Ringkasan dokumen tersebut adalah mengenai definisi cek menurut KUHD dan Bank Indonesia, jenis-jenis cek, unsur-unsur cek, dan ketentuan terkait cek.

1. SURAT
BERHARGA:
CEK
Kelas Hukum Surat Berharga C-1
Fakultas Hukum Universitas Airlangga
2021
Disusun oleh:
❏ Kinan Kalam
Khalifa
(031811133159)
❏ Dionisius Surya
(031811133226)
❏ Annisaa Azzahra
(031811133041)
❏ Quinta Nabila
Xeonita
(031811133124)
❏ Dina Amini
(031811133140)

2. Apa itu cek ?
Cek adalah surat perintah membayar sebagaimana diatur dalam Kitab UU Hukum Dagang
(“KUHD”), dijabarkan dalam Pasal 180 KUHD:
Cek itu harus ditarik atas seorang bankir yang menguasai dana untuk kepentingan penarik,
dan menurut perjanjian tegas atau secara diam-diam yang menetapkan, bahwa penarik
mempunyai hak untuk menggunakan dana itu dengan menarik cek. Akan tetapi bila
peraturan-peraturan itu tidak diindahkan, maka atas-hak itu tetap berlaku sebagai cek.
Adapun dalam situs Bank Indonesia dijelaskan bahwa Cek merupakan surat perintah tidak
bersyarat untuk membayar sejumlah dana yang tercantum dalam cek. Penarikan cek dapat
dilakukan baik "atas nama" maupun "atas unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat
diperdagangkan (negotiable paper).

3. Dasar Hukum
1. Pasal 178 sampai dengan Pasal 229 KUHD;
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan
Transaksi Pembayaran;
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/43/PBI/2016 tentang Perubahan atas Peraturan
Bank Indonesia Nomor 8/29/PBI/2006 Tentang Daftar Hitam Nasional Penarik Cek
dan/atau Bilyet Giro Kosong;
4. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 2/10/DASP Tahun 2000 tentang Tata Usaha
Penarikan Cek/Bilyet Giro Kosong

4. Subjek dalam Cek
1. Penarik/ Penerbit Cek
2. Penerima Cek
3. Tertarik/Tersangkut Cek

5. Penarik / Penerbit Cek
1. Orang yang menerbitkan cek dan pemilik dana yang tertera dalam cek
2. Pasal 190a KUHD → “Penarik atau seseorang yang atas tanggungannya cek itu ditarik,
wajib berusaha agar dana yang diperlukan untuk pembayaran pada hari pengajuannya ada
di tangan tertarik, sekalipun bila cek itu ditetapkan harus dibayar oleh pihak ketiga, dengan
tidak mengurangi kewajiban penarik sesuai dengan pasal 189.”
3. Pasal 189 KUHD → “Penarik menjamin pembayarannya. Setiap Klausula yang meniadakan
kewajiban ini, dianggap tidak ditulis.”
4. Berdasarkan dari ketentuan Pasal 190a dan 189 KUHD tersebut, kewajiban
Penerbit/Penarik adalah harus menjamin pembayaran surat cek yang diterbitkannya, dan
harus menyediakan dana yang cukup untuk membayar surat cek yang diterbitkannya.
Penerbit tidak boleh meniadakan kewajiban pokok tersebut, dengan dalih apapun.

6. Penerima Cek
1. Pada dasarnya surat cek itu terbit, karena adanya perikatan yang terjadi antara
Penarik/Penerbit dan pemegang pertama atau penerima.
2. Hubungan hukum tersebut adalah antara pihak penerbit/penarik sebagai Debitor, dan
yang berkewajiban membayar dengan penerima surat cek sebagai Kreditor, yaitu orang
berhak atas pembayaran.
3. Debitor itu menerbitkan surat cek dengan tujuan untuk membayar kepada Penerima
surat cek tersebut, yang dalam surat cek tersebut Debitor memerintahkan pihak
ketiga/tertarik/tersangkut untuk membayar penerima surat cek.

7. Tertarik / Tersangkut Cek
Adalah pihak yang mendapatkan perintah dari Penerbit untuk membayar dana sejumlah yang
tertera di Cek kepada Penerima Cek, dalam hal ini yaitu Bank.
Pasal 190b KUHD → “Tertarik dianggap mempunyai dana yang diperlukan, bila pada waktu
pengajuan cek itu kepada penarik atau kepada orang yang atas tanggungannya cek itu ditarik, ia
mempunyai utang sejumlah uang yang sudah dapat ditagih, paling sedikit sama dengan jumlah
pada cek itu.”
Jadi Tertarik/Tersangkut/Bank dianggap telah menguasai dana yang diperlukan, apabila telah
ditunjukkan kepada Tertarik/Tersangkut/Bank, sehingga kepada penerbit/penarik atau kepada
orang atas perhitungan siapa surat cek itu diterbitkannya, mempunyai utang yang telah dapat
ditagih, paling sedikit sama besarnya dengan jumlah uang yang tertera dalam surat cek.

8. Hubungan Penarik dengan Tertarik
★ Karena Tertarik/Tersangkut/Pihak Ketiga adalah suatu Bank
★ Maka antara pihak ketiga/tertarik/tersangkut dengan Penerbit/Penarik/Debitor
adalah Penerbit/Penarik mempunyai rekening giro pada Tertarik/Tersangkut/Pihak
Ketiga/Bank tersebut,
★ dan dalam rekening Penerbit/Penarik, Tertarik/Tersangkut/Pihak Ketiga/Bank
berkewajiban menyediakan dana yang sewaktu-waktu diperlukan dapat diambil dengan
menerbitkan cek.

