SlideShare a Scribd company logo
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
© Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2019
PENGANTAR
PERENCANAAN TEKNIS, PELAKSANAAN
KONSTRUKSI DAN OP BENDUNGAN
(03-05-2019, 4 JP)
PELATIHAN P I S K SDA,
BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH I MEDAN
Ir. Joko Mulyono, ME. RFP
Joko Widodo, Basuki Hadi Mulyono
Joko Mulyono
IR. JOKO MULYONO, ME. RFP
1. LULUS TEKNIK SIPIL UII, 1992
2. KONSULTAN PERENCANAAN, 1992 – 1994
3. PEGAWAI NEGERI SIPIL, 1994 – SEKARANG
4. Balai Bendungan, Banten, Cirebon, Balai Bendungan
5. KULIAH S2 DI INDIA, 1998 – 2000
6. ESELON 3, 2012 – 2016
7. JAFUNG BALAI BENDUNGAN AHLI MADYA
8. ASESOR BENDUNGAN KNIBB-LPJKN
9. AHLI BENDUNGAN BESAR UTAMA - KNIBB
10. TIM PENILAI JAFUNG GOLONGAN IV
GOALS :
FINANCIAL EDUCATOR SYARIAH
KELILING SELURUH NKRI, LUAR NEGERI
JAFUNG AHLI UTAMA VI E, KKB
MEMOTIVASI PEGAWAI NEGERI MENGABDI NKRI
POKOK BAHASAN
(Peserta Diklat Diharapkan Mampu Memahami PERENCANAAN TEKNIS BENDUNGAN)
Tahapan Persiapan Pembangunan dan Perencanaan Teknis Bendungan
I. Tahapan Persiapan Pembangunan
1. Izin Penggunaan Sumber Daya Air (Pasal 10 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2015).
2. Persetujuan Prinsip Pembangunan (Pasal 15 ayat 3, Permen PUPR No. 27/2015).
1) Rekomendasi Teknis dari UPT yang membidangi SDA pada WS ybs;
2) Dokumen Studi Kelayakan; dan 3) Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (AMDAL).
II. Perencanaan Teknis Pembangunan Bendungan (Pasal 19 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2017).
1. Studi Kelayakan, 2. Penyusunan Desain, dan 3. Studi Pengadaan Tanah.
III. Penyusunan Desain
1. Tujuan Pembangunan, Pemilihan Tipe dan Lokasi Bendungan,
2. Kriteria Pokok dan Strategi Desain Bendungan,
3. Survai dan Investigasi,
4. Fondasi Bendungan,
5. Tubuh Bendungan Urugan dan Sistem Bangunan Pengelak,
6. Analisis Desain Bendungan dan Kelengkapannya,
7. Instrumentasi Bendungan, dan
8. Bangunan Pelengkap.
LATAR BELAKANG
Perencanaan Teknis, Pelaksanaan Konstruksi, dan Operasi dan Pemeliharaan (OP) bendungan
dilaksanakan tahap demi tahap, sehingga Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dilaksanakan secara
tertib dan terjamin kemanfaatannya.
Dasar hukum diantaranya:
• UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan, Bab IV. Perencanaan dan Perencanaan Teknis;
• Permen PUPR No. 27/2015 tentang Bendungan pasal 2, ayat 2 Pembangunan dan Pengelolaan
Bendungan beserta waduknya dilaksanakan secara tertib dengan memperhatikan daya dukung
lingkungan hidup, kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, kelayakan lingkungan, dan keamanan
bendungan; serta
• Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).
Untuk memastikan bahwa perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pengelolaan bendungan telah
memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan, tahap-tahapan kegiatan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Menteri PUPR yang disebut “Sertifikat Persetujuan”.
Persetujuan Menteri PUPR dikeluarkan setelah desain bangunan, pelaksanaan konstruksi dan
pelaksanaan pengisian awal waduk dinilai telah memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan,
berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Balai Bendungan dan Evaluasi oleh Komisi Keamanan
Bendungan.
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
Pembangunan bendungan untuk pengelolaan SDA dan untuk
penampungan limbah tambang dan penampungan lumpur diatur
dalam pasal 7, Permen PUPR No. 27/2015.
Adapun tahapan-tahapannya, yakni:
• Persiapan pembangunan,
• Perencanaan pembangunan,
• Pelaksanaan konstruksi, dan
• Pengisian awal waduk.
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Tahapan Pembangunan Bendungan
A. PRINSIP PERENCANAAN TEKNIS BENDUNGAN
Misteri Angka 7 di Bendungan
7 Pasal di Permen Bendungan
17 Indonesia Merdeka
27 Permen tentang Bendungan
37 PP tentang Bendungan
72 ttg Kemanan Bendungan
165 pasal
65 Program nawacita
7 Pusat Bendungan
7 Budi Utama ESQ165 (Jujur, Tanggungjawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli
01 th 2016 SE Aknop Bendungan
POLA PENGE-
LOLAAN SDA
RENCANA PENGE-
LOLAAN SDA
PRA Studi
Kelayakan
STUDI KELAYAKAN
(TEKNIK, EKONOMI, LINGKUNGAN)
+ PERENCANAAN UMUM
+ DESAIN PENDAHULUAN
PERENC TEKNIS /
DESAIN RINCI
•Inventarisasi potensi SDA
- Daya dukung SDA
•Rencana tata ruang
-Inventarisasi kebutuhan air
•Kemampuan dana
•Kelestarian keragaman hayati
air
Perlu bendungan/ tidak?
UU No. 11 tahun 1974 psl 8 ayat 3) & 4), dasar perencanaan dan perencanaan teknis, Permen PUPR No.
10/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan, dan pasal 2
Permen PUPR No. 27/2015 tentang bendungan; serta NSPM terkait.
Konsultasi
Publik
1. Tahapan Persiapan Pembangunan dan Perencanaan Bendungan
B E N D U N G AN
1. Pusat Bendungan
2. Balai Bendungan
3. Subdit. OP Bendungan
4. Unit Pengelola Bendungan
5. Unit Pengelola Bendungan Pusat
6. Komisi Keamanan Bendungan
7. Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar
8. Petugas OP Bendungan
9
HUBUNGAN
PENYELENGGARA KEAMANAN BENDUNGAN
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Tahapan Perizinan dan Persetujuan Pembangunan Bendungan
No Tahapan proses
kegiatan
Jenis kajian Perizinan Persetujuan
1 Persiapan
Pembangunan
- Izin penggunaan SDA
oleh Menteri, Gubernur,
Bupati/ walikota, sesuai
dengan kewenangan
Persetujuan prinsip
pembangunan oleh Menteri,
Gubernur, Bupati/ Walikota
sesuai dengan kewenangan
2 Perencanaan
pembangunan
Desain - Persetujuan desain oleh
Menteri
3 Pelaksanaan
konstruksi
Pelaksanaan
konstruksi
Izin pelaks konstruksi
oleh menteri
-
4 Pengisian awal
waduk
Pelaksanaan
pengisian
awal
Izin pengisian awal
waduk oleh menteri
-
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Studi kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan pilihan
terbaik dari beberapa alterntif berdasar pada tinjauan aspek: teknik,
ekonomi dan lingkungan.
Jenis laporan yang dihasilkan studi ini adalah:
• Laporan utama
• Laporan ringkasan (Summary report), dan
• Laporan penunjang (Geologi, survai topografi,
hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain
pendahuluan, survai sosial ekonomi, analisis kelayakan
ekonomi, studi AMDAL, kerangka acuan untuk desain
rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya, dll)
 Studi Kelayakan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan antara lain
untuk:
• penampung air guna memenuhi berbagai kebutuhan
(irigasi, air baku domestik. industri, dll),
• pengendali banjir,
• pembangkit listrik tenaga air (PLTA),
• serbaguna
• imbuhan air tanah (ground water recharge),
• penampung sedimen,
• penampung limbah tambang dan penampung lumpur
 Tujuan Pembangunan
Seorangpelaricepat,
sebelummulaibertanding,digarisawal
sudahmengetahuigarisfinishnya
(JokoMulyono,Ir.ME.RFP)
Staf
Kasie
Kabid, Kasubdit
Kepala Balai
Direktur
Jafung
Menteri
Profesional
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Berdasar material konstruksi bendungan ada 2 kelompok jenis
bendungan, yaitu:
• Bendungan beton
• Bendungan urugan tanah dan urugan batu.
 Tipe Bendungan
Untuk mendapatkan pilihan tipe bendungan yang paling tepat, sesuai
dengan tujuan pembangunan, kondisi setempat dan ekonomis, perlu
memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut:
• Tujuan pembangunan
• Tinggi bendungan
• Material yang tersedia
• Topografi
• Geologi
• Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.
 Pemilihan Tipe Bendungan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Dalam pemilihan lokasi bendungan, perlu dipertimbangkan aspek-
aspek sebagai berikut:
• Kondisi topografi
• Kondisi geologi fondasi
• Pertimbangan lain
- Kesesuaian dengan rencana pengembangan
wilayah
- Kaitannya dengan masyarakat dan ekonomi
- Rencana pengembangan jangka panjang
- Kelestarian lingkungan
 Pemilihan Lokasi Bendungan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Konsepsi Keamanan Bendungan memiliki 3 pilar
sebagai berikut:
• Pilar I : Keamanan struktur (Kekokohan dan
keamanan bangunan)
• Pilar II : Pemantauan dan pemeliharaan
• Pilar III : Konsepsi tindak darurat 
Pemilik/Pengelola
 Konsepsi Keamanan Bendungan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Konsepsi Keamanan Bendungan
Upaya pengurangan resiko Upaya pengelolaan resiko yang tersisa
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Kriteria Pokok Desain Bendungan
Setiap desain bendungan harus memenuhi tiga
kreteria pokok desain sebagai berikut:
• Aman terhadap kegagalan stuktur (structural
failure)
• Aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic
failure)
• Aman terhadap kegagalan rembesan (seepage
failure)
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Strategi Desain Bendungan
Agar keamanan bendungan terpenuhi, dalam penyiapan desain perlu
diperhatikan strategi penyiapan desain sebagai berikut:
• Team desain dan supervisi konstruksi yang terdiri dari ahli-ahli
bendungan yang diketuai oleh team leader dengan keahlian sebagai ”
dam engineer generalist”.
• Hindari konsep struktur yang rumit dan tidak perlu
• Desain harus sesuai (compatible) dengan keahlian tenaga pelaksana
konstruksi, teknologi dan peralatan yg tersedia.
• Hati-hati dengan konsep desain baru yang didasarkan pada teori dan
“experimental investigation”.
• Harus tersedia jalan akses yg baik menuju ke setiap komponen -
komponen bendungan yang perlu dioperasikan, dipantau, diperbaiki
dan direhabilitasi, serta menuju area yg kritis
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Strategi Desain Bendungan (lanjutan)
• Tata letak bangunan harus diatur dengan baik sehingga mampu
memfasilitasi kebutuhan perbaikan dan/atau penggantian peralatan
mekanikal dan listrik dimasa yang akan datang
• Harus tersedia ventilasi dan penerangan yang cukup pada gallery, shaft,
terowong atau tempat-tempat tertutup lain yang perlu diinspeksi atau
pada tempat-tempat yang mengandung gas yg mudah terbakar.
• Bendungan sedapat mungkin didesain dengan pertimbangan dapat
dioperasikan dan dipelihara dengan mudah (simple).
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Secara garis besar survei investigasi dapat dikelompokkan sesuai tahap
pembangunan bendungan, sebagai berikut :
• survei investigasi untuk perencanaan umum (overall planning), seperti
desain awal/ pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta operasi dan
pemeliharaan.
• survei investigasi tambahan (supplement) untuk mengantisipasi
permasalahan baru yang timbul.
• survei investigasi untuk keperluan khusus, seperti : untuk ganti rugi,
studi lingkungan, dan untuk penyusunan Rencana Tindak Darurat.
 Jenis-Jenis Survei Investigasi
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Jenis-jenis survei investigasi yang diperlukan untuk
mendukung pembuatan desain antara lain :
• survei topografi
• survei geologi teknik
• survei material bangunan
• Survei hidrologi, hidrogeologi, &
hidrometeorologi.
 Jenis-Jenis Survei Investigasi
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
• Tahapan investigasi geologi terdiri dari:
- Penyelidikan geoteknik pendahuluan
- Penyelidikan geoteknik tahap desain pendahuluan
- Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci
 Investigasi Geologi dan Geoteknik
• Investigasi geologi permukaan
Investigasi geologi permukaan, perlu dilakukan pada tahap desain
awal maupun desain rinci yang kegiatannya mencakup :
- pengkajian data yang telah ada
- pengenalan lapangan
- pengamatan terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta
geologi yang dilakukan dengan cara analogi terhadap kondisi
bawah permukaan.
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Investigasi Geologi dan Geoteknik (lanjutan)
• Uji Insitu Geoteknik
Jenis uji insitu yang dilakukan pada terowongan atau sumuran uji
antara lain :
- Uji pembebanan / uji deformasi
- Uji insitu geseran
- Uji cepat rambat gelombang elastis
• Uji Laboratorium
Uji laboratorium diperlukan untuk :
- Melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk batuan)
- Mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan
Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
- Uji laboratorium mekanika tanah
- Uji laboratorium mekanika batuan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Investigasi Material
Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan
menentukan :
• Kualitas material, yang mencakup klasifikasi teknis, sifat
fisik, dan mekanik, sekaligus menetapkan material yang
memenuhi persyaratan desain dan konstruksi.
• Ketersediaan cadangan material yang memenuhi syarat.
• Kondisi yang berkaitam dengan penggalian, lokasi sumber
yang mencakup jalan masuk, jarak, status, perlunya
konservasi, dll.
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Studi Gempa
Parameter gempa desain bendungan, dapat ditentukan dengan
menggunakan Peta Zona Gempa atau dengan melakukan studi gempa
tersendiri. Peta Zona Gempa tidak dapat digunakan bagi bendungan
besar (tinggi diatas ~100 m) atau yang terletak didaerah yang memiliki
kondisi geologi khusus seperti sesar besar yang aktif, atau bendungan
yang terletak pada zona E dan F pada Peta Zona Gempa. Bagi bendungan
yang memiliki kondisi seperti tersebut, para meter gempa desainnya
harus ditetapkan dengan melakukan studi gempa sendiri.
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Hidrologi Hidrogeologi, dan Meteorologi
Jenis data yang harus dikumpulkan antara lain :
• Aliran air / debit sungai, mencakup debit minimum, rata-rata, dan
maksimum.
• Kualitas air, terkait dengan syarat / baku mutu untuk masing-masing
mengguna, dll.
• Kondisi air dalam tanah pondasi
• Sedimentasi, terkait dengan umur layanan waduk.
• Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan.
• Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan perhitungan
ketersediaan air.
• Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan ketersediaan air.
• Kecepatan angin, terkait dengan perhitungan ketersediaan air dan
tinggi jagaan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Jenis-Jenis Fondasi
Fondasi suatu bendungan, harus memenuhi tiga syarat penting sbb:
• Mempunyai daya dukung yang cukup sehingga mampu menahan
beban tubuh bendungan pada berbagai kondisi.
• Mampu menghambat aliran rembesan/cukup kedap air
• Mempunyai ketahanan terhadap erosi internal, aliran buluh,
sembulan (boiling).
Sesuai dengan batuan pembentuk lapisan fondasi, secara garis besar
fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
• Fondasi batuan
• Fondasi pasir atau kerikil
• Fondasi tanah
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Bendungan urugan adalah bendungan yang
dibangun dari material galian yang diurugkan
dengan atau tanpa menggunakan material pengikat
buatan. Material yang digunakan, biasanya
menggunakan material yang tersedia disekitar
lokasi bendungan
 Bendungan Urugan (quiz)
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Macam kegiatan yang dilakukan dalam penyiapan desain bendungan
urugan, adalah:
• Studi geologi rinci dilokasi bendungan dan ketersediaan material.
• Pemilihan jenis bendungan urugan yang paling sesuai dengan kondisi
lokasi.
• Analisis stabilitas, analisis deformasi, analisis rembesan dan penyipan
desain rinci.
Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
• Desain fondasi
• Desain tubuh bendungan
 Bendungan Urugan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Pertimbangan utama dalam pemilihan tpe bendungan urugan adalah:
• Kondisi geologi
• Ketersediaan material
• Perkiraan biaya
 Pemilihan Tipe Bendungan Urugan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
• Puncak bendungan
• Pelindung lereng bendungan
• Filter dan transisi
• Zona kedap air
 Bagian-Bagian Tubuh Bendungan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Analisis statik stablitas bendungan dilakukan untuk mengetahui stabilitas
bendungan pada berbagai kondisi dan kombinasi beban, dengan cara
statik.
Analisis stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
• Cara keseimbangan batas (limit equilibrium method), dengan bidang
gelincir berbentuk: lingkaran (circular slip surface / sliding circle) dan
bentuk baji (wedge)
• Cara elemen hingga (Finite Elemen Method)
 Analisis Statik
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Ada dua macam analisis dinamik yang dilakukan yaitu:
• Analisis likuifaksi
• Analisis deformasi
 Analisis Dinamik
Ada dua macam analisis yang dilkukan yaitu:
• Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan yang
terjadi akibat konsolidasi yang biasa disebut analisis penurunan.
• Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau
alihan tetap akibat goncangan gempa
 Analisis Deformasi
 Analisis Rembesan
POKOK BAHASAN
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
Secara garis besar jenis instrument dikelompokkan menjadi:
• pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer)
• pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok
geser, strain meter, joint meter, dll)
• pemantau rembesan (V notch)
Selain itu di bendungan tinggi juga sering dipasang instrumen untuk
memanatau “ancaman dari luar” berupa pemantau gempa SMA dan
hidro-meteorologi
 Jenis Instrumen
Alat Ukur
Seismik
Instrumen Pemantauan Untuk Bendungan
Urugan
Alat Ukur
Tekanan
Alat Ukur Rembesan Alat Ukur
Deformasi
Tekanan
Air Pori
Sistem
Terbuka
Sistem
Tertutup
Pisometer
- Pipa Tegak
- Sumur
Observasi
Pisometer
- Hidrolik
- Pneumati
- Elektrik
Sel
Tekanan
