SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
(c) Sulthon Miladiyanto
BY : SULTHON MILADIYANTO S.H., M.H.
Universitas Kanjuruhan Malang
LITERATUR
(c) Sulthon Miladiyanto
Mochtar Kusumaatmaja, Hukum Internasional , Bumi
Aksara, 2001 Jakarta
I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional,
Mandar Maju, 2003 Bandung
Heru Prijanto, Hukum Laut Internasional, Bayu
Media, 2007, Malang
Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional, Rajawali
Press, 1998 Jakarta
(c) Sulthon Miladiyanto
MATERI
I. Hkm Internasional pada Umumnya
II. Daya Mengikat Hkm Internasional
III. Subjek-subjek Hkm Internasional
IV. Wilayah negara
V. Sumber-sumber Hkm Internasional
VI. Yuridiksi Negara dalam Hkm Internasional
(c) Sulthon Miladiyanto
I
Hkm Internasional pada Umumnya
a. Pengertian Hkm Internasional
Charles Cheny Hyde : hkm Internasional adalah
sekumpulan hukum yg terdiri dari prinsip2 dan
peraturan2 yg mengatur tentang perilaku yg harus
ditaati oleh negara2, dan oleh karena itu juga harus
ditaati dalam hub antar mereka, serta mencakup
Organisasi Internasional, hubungan antar Organisasi
Internasional satu dengan lainnya, atau antara
organisasi internasional dengan negara, atau negara-
negara, dan hubungan antar organisasi internasional
dengan individu atau individu-individu.
Mochtar Kusuma Atmaja: hkm Internasional adalah
keseluruhan kaidah2 dan asas2 hkm yg mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas2 negara,
antara negara dng negara serta negara dengan subjek
hukum lain bukan negara
(c) Sulthon Miladiyanto
Ubi societas ibi ius (dimana ada masyarakat disitu ada hukum)
Masyarakat nasional ----- tunduk pada organ yg berkedudukan
lebih tinggi
negara : legislatif, eksekutif, yudikatif,
Masyarakat internasional ----- tidak mengenal organ yg
berkedudukan lebih tingggi (supra nasional)
Internasional : yudikatif- mahkamah internasional
b. Masyarakat Internasional
c. Hukum internasional terbagi menjadi dua
bagian
(c) Sulthon Miladiyanto
1. Hukum Perdata Internasional, adalah hukum
internasional yang mengatur hubungan hukum
antara warga negara di suatu negara dengan warga
negara dari negara lain (hukum antar bangsa)
2. HUkum Publik Internasional, adalah hukum
internasional yang mengatur negara yang satu
dengan lainnya dalam hubungan internasional
(Hukum Antarnegara)
d. Asas-asas yang berlaku dalam hukum
internasional
(c) Sulthon Miladiyanto
1. Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua
barang yang berada dalam wilayahnya.
2. Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara
dimanapun dia berada, tetap mendapat perlakuan
hukum dari nearanya. asas ini memiliki kekuatan
ekstrateritorial, artinya hukum negara tetap berlaku
bagi seorang warganegara walaupun ia berada di
negara lain.
3. Asa Kepentingan Umum, menurut asas ini negara
dapat menyesuaikan diri dengan dengan semua
keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan
kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada
batas-batas wilayah suatu negara.
(c) Sulthon Miladiyanto
II
Daya Mengikat Hkm Internasional
a. Keberadaan dan Kekuatan Hkm Internasional
konsep utama : memahami Hukum harus dimaknai secara luas,
dimana dalam hukum merupakan sebuah nilai-nilai rasa
keadilan, kebenaran dan kesadaran, (jadi bisa tertulis dan tidak
tertulis)
John Austin 1858: Hkm Internasional bukan merupakan kaedah
atau norma hukum melainkan etika dan norma kesopanan
internasional
Bahwa hukum Internasional ada yg tertulis dan tidak tertulis
Bukti adalah – subjek hkm Inter berusaha menaati perjanjian yg di
dibuat bersama2 (perjanjian merupakan sumber hkm Interntl)
- jika terjadi sengketa ada upaya penyelsaian melalui
perundingan, lelalui pihak ke3, melalui organisasi internasional
(cara ini dilegalkan oleh hkm inter)
- kaidah hkm inter banyak di adopsi oleh hukum nasional
(ratifikasi)
Pendapat hukum internasional lemah merupakan sesuatu yg tidak
dapat ditolak. Penegakannya sarat unsur politis
(c) Sulthon Miladiyanto
b. Daya Mengikat Hukum Internasional
Aliran hukum alam : hukum berasal dari alam dan diturunkan oleh
alam kepada manusia melalui akal dan rasionya. Bersifat universal
abadi (hugo de groot)
Menurut aliran hkm alam ini mengangap hkm inter adalah merupakan
bagian dari Hkm alam yang berlaku untuk masyarakat internsional
(universal)
Kelemahan : abstrak, samar, awang-awang
Alirah hukum positif : hukum dibuat oleh manusia atau masyarakat,
tumbuh, hidup, berlaku dan berkembang dalam masyarakat (george
jellinek &anzlloti)
Hkm inter berlaku mengikat masyarakat inter karena masyarakat inter
sendiri yang membuat, membutuhkan dan menghendaki untuk
tunduk dan terikat pada hkm inter
Upaya mengefektifkan hkm inter :
1. Membentuk organisasi-organisasi inter disertai organ2 serta
peraturan hukum internal
2. Melengkapi perjanjian-perjanjian inter multilateral dengan organ2
pelaksana
3. Mencantumkan klausala penyelesaian sengketa (dispute settlement
clausa)
III
Subjek-subjek Hkm Internasional
(montevideo 1933)
(c) Sulthon Miladiyanto
A. Subjek Hkm pada umumnya
Subjek hukum adalah : pendukung hak dan pemikul kewajiban
1. individu (naturlik person)
orang atau individu yg karena sifat alamiah dan sosialnya
2. badan hukum (legal person)
suatu badan atau lembaga yang sengaja dibuat atau didirikan untuk suatu tujuan
tertentu
B. Subjek Hukum Internasional
1. Negara
2. Organisasi (Publik) Internasional
3. International Non Government Organization (INGO)
4. Individu (Natural Person)
5. Perusahaan Transnasional
6. ICRC (International Committee on the Red Cross)
7. Organisasi Pembebesan/Bangsa yang memperjuangkan haknya (National Liberation
Organization/ Respresentative Organization)
8. Belligerent
Negara
(c) Sulthon Miladiyanto
 Negara adalah subjek hukum yang paling utama, terpenting dan
memiliki kewenangan terbesar sebagai subjek hukum
internasional.
 Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 menyatakan bahwa
karakteristik negara adalah sebagai berikut:
a. Memiliki a defined territory
b. Memiliki a permanet population
c. Memiliki pemerintahan (government)
d. Memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan
internasional dengan negara lain (capacity to enter into
relations with other states)
A.D 1 Defined Territory
