SlideShare a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang
berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi
terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan
kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila
lingkungan kerjanya mendukung. Suatu kondisi lingkungan kerja
dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa
melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan
selamat. Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam
waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik
dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak
mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan
produktif.
Oleh karena itu perancangan lingkungan kerja yang baik dan optimal
sangat diperlukan. Berikut ini penjelasan mengenai faktor-faktor fisik
lingkungan kerja. Kondisi yang ergonomis, yaitu lingkungan kerja yang
memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pekerja. Rasa nyaman
sangat penting secara biologis karena akan mempengaruhi kinerja pada
organ tubuh manusia ketika sedang bekerja. Penyimpangan dari batas
kenyamanan akan menyebabkan perubahan secara fungsional yang pada
akhirnya berpengaruh pada fisik maupun mental pekerja. Pengendalian
dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan,
temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus
ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising,
temperatur yang panas getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam

1
tempat kerja merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan tekanan
kerja dan penurunan produktivitas kerja.
Getaran atau vibrasi adalah pergerakan bolak-balik suatu massa/berat
melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik tertentu. Dampak getaran
terhadap manusia terutama terjadi pada bagian organ-organ tertentu
seperti: dada, kepala, rahang dan persendian lainnya. Getaran diduga dapat
menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada
tingkat tertentu dapat mengakibatkan hipertensi.Getaran dapat juga
menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologic. Getaran yang tinggi
memungkinkan mengakibatkan stress pada pekerja, dan peningkatan
tekanan darah adalah salah satunya.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara menghitung getaran di PT. Sunan
Repairindo
2. Untuk mengetahui pemaparan getaran yang ada di PT. Sunan
Repairindo sudah sesuai NAB atau tidak
3. Untuk mengetahui keterampilan mahasiswa menggunakan alat
pengukur getaran,

C. Manfaat
1. Bagi peserta praktikum:
a) Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilannya
langsung di tempat praktikum dengan mencoba alat
untuk mengukur getaran ditempat kerja.
b) Mahasiswa

dapat

membandingkan

praktikum secara langsung
2. Manfaat bagi Prodi DIII Hiiperkes & KK
2

teori

dengan
Meningkatkan kualitas penelitian, praktikum bagi Prodi
atau dosen dan hasil praktikum dapat dijadikan referensi oleh
dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Getaran
a. Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangan (KEP-51/MEN/I999). Getaran
terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga
pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35).
b. Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington,
1996:187).
c. Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran
mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel,
1996:96).
d. Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz
(Depkes, 2003:21).
e. Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh
manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar
(oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam
tempat kerja (Emil Salim, 2002:253).
f. Getaran adalah suatu faktor yang menjalar ke tubuh manusia, mulai
keseluruhan tubuh turut bergetar (0scilation) akibat getaran peralatan
mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja. Berdasar Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 yang dimaksud getaran
adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang
terhadap suatu titik acuan. Penyebab getaran dibedakan dalam 2 jenis
yaitu:

3
1.

Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan
peralatan kegiatan manusia.

2.

Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh
peristiwa alam dan kegiatan manusia.

2. Jenis Getaran
a) Getaran seluruh tubuh (whole body vibration) Getaran pada seluruh tubuh
atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja
yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang
menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20
Hz (Emil Salim, 2002:253). Getaran seperti ini biasanya dialami oleh
pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal.
b) Getaran lengan tangan (hand arm vibration)
Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono
menyebutkan Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui
tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya
antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz,
karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini
berbahaya pada pekerjaan seperti :
a. Supir bajaj
b. Operator mesin Blasting
c. Tukang potong rumput
d. Gerinda
e. Penempa palu.
Efek yang timbul tergantung kepada jaringan manusia, seperti:
(Sucofindo, 2002)
a. 3 - 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut),
b. 20-30 Hz untuk bagian kepala,
c. 100-150 Hz untuk rahang.
Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan
organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek
jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang.

4
3. Sumber Getaran
Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam,
perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan
pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor
pneumatik, alat - alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik
dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum
perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw,
cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel
moulder.
4. Cara Mengukur Getaran
Getaran diukur dengan menggunakan alat vibration meter. Dengan
pengukuran menggunakan vibration meter maka akan mendapatkan hasil
yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan
Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. Teknik
pengukuran ini dilakukan untuk mengambil data-data mengenai tingkat
paparan getaran lengan tangan khususnya pada operator blasting.
5. Nilai Ambang Batas Getaran Lengan Tangan (hand arm vibration)
Menurut Canadian Government Specification CDA/MS/NVSH 107
Vibration Limited Maintenance untuk mesin-mesin jenis elektrik motor
yang kondisinya tidak baru, jika getaran yang ditimbulkan telah
melampaui 130 dB atau 3,2 mm/detik (velocity) maka mesin tersebut perlu
dilakukan pengecekan. Dan jika getaran yang ditimbulkan telah
melampaui 135 dB atau 5,6 mm/detik (velocity) maka kondisi mesin harus
diperbaharui. Saat ini di Indonesia dipakai nilai ambang batas getaran
berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999.
Tabel 1. Nilai ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan
tangan Jumlah waktu per hari kerja
Jumlah waktu per hari

Nilai percepatan pada frekuensi dominan

5
kerja
m/det2
(2)
4

(3)
0,4

6

0,61

8

0,81

12

(1)
4 jam dan kurang dari 8

Gram

1,22

jam
2 jam dan kurang dari 4
jam
1 jam dan kurang dari 2
jam
kurang dari 1 jam

Sumber : Menteri Tenaga kerja nomor : KEP. 51/MEN/1999
Catatan :
1 Gram = 9,81 m/det

2

Menurut Keputusan menteri tenaga kerja no. 51/KEP/1999 bahwa nilai
ambang batas getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung
pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/det

2

6. Efek Getaran Lengan Tangan (hand arm vibration)
Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya.
Efek ini disebut sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas:
a) Efek vaskuler -Pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah
parah pada suhu dingin (fenomena Raynoud).
b) Efek Neurologik -buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal.
Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat
bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah,
gangren. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut
disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak

6
berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan
menimbulkan kelainan pada tangan berupa :
a) Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip
dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota
badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan
kelainan gizi. Phenomena Raynoud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40
Hz.
b) Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang (J.F.Gabriel, 1996:97).
Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih
memungkinkan mereka bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun
pada berbagai hal, penyakit demikian memburuk, sehingga kapasitas kerja
terganggu dan tenaga kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut
cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan hilangnya
perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini
terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan
ketelitian terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-otot yang
menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otot-otot interossea dan
fleksin dari jari-jari (Suma’mur, 1996:80).
Diagnosa awal berdasarkan riwayat gejala yang khas, seperti
kesemutan dan gangguan rasa pada jari-jari yang terpajan getaran. Gejala
ini menetap dan bertambah berat dalam waktu yang lama. Gejala
berikutnya adalah jari memucat dengan adanya pajanan kronis. Untuk
memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan, diperlukan
beberapa tes neurologist dan tes vaskuler. Cara menentukan derajat
penyakit

ditingkat

internasional

dengan

menggunakan

klasifikasi

Stockholm.
Tabel 2 . Klasifikasi sindrom getaran sistem Stockholm
Stadium
I. Gejala vaskuler
1

Derajat
Ringan

Deskripsi
Terjadi pemucatan pada
suhu atau lebih ujung-

7
ujung jari
2

Sedang

Pemucatan pada ujung
dan
ruas jari tengah, pada satu

3

jari atau lebih
Terjadi pemucatan pada

Berat

semua ruas jari
4

Sangat berat

Seperti gambaran 3
dengan perubahan kulit
(kulit trophic)

II. Gejala Sensorik
SN 0

Tidak ada gejala

SN 1

Rasa baal yang hilang
timbul atau menetap
dengan atau tanpa rasa
nyeri

SN 2

Seperti pada SN 1 disertai
gangguan saraf sensorik

SN 3

Seperti pada SN 2 dengan
diskriminasi
gangguan
ketangkasan
Sumber : Taylor W.A (1997)

