Teks tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko hipertensi. Beberapa faktor risiko utama hipertensi adalah genetik, obesitas, usia lanjut, pola makan bergaram, dan merokok. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak terkontrol, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
1. Penelitian ini menguji pengaruh metode self-help group (SHG) terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi.
2. SHG diberikan kepada kelompok intervensi selama 3 sesi dalam 3 minggu, sedangkan kelompok kontrol hanya mendapat penyuluhan.
3. Hasilnya menunjukkan tekanan darah sistole kelompok intervensi menurun secara signifikan setelah SHG, berbeda dengan kelompok kontrol yang meningkat.
Artikel ini membahas tentang faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur tahun 2019. Penelitian menemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan hipertensi ibu hamil adalah riwayat hipertensi, paparan asap rokok, obesitas, stress kehamilan dan paritas. Variabel dominan adalah obesitas. Disarankan puskesmas melakukan promosi kesehatan tentang penyakit hipertens
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Teks tersebut membahas tentang faktor-faktor risiko hipertensi. Beberapa faktor risiko utama hipertensi adalah genetik, obesitas, usia lanjut, pola makan bergaram, dan merokok. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak terkontrol, seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
1. Penelitian ini menguji pengaruh metode self-help group (SHG) terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi.
2. SHG diberikan kepada kelompok intervensi selama 3 sesi dalam 3 minggu, sedangkan kelompok kontrol hanya mendapat penyuluhan.
3. Hasilnya menunjukkan tekanan darah sistole kelompok intervensi menurun secara signifikan setelah SHG, berbeda dengan kelompok kontrol yang meningkat.
Artikel ini membahas tentang faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta Timur tahun 2019. Penelitian menemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan hipertensi ibu hamil adalah riwayat hipertensi, paparan asap rokok, obesitas, stress kehamilan dan paritas. Variabel dominan adalah obesitas. Disarankan puskesmas melakukan promosi kesehatan tentang penyakit hipertens
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Tn. A dirawat dengan diagnosis hipertensi dan mengeluh nyeri kepala; (2) Perawat mengidentifikasi masalah utama yaitu nyeri akut, ansietas, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan gangguan pola tidur; (3) Intervensi perawat meliputi manajemen nyeri, pengurangan ansietas, peningkatan toleransi aktivitas, optimalisasi nutrisi, dan penyesuaian pol
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Jurnal ini membahas hubungan antara pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampa. Penelitian menemukan ada hubungan antara pengetahuan yang lebih baik tentang hipertensi dengan kepatuhan yang lebih tinggi dalam minum obat antihipertensi. Jurnal ini mendorong peningkatan pengetahuan pasien hipertensi untuk meningkatkan kepatuhan perawatan dan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Dokumen tersebut membahas tentang determinan kejadian hipertensi pada pengunjung posbindu di wilayah kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar. Penelitian ini menemukan ada hubungan antara riwayat keluarga hipertensi, obesitas sentral, dan merokok dengan kejadian hipertensi, sedangkan tidak ditemukan hubungan antara indeks massa tubuh dan stres dengan hipertensi.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Hipertensi adalah penyakit kenaikan tekanan darah yang merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Faktor risikonya meliputi genetik, obesitas, merokok, konsumsi garam berlebih, dan stres. Gejalanya sering tidak kentara, tetapi dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Pencegahan melalui pola makan sehat dan olahraga rutin sangat penting.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan lanjut usia dengan gangguan sistem pencernaan gastritis dengan memberikan jus lidah buaya. Secara garis besar dibahas karakteristik lanjut usia, pendekatan diagnosis dan intervensi keperawatan untuk gastritis, serta cara pembuatan jus lidah buaya sebagai pengobatan tradisional.
Teks tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Teks tersebut menjelaskan anatomi, fisiologi, definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan patofisiologi dari hipertensi.
Buku saku ini membahas peran apoteker dalam penatalaksanaan hipertensi, termasuk asesmen, perencanaan, implementasi, dan monitoring pelayanan kefarmasian. Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular umum yang berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke.
Pengaruh konseling diet jantung terhadap pengetahuan diet jantung pasien con...calvinvijay
Studi ini menguji pengaruh konseling diet jantung terhadap pengetahuan pasien gagal jantung tentang diet dengan melakukan tes sebelum dan sesudah konseling. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan pasien setelah konseling.
