Mutu beton
4). Penetapan Standar
57. - Pemeriksaan
Bahan timbunan
- Percobaan
pemadatan
laboratorium
- Metoda
penimbunan/
pemadatan
- Percobaan
pemadatan
timbunan
- Penimbunan /
pemadatan
- Pemeriksaan
hasil
pekerjaan.
Bagan Standar pelaksanaan Pekerjaan Tanah
- Pemeriksaan
Bahan
Percobaan
Campuran
(mix design)
Pengadukan
(concrete
mixing
plan)
Pengang-
kutan
Pengecoran,
Pemadatan,
Perawatan.
Pemeriksaan
Hasil
Pekerjaan
Bagan Standar pelaksanaan Pekerjaan Beton
5). Standar Pelaksanaan Pekerjaan
58. Jenis Pemeriksaan Yang diperiksa Nama pengujian
Sifat –sifta Fisik Tanah 1. Gradasi
2. Batas cair
3. Batas plastis
4. Kadar air lapangan
-Analisa saringan (sieve analysisis)
-Uji Atterberg (Atterberg Test)
-Uji Kadar air (Water content test)
Sifat-sifat Mekanik Tanah 1. Kepadatan kering max.
2. Kadar air optimum
3. Tingkat kepadatan
4. Permeabilitas
5. Parameter C dan Q
- Analisis pemadatan (Compaction
test)
-Percobaan rembesan ( permeabi-
lity test)
Daya dukung 1. Indeks penetrasi
2. CBR
3. Faktor Daya dukung
-Percobaan penetrasi (penetration
test.
-Percobaan CBR
-Percobaan beban plat ( plate
loading test)
6). Pemeriksaan Sifat Bahan
a) Bahan Timbunan Tanah
59. Bagian Pemeriksaan Yang diperiksa Nama Percobaan
Bahan-bahan
(materials)
1. Ukuran butir agregat
2. Kadar air permukaan agregat
3. Tingkat keausan agregat
4. Berat jenis
5. Masa pengikatan semen
- Analisa saringan (sieve analysisis)
- Percobaan air permukaan
(surface Moisture content)
- Los Angles test.
Adonan beton
( fresh concrete)
1. Slump
2. Kandungan udara
3. Perbandingan campuran
4. Berat Isi
- Percobaan slump (slump test)
- Percobaan kandungan udara
- Percobab campuran
- Percobaan berat isi.
Beton yg sudah mengeras 1. Kekuatan tekan
2. Kekasaran permukaan
3. Kekuatan lentur
- Percobaan tekan
- Percobaan pukulan
- Percobaan kekasaran permukaan
- Percobaan lentur
- Pengambilan sampel.
b) Bahan Pekerjaan Beton
61. PELAPORAN
CAKUPAN DALAM PELAPORAN
1. Kepentingan Pelaporan,
2. Sistim Kearsiapan Pelaporan Lengkap,
3. Laporan Pengawasan Konstruksi, dan
4. Arsip Kantor Lapangan.
62. Ir. Abdul Hanan Akhmad, M.Eng.
Laporan Pengawasan Konstruksi
63. Ir. Abdul Hanan Akhmad, M.Eng.
1) Korespondensi,
2) Gambar-gambar Kerja,
3) Pengajuan Gambar pelaksanaan,
4) Permintaan/ Peminjaman,
5) Laporan-laporan,
6) Contoh-contoh:
- Test Operasi
- Penyimpangan permintaan-permintaan.
Seluruh arsip lapangan harus yg terbaru dan dipelihara, siap
pakai, mencakup:
Arsip Kantor Lapangan
64. 1) Laporan Untuk Pengisian Awal Waduk
2) Laporan Untuk Operasi Bendungan
Laporan-Laporan Terkait Dengan Penyelesaian
Proyek Bendungan
65. 1) Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Pekerjaan Konstruksi Bendungan adalah Pemilik (Owner);
Konsultan (Perencana dan Supervisi); dan Pelaksana Konstruksi (Kontraktor); serta pihak-
pihak terkait: Tenaga Kerja, Masyarakat, dan Lembaga-Lembaga terkait pembangunan
bendungan.
