Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman ini mencakup prinsip-prinsip pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang bijak, penerapan bundles, serta pengaturan tentang komite pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Peraturan ini bertujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehat
Dokumen tersebut merupakan laporan perbaikan kinerja pelayanan di beberapa unit kerja puskesmas Belopa selama Januari-Maret 2020, mencakup laboratorium, poli gigi, UGD, poli umum, poli KIA KB, rekam medis, apotik, gudang obat, dan pelayanan TB kusta. Laporan tersebut menganalisis masalah yang dihadapi, rencana perbaikan, evaluasi, dan tindak lanjut yang dilakukan pada masing-masing unit
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan hipertensi, termasuk pentingnya mengontrol diet rendah garam, olahraga teratur, dan mengkonsumsi obat antihip
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioNajMah Usman
Dokumen ini membahas tentang beberapa rasio yang digunakan dalam epidemiologi seperti risk ratio, odds ratio, dan prevalence ratio. Risk ratio merupakan rasio risiko terjadinya penyakit antara kelompok terpapar dan tidak terpapar. Odds ratio adalah rasio kemungkinan paparan antara kasus dan kontrol. Prevalence ratio dapat dihitung menggunakan pendekatan risk ratio atau odds ratio dengan data prevalensi bukan insidensi.
Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana penyelenggaraan akreditasi puskesmas, klinik, laboratorium kesehatan, unit transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter dan tempat praktik mandiri dokter gigi oleh Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dokumen ini menjelaskan persyaratan, proses survei, kriteria penetapan status akreditasi, dan hal-hal terkait lainnya.
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
kita akan mempelajari tentang “Perhitungan sampel dalam penelitian epidemiologi”
Seringkali didalam melakukan sebuah penelitian, sumber daya yang tersedia baik itu berupa tenaga, waktu maupun dana sangatlah terbatas. Hal ini, tidak memungkinkan peneliti untuk menganalisa semua unit yang ada di dalam populasi. Oleh karena itu, perlunya dilakukan sampling dengan hanya mengambil sebagian sampel dari keseluruhan unit populasi yang ada. Sehingga, proses penelitian yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien terutama dalam hal biaya penelitian yang harus dikeluarkan.
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo �Jakarta
Permenkes no. 27 tahun 2017 ttg Pedoman Ppencegahan dan Pengendalian Infeksi...Adelina Hutauruk
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Pedoman ini mencakup prinsip-prinsip pencegahan infeksi, penggunaan antimikroba yang bijak, penerapan bundles, serta pengaturan tentang komite pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan. Peraturan ini bertujuan menjamin mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien serta tenaga kesehat
Dokumen tersebut merupakan laporan perbaikan kinerja pelayanan di beberapa unit kerja puskesmas Belopa selama Januari-Maret 2020, mencakup laboratorium, poli gigi, UGD, poli umum, poli KIA KB, rekam medis, apotik, gudang obat, dan pelayanan TB kusta. Laporan tersebut menganalisis masalah yang dihadapi, rencana perbaikan, evaluasi, dan tindak lanjut yang dilakukan pada masing-masing unit
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, yang didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Dokumen tersebut menjelaskan gejala, penyebab, patofisiologi, klasifikasi, dan penatalaksanaan hipertensi, termasuk pentingnya mengontrol diet rendah garam, olahraga teratur, dan mengkonsumsi obat antihip
BAB 3 Aplikasi perhitungan risk rasio, odds rasio dan prevalens rasioNajMah Usman
Dokumen ini membahas tentang beberapa rasio yang digunakan dalam epidemiologi seperti risk ratio, odds ratio, dan prevalence ratio. Risk ratio merupakan rasio risiko terjadinya penyakit antara kelompok terpapar dan tidak terpapar. Odds ratio adalah rasio kemungkinan paparan antara kasus dan kontrol. Prevalence ratio dapat dihitung menggunakan pendekatan risk ratio atau odds ratio dengan data prevalensi bukan insidensi.
Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana penyelenggaraan akreditasi puskesmas, klinik, laboratorium kesehatan, unit transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter dan tempat praktik mandiri dokter gigi oleh Direktorat Mutu Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dokumen ini menjelaskan persyaratan, proses survei, kriteria penetapan status akreditasi, dan hal-hal terkait lainnya.