Tanah
-Hidrolik
-Pneumatik
-Elektrik
Debit
Bocoran
Temperatur
& Kualitas
Air
-V- Noth
-Cipoleti
Internal External
- Ekstensometer
- Plat penurunan
- Inklinometer
- dll.
- Patok Geser
Tekanan
Tanah
Akselerograf
PERENCANAAN
BENDUNGAN
STUDI KELAYAKAN
TUJUAN PEMBANGUNAN,
PEMILIHAN TIPE DAN
LOKASI BENDUNGAN
KRITERIA DAN STRATEGI
DESAIN BENDUNGAN
SURVEI DAN INVESTIGASI
FONDASI
DESAIN TUBUH
BENDUNGAN URUGAN
ANALISIS DESAIN
INSTRUMENTASI
 Bagan Macam-Macan Instrumen Untuk Bendungan Urugan
POKOK BAHASAN
1. Perencanaan Teknis; Pelaksanaan Konstruksi; dan Operasi dan Pemeliharaan (OP);
bendungan harus dilaksanakan tahap demi tahap berdasarkan Konsepsi Keamanan Bendungan
yang tertuang dalam UU No. 11 tahun 1974 pasal 8 ayat-ayat 3) dan 4), serta pasal 2 Permen
PUPR No. 27/2015 tentang bendungan serta Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).
2. Untuk memastikan bahwa perencanaan teknis; pelaksanaan konstruksi; dan Operasi dan
Pemeliharaan bendungan memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan, Pemerintah
menerbitkan peraturan bahwa tahap-tahapan kegiatan tersebut harus mendapat
izin atau persetujuan dari Menteri PUPR yang biasa disebut “Surat izin atau
Sertifikat Persetujuan”.
3. Tahapan-tahapan Pembangunan Bendungan yaitu: Persiapan Pembangunan; Perencanaan
Pembangunan; Pelaksanaan Konstruksi; dan Pengisian Awal Waduk.
4. Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan al. untuk: penampung air guna memenuhi
berbagai kebutuhan (irigasi, air baku, Industri); pengendali banjir; PLTA; serbaguna;
imbuhan air tanah (ground water recharge); penampung sedimen; dan penampung
limbah tambang dan penampung lumpur.
Rangkuman Perencanaan Teknis
5. Studi kelayakan bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alterntif berdasar
pada tinjauan aspek: teknik, ekonomi dan lingkungan. Jenis laporan yg dihasilkan studi ini
adalah: laporan utama; laporan ringkasan (Summary report); dan laporan penunjang (survai
topografi, hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain pendahuluan, survai sosek, analisis
kelayakan ekonomi, studi AMDAL, KAK - desain rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya.)
6. Pemilihan tipe bendungan yang paling tepat, shg sesuai dengan tujuan pembangunan, kondisi
setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan beberapa aspek sbb: tinggi bendungan;
material yang tersedia; topografi; geologi; Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.
7. Kriteria desain bendungan harus memenuhi tiga kreteria pokok, yakni: aman terhadap
kegagalan struktur (structural failure); aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure);
dan aman terhadap kegagalan rembesan (seepage failure).
8. Jenis survei investigasi (SI) sesuai tahapan pembangunan bendungan, garis besarnya yakni:
SI untuk perencanaan umum (desain pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta OP); SI
tambahan untuk mengantisipasi permasalahan baru yang timbul; SI untuk keperluan khusus
(misal untuk ganti rugi, studi lingkungan, dan untuk penyusunan RTD).
9. Jenis-jenis SI yang diperlukan untuk mendukung desain, al.: survei topografi; survei geologi
Teknik; survei material bangunan; survei hidrologi, hidrogeologi, & hidrometeorologi.
10. Tahapan investigasi geologi terdiri dari: penyelidikan geoteknik pendahuluan; Penyelidikan
geoteknik tahap desain pendahuluan; dan Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci.
11. Investigasi geologi permukaan perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun desain rinci yang
kegiatannya mencakup: pengkajian data yang telah ada; pengenalan lapangan; pengamatan
terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta; dan geologi yg dilakukan dengan cara
analogi terhadap kondisi bawah permukaan.
12. Jenis uji insitu yg dilakukan pada terowongan atau sumuran uji, al.: Uji pembebanan/ uji
deformasi; Uji insitu geseran; dan Uji cepat rambat gelombang elastis.
13. Uji laboratorium diperlukan untuk: melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk
batuan); dan mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan.
14. Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu: uji laboratorium mekanika tanah; dan uji
laboratorium mekanika batuan.
16. Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan menentukan: kualitas material yg mencakup klasifikasi teknis,
sifat fisik, mekanik, menentukan material yg memenuhi persyaratan desain dan konstruksi; ketersediaan cadangan
material yang memenuhi syarat; kondisi yang berkaitan dg penggalian, lokasi sumber jalan masuk, jarak, status,
perlunya konservasi.
17 Secara garis besar fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: pondasi batuan; pondasi pasir atau kerikil;
dan pondasi tanah.
18. Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain bendungan dibagi menjadi dua, yaitu: desain fondasi; dan desain
tubuh bendungan.
19. Analisis statik, stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : cara keseimbangan batas (limit equilibrium method),
dengan bidang gelincir berbentuk lingkaran (sliding circle) dan bentuk baji wedge); dan cara elemen hingga (Finite
Elemen Method) .
20. Ada dua macam analisis dinamik yg dilakukan yaitu: analisis likuifaksi; dan analisis deformasi.
21. Ada dua macam analisis deformasi yg dilakukan yaitu: analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan
yg terjadi akibat konsolidasi; dan analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau alihan tetap
akibat goncangan gempa.
22. Secara garis besar, jenis instrument dikelompokkan menjadi: pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer);
pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok geser, strain meter, joint meter); dan pemantau
rembesan (V notch).
LEMBAGA
PENGELOLAAN LAIN
LHK, BPN, PLN, PDAM,
TELKOM
MASYARAKAT:
1. DI SEKITAR LOKASI PROYEK
2. MASYARAKAT LAIN YANG
TERKENA DAMPAK PROYEK
LEMBAGA INTERNAL
LEMBAGA PERIJINAN
LEMBAGA KEUANGAN
1. BANK
2. NON BANK
SDM (TENAGA KERJA)
PEMILIK (OWNER)
1. PEMILIK BENDUNGAN (OWNER,)
2. PEMBERI TUGAS (EMPLOYER)
3. PENGEMBANG (DEVELOPER,
INVESTOR)
4. PENGGUNA JASA (USER).
KONSULTAN
1. KONSULTAN PERENCANAAN
TEKNIS/ DESAIN
2. KONSULTAN PENGAWAS/
SUPERVISI.
PELAKSANA KONSTRUKSI
1. KONTRAKTOR
2. SUB KONTRAKTOR
3. KONTRAKTOR SPESIALIS
4. PEMASOK BAHAN DAN/ATAU PERALATAN
(SUPPPLIER)
PEKERJAAN
KONSTRUKSI
BENDUNGAN
Pihak Yang Terlibat Dalam Pekerjaan Konstruksi Bendungan
B. PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN
1) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat risiko;
2) Pengawasan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan SNI, Standar
keteknikan yang ada dan value engineering, serta manfaat pembangunan terhadap masyarakat
sesuai dengan perencanaan kelayakannya;
3) Pengawasan terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang berkualifikasi, dengan harga
terendah, terevaluasi dan tanpa penyimpangan yang penting dan pokok;
4) Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak;
5) Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan;
6) Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis terhadap fungsi
konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta keterpaduan program dengan sektor lainnya;
dan
7) Pengawasan terhadap risiko kegagalan bangunan.
Lingkup Pengawasan Pelaksanaan Konstuksi
• Jasa asistensi teknis dan nasehat (advisor),
selama pelaksanaan infrastruktur sipil keairan seperti Bendungan, untuk
memastikan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sudah sesuai dengan
final desain.
• Jasa yang diberikan di kantor maupun dilapangan,
seperti pengkajian shop drawings, kunjungan secara periodik ke lapangan
utk mengukur progress dan kualitas pekerjaan, memberikan panduan, kepada
Pengguna Jasa dan kontraktor, dalam menginterpretasikan dokumen kontrak &
nasihat Teknik lainnya selama proses konstruksi.
(Permen PU Nomor : 08 / 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi)
Jasa Pengawas Pelaksanaan Konstruksi Bendungan
1. Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan
dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil
Jasa Konstruksi.
2. Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dapat menjadi pihak yang bertanggung
jawab terhadap Kegagalan Bangunan.
3. Dalam hal umur konstruksi lebih dari 10 (sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib
bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10
(sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi.
4. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah
jangka waktu yang telah ditentukan di atas.
5. Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan harus
dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi.
Kegagalan Bangunan
(UU No. 2/ 2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: 60-67)
• Penyedia Jasa dan/ atau Pengguna Jasa yang tidak memenuhi Standar
Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi dikenai sanksi administratif berupa:
• peringatan tertulis;
• denda administratif;
• penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi;
• pencantuman dalam daftar hitam;
• pembekuan izin; dan/atau
• pencabutan izin.
• Penghapusan ketentuan pidana dengan menekankan pada sanksi administratif
dan aspek keperdataan dalam hal terjadi sengketa antar para pihak. (UU No. 2/
2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: Penjelasan).
• Ketentuan mengenai Sanksi Pidana, ada dalam UU No. 20/ 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sanksi Administrasi
(UU No. 2/ 2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: 89)
Hub. Kontraktual
Hub. Fungsional
SATKER
KONTRAKTOR
KONSULTAN
Hub. Birokrasi
Organisasi Pelaksanaan Pengawasan Konstruksi
PPK
Pengawas Lapangan
Pengawas Lapangan
Pengawas
KONSTRUKSI
Pengawas
Pekerjaan
Pengawas
Pekerjaan
Pengawas
Pekerjaan
Pengawas Lapangan
PENGAWAS
UKURAN
PENGUJI
LABORATORIUM
Pengawas Utama/
Kepala Direksi
Pengawas
PPK
SATKER
BENDUNGAN
PPK
Bendungan 2
Asisten
PP. SPM P.Tek/ P.Adm
PPK
Bendungan 1
PPK
Bendungan 3
Pengawas 1 Pengawas 2 Pengawas 3
Bendahara
Kedudukan Dalam Satker Bendungan
 Menjaga kelancaran kerja,
 Memberikan petunjuk cara kerja yang benar,
 Pengukuran hasil kerja,
 Memeriksa/ Inspection: bahan, peralatan, tenaga
kerja, metoda kerja, standar kerja, hasil kerja,
administrasi, persiapan.,
 Evaluasi, dan
 Membuat Pelaporan.
Tugas Pengawas
PENGAWASAN
Pelaksanaan
PENGAWASAN WAKTU (Scheduling Control)
PENGAWASAN UKURAN (Dimension Control)
PENGAWASAN Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (Safety Control)  K3
PENGAWASAN BIAYA (Cost Control)
PENGAWASAN Kualitas Material (Quality Control)
PENGAWASAN Metoda Kerja ( Methoda Control)
Kerangka Kerja Pengawasan Konstruksi
Dilaksanakan dengan mengikuti rencana pelaksanaan
yg berisikan jenis pekerjaan ; urutan dan waktu
pelaksanaan yg telah ditetapkan.
a. Diagram batang/balok (bar Chart)
b. Net Work Planning
1). Pengawasan Waktu
SASARAN
■ Titik tinggi/ peil
■ Ukuran: tebal, panjang, lbr,dlL
■ Jumlah , Volume.
LANGSUNG, dengan alat ukur
Sederhana: mistar, meteran,
dll.
PENGUKURAN
PEMOTRETAN
Tidak Langsung
Dengan Theodolit, Instrumen.
Pelaksanaan Bagian-bagian:
- Pondasi,
- Pemasangan Tulangan,
- Bekisting,
- Pengecoran,dll.
Urut-urutan:
- Foto sebelum,
- Saat melakukan pengukuran,
- Waktu pelaksanaan pekerjaan,
- Setelah selesai.
2). Pengawasan Ukuran
Tahap Studi Analisis
1) Memberi penjelasan
dan latihan kepada
semua unsur yg
terkait dengan
pelaksanaan.
2) Mengawasi jalannya
pelksanaan sesuai
dengan tata cara
pelksanaan yg telah
ditetapkan.
3) Membuat laporan
harian jalannya
pelksanaan hasil
pengujian lapangan
dan yg akan ditest di
lab.
1) Mengadakan studi
dan pemeriksaan
thp bahan-bahan
yg akan digunakan
2) Melakukan
Pengawasan untuk
percobaan bahan
yg telah dipilih,
apakah sesuai
spek tek.
3) Menyusun metode
kerja; cara
pelaksanaan dan
penggunaan
peralatan dan
fasilitas.
Tahap Pelaksanaan
Pengawasan dan
pengambilan sampel
Tahap
Pemeriksaan
Tahap
Tindak Lanjut
1) Bila hasil
pemeriksaan,
kualitas sudah
sesuai, dibuat
rekomendasi
melanjutkan
dengan tata cara
yg sdh ditetapkan.
2) Bila hasil
pemeriksaan tidak
sesuai dilakukan
pengulangan
Kemungkinan;
Prosedur tdk sesuai
Tata cara tdk cocok.
Memeriksa laporan,
hasil-hasil
pengujian
lapangan dan
laboratorium dan
membuat
kesimpulan-
kesimpilan.
3). Pengawasan Kualitas Tahapan
Pekerjaan Konstruksi
1) Standar kualitas - Mengikuti persyaratan dan spek.Teknik.
2) Standar pengujian - Merujuk pada standar yg berlaku, contoh:
3) Standar pelaksanaan - Menjamin tercapainya kualitas pekerjaan
sesuai persyaratan; bahan,percobaan,metoda
pelaksanaan,angkutan, dll.
4) Standar pengawasan - Pengawasan yg harus dilakukan.
No Jenis Pekerjaan Standar yg dipilih Keterangan
1 Pekerjaan Timbunan tanah ASTM
JIS
SNI
Standar pengujian
- Fisik
-- Mekanik
2 Pekerjaan beton ASTM
JIS
SNI
PBI 71
-Bahan material
-Campuran beton
-Mutu beton
4). Penetapan Standar
- Pemeriksaan
Bahan timbunan
- Percobaan
pemadatan
laboratorium
- Metoda
penimbunan/
pemadatan
- Percobaan
pemadatan
timbunan
- Penimbunan /
pemadatan
- Pemeriksaan
hasil
pekerjaan.
Bagan Standar pelaksanaan Pekerjaan Tanah
- Pemeriksaan
Bahan
Percobaan
Campuran
(mix design)
Pengadukan
(concrete
mixing
plan)
Pengang-
kutan
Pengecoran,
Pemadatan,
Perawatan.
Pemeriksaan
Hasil
Pekerjaan
Bagan Standar pelaksanaan Pekerjaan Beton
5). Standar Pelaksanaan Pekerjaan
Jenis Pemeriksaan Yang diperiksa Nama pengujian
Sifat –sifta Fisik Tanah 1. Gradasi
2. Batas cair
3. Batas plastis
4. Kadar air lapangan
-Analisa saringan (sieve analysisis)
-Uji Atterberg (Atterberg Test)
-Uji Kadar air (Water content test)
Sifat-sifat Mekanik Tanah 1. Kepadatan kering max.
2. Kadar air optimum
3. Tingkat kepadatan
4. Permeabilitas
5. Parameter C dan Q
- Analisis pemadatan (Compaction
test)
-Percobaan rembesan ( permeabi-
lity test)
Daya dukung 1. Indeks penetrasi
2. CBR
3. Faktor Daya dukung
-Percobaan penetrasi (penetration
test.
-Percobaan CBR
-Percobaan beban plat ( plate
loading test)
6). Pemeriksaan Sifat Bahan
a) Bahan Timbunan Tanah
Bagian Pemeriksaan Yang diperiksa Nama Percobaan
Bahan-bahan
(materials)
1. Ukuran butir agregat
2. Kadar air permukaan agregat
3. Tingkat keausan agregat
4. Berat jenis
5. Masa pengikatan semen
- Analisa saringan (sieve analysisis)
- Percobaan air permukaan
(surface Moisture content)
- Los Angles test.
Adonan beton
( fresh concrete)
1. Slump
2. Kandungan udara
3. Perbandingan campuran
4. Berat Isi
- Percobaan slump (slump test)
- Percobaan kandungan udara
- Percobab campuran
- Percobaan berat isi.
Beton yg sudah mengeras 1. Kekuatan tekan
2. Kekasaran permukaan
3. Kekuatan lentur
- Percobaan tekan
- Percobaan pukulan
- Percobaan kekasaran permukaan
- Percobaan lentur
- Pengambilan sampel.
b) Bahan Pekerjaan Beton
PENGAWASAN
BAGI PENGAWAS
LAPANGAN
1. Prosedur Pengawasan Bagi
Pengawas Lapangan
2. Prosedur Pengendalian
Cacat
3. Prosedur Aksi Koreksi
Prosedur Pengawasan Pekerjaan
PELAPORAN
CAKUPAN DALAM PELAPORAN
1. Kepentingan Pelaporan,
2. Sistim Kearsiapan Pelaporan Lengkap,
3. Laporan Pengawasan Konstruksi, dan
4. Arsip Kantor Lapangan.
Ir. Abdul Hanan Akhmad, M.Eng.
Laporan Pengawasan Konstruksi
Ir. Abdul Hanan Akhmad, M.Eng.
1) Korespondensi,
2) Gambar-gambar Kerja,
3) Pengajuan Gambar pelaksanaan,
4) Permintaan/ Peminjaman,
5) Laporan-laporan,
6) Contoh-contoh:
- Test Operasi
- Penyimpangan permintaan-permintaan.
Seluruh arsip lapangan harus yg terbaru dan dipelihara, siap
pakai, mencakup:
Arsip Kantor Lapangan
1) Laporan Untuk Pengisian Awal Waduk
2) Laporan Untuk Operasi Bendungan
Laporan-Laporan Terkait Dengan Penyelesaian
Proyek Bendungan
1) Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Pekerjaan Konstruksi Bendungan adalah Pemilik (Owner);
Konsultan (Perencana dan Supervisi); dan Pelaksana Konstruksi (Kontraktor); serta pihak-
pihak terkait: Tenaga Kerja, Masyarakat, dan Lembaga-Lembaga terkait pembangunan
bendungan.
2) Pengawasan berperan penting dalam mencapai kesuksesan pembangunan bendungan yang
tertib dan aman.
3) Calon pengawas bendungan diperlukan pelatihan, bimbingan Teknis, dan Praktek Kerja
Lapangan, sebelum ditugaskan sebagai pengawas untuk memahami: Tugas Pengawasan,
dan Tata Kerja dalam Organisasi Satker Bendungan.
4) Tugas Pengawasan merupakan Jembatan terdepan dalam rangka Koordinasi antara
Pengguna Jasa, Penyedia Jasa, dan para pihak, serta Lembaga terkait lainnya.
5) Pengawasan konstruksi bendungan, dikenal dengan Konsultan: Task Concept dan Asistance
Concept. Penggunaan disesuaikan kebutuhan tenaga dengan kopetensi yang sesuai
pengguna jasa. Dapat juga dengan kombinasi Task Concept dan Asistance Conccept.
RANGKUMAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
6) Hubungan koordinasi antara Pengguna Jasa, dan Penyedia Jasa (Konsultan
Supervisi dan Kontraktor Pelaksana) terjalin dengan baik, diperlukan penyiapan
dan pemahaman tentang: kerangka kerja pengawasan, prosedur Pengawasan,
hingga pelaporan hasil pekerjaan dengan sistim arsip yang tertib.
7) Pada tahapan Pembangunan Bendungan, terkait legal aspek izin-izin penyelesaian
proyek, tim direksi pengawas, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana,
berkewajiban untuk menyelesaikan laporan-laporan yaitu:
 Laporan Untuk Pengisian Awal Waduk  Izin Pengisian awal waduk.
 Laporan Untuk Operasi Bendungan  Izin Operasi Bendungan.
PERSIAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN (POP)
PERSIAPAN OPERASI PEMELIHARAAN (POP)