2) Pengawasan berperan penting dalam mencapai kesuksesan pembangunan bendungan yang
tertib dan aman.
3) Calon pengawas bendungan diperlukan pelatihan, bimbingan Teknis, dan Praktek Kerja
Lapangan, sebelum ditugaskan sebagai pengawas untuk memahami: Tugas Pengawasan,
dan Tata Kerja dalam Organisasi Satker Bendungan.
4) Tugas Pengawasan merupakan Jembatan terdepan dalam rangka Koordinasi antara
Pengguna Jasa, Penyedia Jasa, dan para pihak, serta Lembaga terkait lainnya.
5) Pengawasan konstruksi bendungan, dikenal dengan Konsultan: Task Concept dan Asistance
Concept. Penggunaan disesuaikan kebutuhan tenaga dengan kopetensi yang sesuai
pengguna jasa. Dapat juga dengan kombinasi Task Concept dan Asistance Conccept.
RANGKUMAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
66. 6) Hubungan koordinasi antara Pengguna Jasa, dan Penyedia Jasa (Konsultan
Supervisi dan Kontraktor Pelaksana) terjalin dengan baik, diperlukan penyiapan
dan pemahaman tentang: kerangka kerja pengawasan, prosedur Pengawasan,
hingga pelaporan hasil pekerjaan dengan sistim arsip yang tertib.
7) Pada tahapan Pembangunan Bendungan, terkait legal aspek izin-izin penyelesaian
proyek, tim direksi pengawas, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana,
berkewajiban untuk menyelesaikan laporan-laporan yaitu:
Laporan Untuk Pengisian Awal Waduk Izin Pengisian awal waduk.
Laporan Untuk Operasi Bendungan Izin Operasi Bendungan.
68. PERSIAPAN OPERASI PEMELIHARAAN (POP)
POP ADALAH MASA TRANSISI DARI PEMBANGUNAN KE PENGELOLAAN
DIPERLUKAN ORGANISASI POP YANG DITETAPKAN OLEH KEPALA BALAI
DIDALAMNYA ADA UNSUR PEMBANGUN DAN ADA UNSUR PENGELOLA /
UPB
DALAM MASA TRANSISI INI DISERAHKAN DATA DAN TEKNOLOGI SERTA
SARPRAS OP DARI UNIT PEMBANGUN KEPADA UNIT PENGELOLA
69. ORGANISASI POP MEMBUAT PERENCANAAN POP (CANPOP) UNTUK MASA PALING
LAMA 2 TAHUN ANGGARAN
ANGGARAN DIPROGRAMKAN PADA UNIT PEMBANGUN UNTUK SETIAP TAHUN
ANGGARAN
MELAKSANAKAN POP TERINTEGRASI DENGAN KEGIATAN MASA PEMELIHARAAN
KONSTRUKSI
SELESAI MASA POP UNIT PENGELOLA SIAP UNTUK MENGELOLA
PERSIAPAN OPERASI PEMELIHARAAN (POP)
..lanjutan
70. DOKUMENYANGHARUSDISIAPKANOLEHPEMBANGUNYANGHARUS
DISERAHKANKEPADAUPBPADAMASAPOP.