Rumah sakit menyusun program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi berdasarkan 11 kewaspadaan standar dan 3 kewaspadaan berdasarkan transmisi (kontak, droplet, udara). Program PPI disusun berdasarkan pengkajian risiko proaktif setiap tahun.
Kode INA-CBGS digunakan dalam sistem pembayaran klaim BPJS rumah sakit. Terdiri dari 1.079 kelompok tarif rawat inap dan rawat jalan menggunakan ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk prosedur. Struktur kode terdiri atas kode CMG (case main groups), kode kelompok kasus, kode tipe kasus, dan tingkat keparahan. Terdapat 29 CMG penyakit dan 6 CMG khusus.
Dokumen tersebut membahas kebijakan intervensi gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (dari kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk menurunkan stunting di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan pentingnya masa emas dan kritis pertumbuhan, serta dampak negatif stunting terhadap perkembangan anak dan produktivitas. Dokumen ini juga memberikan panduan gizi yang tepat untuk ibu hamil, menyusui, dan anak h
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional (Prognas) yang dijalankan oleh rumah sakit untuk mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Lima fokus Prognas yang dijelaskan meliputi peningkatan kesehatan ibu dan bayi, penurunan angka kesakitan TB dan HIV/AIDS, penurunan stunting dan wasting, serta pelayanan KB di rumah sakit."
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Dokumen ini memberikan panduan tentang pelaksanaan layanan medis di Puskesmas Abuk. Layanan medis meliputi kajian awal pasien, diagnosis, tindakan medis, terapi, rujukan, pencatatan rekam medis, dan penginputan data ke sistem informasi kesehatan. Langkah-langkah layanan medis harus sesuai dengan standar operasional prosedur dan peraturan keselamatan pasien.
Bagaimana melakukan analisis akar masalah (RCA / root cause analysis) di Puskesmas? Penggunaan alat-alat bantu RCA seperti 5 Why, FMEA, Fishbone, Pareto, dan lain sebagainya untuk mempermudah staf.
Presentasi ini tidak bisa hadir solo, selayaknya ditemani oleh pelatihan penggunaan alat bantu terkait.
Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
STANDARDISASI LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.
Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Dokumen ini memberikan panduan dasar tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang meliputi tindakan utama pada kondisi henti jantung dan henti nafas, prinsip 3A (Aman Penolong, Aman Pasien, Aman Lingkungan), penilaian kesadaran menggunakan skala RESPON (Respons, Nyeri, Tidak Responsif), pemeriksaan nadi karotis, kompresi dada 30:2, pembukaan saluran napas, dan tindakan selanjut
uji kolmogorov smirnov sebagai uji alternative jika syarat uji chi -square tidak terpenuhi, dan variabel dgn kategori 2 x K
di ambil dri buku MAD kesehatan pengarang ibu Najmah.
CONTOH TESIS MODEL ANALISIS JALUR DENGAN LISRELEDI RIADI
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pengaruh komunikasi, otonomi kerja, supervisi, dan konsolidasi terhadap efektivitas kerja dan implikasinya pada produktivitas kerja dengan menggunakan analisis jalur menggunakan LISREL. Hipotesis penelitian menyatakan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel-variabel tersebut.
Untuk Lebih Jelasnya, Pembahasan Dan Interpretasi Output Lisrel Di Atas Dapat Dilihat Pada Buku Aplikasi Lisrel Untuk Penelitian Analisis Jalur Penerbit Andi Publisher Yogyakarta 2013 Author: Dr. Edi Riadi
Rumah sakit menyusun program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk mencegah penularan infeksi berdasarkan 11 kewaspadaan standar dan 3 kewaspadaan berdasarkan transmisi (kontak, droplet, udara). Program PPI disusun berdasarkan pengkajian risiko proaktif setiap tahun.
Kode INA-CBGS digunakan dalam sistem pembayaran klaim BPJS rumah sakit. Terdiri dari 1.079 kelompok tarif rawat inap dan rawat jalan menggunakan ICD-10 untuk diagnosis dan ICD-9-CM untuk prosedur. Struktur kode terdiri atas kode CMG (case main groups), kode kelompok kasus, kode tipe kasus, dan tingkat keparahan. Terdapat 29 CMG penyakit dan 6 CMG khusus.