POP ADALAH MASA TRANSISI DARI PEMBANGUNAN KE PENGELOLAAN
DIPERLUKAN ORGANISASI POP YANG DITETAPKAN OLEH KEPALA BALAI
DIDALAMNYA ADA UNSUR PEMBANGUN DAN ADA UNSUR PENGELOLA /
UPB
DALAM MASA TRANSISI INI DISERAHKAN DATA DAN TEKNOLOGI SERTA
SARPRAS OP DARI UNIT PEMBANGUN KEPADA UNIT PENGELOLA
ORGANISASI POP MEMBUAT PERENCANAAN POP (CANPOP) UNTUK MASA PALING
LAMA 2 TAHUN ANGGARAN
ANGGARAN DIPROGRAMKAN PADA UNIT PEMBANGUN UNTUK SETIAP TAHUN
ANGGARAN
MELAKSANAKAN POP TERINTEGRASI DENGAN KEGIATAN MASA PEMELIHARAAN
KONSTRUKSI
SELESAI MASA POP UNIT PENGELOLA SIAP UNTUK MENGELOLA
PERSIAPAN OPERASI PEMELIHARAAN (POP)
..lanjutan
DOKUMENYANGHARUSDISIAPKANOLEHPEMBANGUNYANGHARUS
DISERAHKANKEPADAUPBPADAMASAPOP.
1. IZIN PENGGUNAAN SDA (Ps 10)
2. PERSETUJUAN PRINSIP PEMBANGUNAN BENDUNGAN (Ps 16) 5 TH, 1X
3. PERSETUJUAN DESAIN BENDUNGAN (Ps 24) **
4. DOKUMEN STUDI PENGADAAN TANAH DAN STUDI PEMUKIMAN KEMBALI (Ps 26)
5. IZIN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN (Ps 30) ** UNTUK 3 TH
6. RENCANA PENGELOLAAN BENDUNGAN YANG BERISIKAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN
BESERTA WADUKNYA (TERMASUK AKNOP) DILENGKAPI DENGAN POLA OPERASI WADUK (5 TH) (Ps 45, 46, 47)
7. RENCANA TINDAK DARURAT/ RTD (Ps 53)
8. IZIN PENGISIAN AWAL WADUK (Ps 64) **
9. AS BUILT DRAWING
10. DOKUMEN LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KONSTRUKSI (PS 90) **
11. IZIN OPERASI (PS 92) **
12. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN (PSP) >>> BMN / ASET
Dokumen Yang Harus Disiapkan Oleh Pembangun Selama
Pelaksanaan Konstruksi(Pasal42,PERMENPUPR27/2015)
1. Rencana Pengisian Awal Waduk
2. Rencana Pengelolaan Bendungan
3. Rencana Pembentukan Unit Pengelola Bendungan (UPB)
4. Rencana Tindak Darurat (RTD)
5. Proses Penetapan Status Penggunaan (PSP)……BMM / Aset
Rencana Pembentukan Unit
Pengelola Bendungan (UPB)
1. Sudah Ada UPB.
Menambah Unit Pelaksanaan OP Untuk Bendungan Baru.
2. Belum Ada UPB
Dibentuk UPB.
1. Izin Pengisian Awal Waduk (Ps 64) **
Oleh Menteri
2. AS Build Drawing
3. Dokumen Laporan Akhir Pelaksanaan Konstruksi (Ps 90) **
Sebagai salah satu acuan pelaksanaan OP.
4. Izin Operasi (Ps 92 ayat 5) **
Oleh Menteri
5. Penetapan Status Penggunaan (PSP)……BMM / Aset
Dokumen Yang Harus Disiapkan Setelah
Pelaksanaan Konstruksi Selesai
C. OPERASI DAN PEMELIHARAAN (OP)
BENDUNGAN
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Bisa membeli / membangun,
tidak bisa memelihara / merawat
Perawatan kurang mendapat perhatian
Semakin tua, kondisi semakin menurun
Semakin tua semakin tidak menarik, resiko makin tinggi
Semakin tua, semakin rentan, semakin banyak masalah
Semakin tua, semakin antik, perawatan semakin berat
Semakin tua, semakin rewel, semakin perlu perhatian
75
Tusi Subdit OP Bendungan vs. Tugas BBWS/BWS
Tercapainya tujuan pelaksanaan OP Sarana & Prasarana Bendungan: Terjaminnya
Kelestarian Fungsi, Manfaat, dan Keamanan Bendungan
KEWENANGAN, OUTPUT
& OUTCOME JELAS
TUSI SUBDIT OP BENDUNGAN
PENGORGANISASIAN
(ORGANIZING)
PELAKSANAAN OPERASI
& PEMELIHARAAN
PENILAIAN PENCAPAIAN
PERENCANAAN PROGRAM/
KEGIATAN
KINERJA
PENENTUAN
PRIORITAS
BBWS/BWS: OPERASIONAL PENGELOLAAN SARANA & PRASARANA
DANAU DAN BENDUNGAN (BENDUNGAN/WADUK/EMBUNG/DANAU/SITU)
PEMBINAAN PELAKSANAAN
NSPK
PEMBINAAN &
PENGENDALIAN
PELAKSANAAN OP DANAU &
BENDUNGAN
FASILITASI PENGUMPULAN
DATIN SDA
PENYELENGGARAAN
JAMINAN MUTU
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
PELAKSANAAN OP DANAU & BENDUNGAN OLEH
BBWS/BWS
SUBDITOP BENDUNGAN: PEMBINA PELAKSANAANOP DANAU DAN
BENDUNGAN DALAM HAL PENGATURAN, PELAKSANAAN, PEMANTAUAN &
EVALUASI
1
2
3
4
76
KONDISI PRASARANA
TINGKAT KERUSAKAN
IDENTIFIKASI MASALAH
REKOMENDASI
PEMERIKSAAN/
PEMANTAUAN
(OPERASI RUTIN)
AUDITTEKNIS
SDM
PERALATAN
RENSTRA
Updating Data
Feedback
PENGAWASAN, MONEV
DATABASE
`1. Latar Belakang
1. Pembangunan bendungan memerlukan biaya besar dan pengorbanan masyarakat.
Hasil pembangunan harus dapat dioperasi dan dipelihara dgn baik agar investasi besar
tetap terus memberi manfaat besar bagi masyarakat.
2. Kegiatan O & P bendungan merupakan kegiatan yg sangat penting agar bendungan
beserta waduknya dapat bekerja secara normal, memberi manfaat sesuai dengan umur
rencana & keamanan bendungan tetap terjaga.
3. Ancaman: bendungan pada umurnya mengalami proses kemerosotan material
(deterioration) dan juga perusakan oleh mahkluk hidup. Bendungan berjalan sesuai
dengan umut rencana, harus selalu dipantau, dioperasikan, dan dipelihara dengan baik dan
benar.
4. Operasi, Pemeliharaan dan Pemantauan secara rutin, menguntungkan bagi Pengelola
bendungan, untuk dapat mengetahui lebih dini perkembangan kondisinya sebelum
menjadi ancaman nyata, untuk dapat mengambil langkah secara cepat, sehingga tidak
berkembang semakin parah.
RENSTRA OP BENDUNGAN.....?
KEGIATAN ANTARA LAIN :
OPERASI
PEMELIHARAAN
PEMANTAUAN
PEMERIKSAAN/INSPEKSI TAHUNAN
PEMERIKSAAN/INSPEKSI 5 TAHUNAN
IJIN OPERASI
RTD
PEMERIKSAAN/INSPEKSI KHUSUS
1) UU Nomor 11 TAHUN 1974 tentang PENGAIRAN
2) Permen PUPR nomor : 27/PRT/M/2015 tanggal 20 Mei 2015 tentang BENDUNGAN
3) Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, No. 199/KPTS/D/2003.
a. Bagian 1 : Umum,
b. Bagian 2 : Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan,
c. Bagian 3 : Sistem Instrumentasi dan Pemantauan,
d. Bagian 4 : Inspeksi Keamanan Untuk Peralatan Hidromekanikal dan Elektrik,
e. Bagian 5 : Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal dan Elektrik.
4) Pedoman Penyiapan Rencana Tindak Darurat, No. 94/KPTS/A/1998
5) Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, No. 05/KPTS/2003
6) Pedoman Pengelolaan Sedimentasi Waduk, Nov-04
7) Manual Inspeksi Visual Bendungan Urugan, Nov-04
8) Pengendalian Rembesan pada Bendungan Urugan, Dec-05
9) Grouting untuk Bendungan, Dec-05
10) Pembuatan Dinding Halang (Cut-Off Wall) pada Bendungan Urugan, Dec-05
11) Klasifikasi Bahaya Bendungan, No. 257/KPTS/D/2011
12) Perhitungan Aknop Bendungan, No. 01/SE/D/2016
2. Landasan Hukum
Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan Bendungan
Umur bendungan banyak > 50 tahun;
Kondisi dan fungsi menurun;
Perencanaan & pembangunan bendungan/embung ada yg belum sesuai kaidah dan
persyaratan keamanan;
Alokasi anggaran OP tidak memadai; Tidak ada Renstra
OP Bendungan belum dijadikan prioritas;
SDM/Unit Pengelola tidak memadai;
Rencana Tindak Darurat (RTD) tidak ada;
Pelaksanaan Operasi tidak sesuai pola;
Manual OP umumnya tidak tersedia;
Pemeriksaan, pemantauan & evaluasi kondisi bendungan tidak dilakukan sebagaimana
mestinya. 80
Kondisi Bendungan di Indonesia
PENGELOLAAN BENDUNGAN (Ps 74)
Pengeloaan bendungan beserta waduknya untuk pengelolaan sumber
daya air ditujukan utk menjamin:
1. Kelestarian Fungsi dan Manfaat Bendungan beserta Waduknya
2. Efektivitas dan Efisiensi Pemenfaatan Air
3. Keamanan Bendungan
Dilaksanakan Dengan Memperhatikan Keseimbangan Ekosistem Dan
Daya Dukung Lingkungan Hidup.
KondisijembatanrumahpendudukyangmenempelpadatubuhwadukSaradan
82
Pengelolaan Bendungan (Ps 76.1)
Tahapan Pengelolaan Bendungan Dapat Berupa:
1. Operasi dan Pemeliharaan
2. Perubahan dan Rehabilitasi
3. Penghapusan Fungsi Bendungan
Pengelolaan Bendungan (Ps 76.2)
Pengelolaan Bendungan Beserta Waduknya Diselenggarakan Melalui
Kegiatan:
1. Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
2. Operasi Dan Pemeliharaan
3. Konservasi Sumber Daya Air Pada Waduk
4. Pendayagunaan Waduk
5. Pengendalian Daya Rusak Air Pengendalian Bendungan Beserta
Waduknya
6. Penghapusan Fungsi Bendungan.
 Termasuk Daerah Sempadan Waduk (Ps 76.3)
Pemilik Bendungan Pemerintah Pusat (Ps 77)
Pengelolaan bendungan beserta waduknya menjadi tanggung jawab Pemilik
Pemerintah pusat sebagai pemilik, Menteri menunjuk Unit Pelaksana Teknis yang
membidangi Sumberdaya air atau BUMN sebagai Pengelola Bendungan.
Pengelola bendungan dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya
dibantu oleh Unit Pengelola Bendungan (UPB).
UPB ditetapkan oleh Pemilik atau Pengelola Bendungan.
Pengelola Bendungan BUMN, Penetapan UPB Oleh Direksi.
Unit Pengelola Bendungan (UPB) (Ps 81)
UPB sebagaimana diatur pada ps 77, 78, dan 79 mempunyai tugas
melaksanakan pengelolan bendungan beserta waduknya
UPB dipimpin oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan
Kepala UPB harus memenuhi persyaratan :
1. Memiliki sertifikat keahlian bidang bendungan yang dikeluarkan
oleh lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan per UU
2. Memiliki kompetensi dalam pengelolaan bendungan beserta
waduknya
Persyaratan dan prosedur pembentukan UPB dilakukan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
Unit Pengelola Bendungan (UPB)
Penanggung jawab upb adalah Kepala Balai (Permen PUPR Nomor :
20/ PRT/ M/ 2016)
Kepala UPB melekat pada struksur organisasi balai yaitu untuk BBWS
dijabat oleh Kepala Bidang OP dan untuk BWS dijabat oleh Kepala
Seksi OP / Kepala Seksi Perencanaan dan OP (Permen PUPR Nomor :
20/ PRT/ M/ 2016).
Kepala Sekretariat UPB untuk BBWS dijabat oleh Kepala Seksi
Perencanaan OP dan untuk BWS oijabat oleh PPK OP SDA 1 yang
dibantu Petugas Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan Kegiatan
Operasi, Pemeliharaan, dan Pemantauan
Unit Pengelola Bendungan (UPB)
Disetiap bendungan ada:
 Petugas Operasi dan Petugas Pemeliharaan yang melaksanakan kegiatan Operasi,
Pemeliharaan, dan
 Petugas Pemantauan serta Unit Keamanan Bendungan
Dikoordinir oleh seorang koordinator.
Apabila di dalam WS ada operator bendungan (BUMN, BUMD, BU), masing masing
operator wajib membentuk UPB.
Dalam penyusunan dan pelaksanaan RTOW untuk operasi waduk berkoordinasi
dengan UPB Balai.
Dalam Bekerja, Unit Pengelola Bendungan dibekali dengan Pedoman O dan P.
 Pedoman O dan P
Pedoman O dan P, dokumen tertulis yang berisi ketentuan dan instruksi yang lengkap, cermat dan mutakhir
untuk setiap bendungan, bangunan pelengkap serta peralatannya agar berfungsi dengan baik. Pedoman ini
disiapkan oleh Unit Pengelola Bendungan (UPB).
Pedoman O dan P, paling tidak harus mencakup:
(1) Ketentuan atau petunjuk umum;
(2) Organisasi O dan P;
(3) Petunjuk operasi;
(4) Petunjuk pemeliharaan;
(5) Petunjuk pemantauan atau pengamatan bendungan;
(6) Sistem pelaporan;
(7) Perkiraan biaya OP; dan
(8) Lampiran-lampiran grafik, tabel, gambar-gambar penting purna konstruksi pekerjaan sipil,
mekanikal/elektrikal dan instrumentasi.
(1) Petunjuk umum, paling tidak harus mencakup:
a) Fungsi, manfaat, dan gambaran umum;
b) Revisi, pemutakhiran, dan distribusi panduan;
c) Penetapan dan tanggung jawab pelaksanaan O dan P;
d) Penjelasan peralatan komunikasi;
e) Situasi jalan masuk;
f) Organisasi & hubungannya dengan pihak lain;
g) Sistem pelaporan;
h) Pendokumentasian;
i) Prosedur peringatan bahaya;
j) Program pelatihan; dan
k) Prakiraan biaya O dan P.
(2) Petunjuk Operasi paling tidak harus mencakup:
a) Pola operasi, rencana operasi tahunan dan evaluasinya;
b) Operasi harian rutin, prosedur operasi sesuai ketersediaan air waduk, kebutuhan (jumlah & waktu),
pengendalian banjir, dll.;
c) Perkiraan air masuk (data hidrologi) dan laporan muka air tinggi;
d) Operasi bangunan pelengkap & peralatan mekanik-listrik, rencana operasi keseluruhan, urutan
operasi/ pembukaan pintu/ klep, operasi alternatif, pembatasan operasi untuk melindungi peralatan;
e) Prosedur operasi pintu air selama banjir, terhadap perubahan muka air hulu dan hilir;
f) Prosedur operasi khusus/ darurat, diluar operasi rutin/normal;
g) Pembatasan dalam operasi, terkait keamanan bendungan (pengisian, pengeluaran, penurunan
muka air waduk);
h) Penjelasan operasi pintu yang memerlukan izin khusus;
i) Uji operasi untuk peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan; dan
j) Penjelasan-penjelasan, dll.
(3) Petunjuk Pemeliharaan paling tidak memuat mengenai:
a) Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik,
listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik.
b) Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau berkala utk
bendungan, bang. pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan
khusus yang diperlukan.
c) Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan pemeliharaan yang harus
dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan, bagaimana pek
pemeliharaan dilaksanakan.
d) Pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan.
(3) Petunjuk Pemeliharaan paling tidak memuat mengenai:
a) Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik,
listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik.
b) Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau berkala utk
bendungan, bang. pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan
khusus yang diperlukan.
c) Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan pemeliharaan yang harus
dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan, bagaimana pek
pemeliharaan dilaksanakan.
d) Pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan.
(4) Petunjuk Pemantauan paling tidak menjelaskan mengenai:
a) Pengamatan yang mencakup: Pengukuran dan Pembacaan instrumen, pemeriksaan & inspeksi, uji
operasi khususnya bagi komponen dan peralatan yang berkaitan dg keamanan bendungan seperti:
fasilitas pengeluaran bawah (botom outlet), pintu pelimpah, sistem gawar banjir, dan lain-lain.
b) Pemeriksaan yang mencakup: pemeriksaan rutin, pemeriksaan tengah tahunan dan tahunan,
pemeriksaan luar biasa, pemeriksaan besar dan evaluasi keamanan bendungan.
c) Evaluasi (awal) dan pelaporan, yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan dan data instrumentsi.
4. Organisasi O dan P
Organisasi O dan P bendungan harus didukung oleh Personil dan Staf yang memadai ditinjau
dari kuantitas dan kwalitasnya.
Untuk itu, perlu pelatihan secara berkala bagi para petugas O dan P bendungan serta dukungan
sarana, peralatan dan dana yang memadai.
Secara umum, Personil O dan P bendungan dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1) Personil tetap: melaksanakan kegiatan rutin operasi, pemeliharaan, pemantauan, pengelolaan
bendungan, termasuk petugas keamanan (security).
2) Personil tidak tetap: adalah pekerja lepas atau sebagai kontraktor/ sub kontraktor.
Gambar berikut disajikan contoh tipikal Struktur Organisasi O dan P bendungan dan kebutuhan
personil (bendungan berukuran menengah kebawah).
PENGAMAT BENDUNGAN
Minimal Sarjana Muda Teknik Sipil, telah
mengikuti pelatihan rekayasa dan OP
bendungan, pengalaman OP minimal 5 tahun
ENJINER SENIOR/SUPERVISOR
Sarjana Teknik Sipil, pengalaman
bidang rekayasa dan OP bendungan
5–10 tahun.
Juru Bendungan Bidang Operasi
(Operator)
SMU/SMK dan pengalaman
bidang operasi SDA
Juru Bendungan Bidang Pemeliharaan
SMU/SMK dan pengalaman bidang
pemeliharaan bendungan, katup dan pintu-
pintu air
Juru Bendungan Bidang Pemantauan
SMU, pelatihan khusus di bidang
instrumentasi, pembacaan dan pencatatan
Sekuriti
2-3 personil
(tetap)
Operasi
2-3 personil
(tetap)
Personil Tetap
2-3 personil
Personil Tidak
Tetap
(pekerja lepas)
Instrumentasi/
Pemantauan
2-3 personil
Organisasi O dan P(lanjutan 1..)
Catatan: Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan
Gambar 2-1. Contoh Bagan Organisasi O dan P Bendungan
Pengelolaan Bendungan Terpadu
N
S
PK
LINGKUNGAN
STRATEGIS
OP
BendunganOptim
al (Dana &
Kegiatan)
P
S
M
UU/PP
Permen PU,
Pedoman
Manual OP
BE
ND
U
N
GA
N
Tubuh Bendungan
Bangunan Pelengkap &
Peralatan Hidromekanikal
Elektrikal
Instrumen Keamanan
NILAI EKONOMI &
UMUR
BENDUNGAN
MENINGKAT;
KEAMANAN
TERJAGA
Bendungan
Berfungsi Sesuai
Rencana
Keterangan:
P : Pemerintah
M : Masyarakat
S : Swasta
Fasilitas Pendukung
Umur Tua
Fungsi/Kondisi Menurun
Dana/Kegiatan OP Blm Memadai
UPB Blm Dibentuk
WADUK
(Daerah Genangan &
Greenbelt)
DAERAH TANGKAPAN AIR
4. Operasi Bendungan/ Waduk
Operasi Bendungan/ waduk dilakukan dengan cara mengatur pengeluaran air waduk
melalui pintu-pintu atau katup pada bangunan pelengkap terdiri dari:
 Bangunan Sadap/ Intake,
 bangunan pelimpah, dan
 Fasilitas pengeluaran darurat (emergency release) yang dapat berupa bangunan pengeluaran
bawah (botom outlet) atau pintu emergensi.
Dilihat dari jenis operasinya, operasi waduk dibedakan menjadi:
 Operasi normal/ operasi harian rutin, yaitu: operasi sehari-hari sesuai prosedur standar
untuk melayani keperluan air di hilir bendungan.
 Operasi darurat, yaitu: operasi waduk untuk merespon suatu kejadian yang dapat
mengancam keamanan dan keutuhan bendungan.
 Operasi waduk merupakan kegiatan pengendalian air yang
keluar dari waduk dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan air, dan pengendalian banjir di hilir sesuai
dengan pola dan rencana operasi yang telah ditetapkan.
 Pelaksanaan Operasi Waduk
Kegiatan pelaksanaan operasi waduk dilakukan pada 3
(tiga) kondisi, yaitu: kondisi normal, kondisi banjir dan
kondisi darurat.
Penutup
a. Bendungan merupakan prasarana vital yang perlu dijaga dan
dipertahankan fungsinya;
b. Kegiatan OP bendungan ditujukan untuk menjaga dan menjamin
kelestarian kelestarian fungsi dan manfaat bendungan beserta waduknya,
efektivitas dan efisiensi pemanfaatan air; serta Keamanan bendungan
(guna menghindari terjadinya kegagalan bendungan);
c. Lingkup kegiatan OP bendungan sangat luas dan memerlukan upaya
banyak pihak;
d. Kerjasama pengelolaan bendungan perlu didorong guna efisiensi dan
efektivitas pemanfaatan bendungan.
100
TERIMA KASIH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI
© Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2018