(c) Sulthon Miladiyanto
 Tidak ada persyaratan dalam HI bahwa semua
perbatasan sudah final dan tidak memiliki sengketa
perbatasan lagi dengan negara-negara tetangga baik
pada waktu memplokamirkan diri sebagai negara
baru ataupun setelahnya.
 Hukum Internasional juga tidak mensyaratkan batas
minimum mamupun maksimum wilayah suatu
negara.
A.D 2 Permanent Population
(c) Sulthon Miladiyanto
 Persyartan permanent population dimaksudkan
untuk stable community.
 Tidak ada persyaratan minimum penduduk yang
harus dimiliki suatu negara.
 HI tidak mensyaratkan bahwa penduduk haruslah
homogeneous.
 Kriteria a stable population merujuk pada
kelompok individu yang hidup di wilayah negara t3.
A.D 3 Goverment
(c) Sulthon Miladiyanto
 Pemerintah harus bedaulat, mampu menguasai
organ-organ pemerintahan yang secara efektif dan
memeilihara ketertiban dan stabilitas dalam negeri
yang bersangkutan.
 Pemerintahan yang berdaulat tidak merujuk bahwa
pemerintahan yang bersangkutan tidak di intervensi
pihak manapun dalam menentukan kebijakannya
A.D 4 Kemampuan untuk melakukan hubungan
dengan negara lain
(c) Sulthon Miladiyanto
 Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan
negara lain merupakan manisfestasi dari kedaulatan
 Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan
negara lain adalah kemampuan dalam pengertian
yuridiksi baik berdasarkan hukum nasional maupun
internasional bukan secara fisik
 Fakta bahwa negara memiliki ketergantuan baik
secara ekonomi, politik, maupun militer pada negara
yang lain tidak mengurangi statusnya sebagai
negara.
Macam-Macam Bentuk Negara dan
Kesatuan Bukan Negara
(c) Sulthon Miladiyanto
 Negara Kesatuan
 Negara Federasi
 Negara Konfederasi (Confederation)
 Negara-negara Persemakmuran (Commonwealth
Nations)
 Negara Mikro
 Negara Netral (Netralized State)
 Negara Protektorat
 Condominium
 Wilayah Perwakilan (trust)
1. Negara Kesatuan
(c) Sulthon Miladiyanto
 Negara Kesatuan akan memberikan kekuasaan yang
penuh pada pemerintah pusat untuk melaksanakan
kegiatan hubungan luar negeri.
 Betapapun luas otonomi daerah yang diberikan pada
provinsi-provinsinya, masalah hubungan luar negeri
tetap menjadi kewenangan penuh pemerintah pusat
 Indonesia dan Prancis merupakan dua contoh dari
sekitar 10 negara kesatuan yang ada di dunia saat ini
2. Negara Federasi
(c) Sulthon Miladiyanto
 Negara Federasi merupakan gabungan dari sejumlah
negara yang dinamakan negara bagian yang sepakat
untuk membagi wewenang antara pemerintah federal
menggunakan istilah negara bagian.
 Tidak semua negara federal menggunakan istilah
negara bagian. Di Kanada, Afsel, Argentina, negara
bagian disebut provinsi, Swiss menggunakan istilah
Canton atau Lander. As, Brasil, Meksiko dan
Australia menggunakan istilah negara bagian.
Cont….
(c) Sulthon Miladiyanto
 Meskipun memiliki konstitusi dan pemerintahan
sendiri-sendiri, tetapi yang dianggap subjek dalam
HI adalah pemerintah federalnya saja karena hanya
pemerintah federal yang mempunyai wewenang
melakukan hubungan luar negeri.
 Namun adakalanya negara federasi memberikan
kelebihan pada beberapa negara bagiannya. USSR
tahun 1994 memberikan hak pada Bylorusia dan
Ukraina untuk membuat perjanjian sendiri, bahkan
juga mendaftar sebagai anggota PBB atas nama
mereka sendiri
3. Negara Konfederasi (Conferation)
(c) Sulthon Miladiyanto
 Dalam konfederasi, dua atau lebih negara merdeka
memutuskan bersatu untuk meningkatkan kesejahteraan
dan kepentingan bersama mereka.
 Pemerintah Pusat hanya memiliki kewenangan t3 saja
khususnya yang berkaitan dengan external affairs
sementara negara anggotanya tetap memiliki kedaulatan
untuk masalah domestik.
 Masing-masing negara anggota memiliki kedaultan yang
penuh, kemerdekaan dan kepribadiaan hukum
Internasional.
Cont…
(c) Sulthon Miladiyanto
 Contohnya adalah Swiss (1291-1848), Netherland (1581-1795) juga US
(1776-1788) serta Jerman (1815-1866).
 CIS (Confederation of Independent State) yang terdiri dari Angkatan
bersenjata anggota CIS dan senjata nuklit mereka merupakan satu
kesatuan.
 Berada di bawah satu komando 11 negara merdeka antara lain
Lithuania, Latvia, Estonia, dan terbentuk setelah jatuhnya Uni Sovier
merupakan contoh yang lebih mutahir dari bentuk konfiderasi.
 Tujuan utama dari CIS adalah untuk mengoordinasikan kebijakan-
kebijakan anggota berkaitan dengan hubungan LN, Petahanan,
imigrasi, perlindungan lingkungan, penegakan hukum, dan masalah
ekonomi.
 Dalam praktek, karena strukturnya yang kurang jelas, konfederasi
lambat laut akan menajdi negara kesatuan (unitary state) atau
federasi
4. Negara-negara Persemakmuran (Commonwealth
Nations)
(c) Sulthon Miladiyanto
 Commonwealth Nations merupakan persatuan
negara-negara berdaulat yang memutuskan untuk
memilihara persahabatan dan kerja sama dengan
Inggris serta mengakui kerajaan Inggris sebagai
simbol kepemimpinan dari asosiasi mereka.
 Asosiasi ini dibentuk dengan Status Westminister
1932 yang menyatakan bahwa koloni-koloni Inggris
akan memiliki pemerintahans endiri dan memiliki
status khusus dengan Inggris
5. Negara Mikro
(c) Sulthon Miladiyanto
 Negara mikro adalah suatu negara merdeka dan memiliki
kedaulatan penuh. Namun demikian, negara ini memiliki
wilayah, penduduk dan SDM serta sumber daya
ekonominya sangat kecil.
 Fasilitas/keuntungan yang dapat diperoleh negara mikro
a/l: hak akses ke MI, ikut dalam komisi ekonomi regional
yang tepat juga dapat ikut serta dalam beberapa badan
khusus t3 atau konfirmasi-konfirmasi diplomatik yang
bertujuan membentuk konversi-konversi internasional.
 Contoh: Tonnga, Nauru, Fiji, New Hibride (sekarang
menjadi Republik Vanuatu, Pulai di Samudra Pasif,
Kepulauan Maladewa dll
6. Negara Netral (Netralized State)
(c) Sulthon Miladiyanto
 Negara Netral adalah negara yang kemerdekaan dan
integretas politik dan wilayahnya dijamin secara
permanen dengan perjanjian kolektif negara-negara
besar dengan syarat negara yang dijamin tersebut
tidak akan pernah menyerang negara lain kecuali
untuk membela diri, tidak akan pernah membuat
traktat aliansi dan sebagainya yang dapat merusak
sikap ketidaknetralan atau ketidakmemihaknya atau
menjerumuskan dalam perang
7. Negara Protrorat
(c) Sulthon Miladiyanto
 Adalah negara merdeka dan memiliki kedaulatan penuh.