Catatan :
SN = Sensorineural
7. Penyakit Akibat Paparan Getaran Lengan Tangan

8

dan
a) Angioneurosis jari-jari tanganFenomenon Raynaud (jari-jari putih) adalah
syndrome akibat getaran yang paling sering di wilayah-wilayah dunia
yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah akroparestesia pada
tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada waktu kerja atau
sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap
getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya,
diamati kepucatan paroksismal sporadik pada ujung-ujung jari tangan.
Paroksisme disebabkan oleh spasme lokal arteriol dan kapiler, serta
dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya
terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit
setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil
sangat berkurang. Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar,
karena penyakit yang dilaporkan tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan
pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi secara langsung suatu
serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya (Wijaya.C, 175176).
Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan
paroksismal, tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada
hamper seluruh jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat
diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala
pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme
diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan
akrosianosis.
Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan
kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas. Juga dapat timbul perubahanperubahan tonus lokal. Berbeda dengan endarteritis obliterans, nekrosis
sangat jarang terjadi.
Uji diagnosik yang paling umum digunakan adalah induksi
paroksisme jari dengan air dingin. Baik tangan maupun lengan bawah
(sampai ke siku) direndam selama 10 menit dalam air yang didinginkan
dengan kubus-kubus es (Beberapa dokter menambah rasa dingin dengan

9
meletakan handuk basah pada bahu). Hendaknya dijelaskan bahwa metode
ini lebih jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran
pada situasi kerja yang nyata. Kadang kala hanya dapat terlihat
pengembalian darah ke kapiler yang melambat seperti : ujung jari didistal
kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang diperlukan oleh darah
untuk kembali ke titik anoksemik. Metode pemeriksaan laboratorium yang
dapat diterapkan pada pemeriksaan pencegahan meliputi plestimografi jari
(gangguan gelombang denyut akibat dingin), mikroskopi kapiler dan
pengukuran suhu kulit (termometer kontak atau termografi). Mungkin
terdapat penurunan suhu kulit permulaan atau terlambatnya pemulihan
suhu jari normal setelah tes air dingin (Darmanto Djojodibroto, 1995:137).
b) Gangguan tulang, sendi dan otot Patologi

osteoartikular sering kali

terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata dan navikularis),
sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan tetapi
pada stadium yang lanjut gangguan fungsionaldapat cukup berarti.
Perubahan radiogram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal,
radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama pada tulang-tulang
karpal, yang dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahan atrofik lain
seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon
disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang
disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang
jelas (Wijaya.C, 176).
c) Neuropati Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan
otonom perifer (pada angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efekefek pada syaraf perifer (ulnaris, medianus, radialis). Ahli lainya
menganggap trauma saraf umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada
angioneurosis), atau suatu factor tambahan sering kali neuropati kompresif
misalnya, perubahan osteoartikuler disekitar batang saraf tersebut
(Darmanto Djojodibroto, 1995:139). Terkenanya serat-serat sensoris
menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan seratserat motorik,
gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. pengukuran kecepatan

10
konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran
menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf
perifer (Wijaya.C, 176).
8. Tes Pemeriksaan Tangan Fungsi Sensorik
a) Tes untuk rasa raba
1. Ujung kapas digoreskan pada permukaan tubuh pasien
2.

Rangsangan dilakukan secara berganti-ganti pada daerah yang
normal dan abnormal, mulailah dari daerah yang paling terganggu
dan bergerak kearah yang normal.

3.

Pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan
goresan kapas tersebut.

b) Tes untuk rasa nyeri
1. Alat yang dipakai berupa jarum bendul (pentol)
2. Rangsangan berganti-ganti antara ujung yang tajam dan yang
tumpul. Mintalah pasien untuk membedakan bermacam-macam
rangsangan tersebut.
3. Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah yang normal
pada daerah konkontralateral.
4. Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah
yang normal, kemudian pasien diminta untuk menunjukkan kapan
mulai merasakan ketajaman yang lebih jelas, yang perlu dicatat
adalah perubahan sensasi. Sensasi nyeri ini paling baik dalam
menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan sensasi
yang lain.
c) Tes untuk rasa suhu
Rangsangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi
air

panas

(40ÂșC-45ÂșC),

sedangkan

rangsangan

dingin

dengan

menempelkan botol yang berisi air dingin (10ÂșC-15ÂșC). Dengan mata

11
tertutup pasien diminta membedakan botol tersebut setelah disentuh
dengan bagian tubuhnya khususnya tangan.
9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Akibat Getaran
Lengan Tangan
a) Umur
Umur sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, apabila umur
pekerja > 29 tahun maka pekerja lebih rentan untuk terkena gangguan atau
keluhan kesehatan akibat dari getaran lengan tangan. Menurut Penelitian
oleh M.A. Farkilla (1982) terdapat 51 orang pekerja yang menggunakan
peralatan listrik yang bergetar selama 2 tahun menunjukkan melemahnya
kekuatan pegangan tangan pada usia 25-34 tahun dan benar-benar
menurun pada usia 36-42 tahun.
b) Pendidikan
Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Ketika
seseorang mempunyai pendidikan makin tinggi maka pengetahuan tentang
dampak negatif yang ditimbulkan akibat getaran lengan tangan dan
penggunaan alat pelindung diri juga akan lebih baik. Pendidikan
dikategorikan sebagai berikut SD, SMP, SLTA, Perguruan tinggi
c) Masa kerja
Masa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan
tersebut (dalam hitungan tahun) sehingga dapat mengetahui lamanya
paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Ketika masa kerja lebih
lama dalam menggunakan alat getar maka pekerja lebih rentan untuk
terkena dampak negatif akibat paparan getaran lengan tangan.
d) Lama kerja
Lama kerja adalah waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan
sehari-hari (< 8 jam atau > 8 jam perhari) sehingga dapat mengetahui
lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Menurut
T.Matoba (1982) lamanya waktu pemajanan perhari kerja dapat

12
meningkatkan keparahan gejala yang diderita pekerja akibat terpapar
getaran.
e) Merokok
Merokok merupakan salah satu yang dapat menggangu kesehatan. Apabila
pekerja merokok sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya dan
berdampak negatif terhadap kesehatan apabila pekerja termasuk salah satu
perokok berat yang sanggup untuk menghabiskan > 1 bungkus perhari.
f) Penggunaan APD (sarung tangan)
Penggunaan APD sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Apabila
pekerja menggunakan APD (sarung tangan dengan menggunakan busa)
merupakan salah satu cara untuk meminimalisasi resiko PAK (Penyakit
Akibat Kerja) yang dapat dilihat dari keluhan pekerja terhadap getaaran
lengan tangan.
10. Pengendalian Getaran
Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran dapat
dilakukan sebagai berikut :
a) Pengendalian secara teknis
1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi
dengan dampingatau peredam).
2.

Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya
membalut pegangan alat dengan karet.

3. Memelihara atau merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti
bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasan.
4.

Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang
tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya.

5. Menggunakan remote control. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran,
karena dikendalikan dari jauh.
b) Pengendalian secara administratif
Dengan cara mengatur waktu kerja, misalkan :

13
1. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan
oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan
getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seseorang, akan tetapi
bergantian, dari A, B dan kemudian C.A B C A B C A B C
2.

Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku.

c) Pengendalian secara medis
Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005:80) dapat dilakukan empat
langkah untuk pemulihan gejala akibat getaran supaya peredaran darah
kembali, yaitu :
1. Pemanasan tangan dalam air panas
2. Pemijitan
3. Meniupkan udara panas ketangan
4. Menggerakkan tanagan secara berputar
d) Pemakaian alat pelindung diri
Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung
tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya
dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan
memperbaiki desain alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakaian
sarung

tangan

pelindung,

Resiko

dapat

juga

dikurangi

dengan

memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan sebelum penempatan dan
pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu - individu
yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah
(Wijaya C, 1995:175).
11. Ciri-Ciri Suatu Getaran
Getaran merupakan jenis gerak yang mudah kamu jumpai dalam
kehidupan sehari hari, baik gerak alamiah maupun buatan manusia.
Semua getaran memiliki ciri-ciri tertentu. Apa ciri-ciri getaran itu?
Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut
periode getar yang dilambangkan dengan (T). Banyaknya getaran dalam

14
satu sekon disebut frekuensi (f). Suatu getaran akan bergerak dengan
frekuensi alamiah sendiri. Hubungan frekuensi dan periode secara
matematis

ditulis

sebagai

berikut:

dengan:
T = periode (s)
f = banyaknya getaran per sekon (Hz)
Satuan periode adalah sekon dan satuan frekuensi adalah getaran per
sekon atau disebut juga dengan hertz (Hz), untuk menghormati seorang
fisikawan Jerman yang berjasa di bidang gelombang, Hendrich Rudolf
Hertz. Jadi, satu hertz sama dengan satu getaran per sekon.

