Dokumen tersebut membahas hubungan antara penyakit periodontal dan rheumatoid arthritis. Ia menjelaskan bahwa kedua penyakit tersebut memiliki gejala inflamasi kronis dan kerusakan jaringan yang serupa, yang mungkin disebabkan oleh faktor genetik dan respons tubuh terhadap infeksi bakteri seperti Porphyromonas gingivalis. Meskipun bukti sejarah menghubungkan kedua penyakit, hubungan pasti antara mereka mas
Email adalah jaringan terkeras dari gigi dan merupakan sistem biologis kompleksyang dibentuk oleh sel-sel ameloblast. Email gigi berguna untuk memotong makananmenjadi partikel yang kecil agar dapat dicernakan secara efektif oleh enzim pencernaan. Email mengandung hidroksiapatit yangmemberikan kekerasan pada gigi, sehingga gigi dapat bertahan lebih lama apabiladijaga dengan baik. Kelainan pada struktur jaringan keras gigi dapat terjadi pada tahap histodiferensiasi,aposisi dan klasifikasi selama tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, yang dapatmengenai gigi sulung maupun gigi tetap.
This document discusses the classification of periodontal diseases over time. It begins with early classifications in the 1800s based primarily on clinical features. In the early 20th century, classifications were dominated by pathological concepts of degeneration and atrophy. Starting in the 1970s, the paradigm shifted to recognize the infectious etiology of periodontal diseases and the role of host response. The document reviews several influential classification systems from this period paradigm, including the 1999 classification from the American Academy of Periodontology. It notes the need for the 2017 classification to address limitations in previous systems.
DEVELOPMENT OF DIFFERENT CLASSIFICATION SYSTEMS FOR PERIODONTAL DISEASESDr Ripunjay Tripathi
This document summarizes the history and development of different classification systems for periodontal diseases. It discusses early classification attempts from the 17th century onwards and how paradigms have shifted from a focus on clinical features to concepts of pathology to the current infectious disease model. Major classification systems are summarized, including their strengths and limitations. The document concludes that while current systems are based on the infection/host response paradigm, older paradigms still provide some valid insights, and classifications will need ongoing modification as understanding of periodontal diseases continues to evolve.
O documento discute cárie dentária, incluindo sua definição como uma doença infecciosa influenciada por carboidratos e saliva, sua história de mais de 500.000 anos, e os fatores locais e sistêmicos que contribuem para sua etiologia, como bactérias, placa dentária e dieta.
AAP 2017 CLASSIFICATION OF PERIODONTAL DISEASE PART 1Babu Mitzvah
This document outlines the proceedings of a world workshop on classifying periodontal and peri-implant diseases and conditions. It discusses the need to update the 1999 classification system to current understanding. The outline covers periodontal health, gingival diseases, periodontitis, peri-implant diseases and key changes. Specifically, it defines periodontal health as having less than 10% bleeding sites and no probing depths over 3mm. It also discusses categories for periodontal health with an intact versus reduced periodontium, such as for successfully treated periodontitis patients.
Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
Email adalah jaringan terkeras dari gigi dan merupakan sistem biologis kompleksyang dibentuk oleh sel-sel ameloblast. Email gigi berguna untuk memotong makananmenjadi partikel yang kecil agar dapat dicernakan secara efektif oleh enzim pencernaan. Email mengandung hidroksiapatit yangmemberikan kekerasan pada gigi, sehingga gigi dapat bertahan lebih lama apabiladijaga dengan baik. Kelainan pada struktur jaringan keras gigi dapat terjadi pada tahap histodiferensiasi,aposisi dan klasifikasi selama tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi, yang dapatmengenai gigi sulung maupun gigi tetap.
This document discusses the classification of periodontal diseases over time. It begins with early classifications in the 1800s based primarily on clinical features. In the early 20th century, classifications were dominated by pathological concepts of degeneration and atrophy. Starting in the 1970s, the paradigm shifted to recognize the infectious etiology of periodontal diseases and the role of host response. The document reviews several influential classification systems from this period paradigm, including the 1999 classification from the American Academy of Periodontology. It notes the need for the 2017 classification to address limitations in previous systems.