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
Skipsi dengan tema pasien penderita Hipertensi terhadap minum obat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri) ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring) darah dipompa menuju dan melalui arteri.tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sistolik. Kepatuhan mengkonsumsi obat penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami penderita hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan mengkonsumsi obat yang lebih buruk karena faktor lama menerita, pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari keluarga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan minum obat antara lain pengalaman pengguna obat terhadap efek samping dan kenyamanan obat, terhadap kemanjuran obat atau tingkat kesembuhan yang telah dicapai, komunikasi antara pasien dengan dokter atau apoteker, memberikan sikap yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan atau persepsi pasien terhadap penyakit dan pengobatannya, faktor kebosanan dalam menggunakan obat terus- menerus akibat lamanya pasien menderita penyakit hipertensi.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan rumah ke pasien wanita berusia 50 tahun yang didiagnosis menderita hipertensi stadium 2. Berdasarkan hasil pemeriksaan, terdapat beberapa faktor risiko penyebabnya seperti genetik, pola makan tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik. Intervensi yang diberikan meliputi edukasi tentang penyakit dan gaya hidup sehat serta dukungan untuk terapi dan kontrol lebih lan
Jurnal ini membahas hubungan antara pengetahuan pasien hipertensi tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kampa. Penelitian menemukan ada hubungan antara pengetahuan yang lebih baik tentang hipertensi dengan kepatuhan yang lebih tinggi dalam minum obat antihipertensi. Jurnal ini mendorong peningkatan pengetahuan pasien hipertensi untuk meningkatkan kepatuhan perawatan dan
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
Dokumen tersebut membahas tentang determinan kejadian hipertensi pada pengunjung posbindu di wilayah kerja Puskesmas Ballaparang Kota Makassar. Penelitian ini menemukan ada hubungan antara riwayat keluarga hipertensi, obesitas sentral, dan merokok dengan kejadian hipertensi, sedangkan tidak ditemukan hubungan antara indeks massa tubuh dan stres dengan hipertensi.
Dokumen tersebut merupakan asuhan keperawatan untuk hipertensi yang mencakup pengkajian, diagnosa, dan intervensi keperawatan untuk masalah-masalah yang sering dialami pasien hipertensi seperti resiko penurunan curah jantung, nyeri akut, gangguan sirkulasi, intoleransi aktivitas, ketidakseimbangan nutrisi, dan kurangnya pengetahuan.
Hipertensi adalah penyakit kenaikan tekanan darah yang merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Faktor risikonya meliputi genetik, obesitas, merokok, konsumsi garam berlebih, dan stres. Gejalanya sering tidak kentara, tetapi dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Pencegahan melalui pola makan sehat dan olahraga rutin sangat penting.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan lanjut usia dengan gangguan sistem pencernaan gastritis dengan memberikan jus lidah buaya. Secara garis besar dibahas karakteristik lanjut usia, pendekatan diagnosis dan intervensi keperawatan untuk gastritis, serta cara pembuatan jus lidah buaya sebagai pengobatan tradisional.
Teks tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Teks tersebut menjelaskan anatomi, fisiologi, definisi, klasifikasi, etiologi, manifestasi klinis, dan patofisiologi dari hipertensi.
Buku saku ini membahas peran apoteker dalam penatalaksanaan hipertensi, termasuk asesmen, perencanaan, implementasi, dan monitoring pelayanan kefarmasian. Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular umum yang berisiko menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung dan stroke.
Pengaruh konseling diet jantung terhadap pengetahuan diet jantung pasien con...calvinvijay
Studi ini menguji pengaruh konseling diet jantung terhadap pengetahuan pasien gagal jantung tentang diet dengan melakukan tes sebelum dan sesudah konseling. Hasilnya menunjukkan peningkatan pengetahuan pasien setelah konseling.
HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PENDERI...harnaniknawangsari
Skipsi dengan tema pasien penderita Hipertensi terhadap minum obat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri) ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring) darah dipompa menuju dan melalui arteri.tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah, ini disebut tekanan sistolik. Kepatuhan mengkonsumsi obat penderita hipertensi di Indonesia yang telah mengalami penderita hipertensi selama 1-5 tahun cenderung lebih mematuhi proses mengkonsumsi obat, sedangkan pasien yang telah mengalami hipertensi 6-10 tahun cenderung memiliki kepatuhan mengkonsumsi obat yang lebih buruk karena faktor lama menerita, pekerjaan, jenuh minum obat, kurang dukungan dari keluarga. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan ketidakpatuhan minum obat antara lain pengalaman pengguna obat terhadap efek samping dan kenyamanan obat, terhadap kemanjuran obat atau tingkat kesembuhan yang telah dicapai, komunikasi antara pasien dengan dokter atau apoteker, memberikan sikap yang positif atau negatif bagi pengguna obat, faktor ekonomi, kepercayaan atau persepsi pasien terhadap penyakit dan pengobatannya, faktor kebosanan dalam menggunakan obat terus- menerus akibat lamanya pasien menderita penyakit hipertensi.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan dan rasionalitas penggunaan obat secara swamedikasi di tiga apotek di Kota Panyabungan. Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan sebagian besar penggunaan obat bersifat rasional meskipun masih ada yang tidak rasional. Tingkat pengetahuan dipengaruhi pendidikan dan pekerjaan, sedangkan rasionalitas tidak dipengaruhi faktor sosial demogra
Jantung merupakan organ vital yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Cacat bawaan jantung adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Makalah ini membahas anatomi, fisiologi, penyebab, gejala, dan penatalaksanaan cacat bawaan jantung pada anak.
Jantung merupakan organ vital yang penting. Dokumen ini membahas anatomi dan fisiologi jantung normal dan penyakit jantung bawaan, termasuk gejala, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami konsep penyakit jantung bawaan dan askep yang terkait.
Dokumen tersebut membahas tentang cacat bawaan pada jantung, dimulai dengan latar belakang masalah cacat bawaan dan tujuan makalah untuk mempelajari anatomi, fisiologi, konsep, dan penatalaksanaan penyakit jantung bawaan. Selanjutnya membahas definisi, anatomi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan medis dari penyakit jant
MENENTUKAN DIAGNOSA dan ASUHAN KEPERAWATAN Pada PASIEN HIPERTENSI.pdfPramudyta1
Hipertensi merupakan gangguan sistem perdarahan darah yang menyebabkan tekanan darah naik diatas nilai normal dan merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penyakit ini sering tidak menampakan gejala dan diagnosisnya memerlukan pengukuran tekanan darah berulang kali.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi pada lansia di Desa Tirtonirmolo Kasihan Bantul, khususnya gambaran sikap keluarga terhadap lansia dengan hipertensi.
2. Angka hipertensi lansia di Puskesmas Kasihan II tinggi, menjadi penyakit nomor satu. Penelitian sebelumnya menunjukkan ada hubungan antara sikap kelu
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut meneliti pertimbangan dan alasan pasien hipertensi di Kabupaten Banyumas yang menjalani terapi alternatif bekam tradisional dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan menemukan dua tema utama yaitu faktor sosial dan psikologis serta manfaat dan keamanan terapi bekam.
Dokumen tersebut berisi tentang kasus gizi buruk pada balita berumur 2 bulan 17 hari dengan diagnosis marasmus kondisi V disertai bronkopneumonia dan impetigo bulosa. Kasus tersebut mengalami sesak nafas, demam, dan batuk yang semakin parah selama beberapa hari sebelum dirawat di rumah sakit. Berdasarkan pemeriksaan fisik, balita tersebut mengalami status gizi buruk dengan berat badan dan panjang badan di bawah
Penyakit TB Paru sangat Luas untuk dijaring dengan Tujuan Mencari, Mendapatkan dan mengobati.
Indonesia Bebas TB Tahun 2024.
Toss TB
Lebih baik Mencegah dari pada Mengobati.