15
BAB III
HASIL

A. Hasil Praktikum
1. Kami melakukan praktikum berhubungan dengan getaran untuk
memenuhi tugas mata kuliah Higiene Perusahaan III
2. Pengukuran di lakukan di area sekitar mesin mesin sand blasting di PT
Sunan Repairindo.
3. Kelompok kami melakukan pengukuran di area sekitar mesin dan
diarea lantai sekitar kaki mesin.
B. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran di peroleh sebagai berikut:
1. Pengukuran disekitar mesin Sand Blasting
Acceleration (m/s2)

Vellocity (m/s)

0,06
0,08
0,08
∑ = 0,073

0,09
0,11
0,07
∑ = 0,09

2. Area lantai sekitar mesin Sand Blasting
Acceleration (m/s2)

Vellocity (m/s)

14,8
14,5
16,6
∑ = 15,3

1,97
1,61
2,01
∑ = 1,86

Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali di masing-masing tempat dengan
waktu 10 detik.
Alat yang di gunakan adalah Vibration Meter.
Faktor yang mempengaruhi pengukuran
1. Getaran mesin

16
2. Kegiatan lain diarea sekitar pengukuran.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Nilai Baku Tingkat Getaran
Getaran yang terjadi di lingkungan dapat berdampak pada kehidupan
manusia. Dalam SK Menteri Lingkungan Hidup no 49 tahun 1996 ditetapkan
tingkat baku getaran berdasar tingkat kenyamanan dan kesehatan dalam
kategori menganggu, tidak nyaman dan menyakitkan. Baku tingkat getaran
mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik
yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak
menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan
bangunan.
B.

Peraturan

tentang

baku

mutu

getaran

pada

tingkat

internasional tertuang dalam ISO 2631 yang ditetapkan pertama kali
pada tahun 1974 dan menurut Keputusan menteri tenaga kerja nomor:
KEP–51/MEN/I999 tentang nilai ambang batas faktor fisika ditempat
kerja.
Seri ISO 2631 ada 3 yaitu:
1. ISO 2631-1:1985 Evaluation of human exposure to whole-body vibration
Part 1: General requirements. Direvisi dengan ISO 2631 -1-1997
2. ISO 2631-2:1989 Evaluation of human exposure to whole-body vibration
Part 2: Continuous and shock-induced vibrations in buildings (1 to 80 Hz)
3. ISO 2631-3:1985 Evaluation of human exposure to whole-body vibration
Part 3: Evaluation of exposure to whole-body z-axis vertical vibration in
the frequency range 0,1 ke 0,63 Hz.
Menurut Keputusan menteri tenaga kerja nomor: KEP–51/MEN/I999 tentang
nilai ambang batas faktor fisika ditempat kerja Pasal 4 bahwa:

17
1. NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung
pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per
detik kuadrat (m/det2).
2. Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam lampiran III.
C. Cara kerja alat vibration meter
Vibration meter pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter
untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch
selector

untuk

memilih

parameter

getaran

yang

akan

diukur.

Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran)
tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut.
Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator
yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan
untuk memonitor “trend getaran” dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu
mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan,
maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih
lengkap.
D. Analisa Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran di peroleh sebagai berikut:
a. Pengukuran disekitar mesin Sand Blasting
Acceleration (m/s2)

Vellocity (m/s)

0,06
0,08
0,08
∑ = 0,073

0,09
0,11
0,07
∑ = 0,09

b. Area lantai sekitar mesin Sand Blasting
Acceleration (m/s2)

Vellocity (m/s)

14,8
14,5
16,6
∑ = 15,3

1,97
1,61
2,01
∑ = 1,86

18
Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali di masing-masing tempat dengan
waktu 10 detik.
Alat yang di gunakan adalah Vibration Meter.
Faktor yang mempengaruhi pengukuran:
1. Getaran mesin
2. Kegiatan lain diarea sekitar pengukuran.
Dari pengukuran tersebut getaran yang ditimbulkan dari mesin sand
blasting tidak menimbulkan kerusakan sesuai Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996

E. Alat Pelindung Diri (APD)
Mesin Sand Blasting pada PT ini berfungsi untuk membersihkan warna cat
yang sudah kusam atau rusak pada sebuah tabung gas. Setelah melalui proses
pembersih ini. Barulah tabung melalui tahap berikutnya, yaitu proses
pengecetan.
Pada proses sand blasting ini, perlu memperhatikan beberapa hal. Salah
satunya adalah dengan pemakaian APD yang tepat dan sesuai untuk pekerja.
Karena terdapat potensi bahaya yang dapat membahayakan pekerja.
Perlengkapan yang harus dipakai saat proses kerja adalah:
a. helm safety,
b.

sarung tangan,

c. sepatu tertutup dan
d. google safety untuk melindungi mata agar tidak terkena
partikel-partikel saat pembersihan.
Alat pelindung ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan keselamatan
kerja selama bekerja.
F. Teknik

Pengukuran

Getaran

Mesin

Posisi dan Arah Pengukuran
Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing
dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin
19
dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari
mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya
dari mesin tersebut.
Disamping karakteristik getaran seperti : Amplitudo, frekuensi dan phase, ada
karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting
yaitu arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur
getaran dari berbagai arah. Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah
pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial.
Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah
pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap
sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam
analisa suatu getaran.
Standard
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan – batasan level
getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih
baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu
masalah sehingga memerlukan perbaikan. Dalam sub bab ini disajikan
beberapa macam standard mengenai batasan-batasan level getaran yang

20
umum

digunakan.

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangan yang disebabkan oleh getaran
udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis
lainnya.Terdapat 2 jenis getaran, yaitu: getaran seluruh tubuh dan getaran
lengan tangan. Sumber getran berasal dari mesin-mesin yang memiliki
getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda
(Wijaya C , 1995:174). Pengukuran menggunakan vibration meter untuk
mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai
dengan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP No.51/MEN/1999,

21
dinyatakan bahwa nilai ambang batas getaran alat kerja yang kontak langsung
maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4
m/det . Efek yang ditimbulkan akibat getaran lengan diantaranya: efek
2

vaskuler, efek neurologik. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran
tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak
berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan
menimbulkan kelainan pada tangan, seperti: gangguan pada persyarafan dan
sendi. Tes pemeriksaan tangan fungsi sensorik yaitu dengan cara : tes untuk
rasa raba, tes rasa nyeri dan tes untuk rasa suhu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan akibat getaran lengan tangan yaitu : umur,lama
kerja, pendidikan, merokok, penggunaan APD dan masa kerja. Untuk
pengendalian getaran, dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:
pengendalian teknis, kesehatan, administrative dan APD ( alat pelindung
diri). APD yang digunakan untuk pekerja pada Sand blasting yaitu: sarung
tangan, helm safety, kacamata safety dan sepatu tertutup.
Hasil pengukuran getaran pada PT Sunan setelah dirata-rata diperoleh :
a. Pengukuran disekitar mesin Sand Blasting
Acceleration (m/s2)

Vellocity (cm/s)

0,06
0,08
0,08
∑ = 0,073

0,09
0,11
0,07
∑ = 0,09

b. Area lantai sekitar mesin Sand Blasting
Acceleration (m/s2)

Vellocity (m/s)

14,8
14,5
16,6
∑ = 15,3

1,97
1,61
2,01
∑ = 1,86

Dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan getaran pada PT Sunan tidak
melebihi dari NAB yang sudah ditetapkan pada KEP No.51/MEN/1999.
Sehingga getaran masih dibawah normal dan aman bagi pekerja.