DEVELOPMENT OF DIFFERENT CLASSIFICATION SYSTEMS FOR PERIODONTAL DISEASESDr Ripunjay Tripathi
This document summarizes the history and development of different classification systems for periodontal diseases. It discusses early classification attempts from the 17th century onwards and how paradigms have shifted from a focus on clinical features to concepts of pathology to the current infectious disease model. Major classification systems are summarized, including their strengths and limitations. The document concludes that while current systems are based on the infection/host response paradigm, older paradigms still provide some valid insights, and classifications will need ongoing modification as understanding of periodontal diseases continues to evolve.
O documento discute cárie dentária, incluindo sua definição como uma doença infecciosa influenciada por carboidratos e saliva, sua história de mais de 500.000 anos, e os fatores locais e sistêmicos que contribuem para sua etiologia, como bactérias, placa dentária e dieta.
AAP 2017 CLASSIFICATION OF PERIODONTAL DISEASE PART 1Babu Mitzvah
This document outlines the proceedings of a world workshop on classifying periodontal and peri-implant diseases and conditions. It discusses the need to update the 1999 classification system to current understanding. The outline covers periodontal health, gingival diseases, periodontitis, peri-implant diseases and key changes. Specifically, it defines periodontal health as having less than 10% bleeding sites and no probing depths over 3mm. It also discusses categories for periodontal health with an intact versus reduced periodontium, such as for successfully treated periodontitis patients.
Laporan ini membahas tentang penyakit infeksi jaringan periodontal seperti periodontitis kronis, periodontitis agresif, dan necrotizing ulcerative periodontitis. Periodontitis kronis adalah bentuk periodontitis paling umum yang ditandai dengan inflamasi gusi, poket periodontal, dan kehilangan tulang. Periodontitis agresif menyerang individu muda dan berkembang lebih cepat. Necrotizing ulcerative periodontitis ditandai dengan nekrosis dan ulkusasi gusi yang dap
This document discusses periodontal-endodontic lesions, including:
- The relationship between the periodontium and pulp and pathways of communication between them.
- Classifications of lesions based on origin as primary endodontic, periodontal, or combined.
- Diagnosis involves determining the origin of the lesion and ruling out other causes.
- Treatment depends on the classification but generally involves endodontic treatment, periodontal treatment, or both to fully resolve the lesion. Prognosis depends on the extent and chronicity of the periodontal involvement.
Oklusal adjustment merupakan penyesuaian kontak harmonis antara gigi atas dan bawah dengan mengasah permukaan gigi. Tindakan ini dapat mengurangi tekanan trauma pada jaringan periodontal dan memperbaiki hubungan fungsional selama kunyahan. Oklusal adjustment hanya dianjurkan jika terdapat gejala trauma oklusal seperti mobilitas gigi atau nyeri saat kunyahan.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
classification of periodontal diseasesneeti shinde
The document discusses the classification of periodontal diseases and the evolution of classification systems over time. It covers the need for classification, early systems from the 1870s-1920s based on clinical characteristics, the 1920s-1970s paradigm of classical pathology which distinguished inflammatory from non-inflammatory forms, and the current paradigm since the 1970s recognizing the infectious etiology. Key figures and their contributions to evolving understandings are mentioned, showing how newer ideas built upon older concepts as knowledge advanced.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang struktur gigi dan jaringan periodontal. Dijelaskan tentang enamel, dentin, sementum, pulpa gigi, dan jaringan periodontal seperti gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Juga dibahas tentang inervasi dan vaskularisasi pada gigi.
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Dokumen tersebut membahas tentang periodontitis kronis, meliputi etiologi, klasifikasi, diagnosis, dan pengelolaannya pada pasien dengan diabetes melitus. Faktor risiko utama periodontitis kronis adalah plak, sedangkan diabetes melitus dapat memperburuk kondisi ini. Pengobatan melibatkan perawatan periodontal dan pengendalian kadar gula darah.
Este documento descreve um caso clínico de resolução estética do sorriso de uma paciente através da confecção de coroas cerâmicas reforçadas com dissilicato de lítio nos dentes superiores. O tratamento teve como objetivo devolver cor, forma e harmonia ao sorriso, corrigindo problemas como alteração de cor, diastemas e restaurações deficientes.
