SlideShare a Scribd company logo
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Karena rahmat dan hidayahnya
sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan salawat semoga tetap
tercurahkan kepada nabi muhammad saw yang telah menuntun kita kea rah yang benar,
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Tapak Tilas Kehidupan Masa
Mosozaikum Di Blora Studi Kasus Gajah Purba. Termakasi kepada bapak/ibu guru yang
telah memberikan kesempatan untuk mengerjakaan karya tulis ilmiah ini dan ibu bapak
dirumah yang menfasilitasi dan memberikan doanya untuk melancarkan penulisan ini,
dan teman-teman sekalian yang membantu
Dalam Penyusunan Makalah ini mungkin terdapat banyak kesalahan, maka saran
dan kritikan dibutuhkan untuk bisa memperbaiki kesalahan dalam penulisan karya tulis
ini
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penyusun telah menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar. Tugas Makalah
ini merupakan salah satu tugas dibidang Mata Pelajaran Sejarah yang bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang “Sisa-sisa Masa Mesozoikum di Kabupaten Blora Studi
Kasus Fosil Gajah Purba” Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada
kita semua.
Dengan terselesaikannya tugas Makalah ini, maka penyusun berharap telah
memenuhi tugas dari Ibu guru dan mendapatkan nilai yang baik, serta bermanfaat bagi
teman-teman sekalian. Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR …………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………… 2
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 2
D. Definisi Operasional ………………………………………… 2
E. Manfaat Penelitian …………………………………………... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Fosil Gajah Purba…………………………………… 4
B. Gedung Gajah Purba ………………………………………… 9
BAB III PENUTUP ……………………………………………………… 12
A. Kesimpulan …………………………………………………… 12
B. Saran …………………………………………………………. 12
Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Blora merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Blora sebagai sebuah kota telah meninggalkan banyak situs yang
berserakan. Tiga warga Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa
Tengah, menemukan fosil gading dan patahan tulang iga gajah purba. Fosil lumayan
utuh yang masih tergeletak di kebun Mbah Sabinah (65) tersebut sempat ditawar
pemburu benda purba dan benda kuno Rp 5 juta. Warga Desa Medalem, Kecamatan
Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Slamet (kiri) dan Sarwo, menunjukkan
fosil gading gajah purba temuan tiga warga desa tersebut, Rabu (7/1) sore. Temuan
itu sempat ditawar pemburu fosil dan benda bersejarah Rp 5 juta. (Kompas/Albertus
Hendriyo Widi / Kompas Images) Maman, Agus, dan Ramijan menemukan fosil
tersebut pada akhir Desember 2008 saat mengambil pasir uruk untuk membuat jalan
kampung. Lokasi penemuan berada sekitar 100 meter dari Bengawan Solo dengan
kedalaman galian sekitar 20 sentimeter. Lokasi tersebut juga berada sekitar 15 meter
dari fosil gading gajah purba yang ditemukan seorang warga sekitar tahun 2000.
Semula mereka mengira fosil tersebut batu sehingga sempat merusak ujung gading
dengan cangkul. Kondisi tersebut mengakibatkan panjang gading yang semula 150
sentimeter berkurang menjadi 120 sentimeter. Tokoh masyarakat Dukuh Medalem,
Sarwo (44), Rabu (7/1) di Blora, mengatakan, warga tidak berani menyimpan fosil
tersebut ke tempat yang lebih aman. Mereka takut fosil tersebut rusak atau patah
ketika diangkat.”Sampai saat ini, kami hanya membiarkan fosil itu tetap di lokasi.
Agar tidak kepanasan, kami menutup fosil itu dengan daun pisang kering,” katanya.
Seniman ketoprak itu mengemukakan, fosil gading sempat ditawar pencari benda-
benda purba dan kuno dari luar Blora seharga Rp 5 juta. Semula ketiga penemu
bersedia menjual fosil tersebut. Namun, setelah pembeli tersebut datang dan tidak
berani mengangkat fosil karena takut bermasalah, para penemu pun berniat
v
menyerahkan temuan tersebut ke Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten
Blora.
Di Dukuh Medalem yang terletak di tepi Bengawan Solo tersebut kerap
ditemukan fosil-fosil binatang purba, seperti gading, tanduk, tempurung kura-kura,
dan tengkorak buaya. Sebagian kecil temuan tersebut berhasil diselamatkan,
sedangkan sebagian besar lagi rusak secara tidak sengaja atau dijual penemu.
”Penemu tengkorak buaya purba menjual fosil tersebut dengan harga Rp 300.000,
sedangkan fosil gading gajah ditukar dengan empat ekor kambing,” kata Sarwo.
Secara terpisah, Kepala Seksi Kesenian dan Nilai Budaya Kantor Pariwisata dan
Kebudayaan Kabupaten Blora Suntoyo mengatakan bahwa lokasi temuan merupakan
endapan Bengawan Solo purba. Daerah tersebut merupakan kawasan lindung cagar
budaya yang rencananya akan menjadi salah satu kawasan studi purba di Kabupaten
Blora.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diberikan rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Sejarah Fosil Gajah Purba?
2. Bagaimana Gajah Purba di Blora?
C. Tujuan Penelitian
 Agar kita mengetahui fosil-fosil pada zaman itu;
 Menambah pengalaman bagi penulis
D. Defenisi Operasional
1. Penemuan fosil gajah Blora
Fosil ini mempunyai arti yang sangat penting untuk dapat menjawab berbagai
permasalahan tentang keberadaan dan evolusi gajah di Indonesia. Bahkan
memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam studi evolusi, termasuk teka-
teki the missing link, interaksi antara manusia purba, Homo erectus dan fauna
serta berbagai aspek lingkungan secara keseluruhan.
2. Tim Melakukan Preparasi Fosil,
vi
Pembuatan model beberapa bagian yang hilang maupun yang tidak utuh berupa
humerus, femur, scapula, rusuk, gading. Pemodelan dalam rangka preparasi di sini
merupakan pembuatan bentukan bagian-bagian tulang yang banyak mengalami
kerusakan maupun hilang. Pemodelan itu dibuat dari bahan casting gipsum plaster
menjadi bentuk utuh seperti rangkaian gajah Waykambas sebagai pembanding
bentuk utuh dari tulang asli sesuai dengan bentuk aslinya.
3. Pewarnaan
Pewarnaan hasil pemodelan dengan casting gipsum dengan cat minyak.
Pewarnaan bagian fosil hasil pemodelan tersebut dilakukan dengan pewarnaan
yang dibedakan dengan warna fosil aslinya sehingga dapat dibedakan bentuk
tiruannya.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini sebagai dasar pengetahuan dalam prasejarah agar dapat
mengetahui, menentukan, dan mengembangkan pengetahuan mengenai peninggalan
benda bersejarah di Blora. Selain itu juga hasil penelitian ini akan memberikan
kontribusi akademik untuk memberikan pemahaman mengenai peninggalan benda
prasejarah di Blora
vii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Fosil Gajah Purba
Akhir Februari 2009, tebing sungai yang berada dua kilometer dari aliran
Bengawan Solo runtuh. Peristiwa di Dusun Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan
Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah itu menjadi tak biasa karena temuan di
balik tebing tersebut. Sisa-sisa gajah purba yang menyembul di balik tebing telah
mengungkap harta dunia paleontologi Indonesia. Inilah fosil vertebrata terlengkap
sepanjang sejarah penggalian fosil di Tanah Air.
Beberapa tahun belakangan, kawasan Blora memang terkenal sebagai surga
paleontologi. Tahun 2006, misalnya, warga setempat menemukan bagian dari tulang
leher gajah purba. Sejak itu, berbagai fosil hewan purba lain juga ditemukan. Untuk
dunia paleontologi Indonesia, penemuan fosil ini bisa disebut spektakuler. Sebab,
hampir seluruh bagian fosil dari satu individu gajah purba ditemukan lengkap dan
utuh.
Sayang, proses rekonstruksi masih menghadapi sejumlah kendala, seperti
keterbatasan tenaga ahli. Demikian juga keterbatasan dana untuk membeli bahan-
bahan utama rekonstruksi, yakni serat kaca, paraloid, dan aseton. Diperkirakan,
rekonstruksi lengkap fosil gajah purba ini membutuhkan waktu dua tahun. Lantas,
bagaimana caranya tim ahli menentukan umur sebuah fosil? Bagaimana pula cara