saya mulai dari diri saya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan motivasi lansia hipertensi dalam memeriksakan tekanan darahnya.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
HASIL WAWANCARA.docx
1. Pengetahuan
Hasil wawancara menunjukkan pada umumnya informan mendapatkan informan/pengetahuan
tentang penyakit paruparu dari petugas kesehatan. Umumnya informan menyatakan tanda-tanda
TB paru adalah panas dingin, batuk terus menerus disertai dahak dan muntah darah, sesak nafas,
badan menjadi kurus , dan mudah capek, dada ngentak, nafsu makan kurang, lemas, punggung
terasa sakit dan sering keluar keringat pada waktu tidur malam hari. Ada salah seorang informan
yang berpendapat berbeda yaitu:
"Walaupun dia sudah positif terkena penyakit paru-paru / sudah muntah darah
badan tidak merasa sakit. Bahkan ada yang tidak tahu tanda-tanda penyakit TB"
Mengenai penyebab TB paru menurut sebagian besar informan karena sering bergadang, merokok,
minum alkohol, banyak ikiran, kurang tidur, kecapean kerja, polusi udara, makanan, penyakit asma,habis
sakit typhus dan bahkan ada diantara mereka yang mengatakan akibat dari kehamilan,
banyak minum es dan makan sambal. Sebagian informan berpendapat bahwa TB ditularkan oleh penderita
kepada orang lain saat bicara, sering bersama-sama dengan penderita, saat makan
bersama menggunakan alat makan yang sama ( piring, sendok dan gelas), merokok bersama,tidur bersama
dengan penderita. Ada yang mengatakan:
"Di dalam keluarga alat makan minum harus dipisahkan karena takut tertular"
Ketika ditanyakan kepada sejumlah infonnan mengenai akibat penyakit TB paru yang dideritanya,
sebagian besar mengatakan bahwa TB paru sangat mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menurunkan
produktivitas kerja. Gangguan yang umumnya dirasakan penderita adalah sesak nafas,badan lemas , panas
dingin, mudah capek. Salah seorang informan mengatakan:
“Malu kalau saya diketahui orang lain sakit paru-paru sebab pekerjaan saya adalah pedagang
gorengan"
2. Menurut sebagian besar informan menyatakan bahwa penyakit paru-paru atau TB paru yang dideritanya
bukan menjadi suatu masalah di daerah dimana informan bertempat tinggal karena mereka beralasan masih
merasakan hidup biasa saja. Hanya seorang informan mengatakan bahwa penyakit TB paru menjadi suatu
masalah.
Warga masyarakat di sekitar penderita pun tidak mengetahui mengenai penyakit yang diderita
informan begitu juga dengan kasus penyakit paru-paru tidak terlalu banyak yang diketahui oleh masyarakat
di lingkungan tempat tinggalnya. Penderita TB mengatakan bahwa penyakit TB paru umumnya dapat
disembuhkan jika makan obat melakukan olah raga secara teratur.
Sikap dan motivasi terhadaptb paru Ada sejumlah informan mengatakan mereka kaget,sedih, malu
dan dihantui rasa takut setelah mendengar bahwa yang diderita tidak akan sembuh dan akan cepat mati.
Ada juga informan yang mengatakan bahwa penyakit yang dia alami sama dengan orangtuanya yaitu ; paru-
paru. Namun ada salah seorang informan menganggap TB paru biasa saja sebagaimana
dikatakan :
" Saya merasa biasa saja sakit TB paru, tidak malu dengan tetangga, atau
keluarga".
Sebagian besar informan mengatakan tidak ada kesulitan bergaul
dengan teman-teman:
"Saya berani bercampurminutnan seperti minumkopi dengan gelas yang sama dengan anggota
keluarga lainnya atau teman".
Mereka mengatakan tidak ada perubahan sikap saat bergaul di lingkungan tempat tinggalnya.
Mereka tetap mempunyai banyak teman dimana teman mereka tersebut tidak takut tertular penyakit TB
paru, selanjutnya sejumlah informan mengatakan selama menjalani pengobatan oleh petugas kesehatan
belum pernah dikatakan mengalami gangguan paru-paru, petugas hanya menyuruh rontgen, namun hal ini
3. belum pernah dilakukan karena tidak punya uang. Ada beberapa informan mengatakan takut akan
menularkan penyakitnya kepada orang lain maka mengurangi atau menghindari bergaul dilingkungannya.
Mereka tidak merasa rendah diri atau malu, karena mereka berpikiran bahwa penyakit yang
dideritanya saat ini akan dapat disembuhkan apabila melakukan pengobatan yang baik dan teratur.
Demikian ditambahkan oleh beberapa informan. Tetapi apa yang diucapkan itu tidak sesuai dengan yang
dilakukan. Hasil pengamatan di lapangan saat melakukan wawancara kepada penderita tutup mulut pada
waktu batuk tidak dilakukan sama sekali.