Dokumen tersebut membahas tentang lesi endoperiodontal dan klasifikasi baru penyakit periodontal menurut Chicago. Laporan kasus menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan lesi endoperiodontal yang melibatkan hubungan patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Prognosis lesi tergantung pada ada tidaknya kerusakan akar, keberadaan periodontitis, serta tingkat kerusakan periodontal sekitar gigi.
1. Nekrosis pulpa terjadi ketika terdapat kematian jaringan pulpa yang disebabkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau trauma yang mengganggu sirkulasi darah ke pulpa.
2. Inflamasi pulpa berhubungan dengan intensitas kerusakan jaringan pulpa. Iritasi ringan menyebabkan sedikit inflamasi, sedangkan iritasi parah menyebabkan inflamasi parah.
3. Selama inflamasi, terjadi peningkatan sel inflamasi dan permeabilit
Revisão em técnicas restauradoras e adesividade 2012 1Guilherme Terra
O documento discute a evolução dos sistemas adesivos dentários, desde a introdução do condicionamento ácido do esmalte por Buonocore em 1955 até os sistemas adesivos modernos. Aborda os principais conceitos como a formação da camada híbrida e a importância da remoção da lama dentinária para a adesão dos materiais restauradores.
This document discusses stainless steel crowns, including their history, composition, indications, contraindications, advantages and disadvantages. It describes the conventional approach to placing stainless steel crowns, which involves tooth preparation including occlusal, proximal, buccal/lingual reduction and crown adaptation. Modifications for adjacent crowns or restorations are also covered. Stainless steel crowns provide a durable and cost-effective restoration for primary and young permanent teeth in a single appointment. While they require more tooth structure removal than other restorations, stainless steel crowns have greater longevity and are more comfortable for children.
Dokumen tersebut membahas tentang generasi sistem adhesif yang digunakan dalam kedokteran gigi, dimulai dari generasi pertama hingga ketujuh. Generasi pertama menggunakan asam gliserofosforik dimetakrilat untuk melekatkan resin ke dentin. Generasi berikutnya semakin menyederhanakan prosedur dan meningkatkan daya lekat dengan menggabungkan unsur-unsur seperti bahan etsa, primer, dan adhesif dalam satu atau du
This document discusses the relationship between periodontal and endodontic diseases. It begins by establishing that the tooth, pulp, and supporting structures should be viewed as one biologic unit. There are various pathways by which communication can occur between the pulp and periodontium, including developmental pathways like lateral canals, pathological pathways caused by trauma or resorption, and iatrogenic pathways from dental procedures. Pulpal and periodontal problems are responsible for over 50% of tooth mortality. The document goes on to classify periodontal-endodontic lesions based on whether the primary source of disease is endodontic or periodontal and whether secondary involvement occurred.
This document discusses periodontal-endodontic lesions, including:
- The relationship between the periodontium and pulp and pathways of communication between them.
- Classifications of lesions based on origin as primary endodontic, periodontal, or combined.
- Diagnosis involves determining the origin of the lesion and ruling out other causes.
- Treatment depends on the classification but generally involves endodontic treatment, periodontal treatment, or both to fully resolve the lesion. Prognosis depends on the extent and chronicity of the periodontal involvement.
Oklusal adjustment merupakan penyesuaian kontak harmonis antara gigi atas dan bawah dengan mengasah permukaan gigi. Tindakan ini dapat mengurangi tekanan trauma pada jaringan periodontal dan memperbaiki hubungan fungsional selama kunyahan. Oklusal adjustment hanya dianjurkan jika terdapat gejala trauma oklusal seperti mobilitas gigi atau nyeri saat kunyahan.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip dasar dalam melakukan preparasi gigi untuk mahkota dan gigi penyangga, meliputi pemeliharaan struktur gigi, bentuk retensi dan resistensi, daya tahan restorasi, integritas tepi restorasi, serta pemeliharaan jaringan periodonsium. Dibahas pula alat dan urutan yang digunakan dalam preparasi gigi.
classification of periodontal diseasesneeti shinde
The document discusses the classification of periodontal diseases and the evolution of classification systems over time. It covers the need for classification, early systems from the 1870s-1920s based on clinical characteristics, the 1920s-1970s paradigm of classical pathology which distinguished inflammatory from non-inflammatory forms, and the current paradigm since the 1970s recognizing the infectious etiology. Key figures and their contributions to evolving understandings are mentioned, showing how newer ideas built upon older concepts as knowledge advanced.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang struktur gigi dan jaringan periodontal. Dijelaskan tentang enamel, dentin, sementum, pulpa gigi, dan jaringan periodontal seperti gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Juga dibahas tentang inervasi dan vaskularisasi pada gigi.