1. IZIN PENGGUNAAN SDA (Ps 10)
2. PERSETUJUAN PRINSIP PEMBANGUNAN BENDUNGAN (Ps 16) 5 TH, 1X
3. PERSETUJUAN DESAIN BENDUNGAN (Ps 24) **
4. DOKUMEN STUDI PENGADAAN TANAH DAN STUDI PEMUKIMAN KEMBALI (Ps 26)
5. IZIN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN (Ps 30) ** UNTUK 3 TH
6. RENCANA PENGELOLAAN BENDUNGAN YANG BERISIKAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN
BESERTA WADUKNYA (TERMASUK AKNOP) DILENGKAPI DENGAN POLA OPERASI WADUK (5 TH) (Ps 45, 46, 47)
7. RENCANA TINDAK DARURAT/ RTD (Ps 53)
8. IZIN PENGISIAN AWAL WADUK (Ps 64) **
9. AS BUILT DRAWING
10. DOKUMEN LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KONSTRUKSI (PS 90) **
11. IZIN OPERASI (PS 92) **
12. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN (PSP) >>> BMN / ASET
71. Dokumen Yang Harus Disiapkan Oleh Pembangun Selama
Pelaksanaan Konstruksi(Pasal42,PERMENPUPR27/2015)
1. Rencana Pengisian Awal Waduk
2. Rencana Pengelolaan Bendungan
3. Rencana Pembentukan Unit Pengelola Bendungan (UPB)
4. Rencana Tindak Darurat (RTD)
5. Proses Penetapan Status Penggunaan (PSP)……BMM / Aset
72. Rencana Pembentukan Unit
Pengelola Bendungan (UPB)
1. Sudah Ada UPB.
Menambah Unit Pelaksanaan OP Untuk Bendungan Baru.
2. Belum Ada UPB
Dibentuk UPB.
73. 1. Izin Pengisian Awal Waduk (Ps 64) **
Oleh Menteri
2. AS Build Drawing
3. Dokumen Laporan Akhir Pelaksanaan Konstruksi (Ps 90) **
Sebagai salah satu acuan pelaksanaan OP.
4. Izin Operasi (Ps 92 ayat 5) **
Oleh Menteri
5. Penetapan Status Penggunaan (PSP)……BMM / Aset
Dokumen Yang Harus Disiapkan Setelah
Pelaksanaan Konstruksi Selesai
75. OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Bisa membeli / membangun,
tidak bisa memelihara / merawat
Perawatan kurang mendapat perhatian
Semakin tua, kondisi semakin menurun
Semakin tua semakin tidak menarik, resiko makin tinggi
Semakin tua, semakin rentan, semakin banyak masalah
Semakin tua, semakin antik, perawatan semakin berat
Semakin tua, semakin rewel, semakin perlu perhatian
75
76. Tusi Subdit OP Bendungan vs. Tugas BBWS/BWS
Tercapainya tujuan pelaksanaan OP Sarana & Prasarana Bendungan: Terjaminnya
Kelestarian Fungsi, Manfaat, dan Keamanan Bendungan
KEWENANGAN, OUTPUT
& OUTCOME JELAS
TUSI SUBDIT OP BENDUNGAN
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
PELAKSANAAN OPERASI
& PEMELIHARAAN
PENILAIAN PENCAPAIAN
PERENCANAAN PROGRAM/
KEGIATAN
KINERJA
PENENTUAN
PRIORITAS
BBWS/BWS: OPERASIONAL PENGELOLAAN SARANA & PRASARANA
DANAU DAN BENDUNGAN (BENDUNGAN/WADUK/EMBUNG/DANAU/SITU)
PEMBINAAN PELAKSANAAN
NSPK
PEMBINAAN &
PENGENDALIAN
PELAKSANAAN OP DANAU &
BENDUNGAN
FASILITASI PENGUMPULAN
DATIN SDA
PENYELENGGARAAN
JAMINAN MUTU
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PELAKSANAAN OP DANAU & BENDUNGAN OLEH
BBWS/BWS
SUBDITOP BENDUNGAN: PEMBINA PELAKSANAANOP DANAU DAN
BENDUNGAN DALAM HAL PENGATURAN, PELAKSANAAN, PEMANTAUAN &
EVALUASI
1
2
3
4
76
KONDISI PRASARANA
TINGKAT KERUSAKAN
IDENTIFIKASI MASALAH
REKOMENDASI
PEMERIKSAAN/
PEMANTAUAN
(OPERASI RUTIN)
AUDITTEKNIS
SDM
PERALATAN
RENSTRA
Updating Data
Feedback
PENGAWASAN, MONEV
DATABASE
77. `1. Latar Belakang
1. Pembangunan bendungan memerlukan biaya besar dan pengorbanan masyarakat.
Hasil pembangunan harus dapat dioperasi dan dipelihara dgn baik agar investasi besar
tetap terus memberi manfaat besar bagi masyarakat.