22
B. Saran
Secara keseluruhan, proses kegiatan pada PT Sunan sudah sangat
baik. Hanya saja perlu sedikit koreksi,yaitu peraturan manajemen harus
lebih ditegaskan, seperti peraturan penggunaan APD ditempat kerja. Ada
beberapa karyawan yang belum menggunakan APD secara lengkap,
padahal pekerjaan tersebut dapat menimbulkan resiko tinggi pada
kesehatan dan keselamatan karyawan itu sendiri.
Pada saat mesin Sand Blasting dinyalakan, sebaiknya disekitar mesin tidak
ada kegiatan lain selain proses pemasukan gas tabung ke dalam mesin oleh
karyawan. Orang yang tidak berkepentingan, diharapkan tidak berada
disekitar mesin, karena dapat membahayakan dirinya sendiri, yaitu terkena
partikel kecil yang berasal dari proses mesin sand blasting.

23

More Related Content

What's hot

Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerjaHerry Prakoso
 
8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA 8.1 BIOMEKANIKA
Rumah sehat
Rumah sehatRumah sehat
Rumah sehat
Nurul Angreliany
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Lilis Suryani Arta
 
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaFransiska Puteri
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industriDeby Andriany
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometribangkit bayu
 
Ergonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam BekerjaErgonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam Bekerja
FarizAmalanda
 
01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomi01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomi
Arif Rahman
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaDeby Andriany
 
3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri
Muhammad Erwin Yamashita
 
Promosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerjaPromosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerja
Lila Kania
 
Higiene perusahaan-4
Higiene perusahaan-4Higiene perusahaan-4
Higiene perusahaan-4Sie Hoo
 
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAANERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 
Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Inoy Trisnaini
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Dzul Fiqri
 
Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3mas_weri
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
Joko Isnanto
 

What's hot (20)

Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA 8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA
 
Rumah sehat
Rumah sehatRumah sehat
Rumah sehat
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
7.2. FISIOLOGI KERJA DALAM ERGONOMI
 
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerjaITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
ITP UNS Semester 3, HIPERKES: Faktor2 fisik lingkungan kerja
 
Higiene industri
Higiene industriHigiene industri
Higiene industri
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
Ergonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam BekerjaErgonomi Dalam Bekerja
Ergonomi Dalam Bekerja
 
01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomi01 pengantar ergonomi
01 pengantar ergonomi
 
Faktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerjaFaktor bahaya lingkungan kerja
Faktor bahaya lingkungan kerja
 
3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri3. kebisingan-industri
3. kebisingan-industri
 
Promosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerjaPromosi kesehatan di tempat kerja
Promosi kesehatan di tempat kerja
 
Higiene perusahaan-4
Higiene perusahaan-4Higiene perusahaan-4
Higiene perusahaan-4
 
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAANERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
 
Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new Ppt.pengukuran paparan new
Ppt.pengukuran paparan new
 
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
Presentation K3 ( PPT Kesehatan Keselamatan Kerja )
 
Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3Laporan Observasi Lapangan K3
Laporan Observasi Lapangan K3
 
K3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan KerjaK3 Lingkungan Kerja
K3 Lingkungan Kerja
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 

Viewers also liked

GETARAN
GETARANGETARAN
GETARAN
Muhammad Maryuda
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasfahmi_barry
 
Pel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastian
Pel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastianPel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastian
Pel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastianrozitamarsidi
 
Tanda tanda kematian
Tanda tanda kematianTanda tanda kematian
Tanda tanda kematianAzmi Cole
 
Getaran
GetaranGetaran
Getaran
'Rachmat Wardono
 
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Dionisius Kristanto
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
Syieh Archivil
 
getaran dan gelombang
getaran dan gelombanggetaran dan gelombang
getaran dan gelombang
sang ayu agung kusumas pratiwi
 
Renungan menghadapi kematian
Renungan menghadapi kematianRenungan menghadapi kematian
Renungan menghadapi kematian
Helmon Chan
 
Alam barzakh
Alam barzakhAlam barzakh
Alam barzakhHakim Huzazi
 
Beginners guide vibration
Beginners guide vibrationBeginners guide vibration
Beginners guide vibration
nagasqueen
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Joy Irman
 
RPP Getaran
RPP GetaranRPP Getaran
RPP Getaran
chie chie
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
infosanitasi
 
Akidah: Kematian dan alam barzah satu kepastian
Akidah: Kematian dan alam barzah satu kepastianAkidah: Kematian dan alam barzah satu kepastian
Akidah: Kematian dan alam barzah satu kepastian
NORANEEZ ISMAIL
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky Awaliah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky AwaliahRencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky Awaliah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky Awaliah
Rezky Awaliah
 
hari kiamat satu kebenaran
hari kiamat satu kebenaranhari kiamat satu kebenaran
hari kiamat satu kebenaran
NORANEEZ ISMAIL
 
Tanda Kematian
Tanda KematianTanda Kematian
Tanda Kematian
Budi Setiawan
 

Viewers also liked (19)

GETARAN
GETARANGETARAN
GETARAN
 
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
 
Pel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastian
Pel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastianPel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastian
Pel. 9 unit 1 kematian dan alam barzah satu kepastian
 
Tanda tanda kematian
Tanda tanda kematianTanda tanda kematian
Tanda tanda kematian
 
Getaran
GetaranGetaran
Getaran
 
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]
 
Laporan k3
Laporan k3Laporan k3
Laporan k3
 
getaran dan gelombang
getaran dan gelombanggetaran dan gelombang
getaran dan gelombang
 
Renungan menghadapi kematian
Renungan menghadapi kematianRenungan menghadapi kematian
Renungan menghadapi kematian
 
Alam barzakh
Alam barzakhAlam barzakh
Alam barzakh
 
Beginners guide vibration
Beginners guide vibrationBeginners guide vibration
Beginners guide vibration
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
RPP Getaran
RPP GetaranRPP Getaran
RPP Getaran
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
 
Akidah: Kematian dan alam barzah satu kepastian
Akidah: Kematian dan alam barzah satu kepastianAkidah: Kematian dan alam barzah satu kepastian
Akidah: Kematian dan alam barzah satu kepastian
 
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky Awaliah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky AwaliahRencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky Awaliah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Materi GETARAN Rezky Awaliah
 
hari kiamat satu kebenaran
hari kiamat satu kebenaranhari kiamat satu kebenaran
hari kiamat satu kebenaran
 
Tanda Kematian
Tanda KematianTanda Kematian
Tanda Kematian
 
Kematian menurut al quran & hadist
Kematian menurut al quran & hadistKematian menurut al quran & hadist
Kematian menurut al quran & hadist
 

Similar to Getaran

PENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptx
PENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptxPENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptx
PENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptx
AmbarDaniSyuhada1
 
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYBAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
aanansor
 
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
aanansor
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university
aanansor
 
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjapermenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
SantiYuliandari
 
Analisis getaran pompa
Analisis getaran pompaAnalisis getaran pompa
Analisis getaran pompa
ibnu_hajar
 
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Azmi Nur Rabrusun
 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
Hery Andy
 
04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy
Patrisius Olla
 
Bising noising
Bising noisingBising noising
Bising noising
Reny Cipahutare
 
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
Nova Manik
 
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
Rasyad Hermawan
 
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdfBAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
widya584237
 
89567132 bab-2-sabuk
89567132 bab-2-sabuk89567132 bab-2-sabuk
89567132 bab-2-sabuk
Hamdan Nugroho
 
Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Eko Supriyadi
 
1.e biosafety 2.ppt
1.e biosafety 2.ppt1.e biosafety 2.ppt
1.e biosafety 2.ppt
RizkyAyuni1
 
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
suparman unkhair
 
35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensormasoso
 

Similar to Getaran (20)

PENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptx
PENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptxPENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptx
PENGUKURAN GETARAN (VIBRASI).pptx
 
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITYBAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR TELKOM UNIVERSITY
 
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
BAHAN AJAR PK&E TELKOM UNIVERSITY
 
bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university bahan ajar telkom university
bahan ajar telkom university
 
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerjapermenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
permenaker 05 tahun 2018 tentang k3 lingkungan kerja
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Analisis getaran pompa
Analisis getaran pompaAnalisis getaran pompa
Analisis getaran pompa
 
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
Makalah Epidemiologi Kesehatan Kerja (isi)
 
