SlideShare a Scribd company logo
KELOMPOK 7 :
UNIVERSITAS PANCASILA
DISKRIMINASI : UTILITAS, HAK, DAN
KEADILAN
Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat
dibagi menjadi tiga kelompok:
a. Utilitas
Argumen yang menentang diskriminasi rasial dan seksual
didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat
akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan
kompetensi (atau “kebaikan”). Pekerjaan – pekerjaan yang
berbeda, memerlukan keahlian dan sifat kepribadian yang
bebeda jika kita ingin agar semuanya seproduktif mungkin.
Akan tetapi, argumen utilitarian ini dihadapkan pada dua
keberatan, yaitu:
 Jika argumen ini benar, maka pekerjaan haruslah diberikan
dengan dasar kualifikasi yang berkaitan dengan pekerjaan,
hanya jika hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
 Argumen utilitarian juga harus menjawab tuntutan
penentangnya yang menyatakan bahwa masyarakat secara
keseluruhan akan memperoleh keuntungan dari keberadaan
bentuk–bentuk diskriminasi seksual tertentu.
b. Hak
Argumen non- utilitarian yang menentang diskriminasi rasial
dan seksual salah satunya menyatakan bahwa diskriminasi
salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia.
Prinsip dari teori Kant berarti, masing – masing individu
memiliki hak moral untuk diperlakukan sebagai seorang yang
merdeka dan sejajajr dengan semua orang lain, dan bahwa
semua individu memiliki kewajiban moral korelatif untuk
memperlakukan satu sama lain sebagai individu yang merdeka
dan sederajat.
Tindakan diskriminasi meanggar prinsip ini dalam dua cara,
yaitu:
 Pertama, diskriminasi didasarkan pada keyakinan bahwa suatu
kelompok tertentu dianggap lebih rendah dibandingkan
kelompok lain.
 Kedua, diskriminasi menempatkan kelompok yang
terdiskriminasi dalam posisi social dan ekonomi yang rendah.
b. Keadilan
Kelompok argumen non-utilitarian kedua melihat
diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip
keadilan. Menutup kesempatan bagi kaum minoritas untuk
menuduki posisi-posisi tertentu dalam sebuah lembaga
sehingga otomatis berarti mereka tidak memperoleh
kesempatan yang sama dengan orang lain. Diskriminasi dalam
pekerjaan adalah salah karena ia melanggar prinsip dasar
keadilan dengan cara membedakan orang-orang berdasarkan
karakteristik-karakteristik tertentu (ras atau jenis kelamin)
yang tidak relevan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
PRAKTIK DISKRIMINASI
Diantara tindakan tindakan–tindakan yang dianggap
diskriminatif adalah sebagai berikut :
1. Rekrutmen. Perusahaan – perusahaan yang sepenuhnya
bergantung pada referensi verbal para pegawai saat ini dalam
merekrut pegawai baru cenderung merekrut pegawai dari
kelompok ras dan seksual yang sama dengan yang terdapat
dalam perussahaan.
2. Screening (seleksi). Kualifikasi pekerjaan dianggap
diskriminatif jika tidak relevan dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Wawancara kerja juga akan diskriminatif jika
pewawancara mendiskualifikasi calon pegawai dengan
berdasarkan stereotype seksual atau rasial.
3. Kenaikan Pangkat. Proses kenaikan pangkat, kemajuan
kerja, dan transfer dikatakan diskriminatif jika perusahaan
memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai
perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas. System
senioritas dikatakan diskriminatif jika diskriminasi masa lalu
tidak memungkinkan pegawai perempuan atau minoritas
untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang
karier.
4. Kondisi Pekerjaan. Pemberian gaji dikatakan diskriminatif
jika diberikan dalam jumlah yang tidak sama untuk orang-
orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama.
5. PHK. Memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras
dan jenis kelamin jelas merupakan diskriminasi. Bentuk
diskriminasi lainnya adalah kebijakan pemutusan
hubungan kerja.
PELECEHAN SEKSUAL
Meskipun cukup sering terjadi, namun pelecehan seksual
masih sulit didefinisikan, dikendalikan, dan dicegah. Pada
tahun 1978, Equal Employment Opportunity Commission
memublikasikan serangkaian “pedoman” untuk
mendefinisikan pelecehan seksual dan menetapkan apa
yang menurut mereka sebagai tindakan yang melanggar