menyusun fosil hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam perkembangan
evolusi dan penyebarannya, paling tidak ada tiga jenis gajah yang mencapai dan hidup
berkembang di Kepulauan Nusantara. Van der Maarel (1932) dan Van den Bergh
(1999) menyebutkan ketiganya adalah Mastodon, Stegodon, dan Elephas. Hal ini bisa
diketahui dari temuan sisa kehidupan yang berupa fosil dalam endapan sedimen Plio-
Plestosen di berbagai tempat. Keluarga gajah yang berimigrasi paling awal ke Daratan
Sunda (Pulau Jawa) menurut Sondaar, (1984), de Vos ( 1985), dan Aziz (1998) ialah
Mastodon Sinomastodon bumiajuensis), yang tiba bersama kelompok fauna Satir
sekitar 1,5 juta tahun lalu atau bahkan mungkin lebih awal lagi.
Kemudian disusul Stegodon trigonocephalus yang datang bersama kelompok
fauna Ci Saat- Trinil HK sekitar 1,2 juta tahun lalu. Berikutnya datang Elephas
viii
hysudrindicus bersama kelompok fauna Kedungbrubus-Ngandong sekitar 800 ribu-
200 ribu tahun lalu. Yang terakhir datang adalah Elephas maximus bersama kelompok
fauna Punung-Wajak sekitar 125 ribu tahun lalu. Kini, gajah Sumatra (Elephas
maximus sumatraensis) merupakan satusatunya spesies gajah yang masih mampu
bertahan hidup, meskipun dalam tekanan ekologi yang sangat berat.
Tim riset vertebrata geologi tengah mengekskavasi fosil gajah Blora. Foto:
koleksi tim riset vertebrata Badan Geologi. Sejauh ini spesimen fosil gajah yang
ditemukan di Indonesia tidaklah lengkap, umumnya hanya berupa tengkorak, gading,
gigi-geligi (geraham) dan tulang–belulang bagian kerangka yang tidak utuh.
Sehingga menjadi kendala utama dalam rekonstruksi bentuknya. Hal ini berdampak
pula dalam mempelajari seluk beluk habitat dan hubungan kekerabatan (pylogenetic
relationship) antarspesies.
Di Indonesia, penemuan fosil gajah berkaitan dengan penelitian fosil vertebrata.
Misalnya, sejak pertengahan 1931, geologiwan dari Jawatan Geologi Hindia Belanda
C. ter Haar menemukan fosil vertebrata dalan endapan teras Bengawan Solo di Desa
Ngandong. Temuan ini diikuti ekskavasi antara 1931-1933. Oleh Von Koenigswald
(1934) dan Sondaar (1984), sebagian koleksi fosil vertebrata dari Ngandong
dijadikan sebagai unit fauna (Fauna Ngandong) dalam biostratigrafi fosil vertebrata
Jawa. Meskipun demikian masih banyak teka-teki seputar Fauna Ngandong ini yang
ix
menyangkut habitat, kepurbaan dan lingkungan hidupnya serta interaksinya dengan
Manusia Purba di daerah Ngandong.
Dalam rangka menjawab teka-teki seputar kehidupan Solo Man, Badan Geologi
menjalin kerja sama dengan dengan University of New England dan University of
Wollongong. Penjajakan kerja sama penelitian antara Pusat Survei Geologi, Badan
Geologi, dengan kedua universitas dari Australia itu dimulai dengan pembicaraan
awal antara Fachroel Aziz (Badan Geologi) dengan Mike Morwood (University of
New England) mengenai evolusi dan pola penyebaran “Manusia Purba” di Kawasan
Wallacea dan hubungannya dengan keberadaan awal hunian manusia di Australia.
Setelah itu, diskusi tersebut ditindaklanjuti dengan penelitian awal di daerah
Cekungan Soa, Flores, Nusa Tenggara Timur pada awal 1996 Berdasarkan hasil
penelitian ini, disusunlah kerangka proyek penelitian bersama bertajuk Archaeology
and palaeontology of the Ola Bula Formation, Central Flores, Indonesia (1998-2001)
dengan sponsor utama Australian Research Council (ARC). Setelah itu, kerja sama
ini dilanjutkan dengan proyek penelitian Astride the Wallace Line (2003-2006; 2007-
2009). Pada 6 April 2009, Badan Geologi yang diwakili Kepala Badan Geologi R.
Sukhyar menandatangani nota kesepahaman dengan University of Wollongong
untuk kerja sama penelitian antara 2009-2012. Daerah penelitian diperluas, hingga
mencakup Sulawesi (Cekungan Wallanae) dan Jawa (Teras Bengawan Solo).
Penelitian Teras Bengawan Solo, khususnya di daerah Blora dimulai sejak 2004.
Tahun 2006, ditemukan endapan teras Bengawan Solo yang tersingkap baik di bekas
galian pasir di Dusun Sunggun, Desa Mendalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten
Blora, Jawa Tengah, yang menunjukkan adanya fosil vertebrata. Selanjutnya dalam
penelitian Maret-Mei 2009, Tim Riset Vertebrata Badan Geologi yang dipimpin
Fachroel Aziz, melakukan penggalian uji (test pit) di lokasi fosil vertebrata di Dusun
Sunggun. Saat itu tim menemukan fosil gajah dalam endapan teras Bengawan Solo
(Teras Menden). Penemuannya diawali tersingkapnya gading gajah akibat
longsornya tebing bekas galian pasir pada 24 Maret 2009. Dua hari kemudian
tersingkap kembali geligi relatif utuh dan masih menempel pada rahang atas,
sehingga dapat dipastikan ada fosil tengkorak yang terpendam di lokasi tersebut.
Penggalian kemudian dilakukan sejak 28 Maret 2009 pada endapan teras sungai
setebal lebih dari 4 m tersebut, yang berjarak sekitar 2 km dari aliran Bengawan Solo.
x
Dalam dua tahap penggalian itu berhasil ditemukan dan diangkat 85% dari seluruh
fosil bagian tulang belulang seekor gajah purba. Rinciannya: Penggalian tahap I
berhasil mendapatkan tengkorak dengan rahang atas dan gigi yang masih utuh,
berikut bagian tulang seperti tulang belikat, tulang lengan, tulang hasta, tulang
pinggul, tulang paha, tulang kering, serta beberapa tulang rusuk dan ruas tulang
belakang; dan Penggalian tahap II, tim menemukan tulang rahang bawah lengkap
dengan giginya, tulang belikat, tulang pinggul, tulang paha, tulang kering, beberapa
tulang rusuk dan ruas tulang belakang.
Spesimen yang diekskavasi mengunakan alat baku seperti linggis, palu, sekop,
dan lain sebagainnya dan peralatan khusus (detal equipment dan air kid boring
dengan bantuan kompresor udara), itu kini sudah berhasil diangkat dan sedang dalam
taraf preparasi di Laboratorium Fosil Vertebrata, Museum Geologi. Bahkan sebagian
di antaranya pernah ditampilkan dalam pameran khusus (special exhibition) untuk
umum. Pameran ini digelar Pusat Survei Geologi selama Oktober Nopember 2009 di
Aula Museum Geologi, Bandung.
Sejak Juni 2010, Tim Vertebrata Badan Geologi mulai melakukan preparasi fosil
gajah dari Blora. Mula-mula, tim melakukan pencucian dan pembersihan semua
spesimen dan setiap spesimen harus diberi kode khusus. Setelah spesimen
dibersihkan, tim melakukan identifikasi, yang meliputi identifikasi anatomi, kondisi
spesimen (rusak atau utuh), pengukuran detail dan sebagainya. Bersamaan dengan
identifikasi, tim telah melakukan pencatatan data dan pengambilan foto spesimen
fosil. Data yang diperoleh disimpan dalam komputer (database tersendiri).
Antara 2011-2012, tim melakukan preparasi fosil, yaitu pembuatan model
beberapa bagian yang hilang maupun yang tidak utuh berupa humerus, femur,
scapula, rusuk, gading. Pemodelan dalam rangka preparasi di sini merupakan
pembuatan bentukan bagian-bagian tulang yang banyak mengalami kerusakan
maupun hilang. Pemodelan itu dibuat dari bahan casting gipsum plaster menjadi
bentuk utuh seperti rangkaian gajah Waykambas sebagai pembanding bentuk utuh
dari tulang asli sesuai dengan bentuk aslinya.
Selain itu, tim pun melakukan preparasi dengan pewarnaan awal. Pewarnaan
hasil pemodelan dengan casting gipsum dengan cat minyak. Pewarnaan bagian fosil
xi
hasil pemodelan tersebut dilakukan dengan pewarnaan yang dibedakan dengan warna
fosil aslinya sehingga dapat dibedakan bentuk tiruannya.
Memasuki tahun 2013, Tim Vertebrata Badan Geologi melakukan preparasi
akhir, pemodelan fosil rusak atau yang hilang, pewarnaan, preparasi tengkorak gajah,
pembuatan mold atau negatif cetak, dan pembuatan replika. Pemodelan fosil rusak
atau hilang tetap ada karena berdasarkan data fosil gajah Blora, dua buah ulna, tiga
buah tulang-tulang jari (metapodial/metatarsal), sebuah radius, dan beberapa tulang
rusuk belum ditemukan.
Apabila sudah selesai direkonstruksi, diperkirakan gajah ini mencapai tinggi
3,75 m yang berarti jauh lebih besar dibanding ukuran gajah Asia (Elephas maximus)
yang masih hidup pada saat ini. Berdasarkan struktur dan lempengan giginya, gajah