Penyakit jaringan keras gigi adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada jaringan keras gigi (lubang pada gigi) seperti enamel, dentin, sementum dan menimbulkan rasa sakit sebagai respon dari meluasnya kerusakan tersebut. Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi. Karies gigi terbentuk karena ada sisa makanan yang menempel pada gigi, yang pada akhirnya menyebabkan pengapuran gigi. Dampaknya, gigi menjadi keropos, berlubang, bahkan patah. Karies gigi menyebabkan kehilangan daya kunyah dan terganggunya pencernaan. (Widayanti, 2014)
Dokumen tersebut membahas tentang periodontitis kronis, meliputi etiologi, klasifikasi, diagnosis, dan pengelolaannya pada pasien dengan diabetes melitus. Faktor risiko utama periodontitis kronis adalah plak, sedangkan diabetes melitus dapat memperburuk kondisi ini. Pengobatan melibatkan perawatan periodontal dan pengendalian kadar gula darah.
Este documento descreve um caso clínico de resolução estética do sorriso de uma paciente através da confecção de coroas cerâmicas reforçadas com dissilicato de lítio nos dentes superiores. O tratamento teve como objetivo devolver cor, forma e harmonia ao sorriso, corrigindo problemas como alteração de cor, diastemas e restaurações deficientes.
Dokumen tersebut membahas tentang lesi endoperiodontal dan klasifikasi baru penyakit periodontal menurut Chicago. Laporan kasus menunjukkan pentingnya pendekatan multidisiplin dalam diagnosis dan pengobatan lesi endoperiodontal yang melibatkan hubungan patologis antara jaringan endodontik dan periodontal. Prognosis lesi tergantung pada ada tidaknya kerusakan akar, keberadaan periodontitis, serta tingkat kerusakan periodontal sekitar gigi.
1. Nekrosis pulpa terjadi ketika terdapat kematian jaringan pulpa yang disebabkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau trauma yang mengganggu sirkulasi darah ke pulpa.
2. Inflamasi pulpa berhubungan dengan intensitas kerusakan jaringan pulpa. Iritasi ringan menyebabkan sedikit inflamasi, sedangkan iritasi parah menyebabkan inflamasi parah.
3. Selama inflamasi, terjadi peningkatan sel inflamasi dan permeabilit
Revisão em técnicas restauradoras e adesividade 2012 1Guilherme Terra
O documento discute a evolução dos sistemas adesivos dentários, desde a introdução do condicionamento ácido do esmalte por Buonocore em 1955 até os sistemas adesivos modernos. Aborda os principais conceitos como a formação da camada híbrida e a importância da remoção da lama dentinária para a adesão dos materiais restauradores.
This document discusses stainless steel crowns, including their history, composition, indications, contraindications, advantages and disadvantages. It describes the conventional approach to placing stainless steel crowns, which involves tooth preparation including occlusal, proximal, buccal/lingual reduction and crown adaptation. Modifications for adjacent crowns or restorations are also covered. Stainless steel crowns provide a durable and cost-effective restoration for primary and young permanent teeth in a single appointment. While they require more tooth structure removal than other restorations, stainless steel crowns have greater longevity and are more comfortable for children.
Dokumen tersebut membahas tentang generasi sistem adhesif yang digunakan dalam kedokteran gigi, dimulai dari generasi pertama hingga ketujuh. Generasi pertama menggunakan asam gliserofosforik dimetakrilat untuk melekatkan resin ke dentin. Generasi berikutnya semakin menyederhanakan prosedur dan meningkatkan daya lekat dengan menggabungkan unsur-unsur seperti bahan etsa, primer, dan adhesif dalam satu atau du
This document discusses the relationship between periodontal and endodontic diseases. It begins by establishing that the tooth, pulp, and supporting structures should be viewed as one biologic unit. There are various pathways by which communication can occur between the pulp and periodontium, including developmental pathways like lateral canals, pathological pathways caused by trauma or resorption, and iatrogenic pathways from dental procedures. Pulpal and periodontal problems are responsible for over 50% of tooth mortality. The document goes on to classify periodontal-endodontic lesions based on whether the primary source of disease is endodontic or periodontal and whether secondary involvement occurred.