2. Kegiatan O & P bendungan merupakan kegiatan yg sangat penting agar bendungan
beserta waduknya dapat bekerja secara normal, memberi manfaat sesuai dengan umur
rencana & keamanan bendungan tetap terjaga.
3. Ancaman: bendungan pada umurnya mengalami proses kemerosotan material
(deterioration) dan juga perusakan oleh mahkluk hidup. Bendungan berjalan sesuai
dengan umut rencana, harus selalu dipantau, dioperasikan, dan dipelihara dengan baik dan
benar.
4. Operasi, Pemeliharaan dan Pemantauan secara rutin, menguntungkan bagi Pengelola
bendungan, untuk dapat mengetahui lebih dini perkembangan kondisinya sebelum
menjadi ancaman nyata, untuk dapat mengambil langkah secara cepat, sehingga tidak
berkembang semakin parah.
78. RENSTRA OP BENDUNGAN.....?
KEGIATAN ANTARA LAIN :
OPERASI
PEMELIHARAAN
PEMANTAUAN
PEMERIKSAAN/INSPEKSI TAHUNAN
PEMERIKSAAN/INSPEKSI 5 TAHUNAN
IJIN OPERASI
RTD
PEMERIKSAAN/INSPEKSI KHUSUS
79. 1) UU Nomor 11 TAHUN 1974 tentang PENGAIRAN
2) Permen PUPR nomor : 27/PRT/M/2015 tanggal 20 Mei 2015 tentang BENDUNGAN
3) Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, No. 199/KPTS/D/2003.
a. Bagian 1 : Umum,
b. Bagian 2 : Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan,
c. Bagian 3 : Sistem Instrumentasi dan Pemantauan,
d. Bagian 4 : Inspeksi Keamanan Untuk Peralatan Hidromekanikal dan Elektrik,
e. Bagian 5 : Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal dan Elektrik.
4) Pedoman Penyiapan Rencana Tindak Darurat, No. 94/KPTS/A/1998
5) Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, No. 05/KPTS/2003
6) Pedoman Pengelolaan Sedimentasi Waduk, Nov-04
7) Manual Inspeksi Visual Bendungan Urugan, Nov-04
8) Pengendalian Rembesan pada Bendungan Urugan, Dec-05
9) Grouting untuk Bendungan, Dec-05
10) Pembuatan Dinding Halang (Cut-Off Wall) pada Bendungan Urugan, Dec-05
11) Klasifikasi Bahaya Bendungan, No. 257/KPTS/D/2011
12) Perhitungan Aknop Bendungan, No. 01/SE/D/2016
2. Landasan Hukum
Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan Bendungan
80. Umur bendungan banyak > 50 tahun;
Kondisi dan fungsi menurun;
Perencanaan & pembangunan bendungan/embung ada yg belum sesuai kaidah dan
persyaratan keamanan;
Alokasi anggaran OP tidak memadai; Tidak ada Renstra
OP Bendungan belum dijadikan prioritas;
SDM/Unit Pengelola tidak memadai;
Rencana Tindak Darurat (RTD) tidak ada;
Pelaksanaan Operasi tidak sesuai pola;
Manual OP umumnya tidak tersedia;
Pemeriksaan, pemantauan & evaluasi kondisi bendungan tidak dilakukan sebagaimana
mestinya. 80
Kondisi Bendungan di Indonesia
81. PENGELOLAAN BENDUNGAN (Ps 74)
Pengeloaan bendungan beserta waduknya untuk pengelolaan sumber
daya air ditujukan utk menjamin:
1. Kelestarian Fungsi dan Manfaat Bendungan beserta Waduknya
2. Efektivitas dan Efisiensi Pemenfaatan Air
3. Keamanan Bendungan
Dilaksanakan Dengan Memperhatikan Keseimbangan Ekosistem Dan
Daya Dukung Lingkungan Hidup.