ini dapat dipastikan genus-nya adalah Elephas. Sedangkan spesiesnya diduga
termasuk jenis hysudrindicus, tetapi lebih primitif. Kepastian mengenai spesies dan
umur kepurbaan gajah ini masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut. Untuk
sementara, fosil gajah ini digolongkan ke dalam fauna Ngandong yang berumur
Plistosen Tengah – Akhir, yaitu sekitar 800.000-200.000 tahun yang lalu.
Penemuan fosil gajah Blora ini sungguh luar biasa. Fosil ini mempunyai arti yang
sangat penting untuk dapat menjawab berbagai permasalahan tentang keberadaan dan
evolusi gajah di Indonesia. Bahkan memberikan sumbangsih yang sangat besar
dalam studi evolusi, termasuk teka-teki the missing link, interaksi antara manusia
purba, Homo erectus dan fauna serta berbagai aspek lingkungan secara keseluruhan.
Bila rekonstruksinya selesai dikerjakan dan dijadikan materi peragaan permanen
di Museum Geologi, fosil ini bisa memberi pembelajaran pada anak didik dan
masyarakat umum guna mencintai ilmu pengetahuan, memupuk kesadaran dan
tanggung jawab untuk dapat melestarikan berbagai fenomena alam dan sumber daya
alam di Indonesia yang penting. Selain itu, tentu saja, temuan ini menunjukkan
potensi sumber daya alam daerah Blora yang jika dikelola dengan baik akan dapat
dikembangkan bagi berbagai aspek pembangunan daerah, misalnya wisata ilmiah.
xii
B. Gedung Gajah Purba
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui Dinas Perhubungan Pariwisata
Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora positif bakal memajang
dan memamerkan replika fosil gajah purba di gedung Sasana Bakti. Pernyataan
tersebut disampaikan Kepala DPPKKI Blora, H. Slamet Pamuji, SH.
M.Hum. ‘’Kami pastikan replika fosil gajah purba itu nanti dipajang di gedung
kompleks Sasana Bakti,’’ kata Slamet Pamuji, di ruang kerjanya, Rabu (28/05)
kemarin.Pamajangan replika fosil gajah purba di kompleks gedung Sasana Bakti
tersebut, menurut dia, bakal menjadi identitas dan kebanggaan tersendiri bagi warga
masyarakat Blora. Selain itu juga menarik perhatian warga untuk datang melihatnya.
Selain itu juga sebagai media pengkajian ilmu purbakala di Blora. Untuk
mengalokasikan pemajangan fosil gajah purba tersebut, hingga kini pihak Pemkab
Blora melalui DPPKKI sedang berbenah guna menyiapkan piranti serta anggaran
untuk keperluan tersebut. Sebab, menurut dia, butuh tenaga khusus untuk melakukan
perawatan pada replika fosil gajah purba itu. “Kami yakin, replika fosil gajah purba
ini akan menjadi kebanggaan sekaligus tontonan warga masyarakat, maka dari itu kita
butuh tenaga yang tidak hanya merawat, tetapi juga menjaga serta memberikan
penjelasan tentang fosil,” ujarnya. Disamping itu, kata dia, gedung Sasana Bakti
merupakan tempat yang representatif untuk melakukan pertemuan umum atau acara
xiii
yang bersifat keluarga, sehingga tidak akan sepi pengunjung. Rencana akan
dipajangnya replika fosil gajah purba di kompleks gedung Sasana Bakti Blora
mendapat dukungan dan tanggapan positif sejumlah kalangan pelajar dan warga Blora.
Mereka berharap pemajangan hasil ekskavasi (penggalian) di tahun 2009 di Dusun
Sunggun, Desa Mendalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora segera terealisasi.
Ulfa Kartika Handayani, siswi kelas XI SMKN 1 Blora, mengatakan jika pemajangan
replika fosil gajah purba itu segera terealisasi maka akan menambah wacana baru bagi
kalangan pelajar se usianya. “Ya tentu akan menambah wacana baru, dan itu akan
sangat menghebohkan. Sebab fosil itu ditemukan di Blora. Satu hal lagi akan menjadi
sumber inspirasi dan ilmu bagi karya multimedia, kami sangat mendukungnya,” kata
Ulfa didampingi sejumlah temannya.
Masih menurut siswi jurusan multi media SMKN 1 Blora itu, dengan dipajangnya
replika fosil gajah purba membuktikan bahwa di Blora pernah hidup dan ada
komunitas binatang gajah. Hal sebada juga diungkapkan oleh Rahma, salah soerang
siswi SMPN 1 Blora. Dia mengaku senang mendengar hasil temuan fosil gajah yang
akan dipajang replikanya di Blora. “Wah bakal seru, bisa menjadi sumber karya
ilmiah. Ini juga kebanggaan tersendiri bagi Blora, dan gak usah jauh-jauh pergi ke
Bandung,” katanya. Sementara itu Dwi Setyaningsih, SP salah seorang warga
Jepangrejo, Kecamatan Blora juga berharap pemajangan replika gajah purba segera
bisa direalisasikan. Menurutnya, dengan ditemukannya fosil gajah purba tersebut bisa
menjadi acuhan dalam mengkaji tanaman yang berkaitan dengan pertanian. Sebab,
komunitas binatang seperti gajah bisa bertahan hidup, salah satunya bergantung dari
tumbuhan yang ada di sekitarnya. “Itu jelas spektakuler, banyak pemahaman geologi
yang bisa didapatkan dari replika fosil gajah purba, terutama bagi saya, bisa dikaji
berkaitan dengan hal-hal tanaman pertanian, maka saya sangat mendukung,” kata Dwi
Setyanigsih yang juga salah seorang PPL Pertanian.
Kepala Bidang Kebudayaan, Suntoyo S.Kar, menjelaskan bahwa dari hasil kajian
tim museum geologi Bandung, selain spektakuler, pada umumnya, gajah Blora hampir
sama dengan gajah di Indonesia. Namun, gajah yang sudah berusia 250.000 tahun yang
lalu ini lebih tinggi empat hingga lima meter. Sementara berat gajah Blora ini
diperkirakan sekitar 6 sampai 8 ton. “Saat ini replikanya masih berada di museum
geologi Bandung, sebab pihak kami masih berbenah. Meski demikian replika tersebut
xiv
sudah diserahkan oleh museum geologi Banndung kepada Pemkab Blora,” ujarnya.
Dikatakan oleh Yoyok, museum geologi Bandung membuat dua replika fosil gajah
Blora, yang satu di simpan di museum dan yang satunya diserahkan kepada pemkab
Blora. Sebagaimana diwartakan, belum lama ini museum Geologi Bandung
meluncurkan penghuni baru yakni Fosil Gajah Purba Blora dengan nama ilmiah
Elephas Hysudrindicus. Fosil yang ditemukan di Dukuh Sunggun, Desa Medalem,
Kecamatan Kradenan, Blora pada bulan Maret 2009 itu dipajang di aula utama
museum. Peluncuran fosil gajah yang diperkirakan berusia 200.000 hingga 800.000
tahun itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-85 Museum
Geologi.
Selanjutnya, bersamaan dengan peluncuran tersebut, pihak Museum Geologi
menyerahkan replika fosil gajah purba ke Pemkab Blora. Replika tersebut diterima
Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika
(DPPKKI) Blora Slamet Pamuji dan dibawa ke Blora. “Tentu ada kebanggaan
tersendiri, manakala fosil yang ditemukan di Blora dipajang di museum bertaraf
internasional seperti Museum Geologi Bandung. Lebih membanggakan lagi fosil itu
dipajang di ruang utama,” tandasnya. Diketahui, Tim peneliti yang terdiri dari Fachroel
Aziz, Iwan Kurniawan, Dadang dan Gert Dirk van den Bergh menemukan fosil gajah
purba yang diperkirakan berusia sekitar 200.000 hingga 800.000 tahun tersebut.
Temuan Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung ini merupakan penemuan fosil
gajah purba terlengkap selama 100 tahun terakhir dan fosilnya pun relatif utuh. Badan
Geologi bersama Pemerintah Kabupaten Blora dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
sepakat menyatakan temuan ini sebagai asset nasional milik bangsa Indonesia.
xv
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gajah Purba terletak Di Dukuh Medalem yang terletak di tepi Bengawan Solo
Kabupaten Blora, di bawah administrasi pemerintah daerah Blora, Kecamatan
Kradenan kabupaten Blora oleh masyarakat setempat sebagai tempat fosil purbakala
atau bersejarah.
B. Saran
Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah SWT dan penulis yakin dalam laporan
yang sederhana ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan. Untuk itu
kecil tapak tangan nyiru penulis tadakan guna menerima kritik dan saran dari
pembaca yang bermaksud memperbaiki dan menyempurnakan isi makalah ini. Atas
perkenan dari pembaca, izinkan penulis mendahuluinya dengan menyampaikan
ucapan terima kasih, diiringi doa semoga kebaikan tersebut mendapat balasan pahala
dari Allah SWT. Aminnn..