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalFerdiana Agustin
Penyakit periodontal adalah inflamasi kronis jaringan pendukung gigi. Dapat dibagi menjadi gingivitis dan periodontitis. Faktor risikonya antara lain plak bakteri, demam, defisiensi vitamin, obat-obatan, hormon, dan stres.
Impact of Endodontically Treated Teeth on Systemic Diseases - Journal ReadingNabilah Kusuma
Perawatan endodontik pada gigi dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan berkontribusi terhadap penyakit sistemik. Senyawa toksik seperti mercaptan dan thioether yang dihasilkan dari bakteri endodontik dapat menimbulkan efek imunologis dan subtoksik. Penelitian menunjukkan adanya korelasi antara tingginya kadar hidrogen sulfida lokal akibat periodontitis apikalis dengan sensitivitas sistem kekebalan terhadap seny
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Gout arthritis adalah penyakit progresif akibat deposisi kristal asam urat pada sendi yang disebabkan oleh hiperurisemia kronis; (2) Faktor risiko gout meliputi gender laki-laki, usia tua, ras Afrika-Amerika, diet tinggi purin dan alkohol, obesitas, dan penggunaan diuretik; (3) Diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik yang
Dokumen tersebut membahas tentang lesi endo-perio yang merupakan kondisi patologis yang melibatkan jaringan pulpa dan periodonsium. Dibahas mengenai etiologi, klasifikasi, rencana perawatan, dan prognosis berbagai jenis lesi endo-perio, seperti lesi endodontik primer, periodontal primer, dan gabungan. Penting untuk membedakan jenis lesi agar mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang optimal guna peningkatan keber
Pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku dan Lumpy Skin Disease serta Kewaspadaan...Tata Naipospos
PMK dan penyakit hewan lainnya seperti LSD dan PPR merupakan penyakit lintas batas yang berpotensi menyebar dengan cepat dan menimbulkan dampak sosial ekonomi yang signifikan. Strategi pengendalian utama untuk PMK adalah karantina, vaksinasi, surveilans epidemiologi, zonasi, depopulasi, dan biosekuriti. Vaksinasi massal digunakan untuk mengendalikan wabah PMK di Indonesia, namun vaksin yang tersedia belum d
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi nosokomial pada pasien bedah di rumah sakit di Semarang. Faktor-faktor yang diteliti antara lain umur, lama perawatan, dan jumlah pasien yang dirawat dalam satu ruangan. Hasilnya menunjukkan pengaruh yang signifikan antara ketiga faktor tersebut dengan kejadian infeksi nosokomial
Dokumen tersebut membahas tentang anamnesis dan tindakan yang dilakukan pada kasus dengan kecurigaan penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, dan hepatitis. Dokumen tersebut menjelaskan gejala klinis dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama anamnesis untuk mendiagnosa penyakit-penyakit tersebut."
Kasus koinfeksi aktinomisetoma dan MRSA pada perempuan 47 tahun dengan benjolan di kaki kiri selama 6 bulan. Kultur menunjukkan MRSA dan Actinomyces sp. Pemeriksaan histopatologi mengkonfirmasi aktinomisetoma dengan infiltrasi sel radang dan granul sulfur. Pasien diobati kombinasi antibiotik dan pembedahan.
