Dokumen tersebut membahas tentang definisi beribadah secara bahasa dan istilah, jenis-jenis beribadah, tujuan beribadah, syarat diterimanya ibadah, konsekuensi syahadat, dan korelasi antara niat dengan pengamalan ibadah. Secara ringkas, beribadah adalah kepatuhan dan ketundukan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dilakukan dengan niat ikhlas sesuai syariat.
Menjadi Generasi Unggul dalam Islam adalah merupakan kebutuhan Ummat. Sebagaiman Allah firmankan, Kamu adalah ummat Terbaik yang diturunkan kemuka bumi..
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahnur hasyrah
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ; ppt ini berisi tentang materi bekerja keras dan tanggung jawab beserta dalil aqli dan naqli,macam-macam,hikmah,cara-cara,dan manfaat.
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Menjadi Generasi Unggul dalam Islam adalah merupakan kebutuhan Ummat. Sebagaiman Allah firmankan, Kamu adalah ummat Terbaik yang diturunkan kemuka bumi..
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahnur hasyrah
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ; ppt ini berisi tentang materi bekerja keras dan tanggung jawab beserta dalil aqli dan naqli,macam-macam,hikmah,cara-cara,dan manfaat.
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Hakikat beribadah dan urgensinya - Materi PAG Islam di Perguruan Tinggi
1. HAKIKAT BERIBADAH
DAN URGENSINYA
FORRY FORTUNA S (1710631140066)
IDA RINJANI (1710631140079)
JABANDI ARYA PRATAMA (1710631140086)
LULI AKHRIANI (1710631140093)
Kelas C/TI/FT/2017
2. Definisi Beribadah
Secara bahasa atau (etimology) ibadah berarti mematuhi,
tunduk, atau berdo’a. Dalam Al-Qur’an terdapat kata ta’budu
dalam arti mematuhi. (Ensiklopedia Islam, Departemen Agama
RI, 1993).
sedangkan menurut istilah (terminology) adalah kepatuhan
dan ketundukan kepada Dzat yang mamiliki puncak
keagungan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
ُبْعَت ََل ْنَأ َمَدآ يِنَب اَي ْمُكْيَلِإ ْدَهْعَأ ْمَلَأُودَع ْمُكَل ُهَّنِإ ۖ َانَطْيَّشال ُوادينِبُُ
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu
Adam agar kamu tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu
musuh yang nyata bagi kamu.” QS. Yaasin [38] : 60
3. Macam-Macam Ibadah
a. Ditinjau dari segi sifatnya ibadah terbagi menjadi 2:
Ibadah khusus, yaitu ibadah yang ketentuannya telah
ditetapkan oleh nash Al- Qur’an dan As-Sunnah. Seperti halnya
Shalat, puasa, zakat, haji dll. Ibadah dalam kategori khusus tidak
menerima penambahan ataupun pengurangan.
4. Macam-Macam Ibadah
a. Ditinjau dari segi sifatnya ibadah terbagi menjadi 2:
Ibadah umum, yaitu ibadah atau semua perbuatan
baik dan terpuji yang dilakukan umat islam dengan niat
ibadah dan diamalkan karena berharap menjapai keridhaan
Allah ﷻ. Contohnya adalah makan dan minum dengan niat agar
badan menjadi sehat sehingga bisa menunaikan ibadah atau
perintah Allah ﷻ., mendidik anak menjadi saleh, mencari uang
yang banyak dengan niat agar bisa menunaikan ibadah haji.
Dengan kata lain setiap perbuatan umat islam (tentu saja yang
baik sesuai ketentuan-ketentuan syari’at) yang dilakukan
dengan niat ibadah tergolong ibadah umum.
5. Macam-Macam Ibadah
b. Ditinjau dari segi pelaksanaannya, ibadah dibagi menjadi
tiga:
Ibadah Jasmaniah-Ruhaniy ah, yaitu ibadah yang
pelaksanaannya memerlukan kegiatan dan kekuatan disertai
jiwa yang penuh ikhlas dan khusu kepada Allah ﷻseperti
contohnya adalah shalat.
Ibadah Ruhaniyah-Maliyah, yaitu ibadah yang pelaksanaanya
berkaitan dengan harta seperti zakat.
Ibadah Jasmaniah-Ruhaniyah-Maliyah, iatu ibadah yang
pelaksanaanya memerlukan kekuatan fisik dan memerlukan
materi, seperti menunaikan ibadah haji ke Baitul Makkah.
6. Macam-Macam Ibadah
c. Adapun dari segi bentuknya ibadah dibagi menjadi beberapa
macam uraian dibawah ini
Ibadah yang terdiri dari perkataan atau ucapan contohnya
berdzikir, bertasbih, bertahlil, bertahmid, bershalawat dan
sebagainya.