More Related Content

What's hot

T. Reservoir migas
T. Reservoir migasT. Reservoir migas
T. Reservoir migas
Hendri Anur
 
Gaya gesek..............
Gaya gesek..............Gaya gesek..............
Gaya gesek..............wijayanie
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Mario Yuven
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
Universitas Negeri Padang
 
Energi Gelombang
Energi GelombangEnergi Gelombang
Energi Gelombang
Ryani Andryani
 
Resume metode geomagnet
Resume metode geomagnetResume metode geomagnet
Resume metode geomagnet
Muhammad Arief
 
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
4153240014
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Nita Mardiana
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
085753889956
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
Widya arsy
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Sylvester Saragih
 
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang ElektromagnetikRadiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Yusrizal Azmi
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
Jupiter Samosir
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
KLOTILDAJENIRITA
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstoneResume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
'Oke Aflatun'
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
KLOTILDAJENIRITA
 
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Abdul Ghofur
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
Rezki Amaliah
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
Ahmad Yansah
 

What's hot (20)

T. Reservoir migas
T. Reservoir migasT. Reservoir migas
T. Reservoir migas
 
Gaya gesek..............
Gaya gesek..............Gaya gesek..............
Gaya gesek..............
 
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...
 
Bab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristalBab 3-struktur-kristal
Bab 3-struktur-kristal
 
Energi Gelombang
Energi GelombangEnergi Gelombang
Energi Gelombang
 
Resume metode geomagnet
Resume metode geomagnetResume metode geomagnet
Resume metode geomagnet
 
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
212406118 paper-fisika-bumi-gelombang-seismik-dan-dalam-inti-bumi
 
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
Laporan praktikum hukum melde kelompok 1
 
batu Sekis
batu Sekisbatu Sekis
batu Sekis
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industriBahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
Bahan materi kuliah rekayasa bahan galian industri
 
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang ElektromagnetikRadiasi Gelombang Elektromagnetik
Radiasi Gelombang Elektromagnetik
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
 
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstoneResume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
Resume batu conglomerate, breksi, sandstone, dan mudstone
 
Percobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkarPercobaan gerak melingkar
Percobaan gerak melingkar
 
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
Perbedaan Mineral, Rock (Batuan), dan Ore (Bijih)
 
Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)Laporan fisika (bandul)
Laporan fisika (bandul)
 
Ppt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhanaPpt gerak harmonik sederhana
Ppt gerak harmonik sederhana
 

Similar to Penelitia Gajah purba

Makalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purbaMakalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purba
Septian Muna Barakati
 
kehidupan-manusia.ppt
kehidupan-manusia.pptkehidupan-manusia.ppt
kehidupan-manusia.ppt
indripatnisapitri
 
HASIL BUDAYA MASA PRAAKSARA
HASIL BUDAYA MASA PRAAKSARAHASIL BUDAYA MASA PRAAKSARA
HASIL BUDAYA MASA PRAAKSARA
Rayhan Ilham
 
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARAHASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARA
Rayhan Ilham
 
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARAHASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
Rayhan Ilham
 
Pengertian prasejarah dan peninggalannya
Pengertian prasejarah dan peninggalannyaPengertian prasejarah dan peninggalannya
Pengertian prasejarah dan peninggalannya
Arly Hidayat
 
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_
deden98
 
Pembabakan secara arkeologis
Pembabakan secara arkeologisPembabakan secara arkeologis
Pembabakan secara arkeologis
Dian Agustin
 
Kebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksaraKebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksara
Nur Anisah
 
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
Deli Maulana Jabet
 
Sejarah mesolithikum
Sejarah mesolithikumSejarah mesolithikum
Sejarah mesolithikumBagas Kara
 
Materi 1 pdf
Materi 1 pdfMateri 1 pdf
Materi 1 pdf
SPADAIndonesia
 
Zaman Mesolithikum
Zaman Mesolithikum Zaman Mesolithikum
Zaman Mesolithikum
Muhammad Agung
 
