SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH
HADITS MAUDHU’
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
STUDI HADITS: METODOLOGI DAN TEMATIK
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Enizar, M. Ag
Oleh:
NAMA : IMAM SUSANTO
NPM : 1403691
JURUSAN : TARBIYAH
PRODI : PAI
PROGRAM PASCASARJANA (PPs) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
1436 H / 2015 M
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya.
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Studi Hadits: Metodologi dan Tematik, dengan pokok bahasan “Hadits
Maudhu’”
Penulis menyadari dalam membuat makalah ini banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu saran dan kritik sangat penulis harapkan
guna memperbaiki dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Metro, Maret 2015
Penulis
Imam Susanto
NPM. 1403691
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3
A. Pengertian Hadits Maudhu’.................................................................. 3
B. Motif dan Latar Belakang Pemalsuan Hadits....................................... 3
C. Dampak Pemalsuan Hadits .................................................................. 10
D. Ciri-ciri Hadits Maudhu’...................................................................... 10
E. Kitab yang Memuat Hadits Maudhu’................................................... 14
F. Upaya Penyelamatan Hadits dari Maudhu’ ......................................... 14
BAB III KESIMPULAN................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis Nabi SAW sebagaimana telah diyakini- merupakan sumber
ajaran yang kedua bagi umat Islam. Kedudukannya sebagai sumber ajaran
agama, memiliki legitimasi langsung dari Allah Swt. melalui Al-Quran.
Bahkan disatu sisi Hadis memiliki kedudukan yang sejajar dengan Al-Quran,
mengingat antara keduanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu bangunan
pemahaman agama dan implementasi ajarannya.
Namun secara hierarkis posisi Hadis tetaplah berada dibawah Al-
Quran, sebagaimana dalam banyak ayat Al-Quran menggambarkan demikian.
Apalagi dilihat dari segi proteksi terdapat perbedaan yang mendasar antara
Hadis dengan Al-Quran, tidak seperti halnya Al-Quran, Hadis tidak memiliki
garansi langsung dari Allah SWT atas pemeliharaanya. Sehingga sangat
memungkinkan terjadinya penyelewengan dan pemalsuan.
Masalah hadits maudhu atau hadits palsu berawal dari pertentangan
politik yang terjadi pada masa khalifah Ali Bin Abi Thalib yang berujung
pada pembuatan hadits-hadits palsu yang tujuannya adalah untuk
mengalahkan lawan dan mempengaruhi orang-orang tertentu. Akibat
perpecahan politik ini, hampir setiap golongan membuat hadits maudhu untuk
memperkuat golongannya masing-masing.
Ulumul hadits merupakan suatu ilmu pengetahuan yang komplek dan
sangat menarik untuk diperbincangkan, salah satuanya adalah mengenai
hadits maudhu yang menimbulkan kontrofersi dalam keberadaannya. Suatu
pihak menanggapinya dengan apa adanya, ada juga yang menanggapinya
dengan beberapa pertimbangan dan catatan, bahkan ada pihak yang
menolaknya secara langsung.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hadits maudhu’ ?
2. Apa motif dan bagaimana latar belakang timbulnya pemalsuan hadits ?
3. Apa dampak dari pemalsuan hadits ?
4. Bagaimana ciri-ciri hadits maudhu’ ?
5. Apa nama kitab yang memuat hadits maudhu’ ?
6. Bagaimana upaya penyelamatan hadits dari maudhu’ ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hadits Maudhu’
Pengertian Hadits maudhu’ secara etimologis (kebahasaan) adalah berasal
dari kata wado`a-yado`u. Kata wado’a memiliki beberapa makna diantaranya:
menggugurkan, meninggalkan, mengada-ada, dan membuat-buat. Maudu’
berasal dari isim maf’ul dari ‫وضع‬ ‫يضع‬ ‫وضع‬‫ا‬ menurut bahasa seperti
(meletakkan atau menyimpan).1
Sedangkan pengertian Hadits maudu’ secara
terminologi (istilah) adalah Sesuatu yang dinisbatkan kepada rasulullah SAW
secara mengada-ada dan dusta, yang tidak beliau sabdakan, beliau kerjakan
ataupun beliau taqrirkan.2
Dapat disimpulkan bahwa hadits maudu’ adalah
hadits palsu yang dibuat-buat dan mengatasnamakan Nabi SAW.
B. Motif dan Latar Belakang Pemalsuan Hadits
Banyak pendapat yang telah diungkapkan oleh para ahli mengenai motif
dan latar belakang pemalsuan hadits. Satu pendapat mengatakan bahwa
pemalsuan Hadis telah terjadi sejak zaman Rasulullah Saw. Adapula yang
berpendapat bahwa pemalsuan Hadits mulai terjadi pada tahun 40 Hijriah.
Sedangkan pendapat lainnya menyatakan bahwa pemalsuan Hadis baru
terjadi pada akhir abad kesatu Hijriah.3
Ada pula pendapat yang mengatakan
bahwa pemalsuan hadits sejak zaman Rasulullah SAW tidak mungkin terjadi,
apalagi jika dilakukan oleh para sahabat, sangat tidak logis. Ia
menggambarkan bagaimana perjuangan para sahabat mendampingi
Rasulullah SAW berkorban dengan harta dan jiwa demi tegaknya agama
Allah SWT serta menghadapi berbagai siksaan. Disamping itu para sahabat
hidup dibawah bimbingan Rasulullah SAW dan mereka menjalani hidup
1
Munzier Suprapto, Utang Ranuwijaya. Ilmu Hadits. Jakarta: Raja Grapindo Persada,
1993, h. 191.
2
Muhamad `Ajjaj Al-khsthib. Ushul al-hadits.terj.H.M. Qadirun dan Ahmad Musyafiq.
Jakarta: Gaya Media Pratama, tt. h.352.
3
Mohamad Najib. Pergolakan Politik Umat Islam dalam Kemunculan Hadits Maudhu’.
Bandung, 2001, hal. 49
dengan penuh ketaqwaan. Sehingga tidak mungkin jika ada salah seorang
diantara mereka yang melakukan kedustaan atas nama Rasulullah SAW
Sementara pendapat lainnya menyebutkan bahwa Hadis Mauḍū’ telah
muncul sejak masa kekhalifahan ‘Uṡmān bin ‘Affān. Diantara yang
berpendapat demikian adalah Akram al-Umari, Abū Syuhbah, dan Abū Zahu4
.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh para ahli, setidaknya dapat
dideskripsikan adanya beberapa faktor yang melatar belakangi dan motif
kemunculan Hadis Mauḍū’.
1. Pertentangan Politik Umat Islam
Apabila saat ini kita menyaksikan perpecahan dalam tubuh umat Islam
didominasi oleh perbedaan-perbedaan pemikiran dalam masalah-masalah
keagamaan. Pada mulanya justru perpecahan muncul bukan dalam ranah
teologi, melainkan dalam ranah politik. Namun tidak memerlukan waktu
yang lama perpecahan itu merambat pada aspek-aspek yang lain.5
Sebagaimana telah banyak dikemukakan didalam referensi-referensi
sejarah politik Islam, sejak masa kekhalifahan ‘Uṡmān hingga masa
kekhalifah ‘Alī bin Abī Ṭālib umat Islam mengalami perpecahan.
Pertentangan diantara umat islam timbul setelah terjadinya pembunuhan
terhadap khalifah Usman bin Affan oleh para pemberontak dan
kekhalifahan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib.6
Sehingga umat Islam
terbagi kepada beberapa kelompok, diantara kelompok tersebut adalah
kelompok pendukung ‘Alī bin Abī Ṭālib (Syi’ah), kelompok pendukung
Mu’āwiyah, kelompok pendukung ‘Alī bin Abī Ṭālib yang melakukan
desersi (Khawārij), dan kelompok yang tidak berpihak kepada ketiga
kelompok tersebut (Jumhur al-Muslimin).
4
Ibid. hal. 51
5
Harun Nasution. Teologi Islam; Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta,
1986, hal. 3.
6
M. Solahuddin. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009. h. 176.
Untuk mendukung golongannya masing-masing, mereka membuat hadits
palsu, yang pertama yang paling banyak membuat hadits Maudhu’ adalah
golongan Syiah (Pendukung Ali).7
ِ‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ٍ‫ح‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫م‬َ‫د‬َ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫إ‬ َ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫م‬
‫ى‬َ‫س‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ِ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ى‬َ‫س‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ف‬
“ Barang siapa tyang ingin melihat Adam tentang ketinggian ilmunya,
ingin melihat Nuh tentang ketakwaannya, ingin melihat Ibrahim tentang
kebaikan hatinya, ingin melihat Musa tentang kehebatannya, ingin melihat
isa tentang ibadahnya, hendaklah melihat Ali”.
ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬‫ر‬ َ‫ذ‬ِ‫إ‬
Apabila kamu melihat Muawiyyah atas mimbarku, bunuhlah dia.
Demikian pula kelompok pendukung Mu’āwiyah, orang-orang fanatik
diantara mereka tidak luput dari pemalsuan Hadis dalam rangka mencari
pembenaran atas kebijakan politik Mu’āwiyah yang bersebarangan dengan
sikap politik kelompok lain.8
Diantara Hadis yang mereka ciptakan
misalnya:
‫ا‬َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫ن‬َ‫م‬ُ‫أل‬ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ :ٌ‫ة‬
Orang yang terpercaya itu ada tiga, yaitu Aku, Jibril Dan Muawwiyah.
Sementara mengenai kelompok Khawārij, masih menjadi perbedaan
pendapat dikalangan ahli terkait partisipasinya dalam memunculkan
Hadis-hadis palsu. Sebagian berpendapat bahwa sekalipun mereka
termasuk kelompok pengikut hawa nafsu, dalam hal perkataan mereka
tetap yang paling benar dan paling ṣaḥīḥ Hadisnya. Apalagi mereka
memiliki keyakinan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir. Sedangkan
perbuatan dusta termasuk kedalam kategori dosa besar. Disamping itu
7
M. Hasbi Ash-Shiddiqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan Bintang,
1987, h. 246.
8
Mohamad Najib. Op.Cit. hal. 95
tidak ada riwayat yang secara tegas menunjukan keterlibatan mereka
dalam menciptakan Hadis palsu.