Hubungan penyakit periodontal dengan rheumatoid ppt
1. HUBUNGAN PENYAKIT
PERIODONTAL DENGAN
RHEUMATOID
Ira Asnita Sembiring
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 1
2. Pendahuluan
• Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi dari
bakteri yang ada pada lapisan biofilm yang melekat
ke gigi, yang ditandai dengan terjadinya inflamasi
pada gingiva dan selanjutnya akan terjadi
kerusakan jaringan ikat serta tulang alveolar
• Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit
autoimun yang mempunyai efek terhadap banyak
organ dan sistem dalam tubuh dan juga
dihubungkan dengan kerusakan jaringan ikat sendi
dan tulang
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 2
3. Rheumatoid Arthritis
• Diagnosis RA berdasarkan temuan klinis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah [rataan
endapan eosinofil, serum protein C-
reaktif(CRP), dan faktor imunoglobulin
rheumatoid (RF)]. Pemeriksaan sendi
dilakukan dengan metode imaging (radiografi,
MRI, Computer Imaging Methode (CAT dan
scan tulang))
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 3
4. Rheumatoid Arthritis
• Etiologi RA belum dapat dipastikan. Akan
tetapi diduga merupakan kombinasi dari
genetik (termasuk epigenetic- perubahan
pada ekspresi gen dari fenotif sel dikarenakan
perubahan susunan DNA dari mekanisme lain
yang terjadi), lingkungan, hormonal, dan
infeksi.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 4
5. Rheumatoid Arthritis
• Epidemiologi RA : prevalensi 1% dari populasi
dunia, kebanyakan pada wanita (3x lebih banyak).
Prevalensi meningkat dengan pertambahan umur.
• Perjalanan/progress dari RA:
– Monocyclic (satu episode, yg akan sembuh dalam 5
tahun dengan ataupun tanpa terapi)
– Policyclic (berfluktuasi dengan beberapa episode dari
aktifitas penyakit)
– Progressive (berkelanjutan meningkat keparahannya
dan terus menerus)
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 5
7. • RA diasosiaikan dengan penyakit periodontal
sejak awal abad ke-19, saat Benjamin Rush
(dokter dan politikus Amerika)
mengidentifikasikan bahwa eradikasi seluruh gigi
adalah pengobatan “rheuma”.
• Pada awal abad ke-20, terapi eradikasi gigi
dilakukan terhadap penyakit RA
• Hal tsb berlanjut ke berbagai negara hingga akhir
tahun 1930an , Cecil dkk berpendapat bahwa
eradikasi gigi geligi bukanlah solusi pengobatan
RA.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 7
8. • Korelasi klinis antara PD dan RA : etiologi dan
patologi
• Kedua penyakit ini mempunyai tanda inflamasi
kronis, erosi tulang, kerusakan periosteal
jaringan lunak, kesamaan respon imun
humoral dan seluler, dan latarbelakang
imunogenetik
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 8
9. • Infeksi lokal yang mengakibatkan proses
inflamasi pada periodonsium diusulkan
sebagai salah satu mekanisme yang mungkin
memicu proses inflamatori sistemik atau
penyebaran infeksi.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 9
10. Apakah ada hubungan antara penyakit
periodontal dengan rheumatoid
arthritis?
• Brazilian oral Research vol 22.no1/maret 2008
“Periodontal Condition in Patients with
Rheumatoid Arthritis”
• Studi klinis yang menginvestigasi apakah ada
hubungan antara penyakit periodontal dengan
rheumatoid arthritis
• 2 kelompok: kelompok test(39 org) adalah pasien
dengan RA, dan kelompok kontrol (22org)adalah
pasien tanpa adanya penyakit autoimun.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 10
11. Apakah ada hubungan antara penyakit
periodontal dengan rheumatoid
arthritis?
• Mengisi kuisioner dan dilakukan pemeriksaan
periodontal lengkap(termasuk keberadaan
plak, perdarahan marginal, kehilangan
perlekatan, dan jumlah gigi yang tinggal.
• Ekslusi: DM dan merokok
• Pasien RA memiliki jumlah gigi yang tinggal
lebih sedikit, lebih banyak plak dental, banyak
daerah yang kehilangan perlekatan.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 11
12. • Analisis statistik non parametrik, dengan nilai
p<0.05 adalah berarti signifikan secara
statistik.
• Hasil:
– Median dari jumlah gigi yang tinggal adalah 20 gigi
pada kelompok test, dan 24,5 gigi pada kelompok
kontrol.
– kelompok test memiliki jumlah plak yang lebih
banyak
– Kehilangan perlekatan lebih banyak pada
kelompok test
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 12
15. Genetik pada periodontitis dan RA
• Studi asosiasi genome-wide telah mengidentifikasi
replika atau asosiai genetik antara single nucleotide
polimorphorism (SNPs) dan resiko dari penyakit
autoimun dan inflamatori (imun0mediated) seperti RA
• Pada periodontitis, faktor genetik juga sudah banyak
ditetapkan.tetapi masih penuh dengan pertanyaan
• Faktor genetik mempunyai peranan dalan respon imun
secara umum.