Dinamika budaya dan masyarakat
Dinamika budaya dan masyarakatDinamika budaya dan masyarakat
Dinamika budaya dan masyarakat
Liananda Indri Putri
 
laporan study budaya SITUS SANGIRAN
laporan study budaya SITUS SANGIRANlaporan study budaya SITUS SANGIRAN
laporan study budaya SITUS SANGIRAN
Danang Eko
 
SJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptx
SJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptxSJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptx
SJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptx
nurulhidayat267738
 
Presentation 2
Presentation 2Presentation 2
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islammasa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
Rifa Ramadhani
 
Mengenal Manusia Purba
Mengenal Manusia PurbaMengenal Manusia Purba
Mengenal Manusia Purba
Bertha Evania
 

Similar to Penelitia Gajah purba (20)

Makalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purbaMakalah sejarah manusia purba
Makalah sejarah manusia purba
 
kehidupan-manusia.ppt
kehidupan-manusia.pptkehidupan-manusia.ppt
kehidupan-manusia.ppt
 
HASIL BUDAYA MASA PRAAKSARA
HASIL BUDAYA MASA PRAAKSARAHASIL BUDAYA MASA PRAAKSARA
HASIL BUDAYA MASA PRAAKSARA
 
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARAHASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA-AKSARA
 
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARAHASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
HASIL BUDAYA PADA MASA PRA AKSARA
 
Benda
BendaBenda
Benda
 
Pengertian prasejarah dan peninggalannya
Pengertian prasejarah dan peninggalannyaPengertian prasejarah dan peninggalannya
Pengertian prasejarah dan peninggalannya
 
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_
Periodisasi jaman prasejarah smt2 2.11,2.1.2_
 
Pembabakan secara arkeologis
Pembabakan secara arkeologisPembabakan secara arkeologis
Pembabakan secara arkeologis
 
Kebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksaraKebudayaan zaman pra-aksara
Kebudayaan zaman pra-aksara
 
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
ALAT YANG DIGUNAKAN PADA ZAMAN BATU DAN ZAMAN LOGAM Kliping Oleh Nanda Elfira...
 
Sejarah mesolithikum
Sejarah mesolithikumSejarah mesolithikum
Sejarah mesolithikum
 
Materi 1 pdf
Materi 1 pdfMateri 1 pdf
Materi 1 pdf
 
Zaman Mesolithikum
Zaman Mesolithikum Zaman Mesolithikum
Zaman Mesolithikum
 
Dinamika budaya dan masyarakat
Dinamika budaya dan masyarakatDinamika budaya dan masyarakat
Dinamika budaya dan masyarakat
 
laporan study budaya SITUS SANGIRAN
laporan study budaya SITUS SANGIRANlaporan study budaya SITUS SANGIRAN
laporan study budaya SITUS SANGIRAN
 
SJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptx
SJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptxSJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptx
SJP 10 PART 2 HASIL KEBUDAYAAN MANUSIA PURBA.pptx
 
Presentation 2
Presentation 2Presentation 2
Presentation 2
 
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islammasa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
masa praaksara,masa hindu-buddha&masa islam
 
Mengenal Manusia Purba
Mengenal Manusia PurbaMengenal Manusia Purba
Mengenal Manusia Purba
 

Recently uploaded

MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptxMATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
NindiBeautyandHealth
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
ssuseraf5f2e
 
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdfLAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
kompdua2
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
walidumar
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
SriWahyuni58535
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
DenysErlanders
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
DaraAOi
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docxPerangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
cecepmustofa29
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
SriWahyuni58535
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
AdeSutisna19
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
sucibrooks86
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
johan199969
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Habibatut Tijani
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
ShintaKurniawatiSs
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
BAHTIARMUHAMAD
 

Recently uploaded (20)

MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptxMATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
 
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdfLAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
LAPORAN GUrU PIKET laporan piket lap.pdf
 
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian PembelajaranIntegrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
Integrasi Isu Prioritas dalam Capaian Pembelajaran
 
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdfKONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.1 SRI WAHYUNI.pdf
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfAksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdf
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 1 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka
 
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docxPerangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
Perangkat Pembelajaran Basa Sunda Basa Sunda SD MI Kelas 2.docx
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
 
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan - Peduli Sampah Selamatkan Generasi - F...
 
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa IndonesiaPengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
Pengenalan Morfologi & Tata Bahasa Indonesia
 
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan marthaKoneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
Koneksi Antar Materi modul 2.1.pptx Johan martha
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptxBab 7Korupsi sebagai persoalan moral  .pptx
Bab 7Korupsi sebagai persoalan moral .pptx
 
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdfModul Projek  - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
Modul Projek - Yuk Makan Ketupat (Kearifan Lokal) Fase C - Fase C.pdf
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
 