83. Pengelolaan Bendungan (Ps 76.1)
Tahapan Pengelolaan Bendungan Dapat Berupa:
1. Operasi dan Pemeliharaan
2. Perubahan dan Rehabilitasi
3. Penghapusan Fungsi Bendungan
84. Pengelolaan Bendungan (Ps 76.2)
Pengelolaan Bendungan Beserta Waduknya Diselenggarakan Melalui
Kegiatan:
1. Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
2. Operasi Dan Pemeliharaan
3. Konservasi Sumber Daya Air Pada Waduk
4. Pendayagunaan Waduk
5. Pengendalian Daya Rusak Air Pengendalian Bendungan Beserta
Waduknya
6. Penghapusan Fungsi Bendungan.
Termasuk Daerah Sempadan Waduk (Ps 76.3)
85. Pemilik Bendungan Pemerintah Pusat (Ps 77)
Pengelolaan bendungan beserta waduknya menjadi tanggung jawab Pemilik
Pemerintah pusat sebagai pemilik, Menteri menunjuk Unit Pelaksana Teknis yang
membidangi Sumberdaya air atau BUMN sebagai Pengelola Bendungan.
Pengelola bendungan dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya
dibantu oleh Unit Pengelola Bendungan (UPB).
UPB ditetapkan oleh Pemilik atau Pengelola Bendungan.
Pengelola Bendungan BUMN, Penetapan UPB Oleh Direksi.
86. Unit Pengelola Bendungan (UPB) (Ps 81)
UPB sebagaimana diatur pada ps 77, 78, dan 79 mempunyai tugas
melaksanakan pengelolan bendungan beserta waduknya
UPB dipimpin oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan
Kepala UPB harus memenuhi persyaratan :
1. Memiliki sertifikat keahlian bidang bendungan yang dikeluarkan
oleh lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan per UU
2. Memiliki kompetensi dalam pengelolaan bendungan beserta
waduknya
Persyaratan dan prosedur pembentukan UPB dilakukan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
87. Unit Pengelola Bendungan (UPB)
Penanggung jawab upb adalah Kepala Balai (Permen PUPR Nomor :
20/ PRT/ M/ 2016)
Kepala UPB melekat pada struksur organisasi balai yaitu untuk BBWS
dijabat oleh Kepala Bidang OP dan untuk BWS dijabat oleh Kepala
Seksi OP / Kepala Seksi Perencanaan dan OP (Permen PUPR Nomor :
20/ PRT/ M/ 2016).
Kepala Sekretariat UPB untuk BBWS dijabat oleh Kepala Seksi
Perencanaan OP dan untuk BWS oijabat oleh PPK OP SDA 1 yang
dibantu Petugas Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan Kegiatan
Operasi, Pemeliharaan, dan Pemantauan
88. Unit Pengelola Bendungan (UPB)
Disetiap bendungan ada:
Petugas Operasi dan Petugas Pemeliharaan yang melaksanakan kegiatan Operasi,
Pemeliharaan, dan
Petugas Pemantauan serta Unit Keamanan Bendungan
Dikoordinir oleh seorang koordinator.
Apabila di dalam WS ada operator bendungan (BUMN, BUMD, BU), masing masing
operator wajib membentuk UPB.
Dalam penyusunan dan pelaksanaan RTOW untuk operasi waduk berkoordinasi
dengan UPB Balai.
Dalam Bekerja, Unit Pengelola Bendungan dibekali dengan Pedoman O dan P.
89. Pedoman O dan P
Pedoman O dan P, dokumen tertulis yang berisi ketentuan dan instruksi yang lengkap, cermat dan mutakhir
untuk setiap bendungan, bangunan pelengkap serta peralatannya agar berfungsi dengan baik. Pedoman ini
disiapkan oleh Unit Pengelola Bendungan (UPB).
Pedoman O dan P, paling tidak harus mencakup:
(1) Ketentuan atau petunjuk umum;
(2) Organisasi O dan P;
(3) Petunjuk operasi;
(4) Petunjuk pemeliharaan;
(5) Petunjuk pemantauan atau pengamatan bendungan;
(6) Sistem pelaporan;
(7) Perkiraan biaya OP; dan
(8) Lampiran-lampiran grafik, tabel, gambar-gambar penting purna konstruksi pekerjaan sipil,
mekanikal/elektrikal dan instrumentasi.