Namun demikian, negara ini berada di bawah
perlindungan negara lain yang lebih kuat berdasarkan
suatu perjanjian internasional.
 Dalam perjanjian pada umumnya disebutkan kekuasaan-
kekuasaan yang diserahkan kepada negara pelindungnya
dan kekuasaan-kekuasaan yang akan ditangani sendiri
oleh negara protrorat.
 Contoh: Tunisia dan Moroko pernah menjadi protektorat
Prancis, Puarta Rico protektorat AS
8. Condominium
(c) Sulthon Miladiyanto
 Suatu condominium timbul terhadap suatu wilayah
tertentu dilaksanakan penguasaan bersama oleh dia
atau tiga negara.
 Contoh: New Hybrida yang sekarang dikenal sebagai
Republik Vanutu, sampai 30 Juli 1980 dikuasi oleh
Inggris dan Prancis. Wilayah Antarika dikuasi oleh 12
negara diantaranya Inggris, AS, Australia dan Italia
9. Wilayah Perwalian (trust)
(c) Sulthon Miladiyanto
 Adalah wilayah yang pemerintahannya diawasi oleh
Dewan Perwalian PBB karena dipandang belum
mampu memperintah sendiri.
 Dewan Perwakilan membantu wilayah ini supaya
menjadi negara merdeka dan mampu berdiri sendiri.
Cont….
(c) Sulthon Miladiyanto
 Wilayah perwakilan yang dibentuh berdasarkan
perjanjian San Fransico setelah PD II meliputi:
a. Daerah-daerah mandat peninggalan Liga Bangsa-Bangsa
b. Daerah-daerah yang dipisahkan dari negara-negara yang
kalah perang dalam PD II
c. Daerah dari suatu negara yang memang dengan sukarela
diserahkan sendiri kepada Dewan Perwalian
Cont..
(c) Sulthon Miladiyanto
 Contoh-contoh daerah perwalian sebelum tahun
1970-an adalah Marianas Utara (Nothern Marianas),
Kepuluan Marshall, Micronesia, Palau, yang
merupakan wilayah AS tahun 1990-an wilayah-
wilayah tersebut menjadi negara protektorat AS.
Hak dan Kewajiban Dasar Negara
(c) Sulthon Miladiyanto
 Sebagai subjek hukum internasional, penyandang
hak dan kewajiban dalam HI, negara memiliki hak-
hak dan kewajiban dasar. Hak-hak dasar negara
adalah sebagai berikut:
Hak-hak dasar negara adalah
(c) Sulthon Miladiyanto
① Hak atas Kemerdekaan dan Self Determiniation.
Hak atas kemerdekaan dalam hukum internasional melahirkan apa yang
dalam HI disebut hak sebagai hak untuk menentukan nasib sendiri.
② Hak untuk melaksanakan yuridiksi terhadap
wilayah, orang dan beda yang berada di dalam
wilayahnya
Hak untuk melaksanakan yuridiksi terhadap wilayah, orang dan benda
yang berada di dalam wilayahnya merupakan hak yang melekat pada setiap
negara merdeka sebagai konsekuensi dari kedaulatan yang dimilikinya.
Cont…
(c) Sulthon Miladiyanto
③ Hak untuk medapatkan kedudukan hukum yang
sama dengan negara-negara lain
 Hak untuk mendapatkan keudukan hukum yang sama
dengan engara-negara lain merupakan konsewensi dari
prinsip-prinsip kedaulatan negara.
 Prinsip persamaan kedudukan tidak harus ditapsirkan harus
memberikan hak dan kewajiban yang sama pada semua
negara. Prinsip permsaan dapat diterapkan dalam kondisi
ada kesetaraan. Manakala tidak ada kesataraan maka
tentunya seharusnya juga diberlakukan berbeda. Namun
demikan, perlakuan khusus atau perbedaan ini semestenya
dihentikan ketika kondisi antara semua pihak sudah setara
Cont..
(c) Sulthon Miladiyanto
④ Hak untuk menjalankan pertahanan diri sendiri atau
kolektif (self defence)
 Smitman III mengemukakan dalam hukum kebiasaan internasional
tindakan self defence adalah hak dilakukan sebuah negara sepanjang
memuhi unsur necessity, proportionality, imminency
 Tiga syarat parameter sahnya penggunaan self defence dalam hukum
kebiasaan internasional yaitu:
1. An actual infringement or threat of infringement of the rights of the defending state
2. A failure or inability on the part of the other state to use its own legal powers to stop
or prevent the infringement
3. Act of self defence strictly confined to the object of stopping or preventing the
infringement and reasonably proportionnate to what in required for achieving this
object.
Kewajiban-Kewajiban Dasar Negara
(c) Sulthon Miladiyanto
① Kewajiban untuk tidak melakukan intervensi
terhadap masalah-masalah yang terjadi di negara
lain
② Kewajiban untuk tidak menggerakkan pergolakan
sipil di negara lain
③ Kewajiban untuk memperlakukan semua orang
yang berada diwilayahnya dengan memerhatikan
HAM
④ Kewajiban untuk menjaga wilayahnya agar tidak
membahayakan perdamaian dan keamanan
nasional
Cont..
(c) Sulthon Miladiyanto
⑤ Kewajiban untuk menyelesaikan sengketa dengan damai
⑥ Kewajiban untuk tidak menggunakan kekuatan atau ancaman senjata
⑦ Kewajiban untuk tidak membantu terlaksananya penggunaan kekuatan
atau ancaman senjata
⑧ Kewajiban untuk tidak mengakui wilayah-wilayah yang diperloleh
dengan kekerasan
⑨ Kewajiban untuk melaksankan kewajiban intenasional dengan itikad
baik
⑩ Kewajiban untuk mengadakan hubungan dengan negara-negara lain
sesuai dengan hukum Internasional
a) organisasi internasional itu merupakan suatu persekutuan
antara negara-negara yang bersifat permanen, dengan tujuan
yang sesuai atau tidak bertentangan dengan hukum yang
berlaku serta dilengkapi organ-organnya
b) Adanya suatu kekuasaan hukum yang dapat dilaksanakan oleh
organisasi internasional itu sendiri, tidak saja hubungannya
dengan sisitem hukum nasional dari satu atau lebih negara-
negara, tetapi juga pada tinggat internasional
- Berakhirnya organisasi internasional
a) Kesepakatan negara- negara anggota
b) Tujuan organisasi internasional tersebut sudah terwujud
c) Negara- anggota dariorganisasi internasional yg lama
membentuk organisasi inter yang baru dengan maksud dan
tujuan yg sama
d) Pengunduran diri satu persatu anggotanya
(c) Sulthon Miladiyanto
2. Organisasi Internasional (Ian Brownlie)
3. International Non Government Organizatiun (INGO)
4. Individu
5. Perusahaan trans nasional
6. (International Committee in the Red Cross) Palang merah
internasional
jenewa swiss
7. Organisasi pembebasan atau bangsa yang sedang
memperjuangkan hak-haknya
8. Kaum belligerensi
hurwitz : a) kaum pemberontak harus terorganisasikan secara
teratur dibawah pemimpin yang bertanggung jawab
b) mereka harus menggunakan tanda-tanda pengenal
yang jelas dapat dilihat
c) harus membawa senjata terang-terangan
d) harus mengindahkan cara-cara berperang yang lazim
9. Vatikan dan tahta suci: roma italia
(c) Sulthon Miladiyanto
(c) Sulthon Miladiyanto
IV
Wilayah Negara