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
 
04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy04 ultrasound terapy
04 ultrasound terapy
 
Bising noising
Bising noisingBising noising
Bising noising
 
kebisingan
kebisingankebisingan
kebisingan
 
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
1. Menerapkan prinsip kesehatan kerja
 
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdfBAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
BAB 03 Merealisasi Kerja yang Aman.pdf
 
89567132 bab-2-sabuk
89567132 bab-2-sabuk89567132 bab-2-sabuk
89567132 bab-2-sabuk
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
Dkk05 menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
 
1.e biosafety 2.ppt
1.e biosafety 2.ppt1.e biosafety 2.ppt
1.e biosafety 2.ppt
 
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparmanRangkuman sensor & tranduser by suparman
Rangkuman sensor & tranduser by suparman
 
35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor35946210 instrumentasi-sensor
35946210 instrumentasi-sensor
 

Recently uploaded

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
MuhammadBagusAprilia1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docxSOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
SOAL SHB PKN SEMESTER GENAP TAHUN 2023-2024.docx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 

Getaran

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan sebagai lingkungan kerja yang baik apabila manusia bisa melaksanakan kegiatannya dengan optimal dengan sehat, aman dan selamat. Ketidakberesan lingkungan kerja dapat terlihat akibatnya dalam waktu yang lama. Lebih jauh lagi keadaan lingkungan yang kurang baik dapat menuntut tenaga dan waktu yang lebih banyak yang tentunya tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang efisien dan produktif. Oleh karena itu perancangan lingkungan kerja yang baik dan optimal sangat diperlukan. Berikut ini penjelasan mengenai faktor-faktor fisik lingkungan kerja. Kondisi yang ergonomis, yaitu lingkungan kerja yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pekerja. Rasa nyaman sangat penting secara biologis karena akan mempengaruhi kinerja pada organ tubuh manusia ketika sedang bekerja. Penyimpangan dari batas kenyamanan akan menyebabkan perubahan secara fungsional yang pada akhirnya berpengaruh pada fisik maupun mental pekerja. Pengendalian dan penanganan faktor-faktor lingkungan kerja seperti kebisingan, temperatur, getaran dan pencahayaan merupakan suatu masalah yang harus ditangani secara serius dan berkesinambungan. Suara yang bising, temperatur yang panas getaran dan pencahayaan yang kurang di dalam 1
  • 2. tempat kerja merupakan salah satu sumber yang mengakibatkan tekanan kerja dan penurunan produktivitas kerja. Getaran atau vibrasi adalah pergerakan bolak-balik suatu massa/berat melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik tertentu. Dampak getaran terhadap manusia terutama terjadi pada bagian organ-organ tertentu seperti: dada, kepala, rahang dan persendian lainnya. Getaran diduga dapat menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat tertentu dapat mengakibatkan hipertensi.Getaran dapat juga menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologic. Getaran yang tinggi memungkinkan mengakibatkan stress pada pekerja, dan peningkatan tekanan darah adalah salah satunya. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui cara menghitung getaran di PT. Sunan Repairindo 2. Untuk mengetahui pemaparan getaran yang ada di PT. Sunan Repairindo sudah sesuai NAB atau tidak 3. Untuk mengetahui keterampilan mahasiswa menggunakan alat pengukur getaran, C. Manfaat 1. Bagi peserta praktikum: a) Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilannya langsung di tempat praktikum dengan mencoba alat untuk mengukur getaran ditempat kerja. b) Mahasiswa dapat membandingkan praktikum secara langsung 2. Manfaat bagi Prodi DIII Hiiperkes & KK 2 teori dengan
  • 3. Meningkatkan kualitas penelitian, praktikum bagi Prodi atau dosen dan hasil praktikum dapat dijadikan referensi oleh dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Getaran a. Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan (KEP-51/MEN/I999). Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis (Sugeng Budiono, 2003:35). b. Getaran ialah gerakan ossilasi disekitar sebuah titik (J.M. Harrington, 1996:187). c. Vibrasi adalah getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya (J.F. Gabriel, 1996:96). d. Getaran merupakan efek suatu sumber yang memakai satuan ukuran hertz (Depkes, 2003:21). e. Getaran (vibrasi) adalah suatu faktor fisik yang menjalar ke tubuh manusia, mulai dari tangan sampai keseluruh tubuh turut bergetar (oscilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja (Emil Salim, 2002:253). f. Getaran adalah suatu faktor yang menjalar ke tubuh manusia, mulai keseluruhan tubuh turut bergetar (0scilation) akibat getaran peralatan mekanis yang dipergunakan dalam tempat kerja. Berdasar Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 yang dimaksud getaran adalah gerakan bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik acuan. Penyebab getaran dibedakan dalam 2 jenis yaitu: 3
  • 4. 1. Getaran mekanik adalah getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan kegiatan manusia. 2. Getaran seismik adalah getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan kegiatan manusia. 2. Jenis Getaran a) Getaran seluruh tubuh (whole body vibration) Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah sebesar 5-20 Hz (Emil Salim, 2002:253). Getaran seperti ini biasanya dialami oleh pengemudi kendaraan seperti : traktor, bus, helikopter, atau bahkan kapal. b) Getaran lengan tangan (hand arm vibration) Menurut Emil Salim (2002:253) yang dikutip Arief Budiono menyebutkan Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya biasanya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya adalah pada 128 Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan seperti : a. Supir bajaj b. Operator mesin Blasting c. Tukang potong rumput d. Gerinda e. Penempa palu. Efek yang timbul tergantung kepada jaringan manusia, seperti: (Sucofindo, 2002) a. 3 - 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut), b. 20-30 Hz untuk bagian kepala, c. 100-150 Hz untuk rahang. Di samping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritis tulang belakang. 4
  • 5. 3. Sumber Getaran Perkakas yang bergetar secara luas dipergunakan dalam industri logam, perakitan kapal, dan otomotif, juga dipertambangan, kehutanan, dan pekerjaan konstruksi. Perkakas yang paling banyak digunakan adalah: bor pneumatik, alat - alat ini menghasilkan getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pada perum perhutani sumber getaran yang ada pada peralatan seperti band resaw, cross cut, log band saw, planer, band saw, double cross cut, dan spindel moulder. 4. Cara Mengukur Getaran Getaran diukur dengan menggunakan alat vibration meter. Dengan pengukuran menggunakan vibration meter maka akan mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. Teknik pengukuran ini dilakukan untuk mengambil data-data mengenai tingkat paparan getaran lengan tangan khususnya pada operator blasting. 5. Nilai Ambang Batas Getaran Lengan Tangan (hand arm vibration) Menurut Canadian Government Specification CDA/MS/NVSH 107 Vibration Limited Maintenance untuk mesin-mesin jenis elektrik motor yang kondisinya tidak baru, jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 130 dB atau 3,2 mm/detik (velocity) maka mesin tersebut perlu dilakukan pengecekan. Dan jika getaran yang ditimbulkan telah melampaui 135 dB atau 5,6 mm/detik (velocity) maka kondisi mesin harus diperbaharui. Saat ini di Indonesia dipakai nilai ambang batas getaran berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP. 51/MEN/1999. Tabel 1. Nilai ambang batas getaran untuk pemajanan lengan dan tangan Jumlah waktu per hari kerja Jumlah waktu per hari Nilai percepatan pada frekuensi dominan 5