90. (1) Petunjuk umum, paling tidak harus mencakup:
a) Fungsi, manfaat, dan gambaran umum;
b) Revisi, pemutakhiran, dan distribusi panduan;
c) Penetapan dan tanggung jawab pelaksanaan O dan P;
d) Penjelasan peralatan komunikasi;
e) Situasi jalan masuk;
f) Organisasi & hubungannya dengan pihak lain;
g) Sistem pelaporan;
h) Pendokumentasian;
i) Prosedur peringatan bahaya;
j) Program pelatihan; dan
k) Prakiraan biaya O dan P.
91. (2) Petunjuk Operasi paling tidak harus mencakup:
a) Pola operasi, rencana operasi tahunan dan evaluasinya;
b) Operasi harian rutin, prosedur operasi sesuai ketersediaan air waduk, kebutuhan (jumlah & waktu),
pengendalian banjir, dll.;
c) Perkiraan air masuk (data hidrologi) dan laporan muka air tinggi;
d) Operasi bangunan pelengkap & peralatan mekanik-listrik, rencana operasi keseluruhan, urutan
operasi/ pembukaan pintu/ klep, operasi alternatif, pembatasan operasi untuk melindungi peralatan;
e) Prosedur operasi pintu air selama banjir, terhadap perubahan muka air hulu dan hilir;
f) Prosedur operasi khusus/ darurat, diluar operasi rutin/normal;
g) Pembatasan dalam operasi, terkait keamanan bendungan (pengisian, pengeluaran, penurunan
muka air waduk);
h) Penjelasan operasi pintu yang memerlukan izin khusus;
i) Uji operasi untuk peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan; dan
j) Penjelasan-penjelasan, dll.
92. (3) Petunjuk Pemeliharaan paling tidak memuat mengenai:
a) Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik,
listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik.
b) Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau berkala utk
bendungan, bang. pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan
khusus yang diperlukan.
c) Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan pemeliharaan yang harus
dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan, bagaimana pek
pemeliharaan dilaksanakan.
d) Pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan.
93. (3) Petunjuk Pemeliharaan paling tidak memuat mengenai:
a) Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik,
listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik.
b) Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau berkala utk
bendungan, bang. pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan
khusus yang diperlukan.
c) Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan pemeliharaan yang harus
dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan, bagaimana pek
pemeliharaan dilaksanakan.
d) Pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan.
94. (4) Petunjuk Pemantauan paling tidak menjelaskan mengenai:
a) Pengamatan yang mencakup: Pengukuran dan Pembacaan instrumen, pemeriksaan & inspeksi, uji
operasi khususnya bagi komponen dan peralatan yang berkaitan dg keamanan bendungan seperti:
fasilitas pengeluaran bawah (botom outlet), pintu pelimpah, sistem gawar banjir, dan lain-lain.
b) Pemeriksaan yang mencakup: pemeriksaan rutin, pemeriksaan tengah tahunan dan tahunan,
pemeriksaan luar biasa, pemeriksaan besar dan evaluasi keamanan bendungan.
c) Evaluasi (awal) dan pelaporan, yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan dan data instrumentsi.
95. 4. Organisasi O dan P
Organisasi O dan P bendungan harus didukung oleh Personil dan Staf yang memadai ditinjau
dari kuantitas dan kwalitasnya.
Untuk itu, perlu pelatihan secara berkala bagi para petugas O dan P bendungan serta dukungan
sarana, peralatan dan dana yang memadai.
Secara umum, Personil O dan P bendungan dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1) Personil tetap: melaksanakan kegiatan rutin operasi, pemeliharaan, pemantauan, pengelolaan
bendungan, termasuk petugas keamanan (security).
2) Personil tidak tetap: adalah pekerja lepas atau sebagai kontraktor/ sub kontraktor.
Gambar berikut disajikan contoh tipikal Struktur Organisasi O dan P bendungan dan kebutuhan
personil (bendungan berukuran menengah kebawah).