Perilaku terhadap pencarian pelayanan kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan yang informan pilih ketika mereka mengetahui dirinya menderita TB
paru, sebagian informan mengatakan mencari tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai fasilitas
pemeriksaan rontgen di Rumah Sakit. Berbagai alasan yang disampaikan informan antara lain ; bosan
minum obat karena tidak langsung sembuh, terkadang merasa enak badan obatpun tidak diminum, dan
berobat apabila batuk saja. Selain itu pergantian petugaspun berpengaruh terhadap kebijakan disetiap
Puskesmas seperti jadwal pengambilan obat bisa berubah dari sebelumnya, bahkan mereka
mengatakan jadwal bisa lebih sering ke Puskesmas, pada hal diketahui bukan mereka adalah masyarakat
ekonomi lemah, karena untuk ongkos untuk ke Puskesmas sangat sulit hal ini seperti yang dikatakan oleh
salah seorang informan :
"Jangankan ongkos, makan saja keluarga susah"
Informan lain mengatakan:
"Saya tidak langsung mencari pengobatan tapi menunggu sampai bulan sakit baru mencari
pengobatan".
4. Mereka sering mereka berpindahpindah tempat pelayanan kesehatan sehingga berpengaruh
terhadap ketidak teraturnya mereka minum obat. Selain itu mereka tidak menghabiskan obat saat
badannya dirasakan sudah agak sehat. Kendala lain adalah adanya masalah di keluarga seperti masalah
keuangan dan lainlain, sehingga berdampak pada terganggunya mereka dalam menyelesaikan pengobatan
sampai tuntas.
Sebagian besar informan mengatakan akan mencari pelayanan kesehatan untuk melanjutkan
pengobatan terhadap penyakit TB paru. Mereka akan mengunjungi kembali Puskesmas sebagai tujuan
utama.
Namun selama menjalankan pengobatan yang dilakukan di puskesmas maupun di tempat lain
misalnya praktek dokter, yaitu mereka merasa terlalu lama program pengobatannya sampai 6 bulan, hal ini
membuat mereka bosan berobat lalu terkadang ada perasaan sudah agak enak badannya jadi minum obat
tidak diteruskan.
Alasan lain puskesmas terlalu lama antri, malas minum obat/ tidak teratur karena tidak
ada perubahan dari penyakit yang dideritanya. Demikian mereka mengatakan keluhannya dan
pengalamannya.
Salah seorang informan mengatakan:
"Malas minuet obat karena obatnya terlalu besar,bahkan informan tidak akan mencari pelayanan
pengobatan lagi/putus asa pada hal informan masih berumur 19 tahun pada saat wawancara" .
Beberapa informan sudah pernah mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan pada saat berkunjung
ke Puskesmas dan diantara mereka dibekali buku-buku panduan yang berhubungan dengan penyakit TB
paru walaupun demikian. Salah satu informan mengatakan
"Kegiatan penyuluhan itu tidak terkordinirdengan baik apa itu di Desa maupun ditempat lain".
5. Sebagian informan mengatakan sama sekali belum pernah mendapatkan penyuluhan TB paru.
Beberapa informan lainnya mengatakan pengobatan TB paru di Puskesmas ada yang tidak bayar (gratis)
karena ada bantuan dari pemerintah berupa Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Sebagian lagi ada
yang harus bayar saat berobat di Puskesmas dengan biaya yang bervariasi.
Menurut beberapa informasi sebenarnya mereka tidak keberatan apa'aila mereka punya uang ,
namun masih ada biaya lain yang membebani mereka seperti biaya transport yang dikeluarkan untuk
berkunjung ke Puskesmas.
Faktor lain yang menghambat pengobatan penderita karena kemiskinan dan
perilaku mereka sehari-hari yang menganggap penyakit TB paru sebagai
penyakit biasa karena tidak ada kejadian yang luar biasa. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk berobat
ditunjang oleh pendidikan dan rendah keadaan sosial ekonomi keluarga yang kurang sangat berpengaruh
6. Pengetahuan
Hasil wawancara mengindikasikan pada lazimnya informan menemukan
informan/pengetahuan mengenai penyakit paruparu dari petugas kesehatan.