  • 6. kerja m/det2 (2) 4 (3) 0,4 6 0,61 8 0,81 12 (1) 4 jam dan kurang dari 8 Gram 1,22 jam 2 jam dan kurang dari 4 jam 1 jam dan kurang dari 2 jam kurang dari 1 jam Sumber : Menteri Tenaga kerja nomor : KEP. 51/MEN/1999 Catatan : 1 Gram = 9,81 m/det 2 Menurut Keputusan menteri tenaga kerja no. 51/KEP/1999 bahwa nilai ambang batas getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/det 2 6. Efek Getaran Lengan Tangan (hand arm vibration) Efeknya lebih mudah di jelaskan dari pada menguraikan patofisiologinya. Efek ini disebut sebagai sindrom getaran lengan (HVAS) yang terdiri atas: a) Efek vaskuler -Pemucatan pada episodik buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu dingin (fenomena Raynoud). b) Efek Neurologik -buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal. Efek bersifat progresif apabila ada pemanjanan terhadap alat bergetar berlanjut dan dapat menyebabkan dalam kasus yang parah, gangren. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak 6
  • 7. berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan berupa : a) Kelainan pada persyarafan dan peredaran darah. Gejala kelainan ini mirip dengan Phenomena Raynoud yaitu keadaan pucat dan biru dari anggota badan kedinginan, tanpa ada penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan gizi. Phenomena Raynoud ini terjadi pada frekuensi sekitar 30-40 Hz. b) Kerusakan-kerusakan pada persendian dan tulang (J.F.Gabriel, 1996:97). Pada kebanyakan tenaga kerja, tingkat akhir dari penyakit masih memungkinkan mereka bekerja dengan alat-alat yang bergetar. Namun pada berbagai hal, penyakit demikian memburuk, sehingga kapasitas kerja terganggu dan tenaga kerja harus menghentikan pekerjaannya. Dari sudut cacat kerja, perasaan nyeri kurang pentingnya dibanding dengan hilangnya perasaan tangan dan tidak dapat digunakan sebagai mestinya. Hal ini terutama berat bagi pekerjaan dengan tangan kanan yang memerlukan ketelitian terutama dengan alat kecil yang berputar. Otot-otot yang menjadi lemah biasanya abduktor jari kelingking, otot-otot interossea dan fleksin dari jari-jari (Suma’mur, 1996:80). Diagnosa awal berdasarkan riwayat gejala yang khas, seperti kesemutan dan gangguan rasa pada jari-jari yang terpajan getaran. Gejala ini menetap dan bertambah berat dalam waktu yang lama. Gejala berikutnya adalah jari memucat dengan adanya pajanan kronis. Untuk memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan, diperlukan beberapa tes neurologist dan tes vaskuler. Cara menentukan derajat penyakit ditingkat internasional dengan menggunakan klasifikasi Stockholm. Tabel 2 . Klasifikasi sindrom getaran sistem Stockholm Stadium I. Gejala vaskuler 1 Derajat Ringan Deskripsi Terjadi pemucatan pada suhu atau lebih ujung- 7
  • 8. ujung jari 2 Sedang Pemucatan pada ujung dan ruas jari tengah, pada satu 3 jari atau lebih Terjadi pemucatan pada Berat semua ruas jari 4 Sangat berat Seperti gambaran 3 dengan perubahan kulit (kulit trophic) II. Gejala Sensorik SN 0 Tidak ada gejala SN 1 Rasa baal yang hilang timbul atau menetap dengan atau tanpa rasa nyeri SN 2 Seperti pada SN 1 disertai gangguan saraf sensorik SN 3 Seperti pada SN 2 dengan diskriminasi gangguan ketangkasan Sumber : Taylor W.A (1997) Catatan : SN = Sensorineural 7. Penyakit Akibat Paparan Getaran Lengan Tangan 8 dan
  • 9. a) Angioneurosis jari-jari tanganFenomenon Raynaud (jari-jari putih) adalah syndrome akibat getaran yang paling sering di wilayah-wilayah dunia yang dingin. Gejala-gejala nonspesifik pertama adalah akroparestesia pada tangan dan perasaan kebal di jari-jari tangan pada waktu kerja atau sebentar sesudahnya. Pada stadium ini, selain gangguan kepekaan terhadap getaran, tidak ditemukan perubahan objektif lainnya. Pada fase berikutnya, diamati kepucatan paroksismal sporadik pada ujung-ujung jari tangan. Paroksisme disebabkan oleh spasme lokal arteriol dan kapiler, serta dicetuskan oleh paparan terhadap suhu dingin lokal atau umum. Biasannya terjadi pada musim dingin dan sepenuhnya pulih kembali 15-30 menit setelah tangan dihangatkan. Selama paroksisme, kepekaan nyeri taktil sangat berkurang. Fase ini menimbulkan kesulitan diagnostik yang besar, karena penyakit yang dilaporkan tidak selalu dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan di ruang konsultasi dokter. Observasi secara langsung suatu serangan di tempat kerja mempermudah diagnosanya (Wijaya.C, 175176). Stadium lebih lanjut dari penyakit ini ditandai dengan kepucatan paroksismal, tidak hanya pada ujung-ujung jari, tetapi menyebar pada hamper seluruh jari namun jarang mengenai ibu jari. Parokisme dapat diprovokasi oleh suhu yang sedikit dingin, bahkan dapat timbul gejala pada suhu lingkungan. Pada stadium yang lebih lanjut, angiospasme diganti oleh paresis dinding pembuluh darah kecil yang mengakibatkan akrosianosis. Gejala-gejala yang menonjol adalah rasa kebal ditangan, gangguan kecepatan jari, dan gangguan sensitivitas. Juga dapat timbul perubahanperubahan tonus lokal. Berbeda dengan endarteritis obliterans, nekrosis sangat jarang terjadi. Uji diagnosik yang paling umum digunakan adalah induksi paroksisme jari dengan air dingin. Baik tangan maupun lengan bawah (sampai ke siku) direndam selama 10 menit dalam air yang didinginkan dengan kubus-kubus es (Beberapa dokter menambah rasa dingin dengan 9
  • 10. meletakan handuk basah pada bahu). Hendaknya dijelaskan bahwa metode ini lebih jarang menginduksi parokisme jari tangan dibandingkan getaran pada situasi kerja yang nyata. Kadang kala hanya dapat terlihat pengembalian darah ke kapiler yang melambat seperti : ujung jari didistal kuku perlu ditekan sebentar dan dicatat waktu yang diperlukan oleh darah untuk kembali ke titik anoksemik. Metode pemeriksaan laboratorium yang dapat diterapkan pada pemeriksaan pencegahan meliputi plestimografi jari (gangguan gelombang denyut akibat dingin), mikroskopi kapiler dan pengukuran suhu kulit (termometer kontak atau termografi). Mungkin terdapat penurunan suhu kulit permulaan atau terlambatnya pemulihan suhu jari normal setelah tes air dingin (Darmanto Djojodibroto, 1995:137). b) Gangguan tulang, sendi dan otot Patologi osteoartikular sering kali terbatas pada tulang-tulang karpal (khususnya lunata dan navikularis), sendi radioulnaris dan sendi siku. Gejala subjektif biasanya ringan tetapi pada stadium yang lanjut gangguan fungsionaldapat cukup berarti. Perubahan radiogram yang paling khas adalah atrosis sendi karpal, radioulnaris dan siku, serta pseudokista (terutama pada tulang-tulang karpal, yang dapat pula memperlihatkan perubahan-perubahan atrofik lain seperti trabekula yang menebal dan menjadi jarang). Otot dan tendon disekitar sendi tersebut biasanya juga terlibat, gejala subyektif (nyeri) yang disebabkan kelainan ini sering mendahului perubahan radiogram yang jelas (Wijaya.C, 176). c) Neuropati Kerusakan saraf yang disebabkan getaran meliputi persyarafan otonom perifer (pada angioneurosis). Beberapa ahli mengemukakan efekefek pada syaraf perifer (ulnaris, medianus, radialis). Ahli lainya menganggap trauma saraf umumnya sekunder dari iskemik berulang (pada angioneurosis), atau suatu factor tambahan sering kali neuropati kompresif misalnya, perubahan osteoartikuler disekitar batang saraf tersebut (Darmanto Djojodibroto, 1995:139). Terkenanya serat-serat sensoris menyebabkan parastesia atau berkurangnya kepekaan seratserat motorik, gangguan ketangkasan dan akhirnya atrofi. pengukuran kecepatan 10