Namun beberapa riwayat menunjukan pengakuan seorang tokoh Khawārij
bahwa ia membuat Hadis. Sebagaimana riwayat berikut:
‫فانظروا‬ ‫دين‬ ‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫إن‬ :‫الخوارج‬ ‫من‬ ‫رجل‬ ‫لي‬ ‫قال‬ ‫الكريم‬ ‫عبد‬ ‫عن‬
‫حديث‬ ‫فى‬ ‫جعلناه‬ ‫أمرا‬ ‫هوينا‬ ‫إذا‬ ‫ا‬‫كن‬ ‫ا‬‫إن‬ ‫دينكم‬ ‫تأخذون‬ ‫من‬ ‫عن‬
Dari ‘Abdu al-Karīm, telah berkata kepadaku salah seorang dari
kelompok Khawārij: Sesungguhnya Hadis ini adalah bagian dari agama,
maka perhatikanlah dari mana Anda mengambil ajaran agamamu.
Sesungguhnya jika aku berkeinginan terhadap sesuatu, maka aku jadikan
sesuatu itu kedalam Hadis.9
2. Musuh-musuh Islam
Golongan ini adalah dari golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nasrani
yang senantiasa menyimpan dendam terhadap agama Islam. Mereka tidak
mampu untuk melawan kekuatan Islam secara terbuka maka mereka
mengambil jalan yang buruk ini. Mereka menciptakan sejumlah besar
hadits Maudhu’ dengan tujuan merusak ajaran Islam. Sejarah
mencatatAbdullah Bin Saba’ adalah seorang Yahudi yang berpura-pura
memeluk Agama Islam. Oleh sebab itu, dia berani menciptakan hadits
Maudhu’ pada saat masih banyak sahabat utama masih hidup. Diantara
hadits Maudhu’ yang diciptakan oleh orang-orang zindiq tersebut, adalah:
َ‫ة‬‫َا‬‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ق‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ان‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُّ‫الر‬ ُ‫ح‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ ,ٍ‫ق‬ َ‫ر‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٍ‫ل‬َ‫م‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ً‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ش‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ُّ‫ب‬ َ‫ر‬ ُ‫ل‬ ِ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ي‬
Tuhan kami turunkan dari langit pada sore hari, di Arafah dengan
bekendaraan Unta kelabu, sambil berjabatan tangan dengan orang-orang
yang berkendaraan dan memeluk orang-orang yang sedang berjalan.
ٌ‫ة‬‫اد‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ر‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬
Melihat (memandang) muka yang indah adalah ibadah.
9
Ibid, hal. 117
3. Fanatisme Kebangsaan
Pada masa pemerintahan Banī Umayyah, sebagian penguasa diantara
mereka memiliki sikap fanatik terhadap bangsa Arab. Sehingga kalangan
non-Arab merasakan sikap rasis dan terdorong untuk mengadakan sebuah
gerakan dengan tujuan untuk menunjukan persamaan mereka dengan
bangsa Arab. Bahkan orang-orang yang fanatik diantara mereka terdorong
pula untuk menciptakan Hadis demi mengangkat martabat mereka
dihadapan bangsa Arab. Faktor inilah yang juga merupakan salah satu
alasan yang mendorong mereka untuk membuat hadits-hadits palsu, di
antaranya adalah sebagai berikut :
‫ة‬‫بالفارسي‬ ‫العرش‬ ‫حول‬ ‫ذين‬‫ال‬ ‫كالم‬ ‫إن‬
“Sesungguhnya kalam mereka yang ada disekitar ‘Arasy adalah dengan
bahasa Parsi”.
‫الوحي‬ ‫أنزل‬ ‫رضي‬ ‫وإذا‬ ‫ة‬‫بالعربي‬ ‫الوحي‬ ‫أنزل‬ ‫غضب‬ ‫إذا‬ ‫هللا‬ ‫إن‬
‫ة‬‫بالفارسي‬
“Sesungguhnya Allah itu apabila marah Dia menurunkan wahyu dalam
bahasa Arab, dan apabila ridha, Dia menurunkan wahyu dalam bahasa
Persia”.10
Sebagai balasan, etnis lain juga membuat hadits palsu, yakni :
‫وكال‬ ‫الخوزية‬ ‫الشياطين‬ ‫وكالم‬ ‫الفارسية‬ ‫هللا‬ ‫إلى‬ ‫الكالم‬ ‫أبغض‬‫أهل‬ ‫م‬
‫أهل‬ ‫وكالم‬ ‫البخارية‬ ‫النار‬.‫العربية‬ ‫الجنة‬
“Bahasa yang paling dibenci oleh Allah adalah bahasa Persia, bahasa
Setan adalah bahasa Khauzi, bahasa penghuni neraka adalah bahasa
Bukhara, dan bahasa penghuni surga adalah bahasa Arab”.
10
Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang, 2010, h. 194
4. Fanatisme Keimaman Perbedaan Madzhab Fiqih dan Teologi
Selain fanatisme kebangsaan, pada abad ketiga Hijriah kemunculan Hadis
palsu dipicu pula oleh adanya sikap fanatik terhadap Imam tertentu. Para
pengikut madzhab fiqih dan pengikut ulama` kalam, yang bodoh dan
dangkal ilmu agamanya, membuat pula hadits-hadits palsu untuk
menguatkan paham pendirian imannya. Kalangan jahil yang fanatik
terhadap Imam Abū Ḥanīfah misalnya menciptakan Hadis yang berbunyi:
‫إب‬ ‫من‬ ‫تي‬‫أم‬ ‫على‬ ‫أضر‬ ‫إدريس‬ ‫ابن‬ ‫د‬‫محم‬ ‫له‬ ‫يقال‬ ‫رجل‬ ‫تي‬‫أم‬ ‫في‬ ‫يكون‬.‫ليس‬
‫يكون‬‫تي‬‫أم‬ ‫سراج‬ ‫هو‬ ‫حنيفة‬ ‫أبو‬ ‫له‬ ‫يقال‬ ‫رجل‬ ‫تي‬‫أم‬ ‫في‬
“Akan ada pada umatku seseorang bernama Muḥammad bin Idris yang
lebih berbahaya daripada iblis. Akan ada dari umatku seseorang bernama
Abū Ḥanīfah yang merupakan pelita bagi umatku”.
Disamping kelompok fanatis terhadap Imam Abū Ḥanīfah, kelompok
pengikut imam yang lain terlibat pula dalam memalsukan Hadis untuk
membela dan membagus-baguskan kedudukan Imam yang diikutinya.
Disamping itu, pemalsuan Hadis terjadi pula dalam perbedaan pandangan
dalam persolan fikih. Misalnya orang-orang jahil yang menganggap tidak
sahnya shalat dengan mengangkat kedua tangan, memunculkan Hadis
Mauḍū’ yang isinya:
‫له‬ ‫صالة‬ ‫فال‬ ‫الصالة‬ ‫في‬ ‫يديه‬ ‫رفع‬ ‫من‬
“Barangsiapa yang mengangkat kedua tangannya ketika shalat, maka
tidak ada shalat baginya”.11
5. Para Pendongeng (Pembuat Cerita Fiktif)
Pada masa-masa akhir pemerintahan Khulafaurrasyidin muncul kelompok-
kelompok pendongeng dan penasehat yang jumlahnya terus bertambah
pada masa-masa selanjutnya di masjid-masjid kekuasaan Islam. Sebagian
dari pendongeng itu mengumpulkan banyak orang kemudian membuat
hadits untuk menggugah perasaan mereka dengan berdusta
11
M. Solahuddin. Op. Cit, h. 180
mengatasnamakan Rasulullah SAW. Demikianlah yang dilakukan oleh
sebagian tukang cerita, mereka memunculkan hadis-hadis palsu demi
menarik perhatian pendengarnya. Selain bertujuan agar cerita mereka
didengar, sebagian melakukannya demi memperoleh upah yang banyak.
Sebagai contoh perilaku membuat-buat hadis yang dilakukan oleh tukang
cerita misalnya:
‫من‬ ‫وريشه‬ ‫ذهب‬ ‫من‬ ‫منقاره‬ ‫طيرا‬ ‫كلمة‬ ‫كل‬ ‫من‬ ‫هللا‬ ‫خلق‬ ‫هللا‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫قال‬ ‫من‬
‫مرجان‬
“Barangsiapa yang membaca “Lā ilāha illallāh”, maka Allah akan
menciptakan dari setiap katanya seekor burung, yang paruhnya dari emas
dan bulunya dari marjan”.
6. Sikap Menjilat Kepada Penguasa
Terdapat pula latarbelakang pemalsuan hadis yang diakibatkan
tertanamnya sikap menjilat. Hal itu dilakukan demi menyenangkan hati
penguasa dan memperoleh penghargaan darinya. Seperti kisah Ghiyats Bin
Ibrahim An-Nakha’i yang datang kepada Amirul mukminin Al-Mahdi,
yang sedang bermain merpati. Lalu ia menyebutkan hadis bahwa Nabi
SAW pernah bersabda :
ٍ‫اح‬َ‫ن‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍٍّ‫ف‬ُ‫خ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ن‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫َق‬‫ب‬َ‫س‬ َ‫ال‬
Tidak ada perlombaan, kecuali dalam anak panah, ketangkasan,
menunggang kuda, atau burung yang bersayap.
Ia menambahkan kata, ‘atau burung yang bersayap’, untuk meyenagkanAl-
Mahdi, lalu Al-Mahdi memberinya sepuluh dinar. Setelah ia berpaling,
sang Amir berkata, “Aku bersaksi bahwa tengkukmu adalah tengkuk
pendusta atas nama Rasulullah SAW.” Lalu memerintahkan untuk
menyembelih merpati itu.12
12
Hasbi Ash-Shiddieqy. Op. Cit, h. 197
C. Dampak Pemalsuan Hadits
Pengaruh dan dampak dari hadits-hadits palsu yang banyak beredar di
tengah masyarakat kita memberi dampak dan sangat buruk pada masyarakat
Islam diantaranya:
1. Penyimpangan dalam beribadah
2. Munculnya ibadah-ibadah dan keyakinan yang salah
3. Matinya sunnah.
D. Ciri-ciri Hadits Maudhu’
Para ulama` muhadditsin, disamping membuat kaidah-aidah untuk
mengetahui hadis sahih, hasan, atau dhaif, mereka juga menentukan ciri ciri
untuk mengetahui ke-maudhu`-an suatu hadits. Kepalsuan suatau hadits dapat
dilihat pada kriteria yang terdapat pada sanad dan matan.
1. Ciri-ciri yang terdapat pada sanad
Dari segi sanad, ke-mauḍū’-an dapat diketahui melalui beberapa indikasi,
yaitu:
a. Pengakuan dari pembuatnya
Para muḥaddiṡīn menilai, pengakuan seorang rawi merupakan indikasi
yang paling kuat untuk menetapkan ke-mauḍū’-an suatu Hadis. Seperti
pangakuan seorang guru taswwuf, ketika ditanya oleh Ibnu Ismail
tentang keutamaan ayat ayat al-qur`an, maka dijawab, “tidak seorang
pun yang meriwayatkan hadits ini kepadaku. Akan tetapi, kami melihat
manusia membenci Al-qur’an, kami ciptakan untuk mereka hadits ini
(tentang keutamaan ayat-ayat Al-Qur’an), agar mereka menaruh
perhatian untuk mencintai Al-Qur’an”.13
b. Rawi tersebut terkenal berdusta
Apabila suatu Hadis diriwayatkan oleh seorang rawi yang telah dikenal
sebagai pendusta dan tidak ada rawi lain yang meriwayatkan Hadis
tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa Hadisnya itu palsu.
Sebagai contoh misalnya Hadis berikut:
13
M. Agus Solahudin, Agus Suyadi. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009, h. 182
‫والفقهاء‬ ‫األمراء‬ ,‫اس‬ٍّ‫ن‬‫ال‬ ‫صلح‬ ‫صلحا‬ ‫إذا‬ ‫تى‬ٍّ‫م‬‫أ‬ ‫من‬ ‫صنفان‬
Dua kelompok dari umatku apabila keduanya beres, niscaya bereslah
manusia seluruhnya, ialah ‘Umara dan Fukaha.14
Hadis ini dinilai mauḍū’, karena pada sanad Hadis ini, seorang rawi
bernama Muḥammad bin Ziyād dinyatakan sebagai pendusta dan
pemalsu Hadis oleh para ulama seperti Aḥmad Ibn Mu’in, dan
Dāruquṭni.15
c. Kenyataan sejarah mereka tidak mungkin bertemu
Misalnya ada pengakuan seorang rawi bahwa ia menerima hadits dari
seorang guru, padahal ia tidak pernah bertemu dengan guru tersebut