More Related Content

What's hot

Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Joy Irman
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Joy Irman
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
infosanitasi
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Irene Baria
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
infosanitasi
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
ironsand2009
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
TriskaSombokanan
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Joy Irman
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
infosanitasi
 
Diktat b-air
Diktat b-airDiktat b-air
Diktat b-air
Regryan Wirabumi Lalu
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
Ezra Sebayang
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
infosanitasi
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
MOSES HADUN
 
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
Yudirwan Tanjung
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Joy Irman
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Irene Baria
 
Ia. JENIS BEND 2018.ppt
Ia. JENIS BEND 2018.pptIa. JENIS BEND 2018.ppt
Ia. JENIS BEND 2018.ppt
ErhaSukmajati2
 
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
infosanitasi
 
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungaiPedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
sidaltaru
 
Modul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidro
Modul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidroModul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidro
Modul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidro
Dede Heryadi
 

What's hot (20)

Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan -  bagian 1
Tata Cara Penyusunan Detail Desain (DED) Drainase Perkotaan - bagian 1
 
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air MinumBuku Panduan Pengembangan Air Minum
Buku Panduan Pengembangan Air Minum
 
Tata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainaseTata cara pembuatan detail drainase
Tata cara pembuatan detail drainase
 
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 01-Jaringan Irigasi- Tahun 2013
 
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
Permen PU No 12 Tahun 2014 tentang Drainase Perkotaan - Lampiran 3
 
Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
Perenc. bendungan tipe urugan 01 02 (1)
 
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
Tata Cara Operasional dan Pemeliharaan Drainase Perkotaan - bagian 2
 
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Studi Kelayakan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Diktat b-air
Diktat b-airDiktat b-air
Diktat b-air
 
bangunan air
bangunan air bangunan air
bangunan air
 
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No. 61/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
119599434 juknis-pelaksanaan-air-bersih
 
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
Tata Cara Penyusunan Rencana Induk Drainase Perkotaan, Bagian 1
 
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 03-saluran-Tahun 2013
 
Ia. JENIS BEND 2018.ppt
Ia. JENIS BEND 2018.pptIa. JENIS BEND 2018.ppt
Ia. JENIS BEND 2018.ppt
 
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998  Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
Kepdirjen Cipta Karya No.62/KPTS/CK/1998 Petunjuk Teknis Perencanaan, Pelaks...
 