96. PENGAMAT BENDUNGAN
Minimal Sarjana Muda Teknik Sipil, telah
mengikuti pelatihan rekayasa dan OP
bendungan, pengalaman OP minimal 5 tahun
ENJINER SENIOR/SUPERVISOR
Sarjana Teknik Sipil, pengalaman
bidang rekayasa dan OP bendungan
5–10 tahun.
Juru Bendungan Bidang Operasi
(Operator)
SMU/SMK dan pengalaman
bidang operasi SDA
Juru Bendungan Bidang Pemeliharaan
SMU/SMK dan pengalaman bidang
pemeliharaan bendungan, katup dan pintu-
pintu air
Juru Bendungan Bidang Pemantauan
SMU, pelatihan khusus di bidang
instrumentasi, pembacaan dan pencatatan
Sekuriti
2-3 personil
(tetap)
Operasi
2-3 personil
(tetap)
Personil Tetap
2-3 personil
Personil Tidak
Tetap
(pekerja lepas)
Instrumentasi/
Pemantauan
2-3 personil
Organisasi O dan P(lanjutan 1..)
Catatan: Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan
Gambar 2-1. Contoh Bagan Organisasi O dan P Bendungan
97. Pengelolaan Bendungan Terpadu
N
S
PK
LINGKUNGAN
STRATEGIS
OP
BendunganOptim
al (Dana &
Kegiatan)
P
S
M
UU/PP
Permen PU,
Pedoman
Manual OP
BE
ND
U
N
GA
N
Tubuh Bendungan
Bangunan Pelengkap &
Peralatan Hidromekanikal
Elektrikal
Instrumen Keamanan
NILAI EKONOMI &
UMUR
BENDUNGAN
MENINGKAT;
KEAMANAN
TERJAGA
Bendungan
Berfungsi Sesuai
Rencana
Keterangan:
P : Pemerintah
M : Masyarakat
S : Swasta
Fasilitas Pendukung
Umur Tua
Fungsi/Kondisi Menurun
Dana/Kegiatan OP Blm Memadai
UPB Blm Dibentuk
WADUK
(Daerah Genangan &
Greenbelt)
DAERAH TANGKAPAN AIR
98. 4. Operasi Bendungan/ Waduk
Operasi Bendungan/ waduk dilakukan dengan cara mengatur pengeluaran air waduk
melalui pintu-pintu atau katup pada bangunan pelengkap terdiri dari:
Bangunan Sadap/ Intake,
bangunan pelimpah, dan
Fasilitas pengeluaran darurat (emergency release) yang dapat berupa bangunan pengeluaran
bawah (botom outlet) atau pintu emergensi.
Dilihat dari jenis operasinya, operasi waduk dibedakan menjadi:
Operasi normal/ operasi harian rutin, yaitu: operasi sehari-hari sesuai prosedur standar
untuk melayani keperluan air di hilir bendungan.
Operasi darurat, yaitu: operasi waduk untuk merespon suatu kejadian yang dapat
mengancam keamanan dan keutuhan bendungan.
99. Operasi waduk merupakan kegiatan pengendalian air yang
keluar dari waduk dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan air, dan pengendalian banjir di hilir sesuai
dengan pola dan rencana operasi yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan Operasi Waduk
Kegiatan pelaksanaan operasi waduk dilakukan pada 3
(tiga) kondisi, yaitu: kondisi normal, kondisi banjir dan
kondisi darurat.
100. Penutup
a. Bendungan merupakan prasarana vital yang perlu dijaga dan
dipertahankan fungsinya;
b. Kegiatan OP bendungan ditujukan untuk menjaga dan menjamin
kelestarian kelestarian fungsi dan manfaat bendungan beserta waduknya,
efektivitas dan efisiensi pemanfaatan air; serta Keamanan bendungan
(guna menghindari terjadinya kegagalan bendungan);
c. Lingkup kegiatan OP bendungan sangat luas dan memerlukan upaya
banyak pihak;
d. Kerjasama pengelolaan bendungan perlu didorong guna efisiensi dan
efektivitas pemanfaatan bendungan.
100