Penelitia Gajah purba

  • 1. i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Karena rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan salawat semoga tetap tercurahkan kepada nabi muhammad saw yang telah menuntun kita kea rah yang benar, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Tapak Tilas Kehidupan Masa Mosozaikum Di Blora Studi Kasus Gajah Purba. Termakasi kepada bapak/ibu guru yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakaan karya tulis ilmiah ini dan ibu bapak dirumah yang menfasilitasi dan memberikan doanya untuk melancarkan penulisan ini, dan teman-teman sekalian yang membantu Dalam Penyusunan Makalah ini mungkin terdapat banyak kesalahan, maka saran dan kritikan dibutuhkan untuk bisa memperbaiki kesalahan dalam penulisan karya tulis ini
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun telah menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar. Tugas Makalah ini merupakan salah satu tugas dibidang Mata Pelajaran Sejarah yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang “Sisa-sisa Masa Mesozoikum di Kabupaten Blora Studi Kasus Fosil Gajah Purba” Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Dengan terselesaikannya tugas Makalah ini, maka penyusun berharap telah memenuhi tugas dari Ibu guru dan mendapatkan nilai yang baik, serta bermanfaat bagi teman-teman sekalian. Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR …………………………………………………… i DAFTAR ISI ……………………………………………………………. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………. 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………… 2 C. Tujuan Penelitian ……………………………………………. 2 D. Definisi Operasional ………………………………………… 2 E. Manfaat Penelitian …………………………………………... 3 BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Fosil Gajah Purba…………………………………… 4 B. Gedung Gajah Purba ………………………………………… 9 BAB III PENUTUP ……………………………………………………… 12 A. Kesimpulan …………………………………………………… 12 B. Saran …………………………………………………………. 12 Daftar Pustaka ……………………………………………………………. 13
  • 4. iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Blora merupakan sebuah kabupaten yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora sebagai sebuah kota telah meninggalkan banyak situs yang berserakan. Tiga warga Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, menemukan fosil gading dan patahan tulang iga gajah purba. Fosil lumayan utuh yang masih tergeletak di kebun Mbah Sabinah (65) tersebut sempat ditawar pemburu benda purba dan benda kuno Rp 5 juta. Warga Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Slamet (kiri) dan Sarwo, menunjukkan fosil gading gajah purba temuan tiga warga desa tersebut, Rabu (7/1) sore. Temuan itu sempat ditawar pemburu fosil dan benda bersejarah Rp 5 juta. (Kompas/Albertus Hendriyo Widi / Kompas Images) Maman, Agus, dan Ramijan menemukan fosil tersebut pada akhir Desember 2008 saat mengambil pasir uruk untuk membuat jalan kampung. Lokasi penemuan berada sekitar 100 meter dari Bengawan Solo dengan kedalaman galian sekitar 20 sentimeter. Lokasi tersebut juga berada sekitar 15 meter dari fosil gading gajah purba yang ditemukan seorang warga sekitar tahun 2000. Semula mereka mengira fosil tersebut batu sehingga sempat merusak ujung gading dengan cangkul. Kondisi tersebut mengakibatkan panjang gading yang semula 150 sentimeter berkurang menjadi 120 sentimeter. Tokoh masyarakat Dukuh Medalem, Sarwo (44), Rabu (7/1) di Blora, mengatakan, warga tidak berani menyimpan fosil tersebut ke tempat yang lebih aman. Mereka takut fosil tersebut rusak atau patah ketika diangkat.”Sampai saat ini, kami hanya membiarkan fosil itu tetap di lokasi. Agar tidak kepanasan, kami menutup fosil itu dengan daun pisang kering,” katanya. Seniman ketoprak itu mengemukakan, fosil gading sempat ditawar pencari benda- benda purba dan kuno dari luar Blora seharga Rp 5 juta. Semula ketiga penemu bersedia menjual fosil tersebut. Namun, setelah pembeli tersebut datang dan tidak berani mengangkat fosil karena takut bermasalah, para penemu pun berniat
  • 5. v menyerahkan temuan tersebut ke Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blora. Di Dukuh Medalem yang terletak di tepi Bengawan Solo tersebut kerap ditemukan fosil-fosil binatang purba, seperti gading, tanduk, tempurung kura-kura, dan tengkorak buaya. Sebagian kecil temuan tersebut berhasil diselamatkan, sedangkan sebagian besar lagi rusak secara tidak sengaja atau dijual penemu. ”Penemu tengkorak buaya purba menjual fosil tersebut dengan harga Rp 300.000, sedangkan fosil gading gajah ditukar dengan empat ekor kambing,” kata Sarwo. Secara terpisah, Kepala Seksi Kesenian dan Nilai Budaya Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blora Suntoyo mengatakan bahwa lokasi temuan merupakan endapan Bengawan Solo purba. Daerah tersebut merupakan kawasan lindung cagar budaya yang rencananya akan menjadi salah satu kawasan studi purba di Kabupaten Blora. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diberikan rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana Sejarah Fosil Gajah Purba? 2. Bagaimana Gajah Purba di Blora? C. Tujuan Penelitian  Agar kita mengetahui fosil-fosil pada zaman itu;  Menambah pengalaman bagi penulis D. Defenisi Operasional 1. Penemuan fosil gajah Blora Fosil ini mempunyai arti yang sangat penting untuk dapat menjawab berbagai permasalahan tentang keberadaan dan evolusi gajah di Indonesia. Bahkan memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam studi evolusi, termasuk teka- teki the missing link, interaksi antara manusia purba, Homo erectus dan fauna serta berbagai aspek lingkungan secara keseluruhan. 2. Tim Melakukan Preparasi Fosil,
  • 6. vi Pembuatan model beberapa bagian yang hilang maupun yang tidak utuh berupa humerus, femur, scapula, rusuk, gading. Pemodelan dalam rangka preparasi di sini merupakan pembuatan bentukan bagian-bagian tulang yang banyak mengalami kerusakan maupun hilang. Pemodelan itu dibuat dari bahan casting gipsum plaster menjadi bentuk utuh seperti rangkaian gajah Waykambas sebagai pembanding bentuk utuh dari tulang asli sesuai dengan bentuk aslinya. 3. Pewarnaan Pewarnaan hasil pemodelan dengan casting gipsum dengan cat minyak. Pewarnaan bagian fosil hasil pemodelan tersebut dilakukan dengan pewarnaan yang dibedakan dengan warna fosil aslinya sehingga dapat dibedakan bentuk tiruannya. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini sebagai dasar pengetahuan dalam prasejarah agar dapat mengetahui, menentukan, dan mengembangkan pengetahuan mengenai peninggalan benda bersejarah di Blora. Selain itu juga hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi akademik untuk memberikan pemahaman mengenai peninggalan benda prasejarah di Blora
  • 7. vii BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Fosil Gajah Purba Akhir Februari 2009, tebing sungai yang berada dua kilometer dari aliran Bengawan Solo runtuh. Peristiwa di Dusun Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah itu menjadi tak biasa karena temuan di balik tebing tersebut. Sisa-sisa gajah purba yang menyembul di balik tebing telah mengungkap harta dunia paleontologi Indonesia. Inilah fosil vertebrata terlengkap sepanjang sejarah penggalian fosil di Tanah Air. Beberapa tahun belakangan, kawasan Blora memang terkenal sebagai surga paleontologi. Tahun 2006, misalnya, warga setempat menemukan bagian dari tulang leher gajah purba. Sejak itu, berbagai fosil hewan purba lain juga ditemukan. Untuk dunia paleontologi Indonesia, penemuan fosil ini bisa disebut spektakuler. Sebab, hampir seluruh bagian fosil dari satu individu gajah purba ditemukan lengkap dan utuh. Sayang, proses rekonstruksi masih menghadapi sejumlah kendala, seperti keterbatasan tenaga ahli. Demikian juga keterbatasan dana untuk membeli bahan- bahan utama rekonstruksi, yakni serat kaca, paraloid, dan aseton. Diperkirakan, rekonstruksi lengkap fosil gajah purba ini membutuhkan waktu dua tahun. Lantas, bagaimana caranya tim ahli menentukan umur sebuah fosil? Bagaimana pula cara menyusun fosil hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam perkembangan evolusi dan penyebarannya, paling tidak ada tiga jenis gajah yang mencapai dan hidup berkembang di Kepulauan Nusantara. Van der Maarel (1932) dan Van den Bergh (1999) menyebutkan ketiganya adalah Mastodon, Stegodon, dan Elephas. Hal ini bisa diketahui dari temuan sisa kehidupan yang berupa fosil dalam endapan sedimen Plio- Plestosen di berbagai tempat. Keluarga gajah yang berimigrasi paling awal ke Daratan Sunda (Pulau Jawa) menurut Sondaar, (1984), de Vos ( 1985), dan Aziz (1998) ialah Mastodon Sinomastodon bumiajuensis), yang tiba bersama kelompok fauna Satir sekitar 1,5 juta tahun lalu atau bahkan mungkin lebih awal lagi. Kemudian disusul Stegodon trigonocephalus yang datang bersama kelompok fauna Ci Saat- Trinil HK sekitar 1,2 juta tahun lalu. Berikutnya datang Elephas