atau ia lahir sesudah guru tersebut meninggal. Adapun contoh kasus
rawi yang tidak sempat bertemu misalnya pengakuan Ma’mun Ibn
Aḥmad al-Sarawy kepada Ibn Hibban, bahwa ia menerima Hadis dari
Hisyām Ibn ‘Amr yang berada di kota Syām. Padahal ia (Ma’mun) pergi
ke Syām pada tahun 250 H, sedangkan Hisyām telah wafat pada tahun
245 H.16
2. Ciri-ciri yang terdapat pada matan
Selain dari segi sanad, terdapat pula indikasi ke-mauḍū’-an suatu Hadis
yang ditunjukan oleh matan. Dilihat dari segi matan, ke-mauḍū’-an
suatu Hadis dapat dilihat dari beberapa indikasi yaitu:
1. Kejanggalan Redaksi
Apabila redaksi suatu Hadis tidak mencerminkan sebagai ucapan
Rasulullah Saw., tidak memiliki rasa bahasa seperti halnya bahasa
Rasulullah Saw., atau redaksinya rancu dan kacau, maka faktor
tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur ke-mauḍū’-annya.
Indikasi yang pertama ini tentu hanya dapat diketahui oleh para
pakar bahasa. Sebagai contoh adalah Hadis berikut:
14
A. Zakarya. Al-Hidayah. Garut, ttp, th, h. 266
15
Ibid
16
Hasbi Ash-Shiddieqy. Op. Cit, h. 185
‫ب‬ ‫و‬ ‫سكرانا‬ ‫القبر‬ ‫دخل‬ ‫سكران‬ ‫وهو‬ ‫ٍّنيا‬‫د‬‫ال‬ ‫فارق‬ ‫من‬‫ار‬ٍّ‫ن‬‫ال‬ ‫إلى‬ ‫به‬ ‫وأمر‬ ‫من‬ ‫عث‬
‫جبل‬ ‫إلى‬ ‫سكرانا‬‫سكران‬ ‫له‬ ‫يقال‬...
Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan mabuk, maka ia
akan memasuki alam kubur dalam keadaan mabuk, dibangkitkan
dalam keadaan mabuk, kemudian diperintahkan masuk kedalam
neraka dan hidup dalam keadaan mabuk, dan ditempatkan di suatu
gunung yang disebut gunung mabuk….17
2. Kerusakan Makna
Yaitu apabila redaksinya bertentangan dengan akal sehat dan norma
agama. Sebagai contoh:
‫شيئ‬ ٍّ‫ل‬‫ك‬ ‫من‬ ‫شفاء‬ ‫الباذنجان‬
Terong adalah obat bagi segala penyakit
ٍّ‫إن‬‫منها‬ ‫نفسها‬ ‫فخلق‬ ‫فعرقت‬ ‫فأجراها‬ ‫الفرس‬ ‫خلق‬ ‫هللا‬
Sesungguhnya Allah menciptakan kuda betina, kemudian Dia
memacunya, lalu berpeluklah kuda itu, kemudian Allah menciptakan
diri-Nya darinya.18
3. Kontradiktif dengan Al-qur’an dan Hadits Mutawatir
Sebagai contoh riwayat yang berindikasi mauḍū’ dikarenakan
bertentangan dengan nash Al-Quran, Hadis Mutawwatir,
sebagaimana riwayat-riwayat berikut:
ٍ‫اء‬َ‫ن‬ْ‫ب‬‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ب‬ٍّ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬‫ال‬ ُ‫ل‬ُ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ي‬َ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ن‬ٍِّ‫الز‬ ُ‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬
Anak zina itu tidak dpat masuk syurga sampai tujuh turunan.
Makna hadits diatas bertentangan dengan kandungan Q. S. Al-
An’am: 164 yaitu:
‫ى‬َ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ز‬ِ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫از‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ ِ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ال‬َ‫و‬
17
Mohamad Najib. Op.Cit. h. 67
18
Hasbi Ash-Shiddieqy. Op. Cit, h. 186
Dan seorang yang berdosa tidak akanmemikul dosa orang lain.
‫أ‬ ‫لم‬ ‫أم‬ ‫به‬ ‫ٍّثت‬‫د‬‫ح‬ ,‫فخذوابه‬ ٍّ‫الحق‬ ‫يوافق‬ ‫بحديث‬ ‫ي‬ٍّ‫ن‬‫ع‬ ‫حدثتم‬ ‫إذا‬‫ٍّث‬‫د‬‫ح‬
Apabila diriwayatkan suatu Hadis yang sesuai dengan kebenaran,
maka ambilah, baik aku mengatakannya maupun tidak.
Hadis ini bertentangan dengan Hadis lain yang keshahihannya tidak
dapat diragukan lagi (Hadis Mutawwatir), yaitu Hadis yang
berbunyi:
‫كذب‬ ‫من‬‫ار‬ٍّ‫ن‬‫ال‬ ‫من‬ ‫مقعده‬ ‫أ‬ٍّ‫فليتبو‬ ‫دا‬ٍّ‫م‬‫متع‬ ٍّ‫علي‬
Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka
hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.(HR. Bukhari)19
4. Bersifat Politis dan Ta’aṣub
Terdapat banyak riwayat yang kontennya terkesan bersifat
membagus-baguskan atau menjelek-jelekan golongan (partai)
tertentu. Sebagai contoh:
‫ثمرتها‬ ‫والحسين‬ ‫والحسن‬ ‫لقاحها‬ ٍّ‫وعلي‬ ‫فرعها‬ ‫أو‬ ‫أصلها‬ ‫فاطمة‬ ‫و‬ ‫شجرة‬ ‫أنا‬
‫ا‬ ‫فى‬ ‫قاح‬ٍّ‫ل‬‫وال‬ ‫والفرع‬ ‫األصل‬ ‫عدن‬ ‫ة‬ٍّ‫ن‬‫ج‬ ‫من‬ ‫أصلها‬ ‫فالشجرة‬ ‫ورقها‬ ‫وشيعتنا‬‫ة‬ٍّ‫ن‬‫لج‬
Aku adalah pohonnya, Fātimah adalah akar dan cabangnya, Alī
adalah intisarinya, al-Hasan dan al-Husain adalah buahnya, kaum
Syi’ah adalah daunnya. Pohon dan akar berasal dari syurga ‘Adn.
Pangkal, cabang, intisari, daun dan buahnya, semuanya berada di
syurga.20
5. Menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap perbuatan-
perbuatan yang sangat kecil, atau siksa yang sangat besar terhadap
perbuatan yang kecil.21
Contohnya:
ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َ‫َان‬‫ك‬ ،‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ُ‫ه‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫س‬َ‫ف‬ ٌ‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫د‬ِ‫ل‬ُ‫و‬ ْ‫ن‬َ‫م‬
19
Ibid. h. 188
20
Mohamad Najib. Op.Cit. h. 72
21
M. Solahuddin. Op. Cit. h. 186
Barangsiapa mengucapkan tahlil (la ilaha illallh) maka Allah
menciptakan dari kalimat itu seekor burung yang mempunyai 70.000
lisan, dan setiap lisan yang mempunyai 70.000 bahasa yang dapat
memintakan ampun kepadanya.
E. Kitab yang Memuat Hadits Maudhu’
Para ulama muhaditsin, dengan menggunakan berbagai kaidah studi kritis
hadits, berhasil mengumpulkan hadits-hadits maudhu’ dalam sejumlah karya
yang cukup banyak, di antaranya;22
1. Kitab Al-Mabda’ (karya Ishaq Bin Bisyr)
2. Kitab Ahwalu Yaumil Qiyamah (karya Mujasyi’ Bin Amr)
3. Kitab Kitabul Asrar Was Sirrul Iskar, Mathiyatun Naqli Wa Athiyatul Aqli,
Al-Farqu Bainas Shufi Wal Faqir, Jamhatun Nuha Fi Lamhatil Maha
(karya Muhammad Bin Ibrahim)
4. Kitab As-Suruj Wal Lijam, Gharibul Quran, Al-Muqtabas (karya
Muhammad Bin Hasan Bin Duraid)
5. Kitab Al-Mukhtalif Wal Mu’talif, Al-Mansyur (karya Muhammad Bin
Thahir).
F. Upaya Penyelamatan Hadits dari Maudhu’
Pemalsuan hadis dalam pentas sejarah perkembangan Islam merupakan
kenyataan yang tak dapat terelakkan. Hal ini memiliki implikasi yang sangat
besar bagi pemahaman umat Islam. Oleh karena itu, upaya pemberantasan
pemalsuan hadis dipandang merupakan suatu keniscayaan, di samping
pemeliharaan terhadap otentisitasnya. Dalam rangka memberikan solusi
terhadap persoalan pemalsuan hadis yang muncul, ulama telah menawarkan
konsep-konsep dasar yang bersifat metodologis yang memungkinkan secara
akurat mampu mendeteksi pemalsuan hadis tersebut. Artinya, prosedur yang
22
Iqra’ Firdaus, Moh. Fathor Rois. Para Pemalsu Hadits. Yogyakarta: DIVA Press, 2014,
h. 88-117
ditempuh dalam menerima hadis adalah berupa pengujian dan penelitian
hadis sebagai upaya mengatasi pemalsuan hadis adalah sebagai berikut: 23
1. Pembukuan Hadits dan Mengukuhkan hadits-hadits;
2. Meneliti sanad hadits;
3. Meneliti rawi hadits dalam menetapkan status kejujurannya/menghimpun
biografi para periwayat hadits;
4. Menetapkan kaidah-kaidah umum untuk mengklasifikasikan hadits/
perumusan istilah-istilah hadits;
5. Pembentukan ilmu-ilmu hadits.
23
Mustafa Al-Siba’i. Al-Sunnah; Makanatuha fi al-tasyri al-Islamy, terjemahan Djafar
Abd. Muchith, Al-Hadis Sebagai Sumber Hukum, Bandung: Dipanegoro, 1993, h. 143-154
BAB III
KESIMPULAN
Hadits maudhu’ adalah hadits palsu yang dibuat-buat b dan
mengatasnamakan Nabi SAW. Faktor-faktor yang melatarbelakangi hadits
maudhu, yaitu: 1) Pertentangan politik umat Islam, 2) Musuh-musuh Islam,
3) Fanatisme kebangsaan, 4) Fanatisme Keimaman Perbedaan Madzhab Fiqih dan
Teologi, 5) Para Pendongeng (Pembuat Cerita Fiktif), 6) Sikap Menjilat Kepada
Penguasa.
Dampak dari pemalsuan hadits adalah penyimpangan dalam beribadah,
munculnya ibadah-ibadah dan keyakinan yang salah, matinya sunnah. Sedangkan
ciri-ciri hadits maudhu’ ada dua yaitu terdapat pada sanad (pengakuan dari
pembuatnya, Rawi tersebut terkenal berdusta, dan kenyataan sejarah mereka tidak
mungkin bertemu) dan terdapat pada matan (kejanggalan redaksi, kerusakan
makna, kontradiktif dengan Al-qur’an dan hadits mutawatir, bersifat politisi dan
ta’asub, serta menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap perbuatan-
perbuatan yang sangat kecil, atau siksa yang sangat besar terhadap perbuatan yang
kecil).
Upaya penyelamatan hadits dari maudhu’ adalah menggunakan pengujian
dan penelitian yaitu: Pembukuan Hadits dan Mengukuhkan hadits-hadits, meneliti
sanad hadits, meneliti rawi hadits dalam menetapkan status
kejujurannya/menghimpun biografi para periwayat hadits, menetapkan kaidah-
kaidah umum untuk mengklasifikasikan hadits/ perumusan istilah-istilah hadits,
pembentukan ilmu-ilmu hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Al-khathib Muhamad `Ajjaj. Ushul al-hadits.terj.H.M. Qadirun dan Ahmad
Musyafiq. Jakarta: Gaya Media Pratama,tt
Ash-Shiddiqy M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan
Bintang, 1987
A. Zakarya. Al-Hidayah. Garut, ttp, th
Harun Nasution. Teologi Islam; Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan.
Jakarta, 1986
Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang, 2010
Iqra’ Firdaus, Moh. Fathor Rois. Para Pemalsu Hadits. Yogyakarta: DIVA Press,
2014
Mohamad Najib. Pergolakan Politik Umat Islam dalam Kemunculan Hadits
Maudhu’. Bandung, 2001
Munzier Suprapto, Utang Ranuwijaya. Ilmu Hadits. Jakarta: Raja Grapindo
Persada, 1993
Mustafa Al-Siba’i. Al-Sunnah; Makanatuha fi al-tasyri al-Islamy, terjemahan
Djafar Abd. Muchith, Al-Hadis Sebagai Sumber Hukum, Bandung:
Dipanegoro, 1993
M. Solahuddin. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009
Solahudin M. Agus, Agus Suyadi. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009