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungaiPedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
Pedoman kajian-penetapan-sempadan-sungai-dan-perijinan-pemanfaatan-sungai
 
Modul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidro
Modul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidroModul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidro
Modul pelatihan studi kelayakan pembangunan mikrohidro
 

Similar to f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx

Kp 02 bangunan utama
Kp 02   bangunan utamaKp 02   bangunan utama
Kp 02 bangunan utama
Rahman Al-Annas
 
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamaSda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
drestajumena1
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Irene Baria
 
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasiSda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
drestajumena1
 
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Andrey Gunawan
 
KAKJembt ABT.docx
KAKJembt ABT.docxKAKJembt ABT.docx
KAKJembt ABT.docx
SidiqPambudi6
 
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
alimKeren_slide
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
Byox Olii
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
Werdhi S
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
Gland Billy
 
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Aji Widyatmoko, ST
 
Rangkuman permen 27 2015
Rangkuman permen 27 2015Rangkuman permen 27 2015
Rangkuman permen 27 2015
Saut Saragih
 
Paparan SDA.ppt
Paparan SDA.pptPaparan SDA.ppt
Paparan SDA.ppt
ssuser3e09e8
 
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdfMRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
jakimochtar
 
bahan seminar Laporan Pendahuluan.pptx
bahan seminar Laporan Pendahuluan.pptxbahan seminar Laporan Pendahuluan.pptx
bahan seminar Laporan Pendahuluan.pptx
InserGeotek1
 
KAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdfKAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdf
Engineer241
 
Summary Profile BBWS BS.pptx
Summary Profile BBWS BS.pptxSummary Profile BBWS BS.pptx
Summary Profile BBWS BS.pptx
IKomangIvanHernawan
 
Skkni 2016 038
Skkni 2016 038Skkni 2016 038
Skkni 2016 038
Wahyu Haryadi
 
RTBL_abbf72.pdf
RTBL_abbf72.pdfRTBL_abbf72.pdf
RTBL_abbf72.pdf
DinantiUmar
 
Astekindo Materi spam bahan presentase s
Astekindo Materi spam bahan presentase sAstekindo Materi spam bahan presentase s
Astekindo Materi spam bahan presentase s
muhammadarby79
 

Similar to f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx (20)

Kp 02 bangunan utama
Kp 02   bangunan utamaKp 02   bangunan utama
Kp 02 bangunan utama
 
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utamaSda kp02-perencanaan-bangunan utama
Sda kp02-perencanaan-bangunan utama
 
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
 
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasiSda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
Sda kp01-perencanaan-jaringan irigasi
 
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
Lap dal masterplan spam kutai timur (2)
 
KAKJembt ABT.docx
KAKJembt ABT.docxKAKJembt ABT.docx
KAKJembt ABT.docx
 
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
Kak kak detail desain regulating dam way sekampung.
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 
01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk01 perencanaan bendungan-waduk
01 perencanaan bendungan-waduk
 
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
Bahan Paparan BPIW untuk CPNS PU-PR 2015
 
Rangkuman permen 27 2015
Rangkuman permen 27 2015Rangkuman permen 27 2015
Rangkuman permen 27 2015
 
Paparan SDA.ppt
Paparan SDA.pptPaparan SDA.ppt
Paparan SDA.ppt
 
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdfMRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
MRM- Paparan Narsum LPSPL Serang 6 Apr 22_Asdep PRLP Marves (1).pdf
 
bahan seminar Laporan Pendahuluan.pptx
bahan seminar Laporan Pendahuluan.pptxbahan seminar Laporan Pendahuluan.pptx
bahan seminar Laporan Pendahuluan.pptx
 
KAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdfKAK DED Kanal.pdf
KAK DED Kanal.pdf
 
Summary Profile BBWS BS.pptx
Summary Profile BBWS BS.pptxSummary Profile BBWS BS.pptx
Summary Profile BBWS BS.pptx
 
Skkni 2016 038
Skkni 2016 038Skkni 2016 038
Skkni 2016 038
 
RTBL_abbf72.pdf
RTBL_abbf72.pdfRTBL_abbf72.pdf
RTBL_abbf72.pdf
 
Astekindo Materi spam bahan presentase s
Astekindo Materi spam bahan presentase sAstekindo Materi spam bahan presentase s
Astekindo Materi spam bahan presentase s
 

Recently uploaded

"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
AlmaDani8
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
NurlinaAbdullah1
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 

Recently uploaded (12)