Dokumen tersebut membahas kebijakan intervensi gizi pada 1000 hari pertama kehidupan (dari kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk menurunkan stunting di Indonesia. Dokumen ini menjelaskan pentingnya masa emas dan kritis pertumbuhan, serta dampak negatif stunting terhadap perkembangan anak dan produktivitas. Dokumen ini juga memberikan panduan gizi yang tepat untuk ibu hamil, menyusui, dan anak h
Dokumen tersebut membahas tentang Program Nasional (Prognas) yang dijalankan oleh rumah sakit untuk mendukung pencapaian target pembangunan kesehatan nasional. Lima fokus Prognas yang dijelaskan meliputi peningkatan kesehatan ibu dan bayi, penurunan angka kesakitan TB dan HIV/AIDS, penurunan stunting dan wasting, serta pelayanan KB di rumah sakit."
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Dokumen ini memberikan panduan tentang pelaksanaan layanan medis di Puskesmas Abuk. Layanan medis meliputi kajian awal pasien, diagnosis, tindakan medis, terapi, rujukan, pencatatan rekam medis, dan penginputan data ke sistem informasi kesehatan. Langkah-langkah layanan medis harus sesuai dengan standar operasional prosedur dan peraturan keselamatan pasien.
Bagaimana melakukan analisis akar masalah (RCA / root cause analysis) di Puskesmas? Penggunaan alat-alat bantu RCA seperti 5 Why, FMEA, Fishbone, Pareto, dan lain sebagainya untuk mempermudah staf.
Presentasi ini tidak bisa hadir solo, selayaknya ditemani oleh pelatihan penggunaan alat bantu terkait.
Secara umum, standardisasi menjadi dua bagian yaitu standardisasi langsung dan standardisasi tidak langsung
STANDARDISASI LANGSUNG
Angka rata-rata spesifik umur/jenis kelamin per kelompok di populasi didalam study diaplikasikan ke populasi standar.
Hasilnya merupakan paket angka rata-rata yang terstandardisasi (standardized rates).
Najmah, 2015, Epidemiologi untuk mahasiswa kesehatan masyarakat. Penerbit: Raja Grafindo Jakarta
http://rajagrafindoonline.com/kesehatan/buku-epidemiologi-untuk-mahasiswa-kesehatan-masyarakat-pengarang-najmah-skm-mph
Dokumen ini memberikan panduan dasar tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang meliputi tindakan utama pada kondisi henti jantung dan henti nafas, prinsip 3A (Aman Penolong, Aman Pasien, Aman Lingkungan), penilaian kesadaran menggunakan skala RESPON (Respons, Nyeri, Tidak Responsif), pemeriksaan nadi karotis, kompresi dada 30:2, pembukaan saluran napas, dan tindakan selanjut
uji kolmogorov smirnov sebagai uji alternative jika syarat uji chi -square tidak terpenuhi, dan variabel dgn kategori 2 x K
di ambil dri buku MAD kesehatan pengarang ibu Najmah.
CONTOH TESIS MODEL ANALISIS JALUR DENGAN LISRELEDI RIADI
Dokumen tersebut membahas penelitian tentang pengaruh komunikasi, otonomi kerja, supervisi, dan konsolidasi terhadap efektivitas kerja dan implikasinya pada produktivitas kerja dengan menggunakan analisis jalur menggunakan LISREL. Hipotesis penelitian menyatakan adanya pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel-variabel tersebut.