  • 8. viii hysudrindicus bersama kelompok fauna Kedungbrubus-Ngandong sekitar 800 ribu- 200 ribu tahun lalu. Yang terakhir datang adalah Elephas maximus bersama kelompok fauna Punung-Wajak sekitar 125 ribu tahun lalu. Kini, gajah Sumatra (Elephas maximus sumatraensis) merupakan satusatunya spesies gajah yang masih mampu bertahan hidup, meskipun dalam tekanan ekologi yang sangat berat. Tim riset vertebrata geologi tengah mengekskavasi fosil gajah Blora. Foto: koleksi tim riset vertebrata Badan Geologi. Sejauh ini spesimen fosil gajah yang ditemukan di Indonesia tidaklah lengkap, umumnya hanya berupa tengkorak, gading, gigi-geligi (geraham) dan tulang–belulang bagian kerangka yang tidak utuh. Sehingga menjadi kendala utama dalam rekonstruksi bentuknya. Hal ini berdampak pula dalam mempelajari seluk beluk habitat dan hubungan kekerabatan (pylogenetic relationship) antarspesies. Di Indonesia, penemuan fosil gajah berkaitan dengan penelitian fosil vertebrata. Misalnya, sejak pertengahan 1931, geologiwan dari Jawatan Geologi Hindia Belanda C. ter Haar menemukan fosil vertebrata dalan endapan teras Bengawan Solo di Desa Ngandong. Temuan ini diikuti ekskavasi antara 1931-1933. Oleh Von Koenigswald (1934) dan Sondaar (1984), sebagian koleksi fosil vertebrata dari Ngandong dijadikan sebagai unit fauna (Fauna Ngandong) dalam biostratigrafi fosil vertebrata Jawa. Meskipun demikian masih banyak teka-teki seputar Fauna Ngandong ini yang
  • 9. ix menyangkut habitat, kepurbaan dan lingkungan hidupnya serta interaksinya dengan Manusia Purba di daerah Ngandong. Dalam rangka menjawab teka-teki seputar kehidupan Solo Man, Badan Geologi menjalin kerja sama dengan dengan University of New England dan University of Wollongong. Penjajakan kerja sama penelitian antara Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, dengan kedua universitas dari Australia itu dimulai dengan pembicaraan awal antara Fachroel Aziz (Badan Geologi) dengan Mike Morwood (University of New England) mengenai evolusi dan pola penyebaran “Manusia Purba” di Kawasan Wallacea dan hubungannya dengan keberadaan awal hunian manusia di Australia. Setelah itu, diskusi tersebut ditindaklanjuti dengan penelitian awal di daerah Cekungan Soa, Flores, Nusa Tenggara Timur pada awal 1996 Berdasarkan hasil penelitian ini, disusunlah kerangka proyek penelitian bersama bertajuk Archaeology and palaeontology of the Ola Bula Formation, Central Flores, Indonesia (1998-2001) dengan sponsor utama Australian Research Council (ARC). Setelah itu, kerja sama ini dilanjutkan dengan proyek penelitian Astride the Wallace Line (2003-2006; 2007- 2009). Pada 6 April 2009, Badan Geologi yang diwakili Kepala Badan Geologi R. Sukhyar menandatangani nota kesepahaman dengan University of Wollongong untuk kerja sama penelitian antara 2009-2012. Daerah penelitian diperluas, hingga mencakup Sulawesi (Cekungan Wallanae) dan Jawa (Teras Bengawan Solo). Penelitian Teras Bengawan Solo, khususnya di daerah Blora dimulai sejak 2004. Tahun 2006, ditemukan endapan teras Bengawan Solo yang tersingkap baik di bekas galian pasir di Dusun Sunggun, Desa Mendalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang menunjukkan adanya fosil vertebrata. Selanjutnya dalam penelitian Maret-Mei 2009, Tim Riset Vertebrata Badan Geologi yang dipimpin Fachroel Aziz, melakukan penggalian uji (test pit) di lokasi fosil vertebrata di Dusun Sunggun. Saat itu tim menemukan fosil gajah dalam endapan teras Bengawan Solo (Teras Menden). Penemuannya diawali tersingkapnya gading gajah akibat longsornya tebing bekas galian pasir pada 24 Maret 2009. Dua hari kemudian tersingkap kembali geligi relatif utuh dan masih menempel pada rahang atas, sehingga dapat dipastikan ada fosil tengkorak yang terpendam di lokasi tersebut. Penggalian kemudian dilakukan sejak 28 Maret 2009 pada endapan teras sungai setebal lebih dari 4 m tersebut, yang berjarak sekitar 2 km dari aliran Bengawan Solo.
  • 10. x Dalam dua tahap penggalian itu berhasil ditemukan dan diangkat 85% dari seluruh fosil bagian tulang belulang seekor gajah purba. Rinciannya: Penggalian tahap I berhasil mendapatkan tengkorak dengan rahang atas dan gigi yang masih utuh, berikut bagian tulang seperti tulang belikat, tulang lengan, tulang hasta, tulang pinggul, tulang paha, tulang kering, serta beberapa tulang rusuk dan ruas tulang belakang; dan Penggalian tahap II, tim menemukan tulang rahang bawah lengkap dengan giginya, tulang belikat, tulang pinggul, tulang paha, tulang kering, beberapa tulang rusuk dan ruas tulang belakang. Spesimen yang diekskavasi mengunakan alat baku seperti linggis, palu, sekop, dan lain sebagainnya dan peralatan khusus (detal equipment dan air kid boring dengan bantuan kompresor udara), itu kini sudah berhasil diangkat dan sedang dalam taraf preparasi di Laboratorium Fosil Vertebrata, Museum Geologi. Bahkan sebagian di antaranya pernah ditampilkan dalam pameran khusus (special exhibition) untuk umum. Pameran ini digelar Pusat Survei Geologi selama Oktober Nopember 2009 di Aula Museum Geologi, Bandung. Sejak Juni 2010, Tim Vertebrata Badan Geologi mulai melakukan preparasi fosil gajah dari Blora. Mula-mula, tim melakukan pencucian dan pembersihan semua spesimen dan setiap spesimen harus diberi kode khusus. Setelah spesimen dibersihkan, tim melakukan identifikasi, yang meliputi identifikasi anatomi, kondisi spesimen (rusak atau utuh), pengukuran detail dan sebagainya. Bersamaan dengan identifikasi, tim telah melakukan pencatatan data dan pengambilan foto spesimen fosil. Data yang diperoleh disimpan dalam komputer (database tersendiri). Antara 2011-2012, tim melakukan preparasi fosil, yaitu pembuatan model beberapa bagian yang hilang maupun yang tidak utuh berupa humerus, femur, scapula, rusuk, gading. Pemodelan dalam rangka preparasi di sini merupakan pembuatan bentukan bagian-bagian tulang yang banyak mengalami kerusakan maupun hilang. Pemodelan itu dibuat dari bahan casting gipsum plaster menjadi bentuk utuh seperti rangkaian gajah Waykambas sebagai pembanding bentuk utuh dari tulang asli sesuai dengan bentuk aslinya. Selain itu, tim pun melakukan preparasi dengan pewarnaan awal. Pewarnaan hasil pemodelan dengan casting gipsum dengan cat minyak. Pewarnaan bagian fosil