"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 

f870b_PAPARAN_PISK_PT-PELAKS-OP_BEND_Bandung.pptx

  • 1. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI © Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2019 PENGANTAR PERENCANAAN TEKNIS, PELAKSANAAN KONSTRUKSI DAN OP BENDUNGAN (03-05-2019, 4 JP) PELATIHAN P I S K SDA, BALAI DIKLAT PUPR WILAYAH I MEDAN Ir. Joko Mulyono, ME. RFP
  • 2. Joko Widodo, Basuki Hadi Mulyono Joko Mulyono
  • 3. IR. JOKO MULYONO, ME. RFP 1. LULUS TEKNIK SIPIL UII, 1992 2. KONSULTAN PERENCANAAN, 1992 – 1994 3. PEGAWAI NEGERI SIPIL, 1994 – SEKARANG 4. Balai Bendungan, Banten, Cirebon, Balai Bendungan 5. KULIAH S2 DI INDIA, 1998 – 2000 6. ESELON 3, 2012 – 2016 7. JAFUNG BALAI BENDUNGAN AHLI MADYA 8. ASESOR BENDUNGAN KNIBB-LPJKN 9. AHLI BENDUNGAN BESAR UTAMA - KNIBB 10. TIM PENILAI JAFUNG GOLONGAN IV GOALS : FINANCIAL EDUCATOR SYARIAH KELILING SELURUH NKRI, LUAR NEGERI JAFUNG AHLI UTAMA VI E, KKB MEMOTIVASI PEGAWAI NEGERI MENGABDI NKRI
  • 4. POKOK BAHASAN (Peserta Diklat Diharapkan Mampu Memahami PERENCANAAN TEKNIS BENDUNGAN) Tahapan Persiapan Pembangunan dan Perencanaan Teknis Bendungan I. Tahapan Persiapan Pembangunan 1. Izin Penggunaan Sumber Daya Air (Pasal 10 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2015). 2. Persetujuan Prinsip Pembangunan (Pasal 15 ayat 3, Permen PUPR No. 27/2015). 1) Rekomendasi Teknis dari UPT yang membidangi SDA pada WS ybs; 2) Dokumen Studi Kelayakan; dan 3) Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (AMDAL). II. Perencanaan Teknis Pembangunan Bendungan (Pasal 19 ayat 1, Permen PUPR No. 27/2017). 1. Studi Kelayakan, 2. Penyusunan Desain, dan 3. Studi Pengadaan Tanah. III. Penyusunan Desain 1. Tujuan Pembangunan, Pemilihan Tipe dan Lokasi Bendungan, 2. Kriteria Pokok dan Strategi Desain Bendungan, 3. Survai dan Investigasi, 4. Fondasi Bendungan, 5. Tubuh Bendungan Urugan dan Sistem Bangunan Pengelak, 6. Analisis Desain Bendungan dan Kelengkapannya, 7. Instrumentasi Bendungan, dan 8. Bangunan Pelengkap.
  • 5. LATAR BELAKANG Perencanaan Teknis, Pelaksanaan Konstruksi, dan Operasi dan Pemeliharaan (OP) bendungan dilaksanakan tahap demi tahap, sehingga Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan dilaksanakan secara tertib dan terjamin kemanfaatannya. Dasar hukum diantaranya: • UU No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan, Bab IV. Perencanaan dan Perencanaan Teknis; • Permen PUPR No. 27/2015 tentang Bendungan pasal 2, ayat 2 Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan beserta waduknya dilaksanakan secara tertib dengan memperhatikan daya dukung lingkungan hidup, kelayakan teknis, kelayakan ekonomi, kelayakan lingkungan, dan keamanan bendungan; serta • Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). Untuk memastikan bahwa perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pengelolaan bendungan telah memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan, tahap-tahapan kegiatan tersebut harus mendapat persetujuan dari Menteri PUPR yang disebut “Sertifikat Persetujuan”. Persetujuan Menteri PUPR dikeluarkan setelah desain bangunan, pelaksanaan konstruksi dan pelaksanaan pengisian awal waduk dinilai telah memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan, berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Balai Bendungan dan Evaluasi oleh Komisi Keamanan Bendungan.
  • 6. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN Pembangunan bendungan untuk pengelolaan SDA dan untuk penampungan limbah tambang dan penampungan lumpur diatur dalam pasal 7, Permen PUPR No. 27/2015. Adapun tahapan-tahapannya, yakni: • Persiapan pembangunan, • Perencanaan pembangunan, • Pelaksanaan konstruksi, dan • Pengisian awal waduk. ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Tahapan Pembangunan Bendungan A. PRINSIP PERENCANAAN TEKNIS BENDUNGAN
  • 7. Misteri Angka 7 di Bendungan 7 Pasal di Permen Bendungan 17 Indonesia Merdeka 27 Permen tentang Bendungan 37 PP tentang Bendungan 72 ttg Kemanan Bendungan 165 pasal 65 Program nawacita 7 Pusat Bendungan 7 Budi Utama ESQ165 (Jujur, Tanggungjawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli 01 th 2016 SE Aknop Bendungan
  • 8. POLA PENGE- LOLAAN SDA RENCANA PENGE- LOLAAN SDA PRA Studi Kelayakan STUDI KELAYAKAN (TEKNIK, EKONOMI, LINGKUNGAN) + PERENCANAAN UMUM + DESAIN PENDAHULUAN PERENC TEKNIS / DESAIN RINCI •Inventarisasi potensi SDA - Daya dukung SDA •Rencana tata ruang -Inventarisasi kebutuhan air •Kemampuan dana •Kelestarian keragaman hayati air Perlu bendungan/ tidak? UU No. 11 tahun 1974 psl 8 ayat 3) & 4), dasar perencanaan dan perencanaan teknis, Permen PUPR No. 10/2015 tentang Rencana dan Rencana Teknis Tata Pengaturan Air dan Tata Pengairan, dan pasal 2 Permen PUPR No. 27/2015 tentang bendungan; serta NSPM terkait. Konsultasi Publik 1. Tahapan Persiapan Pembangunan dan Perencanaan Bendungan
  • 9. B E N D U N G AN 1. Pusat Bendungan 2. Balai Bendungan 3. Subdit. OP Bendungan 4. Unit Pengelola Bendungan 5. Unit Pengelola Bendungan Pusat 6. Komisi Keamanan Bendungan 7. Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar 8. Petugas OP Bendungan 9
  • 11. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Tahapan Perizinan dan Persetujuan Pembangunan Bendungan No Tahapan proses kegiatan Jenis kajian Perizinan Persetujuan 1 Persiapan Pembangunan - Izin penggunaan SDA oleh Menteri, Gubernur, Bupati/ walikota, sesuai dengan kewenangan Persetujuan prinsip pembangunan oleh Menteri, Gubernur, Bupati/ Walikota sesuai dengan kewenangan 2 Perencanaan pembangunan Desain - Persetujuan desain oleh Menteri 3 Pelaksanaan konstruksi Pelaksanaan konstruksi Izin pelaks konstruksi oleh menteri - 4 Pengisian awal waduk Pelaksanaan pengisian awal Izin pengisian awal waduk oleh menteri -
  • 12. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Studi kelayakan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alterntif berdasar pada tinjauan aspek: teknik, ekonomi dan lingkungan. Jenis laporan yang dihasilkan studi ini adalah: • Laporan utama • Laporan ringkasan (Summary report), dan • Laporan penunjang (Geologi, survai topografi, hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain pendahuluan, survai sosial ekonomi, analisis kelayakan ekonomi, studi AMDAL, kerangka acuan untuk desain rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya, dll)  Studi Kelayakan
  • 13. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan antara lain untuk: • penampung air guna memenuhi berbagai kebutuhan (irigasi, air baku domestik. industri, dll), • pengendali banjir, • pembangkit listrik tenaga air (PLTA), • serbaguna • imbuhan air tanah (ground water recharge), • penampung sedimen, • penampung limbah tambang dan penampung lumpur  Tujuan Pembangunan
  • 15. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Berdasar material konstruksi bendungan ada 2 kelompok jenis bendungan, yaitu: • Bendungan beton • Bendungan urugan tanah dan urugan batu.  Tipe Bendungan Untuk mendapatkan pilihan tipe bendungan yang paling tepat, sesuai dengan tujuan pembangunan, kondisi setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan beberapa aspek sebagai berikut: • Tujuan pembangunan • Tinggi bendungan • Material yang tersedia • Topografi • Geologi • Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi.  Pemilihan Tipe Bendungan
  • 16. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Dalam pemilihan lokasi bendungan, perlu dipertimbangkan aspek- aspek sebagai berikut: • Kondisi topografi • Kondisi geologi fondasi • Pertimbangan lain - Kesesuaian dengan rencana pengembangan wilayah - Kaitannya dengan masyarakat dan ekonomi - Rencana pengembangan jangka panjang - Kelestarian lingkungan  Pemilihan Lokasi Bendungan
  • 17. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Konsepsi Keamanan Bendungan memiliki 3 pilar sebagai berikut: • Pilar I : Keamanan struktur (Kekokohan dan keamanan bangunan) • Pilar II : Pemantauan dan pemeliharaan • Pilar III : Konsepsi tindak darurat  Pemilik/Pengelola  Konsepsi Keamanan Bendungan
  • 18. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Konsepsi Keamanan Bendungan Upaya pengurangan resiko Upaya pengelolaan resiko yang tersisa
  • 19. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Kriteria Pokok Desain Bendungan Setiap desain bendungan harus memenuhi tiga kreteria pokok desain sebagai berikut: • Aman terhadap kegagalan stuktur (structural failure) • Aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure) • Aman terhadap kegagalan rembesan (seepage failure)
  • 20. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Strategi Desain Bendungan Agar keamanan bendungan terpenuhi, dalam penyiapan desain perlu diperhatikan strategi penyiapan desain sebagai berikut: • Team desain dan supervisi konstruksi yang terdiri dari ahli-ahli bendungan yang diketuai oleh team leader dengan keahlian sebagai ” dam engineer generalist”. • Hindari konsep struktur yang rumit dan tidak perlu • Desain harus sesuai (compatible) dengan keahlian tenaga pelaksana konstruksi, teknologi dan peralatan yg tersedia. • Hati-hati dengan konsep desain baru yang didasarkan pada teori dan “experimental investigation”. • Harus tersedia jalan akses yg baik menuju ke setiap komponen - komponen bendungan yang perlu dioperasikan, dipantau, diperbaiki dan direhabilitasi, serta menuju area yg kritis
  • 21. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Strategi Desain Bendungan (lanjutan) • Tata letak bangunan harus diatur dengan baik sehingga mampu memfasilitasi kebutuhan perbaikan dan/atau penggantian peralatan mekanikal dan listrik dimasa yang akan datang • Harus tersedia ventilasi dan penerangan yang cukup pada gallery, shaft, terowong atau tempat-tempat tertutup lain yang perlu diinspeksi atau pada tempat-tempat yang mengandung gas yg mudah terbakar. • Bendungan sedapat mungkin didesain dengan pertimbangan dapat dioperasikan dan dipelihara dengan mudah (simple).
  • 22. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Secara garis besar survei investigasi dapat dikelompokkan sesuai tahap pembangunan bendungan, sebagai berikut : • survei investigasi untuk perencanaan umum (overall planning), seperti desain awal/ pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta operasi dan pemeliharaan. • survei investigasi tambahan (supplement) untuk mengantisipasi permasalahan baru yang timbul. • survei investigasi untuk keperluan khusus, seperti : untuk ganti rugi, studi lingkungan, dan untuk penyusunan Rencana Tindak Darurat.  Jenis-Jenis Survei Investigasi
  • 23. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Jenis-jenis survei investigasi yang diperlukan untuk mendukung pembuatan desain antara lain : • survei topografi • survei geologi teknik • survei material bangunan • Survei hidrologi, hidrogeologi, & hidrometeorologi.  Jenis-Jenis Survei Investigasi
  • 24. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI • Tahapan investigasi geologi terdiri dari: - Penyelidikan geoteknik pendahuluan - Penyelidikan geoteknik tahap desain pendahuluan - Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci  Investigasi Geologi dan Geoteknik • Investigasi geologi permukaan Investigasi geologi permukaan, perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun desain rinci yang kegiatannya mencakup : - pengkajian data yang telah ada - pengenalan lapangan - pengamatan terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta geologi yang dilakukan dengan cara analogi terhadap kondisi bawah permukaan.
  • 25. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Investigasi Geologi dan Geoteknik (lanjutan) • Uji Insitu Geoteknik Jenis uji insitu yang dilakukan pada terowongan atau sumuran uji antara lain : - Uji pembebanan / uji deformasi - Uji insitu geseran - Uji cepat rambat gelombang elastis • Uji Laboratorium Uji laboratorium diperlukan untuk : - Melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk batuan) - Mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu: - Uji laboratorium mekanika tanah - Uji laboratorium mekanika batuan
  • 26. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Investigasi Material Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan menentukan : • Kualitas material, yang mencakup klasifikasi teknis, sifat fisik, dan mekanik, sekaligus menetapkan material yang memenuhi persyaratan desain dan konstruksi. • Ketersediaan cadangan material yang memenuhi syarat. • Kondisi yang berkaitam dengan penggalian, lokasi sumber yang mencakup jalan masuk, jarak, status, perlunya konservasi, dll.
  • 27. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Studi Gempa Parameter gempa desain bendungan, dapat ditentukan dengan menggunakan Peta Zona Gempa atau dengan melakukan studi gempa tersendiri. Peta Zona Gempa tidak dapat digunakan bagi bendungan besar (tinggi diatas ~100 m) atau yang terletak didaerah yang memiliki kondisi geologi khusus seperti sesar besar yang aktif, atau bendungan yang terletak pada zona E dan F pada Peta Zona Gempa. Bagi bendungan yang memiliki kondisi seperti tersebut, para meter gempa desainnya harus ditetapkan dengan melakukan studi gempa sendiri.
  • 28. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Hidrologi Hidrogeologi, dan Meteorologi Jenis data yang harus dikumpulkan antara lain : • Aliran air / debit sungai, mencakup debit minimum, rata-rata, dan maksimum. • Kualitas air, terkait dengan syarat / baku mutu untuk masing-masing mengguna, dll. • Kondisi air dalam tanah pondasi • Sedimentasi, terkait dengan umur layanan waduk. • Curah hujan, periode jam-jaman, harian, bulanan dan tahunan. • Kelembapan udara dan penguapan, terkait dengan perhitungan ketersediaan air. • Suhu / temperatur, terkait dengan perhitungan ketersediaan air. • Kecepatan angin, terkait dengan perhitungan ketersediaan air dan tinggi jagaan
  • 29. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Jenis-Jenis Fondasi Fondasi suatu bendungan, harus memenuhi tiga syarat penting sbb: • Mempunyai daya dukung yang cukup sehingga mampu menahan beban tubuh bendungan pada berbagai kondisi. • Mampu menghambat aliran rembesan/cukup kedap air • Mempunyai ketahanan terhadap erosi internal, aliran buluh, sembulan (boiling). Sesuai dengan batuan pembentuk lapisan fondasi, secara garis besar fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: • Fondasi batuan • Fondasi pasir atau kerikil • Fondasi tanah
  • 30. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Bendungan urugan adalah bendungan yang dibangun dari material galian yang diurugkan dengan atau tanpa menggunakan material pengikat buatan. Material yang digunakan, biasanya menggunakan material yang tersedia disekitar lokasi bendungan  Bendungan Urugan (quiz)
  • 31.
  • 32. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Macam kegiatan yang dilakukan dalam penyiapan desain bendungan urugan, adalah: • Studi geologi rinci dilokasi bendungan dan ketersediaan material. • Pemilihan jenis bendungan urugan yang paling sesuai dengan kondisi lokasi. • Analisis stabilitas, analisis deformasi, analisis rembesan dan penyipan desain rinci. Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain dapat dibagi menjadi dua, yaitu: • Desain fondasi • Desain tubuh bendungan  Bendungan Urugan
  • 33. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Pertimbangan utama dalam pemilihan tpe bendungan urugan adalah: • Kondisi geologi • Ketersediaan material • Perkiraan biaya  Pemilihan Tipe Bendungan Urugan
  • 34. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI • Puncak bendungan • Pelindung lereng bendungan • Filter dan transisi • Zona kedap air  Bagian-Bagian Tubuh Bendungan
  • 35. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Analisis statik stablitas bendungan dilakukan untuk mengetahui stabilitas bendungan pada berbagai kondisi dan kombinasi beban, dengan cara statik. Analisis stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : • Cara keseimbangan batas (limit equilibrium method), dengan bidang gelincir berbentuk: lingkaran (circular slip surface / sliding circle) dan bentuk baji (wedge) • Cara elemen hingga (Finite Elemen Method)  Analisis Statik
  • 36. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Ada dua macam analisis dinamik yang dilakukan yaitu: • Analisis likuifaksi • Analisis deformasi  Analisis Dinamik Ada dua macam analisis yang dilkukan yaitu: • Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan yang terjadi akibat konsolidasi yang biasa disebut analisis penurunan. • Analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau alihan tetap akibat goncangan gempa  Analisis Deformasi  Analisis Rembesan
  • 37. POKOK BAHASAN PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI Secara garis besar jenis instrument dikelompokkan menjadi: • pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer) • pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok geser, strain meter, joint meter, dll) • pemantau rembesan (V notch) Selain itu di bendungan tinggi juga sering dipasang instrumen untuk memanatau “ancaman dari luar” berupa pemantau gempa SMA dan hidro-meteorologi  Jenis Instrumen