  • 11. konduksi saraf adalah pemeriksaan terpilih. Suatu bentuk campuran menggabungkan gangguan otot, tendon, tulang, pembuluh darah dan saraf perifer (Wijaya.C, 176). 8. Tes Pemeriksaan Tangan Fungsi Sensorik a) Tes untuk rasa raba 1. Ujung kapas digoreskan pada permukaan tubuh pasien 2. Rangsangan dilakukan secara berganti-ganti pada daerah yang normal dan abnormal, mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal. 3. Pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan goresan kapas tersebut. b) Tes untuk rasa nyeri 1. Alat yang dipakai berupa jarum bendul (pentol) 2. Rangsangan berganti-ganti antara ujung yang tajam dan yang tumpul. Mintalah pasien untuk membedakan bermacam-macam rangsangan tersebut. 3. Bandingkan daerah yang abnormal dengan daerah yang normal pada daerah konkontralateral. 4. Mulailah dari daerah yang paling terganggu dan bergerak kearah yang normal, kemudian pasien diminta untuk menunjukkan kapan mulai merasakan ketajaman yang lebih jelas, yang perlu dicatat adalah perubahan sensasi. Sensasi nyeri ini paling baik dalam menentukan batas gangguan sensorik dibandingkan dengan sensasi yang lain. c) Tes untuk rasa suhu Rangsangan panas dilakukan dengan menempelkan botol yang berisi air panas (40ÂșC-45ÂșC), sedangkan rangsangan dingin dengan menempelkan botol yang berisi air dingin (10ÂșC-15ÂșC). Dengan mata 11
  • 12. tertutup pasien diminta membedakan botol tersebut setelah disentuh dengan bagian tubuhnya khususnya tangan. 9. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Akibat Getaran Lengan Tangan a) Umur Umur sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja, apabila umur pekerja > 29 tahun maka pekerja lebih rentan untuk terkena gangguan atau keluhan kesehatan akibat dari getaran lengan tangan. Menurut Penelitian oleh M.A. Farkilla (1982) terdapat 51 orang pekerja yang menggunakan peralatan listrik yang bergetar selama 2 tahun menunjukkan melemahnya kekuatan pegangan tangan pada usia 25-34 tahun dan benar-benar menurun pada usia 36-42 tahun. b) Pendidikan Pendidikan sangat berpengaruh terhadap pola pikir seseorang. Ketika seseorang mempunyai pendidikan makin tinggi maka pengetahuan tentang dampak negatif yang ditimbulkan akibat getaran lengan tangan dan penggunaan alat pelindung diri juga akan lebih baik. Pendidikan dikategorikan sebagai berikut SD, SMP, SLTA, Perguruan tinggi c) Masa kerja Masa kerja adalah waktu atau lamanya pekerja telah melakukan pekerjaan tersebut (dalam hitungan tahun) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Ketika masa kerja lebih lama dalam menggunakan alat getar maka pekerja lebih rentan untuk terkena dampak negatif akibat paparan getaran lengan tangan. d) Lama kerja Lama kerja adalah waktu atau lamanya pekerja melakukan pekerjaan sehari-hari (< 8 jam atau > 8 jam perhari) sehingga dapat mengetahui lamanya paparan bagi pekerja akibat getaran lengan tangan. Menurut T.Matoba (1982) lamanya waktu pemajanan perhari kerja dapat 12
  • 13. meningkatkan keparahan gejala yang diderita pekerja akibat terpapar getaran. e) Merokok Merokok merupakan salah satu yang dapat menggangu kesehatan. Apabila pekerja merokok sangat berpengaruh terhadap pekerjaannya dan berdampak negatif terhadap kesehatan apabila pekerja termasuk salah satu perokok berat yang sanggup untuk menghabiskan > 1 bungkus perhari. f) Penggunaan APD (sarung tangan) Penggunaan APD sangat berpengaruh terhadap kesehatan pekerja. Apabila pekerja menggunakan APD (sarung tangan dengan menggunakan busa) merupakan salah satu cara untuk meminimalisasi resiko PAK (Penyakit Akibat Kerja) yang dapat dilihat dari keluhan pekerja terhadap getaaran lengan tangan. 10. Pengendalian Getaran Menurut Sugeng Budiono (2003:39), pengendalian getaran dapat dilakukan sebagai berikut : a) Pengendalian secara teknis 1. Mengunakan peralatan kerja yang rendah intensitas getarannya (dilengkapi dengan dampingatau peredam). 2. Menambah atau menyisipkan damping diantara tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dengan karet. 3. Memelihara atau merawat peralatan dengan baik. Dengan mengganti bagian-bagian yang aus atau memberikan pelumasan. 4. Meletakan peralatan dengan teratur. Alat yang diletakan diatas meja yang tidak stabil dan kuat dapat menimbulkan getaran di sekelilingnya. 5. Menggunakan remote control. Tenaga kerja tidak terkena paparan getaran, karena dikendalikan dari jauh. b) Pengendalian secara administratif Dengan cara mengatur waktu kerja, misalkan : 13
  • 14. 1. Merotasi pekerjaan. Apabila terdapat suatu pekerjaan yang dilakukan oleh 3 orang, maka dengan mengacu pada NAB yang ada, paparan getaran tidak sepenuhnya mengenai salah seseorang, akan tetapi bergantian, dari A, B dan kemudian C.A B C A B C A B C 2. Mengurangi jam kerja, sehingga sesuai dengan NAB yang berlaku. c) Pengendalian secara medis Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2005:80) dapat dilakukan empat langkah untuk pemulihan gejala akibat getaran supaya peredaran darah kembali, yaitu : 1. Pemanasan tangan dalam air panas 2. Pemijitan 3. Meniupkan udara panas ketangan 4. Menggerakkan tanagan secara berputar d) Pemakaian alat pelindung diri Pengurangan paparan dapat dilakukan dengan menggunakan sarung tangan yang telah dilengkapi peredam getar (busa). Efek-efek berbahaya dari paparan kerja terhadap getaran paling baik dicegah dengan memperbaiki desain alat-alat yang bergetar tersebut, dan pemakaian sarung tangan pelindung, Resiko dapat juga dikurangi dengan memperpendek waktu paparan. Pemeriksaan sebelum penempatan dan pemeriksaan berkala mempermudah pengenalan dini individu - individu yang terutama rentan dan membantu mengurangi meluasnya masalah (Wijaya C, 1995:175). 11. Ciri-Ciri Suatu Getaran Getaran merupakan jenis gerak yang mudah kamu jumpai dalam kehidupan sehari hari, baik gerak alamiah maupun buatan manusia. Semua getaran memiliki ciri-ciri tertentu. Apa ciri-ciri getaran itu? Waktu yang dibutuhkan untuk menempuh satu kali getaran disebut periode getar yang dilambangkan dengan (T). Banyaknya getaran dalam 14
  • 15. satu sekon disebut frekuensi (f). Suatu getaran akan bergerak dengan frekuensi alamiah sendiri. Hubungan frekuensi dan periode secara matematis ditulis sebagai berikut: dengan: T = periode (s) f = banyaknya getaran per sekon (Hz) Satuan periode adalah sekon dan satuan frekuensi adalah getaran per sekon atau disebut juga dengan hertz (Hz), untuk menghormati seorang fisikawan Jerman yang berjasa di bidang gelombang, Hendrich Rudolf Hertz. Jadi, satu hertz sama dengan satu getaran per sekon. 15
  • 16. BAB III HASIL A. Hasil Praktikum 1. Kami melakukan praktikum berhubungan dengan getaran untuk memenuhi tugas mata kuliah Higiene Perusahaan III 2. Pengukuran di lakukan di area sekitar mesin mesin sand blasting di PT Sunan Repairindo. 3. Kelompok kami melakukan pengukuran di area sekitar mesin dan diarea lantai sekitar kaki mesin. B. Hasil Pengukuran Hasil pengukuran di peroleh sebagai berikut: 1. Pengukuran disekitar mesin Sand Blasting Acceleration (m/s2) Vellocity (m/s) 0,06 0,08 0,08 ∑ = 0,073 0,09 0,11 0,07 ∑ = 0,09 2. Area lantai sekitar mesin Sand Blasting Acceleration (m/s2) Vellocity (m/s) 14,8 14,5 16,6 ∑ = 15,3 1,97 1,61 2,01 ∑ = 1,86 Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali di masing-masing tempat dengan waktu 10 detik. Alat yang di gunakan adalah Vibration Meter. Faktor yang mempengaruhi pengukuran 1. Getaran mesin 16