More Related Content

What's hot

Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
Bhayu Sulistiawan
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
Marhamah Saleh
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
rismariszki
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Achmad Boys Awaluddin Rifai
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Robet Saputra
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Marhamah Saleh
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Miftah Iqtishoduna
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
ahmadmufasirululum
 
Tauhid di indonesia
Tauhid di indonesiaTauhid di indonesia
Tauhid di indonesia
seiei akito
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
Ibnu Ahmad
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
Rikza Adhia
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Izzatul Ulya
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
Risma Amalia
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
Yulan Afriani
 
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Alvie Mencarie Cahaya
 
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran FiqhMakalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
friskacaca
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
Novianti Rossalina
 

What's hot (20)

Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Makalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhumMakalah manthuq dan mafhum
Makalah manthuq dan mafhum
 
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa MansukhUlumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
Ulumu-l-Qur'an Nasikh wa Mansukh
 
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’anKedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
Kedudukan Hadits Dalam Syari’at Islam dan Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur’an
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
 
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
Qiyas-Ushul Fiqh Powerpoint (Miftah'll Everafter)
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
 
Tauhid di indonesia
Tauhid di indonesiaTauhid di indonesia
Tauhid di indonesia
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
 
Ijma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyasIjma’ dan qiyas
Ijma’ dan qiyas
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
 
Makalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun NuzulMakalah Asbabun Nuzul
Makalah Asbabun Nuzul
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
Ppt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'anPpt ulumul qur'an
Ppt ulumul qur'an
 
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di IndonesiaMacam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
Macam-macam tarekat dan pemahamannya di Indonesia
 
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran FiqhMakalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
Makalah Masa Keemasan dan Kemunduran Fiqh
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYADHUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
HUKUM LAFADZ MUTLAQ DAN MUQAYYAD
 

Similar to Hadits Maudhu' (Imam Susanto)

Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Zukét Printing
 
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Zukét Printing
 
Makalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat JumatMakalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat Jumatmujibzunari
 
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ahMakalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
057SherliIsraniHukum
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
Darussalam Win
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
NavenAbsurd
 
Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01
Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01
Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01
FarahWirdatul
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
DMI
 
Makalah kutub al sittah
Makalah kutub al sittahMakalah kutub al sittah
Makalah kutub al sittah
Rizal Leviansyah
 
23819
2381923819
Bahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan Mengenainya
Bahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan MengenainyaBahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan Mengenainya
Bahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan Mengenainya
underitan
 
BUKU PUTIH MAZHAB SYIAH
BUKU PUTIH MAZHAB SYIAHBUKU PUTIH MAZHAB SYIAH
BUKU PUTIH MAZHAB SYIAH
primagraphology consulting
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
azzaazza50746
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Zukét Printing
 
Ijtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxIjtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docx
Zukét Printing
 
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptxUlumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
fiqihazhari
 
Hadist maudu' intan dan melda
Hadist maudu' intan dan meldaHadist maudu' intan dan melda
Hadist maudu' intan dan melda
Yunus Muzakki
 
Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013
Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013
Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013
Muhammad Izuddin
 
Makalah aswaja-pak-mahmud
Makalah aswaja-pak-mahmudMakalah aswaja-pak-mahmud
Makalah aswaja-pak-mahmud
dektah net
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
Helmi Wahidi
 

Similar to Hadits Maudhu' (Imam Susanto) (20)

Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
 
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
Kelompok Khawarij, Jabariyah, Qodariyah, Mu’tazilah, Syiah dan Murji’ah - Cop...
 
Makalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat JumatMakalah Hukum Shalat Jumat
Makalah Hukum Shalat Jumat
 
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ahMakalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
Makalah Studi Teologi Islam : Ahlussunnah Waljama'ah
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
Makalah fiqih kelompok 3 materi 5
 
Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01
Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01
Makalah iftiraq al ummah (kel.3) m 01
 
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdfMAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
MAKALAH MODERASI BERAGAMA MUI.pdf
 
Makalah kutub al sittah
Makalah kutub al sittahMakalah kutub al sittah
Makalah kutub al sittah
 
23819
2381923819
23819
 
Bahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan Mengenainya
Bahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan MengenainyaBahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan Mengenainya
Bahaya Fahaman Wahabi Dan Penjelasan Mengenainya
 
BUKU PUTIH MAZHAB SYIAH
BUKU PUTIH MAZHAB SYIAHBUKU PUTIH MAZHAB SYIAH
BUKU PUTIH MAZHAB SYIAH
 
Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'Hadits Maudhu'
Hadits Maudhu'
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdf
 
Ijtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxIjtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docx
 
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptxUlumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
Ulumul_Hadits_Bag_1_pptx.pptx
 
Hadist maudu' intan dan melda
Hadist maudu' intan dan meldaHadist maudu' intan dan melda
Hadist maudu' intan dan melda
 
Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013
Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013
Teologi islam khawarij dan murji'ah 2013
 
Makalah aswaja-pak-mahmud
Makalah aswaja-pak-mahmudMakalah aswaja-pak-mahmud
Makalah aswaja-pak-mahmud
 
ISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAHISLAM WASATHIYAH
ISLAM WASATHIYAH
 

Recently uploaded

MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
ahyani72
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
EvaMirzaSyafitri
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 

Recently uploaded (20)

MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
Materi 1_Bagaimana Kita Memaknai Sekolah yang Berkualitas_ (ss versi kab_kot)...
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawanpelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
pelayanan prima pada pelanggan dan karyawan
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 

Hadits Maudhu' (Imam Susanto)