a. Bagian-bagian Wilayah Negara
darat, perairan/laut, dan udara
b. Kawasan Perairan Laut (UNCLOS 1982)
garis pangkal – normal/ biasa
- lurus
- kepulauan
(c) Sulthon Miladiyanto
 Laut teritorial
- 12 mil laut dari garis pangkal
- negara memiliki kewenangan penuh
- adanya lintas damai
 Laut tambahan
- 24 mil laut dari garis pangkal
- mencegah dan menghukum atas pelanggaran terhadap peraturan
becuakai, perpajakan, imigrasi dan kesehatan
 Zona ekonomi esklusif
- 200 mil laut dari garis pangkal
- eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan SDA
- membuat dan memakai pulau buatan, instalasi dan bangunan, riset
ilmiah untuk kepnetingan pelestarian lingkung
 Landas kontinen
- kelanjutan ilmiah pantai di luar LT hingga pinggiran luar tepi kontinen
atau 200 mil dari garis pangkal LT jika pinggiran luar tepi kontenin tidak
mencapai jarak 200mil
-hak berdaulat untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber kekayaan alam
c. Kawasan perairan Indonesia
(c) Sulthon Miladiyanto
 Zaman belanda : LT = 3 mil (terrritoriale zee en maritieme
kringen ordonatie) stb 442 thn 1939
- ada lintas damai di sebelah dalam garis pangkal (perairan
darat)
 Zaman jepang : sama
 Masa kemerdekaan : 13 desember 1957 = deklarasi djuanda
UU No 4/prp tahun 1960
- 12 mil laut
- adanya lintas damai sampai perairan darat
PP no 8 tahun 1962
- lintas damai hanya sampai luar garis pangkal
(c) Sulthon Miladiyanto
V
Sumber-sumber Hkm Internasional
a. Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang
membahas dasar berlakunya hukum suatu negara.
2. Sumber hukum formal, yaitu sumber dari mana kita
mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan
hukum internasional.
b. Sumber-sumber Hkm Internasional
(c) Sulthon Miladiyanto
Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional
1. Perjanjian Internasional : merupakan sumber hukum
utama apabila perjanjian tersebut ber bentuk Law Making
Treaties, yaitu perjanjian internasional yang berisikan
prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berlaku
secara umum, Misalnya :
1) Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945;
2) Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dll
Macam-macam perjanjian
(c) Sulthon Miladiyanto
- Jumlah peserta : bilateral dan multilateral
- Kaedah hukum yg timbul : umum dan khusus
- Ditinjau dari prosedur dan tahap pembentukannya :
dua tahap – perundingan dan penadatangannan,
tiga tahap – perundingan, penandatanganan dan
pengesahan.
- Ditinjau dari jangkawaktu : terbatas dan tidak
terbatas
(c) Sulthon Miladiyanto
2. Hukum Kebiasaan Internasional : Hal ini berasal dari
praktek negara-negara melalui sikap dan tindakan yang
diambilnya terhadap suatu persoalan. Contoh hasil
kodifikasi hukum kebiasaan adalah Konvensi Hubungan
Diplomatik, Konsuler
3. Prinsip-prinsip Umum Hukum: Yaitu prinsip-2 umum
hukum nasional yang dapat mengisi ke kosongan dalam
hukum internasional. Misalnya : Presumption of innocence,
dll.
(c) Sulthon Miladiyanto
4. Keputusan –Keputusan Peradilan:
1) Memainkan peranan yang cukup penting dalam
pembentukan norma-norma baru dlm hukum
internasional, misalnya dalam sengketa ganti rugi dan
penangkapan ikan.
2) Mahkamah diperbolehkan memutuskan suatu perkara
secara “ex aequo et bono” yaitu keputusan yang bukan atas
pelaksanaan hukum positif tetapi atas dasar prinsip
keadilan dan kebenaran.
J G Starke
(c) Sulthon Miladiyanto
1. Custom (kebiasaan)
2. Treaties (perjanjian internasional)
3. Decision (putusan badan peradilan atau arbitrase)
4. Juristic Works (karya dan pendapat ahli hukum)
5. Keputusan dari organisasi internasional
Mochtar Kusumaatmadja
Sumber hukum utama/primer :
1. perjanjian internasional;
2. hukum kebiasaan internasional;
3. prinsip-prinsip hukum umum;
Sumber hukum tambahan/subsidier :
1. keputusan pengadilan;
2. ajaran para sarjana terkemuka;
(c) Sulthon Miladiyanto
VI. Yuridiksi Negara dalam Hkm Internasional
A. Pengertian Yuridiksi
Juridiction – yuridiction
Yuris : kepunyaan hukum
Dictio : sabda, sebutan
Yuridiksi : seperti yang disebut atau dikatakan oleh hukum (
menurut hukum)
Yuridiksi negara : kekuasaan atau kewenangan dari suatu negara
untuk menetapkan dan memaksakan hukum yang dibuat
oleh negara itu sendiri (termasuk didalamnya aturan tentang
batas2 negara)
B. Yuridiksi negara dengan hukum
internasional
(c) Sulthon Miladiyanto
Imre Anthony : hak dari suatu negara untuk mengatur
atau mempengaruhi dengan langkah2 atau tindakan
yang bersifat L E Y atas individu atau harta
kekayaan, perilaku2 atau peristiwa yang tidak
semata2 merupakan masalah dalam negeri
F A Mann : hak suatu negara berdasarkan hukum
internasional untuk mengatur perilaku berkenaan
dengan masalah2 yang tidak secara eksklusif
merupakan masalah dalam negara
Unsur-unsur yuridiksi negara dengan
hukum internasional
(c) Sulthon Miladiyanto
1. Hak, kekuasaan atau wewenang, Mengatur (L E Y)
2. Objek,Tidak semata2 masalah dalam negeri
3. Hukum Internasional
C. Macam-macam yuridiksi
(c) Sulthon Miladiyanto
1. Y negara atas hak, kekuasaan dan wewenang
a. Y Legislatif
b. Y Eksekutif
c. Y Yudikatif
2. Y negara atas objek
a. Y Personal – naturlik person> kualifikasi
- recht person> kualifikasi
kewarganegaran pasif dan aktif
b. Y Kebendaan – bergerak
- tidak bergerak
c. Y kriminal dan civil
(c) Sulthon Miladiyanto
3. Y negara berdasarkan ruang dan tempat
a. Y Teritoril
kewenangan penuh negara bersangkutan
kecuali : - kepala negara atau pemerintahan
- staf diplomatik dan konsuler
- angkatan bersenjata asing tugas negara
- kepala dan staf lembaga2 internasional
- gedung2 atau kantor2 perwakilan neg asing
- gedung2 atau kantor2 perwakilan lebaga intr
- kapal2 dan persawat berbendera asing
b. Y quasi teritorial
yuridiksi yang diterapkan pada suatu wilayah yang
sebenarnya bukan wilayah negara. Yuridiksinya untuk hal2
tertentu misal di laut tambahan
(c) Sulthon Miladiyanto
c. Y eksta teritorial
wilayah suatu negara yang berada di wilayan negara
lain
d. Y universal
yang tidak semata2 berkaitan dengan tempat dan
waktu serta subjeknya, tetapi semua negara dan
subjek hukun internasional dapat berperan
(c) Sulthon Miladiyanto
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to HUKUM INTERNASIONAL, hukum internasionalppt

PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxrmsrenaldi
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraAldi Aldi
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Bambang Rimalio
 
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"aliffya_irlandha
 
Kelompok 1 bangsa dan negara
Kelompok 1   bangsa dan negaraKelompok 1   bangsa dan negara
Kelompok 1 bangsa dan negaradayurikaperdana19
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Aziza Zea
 
Sarana-Sarana hubungan internasional
Sarana-Sarana hubungan internasionalSarana-Sarana hubungan internasional
Sarana-Sarana hubungan internasionalAprillia P
 
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalBab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalArini Nurmala Sari
 

Similar to HUKUM INTERNASIONAL, hukum internasionalppt (20)

PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptxPANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
PANCASILA NEGARA DAN KONSTITUSI.pptx
 
Makalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negaraMakalah warga negara dan negara
Makalah warga negara dan negara
 
Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1Silabus hukum-internasional-pp1
Silabus hukum-internasional-pp1
 
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
pendidikan kewarganegaraan "Warga dan Negara"
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
MATERI PKn IX
MATERI PKn IXMATERI PKn IX
MATERI PKn IX
 
Kelompok 1 bangsa dan negara
Kelompok 1   bangsa dan negaraKelompok 1   bangsa dan negara
Kelompok 1 bangsa dan negara
 
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )Tugas makalah (sistem hukum internasional )
Tugas makalah (sistem hukum internasional )
 
Sarana-Sarana hubungan internasional
Sarana-Sarana hubungan internasionalSarana-Sarana hubungan internasional
Sarana-Sarana hubungan internasional
 
Ilmu Negara
Ilmu NegaraIlmu Negara
Ilmu Negara
 
Pengertian negara
Pengertian negaraPengertian negara
Pengertian negara
 
Pengertian negara
Pengertian negaraPengertian negara
Pengertian negara
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
MATERI PKn IX
MATERI PKn IXMATERI PKn IX
MATERI PKn IX
 
MATERI PKn IX
MATERI PKn IXMATERI PKn IX
MATERI PKn IX
 
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasionalBab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
Bab iv hukum internasional dan pengadilan internasional
 