hukum. Lebih jauh lagi, pedoman tersebut menyatakan
bahwa pelecehan seksual adalah dilarang dan bahwa
pengusaha atau perusahaan bertanggung jawab atas semua
tindakan pelecehan seksual yang dilakukan para pegawai,
dan tidak masalah apakah tindakan tersebut “dilarang oleh
perusahaan”.
DILUAR RAS JENIS KELAMIN : KELOMPOK LAIN
Diluar ras dan jenis kelamin juga terdapat berbagai
diskriminasi terhadap kelompok lain. Yaitu diantaranya:
 Diskriminasi terhadap pegawai yang lebih tua berdasarkan
usia
 Penderita cacat
 Prefensi seksual yang tidak lazim
 Kaum gay dan transeksual
 Tenaga kerja yang kelebihan berat badan
 Penderita AIDS
TINDAKAN AFIRMATIF
Untuk menghapus pengaruh- pengaruh diskriminasi masa
lalu banyak perusahaan yang melaksanakan program-program
tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi
yang lebih representatif dalam perusahaan dengan memberikan
preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas. Inti
dari program tindakan afirmatif adalah sebuah penyelidikan
yang mendetail (analisis utilisasi) atas semua klasifikasi
pekerjaan besar dalam perusahaan.
Kritik terhadap tindakan afirmatif, bahwa dalam upaya
memperbaiki kerugian akibat diskriminasi masa lalu, program
program itu sendiri juga menjadi diskriminatif, baik rasial
maupun seksual.
Argumen untuk membenarkan program afirmatif tersebut:
a. Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi
Argumen-argumen yang mendukung tindakan afirmatif,
sebagai salah satu bentuk kompensasi, didasarkan pada
konsep keadilan kompensatif, yaitu mengimplikasikan bahwa
seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap orang-
orang yang dirugikan secara sengaja. Namun kelemahan pada
argumen ini yaitu, prinsip ini mensyaratkan kompensasi
hanya dari individu individu yang secara sengaja merugikan
orang lain, dan memberikan kompensasi hanya pada individu-
individu yang dirugikan. Singkatnya, program tindakan
afirmatif tidak adil karena pihak yang memperoleh
keuntungan dari program ini bukanlah individu-individu yang
dirugikan di masa lalu, dan orang-orang yang harus membayar
ganti rugi juga bukan individu yang melakukan tindakan
tersebut.
b. Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai
Tujuan Sosial
Rangkaian argumen ini didasarkan pada gagasan, program-
program tersebut secara moral merupakan instrument yang
sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral juga
sah. Para penentang argumen ini menyatakan bahwa
program tindakan afirmatif tidak adil karena
mendistribusikan keuntungan dengan berdasarkan kriteria
yang tidak relevan seperti ras, maka kaum utilitarian bisa
menjawab bahwa kebutuhan, bukan ras, merupakan kriteria
untuk mendistribusikan keuntungan dari program afirmatif.
Hambatan yang dihadapi oleh pembenaran utilitarian atas
program tindakan afirmatif:
 Apakah biaya social dari program tindakan afirmatif (seperti
perasaan frustasi yang dialami pria kulit putih) lebih besar
dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh.
 Apakah asumsi bahwa ras merupakan indikator kebutuhan
yang tepat.
Argumen paling tegas dan paling persuasif untuk mendukung
program tindakan afirmatif ini adalah:
 Bahwa tujuan yang diharapkan oleh program tindakan
afirmatif adalah keadilan yang merata.
 Bahwa program tindakan afirmatif secara moral merupakan
cara yang sah untuk mencapai tujuan.
Tujuan program tindakan afirmatif diharapkan dapat dicapai
dengan beberapa cara, dan tujuan program tindakan afirmatif ini
adalah:
 Mendistribusikan keuntungan dan beban masyarakat yang
konsisten dengan prinsip-prinsip keadilan distributif, dan
yang mampu menghapuskan dominasi ras atau jenis kelamin
tertentu atas kelompok pekerjaan penting.
 Untuk memberikan bias (baik yang disadari maupun tidak)
untuk menjamin hak yang sama untuk memperoleh
kesempatan bagi kaum perempuan dan minoritas.
 Untuk menetralkan kelemahan kompetitif, agar kaum yang
terdiskriminasi (perempuan dan kaum minoritas)
memperoleh posisi yang sama untuk bersaing dengan kaum
mayoritas.
Tiga alasan mengapa tindakan afirmatif yang pada dasarnya
bertujuan untuk menciptakan keadilan pada masyarakat,
dikatakan tidak sah:
 Program tindakan airmatif merupakan “diskriminasi”
terhadap pria kulit putih.
 Perlakuan prefensial melanggar prinsip keadilan karena
menggunakan karakteristik yang tidak relevan untuk
membuat keputusan kepegawaian.
 Tindakan ini sesungguhnya malah merugikan kaum
perempuan dan minoritas.
1. Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan
keberagaman
Selain ras dan jenis kelamin kriteria lain juga perlu
dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalam program
tindakan afirmatif, yaitu diantaranya:
 Jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal
ini akan mengarahkan pada perekrutan yang tidak
berkualifikasi dan mungkin akan menurunkan produktifitas
 Banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh-pengaruh penting
pada kehidupan orang lain.
 Para penentang menyatakan bahwa program tindakan
afirmatif, jika dilanjutkan, akan membuat Negara kita
menjadi Negara yang lebih diskriminatif.
Cara memasukan berbagai pertimbangan ke dalam program
tindakan afirmatif ketika kaum minoritas kurang terwakili:
a. Kelompok minoritas dan bukan minoritas wajib direkrut
atau di promosikan hanya jika mereka telah mencapai
tingkat kompensasi minimum atau mampu mencapai
tingkat tersebut dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
b. Jika kualifikasi minoritas hanya sedikit lebih rendah (atau
sama atau lebih tinggi) dibandingkan yang bukan dari
kelompok minoritas, maka calon tersebut harus lebih
diutamakan.
c. Jika calon dari kelompok minoritas dan bukan minoritas
sama-sama berkualifikasi atas suatu pekerjaan, namun calon
dari kelompok bukan minoritas jauh lebih berkualifikasi,
maka:
 Jika pelaksanaan pekerjaan tersebut berpengaruh langsung
pada kehidupan atau keselamatan orang lain atau jika
pelaksanaan pekerjaan tersebut memiliki pengaruh pentig
pada efisiensi seluruh perusahaan, maka calon dari bukan
minoritas yang lebih diutamakan
 Jika pekerjaan tersebut tidak berkaitan langsung dengan
aspek keselamatan dan tidak memiliki pengaruh penting
pada efisiensi perusahaan, maka calon dari kelompok
minoritas harus lebih diutamakan
d. Perefensi juga harus diberikan pada calon dari kelompok
minoritas hanya jika jumlah pegawai minoritas dalam
berbagai tingkat jabatan dalam perusahaan tidak proposional
dengan ketersediaan dalam populasi.
2. Gaji yang Sebanding untuk Pekerjaan yang Sebanding
Program tindakan afirmatif dimaksudkan untuk
menambah proposi perempuan dalam jabatan-jabatan di
mana mereka kurang terwakili, namun tidak menyinggung
masalah gaji dalam jabatan tersebut ingin diperoleh kaum
perempuan. Program nilai sebanding yang diusulkan
dimaksudkan untuk mengatasi masalah gaji rendah. Program
nilai sebanding tidak berusaha menempatkan lebih banyak
pegawai perempuan dalam jabatan-jabatan dengan gaji yang
lebih tinggi. Akan tetapi, berusaha memberikan gaji yang
lebih tinggi bagi bpegawai perempuan dalam pekerjaan
mereka saat ini. Program nilai sebanding dalam perusahaan
dimaksudkan untuk menyesuaikan gaji dari kedua jenis
pekerjaan ini agar menjadi kurang lebih sama.
Program nilai sebanding menilai setiap pekerjaan menurut
tingkat kesulitan, persyaratan keahlian, pengalaman,
akuntabilitas, risiko, persyaratan pengetahuan, tanggung
jawab, kondisi kerja, dan semua faktor lain yang dianggap
layak memperoleh kompensasi. Argumen dasar yang
mendukung program nilai sebanding didasarkan pada prinsip
keadilan: keadilan mewajibkan yang sebanding haruslah
diperlakukan secara sebanding. Argumen utama yang
menentang program nilai sebanding difokuskan pada
kelayakan pasar sebagai penentu gaji.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Dadang Solihin
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan Bisnis
PT Lion Air
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
AsadCungkring97
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
fathiyahfenny
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Power Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Power Point Hubungan Internal KekaryawananPower Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Etika Bisnis
Etika BisnisEtika Bisnis
Etika Bisnis
@masbaim Imam P
 
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
levana412y
 
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi ABab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
alawwapnp
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Monang Sinaga
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Lailiya NR
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Alfrianty Sauran
 
Pengawasan dan Pengendalian Organisasi
Pengawasan dan Pengendalian OrganisasiPengawasan dan Pengendalian Organisasi
Pengawasan dan Pengendalian Organisasi
Satya Pranata
 
Keadilan Dalam Bisnis
Keadilan Dalam BisnisKeadilan Dalam Bisnis
Keadilan Dalam Bisnis
Randiarsa Saputra
 
MENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGIS
MENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGISMENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGIS
MENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGIS
Heru Fernandez
 
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNISIndividu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
Falanni Firyal Fawwaz
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPT
Yesica Adicondro
 
Etika bisnis kasus nike
Etika bisnis kasus nikeEtika bisnis kasus nike
Etika bisnis kasus nike
AsdelinaRitonga
 
#3 pendekatan sdm
#3 pendekatan sdm#3 pendekatan sdm
#3 pendekatan sdm
Anto Apriyanto, M.E.I.
 
Chapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen OperasiChapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen Operasi
Yuko Ardi Negara
 

What's hot (20)

Perilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational BehaviorPerilaku Organisasi Organizational Behavior
Perilaku Organisasi Organizational Behavior
 
Analisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan BisnisAnalisis lingkungan Bisnis
Analisis lingkungan Bisnis
 
Lingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnisLingkungan dan etika bisnis
Lingkungan dan etika bisnis
 
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYAETIKA BISNIS DAN BUDAYA
ETIKA BISNIS DAN BUDAYA
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Power Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Power Point Hubungan Internal KekaryawananPower Point Hubungan Internal Kekaryawanan
Power Point Hubungan Internal Kekaryawanan
 
Etika Bisnis
Etika BisnisEtika Bisnis
Etika Bisnis
 
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNISEtika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
Etika bisnis : PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN ETIKA BISNIS
 
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi ABab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
Bab 15 Penjadwalan Mata Kuliah Manajemen Operasi A
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
Analisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOODAnalisis SWOT PT INDOFOOD
Analisis SWOT PT INDOFOOD
 
Pengawasan dan Pengendalian Organisasi
Pengawasan dan Pengendalian OrganisasiPengawasan dan Pengendalian Organisasi
Pengawasan dan Pengendalian Organisasi
 
Keadilan Dalam Bisnis
Keadilan Dalam BisnisKeadilan Dalam Bisnis
Keadilan Dalam Bisnis
 
MENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGIS
MENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGISMENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGIS
MENYUSUN RENCANA BAYARAN STRATEGIS
 
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNISIndividu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
Individu dalam organisasi - ETIKA BISNIS
 
Supply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPTSupply Chain Management PPT
Supply Chain Management PPT
 
Etika bisnis kasus nike
Etika bisnis kasus nikeEtika bisnis kasus nike
Etika bisnis kasus nike
 
#3 pendekatan sdm
#3 pendekatan sdm#3 pendekatan sdm
#3 pendekatan sdm
 
Chapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen OperasiChapter 6 Manajemen Operasi
Chapter 6 Manajemen Operasi
 

Similar to Etika Diskriminasi Pekerjaan

Group 5 job discrimination
Group 5 job discriminationGroup 5 job discrimination
Group 5 job discrimination
Heri Nugroho
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan firdafirgie
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
firdafirgie
 
9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...
9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...
9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...
lexipel
 
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
Rame Priyanto
 
Msdm gebrina[1]
Msdm gebrina[1]Msdm gebrina[1]
Msdm gebrina[1]
gebrina23
 
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
SukrasnoSukrasno
 
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
rianafitri1
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
Tesya Suha Berra
 
Bab 13
Bab 13Bab 13
E t i k a, mm1
E t i k a, mm1E t i k a, mm1
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
Imam Arifin
 
Etika Bisnis
Etika BisnisEtika Bisnis
Etika Bisnis
Bayu Desmanto
 
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanTanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
Arini Nurmala Sari
 
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
ciciliaeritawanti
 
Tanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaanTanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaanmarianenza
 
Tugas softskil aziza materi1
Tugas softskil aziza materi1Tugas softskil aziza materi1
Tugas softskil aziza materi1Aziza Zea
 
9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...
9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...
9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...
arisatrias
 
Powerpointcolour
PowerpointcolourPowerpointcolour
Powerpointcolourdyantdyant
 
Tugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiTugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiAziza Zea
 

Similar to Etika Diskriminasi Pekerjaan (20)

Group 5 job discrimination
Group 5 job discriminationGroup 5 job discrimination
Group 5 job discrimination
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
 
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
Diskriminasi dalam ketenagakerjaan
 
9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...
9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...
9, be gg, alex arifiansyah, hapzi ali, forum and quiz corporate ethics rights...
 
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
6, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical issues in humas resources m...
 
Msdm gebrina[1]
Msdm gebrina[1]Msdm gebrina[1]
Msdm gebrina[1]
 
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
9, BE & GG, Sukrasno, Hapzi Ali, Corporate Ethics Rights Privileges Problems ...
 
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
9, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Ethics Ri...
 
9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi9.keadilan dalam organisasi
9.keadilan dalam organisasi
 
Bab 13
Bab 13Bab 13
Bab 13
 
E t i k a, mm1
E t i k a, mm1E t i k a, mm1
E t i k a, mm1
 
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
9, be gg, novita dewi purnama,hapzi ali corporate ethics rights privileges pr...
 
Etika Bisnis
Etika BisnisEtika Bisnis
Etika Bisnis
 
Tanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaanTanggung jawab sosial perusahaan
Tanggung jawab sosial perusahaan
 
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
9, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,corporate ethics r...
 
Tanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaanTanggung jawab perusahaan
Tanggung jawab perusahaan
 
Tugas softskil aziza materi1
Tugas softskil aziza materi1Tugas softskil aziza materi1
Tugas softskil aziza materi1
 
9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...
9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...
9. be gg, ari satria saputra, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma, ethics rights...
 
Powerpointcolour
PowerpointcolourPowerpointcolour
Powerpointcolour
 
Tugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materiTugas softskill aziza materi
Tugas softskill aziza materi
 

Recently uploaded

AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
DwiAyuSitiHartinah
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
EnoCasmiSEMBA
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Meihotmapurba
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
JaffanNauval
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
HuseinKewolz1
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
ritaseptia16
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
muhammadarsyad77
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
muhammadarsyad77
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
MrBready
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
kurikulumsdithidayah
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
anselmusl280
 

Recently uploaded (13)

AUDITING II chapter25.ppt
AUDITING II                chapter25.pptAUDITING II                chapter25.ppt
AUDITING II chapter25.ppt
 
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuanganFinancial Planning Eno Perencanaan keuangan
Financial Planning Eno Perencanaan keuangan
 
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt.           Makalah ini membahas tentan...
Pertemuan 12 Materi Pasar Monopoli.ppt. Makalah ini membahas tentan...
 
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptxMAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
MAKALAH SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA.pptx
 
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdfTabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
Tabungan perumahan rakyat TAPERA DJPP.pdf
 
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)MATERI AKUNTANSI IJARAH  POWER POINT (PPT)
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)
 
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdfModul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK  2024.pdf
Modul Pembekalan PKD PILKADA SERENTAK 2024.pdf
 
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptxANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
ANALISI KESEMBANGAN PASAR UANG (KURVA-LM).pptx
 
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdftantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
tantangan dan solusi perbankan syariah.pdf
 
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
Kelompok 5_PPT Etika Akuntan dalam Kasus Anti Korupsi pada Perusahaan Manufak...
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.pptMateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
Mateko11_Adjoin invers matrikspptnya.ppt
 
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxBAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptx
 

Etika Diskriminasi Pekerjaan

  • 2. DISKRIMINASI : UTILITAS, HAK, DAN KEADILAN Argumen yang menentang diskriminasi secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok: a. Utilitas Argumen yang menentang diskriminasi rasial dan seksual didasarkan pada gagasan bahwa produktivitas masyarakat akan optimal jika pekerjaan diberikan dengan berdasarkan kompetensi (atau “kebaikan”). Pekerjaan – pekerjaan yang berbeda, memerlukan keahlian dan sifat kepribadian yang bebeda jika kita ingin agar semuanya seproduktif mungkin.
  • 3. Akan tetapi, argumen utilitarian ini dihadapkan pada dua keberatan, yaitu:  Jika argumen ini benar, maka pekerjaan haruslah diberikan dengan dasar kualifikasi yang berkaitan dengan pekerjaan, hanya jika hal tersebut akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.  Argumen utilitarian juga harus menjawab tuntutan penentangnya yang menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan akan memperoleh keuntungan dari keberadaan bentuk–bentuk diskriminasi seksual tertentu.
  • 4. b. Hak Argumen non- utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya menyatakan bahwa diskriminasi salah karena hal tersebut melanggar hak moral dasar manusia. Prinsip dari teori Kant berarti, masing – masing individu memiliki hak moral untuk diperlakukan sebagai seorang yang merdeka dan sejajajr dengan semua orang lain, dan bahwa semua individu memiliki kewajiban moral korelatif untuk memperlakukan satu sama lain sebagai individu yang merdeka dan sederajat. Tindakan diskriminasi meanggar prinsip ini dalam dua cara, yaitu:  Pertama, diskriminasi didasarkan pada keyakinan bahwa suatu kelompok tertentu dianggap lebih rendah dibandingkan kelompok lain.
  • 5.  Kedua, diskriminasi menempatkan kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi social dan ekonomi yang rendah. b. Keadilan Kelompok argumen non-utilitarian kedua melihat diskriminasi sebagai pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan. Menutup kesempatan bagi kaum minoritas untuk menuduki posisi-posisi tertentu dalam sebuah lembaga sehingga otomatis berarti mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama dengan orang lain. Diskriminasi dalam pekerjaan adalah salah karena ia melanggar prinsip dasar keadilan dengan cara membedakan orang-orang berdasarkan karakteristik-karakteristik tertentu (ras atau jenis kelamin) yang tidak relevan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
  • 6. PRAKTIK DISKRIMINASI Diantara tindakan tindakan–tindakan yang dianggap diskriminatif adalah sebagai berikut : 1. Rekrutmen. Perusahaan – perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada referensi verbal para pegawai saat ini dalam merekrut pegawai baru cenderung merekrut pegawai dari kelompok ras dan seksual yang sama dengan yang terdapat dalam perussahaan. 2. Screening (seleksi). Kualifikasi pekerjaan dianggap diskriminatif jika tidak relevan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Wawancara kerja juga akan diskriminatif jika pewawancara mendiskualifikasi calon pegawai dengan berdasarkan stereotype seksual atau rasial.
  • 7. 3. Kenaikan Pangkat. Proses kenaikan pangkat, kemajuan kerja, dan transfer dikatakan diskriminatif jika perusahaan memisahkan evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai perempuan dan pegawai dari kelompok minoritas. System senioritas dikatakan diskriminatif jika diskriminasi masa lalu tidak memungkinkan pegawai perempuan atau minoritas untuk memperoleh jabatan yang lebih tinggi dalam jenjang karier. 4. Kondisi Pekerjaan. Pemberian gaji dikatakan diskriminatif jika diberikan dalam jumlah yang tidak sama untuk orang- orang yang melaksanakan pekerjaan yang pada dasarnya sama.
  • 8. 5. PHK. Memecat pegawai berdasarkan pertimbangan ras dan jenis kelamin jelas merupakan diskriminasi. Bentuk diskriminasi lainnya adalah kebijakan pemutusan hubungan kerja.
  • 9. PELECEHAN SEKSUAL Meskipun cukup sering terjadi, namun pelecehan seksual masih sulit didefinisikan, dikendalikan, dan dicegah. Pada tahun 1978, Equal Employment Opportunity Commission memublikasikan serangkaian “pedoman” untuk mendefinisikan pelecehan seksual dan menetapkan apa yang menurut mereka sebagai tindakan yang melanggar hukum. Lebih jauh lagi, pedoman tersebut menyatakan bahwa pelecehan seksual adalah dilarang dan bahwa pengusaha atau perusahaan bertanggung jawab atas semua tindakan pelecehan seksual yang dilakukan para pegawai, dan tidak masalah apakah tindakan tersebut “dilarang oleh perusahaan”.
  • 10. DILUAR RAS JENIS KELAMIN : KELOMPOK LAIN Diluar ras dan jenis kelamin juga terdapat berbagai diskriminasi terhadap kelompok lain. Yaitu diantaranya:  Diskriminasi terhadap pegawai yang lebih tua berdasarkan usia  Penderita cacat  Prefensi seksual yang tidak lazim  Kaum gay dan transeksual  Tenaga kerja yang kelebihan berat badan  Penderita AIDS
  • 11. TINDAKAN AFIRMATIF Untuk menghapus pengaruh- pengaruh diskriminasi masa lalu banyak perusahaan yang melaksanakan program-program tindakan afirmatif yang dimaksudkan untuk mencapai distribusi yang lebih representatif dalam perusahaan dengan memberikan preferensi pada kaum perempuan dan kelompok minoritas. Inti dari program tindakan afirmatif adalah sebuah penyelidikan yang mendetail (analisis utilisasi) atas semua klasifikasi pekerjaan besar dalam perusahaan. Kritik terhadap tindakan afirmatif, bahwa dalam upaya memperbaiki kerugian akibat diskriminasi masa lalu, program program itu sendiri juga menjadi diskriminatif, baik rasial maupun seksual.
  • 12. Argumen untuk membenarkan program afirmatif tersebut: a. Tindakan Afirmatif Sebagai Kompensasi Argumen-argumen yang mendukung tindakan afirmatif, sebagai salah satu bentuk kompensasi, didasarkan pada konsep keadilan kompensatif, yaitu mengimplikasikan bahwa seseorang wajib memberikan kompensasi terhadap orang- orang yang dirugikan secara sengaja. Namun kelemahan pada argumen ini yaitu, prinsip ini mensyaratkan kompensasi hanya dari individu individu yang secara sengaja merugikan orang lain, dan memberikan kompensasi hanya pada individu- individu yang dirugikan. Singkatnya, program tindakan afirmatif tidak adil karena pihak yang memperoleh keuntungan dari program ini bukanlah individu-individu yang dirugikan di masa lalu, dan orang-orang yang harus membayar ganti rugi juga bukan individu yang melakukan tindakan tersebut.
  • 13. b. Tindakan Afirmatif Sebagai Instrumen untuk Mencapai Tujuan Sosial Rangkaian argumen ini didasarkan pada gagasan, program- program tersebut secara moral merupakan instrument yang sah untuk mencapai tujuan-tujuan yang secara moral juga sah. Para penentang argumen ini menyatakan bahwa program tindakan afirmatif tidak adil karena mendistribusikan keuntungan dengan berdasarkan kriteria yang tidak relevan seperti ras, maka kaum utilitarian bisa menjawab bahwa kebutuhan, bukan ras, merupakan kriteria untuk mendistribusikan keuntungan dari program afirmatif.
  • 14. Hambatan yang dihadapi oleh pembenaran utilitarian atas program tindakan afirmatif:  Apakah biaya social dari program tindakan afirmatif (seperti perasaan frustasi yang dialami pria kulit putih) lebih besar dari keuntungan-keuntungan yang diperoleh.  Apakah asumsi bahwa ras merupakan indikator kebutuhan yang tepat. Argumen paling tegas dan paling persuasif untuk mendukung program tindakan afirmatif ini adalah:  Bahwa tujuan yang diharapkan oleh program tindakan afirmatif adalah keadilan yang merata.  Bahwa program tindakan afirmatif secara moral merupakan cara yang sah untuk mencapai tujuan.
  • 15. Tujuan program tindakan afirmatif diharapkan dapat dicapai dengan beberapa cara, dan tujuan program tindakan afirmatif ini adalah:  Mendistribusikan keuntungan dan beban masyarakat yang konsisten dengan prinsip-prinsip keadilan distributif, dan yang mampu menghapuskan dominasi ras atau jenis kelamin tertentu atas kelompok pekerjaan penting.  Untuk memberikan bias (baik yang disadari maupun tidak) untuk menjamin hak yang sama untuk memperoleh kesempatan bagi kaum perempuan dan minoritas.  Untuk menetralkan kelemahan kompetitif, agar kaum yang terdiskriminasi (perempuan dan kaum minoritas) memperoleh posisi yang sama untuk bersaing dengan kaum mayoritas.
  • 16. Tiga alasan mengapa tindakan afirmatif yang pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan keadilan pada masyarakat, dikatakan tidak sah:  Program tindakan airmatif merupakan “diskriminasi” terhadap pria kulit putih.  Perlakuan prefensial melanggar prinsip keadilan karena menggunakan karakteristik yang tidak relevan untuk membuat keputusan kepegawaian.  Tindakan ini sesungguhnya malah merugikan kaum perempuan dan minoritas.
  • 17. 1. Penerapan Tindakan Afirmatif dan Penanganan keberagaman Selain ras dan jenis kelamin kriteria lain juga perlu dipertimbangkan saat mengambil keputusan dalam program tindakan afirmatif, yaitu diantaranya:  Jika hanya kriteria ras dan jenis kelamin yang digunakan, hal ini akan mengarahkan pada perekrutan yang tidak berkualifikasi dan mungkin akan menurunkan produktifitas  Banyak pekerjaan yang memiliki pengaruh-pengaruh penting pada kehidupan orang lain.  Para penentang menyatakan bahwa program tindakan afirmatif, jika dilanjutkan, akan membuat Negara kita menjadi Negara yang lebih diskriminatif.
  • 18. Cara memasukan berbagai pertimbangan ke dalam program tindakan afirmatif ketika kaum minoritas kurang terwakili: a. Kelompok minoritas dan bukan minoritas wajib direkrut atau di promosikan hanya jika mereka telah mencapai tingkat kompensasi minimum atau mampu mencapai tingkat tersebut dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. b. Jika kualifikasi minoritas hanya sedikit lebih rendah (atau sama atau lebih tinggi) dibandingkan yang bukan dari kelompok minoritas, maka calon tersebut harus lebih diutamakan. c. Jika calon dari kelompok minoritas dan bukan minoritas sama-sama berkualifikasi atas suatu pekerjaan, namun calon dari kelompok bukan minoritas jauh lebih berkualifikasi, maka:
  • 19.  Jika pelaksanaan pekerjaan tersebut berpengaruh langsung pada kehidupan atau keselamatan orang lain atau jika pelaksanaan pekerjaan tersebut memiliki pengaruh pentig pada efisiensi seluruh perusahaan, maka calon dari bukan minoritas yang lebih diutamakan  Jika pekerjaan tersebut tidak berkaitan langsung dengan aspek keselamatan dan tidak memiliki pengaruh penting pada efisiensi perusahaan, maka calon dari kelompok minoritas harus lebih diutamakan d. Perefensi juga harus diberikan pada calon dari kelompok minoritas hanya jika jumlah pegawai minoritas dalam berbagai tingkat jabatan dalam perusahaan tidak proposional dengan ketersediaan dalam populasi.
  • 20. 2. Gaji yang Sebanding untuk Pekerjaan yang Sebanding Program tindakan afirmatif dimaksudkan untuk menambah proposi perempuan dalam jabatan-jabatan di mana mereka kurang terwakili, namun tidak menyinggung masalah gaji dalam jabatan tersebut ingin diperoleh kaum perempuan. Program nilai sebanding yang diusulkan dimaksudkan untuk mengatasi masalah gaji rendah. Program nilai sebanding tidak berusaha menempatkan lebih banyak pegawai perempuan dalam jabatan-jabatan dengan gaji yang lebih tinggi. Akan tetapi, berusaha memberikan gaji yang lebih tinggi bagi bpegawai perempuan dalam pekerjaan mereka saat ini. Program nilai sebanding dalam perusahaan dimaksudkan untuk menyesuaikan gaji dari kedua jenis pekerjaan ini agar menjadi kurang lebih sama.
  • 21. Program nilai sebanding menilai setiap pekerjaan menurut tingkat kesulitan, persyaratan keahlian, pengalaman, akuntabilitas, risiko, persyaratan pengetahuan, tanggung jawab, kondisi kerja, dan semua faktor lain yang dianggap layak memperoleh kompensasi. Argumen dasar yang mendukung program nilai sebanding didasarkan pada prinsip keadilan: keadilan mewajibkan yang sebanding haruslah diperlakukan secara sebanding. Argumen utama yang menentang program nilai sebanding difokuskan pada kelayakan pasar sebagai penentu gaji.