Budaya keselamatan adalah upaya memaksimalkan keselamatan dengan mengintegrasikan aspek-aspek budaya seperti nilai dan sikap ke dalam program keselamatan. Pemahaman budaya keselamatan penting untuk meningkatkan kinerja keselamatan secara berkelanjutan dan mengatasi titik jenuh. Kompetensi mengintegrasikan aspek budaya dan keselamatan diperlukan, sementara kepemimpinan juga berperan penting dalam
Presentasi Mengenai Budaya SATRIYA di Lingkup Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Konten berisi penerapan di SKPD DIY, Praktek dan Fakta di lapangan yang ditemukan.
Teknik Supervisi adalah suatu teknik atau metoda pengetahuan yang diperlukan oleh seorang supervisor untuk melaksanakan tugasnya, yaitu mengawasi, mengatur dan membina orang untuk mencapai tujuan atau target perusahaan yang telah ditetapkan. Pengertian supervisor itu sendiri adalah manajer yang mempunyai bawahan yang bukan manajer. Di industri supervisor disebut juga sebagai pengawas, kepala bagian, penyelia, section head, dan lain-lain.
Presentasi Mengenai Budaya SATRIYA di Lingkup Pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Konten berisi penerapan di SKPD DIY, Praktek dan Fakta di lapangan yang ditemukan.
Teknik Supervisi adalah suatu teknik atau metoda pengetahuan yang diperlukan oleh seorang supervisor untuk melaksanakan tugasnya, yaitu mengawasi, mengatur dan membina orang untuk mencapai tujuan atau target perusahaan yang telah ditetapkan. Pengertian supervisor itu sendiri adalah manajer yang mempunyai bawahan yang bukan manajer. Di industri supervisor disebut juga sebagai pengawas, kepala bagian, penyelia, section head, dan lain-lain.
2. Chandra Satrya, 2013
Definisi
Budaya Keselamatan terdiri dari dua kata.
1. Budaya
Secara singkat budaya adalah asumsi, keyakinan, nilai-
nilai, norma, sikap, perilaku yang dimiliki bersama oleh suatu kelompok.
2. Keselamatan
Keselamatan adalah hal-hal yang berkaitan dengan upaya memperkecil
kerugian (kecelakaan) dengan cara mengendalikan hazard dan risiko baik
yang bersifat fisikal, sistem (manajemen).
Hal diatas dapat difahami, inti yang dituju adalah
keselamatan itu sendiri, dan berbudaya dimaksukan untuk
memaksimalkan upaya-upaya keselamatan.
3. Chandra Satrya, 2013
Penerapan upaya keselamatan itu sendiri (tanpa menyebut
istilah budaya), maka suatu kelompok tersebut bisa
dikatakan sudah berbudaya. Karena mereka yakin, memiliki
nilai, sikaplah makanya mereka berperilaku menerapkan
upaya keselamatan.
Masalahnya adalah, seberapa kuat budaya yang menjadi dasar
penerapan keselamatan tersebut, apakah masih lemah atau
sedang. Apakah masih bisa ditingkatkan dan bagaimana
caranya? Disinilah letak kepentingannya kita memahami
budaya keselamatan yaitu agar kita selalu bisa melakukan
upaya meningkatkan budaya, dan akhirnya meningkatkan
kinerja keselamatan (Contiuous improvement).
4. Chandra Satrya, 2013
Menerapkan Keselamatan ditempat kerja
seringkali menemukan titik jenuh, kinerja
keselamatan yang dicapai tak bisa meningkat
bermakna. Dengan kata lain kinerjanya
mencapai kondisi “plateau”. Sehingga investasi
yang ditanamkan tidak memberikan hasil
optimal. Dengan memahami budaya
keselamatan, maka dapat ditemukan metode-
metode baru yang dapat mengungkit kinerja
tersebut.
5. Chandra Satrya, 2013
Budaya Keselamatan bukan untuk
budaya
Penerapan budaya keselamatan harus betul-
betul diarahkan pada upaya inti keselamatan.
Kajian, penerapan program budaya keselamatan bukan sekedar
untuk pemenuhan jargon tentang pengetahuan budaya itu
sendiri. Budaya Keselamatan tidak boleh menjadi benda
asing, terpisah sendiri didalam sistem dan program yang ada.
Pemahaman yang keliru terhadap hal ini akan menghasilkan
upaya mubazir, membuang energi tambahan secara percuma.
6. Chandra Satrya, 2013
Kompetensi yang dibutuhkan
Karena hal diatas, kompetensi mengintegrasikan aspek-aspek
budaya kedalam upaya inti keselamatan adalah mutlak.
Keahlian mengintegrasikan tersebut menuntuk kompetensi
pada hal-hal sebagai berikut:
– Pertama, keahlian dalam safety management, sistem
management, risk management.
– Kedua, keahlian dalam ilmu budaya
– Ketiga, keahlian mengintegrasikan hal pertama dan kedua
dalam suatu bentuk keterpaduan.
7. Chandra Satrya, 2013
Leadership
• Leadership sangat penting dalam mengem
bangkan Budaya Keselamatan.
• Perusahaan yang menginginkan Budaya
Keselamatan yang kuat, maka selayaknya:
– Merekrut, mengembangkan kemampuan inti iptek
dalam mangemen keselamatan, dan leadership
para manager, supervisor
– Pelatihan-pelatihan yang tepat untuk para
manager harus selalu dijaga dan disediakan.