Umumnya informan mengaku tanda-tanda TB paru ialah panas dingin, batuk terus
menerus disertai dahak dan muntah darah, sesak nafas, badan menjadi kurus
, dan gampang capek, dada ngentak, nafsu santap kurang, lemas, punggung
terasa sakit dan sering keringat pada waktu istirahat malam hari. Ada salah
seorang informan yang berpendapat bertolak belakang yaitu:
"Walaupun dia telah positif terpapar penyakit paru-paru / telah muntah darah
badan tidak merasa sakit. Bahkan terdapat yang tidak tahu firasat* penyakit
TB"
Mengenai penyebab TB paru menurut keterangan dari sebagian besar
informan sebab sering bergadang, merokok, minum alkohol, tidak sedikit
ikiran, tidak cukup tidur, kecapean kerja, polusi udara, makanan, penyakit
asma, berakhir sakit typhus dan bahkan terdapat diantara mereka yang
mengatakan dampak dari kehamilan,
banyak minum es dan santap sambal. Sebagian informan berasumsi bahwa TB
ditularkan oleh penderita untuk orang lain ketika bicara, tidak jarang
bersama-sama dengan penderita, ketika makan
bersama memakai alat santap yang sama ( piring, sendok dan gelas), mengisap
rokok bersama, tidur bareng dengan penderita. Ada yang mengatakan:
"Di dalam family alat santap minum mesti diceraikan karena fobia tertular"
Ketika ditanyakan untuk sejumlah infonnan mengenai dampak penyakit TB paru
yang dideritanya, beberapa besar menuliskan bahwa TB paru paling mengganggu
kegiatan sehari-hari dan menurunkan produktivitas kerja. Gangguan yang
umumnya dialami penderita ialah sesak nafas, badan lemas , panas dingin,
gampang capek. Salah seorang informan mengatakan:
7. “Malu bila saya diketahui orang beda sakit paru-paru sebab kegiatan saya
ialah pedagang gorengan"
Berdasarkan keterangan dari sebagian besar informan mengaku bahwa penyakit
paru-paru atau TB paru yang dideritanya bukan menjadi sebuah masalah di
wilayah dimana informan berlokasi tinggal sebab mereka berdalih masih
menikmati hidup biasa saja. Hanya seorang informan menuliskan bahwa penyakit
TB paru menjadi sebuah masalah.
Warga masyarakat di dekat penderita juga tidak mengetahui tentang penyakit
yang diderita informan begitu pun dengan permasalahan penyakit paru-paru
tidak terlalutidak sedikit yang diketahui oleh masyarakat di lingkungan
lokasi tinggalnya. Penderita TB menuliskan bahwa penyakit TB paru lazimnya
dapat disembuhkan andai makan obat mengerjakan olah raga secara teratur.
Sikap dan semangat terhadap tb paru Ada sebanyak informan menuliskan mereka
kaget, sedih, malu dan dihantui rasa takut sesudah mendengar bahwa yang
diderita tidakbakal sembuh dan bakal cepat mati. Ada pun informan yang
menuliskan bahwa penyakit yang dia alami sama dengan orangtuanya yakni ;
paru-paru. Namun terdapat salah seorang informan memandang TB paru biasa
saja sebagaimana
dikatakan :
" Saya merasa biasa saja sakit TB paru, tidak malu dengan tetangga, atau
keluarga".
Sebagian besar informan menuliskan tidak ada kendala bergaul
dengan teman-teman:
"Saya berani bercampur minutnan laksana minum kopi dengan gelas yang sama
dengan anggota family lainnya atau teman".
Mereka menuliskan tidak ada evolusi sikap ketika bergaul di lingkungan
lokasi tinggalnya. Mereka tetap mempunyai tidak sedikit teman dimana rekan
mereka itu tidak fobia tertular penyakit TB paru, selanjutnya sebanyak
informan menuliskan selama menjalani penyembuhan oleh petugas kesehatan
belum pernah disebutkan mengalami gangguan paru-paru, petugas melulu
menyuruh rontgen, tetapi hal ini belum pernah dilaksanakan karena tidak
punya uang. Ada sejumlah informan menuliskan takut bakal menularkan
8. penyakitnya untuk orang beda maka meminimalisir atau menghindari bergaul
dilingkungannya.
Mereka tidak merasa rendah diri atau malu, sebab mereka berpikiran bahwa
penyakit yang dideritanya ketika ini bakal dapat disembuhkan bilamana
melakukan penyembuhan yang baik dan teratur. Demikian ditambahkan oleh
sejumlah informan. Tetapi apa yang dibacakan itu tidak cocok dengan yang
dilakukan. Hasil pemantauan di lapangan saat mengerjakan wawancara untuk
penderita tutup mulut pada masa-masa batuk tidak dilaksanakan sama sekali.