Dokumen.docx
Dokumen.docxDokumen.docx
Dokumen.docx
 
Kata
KataKata
Kata
 

Recently uploaded

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 

HUKUM INTERNASIONAL, hukum internasionalppt

  • 1. (c) Sulthon Miladiyanto BY : SULTHON MILADIYANTO S.H., M.H. Universitas Kanjuruhan Malang
  • 2. LITERATUR (c) Sulthon Miladiyanto Mochtar Kusumaatmaja, Hukum Internasional , Bumi Aksara, 2001 Jakarta I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, Mandar Maju, 2003 Bandung Heru Prijanto, Hukum Laut Internasional, Bayu Media, 2007, Malang Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional, Rajawali Press, 1998 Jakarta
  • 3. (c) Sulthon Miladiyanto MATERI I. Hkm Internasional pada Umumnya II. Daya Mengikat Hkm Internasional III. Subjek-subjek Hkm Internasional IV. Wilayah negara V. Sumber-sumber Hkm Internasional VI. Yuridiksi Negara dalam Hkm Internasional
  • 4. (c) Sulthon Miladiyanto I Hkm Internasional pada Umumnya a. Pengertian Hkm Internasional Charles Cheny Hyde : hkm Internasional adalah sekumpulan hukum yg terdiri dari prinsip2 dan peraturan2 yg mengatur tentang perilaku yg harus ditaati oleh negara2, dan oleh karena itu juga harus ditaati dalam hub antar mereka, serta mencakup Organisasi Internasional, hubungan antar Organisasi Internasional satu dengan lainnya, atau antara organisasi internasional dengan negara, atau negara- negara, dan hubungan antar organisasi internasional dengan individu atau individu-individu. Mochtar Kusuma Atmaja: hkm Internasional adalah keseluruhan kaidah2 dan asas2 hkm yg mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas2 negara, antara negara dng negara serta negara dengan subjek hukum lain bukan negara
  • 5. (c) Sulthon Miladiyanto Ubi societas ibi ius (dimana ada masyarakat disitu ada hukum) Masyarakat nasional ----- tunduk pada organ yg berkedudukan lebih tinggi negara : legislatif, eksekutif, yudikatif, Masyarakat internasional ----- tidak mengenal organ yg berkedudukan lebih tingggi (supra nasional) Internasional : yudikatif- mahkamah internasional b. Masyarakat Internasional
  • 6. c. Hukum internasional terbagi menjadi dua bagian (c) Sulthon Miladiyanto 1. Hukum Perdata Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur hubungan hukum antara warga negara di suatu negara dengan warga negara dari negara lain (hukum antar bangsa) 2. HUkum Publik Internasional, adalah hukum internasional yang mengatur negara yang satu dengan lainnya dalam hubungan internasional (Hukum Antarnegara)
  • 7. d. Asas-asas yang berlaku dalam hukum internasional (c) Sulthon Miladiyanto 1. Asas Teritorial, Menurut asas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang berada dalam wilayahnya. 2. Asas Kebangsaan, menurut asas ini setap warganegara dimanapun dia berada, tetap mendapat perlakuan hukum dari nearanya. asas ini memiliki kekuatan ekstrateritorial, artinya hukum negara tetap berlaku bagi seorang warganegara walaupun ia berada di negara lain. 3. Asa Kepentingan Umum, menurut asas ini negara dapat menyesuaikan diri dengan dengan semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu negara.
  • 8. (c) Sulthon Miladiyanto II Daya Mengikat Hkm Internasional a. Keberadaan dan Kekuatan Hkm Internasional konsep utama : memahami Hukum harus dimaknai secara luas, dimana dalam hukum merupakan sebuah nilai-nilai rasa keadilan, kebenaran dan kesadaran, (jadi bisa tertulis dan tidak tertulis) John Austin 1858: Hkm Internasional bukan merupakan kaedah atau norma hukum melainkan etika dan norma kesopanan internasional Bahwa hukum Internasional ada yg tertulis dan tidak tertulis Bukti adalah – subjek hkm Inter berusaha menaati perjanjian yg di dibuat bersama2 (perjanjian merupakan sumber hkm Interntl) - jika terjadi sengketa ada upaya penyelsaian melalui perundingan, lelalui pihak ke3, melalui organisasi internasional (cara ini dilegalkan oleh hkm inter) - kaidah hkm inter banyak di adopsi oleh hukum nasional (ratifikasi) Pendapat hukum internasional lemah merupakan sesuatu yg tidak dapat ditolak. Penegakannya sarat unsur politis
  • 9. (c) Sulthon Miladiyanto b. Daya Mengikat Hukum Internasional Aliran hukum alam : hukum berasal dari alam dan diturunkan oleh alam kepada manusia melalui akal dan rasionya. Bersifat universal abadi (hugo de groot) Menurut aliran hkm alam ini mengangap hkm inter adalah merupakan bagian dari Hkm alam yang berlaku untuk masyarakat internsional (universal) Kelemahan : abstrak, samar, awang-awang Alirah hukum positif : hukum dibuat oleh manusia atau masyarakat, tumbuh, hidup, berlaku dan berkembang dalam masyarakat (george jellinek &anzlloti) Hkm inter berlaku mengikat masyarakat inter karena masyarakat inter sendiri yang membuat, membutuhkan dan menghendaki untuk tunduk dan terikat pada hkm inter Upaya mengefektifkan hkm inter : 1. Membentuk organisasi-organisasi inter disertai organ2 serta peraturan hukum internal 2. Melengkapi perjanjian-perjanjian inter multilateral dengan organ2 pelaksana 3. Mencantumkan klausala penyelesaian sengketa (dispute settlement clausa)
  • 10. III Subjek-subjek Hkm Internasional (montevideo 1933) (c) Sulthon Miladiyanto A. Subjek Hkm pada umumnya Subjek hukum adalah : pendukung hak dan pemikul kewajiban 1. individu (naturlik person) orang atau individu yg karena sifat alamiah dan sosialnya 2. badan hukum (legal person) suatu badan atau lembaga yang sengaja dibuat atau didirikan untuk suatu tujuan tertentu B. Subjek Hukum Internasional 1. Negara 2. Organisasi (Publik) Internasional 3. International Non Government Organization (INGO) 4. Individu (Natural Person) 5. Perusahaan Transnasional 6. ICRC (International Committee on the Red Cross) 7. Organisasi Pembebesan/Bangsa yang memperjuangkan haknya (National Liberation Organization/ Respresentative Organization) 8. Belligerent
  • 11. Negara (c) Sulthon Miladiyanto  Negara adalah subjek hukum yang paling utama, terpenting dan memiliki kewenangan terbesar sebagai subjek hukum internasional.  Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933 menyatakan bahwa karakteristik negara adalah sebagai berikut: a. Memiliki a defined territory b. Memiliki a permanet population c. Memiliki pemerintahan (government) d. Memiliki kemampuan untuk melakukan hubungan internasional dengan negara lain (capacity to enter into relations with other states)
  • 12. A.D 1 Defined Territory (c) Sulthon Miladiyanto  Tidak ada persyaratan dalam HI bahwa semua perbatasan sudah final dan tidak memiliki sengketa perbatasan lagi dengan negara-negara tetangga baik pada waktu memplokamirkan diri sebagai negara baru ataupun setelahnya.  Hukum Internasional juga tidak mensyaratkan batas minimum mamupun maksimum wilayah suatu negara.
  • 13. A.D 2 Permanent Population (c) Sulthon Miladiyanto  Persyartan permanent population dimaksudkan untuk stable community.  Tidak ada persyaratan minimum penduduk yang harus dimiliki suatu negara.  HI tidak mensyaratkan bahwa penduduk haruslah homogeneous.  Kriteria a stable population merujuk pada kelompok individu yang hidup di wilayah negara t3.
  • 14. A.D 3 Goverment (c) Sulthon Miladiyanto  Pemerintah harus bedaulat, mampu menguasai organ-organ pemerintahan yang secara efektif dan memeilihara ketertiban dan stabilitas dalam negeri yang bersangkutan.  Pemerintahan yang berdaulat tidak merujuk bahwa pemerintahan yang bersangkutan tidak di intervensi pihak manapun dalam menentukan kebijakannya
  • 15. A.D 4 Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain (c) Sulthon Miladiyanto  Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain merupakan manisfestasi dari kedaulatan  Kemampuan untuk melakukan hubungan dengan negara lain adalah kemampuan dalam pengertian yuridiksi baik berdasarkan hukum nasional maupun internasional bukan secara fisik  Fakta bahwa negara memiliki ketergantuan baik secara ekonomi, politik, maupun militer pada negara yang lain tidak mengurangi statusnya sebagai negara.
  • 16. Macam-Macam Bentuk Negara dan Kesatuan Bukan Negara (c) Sulthon Miladiyanto  Negara Kesatuan  Negara Federasi  Negara Konfederasi (Confederation)  Negara-negara Persemakmuran (Commonwealth Nations)  Negara Mikro  Negara Netral (Netralized State)  Negara Protektorat  Condominium  Wilayah Perwakilan (trust)