Ibadah yang sudah terperinci perkataan dan perbuatannya
seperti shalat, puasa, zakat, haji.
Ibadah yang tidak ditentukan teknik pelaksanaanya dalam
bentuk menahan diri, seperti puasa, ihram, i’tikaf.
Ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, seperti membebaskan
orang dari kewajiban membayar hutangnya, memaafkan
kesalahan orang lain kepada kita dan sebagainya.
7. Tujuan dari beribadah
surat Al-Mu’minun ayat 115 Allah ﷻ berfirman:
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main – main (saja), dan bahwa
kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?”
Dari ayat diatas jelas bahwa Allah ﷻsebagai pencipta
manusia lebih mengetahui tentang manusia itu sendiri. Dan
ayat diatas juga diketahui bahwa kita sebagai manusia pasti
kembali pada yang menciptakan kita yaitu Allah ,ﷻ oleh
karena itu untuk bekal menenui sang penciptalah kita
beribadah selama ini.
ثَبَع ْمُكَانْقَلَخ اََُّنَأ ْمُتْبِسَحَفَأََ ُْْت ََل َانْيَلِإ ْمُكَّنَأ َو اَونُع
8. Tujuan dari beribadah
Dan tujuan beribadah lainnya adalah dibawah ini:
Untuk mencapai keselamatan baik di dunia maupun di
akhirat kelak.
Untuk penenang batiniah, maksudnya dari sisi kejiwaan
manusia selalu terdorong untuk mencari Tuhan. Jiwa
manusia selalu membutuhkan tempat untuk berlindung,
tempat ia mengadu, dan menumpahkan segenap
kegelisahan hati. Dan melalui ibadah inilah yang merupakan
salah satu jalan untuk dekat dengan Allah ﷻ.
Untuk memenuhi kebutuhan spikologis manusia.
9. Syarat
diterimanya ibadah
Pemurnian kepada Allah ﷻ , bebas dari syirik besar dan kecil.
ittiba’ artinya sesuai dengan tuntutan Rasulullah ﷺ.
Kedua syarat diatas merupakan manifestasi dua kalimat syahadat “Laa
ilaaha illaallaah, Muhammad Rasulullah”. Maknanya tidak ada yang
berhak disembah selain Allah ﷻ dan tidak ada ibadah yang benar
kecuali ibadah yang sesuai dengan tuntunan Rasul yaitu As-Sunnah.
ُهَل َكِئََٰلوُأ ٍمْلُظِب ْمُهَناَُيِإ واُسِبْلَي ْمَل َو واُنَُآ َِينذَّالَُوندَتْهُُ ْمُه َو ُنَُْ ْاْل ُم
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa
aman dan mereka mendapat petunjuk.” QS. Al – An’am [6] : 82
10. Konsekuensi syahadat
Hal – hal yang wajib diwujudkan sebagai konsekuensi syahadat
sesungguhnya Muhammad Rasulullah adalah:
Membenarkan semua berita yang shahih dari Rasulullah ﷺ
Menaati Rasulullah ﷺ
- taat dalam perintah dengan menjalankan semua perintanya
- menjauhi larangan Rasulullah
Berhukum kepada sunnah Rasulullah ﷺ
11. Korelasi niat
dengan pengamalan ibadah
Niat didefinisikan secara umum berarti qashdun (maksud,
kesengajaan, kesadaran) hati untuk melaksanakan suatu
perbuatan baik. Sedangkan secara khusus berarti bermaksud hati
untuk melaksanakan suatu amal perbuatan yang bergandengan
dengan perbuatan itu.
Seperti niat shalat adalah yang bergandengan dengan awal kata
shalat. Niat puasa bergandengan dengan dengan awal kata puasa.
Niat berperan dalam memberi makna dan hukum suatu amal atau
perbuatan karena menjadi faktor penentu menetapkan suatu
perbuatan baik, apakah ia termasuk ibadah atau tidak.
12. Korelasi niat
dengan pengamalan ibadah
Bahkan jika ibadah seperti shalat, puasa, dan haji tidak
dilakukan tanpa niat maka terhitung tidak sah. Dan
perbuatan maksiat seperti berjudi, menipu, membunuh
meskipun dilakukan dengan niat tidak akan berubah menjadi
ibadah.
Ringkasnya niat itu sangat menentukan nilai atau kadar semua
ibadah, baik mandhah atau ghair mahdhah. Sebagaimana
sabda Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh imam Bukhari
dan imam muslim dari Umara radhiAllahu‘anhu yang artinya:
“segala perbuatan (akan sah) menurut niatnya, dan bagi setiap
orang (akan mendapat) apa yang ia niatkan”
(H.R Bukhari dan Muslim)