  • 17. 2. Kegiatan lain diarea sekitar pengukuran. BAB IV PEMBAHASAN A. Nilai Baku Tingkat Getaran Getaran yang terjadi di lingkungan dapat berdampak pada kehidupan manusia. Dalam SK Menteri Lingkungan Hidup no 49 tahun 1996 ditetapkan tingkat baku getaran berdasar tingkat kenyamanan dan kesehatan dalam kategori menganggu, tidak nyaman dan menyakitkan. Baku tingkat getaran mekanik dan getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan. B. Peraturan tentang baku mutu getaran pada tingkat internasional tertuang dalam ISO 2631 yang ditetapkan pertama kali pada tahun 1974 dan menurut Keputusan menteri tenaga kerja nomor: KEP–51/MEN/I999 tentang nilai ambang batas faktor fisika ditempat kerja. Seri ISO 2631 ada 3 yaitu: 1. ISO 2631-1:1985 Evaluation of human exposure to whole-body vibration Part 1: General requirements. Direvisi dengan ISO 2631 -1-1997 2. ISO 2631-2:1989 Evaluation of human exposure to whole-body vibration Part 2: Continuous and shock-induced vibrations in buildings (1 to 80 Hz) 3. ISO 2631-3:1985 Evaluation of human exposure to whole-body vibration Part 3: Evaluation of exposure to whole-body z-axis vertical vibration in the frequency range 0,1 ke 0,63 Hz. Menurut Keputusan menteri tenaga kerja nomor: KEP–51/MEN/I999 tentang nilai ambang batas faktor fisika ditempat kerja Pasal 4 bahwa: 17
  • 18. 1. NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2). 2. Getaran yang melampaui NAB, waktu pemajanan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran III. C. Cara kerja alat vibration meter Vibration meter pada umumnya terdiri dari sebuah probe, kabel dan meter untuk menampilkan harga getaran. Alat ini juga dilengkapi dengan switch selector untuk memilih parameter getaran yang akan diukur. Vibration meter ini hanya membaca harga overall (besarnya level getaran) tanpa memberikan informasi mengenai frekuensi dari getaran tersebut. Pemakaian alat ini cukup mudah sehingga tidak diperlukan seorang operator yang harus ahli dalam bidang getaran. Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor “trend getaran” dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan menggunakan alat yang lebih lengkap. D. Analisa Hasil Pengukuran Hasil pengukuran di peroleh sebagai berikut: a. Pengukuran disekitar mesin Sand Blasting Acceleration (m/s2) Vellocity (m/s) 0,06 0,08 0,08 ∑ = 0,073 0,09 0,11 0,07 ∑ = 0,09 b. Area lantai sekitar mesin Sand Blasting Acceleration (m/s2) Vellocity (m/s) 14,8 14,5 16,6 ∑ = 15,3 1,97 1,61 2,01 ∑ = 1,86 18
  • 19. Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali di masing-masing tempat dengan waktu 10 detik. Alat yang di gunakan adalah Vibration Meter. Faktor yang mempengaruhi pengukuran: 1. Getaran mesin 2. Kegiatan lain diarea sekitar pengukuran. Dari pengukuran tersebut getaran yang ditimbulkan dari mesin sand blasting tidak menimbulkan kerusakan sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 E. Alat Pelindung Diri (APD) Mesin Sand Blasting pada PT ini berfungsi untuk membersihkan warna cat yang sudah kusam atau rusak pada sebuah tabung gas. Setelah melalui proses pembersih ini. Barulah tabung melalui tahap berikutnya, yaitu proses pengecetan. Pada proses sand blasting ini, perlu memperhatikan beberapa hal. Salah satunya adalah dengan pemakaian APD yang tepat dan sesuai untuk pekerja. Karena terdapat potensi bahaya yang dapat membahayakan pekerja. Perlengkapan yang harus dipakai saat proses kerja adalah: a. helm safety, b. sarung tangan, c. sepatu tertutup dan d. google safety untuk melindungi mata agar tidak terkena partikel-partikel saat pembersihan. Alat pelindung ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan keselamatan kerja selama bekerja. F. Teknik Pengukuran Getaran Mesin Posisi dan Arah Pengukuran Pengukuran getaran pada suatu mesin secara normal diambil pada bearing dari mesin tersebut. Tranduser sebaiknya harus ditempatkan sedekat mungkin 19
  • 20. dengan bearing mesin karena melalui bearing tersebut gaya getaran dari mesin ditransmisikan. Gerakan bearing adalah merupakan hasil reaksi gaya dari mesin tersebut. Disamping karakteristik getaran seperti : Amplitudo, frekuensi dan phase, ada karakteistik lain dari getaran yang juga mempunyai arti yang sangat penting yaitu arah dari gerakan getaran, hingga perlu bagi kita untuk mengukur getaran dari berbagai arah. Pengalaman menunjukkan bahwa ada tiga arah pengukuran yang sangat penting yaitu horizontal, vertikal, dan axial. Arah horizontal dan vertikal bearing disebut dengan arah radial. Arah pengukuran ini biasanya didasarkan pada posisi sumbu tranduser terhadap sumbu putaran dari shaft mesin. Arah ini juga sangat penting artinya dalam analisa suatu getaran. Standard Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan – batasan level getaran yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih baik (layak beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan perbaikan. Dalam sub bab ini disajikan beberapa macam standard mengenai batasan-batasan level getaran yang 20
  • 21. umum digunakan. BAB V PENUTUP A. Simpulan Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangan yang disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis, misalnya mesin atau alat-alat mekanis lainnya.Terdapat 2 jenis getaran, yaitu: getaran seluruh tubuh dan getaran lengan tangan. Sumber getran berasal dari mesin-mesin yang memiliki getaran mekanik dengan ciri fisik dan efeknya merugikan yang berbeda (Wijaya C , 1995:174). Pengukuran menggunakan vibration meter untuk mendapatkan hasil yang akan dibandingkan dengan nilai ambang batas sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga kerja nomor KEP No.51/MEN/1999, 21
  • 22. dinyatakan bahwa nilai ambang batas getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 m/det . Efek yang ditimbulkan akibat getaran lengan diantaranya: efek 2 vaskuler, efek neurologik. Alat-alat yang dipakai akan bergetar dan getaran tersebut disalurkan pada tangan, getaran-getaran dalam waktu singkat tidak berpengaruh pada tangan tetapi dalam jangka waktu cukup lama akan menimbulkan kelainan pada tangan, seperti: gangguan pada persyarafan dan sendi. Tes pemeriksaan tangan fungsi sensorik yaitu dengan cara : tes untuk rasa raba, tes rasa nyeri dan tes untuk rasa suhu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan akibat getaran lengan tangan yaitu : umur,lama kerja, pendidikan, merokok, penggunaan APD dan masa kerja. Untuk pengendalian getaran, dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: pengendalian teknis, kesehatan, administrative dan APD ( alat pelindung diri). APD yang digunakan untuk pekerja pada Sand blasting yaitu: sarung tangan, helm safety, kacamata safety dan sepatu tertutup. Hasil pengukuran getaran pada PT Sunan setelah dirata-rata diperoleh : a. Pengukuran disekitar mesin Sand Blasting Acceleration (m/s2) Vellocity (cm/s) 0,06 0,08 0,08 ∑ = 0,073 0,09 0,11 0,07 ∑ = 0,09 b. Area lantai sekitar mesin Sand Blasting Acceleration (m/s2) Vellocity (m/s) 14,8 14,5 16,6 ∑ = 15,3 1,97 1,61 2,01 ∑ = 1,86 Dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan getaran pada PT Sunan tidak melebihi dari NAB yang sudah ditetapkan pada KEP No.51/MEN/1999. Sehingga getaran masih dibawah normal dan aman bagi pekerja. 22
  • 23. B. Saran Secara keseluruhan, proses kegiatan pada PT Sunan sudah sangat baik. Hanya saja perlu sedikit koreksi,yaitu peraturan manajemen harus lebih ditegaskan, seperti peraturan penggunaan APD ditempat kerja. Ada beberapa karyawan yang belum menggunakan APD secara lengkap, padahal pekerjaan tersebut dapat menimbulkan resiko tinggi pada kesehatan dan keselamatan karyawan itu sendiri. Pada saat mesin Sand Blasting dinyalakan, sebaiknya disekitar mesin tidak ada kegiatan lain selain proses pemasukan gas tabung ke dalam mesin oleh karyawan. Orang yang tidak berkepentingan, diharapkan tidak berada disekitar mesin, karena dapat membahayakan dirinya sendiri, yaitu terkena partikel kecil yang berasal dari proses mesin sand blasting. 23