  • 17. 1. Negara Kesatuan (c) Sulthon Miladiyanto  Negara Kesatuan akan memberikan kekuasaan yang penuh pada pemerintah pusat untuk melaksanakan kegiatan hubungan luar negeri.  Betapapun luas otonomi daerah yang diberikan pada provinsi-provinsinya, masalah hubungan luar negeri tetap menjadi kewenangan penuh pemerintah pusat  Indonesia dan Prancis merupakan dua contoh dari sekitar 10 negara kesatuan yang ada di dunia saat ini
  • 18. 2. Negara Federasi (c) Sulthon Miladiyanto  Negara Federasi merupakan gabungan dari sejumlah negara yang dinamakan negara bagian yang sepakat untuk membagi wewenang antara pemerintah federal menggunakan istilah negara bagian.  Tidak semua negara federal menggunakan istilah negara bagian. Di Kanada, Afsel, Argentina, negara bagian disebut provinsi, Swiss menggunakan istilah Canton atau Lander. As, Brasil, Meksiko dan Australia menggunakan istilah negara bagian.
  • 19. Cont…. (c) Sulthon Miladiyanto  Meskipun memiliki konstitusi dan pemerintahan sendiri-sendiri, tetapi yang dianggap subjek dalam HI adalah pemerintah federalnya saja karena hanya pemerintah federal yang mempunyai wewenang melakukan hubungan luar negeri.  Namun adakalanya negara federasi memberikan kelebihan pada beberapa negara bagiannya. USSR tahun 1994 memberikan hak pada Bylorusia dan Ukraina untuk membuat perjanjian sendiri, bahkan juga mendaftar sebagai anggota PBB atas nama mereka sendiri
  • 20. 3. Negara Konfederasi (Conferation) (c) Sulthon Miladiyanto  Dalam konfederasi, dua atau lebih negara merdeka memutuskan bersatu untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan bersama mereka.  Pemerintah Pusat hanya memiliki kewenangan t3 saja khususnya yang berkaitan dengan external affairs sementara negara anggotanya tetap memiliki kedaulatan untuk masalah domestik.  Masing-masing negara anggota memiliki kedaultan yang penuh, kemerdekaan dan kepribadiaan hukum Internasional.
  • 21. Cont… (c) Sulthon Miladiyanto  Contohnya adalah Swiss (1291-1848), Netherland (1581-1795) juga US (1776-1788) serta Jerman (1815-1866).  CIS (Confederation of Independent State) yang terdiri dari Angkatan bersenjata anggota CIS dan senjata nuklit mereka merupakan satu kesatuan.  Berada di bawah satu komando 11 negara merdeka antara lain Lithuania, Latvia, Estonia, dan terbentuk setelah jatuhnya Uni Sovier merupakan contoh yang lebih mutahir dari bentuk konfiderasi.  Tujuan utama dari CIS adalah untuk mengoordinasikan kebijakan- kebijakan anggota berkaitan dengan hubungan LN, Petahanan, imigrasi, perlindungan lingkungan, penegakan hukum, dan masalah ekonomi.  Dalam praktek, karena strukturnya yang kurang jelas, konfederasi lambat laut akan menajdi negara kesatuan (unitary state) atau federasi
  • 22. 4. Negara-negara Persemakmuran (Commonwealth Nations) (c) Sulthon Miladiyanto  Commonwealth Nations merupakan persatuan negara-negara berdaulat yang memutuskan untuk memilihara persahabatan dan kerja sama dengan Inggris serta mengakui kerajaan Inggris sebagai simbol kepemimpinan dari asosiasi mereka.  Asosiasi ini dibentuk dengan Status Westminister 1932 yang menyatakan bahwa koloni-koloni Inggris akan memiliki pemerintahans endiri dan memiliki status khusus dengan Inggris
  • 23. 5. Negara Mikro (c) Sulthon Miladiyanto  Negara mikro adalah suatu negara merdeka dan memiliki kedaulatan penuh. Namun demikian, negara ini memiliki wilayah, penduduk dan SDM serta sumber daya ekonominya sangat kecil.  Fasilitas/keuntungan yang dapat diperoleh negara mikro a/l: hak akses ke MI, ikut dalam komisi ekonomi regional yang tepat juga dapat ikut serta dalam beberapa badan khusus t3 atau konfirmasi-konfirmasi diplomatik yang bertujuan membentuk konversi-konversi internasional.  Contoh: Tonnga, Nauru, Fiji, New Hibride (sekarang menjadi Republik Vanuatu, Pulai di Samudra Pasif, Kepulauan Maladewa dll
  • 24. 6. Negara Netral (Netralized State) (c) Sulthon Miladiyanto  Negara Netral adalah negara yang kemerdekaan dan integretas politik dan wilayahnya dijamin secara permanen dengan perjanjian kolektif negara-negara besar dengan syarat negara yang dijamin tersebut tidak akan pernah menyerang negara lain kecuali untuk membela diri, tidak akan pernah membuat traktat aliansi dan sebagainya yang dapat merusak sikap ketidaknetralan atau ketidakmemihaknya atau menjerumuskan dalam perang
  • 25. 7. Negara Protrorat (c) Sulthon Miladiyanto  Adalah negara merdeka dan memiliki kedaulatan penuh. Namun demikian, negara ini berada di bawah perlindungan negara lain yang lebih kuat berdasarkan suatu perjanjian internasional.  Dalam perjanjian pada umumnya disebutkan kekuasaan- kekuasaan yang diserahkan kepada negara pelindungnya dan kekuasaan-kekuasaan yang akan ditangani sendiri oleh negara protrorat.  Contoh: Tunisia dan Moroko pernah menjadi protektorat Prancis, Puarta Rico protektorat AS
  • 26. 8. Condominium (c) Sulthon Miladiyanto  Suatu condominium timbul terhadap suatu wilayah tertentu dilaksanakan penguasaan bersama oleh dia atau tiga negara.  Contoh: New Hybrida yang sekarang dikenal sebagai Republik Vanutu, sampai 30 Juli 1980 dikuasi oleh Inggris dan Prancis. Wilayah Antarika dikuasi oleh 12 negara diantaranya Inggris, AS, Australia dan Italia
  • 27. 9. Wilayah Perwalian (trust) (c) Sulthon Miladiyanto  Adalah wilayah yang pemerintahannya diawasi oleh Dewan Perwalian PBB karena dipandang belum mampu memperintah sendiri.  Dewan Perwakilan membantu wilayah ini supaya menjadi negara merdeka dan mampu berdiri sendiri.
  • 28. Cont…. (c) Sulthon Miladiyanto  Wilayah perwakilan yang dibentuh berdasarkan perjanjian San Fransico setelah PD II meliputi: a. Daerah-daerah mandat peninggalan Liga Bangsa-Bangsa b. Daerah-daerah yang dipisahkan dari negara-negara yang kalah perang dalam PD II c. Daerah dari suatu negara yang memang dengan sukarela diserahkan sendiri kepada Dewan Perwalian
  • 29. Cont.. (c) Sulthon Miladiyanto  Contoh-contoh daerah perwalian sebelum tahun 1970-an adalah Marianas Utara (Nothern Marianas), Kepuluan Marshall, Micronesia, Palau, yang merupakan wilayah AS tahun 1990-an wilayah- wilayah tersebut menjadi negara protektorat AS.
  • 30. Hak dan Kewajiban Dasar Negara (c) Sulthon Miladiyanto  Sebagai subjek hukum internasional, penyandang hak dan kewajiban dalam HI, negara memiliki hak- hak dan kewajiban dasar. Hak-hak dasar negara adalah sebagai berikut:
  • 31. Hak-hak dasar negara adalah (c) Sulthon Miladiyanto ① Hak atas Kemerdekaan dan Self Determiniation. Hak atas kemerdekaan dalam hukum internasional melahirkan apa yang dalam HI disebut hak sebagai hak untuk menentukan nasib sendiri. ② Hak untuk melaksanakan yuridiksi terhadap wilayah, orang dan beda yang berada di dalam wilayahnya Hak untuk melaksanakan yuridiksi terhadap wilayah, orang dan benda yang berada di dalam wilayahnya merupakan hak yang melekat pada setiap negara merdeka sebagai konsekuensi dari kedaulatan yang dimilikinya.
  • 32. Cont… (c) Sulthon Miladiyanto ③ Hak untuk medapatkan kedudukan hukum yang sama dengan negara-negara lain  Hak untuk mendapatkan keudukan hukum yang sama dengan engara-negara lain merupakan konsewensi dari prinsip-prinsip kedaulatan negara.  Prinsip persamaan kedudukan tidak harus ditapsirkan harus memberikan hak dan kewajiban yang sama pada semua negara. Prinsip permsaan dapat diterapkan dalam kondisi ada kesetaraan. Manakala tidak ada kesataraan maka tentunya seharusnya juga diberlakukan berbeda. Namun demikan, perlakuan khusus atau perbedaan ini semestenya dihentikan ketika kondisi antara semua pihak sudah setara
  • 33. Cont.. (c) Sulthon Miladiyanto ④ Hak untuk menjalankan pertahanan diri sendiri atau kolektif (self defence)  Smitman III mengemukakan dalam hukum kebiasaan internasional tindakan self defence adalah hak dilakukan sebuah negara sepanjang memuhi unsur necessity, proportionality, imminency  Tiga syarat parameter sahnya penggunaan self defence dalam hukum kebiasaan internasional yaitu: 1. An actual infringement or threat of infringement of the rights of the defending state 2. A failure or inability on the part of the other state to use its own legal powers to stop or prevent the infringement 3. Act of self defence strictly confined to the object of stopping or preventing the infringement and reasonably proportionnate to what in required for achieving this object.
  • 34. Kewajiban-Kewajiban Dasar Negara (c) Sulthon Miladiyanto ① Kewajiban untuk tidak melakukan intervensi terhadap masalah-masalah yang terjadi di negara lain ② Kewajiban untuk tidak menggerakkan pergolakan sipil di negara lain ③ Kewajiban untuk memperlakukan semua orang yang berada diwilayahnya dengan memerhatikan HAM ④ Kewajiban untuk menjaga wilayahnya agar tidak membahayakan perdamaian dan keamanan nasional