• Faktor lingkungan juga dapat menyebabkan perubahan
reversible maupun irreversibel dalam faktor genetik.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 15
16. Perjalanan infeksi pada periodontal
• Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri
prophyromonas gingivalis, actinobacilus
actinomycetyemcomitans, bakterioides
forsitus,prevotela melaninogenica, dll.
• Meningkatnya jumlah imunoglobulin G dan A
akibat hadirnya bakteri. Hal ini juga ditemui pada
synovium pasien RA.
• Fakta ini memungkinkan bahwa bakteri dan
antibodi tsb bertindak sebagai etiopatologi dari
mekanisme pada RA
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 16
17. Perjalanan infeksi pada periodontal
• P. Gingivalis adalah bakteri gram negatif anaerobik yang
imobile yang memegang peranan penting dalam
perkembangan penyakit periodontal pada orang dewasa
• P. Gingivalis satu-satunya bakteri yang bertanggung
jawwab pada post translasi dan konversi dari agrinine
menjadi citruline, yang mengawali produksi antibodi anti-
CCP.
• Antibodi ini sama seperti yang ditemui pada RA
• Infeksi bakteri tsb akan menginduksi dan mengakselerasi
RA, memfasilitasi produksi neo-antigen dan menghasilkan
penyakit auto-antibodi menjadi citullinated epitopes.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 17
18. Apakah bakteri memiliki hubungan langsung
sebagai etiologi utama pada peridoontitis dan
RA?
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 18
19. • Banyak penemuan yang telah didapatkan antara
mikroorganisme yang dapat menginduksi RA
secara genetik pada host dan agen patogen pada
periodontitis. Meskipun demikian, RA masih
belum sepenuhnya diakui sebagai penyakit yang
dihasilkan hanya oleh bakteri.
• Saat ini, tidak ada agen infeksius yang ditemukan
sebagai penyebab RA pada manusia.Informasi
yang ada tidak mendukung konsep bahwa satu
antigen sebagai respon pada inflamasi sinovial.
Hal ini mungkin karena tidak hanya satu hal yang
dapat menyebabkan RA dan mekanisme yang
berbeda dapat secara tunggal menyebabkan
inflamasi sinovial pada individu yang suspektif.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 19
20. • Penting untuk diketahui, sesuai dengan data
terkini, tidak dapat ditetapkan, bahwa
patogen pada periodontal berhubungan
dengan RA. Masih harus diteliti , bahwa secara
tidak langsung terlibat namun dapat
berhubungan antara dua keadaan inflamasi
yang dapat menyebabkan suatu mekanisme
tertentu.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 20
21. Reaksi tubuh terhadap mekanisme penghancuran
jaringan pada RA dan periodontitis
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 21
22. • Sitokin dan MMP berperan dalam patogenesis
RA dan periodontitis
• Akan tetapi belum diketahui sitokin spesifik,
konsentrasinya, sel invivo yang berpengaruh,
di tingkat mana mereka aktif dan peran
inhibitornya.
• Periodontitis memiliki bentuk sitokin yang
sangat mirip dengan RA, spt IL-1b, TNFa, dan
IL-10 serta TGFb.
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 22
23. Ilustrasi pathway genetik, inflamasi
dan hubungan infeksi antara RA dan
penyakit periodontal
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 23
24. Kesimpulan
• Meskipun banyak bukti histori yang
menghubungkan RA dengan penyakit
periodontal, penelitian lebih lanjut masih
dibutuhkan untuk konfirmasi hubungan tsb.
• Faktor yang dapat diidentifikasi yang
mempunyai hubungan antara penyakit
periodontal dengan periodontitis adl sbb:
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 24
25. Kesimpulan
1. Faktor genetik yang mengendalikan respon
host terhadap penyakit kronis . Perhatian
lebih harus diberikan pada TNFa, sitokin
proinflamasi yang menyebabkan penyakit
periodontal dan RA
2. P. Gingivalis sebagai etiologi berbagai
penyakit. P.gingivalis dapat memicu respon
autoimun
30/01/2013 by: Ira Asnita Sembiring, drg 25