1. Herman adalah seorang anak petani miskin dari desa Selomaju yang bertekad membangun desanya
2. Bersama temannya Ucok, Herman mencoba membuat alat teknologi untuk memajukan pertanian di desanya
3. Setelah berkali-kali gagal, akhirnya Herman berhasil menciptakan alat bajak sederhana yang mampu meningkatkan hasil pertanian dan ekonomi desa
1. GENERASI MUDA YANG MEMBANGUN
Pagi yang menyongsong, udara yang sejuk terasa membuat hatiku melayang pasti
tanpa arah tujuan. Ini hidup yang berada di dunia fana. Apa yang harus kulakukan adalah
jalan hidup. Hidup yang penuh liku aku lalui demi terangkatnya derajat yang tinggi masa
depanku. Aku seorang anak petani kecik dari desa Selomaju. Namaku Herman. Anak dari
pak Suharno seorang petani yang sangat bergantung pada tanah miliknya untuk makan dan
hidup. Hari – hari makanan yang kumakan ada ketela pohon yang ditaman dikebunku. Ini
adalah makanan keseharianku.
Hidup yang sederhana yang kujalani bagai burung lepas dari sangkar. Dengan penuh
keyalian semanagt dalam dadaku untuk maju dan bersatu padu. Semangat pantang menyerah
demi masa depan cerah.
Hari yang semakin menunjukkan jam 09.00. Aku bersama kawanku Ucok akan
melakukan sebuah kegiatan kecil. Aku pergi menuju ke rumahnya. Dengan sepeda
kesayanganku aku menuju kerumahnya. Desingan rantai yang terdengar dari sepeda seakan
menambah merdu burung – burung berkicauan. “Dalam batin inikah kesenangan ...?”.
Terlepas sejenak aku sampai di rumah kawanku Ucok. Sedikit lega aku ternyata Ucok telah
menunggu sejak tadi. Kami naik sepeda ontel bisa dengan berboncengan kami berdua. Kami
segera menuju ke tempat biasa kami nongkrong. Disana aku dan Ucok akan bersiap untuk
melakukan sebuah aktivitas untuk membuat sebuah alat teknologi yang dapat
mengembangkan desa kearah yang lebih maju.
Dengan ilmu yang ia dapatkan waktu masih duduk di bangku SMK. Ia mencoba terapkan
ilmu terseut untuk pengembangan desanya. Mulai ia berfikir dengan sikap yang sedikit gila,
ia mencoba untuk memikirkan ilmu tersebut.
Dalam pengenalan yang pertama ia mengalami kegagalan yang membuat hampir putus asa.
Tapi semangat muda yang pasti. Membuat ia terus maju dan berkembang. Ucok kawannya
selalu memberi semangat biarpun gagal harus bangkit lagi. Ia malah bercerita tentang
seorang ilmuwan Amerika yang telah gagal berkali – kali tapi tak pernah putus asa. Dan
selalu berupaya,
“bagaimana bisa berhasil....?”.
2. Saat malam yang tak terasa panjang dan suasana sangat sepi senyap dan semilir angin yang
bertiup seakan membuat tubuh ini terasa menggiggil terkena belaian angin malam yang bisa
membuat tubuh menggigil.
Dengan desiran angin tersebut terlintas pikiran akan yang diatas yaitu Allah SWT. Maka akau
segera melakukan sholat tahajud dengan khusyu’nya agar demi kemudahan dalam
menjalankan aktivitasku.
Pagi yang cerah semangat yang berkobar untuk bisa dapat menemukan suatu alat yang dapat
mengatasi semua permasalahan didesaku. Semilir angin pagi dan siulan burung – burung pagi
hari seakan menambah rasa penasaran yang semakin ada dalam benak pikiranku.
Aku segera menemui Ucok sahabatku yang sudah menungguku dari tadi didepan rumahnya.
Seakan hidup terasa lengkap tanpa ada yang menemani sepanjang hariku. Saat itu kucoba
dalam hayalan yang terlintas semalam. Dan kubicarakan dengan Ucok mengenai permasalhan
yang sedang ada di benakku.
Ucok memberiku saran dari pada pusing memikirkan segera kita praktekkan saja. Aku mulai
mencoba dengan apa yang ada di kepalaku. Kubuat bersama kawan kawanku. Semangat yang
membara kutunjukkan dengan apa yang ada dipikiranku. Kujalan pagi hingga sore bergulat
dengan mesin teknik kesukaanku.
Ini jalan aku dapat membangun desaku. Ucok yang terus memberi semangat. Terasa aneh
dalam benakku kulihat hasil yang kuidamakan telah jadi. Maka segera kulakukan percobaan
untuk dapat mengetahui hasilnya. Dengan segera aku mencoba hasilku ini.
Pada saat pertama kucoba, mesin tak mau menyala. Aku juga heran dengan ini padahal sudah
pas aku memasang. Lalu kubongkar lagi untuk mengetahui. Semangat yang kutunjukkan ini
seakan tidak akan padam sedikitpun. Aku yang terus berjuang untuk memajukan desa ini agar
terus berkembang.
Pada hari berikut kucoba lagi penemuanku. Saat kucoba nyalakan mesin hidup dan tapi aneh
semua panel tak dapat digunakan, aku malah bingung yang tadi tak tahu membuat malah
dibuntuti rasa yang putus asa yang mendera.
Dengan segenap jiwa kau mulai melakukan apa yang bisa kulakukan. Hari berikutnya yang
terasa bagiku. “Semangatlah Herman, berikan yang terbaik untuk desa....!”. Itulah yang
3. tergaing ditelingaku saat hampir mau putus asa semangat jiwaku. Saat itu aku mencoba untuk
melakuakn sekali lagi. Ini yang membuatku berfikir keras tentang apa yang kuinginkan.
Pada saat penyeselain akhir. Maka jadilah sebuah alat yang aku harapakan untuk warga desa.
Pada saat mau melakukan percobaan salah satu mesin ada yang mengeluarkan asap. Maka
aku segera memperbaikinya. Setelah aku ganti dengan yang baru. Jadilah alat tersebut. Dan
percobaanpun segera dilakukan.
“ Lalu apa yang terjadi ....?”.
Mesin tersebut akhirnya selesai sudah. Harapan yang besar telah menanti. Para warga saat
aku perkenalkan sebuah alat tersebut. Mereka bersorak – sorai. Dengan gembira mereka
menyambut alat mesin tersebut. Dalam pemikiranku inilah karya dapat dirasakan oleh warga
desaku.
Dengan penemuan terbaru tentang alat bajak sederhana dalam penggunaan disawah dengan
sistem mesin sederhana. Telah berhasil membuat hasil pertanian didesa berkembang maju
bahkan telah mencapai titik tertinggi dalam hal ekonomi. Dan aku mendapatkan sebuah
penghargaan yang tidak tanggung dari pemerintah kota sebagai generasi bangsa yang mampu
membangun desa.
Karya : Hermawan