  • 35. Cont.. (c) Sulthon Miladiyanto ⑤ Kewajiban untuk menyelesaikan sengketa dengan damai ⑥ Kewajiban untuk tidak menggunakan kekuatan atau ancaman senjata ⑦ Kewajiban untuk tidak membantu terlaksananya penggunaan kekuatan atau ancaman senjata ⑧ Kewajiban untuk tidak mengakui wilayah-wilayah yang diperloleh dengan kekerasan ⑨ Kewajiban untuk melaksankan kewajiban intenasional dengan itikad baik ⑩ Kewajiban untuk mengadakan hubungan dengan negara-negara lain sesuai dengan hukum Internasional
  • 36. a) organisasi internasional itu merupakan suatu persekutuan antara negara-negara yang bersifat permanen, dengan tujuan yang sesuai atau tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku serta dilengkapi organ-organnya b) Adanya suatu kekuasaan hukum yang dapat dilaksanakan oleh organisasi internasional itu sendiri, tidak saja hubungannya dengan sisitem hukum nasional dari satu atau lebih negara- negara, tetapi juga pada tinggat internasional - Berakhirnya organisasi internasional a) Kesepakatan negara- negara anggota b) Tujuan organisasi internasional tersebut sudah terwujud c) Negara- anggota dariorganisasi internasional yg lama membentuk organisasi inter yang baru dengan maksud dan tujuan yg sama d) Pengunduran diri satu persatu anggotanya (c) Sulthon Miladiyanto 2. Organisasi Internasional (Ian Brownlie)
  • 37. 3. International Non Government Organizatiun (INGO) 4. Individu 5. Perusahaan trans nasional 6. (International Committee in the Red Cross) Palang merah internasional jenewa swiss 7. Organisasi pembebasan atau bangsa yang sedang memperjuangkan hak-haknya 8. Kaum belligerensi hurwitz : a) kaum pemberontak harus terorganisasikan secara teratur dibawah pemimpin yang bertanggung jawab b) mereka harus menggunakan tanda-tanda pengenal yang jelas dapat dilihat c) harus membawa senjata terang-terangan d) harus mengindahkan cara-cara berperang yang lazim 9. Vatikan dan tahta suci: roma italia (c) Sulthon Miladiyanto
  • 38. (c) Sulthon Miladiyanto IV Wilayah Negara a. Bagian-bagian Wilayah Negara darat, perairan/laut, dan udara b. Kawasan Perairan Laut (UNCLOS 1982) garis pangkal – normal/ biasa - lurus - kepulauan
  • 39. (c) Sulthon Miladiyanto  Laut teritorial - 12 mil laut dari garis pangkal - negara memiliki kewenangan penuh - adanya lintas damai  Laut tambahan - 24 mil laut dari garis pangkal - mencegah dan menghukum atas pelanggaran terhadap peraturan becuakai, perpajakan, imigrasi dan kesehatan  Zona ekonomi esklusif - 200 mil laut dari garis pangkal - eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan SDA - membuat dan memakai pulau buatan, instalasi dan bangunan, riset ilmiah untuk kepnetingan pelestarian lingkung  Landas kontinen - kelanjutan ilmiah pantai di luar LT hingga pinggiran luar tepi kontinen atau 200 mil dari garis pangkal LT jika pinggiran luar tepi kontenin tidak mencapai jarak 200mil -hak berdaulat untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber kekayaan alam
  • 40. c. Kawasan perairan Indonesia (c) Sulthon Miladiyanto  Zaman belanda : LT = 3 mil (terrritoriale zee en maritieme kringen ordonatie) stb 442 thn 1939 - ada lintas damai di sebelah dalam garis pangkal (perairan darat)  Zaman jepang : sama  Masa kemerdekaan : 13 desember 1957 = deklarasi djuanda UU No 4/prp tahun 1960 - 12 mil laut - adanya lintas damai sampai perairan darat PP no 8 tahun 1962 - lintas damai hanya sampai luar garis pangkal
  • 41. (c) Sulthon Miladiyanto V Sumber-sumber Hkm Internasional a. Sumber hukum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Sumber hukum materil, yaitu segala sesuatu yang membahas dasar berlakunya hukum suatu negara. 2. Sumber hukum formal, yaitu sumber dari mana kita mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
  • 42. b. Sumber-sumber Hkm Internasional (c) Sulthon Miladiyanto Pasal 38 ayat 1 Statuta Mahkamah Internasional 1. Perjanjian Internasional : merupakan sumber hukum utama apabila perjanjian tersebut ber bentuk Law Making Treaties, yaitu perjanjian internasional yang berisikan prinsip-prinsip dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara umum, Misalnya : 1) Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa 1945; 2) Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982, dll
  • 43. Macam-macam perjanjian (c) Sulthon Miladiyanto - Jumlah peserta : bilateral dan multilateral - Kaedah hukum yg timbul : umum dan khusus - Ditinjau dari prosedur dan tahap pembentukannya : dua tahap – perundingan dan penadatangannan, tiga tahap – perundingan, penandatanganan dan pengesahan. - Ditinjau dari jangkawaktu : terbatas dan tidak terbatas
  • 44. (c) Sulthon Miladiyanto 2. Hukum Kebiasaan Internasional : Hal ini berasal dari praktek negara-negara melalui sikap dan tindakan yang diambilnya terhadap suatu persoalan. Contoh hasil kodifikasi hukum kebiasaan adalah Konvensi Hubungan Diplomatik, Konsuler 3. Prinsip-prinsip Umum Hukum: Yaitu prinsip-2 umum hukum nasional yang dapat mengisi ke kosongan dalam hukum internasional. Misalnya : Presumption of innocence, dll.
  • 45. (c) Sulthon Miladiyanto 4. Keputusan –Keputusan Peradilan: 1) Memainkan peranan yang cukup penting dalam pembentukan norma-norma baru dlm hukum internasional, misalnya dalam sengketa ganti rugi dan penangkapan ikan. 2) Mahkamah diperbolehkan memutuskan suatu perkara secara “ex aequo et bono” yaitu keputusan yang bukan atas pelaksanaan hukum positif tetapi atas dasar prinsip keadilan dan kebenaran.
  • 46. J G Starke (c) Sulthon Miladiyanto 1. Custom (kebiasaan) 2. Treaties (perjanjian internasional) 3. Decision (putusan badan peradilan atau arbitrase) 4. Juristic Works (karya dan pendapat ahli hukum) 5. Keputusan dari organisasi internasional
  • 47. Mochtar Kusumaatmadja Sumber hukum utama/primer : 1. perjanjian internasional; 2. hukum kebiasaan internasional; 3. prinsip-prinsip hukum umum; Sumber hukum tambahan/subsidier : 1. keputusan pengadilan; 2. ajaran para sarjana terkemuka;
  • 48. (c) Sulthon Miladiyanto VI. Yuridiksi Negara dalam Hkm Internasional A. Pengertian Yuridiksi Juridiction – yuridiction Yuris : kepunyaan hukum Dictio : sabda, sebutan Yuridiksi : seperti yang disebut atau dikatakan oleh hukum ( menurut hukum) Yuridiksi negara : kekuasaan atau kewenangan dari suatu negara untuk menetapkan dan memaksakan hukum yang dibuat oleh negara itu sendiri (termasuk didalamnya aturan tentang batas2 negara)
  • 49. B. Yuridiksi negara dengan hukum internasional (c) Sulthon Miladiyanto Imre Anthony : hak dari suatu negara untuk mengatur atau mempengaruhi dengan langkah2 atau tindakan yang bersifat L E Y atas individu atau harta kekayaan, perilaku2 atau peristiwa yang tidak semata2 merupakan masalah dalam negeri F A Mann : hak suatu negara berdasarkan hukum internasional untuk mengatur perilaku berkenaan dengan masalah2 yang tidak secara eksklusif merupakan masalah dalam negara
  • 50. Unsur-unsur yuridiksi negara dengan hukum internasional (c) Sulthon Miladiyanto 1. Hak, kekuasaan atau wewenang, Mengatur (L E Y) 2. Objek,Tidak semata2 masalah dalam negeri 3. Hukum Internasional
  • 51. C. Macam-macam yuridiksi (c) Sulthon Miladiyanto 1. Y negara atas hak, kekuasaan dan wewenang a. Y Legislatif b. Y Eksekutif c. Y Yudikatif 2. Y negara atas objek a. Y Personal – naturlik person> kualifikasi - recht person> kualifikasi kewarganegaran pasif dan aktif b. Y Kebendaan – bergerak - tidak bergerak c. Y kriminal dan civil
  • 52. (c) Sulthon Miladiyanto 3. Y negara berdasarkan ruang dan tempat a. Y Teritoril kewenangan penuh negara bersangkutan kecuali : - kepala negara atau pemerintahan - staf diplomatik dan konsuler - angkatan bersenjata asing tugas negara - kepala dan staf lembaga2 internasional - gedung2 atau kantor2 perwakilan neg asing - gedung2 atau kantor2 perwakilan lebaga intr - kapal2 dan persawat berbendera asing b. Y quasi teritorial yuridiksi yang diterapkan pada suatu wilayah yang sebenarnya bukan wilayah negara. Yuridiksinya untuk hal2 tertentu misal di laut tambahan
  • 53. (c) Sulthon Miladiyanto c. Y eksta teritorial wilayah suatu negara yang berada di wilayan negara lain d. Y universal yang tidak semata2 berkaitan dengan tempat dan waktu serta subjeknya, tetapi semua negara dan subjek hukun internasional dapat berperan