  • 1. MAKALAH HADITS MAUDHU’ Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah STUDI HADITS: METODOLOGI DAN TEMATIK Dosen Pengampu: Prof. Dr. Enizar, M. Ag Oleh: NAMA : IMAM SUSANTO NPM : 1403691 JURUSAN : TARBIYAH PRODI : PAI PROGRAM PASCASARJANA (PPs) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO 1436 H / 2015 M
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan mengucap puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadits: Metodologi dan Tematik, dengan pokok bahasan “Hadits Maudhu’” Penulis menyadari dalam membuat makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Maka dari itu saran dan kritik sangat penulis harapkan guna memperbaiki dalam penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Metro, Maret 2015 Penulis Imam Susanto NPM. 1403691
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 3 A. Pengertian Hadits Maudhu’.................................................................. 3 B. Motif dan Latar Belakang Pemalsuan Hadits....................................... 3 C. Dampak Pemalsuan Hadits .................................................................. 10 D. Ciri-ciri Hadits Maudhu’...................................................................... 10 E. Kitab yang Memuat Hadits Maudhu’................................................... 14 F. Upaya Penyelamatan Hadits dari Maudhu’ ......................................... 14 BAB III KESIMPULAN................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hadis Nabi SAW sebagaimana telah diyakini- merupakan sumber ajaran yang kedua bagi umat Islam. Kedudukannya sebagai sumber ajaran agama, memiliki legitimasi langsung dari Allah Swt. melalui Al-Quran. Bahkan disatu sisi Hadis memiliki kedudukan yang sejajar dengan Al-Quran, mengingat antara keduanya tidak dapat dipisahkan dalam suatu bangunan pemahaman agama dan implementasi ajarannya. Namun secara hierarkis posisi Hadis tetaplah berada dibawah Al- Quran, sebagaimana dalam banyak ayat Al-Quran menggambarkan demikian. Apalagi dilihat dari segi proteksi terdapat perbedaan yang mendasar antara Hadis dengan Al-Quran, tidak seperti halnya Al-Quran, Hadis tidak memiliki garansi langsung dari Allah SWT atas pemeliharaanya. Sehingga sangat memungkinkan terjadinya penyelewengan dan pemalsuan. Masalah hadits maudhu atau hadits palsu berawal dari pertentangan politik yang terjadi pada masa khalifah Ali Bin Abi Thalib yang berujung pada pembuatan hadits-hadits palsu yang tujuannya adalah untuk mengalahkan lawan dan mempengaruhi orang-orang tertentu. Akibat perpecahan politik ini, hampir setiap golongan membuat hadits maudhu untuk memperkuat golongannya masing-masing. Ulumul hadits merupakan suatu ilmu pengetahuan yang komplek dan sangat menarik untuk diperbincangkan, salah satuanya adalah mengenai hadits maudhu yang menimbulkan kontrofersi dalam keberadaannya. Suatu pihak menanggapinya dengan apa adanya, ada juga yang menanggapinya dengan beberapa pertimbangan dan catatan, bahkan ada pihak yang menolaknya secara langsung.
  • 5. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian hadits maudhu’ ? 2. Apa motif dan bagaimana latar belakang timbulnya pemalsuan hadits ? 3. Apa dampak dari pemalsuan hadits ? 4. Bagaimana ciri-ciri hadits maudhu’ ? 5. Apa nama kitab yang memuat hadits maudhu’ ? 6. Bagaimana upaya penyelamatan hadits dari maudhu’ ?
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Hadits Maudhu’ Pengertian Hadits maudhu’ secara etimologis (kebahasaan) adalah berasal dari kata wado`a-yado`u. Kata wado’a memiliki beberapa makna diantaranya: menggugurkan, meninggalkan, mengada-ada, dan membuat-buat. Maudu’ berasal dari isim maf’ul dari ‫وضع‬ ‫يضع‬ ‫وضع‬‫ا‬ menurut bahasa seperti (meletakkan atau menyimpan).1 Sedangkan pengertian Hadits maudu’ secara terminologi (istilah) adalah Sesuatu yang dinisbatkan kepada rasulullah SAW secara mengada-ada dan dusta, yang tidak beliau sabdakan, beliau kerjakan ataupun beliau taqrirkan.2 Dapat disimpulkan bahwa hadits maudu’ adalah hadits palsu yang dibuat-buat dan mengatasnamakan Nabi SAW. B. Motif dan Latar Belakang Pemalsuan Hadits Banyak pendapat yang telah diungkapkan oleh para ahli mengenai motif dan latar belakang pemalsuan hadits. Satu pendapat mengatakan bahwa pemalsuan Hadis telah terjadi sejak zaman Rasulullah Saw. Adapula yang berpendapat bahwa pemalsuan Hadits mulai terjadi pada tahun 40 Hijriah. Sedangkan pendapat lainnya menyatakan bahwa pemalsuan Hadis baru terjadi pada akhir abad kesatu Hijriah.3 Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa pemalsuan hadits sejak zaman Rasulullah SAW tidak mungkin terjadi, apalagi jika dilakukan oleh para sahabat, sangat tidak logis. Ia menggambarkan bagaimana perjuangan para sahabat mendampingi Rasulullah SAW berkorban dengan harta dan jiwa demi tegaknya agama Allah SWT serta menghadapi berbagai siksaan. Disamping itu para sahabat hidup dibawah bimbingan Rasulullah SAW dan mereka menjalani hidup 1 Munzier Suprapto, Utang Ranuwijaya. Ilmu Hadits. Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1993, h. 191. 2 Muhamad `Ajjaj Al-khsthib. Ushul al-hadits.terj.H.M. Qadirun dan Ahmad Musyafiq. Jakarta: Gaya Media Pratama, tt. h.352. 3 Mohamad Najib. Pergolakan Politik Umat Islam dalam Kemunculan Hadits Maudhu’. Bandung, 2001, hal. 49
  • 7. dengan penuh ketaqwaan. Sehingga tidak mungkin jika ada salah seorang diantara mereka yang melakukan kedustaan atas nama Rasulullah SAW Sementara pendapat lainnya menyebutkan bahwa Hadis Mauḍū’ telah muncul sejak masa kekhalifahan ‘Uṡmān bin ‘Affān. Diantara yang berpendapat demikian adalah Akram al-Umari, Abū Syuhbah, dan Abū Zahu4 . Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh para ahli, setidaknya dapat dideskripsikan adanya beberapa faktor yang melatar belakangi dan motif kemunculan Hadis Mauḍū’. 1. Pertentangan Politik Umat Islam Apabila saat ini kita menyaksikan perpecahan dalam tubuh umat Islam didominasi oleh perbedaan-perbedaan pemikiran dalam masalah-masalah keagamaan. Pada mulanya justru perpecahan muncul bukan dalam ranah teologi, melainkan dalam ranah politik. Namun tidak memerlukan waktu yang lama perpecahan itu merambat pada aspek-aspek yang lain.5 Sebagaimana telah banyak dikemukakan didalam referensi-referensi sejarah politik Islam, sejak masa kekhalifahan ‘Uṡmān hingga masa kekhalifah ‘Alī bin Abī Ṭālib umat Islam mengalami perpecahan. Pertentangan diantara umat islam timbul setelah terjadinya pembunuhan terhadap khalifah Usman bin Affan oleh para pemberontak dan kekhalifahan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib.6 Sehingga umat Islam terbagi kepada beberapa kelompok, diantara kelompok tersebut adalah kelompok pendukung ‘Alī bin Abī Ṭālib (Syi’ah), kelompok pendukung Mu’āwiyah, kelompok pendukung ‘Alī bin Abī Ṭālib yang melakukan desersi (Khawārij), dan kelompok yang tidak berpihak kepada ketiga kelompok tersebut (Jumhur al-Muslimin). 4 Ibid. hal. 51 5 Harun Nasution. Teologi Islam; Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta, 1986, hal. 3. 6 M. Solahuddin. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009. h. 176.
  • 8. Untuk mendukung golongannya masing-masing, mereka membuat hadits palsu, yang pertama yang paling banyak membuat hadits Maudhu’ adalah golongan Syiah (Pendukung Ali).7 ِ‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫ْم‬‫ي‬ِ‫ه‬‫ا‬ َ‫ْر‬‫ب‬ِ‫إ‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬ْ‫ق‬َ‫ت‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ٍ‫ح‬ ْ‫و‬ُ‫ن‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬ْ‫ل‬ِ‫ع‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫م‬َ‫د‬َ‫ا‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫إ‬ َ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َ‫د‬‫ا‬ َ‫ر‬َ‫ا‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫س‬ ْ‫و‬ُ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ِ‫ي‬ِ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ْ‫ر‬ُ‫ظ‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫د‬‫ا‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ف‬ ‫ى‬َ‫س‬ْ‫ي‬ِ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬َ‫ب‬ْ‫ي‬َ‫ه‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ “ Barang siapa tyang ingin melihat Adam tentang ketinggian ilmunya, ingin melihat Nuh tentang ketakwaannya, ingin melihat Ibrahim tentang kebaikan hatinya, ingin melihat Musa tentang kehebatannya, ingin melihat isa tentang ibadahnya, hendaklah melihat Ali”. ُ‫ه‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ُ‫ت‬ْ‫ق‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ه‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫أ‬‫ر‬ َ‫ذ‬ِ‫إ‬ Apabila kamu melihat Muawiyyah atas mimbarku, bunuhlah dia. Demikian pula kelompok pendukung Mu’āwiyah, orang-orang fanatik diantara mereka tidak luput dari pemalsuan Hadis dalam rangka mencari pembenaran atas kebijakan politik Mu’āwiyah yang bersebarangan dengan sikap politik kelompok lain.8 Diantara Hadis yang mereka ciptakan misalnya: ‫ا‬َ‫ث‬َ‫ال‬َ‫ث‬ ُ‫ء‬‫َا‬‫ن‬َ‫م‬ُ‫أل‬ُ‫ة‬َ‫ي‬ِ‫و‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫م‬ َ‫و‬ ُ‫ل‬ْ‫ي‬ ِ‫ْر‬‫ب‬ ِ‫ج‬ َ‫و‬ ‫َا‬‫ن‬َ‫أ‬ :ٌ‫ة‬ Orang yang terpercaya itu ada tiga, yaitu Aku, Jibril Dan Muawwiyah. Sementara mengenai kelompok Khawārij, masih menjadi perbedaan pendapat dikalangan ahli terkait partisipasinya dalam memunculkan Hadis-hadis palsu. Sebagian berpendapat bahwa sekalipun mereka termasuk kelompok pengikut hawa nafsu, dalam hal perkataan mereka tetap yang paling benar dan paling ṣaḥīḥ Hadisnya. Apalagi mereka memiliki keyakinan bahwa pelaku dosa besar adalah kafir. Sedangkan perbuatan dusta termasuk kedalam kategori dosa besar. Disamping itu 7 M. Hasbi Ash-Shiddiqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan Bintang, 1987, h. 246. 8 Mohamad Najib. Op.Cit. hal. 95
  • 9. tidak ada riwayat yang secara tegas menunjukan keterlibatan mereka dalam menciptakan Hadis palsu. Namun beberapa riwayat menunjukan pengakuan seorang tokoh Khawārij bahwa ia membuat Hadis. Sebagaimana riwayat berikut: ‫فانظروا‬ ‫دين‬ ‫الحديث‬ ‫هذا‬ ‫إن‬ :‫الخوارج‬ ‫من‬ ‫رجل‬ ‫لي‬ ‫قال‬ ‫الكريم‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫حديث‬ ‫فى‬ ‫جعلناه‬ ‫أمرا‬ ‫هوينا‬ ‫إذا‬ ‫ا‬‫كن‬ ‫ا‬‫إن‬ ‫دينكم‬ ‫تأخذون‬ ‫من‬ ‫عن‬ Dari ‘Abdu al-Karīm, telah berkata kepadaku salah seorang dari kelompok Khawārij: Sesungguhnya Hadis ini adalah bagian dari agama, maka perhatikanlah dari mana Anda mengambil ajaran agamamu. Sesungguhnya jika aku berkeinginan terhadap sesuatu, maka aku jadikan sesuatu itu kedalam Hadis.9 2. Musuh-musuh Islam Golongan ini adalah dari golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nasrani yang senantiasa menyimpan dendam terhadap agama Islam. Mereka tidak mampu untuk melawan kekuatan Islam secara terbuka maka mereka mengambil jalan yang buruk ini. Mereka menciptakan sejumlah besar hadits Maudhu’ dengan tujuan merusak ajaran Islam. Sejarah mencatatAbdullah Bin Saba’ adalah seorang Yahudi yang berpura-pura memeluk Agama Islam. Oleh sebab itu, dia berani menciptakan hadits Maudhu’ pada saat masih banyak sahabat utama masih hidup. Diantara hadits Maudhu’ yang diciptakan oleh orang-orang zindiq tersebut, adalah: َ‫ة‬‫َا‬‫ش‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫ق‬ِ‫ن‬‫ا‬َ‫ع‬ُ‫ي‬ َ‫و‬ َ‫ان‬َ‫ب‬ْ‫ك‬ُّ‫الر‬ ُ‫ح‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ ,ٍ‫ق‬ َ‫ر‬ ْ‫و‬َ‫ا‬ ٍ‫ل‬َ‫م‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ً‫ة‬َّ‫ي‬ِ‫ش‬َ‫ع‬ ‫َا‬‫ن‬ُّ‫ب‬ َ‫ر‬ ُ‫ل‬ ِ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ Tuhan kami turunkan dari langit pada sore hari, di Arafah dengan bekendaraan Unta kelabu, sambil berjabatan tangan dengan orang-orang yang berkendaraan dan memeluk orang-orang yang sedang berjalan. ٌ‫ة‬‫اد‬َ‫ب‬ِ‫ع‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬ِ‫م‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ِ‫ه‬ْ‫ج‬ َ‫و‬ْ‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ُ‫ر‬ْ‫ظ‬َّ‫ن‬‫ال‬ Melihat (memandang) muka yang indah adalah ibadah. 9 Ibid, hal. 117
  • 10. 3. Fanatisme Kebangsaan Pada masa pemerintahan Banī Umayyah, sebagian penguasa diantara mereka memiliki sikap fanatik terhadap bangsa Arab. Sehingga kalangan non-Arab merasakan sikap rasis dan terdorong untuk mengadakan sebuah gerakan dengan tujuan untuk menunjukan persamaan mereka dengan bangsa Arab. Bahkan orang-orang yang fanatik diantara mereka terdorong pula untuk menciptakan Hadis demi mengangkat martabat mereka dihadapan bangsa Arab. Faktor inilah yang juga merupakan salah satu alasan yang mendorong mereka untuk membuat hadits-hadits palsu, di antaranya adalah sebagai berikut : ‫ة‬‫بالفارسي‬ ‫العرش‬ ‫حول‬ ‫ذين‬‫ال‬ ‫كالم‬ ‫إن‬ “Sesungguhnya kalam mereka yang ada disekitar ‘Arasy adalah dengan bahasa Parsi”. ‫الوحي‬ ‫أنزل‬ ‫رضي‬ ‫وإذا‬ ‫ة‬‫بالعربي‬ ‫الوحي‬ ‫أنزل‬ ‫غضب‬ ‫إذا‬ ‫هللا‬ ‫إن‬ ‫ة‬‫بالفارسي‬ “Sesungguhnya Allah itu apabila marah Dia menurunkan wahyu dalam bahasa Arab, dan apabila ridha, Dia menurunkan wahyu dalam bahasa Persia”.10 Sebagai balasan, etnis lain juga membuat hadits palsu, yakni : ‫وكال‬ ‫الخوزية‬ ‫الشياطين‬ ‫وكالم‬ ‫الفارسية‬ ‫هللا‬ ‫إلى‬ ‫الكالم‬ ‫أبغض‬‫أهل‬ ‫م‬ ‫أهل‬ ‫وكالم‬ ‫البخارية‬ ‫النار‬.‫العربية‬ ‫الجنة‬ “Bahasa yang paling dibenci oleh Allah adalah bahasa Persia, bahasa Setan adalah bahasa Khauzi, bahasa penghuni neraka adalah bahasa Bukhara, dan bahasa penghuni surga adalah bahasa Arab”. 10 Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang, 2010, h. 194
  • 11. 4. Fanatisme Keimaman Perbedaan Madzhab Fiqih dan Teologi Selain fanatisme kebangsaan, pada abad ketiga Hijriah kemunculan Hadis palsu dipicu pula oleh adanya sikap fanatik terhadap Imam tertentu. Para pengikut madzhab fiqih dan pengikut ulama` kalam, yang bodoh dan dangkal ilmu agamanya, membuat pula hadits-hadits palsu untuk menguatkan paham pendirian imannya. Kalangan jahil yang fanatik terhadap Imam Abū Ḥanīfah misalnya menciptakan Hadis yang berbunyi: ‫إب‬ ‫من‬ ‫تي‬‫أم‬ ‫على‬ ‫أضر‬ ‫إدريس‬ ‫ابن‬ ‫د‬‫محم‬ ‫له‬ ‫يقال‬ ‫رجل‬ ‫تي‬‫أم‬ ‫في‬ ‫يكون‬.‫ليس‬ ‫يكون‬‫تي‬‫أم‬ ‫سراج‬ ‫هو‬ ‫حنيفة‬ ‫أبو‬ ‫له‬ ‫يقال‬ ‫رجل‬ ‫تي‬‫أم‬ ‫في‬ “Akan ada pada umatku seseorang bernama Muḥammad bin Idris yang lebih berbahaya daripada iblis. Akan ada dari umatku seseorang bernama Abū Ḥanīfah yang merupakan pelita bagi umatku”. Disamping kelompok fanatis terhadap Imam Abū Ḥanīfah, kelompok pengikut imam yang lain terlibat pula dalam memalsukan Hadis untuk membela dan membagus-baguskan kedudukan Imam yang diikutinya. Disamping itu, pemalsuan Hadis terjadi pula dalam perbedaan pandangan dalam persolan fikih. Misalnya orang-orang jahil yang menganggap tidak sahnya shalat dengan mengangkat kedua tangan, memunculkan Hadis Mauḍū’ yang isinya: ‫له‬ ‫صالة‬ ‫فال‬ ‫الصالة‬ ‫في‬ ‫يديه‬ ‫رفع‬ ‫من‬ “Barangsiapa yang mengangkat kedua tangannya ketika shalat, maka tidak ada shalat baginya”.11 5. Para Pendongeng (Pembuat Cerita Fiktif) Pada masa-masa akhir pemerintahan Khulafaurrasyidin muncul kelompok- kelompok pendongeng dan penasehat yang jumlahnya terus bertambah pada masa-masa selanjutnya di masjid-masjid kekuasaan Islam. Sebagian dari pendongeng itu mengumpulkan banyak orang kemudian membuat hadits untuk menggugah perasaan mereka dengan berdusta 11 M. Solahuddin. Op. Cit, h. 180
  • 12. mengatasnamakan Rasulullah SAW. Demikianlah yang dilakukan oleh sebagian tukang cerita, mereka memunculkan hadis-hadis palsu demi menarik perhatian pendengarnya. Selain bertujuan agar cerita mereka didengar, sebagian melakukannya demi memperoleh upah yang banyak. Sebagai contoh perilaku membuat-buat hadis yang dilakukan oleh tukang cerita misalnya: ‫من‬ ‫وريشه‬ ‫ذهب‬ ‫من‬ ‫منقاره‬ ‫طيرا‬ ‫كلمة‬ ‫كل‬ ‫من‬ ‫هللا‬ ‫خلق‬ ‫هللا‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫قال‬ ‫من‬ ‫مرجان‬ “Barangsiapa yang membaca “Lā ilāha illallāh”, maka Allah akan menciptakan dari setiap katanya seekor burung, yang paruhnya dari emas dan bulunya dari marjan”. 6. Sikap Menjilat Kepada Penguasa Terdapat pula latarbelakang pemalsuan hadis yang diakibatkan tertanamnya sikap menjilat. Hal itu dilakukan demi menyenangkan hati penguasa dan memperoleh penghargaan darinya. Seperti kisah Ghiyats Bin Ibrahim An-Nakha’i yang datang kepada Amirul mukminin Al-Mahdi, yang sedang bermain merpati. Lalu ia menyebutkan hadis bahwa Nabi SAW pernah bersabda : ٍ‫اح‬َ‫ن‬َ‫ج‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ر‬ِ‫ف‬‫ا‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍٍّ‫ف‬ُ‫خ‬ ْ‫و‬َ‫أ‬ ٍ‫ل‬ْ‫ص‬َ‫ن‬ ْ‫ي‬ِ‫ف‬ َّ‫ال‬ِ‫إ‬ َ‫َق‬‫ب‬َ‫س‬ َ‫ال‬ Tidak ada perlombaan, kecuali dalam anak panah, ketangkasan, menunggang kuda, atau burung yang bersayap. Ia menambahkan kata, ‘atau burung yang bersayap’, untuk meyenagkanAl- Mahdi, lalu Al-Mahdi memberinya sepuluh dinar. Setelah ia berpaling, sang Amir berkata, “Aku bersaksi bahwa tengkukmu adalah tengkuk pendusta atas nama Rasulullah SAW.” Lalu memerintahkan untuk menyembelih merpati itu.12 12 Hasbi Ash-Shiddieqy. Op. Cit, h. 197
  • 13. C. Dampak Pemalsuan Hadits Pengaruh dan dampak dari hadits-hadits palsu yang banyak beredar di tengah masyarakat kita memberi dampak dan sangat buruk pada masyarakat Islam diantaranya: 1. Penyimpangan dalam beribadah 2. Munculnya ibadah-ibadah dan keyakinan yang salah 3. Matinya sunnah. D. Ciri-ciri Hadits Maudhu’ Para ulama` muhadditsin, disamping membuat kaidah-aidah untuk mengetahui hadis sahih, hasan, atau dhaif, mereka juga menentukan ciri ciri untuk mengetahui ke-maudhu`-an suatu hadits. Kepalsuan suatau hadits dapat dilihat pada kriteria yang terdapat pada sanad dan matan. 1. Ciri-ciri yang terdapat pada sanad Dari segi sanad, ke-mauḍū’-an dapat diketahui melalui beberapa indikasi, yaitu: a. Pengakuan dari pembuatnya Para muḥaddiṡīn menilai, pengakuan seorang rawi merupakan indikasi yang paling kuat untuk menetapkan ke-mauḍū’-an suatu Hadis. Seperti pangakuan seorang guru taswwuf, ketika ditanya oleh Ibnu Ismail tentang keutamaan ayat ayat al-qur`an, maka dijawab, “tidak seorang pun yang meriwayatkan hadits ini kepadaku. Akan tetapi, kami melihat manusia membenci Al-qur’an, kami ciptakan untuk mereka hadits ini (tentang keutamaan ayat-ayat Al-Qur’an), agar mereka menaruh perhatian untuk mencintai Al-Qur’an”.13 b. Rawi tersebut terkenal berdusta Apabila suatu Hadis diriwayatkan oleh seorang rawi yang telah dikenal sebagai pendusta dan tidak ada rawi lain yang meriwayatkan Hadis tersebut, maka sudah dapat dipastikan bahwa Hadisnya itu palsu. Sebagai contoh misalnya Hadis berikut: 13 M. Agus Solahudin, Agus Suyadi. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009, h. 182
  • 14. ‫والفقهاء‬ ‫األمراء‬ ,‫اس‬ٍّ‫ن‬‫ال‬ ‫صلح‬ ‫صلحا‬ ‫إذا‬ ‫تى‬ٍّ‫م‬‫أ‬ ‫من‬ ‫صنفان‬ Dua kelompok dari umatku apabila keduanya beres, niscaya bereslah manusia seluruhnya, ialah ‘Umara dan Fukaha.14 Hadis ini dinilai mauḍū’, karena pada sanad Hadis ini, seorang rawi bernama Muḥammad bin Ziyād dinyatakan sebagai pendusta dan pemalsu Hadis oleh para ulama seperti Aḥmad Ibn Mu’in, dan Dāruquṭni.15 c. Kenyataan sejarah mereka tidak mungkin bertemu Misalnya ada pengakuan seorang rawi bahwa ia menerima hadits dari seorang guru, padahal ia tidak pernah bertemu dengan guru tersebut atau ia lahir sesudah guru tersebut meninggal. Adapun contoh kasus rawi yang tidak sempat bertemu misalnya pengakuan Ma’mun Ibn Aḥmad al-Sarawy kepada Ibn Hibban, bahwa ia menerima Hadis dari Hisyām Ibn ‘Amr yang berada di kota Syām. Padahal ia (Ma’mun) pergi ke Syām pada tahun 250 H, sedangkan Hisyām telah wafat pada tahun 245 H.16 2. Ciri-ciri yang terdapat pada matan Selain dari segi sanad, terdapat pula indikasi ke-mauḍū’-an suatu Hadis yang ditunjukan oleh matan. Dilihat dari segi matan, ke-mauḍū’-an suatu Hadis dapat dilihat dari beberapa indikasi yaitu: 1. Kejanggalan Redaksi Apabila redaksi suatu Hadis tidak mencerminkan sebagai ucapan Rasulullah Saw., tidak memiliki rasa bahasa seperti halnya bahasa Rasulullah Saw., atau redaksinya rancu dan kacau, maka faktor tersebut dapat dijadikan sebagai tolok ukur ke-mauḍū’-annya. Indikasi yang pertama ini tentu hanya dapat diketahui oleh para pakar bahasa. Sebagai contoh adalah Hadis berikut: 14 A. Zakarya. Al-Hidayah. Garut, ttp, th, h. 266 15 Ibid 16 Hasbi Ash-Shiddieqy. Op. Cit, h. 185
  • 15. ‫ب‬ ‫و‬ ‫سكرانا‬ ‫القبر‬ ‫دخل‬ ‫سكران‬ ‫وهو‬ ‫ٍّنيا‬‫د‬‫ال‬ ‫فارق‬ ‫من‬‫ار‬ٍّ‫ن‬‫ال‬ ‫إلى‬ ‫به‬ ‫وأمر‬ ‫من‬ ‫عث‬ ‫جبل‬ ‫إلى‬ ‫سكرانا‬‫سكران‬ ‫له‬ ‫يقال‬... Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan mabuk, maka ia akan memasuki alam kubur dalam keadaan mabuk, dibangkitkan dalam keadaan mabuk, kemudian diperintahkan masuk kedalam neraka dan hidup dalam keadaan mabuk, dan ditempatkan di suatu gunung yang disebut gunung mabuk….17 2. Kerusakan Makna Yaitu apabila redaksinya bertentangan dengan akal sehat dan norma agama. Sebagai contoh: ‫شيئ‬ ٍّ‫ل‬‫ك‬ ‫من‬ ‫شفاء‬ ‫الباذنجان‬ Terong adalah obat bagi segala penyakit ٍّ‫إن‬‫منها‬ ‫نفسها‬ ‫فخلق‬ ‫فعرقت‬ ‫فأجراها‬ ‫الفرس‬ ‫خلق‬ ‫هللا‬ Sesungguhnya Allah menciptakan kuda betina, kemudian Dia memacunya, lalu berpeluklah kuda itu, kemudian Allah menciptakan diri-Nya darinya.18 3. Kontradiktif dengan Al-qur’an dan Hadits Mutawatir Sebagai contoh riwayat yang berindikasi mauḍū’ dikarenakan bertentangan dengan nash Al-Quran, Hadis Mutawwatir, sebagaimana riwayat-riwayat berikut: ٍ‫اء‬َ‫ن‬ْ‫ب‬‫أ‬ ِ‫ة‬َ‫ع‬ْ‫ب‬ٍّ‫س‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬‫ال‬ ُ‫ل‬ُ‫خ‬ ْ‫د‬َ‫ي‬َ‫ال‬ ‫ا‬َ‫ن‬ٍِّ‫الز‬ ُ‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬ Anak zina itu tidak dpat masuk syurga sampai tujuh turunan. Makna hadits diatas bertentangan dengan kandungan Q. S. Al- An’am: 164 yaitu: ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫خ‬ُ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫ز‬ِ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ر‬ ِ‫از‬َ‫و‬ ُ‫ر‬ ِ‫ز‬َ‫ت‬َ‫ال‬َ‫و‬ 17 Mohamad Najib. Op.Cit. h. 67 18 Hasbi Ash-Shiddieqy. Op. Cit, h. 186
  • 16. Dan seorang yang berdosa tidak akanmemikul dosa orang lain. ‫أ‬ ‫لم‬ ‫أم‬ ‫به‬ ‫ٍّثت‬‫د‬‫ح‬ ,‫فخذوابه‬ ٍّ‫الحق‬ ‫يوافق‬ ‫بحديث‬ ‫ي‬ٍّ‫ن‬‫ع‬ ‫حدثتم‬ ‫إذا‬‫ٍّث‬‫د‬‫ح‬ Apabila diriwayatkan suatu Hadis yang sesuai dengan kebenaran, maka ambilah, baik aku mengatakannya maupun tidak. Hadis ini bertentangan dengan Hadis lain yang keshahihannya tidak dapat diragukan lagi (Hadis Mutawwatir), yaitu Hadis yang berbunyi: ‫كذب‬ ‫من‬‫ار‬ٍّ‫ن‬‫ال‬ ‫من‬ ‫مقعده‬ ‫أ‬ٍّ‫فليتبو‬ ‫دا‬ٍّ‫م‬‫متع‬ ٍّ‫علي‬ Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.(HR. Bukhari)19 4. Bersifat Politis dan Ta’aṣub Terdapat banyak riwayat yang kontennya terkesan bersifat membagus-baguskan atau menjelek-jelekan golongan (partai) tertentu. Sebagai contoh: ‫ثمرتها‬ ‫والحسين‬ ‫والحسن‬ ‫لقاحها‬ ٍّ‫وعلي‬ ‫فرعها‬ ‫أو‬ ‫أصلها‬ ‫فاطمة‬ ‫و‬ ‫شجرة‬ ‫أنا‬ ‫ا‬ ‫فى‬ ‫قاح‬ٍّ‫ل‬‫وال‬ ‫والفرع‬ ‫األصل‬ ‫عدن‬ ‫ة‬ٍّ‫ن‬‫ج‬ ‫من‬ ‫أصلها‬ ‫فالشجرة‬ ‫ورقها‬ ‫وشيعتنا‬‫ة‬ٍّ‫ن‬‫لج‬ Aku adalah pohonnya, Fātimah adalah akar dan cabangnya, Alī adalah intisarinya, al-Hasan dan al-Husain adalah buahnya, kaum Syi’ah adalah daunnya. Pohon dan akar berasal dari syurga ‘Adn. Pangkal, cabang, intisari, daun dan buahnya, semuanya berada di syurga.20 5. Menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap perbuatan- perbuatan yang sangat kecil, atau siksa yang sangat besar terhadap perbuatan yang kecil.21 Contohnya: ِ‫ة‬َّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ُ‫ه‬ُ‫د‬ ْ‫و‬ُ‫ل‬ ْ‫و‬َ‫م‬َ‫و‬ َ‫و‬ُ‫ه‬ َ‫َان‬‫ك‬ ،‫ًا‬‫د‬َّ‫م‬َ‫ح‬ُ‫م‬ ُ‫ه‬‫ا‬َّ‫م‬َ‫س‬َ‫ف‬ ٌ‫د‬َ‫ل‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫د‬ِ‫ل‬ُ‫و‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ 19 Ibid. h. 188 20 Mohamad Najib. Op.Cit. h. 72 21 M. Solahuddin. Op. Cit. h. 186
  • 17. Barangsiapa mengucapkan tahlil (la ilaha illallh) maka Allah menciptakan dari kalimat itu seekor burung yang mempunyai 70.000 lisan, dan setiap lisan yang mempunyai 70.000 bahasa yang dapat memintakan ampun kepadanya. E. Kitab yang Memuat Hadits Maudhu’ Para ulama muhaditsin, dengan menggunakan berbagai kaidah studi kritis hadits, berhasil mengumpulkan hadits-hadits maudhu’ dalam sejumlah karya yang cukup banyak, di antaranya;22 1. Kitab Al-Mabda’ (karya Ishaq Bin Bisyr) 2. Kitab Ahwalu Yaumil Qiyamah (karya Mujasyi’ Bin Amr) 3. Kitab Kitabul Asrar Was Sirrul Iskar, Mathiyatun Naqli Wa Athiyatul Aqli, Al-Farqu Bainas Shufi Wal Faqir, Jamhatun Nuha Fi Lamhatil Maha (karya Muhammad Bin Ibrahim) 4. Kitab As-Suruj Wal Lijam, Gharibul Quran, Al-Muqtabas (karya Muhammad Bin Hasan Bin Duraid) 5. Kitab Al-Mukhtalif Wal Mu’talif, Al-Mansyur (karya Muhammad Bin Thahir). F. Upaya Penyelamatan Hadits dari Maudhu’ Pemalsuan hadis dalam pentas sejarah perkembangan Islam merupakan kenyataan yang tak dapat terelakkan. Hal ini memiliki implikasi yang sangat besar bagi pemahaman umat Islam. Oleh karena itu, upaya pemberantasan pemalsuan hadis dipandang merupakan suatu keniscayaan, di samping pemeliharaan terhadap otentisitasnya. Dalam rangka memberikan solusi terhadap persoalan pemalsuan hadis yang muncul, ulama telah menawarkan konsep-konsep dasar yang bersifat metodologis yang memungkinkan secara akurat mampu mendeteksi pemalsuan hadis tersebut. Artinya, prosedur yang 22 Iqra’ Firdaus, Moh. Fathor Rois. Para Pemalsu Hadits. Yogyakarta: DIVA Press, 2014, h. 88-117
  • 18. ditempuh dalam menerima hadis adalah berupa pengujian dan penelitian hadis sebagai upaya mengatasi pemalsuan hadis adalah sebagai berikut: 23 1. Pembukuan Hadits dan Mengukuhkan hadits-hadits; 2. Meneliti sanad hadits; 3. Meneliti rawi hadits dalam menetapkan status kejujurannya/menghimpun biografi para periwayat hadits; 4. Menetapkan kaidah-kaidah umum untuk mengklasifikasikan hadits/ perumusan istilah-istilah hadits; 5. Pembentukan ilmu-ilmu hadits. 23 Mustafa Al-Siba’i. Al-Sunnah; Makanatuha fi al-tasyri al-Islamy, terjemahan Djafar Abd. Muchith, Al-Hadis Sebagai Sumber Hukum, Bandung: Dipanegoro, 1993, h. 143-154
  • 19. BAB III KESIMPULAN Hadits maudhu’ adalah hadits palsu yang dibuat-buat b dan mengatasnamakan Nabi SAW. Faktor-faktor yang melatarbelakangi hadits maudhu, yaitu: 1) Pertentangan politik umat Islam, 2) Musuh-musuh Islam, 3) Fanatisme kebangsaan, 4) Fanatisme Keimaman Perbedaan Madzhab Fiqih dan Teologi, 5) Para Pendongeng (Pembuat Cerita Fiktif), 6) Sikap Menjilat Kepada Penguasa. Dampak dari pemalsuan hadits adalah penyimpangan dalam beribadah, munculnya ibadah-ibadah dan keyakinan yang salah, matinya sunnah. Sedangkan ciri-ciri hadits maudhu’ ada dua yaitu terdapat pada sanad (pengakuan dari pembuatnya, Rawi tersebut terkenal berdusta, dan kenyataan sejarah mereka tidak mungkin bertemu) dan terdapat pada matan (kejanggalan redaksi, kerusakan makna, kontradiktif dengan Al-qur’an dan hadits mutawatir, bersifat politisi dan ta’asub, serta menerangkan suatu pahala yang sangat besar terhadap perbuatan- perbuatan yang sangat kecil, atau siksa yang sangat besar terhadap perbuatan yang kecil). Upaya penyelamatan hadits dari maudhu’ adalah menggunakan pengujian dan penelitian yaitu: Pembukuan Hadits dan Mengukuhkan hadits-hadits, meneliti sanad hadits, meneliti rawi hadits dalam menetapkan status kejujurannya/menghimpun biografi para periwayat hadits, menetapkan kaidah- kaidah umum untuk mengklasifikasikan hadits/ perumusan istilah-istilah hadits, pembentukan ilmu-ilmu hadits.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Al-khathib Muhamad `Ajjaj. Ushul al-hadits.terj.H.M. Qadirun dan Ahmad Musyafiq. Jakarta: Gaya Media Pratama,tt Ash-Shiddiqy M. Hasbi. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Jakarta: Bulan Bintang, 1987 A. Zakarya. Al-Hidayah. Garut, ttp, th Harun Nasution. Teologi Islam; Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta, 1986 Hasbi Ash-Shiddieqy. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang, 2010 Iqra’ Firdaus, Moh. Fathor Rois. Para Pemalsu Hadits. Yogyakarta: DIVA Press, 2014 Mohamad Najib. Pergolakan Politik Umat Islam dalam Kemunculan Hadits Maudhu’. Bandung, 2001 Munzier Suprapto, Utang Ranuwijaya. Ilmu Hadits. Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1993 Mustafa Al-Siba’i. Al-Sunnah; Makanatuha fi al-tasyri al-Islamy, terjemahan Djafar Abd. Muchith, Al-Hadis Sebagai Sumber Hukum, Bandung: Dipanegoro, 1993 M. Solahuddin. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009 Solahudin M. Agus, Agus Suyadi. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia, 2009