  • 38. Alat Ukur Seismik Instrumen Pemantauan Untuk Bendungan Urugan Alat Ukur Tekanan Alat Ukur Rembesan Alat Ukur Deformasi Tekanan Air Pori Sistem Terbuka Sistem Tertutup Pisometer - Pipa Tegak - Sumur Observasi Pisometer - Hidrolik - Pneumati - Elektrik Sel Tekanan Tanah -Hidrolik -Pneumatik -Elektrik Debit Bocoran Temperatur & Kualitas Air -V- Noth -Cipoleti Internal External - Ekstensometer - Plat penurunan - Inklinometer - dll. - Patok Geser Tekanan Tanah Akselerograf PERENCANAAN BENDUNGAN STUDI KELAYAKAN TUJUAN PEMBANGUNAN, PEMILIHAN TIPE DAN LOKASI BENDUNGAN KRITERIA DAN STRATEGI DESAIN BENDUNGAN SURVEI DAN INVESTIGASI FONDASI DESAIN TUBUH BENDUNGAN URUGAN ANALISIS DESAIN INSTRUMENTASI  Bagan Macam-Macan Instrumen Untuk Bendungan Urugan POKOK BAHASAN
  • 39. 1. Perencanaan Teknis; Pelaksanaan Konstruksi; dan Operasi dan Pemeliharaan (OP); bendungan harus dilaksanakan tahap demi tahap berdasarkan Konsepsi Keamanan Bendungan yang tertuang dalam UU No. 11 tahun 1974 pasal 8 ayat-ayat 3) dan 4), serta pasal 2 Permen PUPR No. 27/2015 tentang bendungan serta Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM). 2. Untuk memastikan bahwa perencanaan teknis; pelaksanaan konstruksi; dan Operasi dan Pemeliharaan bendungan memenuhi kaidah-kaidah keamanan bendungan, Pemerintah menerbitkan peraturan bahwa tahap-tahapan kegiatan tersebut harus mendapat izin atau persetujuan dari Menteri PUPR yang biasa disebut “Surat izin atau Sertifikat Persetujuan”. 3. Tahapan-tahapan Pembangunan Bendungan yaitu: Persiapan Pembangunan; Perencanaan Pembangunan; Pelaksanaan Konstruksi; dan Pengisian Awal Waduk. 4. Bendungan dibangun dengan berbagai tujuan al. untuk: penampung air guna memenuhi berbagai kebutuhan (irigasi, air baku, Industri); pengendali banjir; PLTA; serbaguna; imbuhan air tanah (ground water recharge); penampung sedimen; dan penampung limbah tambang dan penampung lumpur. Rangkuman Perencanaan Teknis
  • 40. 5. Studi kelayakan bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alterntif berdasar pada tinjauan aspek: teknik, ekonomi dan lingkungan. Jenis laporan yg dihasilkan studi ini adalah: laporan utama; laporan ringkasan (Summary report); dan laporan penunjang (survai topografi, hidrologi, geoteknik, survai pertanian, desain pendahuluan, survai sosek, analisis kelayakan ekonomi, studi AMDAL, KAK - desain rinci, rencana pelaksanaan, perkiraan biaya.) 6. Pemilihan tipe bendungan yang paling tepat, shg sesuai dengan tujuan pembangunan, kondisi setempat dan ekonomis, perlu memperhatikan beberapa aspek sbb: tinggi bendungan; material yang tersedia; topografi; geologi; Hidrologi, hidrogeologi dan meteorologi. 7. Kriteria desain bendungan harus memenuhi tiga kreteria pokok, yakni: aman terhadap kegagalan struktur (structural failure); aman terhadap kegagalan hidrolik (hydraulic failure); dan aman terhadap kegagalan rembesan (seepage failure). 8. Jenis survei investigasi (SI) sesuai tahapan pembangunan bendungan, garis besarnya yakni: SI untuk perencanaan umum (desain pendahuluan, desain rinci, konstruksi, serta OP); SI tambahan untuk mengantisipasi permasalahan baru yang timbul; SI untuk keperluan khusus (misal untuk ganti rugi, studi lingkungan, dan untuk penyusunan RTD).
  • 41. 9. Jenis-jenis SI yang diperlukan untuk mendukung desain, al.: survei topografi; survei geologi Teknik; survei material bangunan; survei hidrologi, hidrogeologi, & hidrometeorologi. 10. Tahapan investigasi geologi terdiri dari: penyelidikan geoteknik pendahuluan; Penyelidikan geoteknik tahap desain pendahuluan; dan Penyelidikan geoteknik tahap desain rinci. 11. Investigasi geologi permukaan perlu dilakukan pada tahap desain awal maupun desain rinci yang kegiatannya mencakup: pengkajian data yang telah ada; pengenalan lapangan; pengamatan terhadap singkapan-singkapan dan pembuatan peta; dan geologi yg dilakukan dengan cara analogi terhadap kondisi bawah permukaan. 12. Jenis uji insitu yg dilakukan pada terowongan atau sumuran uji, al.: Uji pembebanan/ uji deformasi; Uji insitu geseran; dan Uji cepat rambat gelombang elastis. 13. Uji laboratorium diperlukan untuk: melakukan analisis sifat teknik batuan (fragmen pembentuk batuan); dan mengetahui sifat teknik batuan atau fragmen batuan. 14. Uji laboratorium dikelompokkan menjadi 2 yaitu: uji laboratorium mekanika tanah; dan uji laboratorium mekanika batuan.
  • 42. 16. Investigasi material dilakukan untuk mengetahui dan menentukan: kualitas material yg mencakup klasifikasi teknis, sifat fisik, mekanik, menentukan material yg memenuhi persyaratan desain dan konstruksi; ketersediaan cadangan material yang memenuhi syarat; kondisi yang berkaitan dg penggalian, lokasi sumber jalan masuk, jarak, status, perlunya konservasi. 17 Secara garis besar fondasi bendungan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: pondasi batuan; pondasi pasir atau kerikil; dan pondasi tanah. 18. Secara garis besar, kegiatan penyiapan desain bendungan dibagi menjadi dua, yaitu: desain fondasi; dan desain tubuh bendungan. 19. Analisis statik, stabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu : cara keseimbangan batas (limit equilibrium method), dengan bidang gelincir berbentuk lingkaran (sliding circle) dan bentuk baji wedge); dan cara elemen hingga (Finite Elemen Method) . 20. Ada dua macam analisis dinamik yg dilakukan yaitu: analisis likuifaksi; dan analisis deformasi. 21. Ada dua macam analisis deformasi yg dilakukan yaitu: analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan yg terjadi akibat konsolidasi; dan analisis deformasi untuk memperkirakan besarnya penurunan atau alihan tetap akibat goncangan gempa. 22. Secara garis besar, jenis instrument dikelompokkan menjadi: pemantau tekanan pori (berbagai jenis pisometer); pemantau deformasi (inklinometer, multi layer settlement, patok geser, strain meter, joint meter); dan pemantau rembesan (V notch).
  • 43. LEMBAGA PENGELOLAAN LAIN LHK, BPN, PLN, PDAM, TELKOM MASYARAKAT: 1. DI SEKITAR LOKASI PROYEK 2. MASYARAKAT LAIN YANG TERKENA DAMPAK PROYEK LEMBAGA INTERNAL LEMBAGA PERIJINAN LEMBAGA KEUANGAN 1. BANK 2. NON BANK SDM (TENAGA KERJA) PEMILIK (OWNER) 1. PEMILIK BENDUNGAN (OWNER,) 2. PEMBERI TUGAS (EMPLOYER) 3. PENGEMBANG (DEVELOPER, INVESTOR) 4. PENGGUNA JASA (USER). KONSULTAN 1. KONSULTAN PERENCANAAN TEKNIS/ DESAIN 2. KONSULTAN PENGAWAS/ SUPERVISI. PELAKSANA KONSTRUKSI 1. KONTRAKTOR 2. SUB KONTRAKTOR 3. KONTRAKTOR SPESIALIS 4. PEMASOK BAHAN DAN/ATAU PERALATAN (SUPPPLIER) PEKERJAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN Pihak Yang Terlibat Dalam Pekerjaan Konstruksi Bendungan B. PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN
  • 44. 1) Pengawasan terhadap pemenuhan persyaratan untuk setiap tingkat risiko; 2) Pengawasan terhadap proses perencanaan pekerjaan konstruksi berdasarkan SNI, Standar keteknikan yang ada dan value engineering, serta manfaat pembangunan terhadap masyarakat sesuai dengan perencanaan kelayakannya; 3) Pengawasan terhadap proses pemilihan penyedia jasa yang berkualifikasi, dengan harga terendah, terevaluasi dan tanpa penyimpangan yang penting dan pokok; 4) Pengawasan terhadap pengendalian pelaksanaan kontrak; 5) Pengawasan terhadap tertib administrasi keuangan; 6) Pengawasan terhadap pencapaian manfaat dengan melakukan analisis terhadap fungsi konstruksi setelah penyerahan kedua (FHO) serta keterpaduan program dengan sektor lainnya; dan 7) Pengawasan terhadap risiko kegagalan bangunan. Lingkup Pengawasan Pelaksanaan Konstuksi
  • 45. • Jasa asistensi teknis dan nasehat (advisor), selama pelaksanaan infrastruktur sipil keairan seperti Bendungan, untuk memastikan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan sudah sesuai dengan final desain. • Jasa yang diberikan di kantor maupun dilapangan, seperti pengkajian shop drawings, kunjungan secara periodik ke lapangan utk mengukur progress dan kualitas pekerjaan, memberikan panduan, kepada Pengguna Jasa dan kontraktor, dalam menginterpretasikan dokumen kontrak & nasihat Teknik lainnya selama proses konstruksi. (Permen PU Nomor : 08 / 2011 tentang Pembagian Subklasifikasi Dan Subkualifikasi Usaha Jasa Konstruksi) Jasa Pengawas Pelaksanaan Konstruksi Bendungan
  • 46. 1. Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi. 2. Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa dapat menjadi pihak yang bertanggung jawab terhadap Kegagalan Bangunan. 3. Dalam hal umur konstruksi lebih dari 10 (sepuluh) tahun, Penyedia Jasa wajib bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan akhir layanan Jasa Konstruksi. 4. Pengguna Jasa bertanggung jawab atas Kegagalan Bangunan yang terjadi setelah jangka waktu yang telah ditentukan di atas. 5. Ketentuan jangka waktu pertanggungjawaban atas Kegagalan Bangunan harus dinyatakan dalam Kontrak Kerja Konstruksi. Kegagalan Bangunan (UU No. 2/ 2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: 60-67)
  • 47. • Penyedia Jasa dan/ atau Pengguna Jasa yang tidak memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi dikenai sanksi administratif berupa: • peringatan tertulis; • denda administratif; • penghentian sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi; • pencantuman dalam daftar hitam; • pembekuan izin; dan/atau • pencabutan izin. • Penghapusan ketentuan pidana dengan menekankan pada sanksi administratif dan aspek keperdataan dalam hal terjadi sengketa antar para pihak. (UU No. 2/ 2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: Penjelasan). • Ketentuan mengenai Sanksi Pidana, ada dalam UU No. 20/ 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sanksi Administrasi (UU No. 2/ 2017 tentang Jasa Konstruksi psl.: 89)
  • 48. Hub. Kontraktual Hub. Fungsional SATKER KONTRAKTOR KONSULTAN Hub. Birokrasi Organisasi Pelaksanaan Pengawasan Konstruksi PPK
  • 49. Pengawas Lapangan Pengawas Lapangan Pengawas KONSTRUKSI Pengawas Pekerjaan Pengawas Pekerjaan Pengawas Pekerjaan Pengawas Lapangan PENGAWAS UKURAN PENGUJI LABORATORIUM Pengawas Utama/ Kepala Direksi Pengawas PPK
  • 50. SATKER BENDUNGAN PPK Bendungan 2 Asisten PP. SPM P.Tek/ P.Adm PPK Bendungan 1 PPK Bendungan 3 Pengawas 1 Pengawas 2 Pengawas 3 Bendahara Kedudukan Dalam Satker Bendungan
  • 51.  Menjaga kelancaran kerja,  Memberikan petunjuk cara kerja yang benar,  Pengukuran hasil kerja,  Memeriksa/ Inspection: bahan, peralatan, tenaga kerja, metoda kerja, standar kerja, hasil kerja, administrasi, persiapan.,  Evaluasi, dan  Membuat Pelaporan. Tugas Pengawas
  • 52. PENGAWASAN Pelaksanaan PENGAWASAN WAKTU (Scheduling Control) PENGAWASAN UKURAN (Dimension Control) PENGAWASAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety Control)  K3 PENGAWASAN BIAYA (Cost Control) PENGAWASAN Kualitas Material (Quality Control) PENGAWASAN Metoda Kerja ( Methoda Control) Kerangka Kerja Pengawasan Konstruksi
  • 53. Dilaksanakan dengan mengikuti rencana pelaksanaan yg berisikan jenis pekerjaan ; urutan dan waktu pelaksanaan yg telah ditetapkan. a. Diagram batang/balok (bar Chart) b. Net Work Planning 1). Pengawasan Waktu
  • 54. SASARAN ■ Titik tinggi/ peil ■ Ukuran: tebal, panjang, lbr,dlL ■ Jumlah , Volume. LANGSUNG, dengan alat ukur Sederhana: mistar, meteran, dll. PENGUKURAN PEMOTRETAN Tidak Langsung Dengan Theodolit, Instrumen. Pelaksanaan Bagian-bagian: - Pondasi, - Pemasangan Tulangan, - Bekisting, - Pengecoran,dll. Urut-urutan: - Foto sebelum, - Saat melakukan pengukuran, - Waktu pelaksanaan pekerjaan, - Setelah selesai. 2). Pengawasan Ukuran
  • 55. Tahap Studi Analisis 1) Memberi penjelasan dan latihan kepada semua unsur yg terkait dengan pelaksanaan. 2) Mengawasi jalannya pelksanaan sesuai dengan tata cara pelksanaan yg telah ditetapkan. 3) Membuat laporan harian jalannya pelksanaan hasil pengujian lapangan dan yg akan ditest di lab. 1) Mengadakan studi dan pemeriksaan thp bahan-bahan yg akan digunakan 2) Melakukan Pengawasan untuk percobaan bahan yg telah dipilih, apakah sesuai spek tek. 3) Menyusun metode kerja; cara pelaksanaan dan penggunaan peralatan dan fasilitas. Tahap Pelaksanaan Pengawasan dan pengambilan sampel Tahap Pemeriksaan Tahap Tindak Lanjut 1) Bila hasil pemeriksaan, kualitas sudah sesuai, dibuat rekomendasi melanjutkan dengan tata cara yg sdh ditetapkan. 2) Bila hasil pemeriksaan tidak sesuai dilakukan pengulangan Kemungkinan; Prosedur tdk sesuai Tata cara tdk cocok. Memeriksa laporan, hasil-hasil pengujian lapangan dan laboratorium dan membuat kesimpulan- kesimpilan. 3). Pengawasan Kualitas Tahapan Pekerjaan Konstruksi
  • 56. 1) Standar kualitas - Mengikuti persyaratan dan spek.Teknik. 2) Standar pengujian - Merujuk pada standar yg berlaku, contoh: 3) Standar pelaksanaan - Menjamin tercapainya kualitas pekerjaan sesuai persyaratan; bahan,percobaan,metoda pelaksanaan,angkutan, dll. 4) Standar pengawasan - Pengawasan yg harus dilakukan. No Jenis Pekerjaan Standar yg dipilih Keterangan 1 Pekerjaan Timbunan tanah ASTM JIS SNI Standar pengujian - Fisik -- Mekanik 2 Pekerjaan beton ASTM JIS SNI PBI 71 -Bahan material -Campuran beton -Mutu beton 4). Penetapan Standar
  • 57. - Pemeriksaan Bahan timbunan - Percobaan pemadatan laboratorium - Metoda penimbunan/ pemadatan - Percobaan pemadatan timbunan - Penimbunan / pemadatan - Pemeriksaan hasil pekerjaan. Bagan Standar pelaksanaan Pekerjaan Tanah - Pemeriksaan Bahan Percobaan Campuran (mix design) Pengadukan (concrete mixing plan) Pengang- kutan Pengecoran, Pemadatan, Perawatan. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Bagan Standar pelaksanaan Pekerjaan Beton 5). Standar Pelaksanaan Pekerjaan
  • 58. Jenis Pemeriksaan Yang diperiksa Nama pengujian Sifat –sifta Fisik Tanah 1. Gradasi 2. Batas cair 3. Batas plastis 4. Kadar air lapangan -Analisa saringan (sieve analysisis) -Uji Atterberg (Atterberg Test) -Uji Kadar air (Water content test) Sifat-sifat Mekanik Tanah 1. Kepadatan kering max. 2. Kadar air optimum 3. Tingkat kepadatan 4. Permeabilitas 5. Parameter C dan Q - Analisis pemadatan (Compaction test) -Percobaan rembesan ( permeabi- lity test) Daya dukung 1. Indeks penetrasi 2. CBR 3. Faktor Daya dukung -Percobaan penetrasi (penetration test. -Percobaan CBR -Percobaan beban plat ( plate loading test) 6). Pemeriksaan Sifat Bahan a) Bahan Timbunan Tanah
  • 59. Bagian Pemeriksaan Yang diperiksa Nama Percobaan Bahan-bahan (materials) 1. Ukuran butir agregat 2. Kadar air permukaan agregat 3. Tingkat keausan agregat 4. Berat jenis 5. Masa pengikatan semen - Analisa saringan (sieve analysisis) - Percobaan air permukaan (surface Moisture content) - Los Angles test. Adonan beton ( fresh concrete) 1. Slump 2. Kandungan udara 3. Perbandingan campuran 4. Berat Isi - Percobaan slump (slump test) - Percobaan kandungan udara - Percobab campuran - Percobaan berat isi. Beton yg sudah mengeras 1. Kekuatan tekan 2. Kekasaran permukaan 3. Kekuatan lentur - Percobaan tekan - Percobaan pukulan - Percobaan kekasaran permukaan - Percobaan lentur - Pengambilan sampel. b) Bahan Pekerjaan Beton
  • 60. PENGAWASAN BAGI PENGAWAS LAPANGAN 1. Prosedur Pengawasan Bagi Pengawas Lapangan 2. Prosedur Pengendalian Cacat 3. Prosedur Aksi Koreksi Prosedur Pengawasan Pekerjaan
  • 61. PELAPORAN CAKUPAN DALAM PELAPORAN 1. Kepentingan Pelaporan, 2. Sistim Kearsiapan Pelaporan Lengkap, 3. Laporan Pengawasan Konstruksi, dan 4. Arsip Kantor Lapangan.
  • 62. Ir. Abdul Hanan Akhmad, M.Eng. Laporan Pengawasan Konstruksi
  • 63. Ir. Abdul Hanan Akhmad, M.Eng. 1) Korespondensi, 2) Gambar-gambar Kerja, 3) Pengajuan Gambar pelaksanaan, 4) Permintaan/ Peminjaman, 5) Laporan-laporan, 6) Contoh-contoh: - Test Operasi - Penyimpangan permintaan-permintaan. Seluruh arsip lapangan harus yg terbaru dan dipelihara, siap pakai, mencakup: Arsip Kantor Lapangan
  • 64. 1) Laporan Untuk Pengisian Awal Waduk 2) Laporan Untuk Operasi Bendungan Laporan-Laporan Terkait Dengan Penyelesaian Proyek Bendungan
  • 65. 1) Pihak-pihak yang Terlibat Dalam Pekerjaan Konstruksi Bendungan adalah Pemilik (Owner); Konsultan (Perencana dan Supervisi); dan Pelaksana Konstruksi (Kontraktor); serta pihak- pihak terkait: Tenaga Kerja, Masyarakat, dan Lembaga-Lembaga terkait pembangunan bendungan. 2) Pengawasan berperan penting dalam mencapai kesuksesan pembangunan bendungan yang tertib dan aman. 3) Calon pengawas bendungan diperlukan pelatihan, bimbingan Teknis, dan Praktek Kerja Lapangan, sebelum ditugaskan sebagai pengawas untuk memahami: Tugas Pengawasan, dan Tata Kerja dalam Organisasi Satker Bendungan. 4) Tugas Pengawasan merupakan Jembatan terdepan dalam rangka Koordinasi antara Pengguna Jasa, Penyedia Jasa, dan para pihak, serta Lembaga terkait lainnya. 5) Pengawasan konstruksi bendungan, dikenal dengan Konsultan: Task Concept dan Asistance Concept. Penggunaan disesuaikan kebutuhan tenaga dengan kopetensi yang sesuai pengguna jasa. Dapat juga dengan kombinasi Task Concept dan Asistance Conccept. RANGKUMAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI
  • 66. 6) Hubungan koordinasi antara Pengguna Jasa, dan Penyedia Jasa (Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana) terjalin dengan baik, diperlukan penyiapan dan pemahaman tentang: kerangka kerja pengawasan, prosedur Pengawasan, hingga pelaporan hasil pekerjaan dengan sistim arsip yang tertib. 7) Pada tahapan Pembangunan Bendungan, terkait legal aspek izin-izin penyelesaian proyek, tim direksi pengawas, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana, berkewajiban untuk menyelesaikan laporan-laporan yaitu:  Laporan Untuk Pengisian Awal Waduk  Izin Pengisian awal waduk.  Laporan Untuk Operasi Bendungan  Izin Operasi Bendungan.
  • 67. PERSIAPAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN (POP)