9. Syarat formal
Tiap-tiap cek berisikan:
1. Nama Cek (dimuat dalam teks sendiri atau diistilahkan dalam bahasa
cek)
2. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang
3. Nama tertarik
4. Penetapan tempat pembayaran harus dilakukan
5. Tanggal dan tempat ditariknya cek
6. Tanda tangan penarik

10. Contoh Cek &
Bagian-bagiannya

11. Jenis Jenis Cek
Cek atas nama
Cek atas unjuk
Cek silang
Cek mundur
Cek kosong
1
3
2
4
5

12. Cek Atas Nama
Cek Atas Nama adalah cek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan
hukum tertentu yang tertulis dengan jelas di dalam cek tersebut. Contohnya,
apabila di dalam sebuah cek tertulis perintah “bayarlah kepada saudara Rafi
sejumlah Rp5.000.000” atau “bayarlah kepada PT Makmur Jaya senilai
Rp25.000.000“ maka cek inilah yang disebut sebagai Cek Atas Nama.” Namun, ada
catatan bahwa kata-kata seperti “atau pembawa” di belakang nama yang
disebutkan harus dicoret.
1

13. Cek Atas Unjuk
Cek Atas Unjuk merupakan kebalikan dari Cek Atas Nama. Di dalam Cek Atas Unjuk,
tidak terdapat nama penerima atau badan hukum yang ditunjuk sehingga siapa saja
yang membawa cek tersebut dapat menguangkannya. Contohnya, di dalam cek
tersebut hanya tertulis “bayarlah cash atau tunai” atau tidak ditulis kata-kata apa
pun.
2

14. Cek Silang
Cek Silang merupakan cek yang di bagian pojok kiri atas diberi dua tanda silang. Cek Silang
atau Cross Cheque ini sengaja diberi tanda silang agar fungsinya berubah dari tunai menjadi
nontunai atau pemindahbukuan.
Terdapat 2 jenis cek silang:
1. Cek Silang Umum (diatur pada Pasal 215 ayat (1) KUHD)
⇒ Cek yang diberi tanda berupa 2 garis sejajar di muka cek dan tidak terdapat petunjuk
atau nama bank yang ditunjuk
1. Cek Silang Khusus (diatur pada Pasal 215 ayat (2) KUHD)
⇒ Cek yang di antara 2 garis silangnya terdapat petunjuk atau nama bank yang ditunjuk
3

15. Cek Kosong
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 2/10/DASP tanggal 8 Juni 2000 tentang Tata
Usaha Penarikan Cek/Bilyet Giro Kosong:
“Cek/Bilyet Giro Kosong adalah Cek/Bilyet Giro yang diunjukkan dan ditolak Tertarik dalam
tenggang waktu adanya kewajiban penyediaan dana oleh Penarik karena saldo tidak cukup
atau Rekening telah ditutup”
Contoh: Tuan Joko ingin mencairkan cek sejumlah Rp70 juta. Namun, jumlah uang di dalam
rekening gironya hanya Rp50 juta. Ini berarti ada kekurangan dana sebesar Rp20 juta apabila ingin
menariknya. Sangat jelas bahwa dana dalam cek jumlahnya kurang dibandingkan dengan jumlah
dana yang ada.
Faktor-faktor timbulnya cek kosong
1. Ketidaksengajaan→ ada kekurangan dana, maka cek diberi tanggal mundur
2. Kesengajaan → itikad buruk
4

16. Cek Mundur (Postdated Cheque)
Cek Mundur merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang.
Misalnya, hari ini tanggal 7 September 2016. Namun, di dalam cek tersebut tertulis
tanggal 12 September 2016. Jenis yang seperti inilah yang disebut sebagai cek
mundur. Hal ini terjadi karena ada kesepakatan antara pemberi dan penerima cek.
Yang salah satu sebabnya mungkin belum ada dana pada saat itu.
5

17. Bagaimana jika cek tidak menuliskan tempat
pembayaran?
Jika terdapat cek yang tidak menuliskan tempat pembayaranya menurut Bank Indonesia terdapat
beberapa ketentuan sebagai berikut :
1. Jika cek tidak memuat lokasi di mana pembayaran dapat dilakukan, dapat mengecek
tempat yang ditulis di samping nama penarik, ini akan dianggap sebagai lokasi
pembayaran;
2. Jika tertulis beberapa tempat pencairan, maka pencairan harus dilakukan di tempat yang
ditulis pada urutan pertama; dan
3. Jika cek tidak memuat sama sekali keterangan tempat di mana cek dapat dicairkan, makan
pembayaran atau pencairan dilakukan di kantor pusat bank tertarik.

18. Daftar pustaka
● Bawono, Adi Condro. 2012. “Akibat Hukum Cek dan Bilyet Giro Kosong”,
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4f0ff727662af/akibat-hukum-cek-dan-bilyet-
giro-kosong/, diakses pada 10 Maret 2021a
● Cindawati, Cara Praktis Mengenal Hukum Surat Berharga, Putra Penuntun, Palembang, 2014
● Jurnal.id, “Ketahui Jenis-Jenis Cek dan Cara Penggunaannya”.
<https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-cek/ > diakses pada 10 Maret 2021
● Rachmadsyah, Shanti.2010. “Cek Kosong”
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4bf682661596a/cek-kosong/, diakses pada 10
Maret 2021
● Sembiring, Sentosa. Hukum Surat Berharga, Nuansa Aulia, Bandung, 2019.
● Subastiyan, I Nyoman Yudha. 2020. “Tentang Cek Bagian Pertama”,
https://kontraklegal.id/tentang-cek-bagian-pertama/, diakses pada 10 Maret 2021

19. CREDITS: This presentation
template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik