SlideShare a Scribd company logo
Tadris Matematika, 6E
ANALISIS REGRESI
BERGANDA
EKONOMETRI
Dosen Pengampu: Lina Mu’awanah, M.Pd
KELOMPOK 11
Nama Anggota: 1. Alinatul Fuad (12204193130)
2. Getah Nindy Suwangi (12204193155)
3. Lestari (12204193159)
4. Mohamad Baha’ Udin (12204193038)
Analisis
Regresi
Berganda
Kesalahan Baku
Regresi Berganda
Parsial
1
Koefisien
Determinasi
Koefisien Determinasi
yang Disesuaikan
4
Korelasi
Berganda
3
Koefisien
Korelasi Parsial
5
2
Dalam menentukan ketepatan persamaan regresi yang dihasil-
kan untuk menduga nilai variabel tak bebas dengan metode kuadrat
terkecil, menentukan ketepatan pendugaan konstanta (b1.23) dan
menentukan ketepatan pendugaan koefisien regresi parsial (b1.23 dan
b13.2). Tingkat ketepatan/ ketelitian itu diukur dengan kesalahan baku
(standard error).
Se
2 =
𝑒𝑖2
𝑛−𝑘
=
𝑦𝑖
2 − 𝑏12.3𝑥2𝑖𝑦𝑖− 𝑏13.2𝑥3𝑖𝑦𝑖
𝑛−3
……........ 7.24
Se = 𝑆𝑒
2
…………………………………….. 7.25
Kesalahan Baku Regresi
Berganda Parsial
1
Besarnya kesalahan baku estimasi menunjukkan ketepatan per-
samaan regresi untuk menjelaskan nilai variabel tak bebas yang se-
benarnya. Semakin kecil nilai kesalahan baku estimasi menunjukkan
semakin tingginya ketepatan persamaan regresi yang dihasilkan untuk
menjelaskan nilai variabel tak bebas yang sesungguhnya. Dan sebalik-
nya, semakin besar nilai kesalahan baku estimasi menunjukkan sema-
kin rendahnya ketepatan persamaan regresi yang dihasilkan untuk
menjelaskan nilai variabel tak bebas yang sesungguhnya.
Untuk mengetahui ketapatan persamaan estimasi digunakan ke-
salahan baku estimasi (standard error of estimate). Kesalahan baku
estimasi dinotasikan dengan simbol (Se) dan dapat ditentukan dengan
rumus:
Pendugaan konstanta b1.23 dan koefisien regresi b1.23 dan b13.2 ju
ga akan bervariasi dari sampel satu ke sampel lain, sehingga memiliki
penyimpangan baku yang disebut “kesalahan baku” (standard error)”.
Standard error itu merupakan akar dari varian pendugaan tersebut. Ma
kin kecil standard error suatu pendugaan, makin tinggi tingkat ketelitian
pendugaan tersebut, dan sebaliknya makin besar standard error suatu
pendugaan, makin rendah tingkat ketelitian pendugaan tersebut.
Standard error b1.23 dinotasikan Sb1.23 dan dirumuskan sebagai berikut:
Sb1.23 = Se2 𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2− 𝑥2 3𝑖
2
𝑛 𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2− 𝑥2 3𝑖
2 − 𝑥2𝑖 𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2− 𝑥2 3𝑖
2 + 𝑥3𝑖 { 𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2−( 𝑥2 3𝑖)2
Kesalahan Baku Regresi
Berganda Parsial
1
Dimana: Sb1.23
2 = varian dari standard error b1.23. Sehingga standard error (b1.23) adalah:
Sedangkan standard error (b12.3) dinotasikan Sb12.3 dan dirumuskan sebagai berikut:
Dimana: Sb12.3
2 = varian dari standard error (b12.3). Sehingga standard error (b12.3) yaitu:
Sb1.23 = 𝑠𝑏1.23
2
……………………………. 7.27
Sb12.3
2 = Se2 𝑥3𝑖
2
𝑥2𝑖
2 − 𝑥3𝑖
2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
2 ……….. 7.2
8
Sb12.3 = 𝑠𝑏12.3
2
…………………………… 7.29
Dan standard error (b13.2) dinotasikan Sb13.2 dan dirumuskan sebagai berikut: Sb13.2
2 = Se2 𝑥2𝑖
2
𝑥2𝑖
2 − 𝑥3𝑖
2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
2 ……….. 7.30
Kesalahan Baku Regresi
Berganda Parsial
1
Dimana: Sb13.2
2 = varian dari standard error (b13.2). Sehingga standard error (b13.2) yaitu:
Catatan : Se2 merupakan pendugaan dari 𝜎2
karena dalam praktik nilai 𝜎2
tidak pernah diketahui.
Sb13.2 = 𝑠𝑏13.2
2
…………………………… 7.31
Koefisien Determinasi
2
Dalam hal hubungan dua variabel, koefisien determinasi (r2)
mengukur tingkat ketepatan/kecocokan (goodness of fit) dari regresi
linear sederhana yaitu merupakan persentase sumbangan X terhadap
variasi (naik turunnya) Y. pengertian tersebut dapat diperluas untuk
regresi linear berganda. Dalam hal hubungan tiga variabel yaitu regresi
Y terhadap X2 dan X3, ingin diketahui berapa besarnya persentase
sumbangan X2 dan X3 terhadap variasi (naik turunnya) Y secara ber-
sama-sama. Besarnya persentase sumbangan ini disebut koefisien
determinasi berganda dengan simbol R2.
Rumus R2 adalah:
R2 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 (𝐽𝐾𝑅)
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐽𝐾𝑇)
=
𝑦𝑖
2
𝑦𝑖
2 …… 7.32
R2 =
𝑏12.3 𝑥2𝑖𝑦𝑖+ 𝑏13.2 𝑥3𝑖𝑦𝑖
𝑦𝑖
2 ……………………. 7.3
3
Seperti halnya r2, maka R2 nilainya antara nol sampai dengan
satu : 0 ≤ R2 ≤ 1.
Jika R2 = 1, berarti besarnya persentase sumbangan X2 dan X3
terhadap variasi (naik turunnya) Y secara bersama-sama adalah 100%
. Jadi, seluruh variasi disebabkan oleh X2 dan X3 tidak ada variabel
lain yang mempengaruhi Y. Dalam praktek hal ini jarang terjadi sebab
meski secara teoritis kita bisa memasukkan semua variabel yang
mempengaruhi Y di dalam persamaan regresi linear berganda, di
dalam praktiknya hal ini tidak mungkin. Kesalahan pengganggu yang
sumbangannya terhadap variasi Y diukur dengan 𝑒𝑖
2
sebagai penye-
bab nilai R2 tidak dapat mencapai nilai satu.
Makin dekat R2 dengan satu, makin cocok garis regresi untuk
meramalkan Y. Oleh karena itu, r2 dan R2 dipergunakan sebagai suatu
kriteria untuk mengukur cocok tidaknya suatu garis regresi untuk
meramalkan variabel tak bebas Y.
Korelasi yang digunakan untuk menguji hubungan dua atau lebih variabel independent 𝑋 dengan satu variabel dependent 𝑌 secara bersamaan
(simultan).
Jadi variabe xi dan x2 akan
diuji dengan variabel y
Contoh:
Hubungan motivasi kerja dan kemampuan pegawai terhadap pelayanan administrasi pada bank syariah mandiri
Dari judul tersebut dapat ditentukan variabelnya sebagai berikut:
Variabel 𝑋1 = motivasi kerja
Variabel 𝑋2 = kemampuan pegawai
Variabel 𝑌 = pelayanan administrasi
Hipotesis:
𝐻0 = tidak ada hubungan antara motivasi kerja dan kemampuan pegawai terhadap pelayanan administrasi
𝐻1 = ada hubungan antara motivasi kerja dan kemampuan pegawai terhadap pelayanan administrasi
Korelasi Berganda
3
𝑋1
𝑋2
𝑌
 Mencari hubungan atau kontribusi dua variabel bebas 𝑋 atau lebih
secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat 𝑌
 Mencari arah dan kuat lemahnya hubungan antara 2 atau lebih variabel
independen 𝑋1, 𝑋2. . . . 𝑋𝑗 terhadap variabel dependen 𝑌
Manfaat Korelasi Berganda
3
Merupakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel
yang dinyatakan dalam bilangan
Koefisien Korelasi disimbolkan dengan huruf R.
Besarnya Koefisien Korelasi adalah antara -1; 0; dan +1.
 Besarnya korelasi -1 adalah negatif sempurna yakni terdapat hubungan di antara dua variabel atau lebih namun arahnya terbalik
 +1 adalah korelasi yang positif sempurna (sangat kuat) yakni adanya sebuah hubungan di antara dua variabel atau lebih tersebut
 Sedangkan koefisien korelasi 0 dianggap tidak terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang diuji sehingga dapat dikatakan tidak
ada hubungan sama sekali.
Korelasi Berganda
3
KETERANGAN:
𝑅𝑋1𝑋2𝑌 = korelasi ganda antara 𝑋1dengan 𝑋2 secara bersama-sama dengan 𝑌
𝑟𝑋1𝑌 = korelasi product moment antara 𝑋1 dengan 𝑌
𝑟𝑋2𝑌 = korelasi product moment antara 𝑋2 dengan 𝑌
𝑟𝑋1𝑋2 = korelasi product moment antara 𝑋1 dengan 𝑋2
Rumus Korelasi Berganda
3
𝑅𝑋1𝑋2𝑌 =
𝑟2𝑋1𝑌 + 𝑟2𝑋2𝑌 − 2. 𝑟𝑋1𝑌. 𝑟𝑋2𝑌. 𝑟𝑋1𝑋2
1 − 𝑟2𝑋1𝑋2
Atau rumus untuk mencari korelasi ganda dapat digambarkan sebagai berikut:
Koefisien Determinasi Yang Telah Disesuaikan
(Adjusted 𝑹𝟐)
4
Bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan ju
mlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan mengguna
kan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien deter
minasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penam
bahan variabel baru dalam model. Jadi variabel bebas dalam model ak
an memperbesar nilai 𝑅2
Ingat rumus dari 𝑅2
:
𝑅2
=
𝐽𝐾𝑅
𝐽𝐾𝑇
=
𝐽𝐾𝑇 − 𝐽𝐾𝑆
𝐽𝐾𝑇
= 1 −
𝐽𝐾𝑆
𝐽𝐾𝑇
𝑅2
= 1 −
𝑒𝑖
2
𝑦𝑖
2
Perhatikan bahwa:
𝑦𝑖2
= 𝑌𝑖 − 𝑌 2
tidak tergantung pada banyaknya variabel
dalam model regresi
Berapapun jumlah variabel yang tercakup dalam model regresi
tidak akan mempengaruhi nilai 𝑦𝑖
2
𝐽𝐾𝑆 = 𝑒𝑖
2
tergantung pada banyaknya variabel bebas dalam
model regresi.
Ingat rumus dibawah ini:
𝑒𝑖
2
= 𝑌𝑖 − 𝑌 2
= 𝑌𝑖 − 𝑏𝑖𝑋2
−. . . . . −𝑏𝑘𝑋𝑘
2
Jadi, 𝑒𝑖
2
memang tergantung pada variabel bebasnya. Makin
banyak variabel bebas, makin kecil 𝑒𝑖
2
yang berarti makin besar 𝑅2
.
Koefisien Determinasi Yang Telah Disesuaikan
(Adjusted 𝑹𝟐)
5
Untuk membandingkan dua nilai 𝑅2
harus memperhitungkan
banyaknya variabel bebas di dalam model regresi. Dengan mendefini-
sikan suatu alternafif dari 𝑅2
𝑅2
= 1 −
𝑒𝑖
2
/ 𝑛 − 𝑘
𝑦𝑖
2/ 𝑛 − 1
Dari rumus tersebut jelas bahwa:
1. Kalau 𝑘 > 1, maka 𝑅2
< 𝑅2
. Apabila banyaknya variabel bebas di t
ambah, 𝑅2
dan 𝑅2
akan sama-sama meningkat, tetapi peningkata
n 𝑅2
< 𝑅2
2. 𝑅2
dapat positif atau negatif, walaupun 𝑅2
selalu non-negatif. Jika
𝑅2
negatif nilainya dianggap 0 𝑅2
= 0 .
𝑅2
= 1 − 1 − 𝑅2
𝑛 − 1
𝑛 − 𝑘
𝑹𝟐
yang disesuaikan bisa ditulis dengan 𝑅2
𝑅2
sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah
kuadrat yang tercakup di dalam perhitungan 𝑅2
Dari rumus diatas bahwa 𝑅2
dan 𝑅2
saling berhubungan dan jika
disubstitusikan memperoleh rumus:
Koefisien Korelasi Parsial
5
Untuk hubungan tiga variabel dapat dihitung tiga koefisien
korelasi, yaitu:
𝑟12 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋
𝑟13 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋3
𝑟23 = Koefisien Korelasi antara 𝑋2 dan 𝑋3
Koefisien Korelasi tersebut masing-masing dinamakan Koefisien
Korelasi Sederhana (Simple Coefficient Of Correlation) atau
Koefisien Korelasi Order Nol (Correlation Of Zero Order), yang di-
hitung berdasar rumus berikut:
𝑟 =
𝑥𝑖𝑦𝑖
𝑥𝑖
2 𝑦𝑖
2
........................ 7.4
0
𝑟12 =
𝑥2𝑖𝑦𝑖
𝑥2𝑖
2 𝑦𝑖
2
.................... 7.4
1
Antara 𝑋 dan 𝑌
Perhatikan 𝑟12 !
𝑟12 mengukur kuat tidaknya hubungan antara 𝑌 dan 𝑋2 jika
variabel ketiga 𝑋3 , mungkin berkorelasi dengan 𝑋2 dan 𝑌 dan atau
kedua-duanya. Yang dicari adalah koefisien korelasi antara 𝑋2 dan 𝑌
yang bebas dari 𝑋3 . Koefisien korelasi yang demikian itu disebut
Koefisien Korelasi Pasial (Partial Correlation Coeffient). Secara
konsep hal ini sama dengan Koefisien Regresi Parsial (Partial
Regression Coefficient). Hal ini bisa ditulis sebagai berikut:
𝑟13 =
𝑥3𝑖𝑦𝑖
𝑥3𝑖
2 𝑦𝑖
2
.................... 7.42
𝑟23 =
𝑥2𝑖𝑥3𝑖
𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2
.................. 7.43
Antara 𝑋2 dan 𝑌
Antara 𝑋3 dan 𝑌
Antara 𝑋2 dan 𝑋3
𝑟12.3 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋2 kalau 𝑋3 konstan
𝑟13.2 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋3 kalau 𝑋2 konstan
𝑟23.1 = Koefisien Korelasi antara 𝑋2 dan 𝑋3 kalau 𝑌 konstan
Koefisien Korelasi Parsial
5
Rumus menghitung Koefisien Korelasi Parsial:
𝑟12.3 =
𝑟12−𝑟13 𝑟23
1−𝑟13
2 1−𝑟23
2
......................... 7.44
𝑟13.2 =
𝑟13−𝑟12 𝑟23
1−𝑟12
2 1−𝑟23
2
......................... 7.45
𝑟23.1 =
𝑟23−𝑟12 𝑟13
1−𝑟12
2 1−𝑟13
2
......................... 7.46
Koefisien Korelasi Parsial ini disebut Koefisien Korelasi Order Satu (First Order Correlation Coefficient).
Kata Order di sini dimaksudkan banyaknya indeks di belakang titik.
Dari hasil penelitian diperoleh data Y = hasil penjualan, X2 = biaya iklan, X3 = pendapatan sebagai berikut:
Pertanyaan:
Tentukan persamaan regresinya.
Tentukan besarnya kesalahan standar estimasinya.
Tentukan besarnya kesalahan standar koefisien regresinya (Sb12.3 dan Sb13.2).
Tentukan besarnya koefisien determinasi bergandanya. Interpretasikan besarnya nilai tersebut.
Tentukan besarnya koefisien korelasi bergandanya. Interpretasikan besarnya nilai tersebut.
Contoh 7.1
Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif
(Edisi Kedua). Halaman: 135
Muhammad Firdaus
Hasil Penjualan (Y) Biaya Iklan (X2) Pendapatan (X3)
100 100 100
106 104 99
107 106 110
120 111 126
110 111 113
116 115 103
123 120 102
133 124 103
137 126 98
Pemecahan:
Contoh 7.1
Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif
(Edisi Kedua). Halaman: 135
Muhammad Firdaus
X2 X3 Yi x2 x3 yi 𝐱𝟐
𝟐
𝐱𝟑
𝟐
100 100 100 -13 -6 -16.8889 169 36
104 99 106 -9 -7 -10.8889 81 49
106 110 107 -7 4 -9.88889 49 16
111 126 120 -2 20 3.111111 4 400
111 113 110 -2 7 -6.88889 4 49
115 103 116 2 -3 -0.88889 4 9
120 102 123 7 -4 6.111111 49 16
124 103 133 11 -3 16.11111 121 9
126 98 137 13 -8 20.11111 169 64
𝑥2𝑖 = 1017 𝑥3𝑖 = 954 𝑥3𝑖 = 954 𝑥2𝑖 = 0 𝑥3𝑖 = 0 𝑌𝑖 = 2.84𝐸 − 14 𝑥2𝑖
2
= 650 𝑥3𝑖
2
= 648
113 106 116.889
Pemecahan:
Contoh 7.1
Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif
(Edisi Kedua). Halaman: 135
Muhammad Firdaus
y2 x2*x3 x2*yi x3*yi
285.2346 78 219.5559 101.3333
118.5679 63 98 76.22222
97.79012 -28 69.55555 -39.5556
9.679012 -40 -6.22222 62.22222
47.45679 -14 13.77778 -48.2222
0.790123 -6 -1.77778 2.666667
37.34568 -28 42.77778 -24.4444
259.5679 -33 177.2222 -48.3333
404.4568 -104 261.4444 -160.889
𝑦𝑖
2
= 1260,889 𝑥2𝑖 𝑥3𝑖 = −112 𝑥2𝑖 𝑦𝑖 = 874 𝑥3𝑖 𝑦𝑖 = −79
Pemecahan:
Contoh 7.1
Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif
(Edisi Kedua). Halaman: 135
Muhammad Firdaus
𝑏12.3 =
𝑥2𝑖𝑦𝑖 𝑥3𝑖
2
− 𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
2
𝑏12.3 =
874 648 − −79 −112
650 648 − −112 2
=
557504
408656
= 1,3642
𝑏13.2 =
𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑥2𝑖
2
− 𝑥2𝑖𝑦𝑖 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
2
𝑏13.2 =
−79 650 − 874 −112
650 648 − −112 2
=
46538
408656
= 0,1139
𝑏1.23 = 𝑌𝑖 − 𝑏12.3𝑋 − 𝑏13.2𝑋3
𝑏1.23 = 116,8889 − 1,3642 113 − 0,1139 106 = −49,3391
𝑆𝑒2
=
𝑒𝑖2
𝑛 − 3
=
𝑦𝑖2
− 𝑏12.3 𝑥2𝑖𝑦𝑖 − 𝑏13.2 𝑥3𝑖𝑦𝑖
𝑛 − 3
𝑆𝑒2
=
1260.889 − 1,3642 874 − 0,1139 −79
9 − 3
𝑆𝑒2
=
77,5763
6
= 12,9294
𝑆𝑒 = 12,9294 = 3,5975
𝑆𝑏13.22 = 𝑆𝑒2
𝑥3𝑖
2
𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
2
𝑆𝑏13.22 = 12,9294
648
650 648 − −112 2
=
8378,2512
408656
= 0,0205
Pemecahan:
Contoh 7.1
Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif
(Edisi Kedua). Halaman: 135
Muhammad Firdaus
𝑆𝑏13.2 = 0,0205 = 0,1432
𝑆𝑏13.2
2
= 𝑆𝑒2
𝑥2𝑖
2
𝑥2𝑖
2 𝑥3𝑖
2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖
2
𝑆𝑏12.3
2
= 12,9294
650
650 648 − −112 2
=
8404,11
408656
= 0,0206
𝑆𝑏13.2 = 0,0206 = 0,1434
𝑅2
=
𝑦𝑖2
𝑦𝑖2
=
𝑏12.3 𝑥2𝑖𝑦𝑖 + 𝑏13.2 𝑥3𝑖𝑦𝑖
𝑦𝑖
2
𝑅2
=
1,3642 874 + 0,1139 −79
1260,889
=
1183,3127
1260,889
= 0,9385
𝑅 = 𝑅2 = 0,9385 = 96,88
𝑌𝑖 = 𝑏1.23 + 𝑏12.3𝑥2𝑖 + 𝑏13.2𝑋3𝑖
𝑌𝑖 = −49,3391 + 1,3642𝑋2𝑖 + 0,1139𝑋3𝑖 𝑅2
= 0,9385
0,1432 0,1434 𝑆𝑒 = 3,5975
𝑏12.3 = 1,3642 artinya, biaya iklan 𝑋2 naik satu satuan, di
harapkan hasil penjualan 𝑌𝑖 akan naik 1,36 kali, kalau
pendapatan 𝑋3 tetap.
𝑏13.2 = 0,1139 artinya, kalau 𝑋3 naik satu satuan, diharap-
kan hasil penjualan 𝑌𝑖 akan naik 0,11 kali, kalau biaya
iklan 𝑋2 tetap.
Pemecahan:
Contoh 7.1
Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif
(Edisi Kedua). Halaman: 135
Muhammad Firdaus
𝑅2
= 0,9385 artinya: Besarnya sumbangan biaya iklan
𝑋2 dan pendapatan 𝑋3 terhadap variasi (naik turunya) ha
sil penjualan 𝑦 sebesar 93,85%, sedangkan sisanya sebes
ar 6,15% disebabkan oleh faktor-faktor lainnya.
𝑅 = 96,88 artinya: Hubungan antara biaya iklan 𝑋2 da
n pendapatan 𝑋3 secara bersama-sama dengan hasil penju
alan 𝑦 adalah positif dan sangat kuat atau tinggi.
𝑟12 =
𝑥2𝑖 𝑦𝑖
𝑥2𝑖
2 𝑦𝑖
2
=
874
650∗ 1260,889
=
874
905,3054
= 0,9654
𝑟13 =
𝑥3𝑖 𝑦𝑖
𝑥2𝑖
2 𝑦𝑖
2
=
−79
650∗ 1260,889
=
−79
905,3054
= −0,0873
𝑟23 =
𝑥2𝑖 𝑦𝑖
𝑥2𝑖
2 𝑦3𝑖
2
=
−112
650∗ 648
=
−112
649
= −0,1726
𝑟12.3 =
𝑟12−𝑟13 𝑟23
1−𝑟13
2 1−𝑟23
2
𝑟12.3 =
0,9654−(−0,0873)(−0,1726)
1−(−0,0873)2 1−(−0,1726)2
=
0,9503
0,9962∗ 0,985
= 0,9685
𝑟12.3
2
= (0,9685)2
= 0,938 artinya jika pendapatan konstan
𝑋3 konstan, maka sumbangan biaya iklan 𝑋2 terhadap
variasi (naik turunnya) hasil penjualan 𝑦 sebesar 93,8%.
𝑟13.2 =
𝑟13−𝑟12 𝑟23
1−𝑟12
2 1−𝑟23
2
𝑟12.3
2
=
−0,0873−(−0,9654)(−0,1726)
1−(−0,9654)2 1−(−0,1726)2
=
0,9503
0,9962∗ 0,985
= 0,9685
𝑟12.3
2
= (0,3087)2
= 0,0953 artinya jika biaya iklan konstan
𝑋2 konstan maka sumbangan pendapatan 𝑋3 terhadap
variasi (naik turunnya) hasil penjualan 𝑦 sebesar 9,53%.
Minum sirup dengan selasih
Kami ucapkan terima kasih
   

More Related Content

Similar to FIX_K11_EKONOMETRI.pptx

Catatan Regresi linier
Catatan Regresi linierCatatan Regresi linier
Catatan Regresi linier
Indah Fitri Hapsari
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaDia Cahyawati
 
Regresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasiRegresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasi
Torang Aritonang
 
Regresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasiRegresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasi
Torang Aritonang
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
Dwi Mardianti
 
Tugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdfTugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdf
Indah Sukma Dewi
 
regresi &korelasi
regresi &korelasiregresi &korelasi
regresi &korelasiRatu Bilqis
 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DepriZon1
 
REGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSS
REGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSSREGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSS
REGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSS
LUTFIAULIARAHMAN4
 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptx
DepriZon1
 
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...
TangkasPangestu1
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaDian Arisona
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
Universitas Negeri Makassar
 
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
CHRISTIANTO6
 
Materi 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptxMateri 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptx
dwitrifebriana1
 
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.pptREGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
ssuserb7d229
 
Makalah mtk2
Makalah mtk2Makalah mtk2
Makalah mtk2VJ Asenk
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
Evikurniafitri
 
Korelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-ParametrikKorelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-Parametrik
Agung Anggoro
 

Similar to FIX_K11_EKONOMETRI.pptx (20)

Catatan Regresi linier
Catatan Regresi linierCatatan Regresi linier
Catatan Regresi linier
 
Korelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhanaKorelasi dan regresi sederhana
Korelasi dan regresi sederhana
 
Regresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasiRegresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasi
 
Regresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasiRegresi dan-korelasi
Regresi dan-korelasi
 
Makalah analisis regresi
Makalah analisis regresiMakalah analisis regresi
Makalah analisis regresi
 
Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier SederhanaAnalisis Regresi Linier Sederhana
Analisis Regresi Linier Sederhana
 
Tugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdfTugas RESUME UAS.pdf
Tugas RESUME UAS.pdf
 
regresi &korelasi
regresi &korelasiregresi &korelasi
regresi &korelasi
 
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptxDEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
DEFRIJON REGRESI GANDA 5A.pptx
 
REGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSS
REGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSSREGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSS
REGRESI-LINEAR-BERGANDA dengan menggunakan SPSS
 
defrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptxdefrijon korelasi product moment.pptx
defrijon korelasi product moment.pptx
 
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...Metode Regresi dan taksiran kuadrat  terkecil dari ketepatan metode peramalan...
Metode Regresi dan taksiran kuadrat terkecil dari ketepatan metode peramalan...
 
Regresi Linear Berganda
Regresi Linear BergandaRegresi Linear Berganda
Regresi Linear Berganda
 
Analisis korelasi
Analisis korelasiAnalisis korelasi
Analisis korelasi
 
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdfMultiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
Multiple Regression v14 15 Mei 2019 AP (1).pdf
 
Materi 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptxMateri 7 persamaan simultan.pptx
Materi 7 persamaan simultan.pptx
 
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.pptREGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
REGRESI-LINEAR-BERGANDA.ppt
 
Makalah mtk2
Makalah mtk2Makalah mtk2
Makalah mtk2
 
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptxKORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
KORELASI LINIER SEDERHANA DAN REGRESI LINIEAR.pptx
 
Korelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-ParametrikKorelasi Non-Parametrik
Korelasi Non-Parametrik
 

Recently uploaded

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AdeRinaMuliawati1
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 

Recently uploaded (20)

Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptxAKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
AKSI NYATA FASILITATOR PEMBELAJARAN.pptx
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 

FIX_K11_EKONOMETRI.pptx

  • 1. Tadris Matematika, 6E ANALISIS REGRESI BERGANDA EKONOMETRI Dosen Pengampu: Lina Mu’awanah, M.Pd KELOMPOK 11 Nama Anggota: 1. Alinatul Fuad (12204193130) 2. Getah Nindy Suwangi (12204193155) 3. Lestari (12204193159) 4. Mohamad Baha’ Udin (12204193038)
  • 2. Analisis Regresi Berganda Kesalahan Baku Regresi Berganda Parsial 1 Koefisien Determinasi Koefisien Determinasi yang Disesuaikan 4 Korelasi Berganda 3 Koefisien Korelasi Parsial 5 2
  • 3. Dalam menentukan ketepatan persamaan regresi yang dihasil- kan untuk menduga nilai variabel tak bebas dengan metode kuadrat terkecil, menentukan ketepatan pendugaan konstanta (b1.23) dan menentukan ketepatan pendugaan koefisien regresi parsial (b1.23 dan b13.2). Tingkat ketepatan/ ketelitian itu diukur dengan kesalahan baku (standard error). Se 2 = 𝑒𝑖2 𝑛−𝑘 = 𝑦𝑖 2 − 𝑏12.3𝑥2𝑖𝑦𝑖− 𝑏13.2𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑛−3 ……........ 7.24 Se = 𝑆𝑒 2 …………………………………….. 7.25 Kesalahan Baku Regresi Berganda Parsial 1 Besarnya kesalahan baku estimasi menunjukkan ketepatan per- samaan regresi untuk menjelaskan nilai variabel tak bebas yang se- benarnya. Semakin kecil nilai kesalahan baku estimasi menunjukkan semakin tingginya ketepatan persamaan regresi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tak bebas yang sesungguhnya. Dan sebalik- nya, semakin besar nilai kesalahan baku estimasi menunjukkan sema- kin rendahnya ketepatan persamaan regresi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tak bebas yang sesungguhnya. Untuk mengetahui ketapatan persamaan estimasi digunakan ke- salahan baku estimasi (standard error of estimate). Kesalahan baku estimasi dinotasikan dengan simbol (Se) dan dapat ditentukan dengan rumus: Pendugaan konstanta b1.23 dan koefisien regresi b1.23 dan b13.2 ju ga akan bervariasi dari sampel satu ke sampel lain, sehingga memiliki penyimpangan baku yang disebut “kesalahan baku” (standard error)”. Standard error itu merupakan akar dari varian pendugaan tersebut. Ma kin kecil standard error suatu pendugaan, makin tinggi tingkat ketelitian pendugaan tersebut, dan sebaliknya makin besar standard error suatu pendugaan, makin rendah tingkat ketelitian pendugaan tersebut.
  • 4. Standard error b1.23 dinotasikan Sb1.23 dan dirumuskan sebagai berikut: Sb1.23 = Se2 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2− 𝑥2 3𝑖 2 𝑛 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2− 𝑥2 3𝑖 2 − 𝑥2𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2− 𝑥2 3𝑖 2 + 𝑥3𝑖 { 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2−( 𝑥2 3𝑖)2 Kesalahan Baku Regresi Berganda Parsial 1 Dimana: Sb1.23 2 = varian dari standard error b1.23. Sehingga standard error (b1.23) adalah: Sedangkan standard error (b12.3) dinotasikan Sb12.3 dan dirumuskan sebagai berikut: Dimana: Sb12.3 2 = varian dari standard error (b12.3). Sehingga standard error (b12.3) yaitu: Sb1.23 = 𝑠𝑏1.23 2 ……………………………. 7.27 Sb12.3 2 = Se2 𝑥3𝑖 2 𝑥2𝑖 2 − 𝑥3𝑖 2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 2 ……….. 7.2 8 Sb12.3 = 𝑠𝑏12.3 2 …………………………… 7.29
  • 5. Dan standard error (b13.2) dinotasikan Sb13.2 dan dirumuskan sebagai berikut: Sb13.2 2 = Se2 𝑥2𝑖 2 𝑥2𝑖 2 − 𝑥3𝑖 2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 2 ……….. 7.30 Kesalahan Baku Regresi Berganda Parsial 1 Dimana: Sb13.2 2 = varian dari standard error (b13.2). Sehingga standard error (b13.2) yaitu: Catatan : Se2 merupakan pendugaan dari 𝜎2 karena dalam praktik nilai 𝜎2 tidak pernah diketahui. Sb13.2 = 𝑠𝑏13.2 2 …………………………… 7.31
  • 6. Koefisien Determinasi 2 Dalam hal hubungan dua variabel, koefisien determinasi (r2) mengukur tingkat ketepatan/kecocokan (goodness of fit) dari regresi linear sederhana yaitu merupakan persentase sumbangan X terhadap variasi (naik turunnya) Y. pengertian tersebut dapat diperluas untuk regresi linear berganda. Dalam hal hubungan tiga variabel yaitu regresi Y terhadap X2 dan X3, ingin diketahui berapa besarnya persentase sumbangan X2 dan X3 terhadap variasi (naik turunnya) Y secara ber- sama-sama. Besarnya persentase sumbangan ini disebut koefisien determinasi berganda dengan simbol R2. Rumus R2 adalah: R2 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 (𝐽𝐾𝑅) 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝐽𝐾𝑇) = 𝑦𝑖 2 𝑦𝑖 2 …… 7.32 R2 = 𝑏12.3 𝑥2𝑖𝑦𝑖+ 𝑏13.2 𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑦𝑖 2 ……………………. 7.3 3 Seperti halnya r2, maka R2 nilainya antara nol sampai dengan satu : 0 ≤ R2 ≤ 1. Jika R2 = 1, berarti besarnya persentase sumbangan X2 dan X3 terhadap variasi (naik turunnya) Y secara bersama-sama adalah 100% . Jadi, seluruh variasi disebabkan oleh X2 dan X3 tidak ada variabel lain yang mempengaruhi Y. Dalam praktek hal ini jarang terjadi sebab meski secara teoritis kita bisa memasukkan semua variabel yang mempengaruhi Y di dalam persamaan regresi linear berganda, di dalam praktiknya hal ini tidak mungkin. Kesalahan pengganggu yang sumbangannya terhadap variasi Y diukur dengan 𝑒𝑖 2 sebagai penye- bab nilai R2 tidak dapat mencapai nilai satu. Makin dekat R2 dengan satu, makin cocok garis regresi untuk meramalkan Y. Oleh karena itu, r2 dan R2 dipergunakan sebagai suatu kriteria untuk mengukur cocok tidaknya suatu garis regresi untuk meramalkan variabel tak bebas Y.
  • 7. Korelasi yang digunakan untuk menguji hubungan dua atau lebih variabel independent 𝑋 dengan satu variabel dependent 𝑌 secara bersamaan (simultan). Jadi variabe xi dan x2 akan diuji dengan variabel y Contoh: Hubungan motivasi kerja dan kemampuan pegawai terhadap pelayanan administrasi pada bank syariah mandiri Dari judul tersebut dapat ditentukan variabelnya sebagai berikut: Variabel 𝑋1 = motivasi kerja Variabel 𝑋2 = kemampuan pegawai Variabel 𝑌 = pelayanan administrasi Hipotesis: 𝐻0 = tidak ada hubungan antara motivasi kerja dan kemampuan pegawai terhadap pelayanan administrasi 𝐻1 = ada hubungan antara motivasi kerja dan kemampuan pegawai terhadap pelayanan administrasi Korelasi Berganda 3 𝑋1 𝑋2 𝑌
  • 8.  Mencari hubungan atau kontribusi dua variabel bebas 𝑋 atau lebih secara simultan (bersama-sama) dengan variabel terikat 𝑌  Mencari arah dan kuat lemahnya hubungan antara 2 atau lebih variabel independen 𝑋1, 𝑋2. . . . 𝑋𝑗 terhadap variabel dependen 𝑌 Manfaat Korelasi Berganda 3
  • 9. Merupakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel yang dinyatakan dalam bilangan Koefisien Korelasi disimbolkan dengan huruf R. Besarnya Koefisien Korelasi adalah antara -1; 0; dan +1.  Besarnya korelasi -1 adalah negatif sempurna yakni terdapat hubungan di antara dua variabel atau lebih namun arahnya terbalik  +1 adalah korelasi yang positif sempurna (sangat kuat) yakni adanya sebuah hubungan di antara dua variabel atau lebih tersebut  Sedangkan koefisien korelasi 0 dianggap tidak terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang diuji sehingga dapat dikatakan tidak ada hubungan sama sekali. Korelasi Berganda 3
  • 10. KETERANGAN: 𝑅𝑋1𝑋2𝑌 = korelasi ganda antara 𝑋1dengan 𝑋2 secara bersama-sama dengan 𝑌 𝑟𝑋1𝑌 = korelasi product moment antara 𝑋1 dengan 𝑌 𝑟𝑋2𝑌 = korelasi product moment antara 𝑋2 dengan 𝑌 𝑟𝑋1𝑋2 = korelasi product moment antara 𝑋1 dengan 𝑋2 Rumus Korelasi Berganda 3 𝑅𝑋1𝑋2𝑌 = 𝑟2𝑋1𝑌 + 𝑟2𝑋2𝑌 − 2. 𝑟𝑋1𝑌. 𝑟𝑋2𝑌. 𝑟𝑋1𝑋2 1 − 𝑟2𝑋1𝑋2 Atau rumus untuk mencari korelasi ganda dapat digambarkan sebagai berikut:
  • 11. Koefisien Determinasi Yang Telah Disesuaikan (Adjusted 𝑹𝟐) 4 Bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan ju mlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan mengguna kan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien deter minasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penam bahan variabel baru dalam model. Jadi variabel bebas dalam model ak an memperbesar nilai 𝑅2 Ingat rumus dari 𝑅2 : 𝑅2 = 𝐽𝐾𝑅 𝐽𝐾𝑇 = 𝐽𝐾𝑇 − 𝐽𝐾𝑆 𝐽𝐾𝑇 = 1 − 𝐽𝐾𝑆 𝐽𝐾𝑇 𝑅2 = 1 − 𝑒𝑖 2 𝑦𝑖 2 Perhatikan bahwa: 𝑦𝑖2 = 𝑌𝑖 − 𝑌 2 tidak tergantung pada banyaknya variabel dalam model regresi Berapapun jumlah variabel yang tercakup dalam model regresi tidak akan mempengaruhi nilai 𝑦𝑖 2 𝐽𝐾𝑆 = 𝑒𝑖 2 tergantung pada banyaknya variabel bebas dalam model regresi. Ingat rumus dibawah ini: 𝑒𝑖 2 = 𝑌𝑖 − 𝑌 2 = 𝑌𝑖 − 𝑏𝑖𝑋2 −. . . . . −𝑏𝑘𝑋𝑘 2 Jadi, 𝑒𝑖 2 memang tergantung pada variabel bebasnya. Makin banyak variabel bebas, makin kecil 𝑒𝑖 2 yang berarti makin besar 𝑅2 .
  • 12. Koefisien Determinasi Yang Telah Disesuaikan (Adjusted 𝑹𝟐) 5 Untuk membandingkan dua nilai 𝑅2 harus memperhitungkan banyaknya variabel bebas di dalam model regresi. Dengan mendefini- sikan suatu alternafif dari 𝑅2 𝑅2 = 1 − 𝑒𝑖 2 / 𝑛 − 𝑘 𝑦𝑖 2/ 𝑛 − 1 Dari rumus tersebut jelas bahwa: 1. Kalau 𝑘 > 1, maka 𝑅2 < 𝑅2 . Apabila banyaknya variabel bebas di t ambah, 𝑅2 dan 𝑅2 akan sama-sama meningkat, tetapi peningkata n 𝑅2 < 𝑅2 2. 𝑅2 dapat positif atau negatif, walaupun 𝑅2 selalu non-negatif. Jika 𝑅2 negatif nilainya dianggap 0 𝑅2 = 0 . 𝑅2 = 1 − 1 − 𝑅2 𝑛 − 1 𝑛 − 𝑘 𝑹𝟐 yang disesuaikan bisa ditulis dengan 𝑅2 𝑅2 sudah disesuaikan dengan derajat bebas dari masing-masing jumlah kuadrat yang tercakup di dalam perhitungan 𝑅2 Dari rumus diatas bahwa 𝑅2 dan 𝑅2 saling berhubungan dan jika disubstitusikan memperoleh rumus:
  • 13. Koefisien Korelasi Parsial 5 Untuk hubungan tiga variabel dapat dihitung tiga koefisien korelasi, yaitu: 𝑟12 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋 𝑟13 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋3 𝑟23 = Koefisien Korelasi antara 𝑋2 dan 𝑋3 Koefisien Korelasi tersebut masing-masing dinamakan Koefisien Korelasi Sederhana (Simple Coefficient Of Correlation) atau Koefisien Korelasi Order Nol (Correlation Of Zero Order), yang di- hitung berdasar rumus berikut: 𝑟 = 𝑥𝑖𝑦𝑖 𝑥𝑖 2 𝑦𝑖 2 ........................ 7.4 0 𝑟12 = 𝑥2𝑖𝑦𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑦𝑖 2 .................... 7.4 1 Antara 𝑋 dan 𝑌 Perhatikan 𝑟12 ! 𝑟12 mengukur kuat tidaknya hubungan antara 𝑌 dan 𝑋2 jika variabel ketiga 𝑋3 , mungkin berkorelasi dengan 𝑋2 dan 𝑌 dan atau kedua-duanya. Yang dicari adalah koefisien korelasi antara 𝑋2 dan 𝑌 yang bebas dari 𝑋3 . Koefisien korelasi yang demikian itu disebut Koefisien Korelasi Pasial (Partial Correlation Coeffient). Secara konsep hal ini sama dengan Koefisien Regresi Parsial (Partial Regression Coefficient). Hal ini bisa ditulis sebagai berikut: 𝑟13 = 𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑥3𝑖 2 𝑦𝑖 2 .................... 7.42 𝑟23 = 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2 .................. 7.43 Antara 𝑋2 dan 𝑌 Antara 𝑋3 dan 𝑌 Antara 𝑋2 dan 𝑋3 𝑟12.3 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋2 kalau 𝑋3 konstan 𝑟13.2 = Koefisien Korelasi antara 𝑌 dan 𝑋3 kalau 𝑋2 konstan 𝑟23.1 = Koefisien Korelasi antara 𝑋2 dan 𝑋3 kalau 𝑌 konstan
  • 14. Koefisien Korelasi Parsial 5 Rumus menghitung Koefisien Korelasi Parsial: 𝑟12.3 = 𝑟12−𝑟13 𝑟23 1−𝑟13 2 1−𝑟23 2 ......................... 7.44 𝑟13.2 = 𝑟13−𝑟12 𝑟23 1−𝑟12 2 1−𝑟23 2 ......................... 7.45 𝑟23.1 = 𝑟23−𝑟12 𝑟13 1−𝑟12 2 1−𝑟13 2 ......................... 7.46 Koefisien Korelasi Parsial ini disebut Koefisien Korelasi Order Satu (First Order Correlation Coefficient). Kata Order di sini dimaksudkan banyaknya indeks di belakang titik.
  • 15. Dari hasil penelitian diperoleh data Y = hasil penjualan, X2 = biaya iklan, X3 = pendapatan sebagai berikut: Pertanyaan: Tentukan persamaan regresinya. Tentukan besarnya kesalahan standar estimasinya. Tentukan besarnya kesalahan standar koefisien regresinya (Sb12.3 dan Sb13.2). Tentukan besarnya koefisien determinasi bergandanya. Interpretasikan besarnya nilai tersebut. Tentukan besarnya koefisien korelasi bergandanya. Interpretasikan besarnya nilai tersebut. Contoh 7.1 Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Halaman: 135 Muhammad Firdaus Hasil Penjualan (Y) Biaya Iklan (X2) Pendapatan (X3) 100 100 100 106 104 99 107 106 110 120 111 126 110 111 113 116 115 103 123 120 102 133 124 103 137 126 98
  • 16. Pemecahan: Contoh 7.1 Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Halaman: 135 Muhammad Firdaus X2 X3 Yi x2 x3 yi 𝐱𝟐 𝟐 𝐱𝟑 𝟐 100 100 100 -13 -6 -16.8889 169 36 104 99 106 -9 -7 -10.8889 81 49 106 110 107 -7 4 -9.88889 49 16 111 126 120 -2 20 3.111111 4 400 111 113 110 -2 7 -6.88889 4 49 115 103 116 2 -3 -0.88889 4 9 120 102 123 7 -4 6.111111 49 16 124 103 133 11 -3 16.11111 121 9 126 98 137 13 -8 20.11111 169 64 𝑥2𝑖 = 1017 𝑥3𝑖 = 954 𝑥3𝑖 = 954 𝑥2𝑖 = 0 𝑥3𝑖 = 0 𝑌𝑖 = 2.84𝐸 − 14 𝑥2𝑖 2 = 650 𝑥3𝑖 2 = 648 113 106 116.889
  • 17. Pemecahan: Contoh 7.1 Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Halaman: 135 Muhammad Firdaus y2 x2*x3 x2*yi x3*yi 285.2346 78 219.5559 101.3333 118.5679 63 98 76.22222 97.79012 -28 69.55555 -39.5556 9.679012 -40 -6.22222 62.22222 47.45679 -14 13.77778 -48.2222 0.790123 -6 -1.77778 2.666667 37.34568 -28 42.77778 -24.4444 259.5679 -33 177.2222 -48.3333 404.4568 -104 261.4444 -160.889 𝑦𝑖 2 = 1260,889 𝑥2𝑖 𝑥3𝑖 = −112 𝑥2𝑖 𝑦𝑖 = 874 𝑥3𝑖 𝑦𝑖 = −79
  • 18. Pemecahan: Contoh 7.1 Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Halaman: 135 Muhammad Firdaus 𝑏12.3 = 𝑥2𝑖𝑦𝑖 𝑥3𝑖 2 − 𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 2 𝑏12.3 = 874 648 − −79 −112 650 648 − −112 2 = 557504 408656 = 1,3642 𝑏13.2 = 𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑥2𝑖 2 − 𝑥2𝑖𝑦𝑖 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 2 𝑏13.2 = −79 650 − 874 −112 650 648 − −112 2 = 46538 408656 = 0,1139 𝑏1.23 = 𝑌𝑖 − 𝑏12.3𝑋 − 𝑏13.2𝑋3 𝑏1.23 = 116,8889 − 1,3642 113 − 0,1139 106 = −49,3391 𝑆𝑒2 = 𝑒𝑖2 𝑛 − 3 = 𝑦𝑖2 − 𝑏12.3 𝑥2𝑖𝑦𝑖 − 𝑏13.2 𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑛 − 3 𝑆𝑒2 = 1260.889 − 1,3642 874 − 0,1139 −79 9 − 3 𝑆𝑒2 = 77,5763 6 = 12,9294 𝑆𝑒 = 12,9294 = 3,5975 𝑆𝑏13.22 = 𝑆𝑒2 𝑥3𝑖 2 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 2 𝑆𝑏13.22 = 12,9294 648 650 648 − −112 2 = 8378,2512 408656 = 0,0205
  • 19. Pemecahan: Contoh 7.1 Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Halaman: 135 Muhammad Firdaus 𝑆𝑏13.2 = 0,0205 = 0,1432 𝑆𝑏13.2 2 = 𝑆𝑒2 𝑥2𝑖 2 𝑥2𝑖 2 𝑥3𝑖 2 − 𝑥2𝑖𝑥3𝑖 2 𝑆𝑏12.3 2 = 12,9294 650 650 648 − −112 2 = 8404,11 408656 = 0,0206 𝑆𝑏13.2 = 0,0206 = 0,1434 𝑅2 = 𝑦𝑖2 𝑦𝑖2 = 𝑏12.3 𝑥2𝑖𝑦𝑖 + 𝑏13.2 𝑥3𝑖𝑦𝑖 𝑦𝑖 2 𝑅2 = 1,3642 874 + 0,1139 −79 1260,889 = 1183,3127 1260,889 = 0,9385 𝑅 = 𝑅2 = 0,9385 = 96,88 𝑌𝑖 = 𝑏1.23 + 𝑏12.3𝑥2𝑖 + 𝑏13.2𝑋3𝑖 𝑌𝑖 = −49,3391 + 1,3642𝑋2𝑖 + 0,1139𝑋3𝑖 𝑅2 = 0,9385 0,1432 0,1434 𝑆𝑒 = 3,5975 𝑏12.3 = 1,3642 artinya, biaya iklan 𝑋2 naik satu satuan, di harapkan hasil penjualan 𝑌𝑖 akan naik 1,36 kali, kalau pendapatan 𝑋3 tetap. 𝑏13.2 = 0,1139 artinya, kalau 𝑋3 naik satu satuan, diharap- kan hasil penjualan 𝑌𝑖 akan naik 0,11 kali, kalau biaya iklan 𝑋2 tetap.
  • 20. Pemecahan: Contoh 7.1 Buku Ekonometrika-Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Halaman: 135 Muhammad Firdaus 𝑅2 = 0,9385 artinya: Besarnya sumbangan biaya iklan 𝑋2 dan pendapatan 𝑋3 terhadap variasi (naik turunya) ha sil penjualan 𝑦 sebesar 93,85%, sedangkan sisanya sebes ar 6,15% disebabkan oleh faktor-faktor lainnya. 𝑅 = 96,88 artinya: Hubungan antara biaya iklan 𝑋2 da n pendapatan 𝑋3 secara bersama-sama dengan hasil penju alan 𝑦 adalah positif dan sangat kuat atau tinggi. 𝑟12 = 𝑥2𝑖 𝑦𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑦𝑖 2 = 874 650∗ 1260,889 = 874 905,3054 = 0,9654 𝑟13 = 𝑥3𝑖 𝑦𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑦𝑖 2 = −79 650∗ 1260,889 = −79 905,3054 = −0,0873 𝑟23 = 𝑥2𝑖 𝑦𝑖 𝑥2𝑖 2 𝑦3𝑖 2 = −112 650∗ 648 = −112 649 = −0,1726 𝑟12.3 = 𝑟12−𝑟13 𝑟23 1−𝑟13 2 1−𝑟23 2 𝑟12.3 = 0,9654−(−0,0873)(−0,1726) 1−(−0,0873)2 1−(−0,1726)2 = 0,9503 0,9962∗ 0,985 = 0,9685 𝑟12.3 2 = (0,9685)2 = 0,938 artinya jika pendapatan konstan 𝑋3 konstan, maka sumbangan biaya iklan 𝑋2 terhadap variasi (naik turunnya) hasil penjualan 𝑦 sebesar 93,8%. 𝑟13.2 = 𝑟13−𝑟12 𝑟23 1−𝑟12 2 1−𝑟23 2 𝑟12.3 2 = −0,0873−(−0,9654)(−0,1726) 1−(−0,9654)2 1−(−0,1726)2 = 0,9503 0,9962∗ 0,985 = 0,9685 𝑟12.3 2 = (0,3087)2 = 0,0953 artinya jika biaya iklan konstan 𝑋2 konstan maka sumbangan pendapatan 𝑋3 terhadap variasi (naik turunnya) hasil penjualan 𝑦 sebesar 9,53%.
  • 21. Minum sirup dengan selasih Kami ucapkan terima kasih    