Untuk Lebih Jelasnya, Pembahasan Dan Interpretasi Output Lisrel Di Atas Dapat Dilihat Pada Buku Aplikasi Lisrel Untuk Penelitian Analisis Jalur Penerbit Andi Publisher Yogyakarta 2013 Author: Dr. Edi Riadi
35. Blood Pressure Levels for Girls by Age and Height Percentile (Continued)
Systolic BP (mmHg) Diastolic BP (mmHg)
Í Percentile of Height Î Í Percentile of Height Î
Age
(Year)
BP
Percentile
Ð 5th 10th 25th 50th 75th 90th 95th 5th 10th 25th 50th 75th 90th 95th
11 50th 100 101 102 103 105 106 107 60 60 60 61 62 63 63
90th 114 114 116 117 118 119 120 74 74 74 75 76 77 77
95th 118 118 119 121 122 123 124 78 78 78 79 80 81 81
99th 125 125 126 128 129 130 131 85 85 86 87 87 88 89
12 50th 102 103 104 105 107 108 109 61 61 61 62 63 64 64
90th 116 116 117 119 120 121 122 75 75 75 76 77 78 78
95th 119 120 121 123 124 125 126 79 79 79 80 81 82 82
99th 127 127 128 130 131 132 133 86 86 87 88 88 89 90
13 50th 104 105 106 107 109 110 110 62 62 62 63 64 65 65
90th 117 118 119 121 122 123 124 76 76 76 77 78 79 79
95th 121 122 123 124 126 127 128 80 80 80 81 82 83 83
99th 128 129 130 132 133 134 135 87 87 88 89 89 90 91
14 50th 106 106 107 109 110 111 112 63 63 63 64 65 66 66
90th 119 120 121 122 124 125 125 77 77 77 78 79 80 80
95th 123 123 125 126 127 129 129 81 81 81 82 83 84 84
99th 130 131 132 133 135 136 136 88 88 89 90 90 91 92
15 50th 107 108 109 110 111 113 113 64 64 64 65 66 67 67
90th 120 121 122 123 125 126 127 78 78 78 79 80 81 81
95th 124 125 126 127 129 130 131 82 82 82 83 84 85 85
99th 131 132 133 134 136 137 138 89 89 90 91 91 92 93
16 50th 108 108 110 111 112 114 114 64 64 65 66 66 67 68
90th 121 122 123 124 126 127 128 78 78 79 80 81 81 82
95th 125 126 127 128 130 131 132 82 82 83 84 85 85 86
99th 132 133 134 135 137 138 139 90 90 90 91 92 93 93
17 50th 108 109 110 111 113 114 115 64 65 65 66 67 67 68
90th 122 122 123 125 126 127 128 78 79 79 80 81 81 82
95th 125 126 127 129 130 131 132 82 83 83 84 85 85 86
99th 133 133 134 136 137 138 139 90 90 91 91 92 93 93
BP, blood pressure
* The 90th percentile is 1.28 SD, 95th percentile is 1.645 SD, and the 99th percentile is 2.326 SD over the mean.
For research purposes, the standard deviations in Appendix Table B–1 allow one to compute BP Z-scores and percentiles for girls
with height percentiles given in Table 4 (i.e., the 5th,10th, 25th, 50th, 75th, 90th, and 95th percentiles). These height percentiles
must be converted to height Z-scores given by (5% = -1.645; 10% = -1.28; 25% = -0.68; 50% = 0; 75% = 0.68; 90% = 1.28%;
95% = 1.645) and then computed according to the methodology in steps 2–4 described in Appendix B. For children with height
percentiles other than these, follow steps 1–4 as described in Appendix B.
36. Jadwal Imunisasi Anak Usia 0 – 18 Tahun
Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2017
Imunisasi
Usia
Bulan Tahun
Lahir 1 2 3 4 5 6 9 12 15 18 24 3 5 6 7 8 9 10 12 18
Hepatitis B 1 2 3 4
Polio 0 1 2 3 4
BCG 1 kali
DTP 1 2 3 4 5 6 (Td/Tdap) 7 (Td)
Hib 1 2 3 4
PCV 1 2 3 4
Rotavirus 1 2 3a
Influenza Ulangan 1 kali setiap tahun
Campak 1 2 3
MMR 1 2
Tifoid Ulangan setiap 3 tahun
Hepatitis A 2 kali, interval 6 – 12 bulan
Varisela 1 kali
HPV 2 atau 3 kalib
Japanese encephalitis 1 2
Dengue 3 kali, interval 6 bulan
Keterangan
Cara membaca kolom usia : misal berarti usia 2 bulan (60 hari) s.d. 2 bulan 29 hari (89 hari)
Rekomendasi imunisasi berlaku mulai Januari 2017
Dapat diakses pada website IDAI (http:// idai.or.id/public-articles/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-anak-idai.html)
a
Vaksin rotavirus monovalen tidak perlu dosis ke-3 (lihat keterangan)
b
Apabila diberikan pada remaja usia 10-13 tahun,pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antibodi
setara dengan 3 dosis (lihat keterangan)
Optimal Catch-up Booster Daerah Endemis
Untuk memahami tabel jadwal imunisasi perlu membaca keterangan tabel
1. Vaksin hepatitis B (HB). Vaksin HB pertama (monovalen) paling baik diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir
dan didahului pemberian suntikan vitamin K1
minimal 30 menit sebelumnya. Jadwal pemberian vaksin HB monova-
len adalah usia 0,1, dan 6 bulan. Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, diberikan vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B
(HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Apabila diberikan HB kombinasi dengan DTPw, maka jadwal pemberian pada
usia2,3,dan4bulan.ApabilavaksinHBkombinasidenganDTPa,makajadwalpemberianpadausia2,4,dan6bulan.
2. Vaksin polio. Apabila lahir di rumah segera berikan OPV-0. Apabila lahir di sarana kesehatan, OPV-0 diberikan saat
bayi dipulangkan. Selanjutnya, untuk polio-1, polio-2, polio-3, dan polio booster diberikan OPV atau IPV. Paling se-
dikit harus mendapat satu dosis vaksin IPVbersamaan dengan pemberian OPV-3.
3. Vaksin BCG. Pemberian vaksin BCG dianjurkan sebelum usia 3 bulan, optimal usia 2 bulan. Apabila diberikan pada
usia 3 bulan atau lebih, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.
4. Vaksin DTP. Vaksin DTP pertama diberikan paling cepat pada usia 6 minggu. Dapat diberikan vaksin DTPw atau
DTPa atau kombinasi dengan vaksin lain. Apabila diberikan vaksin DTPa maka interval mengikuti rekomendasi vaksin
tersebut yaitu usia 2, 4, dan 6 bulan. Untuk anak usia lebih dari 7 tahun diberikan vaksin Td atau Tdap. Untuk DTP 6
dapat diberikan Td/Tdap pada usia 10-12 tahun dan booster Td diberikan setiap 10 tahun.
5. Vaksin pneumokokus (PCV). Apabila diberikan pada usia 7-12 bulan, PCV diberikan 2 kali dengan interval 2 bulan;
dan pada usia lebih dari 1 tahun diberikan 1 kali. Keduanya perlu booster pada usia lebih dari 12 bulan atau minimal
2 bulan setelah dosis terakhir. Pada anak usia di atas 2 tahun PCV diberikan cukup satu kali.
6. Vaksin rotavirus. Vaksin rotavirus monovalen diberikan 2 kali, dosis pertama diberikan usia 6-14 minggu (dosis
pertama tidak diberikan pada usia > 15 minggu), dosis ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu. Batas akhir
pemberian pada usia 24 minggu. Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama diberikan usia 6-14
minggu(dosispertamatidakdiberikanpadausia>15minggu),dosiskeduadanketigadiberikandenganinterval4-10
minggu. Batas akhir pemberian pada usia 32 minggu.
7. Vaksin influenza. Vaksin influenza diberikan pada usia lebih dari 6 bulan, diulang setiap tahun. Untuk imunisasi
pertama kali (primary immunization) pada anak usia kurang dari 9 tahun diberi dua kali dengan interval minimal 4
minggu. Untuk anak 6-36 bulan, dosis 0,25 mL. Untuk anak usia 36 bulan atau lebih, dosis 0,5 mL.
8. Vaksin campak. Vaksin campak kedua (18 bulan) tidak perlu diberikan apabila sudah mendapatkan MMR.
9. Vaksin MMR/MR. Apabila sudah mendapatkan vaksin campak pada usia 9 bulan, maka vaksin MMR/MR diberikan
pada usia 15 bulan (minimal interval 6 bulan). Apabila pada usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin campak, maka
dapat diberikan vaksin MMR/MR.
10. Vaksin varisela. Vaksin varisela diberikan setelah usia 12 bulan, terbaik pada usia sebelum masuk sekolah dasar.
Apabila diberikan pada usia lebih dari 13 tahun, perlu 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu.
11. Vaksin human papiloma virus (HPV). Vaksin HPV diberikan mulai usia 10 tahun. Vaksin HPV bivalen diberikan tiga
kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan; vaksin HPV tetravalen dengan jadwal 0,2,6 bulan. Apabila diberikan pada remaja
usia 10-13 tahun, pemberian cukup 2 dosis dengan interval 6-12 bulan; respons antibodi setara dengan 3 dosis.
12. Vaksin Japanese encephalitis (JE). Vaksin JE diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah endemis atau turis yang
akan bepergian ke daerah endemis tersebut. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun
berikutnya.
13. Vaksin dengue. Diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0, 6, dan 12 bulan.
2