  • 68. PERSIAPAN OPERASI PEMELIHARAAN (POP) POP ADALAH MASA TRANSISI DARI PEMBANGUNAN KE PENGELOLAAN DIPERLUKAN ORGANISASI POP YANG DITETAPKAN OLEH KEPALA BALAI DIDALAMNYA ADA UNSUR PEMBANGUN DAN ADA UNSUR PENGELOLA / UPB DALAM MASA TRANSISI INI DISERAHKAN DATA DAN TEKNOLOGI SERTA SARPRAS OP DARI UNIT PEMBANGUN KEPADA UNIT PENGELOLA
  • 69. ORGANISASI POP MEMBUAT PERENCANAAN POP (CANPOP) UNTUK MASA PALING LAMA 2 TAHUN ANGGARAN ANGGARAN DIPROGRAMKAN PADA UNIT PEMBANGUN UNTUK SETIAP TAHUN ANGGARAN MELAKSANAKAN POP TERINTEGRASI DENGAN KEGIATAN MASA PEMELIHARAAN KONSTRUKSI SELESAI MASA POP UNIT PENGELOLA SIAP UNTUK MENGELOLA PERSIAPAN OPERASI PEMELIHARAAN (POP) ..lanjutan
  • 70. DOKUMENYANGHARUSDISIAPKANOLEHPEMBANGUNYANGHARUS DISERAHKANKEPADAUPBPADAMASAPOP. 1. IZIN PENGGUNAAN SDA (Ps 10) 2. PERSETUJUAN PRINSIP PEMBANGUNAN BENDUNGAN (Ps 16) 5 TH, 1X 3. PERSETUJUAN DESAIN BENDUNGAN (Ps 24) ** 4. DOKUMEN STUDI PENGADAAN TANAH DAN STUDI PEMUKIMAN KEMBALI (Ps 26) 5. IZIN PELAKSANAAN KONSTRUKSI BENDUNGAN (Ps 30) ** UNTUK 3 TH 6. RENCANA PENGELOLAAN BENDUNGAN YANG BERISIKAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN BESERTA WADUKNYA (TERMASUK AKNOP) DILENGKAPI DENGAN POLA OPERASI WADUK (5 TH) (Ps 45, 46, 47) 7. RENCANA TINDAK DARURAT/ RTD (Ps 53) 8. IZIN PENGISIAN AWAL WADUK (Ps 64) ** 9. AS BUILT DRAWING 10. DOKUMEN LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN KONSTRUKSI (PS 90) ** 11. IZIN OPERASI (PS 92) ** 12. PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN (PSP) >>> BMN / ASET
  • 71. Dokumen Yang Harus Disiapkan Oleh Pembangun Selama Pelaksanaan Konstruksi(Pasal42,PERMENPUPR27/2015) 1. Rencana Pengisian Awal Waduk 2. Rencana Pengelolaan Bendungan 3. Rencana Pembentukan Unit Pengelola Bendungan (UPB) 4. Rencana Tindak Darurat (RTD) 5. Proses Penetapan Status Penggunaan (PSP)……BMM / Aset
  • 72. Rencana Pembentukan Unit Pengelola Bendungan (UPB) 1. Sudah Ada UPB. Menambah Unit Pelaksanaan OP Untuk Bendungan Baru. 2. Belum Ada UPB Dibentuk UPB.
  • 73. 1. Izin Pengisian Awal Waduk (Ps 64) ** Oleh Menteri 2. AS Build Drawing 3. Dokumen Laporan Akhir Pelaksanaan Konstruksi (Ps 90) ** Sebagai salah satu acuan pelaksanaan OP. 4. Izin Operasi (Ps 92 ayat 5) ** Oleh Menteri 5. Penetapan Status Penggunaan (PSP)……BMM / Aset Dokumen Yang Harus Disiapkan Setelah Pelaksanaan Konstruksi Selesai
  • 74. C. OPERASI DAN PEMELIHARAAN (OP) BENDUNGAN
  • 75. OPERASI DAN PEMELIHARAAN Bisa membeli / membangun, tidak bisa memelihara / merawat Perawatan kurang mendapat perhatian Semakin tua, kondisi semakin menurun Semakin tua semakin tidak menarik, resiko makin tinggi Semakin tua, semakin rentan, semakin banyak masalah Semakin tua, semakin antik, perawatan semakin berat Semakin tua, semakin rewel, semakin perlu perhatian 75
  • 76. Tusi Subdit OP Bendungan vs. Tugas BBWS/BWS Tercapainya tujuan pelaksanaan OP Sarana & Prasarana Bendungan: Terjaminnya Kelestarian Fungsi, Manfaat, dan Keamanan Bendungan KEWENANGAN, OUTPUT & OUTCOME JELAS TUSI SUBDIT OP BENDUNGAN PENGORGANISASIAN (ORGANIZING) PELAKSANAAN OPERASI & PEMELIHARAAN PENILAIAN PENCAPAIAN PERENCANAAN PROGRAM/ KEGIATAN KINERJA PENENTUAN PRIORITAS BBWS/BWS: OPERASIONAL PENGELOLAAN SARANA & PRASARANA DANAU DAN BENDUNGAN (BENDUNGAN/WADUK/EMBUNG/DANAU/SITU) PEMBINAAN PELAKSANAAN NSPK PEMBINAAN & PENGENDALIAN PELAKSANAAN OP DANAU & BENDUNGAN FASILITASI PENGUMPULAN DATIN SDA PENYELENGGARAAN JAMINAN MUTU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PELAKSANAAN OP DANAU & BENDUNGAN OLEH BBWS/BWS SUBDITOP BENDUNGAN: PEMBINA PELAKSANAANOP DANAU DAN BENDUNGAN DALAM HAL PENGATURAN, PELAKSANAAN, PEMANTAUAN & EVALUASI 1 2 3 4 76 KONDISI PRASARANA TINGKAT KERUSAKAN IDENTIFIKASI MASALAH REKOMENDASI PEMERIKSAAN/ PEMANTAUAN (OPERASI RUTIN) AUDITTEKNIS SDM PERALATAN RENSTRA Updating Data Feedback PENGAWASAN, MONEV DATABASE
  • 77. `1. Latar Belakang 1. Pembangunan bendungan memerlukan biaya besar dan pengorbanan masyarakat. Hasil pembangunan harus dapat dioperasi dan dipelihara dgn baik agar investasi besar tetap terus memberi manfaat besar bagi masyarakat. 2. Kegiatan O & P bendungan merupakan kegiatan yg sangat penting agar bendungan beserta waduknya dapat bekerja secara normal, memberi manfaat sesuai dengan umur rencana & keamanan bendungan tetap terjaga. 3. Ancaman: bendungan pada umurnya mengalami proses kemerosotan material (deterioration) dan juga perusakan oleh mahkluk hidup. Bendungan berjalan sesuai dengan umut rencana, harus selalu dipantau, dioperasikan, dan dipelihara dengan baik dan benar. 4. Operasi, Pemeliharaan dan Pemantauan secara rutin, menguntungkan bagi Pengelola bendungan, untuk dapat mengetahui lebih dini perkembangan kondisinya sebelum menjadi ancaman nyata, untuk dapat mengambil langkah secara cepat, sehingga tidak berkembang semakin parah.
  • 78. RENSTRA OP BENDUNGAN.....? KEGIATAN ANTARA LAIN : OPERASI PEMELIHARAAN PEMANTAUAN PEMERIKSAAN/INSPEKSI TAHUNAN PEMERIKSAAN/INSPEKSI 5 TAHUNAN IJIN OPERASI RTD PEMERIKSAAN/INSPEKSI KHUSUS
  • 79. 1) UU Nomor 11 TAHUN 1974 tentang PENGAIRAN 2) Permen PUPR nomor : 27/PRT/M/2015 tanggal 20 Mei 2015 tentang BENDUNGAN 3) Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, No. 199/KPTS/D/2003. a. Bagian 1 : Umum, b. Bagian 2 : Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan, c. Bagian 3 : Sistem Instrumentasi dan Pemantauan, d. Bagian 4 : Inspeksi Keamanan Untuk Peralatan Hidromekanikal dan Elektrik, e. Bagian 5 : Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal dan Elektrik. 4) Pedoman Penyiapan Rencana Tindak Darurat, No. 94/KPTS/A/1998 5) Pedoman Inspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, No. 05/KPTS/2003 6) Pedoman Pengelolaan Sedimentasi Waduk, Nov-04 7) Manual Inspeksi Visual Bendungan Urugan, Nov-04 8) Pengendalian Rembesan pada Bendungan Urugan, Dec-05 9) Grouting untuk Bendungan, Dec-05 10) Pembuatan Dinding Halang (Cut-Off Wall) pada Bendungan Urugan, Dec-05 11) Klasifikasi Bahaya Bendungan, No. 257/KPTS/D/2011 12) Perhitungan Aknop Bendungan, No. 01/SE/D/2016 2. Landasan Hukum Kegiatan Operasi Dan Pemeliharaan Bendungan
  • 80. Umur bendungan banyak > 50 tahun; Kondisi dan fungsi menurun; Perencanaan & pembangunan bendungan/embung ada yg belum sesuai kaidah dan persyaratan keamanan; Alokasi anggaran OP tidak memadai; Tidak ada Renstra OP Bendungan belum dijadikan prioritas; SDM/Unit Pengelola tidak memadai; Rencana Tindak Darurat (RTD) tidak ada; Pelaksanaan Operasi tidak sesuai pola; Manual OP umumnya tidak tersedia; Pemeriksaan, pemantauan & evaluasi kondisi bendungan tidak dilakukan sebagaimana mestinya. 80 Kondisi Bendungan di Indonesia
  • 81. PENGELOLAAN BENDUNGAN (Ps 74) Pengeloaan bendungan beserta waduknya untuk pengelolaan sumber daya air ditujukan utk menjamin: 1. Kelestarian Fungsi dan Manfaat Bendungan beserta Waduknya 2. Efektivitas dan Efisiensi Pemenfaatan Air 3. Keamanan Bendungan Dilaksanakan Dengan Memperhatikan Keseimbangan Ekosistem Dan Daya Dukung Lingkungan Hidup.
  • 83. Pengelolaan Bendungan (Ps 76.1) Tahapan Pengelolaan Bendungan Dapat Berupa: 1. Operasi dan Pemeliharaan 2. Perubahan dan Rehabilitasi 3. Penghapusan Fungsi Bendungan
  • 84. Pengelolaan Bendungan (Ps 76.2) Pengelolaan Bendungan Beserta Waduknya Diselenggarakan Melalui Kegiatan: 1. Pelaksanaan Rencana Pengelolaan 2. Operasi Dan Pemeliharaan 3. Konservasi Sumber Daya Air Pada Waduk 4. Pendayagunaan Waduk 5. Pengendalian Daya Rusak Air Pengendalian Bendungan Beserta Waduknya 6. Penghapusan Fungsi Bendungan.  Termasuk Daerah Sempadan Waduk (Ps 76.3)
  • 85. Pemilik Bendungan Pemerintah Pusat (Ps 77) Pengelolaan bendungan beserta waduknya menjadi tanggung jawab Pemilik Pemerintah pusat sebagai pemilik, Menteri menunjuk Unit Pelaksana Teknis yang membidangi Sumberdaya air atau BUMN sebagai Pengelola Bendungan. Pengelola bendungan dalam melaksanakan pengelolaan bendungan beserta waduknya dibantu oleh Unit Pengelola Bendungan (UPB). UPB ditetapkan oleh Pemilik atau Pengelola Bendungan. Pengelola Bendungan BUMN, Penetapan UPB Oleh Direksi.
  • 86. Unit Pengelola Bendungan (UPB) (Ps 81) UPB sebagaimana diatur pada ps 77, 78, dan 79 mempunyai tugas melaksanakan pengelolan bendungan beserta waduknya UPB dipimpin oleh Kepala Unit Pengelola Bendungan Kepala UPB harus memenuhi persyaratan : 1. Memiliki sertifikat keahlian bidang bendungan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang sesuai dengan ketentuan per UU 2. Memiliki kompetensi dalam pengelolaan bendungan beserta waduknya Persyaratan dan prosedur pembentukan UPB dilakukan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri.
  • 87. Unit Pengelola Bendungan (UPB) Penanggung jawab upb adalah Kepala Balai (Permen PUPR Nomor : 20/ PRT/ M/ 2016) Kepala UPB melekat pada struksur organisasi balai yaitu untuk BBWS dijabat oleh Kepala Bidang OP dan untuk BWS dijabat oleh Kepala Seksi OP / Kepala Seksi Perencanaan dan OP (Permen PUPR Nomor : 20/ PRT/ M/ 2016). Kepala Sekretariat UPB untuk BBWS dijabat oleh Kepala Seksi Perencanaan OP dan untuk BWS oijabat oleh PPK OP SDA 1 yang dibantu Petugas Bidang Program, Evaluasi, dan Pelaporan Kegiatan Operasi, Pemeliharaan, dan Pemantauan
  • 88. Unit Pengelola Bendungan (UPB) Disetiap bendungan ada:  Petugas Operasi dan Petugas Pemeliharaan yang melaksanakan kegiatan Operasi, Pemeliharaan, dan  Petugas Pemantauan serta Unit Keamanan Bendungan Dikoordinir oleh seorang koordinator. Apabila di dalam WS ada operator bendungan (BUMN, BUMD, BU), masing masing operator wajib membentuk UPB. Dalam penyusunan dan pelaksanaan RTOW untuk operasi waduk berkoordinasi dengan UPB Balai. Dalam Bekerja, Unit Pengelola Bendungan dibekali dengan Pedoman O dan P.
  • 89.  Pedoman O dan P Pedoman O dan P, dokumen tertulis yang berisi ketentuan dan instruksi yang lengkap, cermat dan mutakhir untuk setiap bendungan, bangunan pelengkap serta peralatannya agar berfungsi dengan baik. Pedoman ini disiapkan oleh Unit Pengelola Bendungan (UPB). Pedoman O dan P, paling tidak harus mencakup: (1) Ketentuan atau petunjuk umum; (2) Organisasi O dan P; (3) Petunjuk operasi; (4) Petunjuk pemeliharaan; (5) Petunjuk pemantauan atau pengamatan bendungan; (6) Sistem pelaporan; (7) Perkiraan biaya OP; dan (8) Lampiran-lampiran grafik, tabel, gambar-gambar penting purna konstruksi pekerjaan sipil, mekanikal/elektrikal dan instrumentasi.
  • 90. (1) Petunjuk umum, paling tidak harus mencakup: a) Fungsi, manfaat, dan gambaran umum; b) Revisi, pemutakhiran, dan distribusi panduan; c) Penetapan dan tanggung jawab pelaksanaan O dan P; d) Penjelasan peralatan komunikasi; e) Situasi jalan masuk; f) Organisasi & hubungannya dengan pihak lain; g) Sistem pelaporan; h) Pendokumentasian; i) Prosedur peringatan bahaya; j) Program pelatihan; dan k) Prakiraan biaya O dan P.
  • 91. (2) Petunjuk Operasi paling tidak harus mencakup: a) Pola operasi, rencana operasi tahunan dan evaluasinya; b) Operasi harian rutin, prosedur operasi sesuai ketersediaan air waduk, kebutuhan (jumlah & waktu), pengendalian banjir, dll.; c) Perkiraan air masuk (data hidrologi) dan laporan muka air tinggi; d) Operasi bangunan pelengkap & peralatan mekanik-listrik, rencana operasi keseluruhan, urutan operasi/ pembukaan pintu/ klep, operasi alternatif, pembatasan operasi untuk melindungi peralatan; e) Prosedur operasi pintu air selama banjir, terhadap perubahan muka air hulu dan hilir; f) Prosedur operasi khusus/ darurat, diluar operasi rutin/normal; g) Pembatasan dalam operasi, terkait keamanan bendungan (pengisian, pengeluaran, penurunan muka air waduk); h) Penjelasan operasi pintu yang memerlukan izin khusus; i) Uji operasi untuk peralatan yang terkait dengan keamanan bendungan; dan j) Penjelasan-penjelasan, dll.
  • 92. (3) Petunjuk Pemeliharaan paling tidak memuat mengenai: a) Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik. b) Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau berkala utk bendungan, bang. pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan khusus yang diperlukan. c) Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan pemeliharaan yang harus dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan, bagaimana pek pemeliharaan dilaksanakan. d) Pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan.
  • 93. (3) Petunjuk Pemeliharaan paling tidak memuat mengenai: a) Pekerjaan pemeliharaan bangunan dan sistem yang ada, mencakup: peralatan mekanik, listrik, hidrolik dan sipil, agar tetap dalam kondisi aman dan berfungsi baik. b) Rencana/program pemeliharaan, yang harus dilakukan secara rutin atau berkala utk bendungan, bang. pelengkap dan peralatan (sesuai referensi pabrik), serta bahan dan peralatan khusus yang diperlukan. c) Catatan pemeliharaan; menjelaskan mengenai catatan atau laporan pemeliharaan yang harus dibuat oleh petugas, mencakup: kondisi bangunan, periode pemeliharaan, bagaimana pek pemeliharaan dilaksanakan. d) Pemeliharaan dalam rangka pencegahan dan perbaikan.
  • 94. (4) Petunjuk Pemantauan paling tidak menjelaskan mengenai: a) Pengamatan yang mencakup: Pengukuran dan Pembacaan instrumen, pemeriksaan & inspeksi, uji operasi khususnya bagi komponen dan peralatan yang berkaitan dg keamanan bendungan seperti: fasilitas pengeluaran bawah (botom outlet), pintu pelimpah, sistem gawar banjir, dan lain-lain. b) Pemeriksaan yang mencakup: pemeriksaan rutin, pemeriksaan tengah tahunan dan tahunan, pemeriksaan luar biasa, pemeriksaan besar dan evaluasi keamanan bendungan. c) Evaluasi (awal) dan pelaporan, yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan dan data instrumentsi.
  • 95. 4. Organisasi O dan P Organisasi O dan P bendungan harus didukung oleh Personil dan Staf yang memadai ditinjau dari kuantitas dan kwalitasnya. Untuk itu, perlu pelatihan secara berkala bagi para petugas O dan P bendungan serta dukungan sarana, peralatan dan dana yang memadai. Secara umum, Personil O dan P bendungan dikelompokkan menjadi 2, yaitu: 1) Personil tetap: melaksanakan kegiatan rutin operasi, pemeliharaan, pemantauan, pengelolaan bendungan, termasuk petugas keamanan (security). 2) Personil tidak tetap: adalah pekerja lepas atau sebagai kontraktor/ sub kontraktor. Gambar berikut disajikan contoh tipikal Struktur Organisasi O dan P bendungan dan kebutuhan personil (bendungan berukuran menengah kebawah).
  • 96. PENGAMAT BENDUNGAN Minimal Sarjana Muda Teknik Sipil, telah mengikuti pelatihan rekayasa dan OP bendungan, pengalaman OP minimal 5 tahun ENJINER SENIOR/SUPERVISOR Sarjana Teknik Sipil, pengalaman bidang rekayasa dan OP bendungan 5–10 tahun. Juru Bendungan Bidang Operasi (Operator) SMU/SMK dan pengalaman bidang operasi SDA Juru Bendungan Bidang Pemeliharaan SMU/SMK dan pengalaman bidang pemeliharaan bendungan, katup dan pintu- pintu air Juru Bendungan Bidang Pemantauan SMU, pelatihan khusus di bidang instrumentasi, pembacaan dan pencatatan Sekuriti 2-3 personil (tetap) Operasi 2-3 personil (tetap) Personil Tetap 2-3 personil Personil Tidak Tetap (pekerja lepas) Instrumentasi/ Pemantauan 2-3 personil Organisasi O dan P(lanjutan 1..) Catatan: Jumlah personil tergantung pada dimensi dan karakteristik bendungan Gambar 2-1. Contoh Bagan Organisasi O dan P Bendungan
  • 97. Pengelolaan Bendungan Terpadu N S PK LINGKUNGAN STRATEGIS OP BendunganOptim al (Dana & Kegiatan) P S M UU/PP Permen PU, Pedoman Manual OP BE ND U N GA N Tubuh Bendungan Bangunan Pelengkap & Peralatan Hidromekanikal Elektrikal Instrumen Keamanan NILAI EKONOMI & UMUR BENDUNGAN MENINGKAT; KEAMANAN TERJAGA Bendungan Berfungsi Sesuai Rencana Keterangan: P : Pemerintah M : Masyarakat S : Swasta Fasilitas Pendukung Umur Tua Fungsi/Kondisi Menurun Dana/Kegiatan OP Blm Memadai UPB Blm Dibentuk WADUK (Daerah Genangan & Greenbelt) DAERAH TANGKAPAN AIR
  • 98. 4. Operasi Bendungan/ Waduk Operasi Bendungan/ waduk dilakukan dengan cara mengatur pengeluaran air waduk melalui pintu-pintu atau katup pada bangunan pelengkap terdiri dari:  Bangunan Sadap/ Intake,  bangunan pelimpah, dan  Fasilitas pengeluaran darurat (emergency release) yang dapat berupa bangunan pengeluaran bawah (botom outlet) atau pintu emergensi. Dilihat dari jenis operasinya, operasi waduk dibedakan menjadi:  Operasi normal/ operasi harian rutin, yaitu: operasi sehari-hari sesuai prosedur standar untuk melayani keperluan air di hilir bendungan.  Operasi darurat, yaitu: operasi waduk untuk merespon suatu kejadian yang dapat mengancam keamanan dan keutuhan bendungan.
  • 99.  Operasi waduk merupakan kegiatan pengendalian air yang keluar dari waduk dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan air, dan pengendalian banjir di hilir sesuai dengan pola dan rencana operasi yang telah ditetapkan.  Pelaksanaan Operasi Waduk Kegiatan pelaksanaan operasi waduk dilakukan pada 3 (tiga) kondisi, yaitu: kondisi normal, kondisi banjir dan kondisi darurat.
  • 100. Penutup a. Bendungan merupakan prasarana vital yang perlu dijaga dan dipertahankan fungsinya; b. Kegiatan OP bendungan ditujukan untuk menjaga dan menjamin kelestarian kelestarian fungsi dan manfaat bendungan beserta waduknya, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan air; serta Keamanan bendungan (guna menghindari terjadinya kegagalan bendungan); c. Lingkup kegiatan OP bendungan sangat luas dan memerlukan upaya banyak pihak; d. Kerjasama pengelolaan bendungan perlu didorong guna efisiensi dan efektivitas pemanfaatan bendungan. 100
  • 101. TERIMA KASIH KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI © Pusdiklat SDA dan Konstruksi, 2018