Perilaku terhadap penelusuran pelayanan kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan yang informan pilih saat mereka memahami dirinya
menderita TB paru, beberapa informan mengatakan menggali tempat pelayanan
kesehatan yang mempunyai kemudahan pemeriksaan rontgen di Rumah Sakit.
Berbagai dalil yang dikatakan informan antara beda ; jenuh minum obat sebab
tidak langsung sembuh, terkadang merasa enak badan obatpun tidak diminum,
dan berobat bilamana batuk saja. Selain tersebut pergantian petugaspun
dominan terhadap kepandaian disetiap
Puskesmas laksana jadwal pemungutan obat dapat berubah dari sebelumnya,
bahkan mereka menuliskan jadwal dapat lebih tidak jarang ke Puskesmas, pada
urusan diketahui bukan mereka ialah masyarakat ekonomi lemah, sebab untuk
biaya untuk ke Puskesmas paling sulit urusan ini laksana yang disebutkan
oleh salah seorang informan :
"Jangankan ongkos, santap saja family susah"
Informan beda mengatakan:
"Saya tidak langsung menggali pengobatan tapi menantikan sampai bulan sakit
barumenggali pengobatan".
Mereka tidak jarang mereka berpindahpindah lokasi pelayanan
kesehatan sehingga dominan terhadap ketidak teraturnya mereka minum obat.
Selain tersebut mereka tidak menguras obat saat badannya dialami sudah agak
sehat. Kendala lain ialah adanya masalah di keluarga laksana masalah
finansial dan lainlain, sehingga dominan pada terganggunya mereka dalam
menuntaskan pengobatan sampai tuntas.
9. Sebagian besar informan menuliskan akan menggali pelayanan kesehatan guna
melanjutkan penyembuhan terhadap penyakit TB paru. Mereka akan mendatangi
kembali Puskesmas sebagai destinasi utama.
Namun sekitar menjalankan penyembuhan yang dilaksanakan di puskesmas
maupun dilokasi lain contohnya praktek dokter, yakni mereka merasa terlampau
lama program pengobatannya hingga 6 bulan, urusan ini menciptakan mereka
jenuh berobatkemudian terkadang terdapat perasaan telah agak enak badannya
jadi minum obat tidak diteruskan.
Alasan beda puskesmas terlampau lama antri, malas minum obat/ tidak teratur
sebab tidak
ada evolusi dari penyakit yang dideritanya. Demikian mereka menuliskan
keluhannya dan pengalamannya.
Salah seorang informan mengatakan:
"Malas minuet obat sebab obatnya terlampau besar, bahkan informan tidak
akanmenggali pelayanan penyembuhan lagi/putus harapan pada urusan informan
masih berumur 19 tahun pada ketika wawancara" .
Beberapa informan telah pernah mendapat keterangan dari tenaga kesehatan
pada saatberangjangsana ke Puskesmas dan diantara mereka dibekali buku-buku
petunjuk yangbersangkutan dengan penyakit TB paru walaupun demikian. Salah
satu informan mengatakan
"Kegiatan penyuluhan tersebut tidak terkordinir dengan baik apa tersebut di
Desa maupun ditempat lain".
Sebagian informan menuliskan sama sekali belum pernah menemukan penyuluhan
TB paru. Beberapa informan lainnya menuliskan pengobatan TB paru di
Puskesmas terdapat yang tidak bayar (gratis) sebab ada pertolongan dari
pemerintah berupa Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Sebagian lagi
terdapat yang mesti bayar ketika berobat di Puskesmas dengan ongkos yang
bervariasi.
Menurut sejumlah informasi sebetulnya mereka tidak keberatan apa'aila mereka
punya duit , tetapi masih ada ongkos lain yang memberi beban pada mereka
seperti ongkos transport yang dikeluarkan untuk berangjangsana ke Puskesmas.
Faktor beda yang menghambat penyembuhan penderita sebab kemiskinan dan
10. perilaku mereka keseharian yang memandang penyakit TB paru sebagai
penyakit biasa sebab tidak terdapat kejadian yang luar biasa. Di samping
itu, kesadaran masyarakat guna berobat ditunjang oleh edukasi dan rendah
suasana sosial ekonomi family yang tidak cukup sangat berpengaruh