  • 11. xi hasil pemodelan tersebut dilakukan dengan pewarnaan yang dibedakan dengan warna fosil aslinya sehingga dapat dibedakan bentuk tiruannya. Memasuki tahun 2013, Tim Vertebrata Badan Geologi melakukan preparasi akhir, pemodelan fosil rusak atau yang hilang, pewarnaan, preparasi tengkorak gajah, pembuatan mold atau negatif cetak, dan pembuatan replika. Pemodelan fosil rusak atau hilang tetap ada karena berdasarkan data fosil gajah Blora, dua buah ulna, tiga buah tulang-tulang jari (metapodial/metatarsal), sebuah radius, dan beberapa tulang rusuk belum ditemukan. Apabila sudah selesai direkonstruksi, diperkirakan gajah ini mencapai tinggi 3,75 m yang berarti jauh lebih besar dibanding ukuran gajah Asia (Elephas maximus) yang masih hidup pada saat ini. Berdasarkan struktur dan lempengan giginya, gajah ini dapat dipastikan genus-nya adalah Elephas. Sedangkan spesiesnya diduga termasuk jenis hysudrindicus, tetapi lebih primitif. Kepastian mengenai spesies dan umur kepurbaan gajah ini masih menunggu hasil penelitian lebih lanjut. Untuk sementara, fosil gajah ini digolongkan ke dalam fauna Ngandong yang berumur Plistosen Tengah – Akhir, yaitu sekitar 800.000-200.000 tahun yang lalu. Penemuan fosil gajah Blora ini sungguh luar biasa. Fosil ini mempunyai arti yang sangat penting untuk dapat menjawab berbagai permasalahan tentang keberadaan dan evolusi gajah di Indonesia. Bahkan memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam studi evolusi, termasuk teka-teki the missing link, interaksi antara manusia purba, Homo erectus dan fauna serta berbagai aspek lingkungan secara keseluruhan. Bila rekonstruksinya selesai dikerjakan dan dijadikan materi peragaan permanen di Museum Geologi, fosil ini bisa memberi pembelajaran pada anak didik dan masyarakat umum guna mencintai ilmu pengetahuan, memupuk kesadaran dan tanggung jawab untuk dapat melestarikan berbagai fenomena alam dan sumber daya alam di Indonesia yang penting. Selain itu, tentu saja, temuan ini menunjukkan potensi sumber daya alam daerah Blora yang jika dikelola dengan baik akan dapat dikembangkan bagi berbagai aspek pembangunan daerah, misalnya wisata ilmiah.
  • 12. xii B. Gedung Gajah Purba Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora melalui Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora positif bakal memajang dan memamerkan replika fosil gajah purba di gedung Sasana Bakti. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala DPPKKI Blora, H. Slamet Pamuji, SH. M.Hum. ‘’Kami pastikan replika fosil gajah purba itu nanti dipajang di gedung kompleks Sasana Bakti,’’ kata Slamet Pamuji, di ruang kerjanya, Rabu (28/05) kemarin.Pamajangan replika fosil gajah purba di kompleks gedung Sasana Bakti tersebut, menurut dia, bakal menjadi identitas dan kebanggaan tersendiri bagi warga masyarakat Blora. Selain itu juga menarik perhatian warga untuk datang melihatnya. Selain itu juga sebagai media pengkajian ilmu purbakala di Blora. Untuk mengalokasikan pemajangan fosil gajah purba tersebut, hingga kini pihak Pemkab Blora melalui DPPKKI sedang berbenah guna menyiapkan piranti serta anggaran untuk keperluan tersebut. Sebab, menurut dia, butuh tenaga khusus untuk melakukan perawatan pada replika fosil gajah purba itu. “Kami yakin, replika fosil gajah purba ini akan menjadi kebanggaan sekaligus tontonan warga masyarakat, maka dari itu kita butuh tenaga yang tidak hanya merawat, tetapi juga menjaga serta memberikan penjelasan tentang fosil,” ujarnya. Disamping itu, kata dia, gedung Sasana Bakti merupakan tempat yang representatif untuk melakukan pertemuan umum atau acara
  • 13. xiii yang bersifat keluarga, sehingga tidak akan sepi pengunjung. Rencana akan dipajangnya replika fosil gajah purba di kompleks gedung Sasana Bakti Blora mendapat dukungan dan tanggapan positif sejumlah kalangan pelajar dan warga Blora. Mereka berharap pemajangan hasil ekskavasi (penggalian) di tahun 2009 di Dusun Sunggun, Desa Mendalem, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora segera terealisasi. Ulfa Kartika Handayani, siswi kelas XI SMKN 1 Blora, mengatakan jika pemajangan replika fosil gajah purba itu segera terealisasi maka akan menambah wacana baru bagi kalangan pelajar se usianya. “Ya tentu akan menambah wacana baru, dan itu akan sangat menghebohkan. Sebab fosil itu ditemukan di Blora. Satu hal lagi akan menjadi sumber inspirasi dan ilmu bagi karya multimedia, kami sangat mendukungnya,” kata Ulfa didampingi sejumlah temannya. Masih menurut siswi jurusan multi media SMKN 1 Blora itu, dengan dipajangnya replika fosil gajah purba membuktikan bahwa di Blora pernah hidup dan ada komunitas binatang gajah. Hal sebada juga diungkapkan oleh Rahma, salah soerang siswi SMPN 1 Blora. Dia mengaku senang mendengar hasil temuan fosil gajah yang akan dipajang replikanya di Blora. “Wah bakal seru, bisa menjadi sumber karya ilmiah. Ini juga kebanggaan tersendiri bagi Blora, dan gak usah jauh-jauh pergi ke Bandung,” katanya. Sementara itu Dwi Setyaningsih, SP salah seorang warga Jepangrejo, Kecamatan Blora juga berharap pemajangan replika gajah purba segera bisa direalisasikan. Menurutnya, dengan ditemukannya fosil gajah purba tersebut bisa menjadi acuhan dalam mengkaji tanaman yang berkaitan dengan pertanian. Sebab, komunitas binatang seperti gajah bisa bertahan hidup, salah satunya bergantung dari tumbuhan yang ada di sekitarnya. “Itu jelas spektakuler, banyak pemahaman geologi yang bisa didapatkan dari replika fosil gajah purba, terutama bagi saya, bisa dikaji berkaitan dengan hal-hal tanaman pertanian, maka saya sangat mendukung,” kata Dwi Setyanigsih yang juga salah seorang PPL Pertanian. Kepala Bidang Kebudayaan, Suntoyo S.Kar, menjelaskan bahwa dari hasil kajian tim museum geologi Bandung, selain spektakuler, pada umumnya, gajah Blora hampir sama dengan gajah di Indonesia. Namun, gajah yang sudah berusia 250.000 tahun yang lalu ini lebih tinggi empat hingga lima meter. Sementara berat gajah Blora ini diperkirakan sekitar 6 sampai 8 ton. “Saat ini replikanya masih berada di museum geologi Bandung, sebab pihak kami masih berbenah. Meski demikian replika tersebut
  • 14. xiv sudah diserahkan oleh museum geologi Banndung kepada Pemkab Blora,” ujarnya. Dikatakan oleh Yoyok, museum geologi Bandung membuat dua replika fosil gajah Blora, yang satu di simpan di museum dan yang satunya diserahkan kepada pemkab Blora. Sebagaimana diwartakan, belum lama ini museum Geologi Bandung meluncurkan penghuni baru yakni Fosil Gajah Purba Blora dengan nama ilmiah Elephas Hysudrindicus. Fosil yang ditemukan di Dukuh Sunggun, Desa Medalem, Kecamatan Kradenan, Blora pada bulan Maret 2009 itu dipajang di aula utama museum. Peluncuran fosil gajah yang diperkirakan berusia 200.000 hingga 800.000 tahun itu dilakukan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-85 Museum Geologi. Selanjutnya, bersamaan dengan peluncuran tersebut, pihak Museum Geologi menyerahkan replika fosil gajah purba ke Pemkab Blora. Replika tersebut diterima Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Blora Slamet Pamuji dan dibawa ke Blora. “Tentu ada kebanggaan tersendiri, manakala fosil yang ditemukan di Blora dipajang di museum bertaraf internasional seperti Museum Geologi Bandung. Lebih membanggakan lagi fosil itu dipajang di ruang utama,” tandasnya. Diketahui, Tim peneliti yang terdiri dari Fachroel Aziz, Iwan Kurniawan, Dadang dan Gert Dirk van den Bergh menemukan fosil gajah purba yang diperkirakan berusia sekitar 200.000 hingga 800.000 tahun tersebut. Temuan Tim Vertebrata Museum Geologi Bandung ini merupakan penemuan fosil gajah purba terlengkap selama 100 tahun terakhir dan fosilnya pun relatif utuh. Badan Geologi bersama Pemerintah Kabupaten Blora dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sepakat menyatakan temuan ini sebagai asset nasional milik bangsa Indonesia.
  • 15. xv BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Gajah Purba terletak Di Dukuh Medalem yang terletak di tepi Bengawan Solo Kabupaten Blora, di bawah administrasi pemerintah daerah Blora, Kecamatan Kradenan kabupaten Blora oleh masyarakat setempat sebagai tempat fosil purbakala atau bersejarah. B. Saran Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah SWT dan penulis yakin dalam laporan yang sederhana ini masih terdapat berbagai kekurangan dan kelemahan. Untuk itu kecil tapak tangan nyiru penulis tadakan guna menerima kritik dan saran dari pembaca yang bermaksud memperbaiki dan menyempurnakan isi makalah ini. Atas perkenan dari pembaca, izinkan penulis mendahuluinya dengan menyampaikan ucapan terima kasih, diiringi doa semoga kebaikan tersebut mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Aminnn..