SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
ETIKA DAKWAH DALAM AL-QUR`A<N
 (KAJIAN SURAH AL-A‟RA>F AYAT 199, AL-
H{AJJ AYAT 78, AL-H{UJURA>T AYAT 6, 10 &
                   11)




         Oleh: Muhammad Nashir
• Berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu
             ethos dan ethikos.
           • artinya tempat tinggal yang biasa,
             padang rumput, kandang, kebiasaan,
             adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
             cara berpikir. Adapun dalam bentuk
             jamaknya ta etha yang artinya adat
             kebiasaan.
           • Menurut KBBI : tingkah laku, tata krama,
Etika        sopan santun.
           • Ahmad Amin: etika berarti ilmu yang
             menjelaskan arti baik dan buruk,
             menerangkan apa yang seharusnya
             dilakukan oleh manusia, dan
             menyatakan tujuan yang harus dituju
             oleh manusia dalam perbuatan baik
             mereka.
           • Hamzah Ya‟qub: etika dapat disamakan
             dengan akhlak.


    Selayang pandang etika
Etika Dakwah
• Aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
  merumuskan perlakuan benar dan salah dalam
  menegakkan dakwah Islamiyah, disebut juga kode
  etik dakwah (M. Yunan Yusuf: 2002).


                 Komponen Etika Dakwah
•   Etika da‟i
•   Etika mad‟u
•   Etika media dakwah
•   Etika metode dakwah
•   Etika materi dakwah
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-
      FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R
Tafsir kalimat “khudh al-„afwa”
 Ibn „Abbas: ambillah dari lebihan harta mereka sejumlah
yang layak untukmu, dan terimalah apa yang mereka
berikan kepadamu dari harta mereka.
 „Abd al-Rah}ma>n ibn Zayd ibn Aslam: Allah

memerintahkan Nabi saw agar bersifat pemaaf dan
berlapang dada dalam menghadapi orang-orang mushrik.
 Muja>hid: berilah maaf terhadap sikap dan perbuatan

orang lain tanpa mengeluh.
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-
      FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Tafsir kata “al-„urf”
 Ibn Jari>r telah meriwayatkan bahwa bila dikatakan

awlaytuhu ma‟ru>fan,‟arifa, „a>rifatan, semuanya bermakna
makruf, yakni saya mengulurkan kebajikan kepadanya. Ibn
Jari>r mengatakan bahwa Allah telah memerintahkan Nabi
Nya agar menganjurkan semua hamba Nya untuk berbuat
kebajikan, dan termasuk ke dalam kebajikan ialah
mengerjakan ketaatan dan berpaling dari orang-orang yang
bodoh.
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU>
  AL-FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R
Manusia itu ada dua macam. Pertama, orang yang baik;
terimalah kebajikan yang diberikannya kepadamu,
janganlah kamu membebaninya dengan sesuatu yang
di luar kemampuannya, jangan pula sesuatu yang
menyempitkan dirinya. Adapun terhadap orang kedua,
yaitu orang yang buruk, maka perintahkanlah dia untuk
berbuat yang makruf. Jika ia tetap tenggelam dalam
kesesatannya serta membangkang dan terus menerus
dalam kebodohannya, maka berpalinglah kamu darinya.
Mudah-mudahan hal tersebut dapat menolak tipu
muslihatnya terhadap dirimu.
TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N
         KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

 Pokok pelajaran pertama, Firman Nya
“khudh al-„afwa” mengandung pelajaran
untuk meyambung tali persaudaraan
kepada orang yang memutuskannya,
memaafkan orang-orang yang berbuat
dosa, dan berbuat santun kepada orang
beriman.
TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N
         KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Pokok ajaran yang kedua yaitu firman Nya
“wa`mur bi al-„urf” yaitu dengan kebajikan
yang telah dikenal bersama dan dengan
sikap ramah. „I<sa> ibn „Amr membacanya
dengan “bi al-„urufi” dengan dua d}ammah
seperti membaca “al-h}ulum” (murah hati).
Kata “al-„urf, al-ma‟ru>f, dan al-„a>rifah”
mengacu pada perbuatan baik yang
disepakati oleh akal, dan menentramkan
jiwa. „At}a> berkata bahwa maksud firman
TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-
                        QURA<N
       KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<
Pokok ajaran yang ketiga yaitu firman Nya “wa a‟rid} „an al-
ja>hili>n” makna nya apabila engkau berargumen dengan
mereka serta memerintahkan mereka dengan kebaikan niscaya
mereka akan menganggap hal tersebut kebodohan. Maka
berpalinglah dari mereka untuk menjaga kehormatan Allah
walaupun Dia mampu menjawab ejekan mereka. Perilaku
seperti ini walaupun diturunkan kepada Nabi Muhammad,
tetapi nilainya tetap berlaku sampai sekarang untuk seluruh
umat manusia.
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
               ZUH}}AYLI>
Persesuaian antar ayat:
Ayat sebelumnya berbicara bahwa Allah mengatur urusan
kaum muslimin dengan membantu dan menguatkan mereka.
Sebagai rasa syukur adalah dengan tidak menyembah berhala,
karena berhala tidak dapat memberi manfaat dan mudarat.
Secara simple ayat sebelum ini berbicara hubungan antara
manusia dan Penciptanya.
Adapun ayat ini berbicara etika hubungan antar manusia.
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
                 ZUH}}AYLI>
Ayat ini mencakup tiga asas akhlak mulia:
1.   Memberi maaf, yaitu memudahkan dalam bergaul
     dengan manusia tanpa berusaha menyusahkan.
     Sebagaimana disebutkan dalam hadith “permudahlah
     jangan dipersulit dan berilah kabar gembira jangan
     membuat orang lari”.
2.   Perintah untuk mengerjakan kebajikan yaitu semua
     perbuatan yang baik dan elok, diperintahkan oleh agama
     serta dianggap baik oleh akal manusia. Adapun al-
     ma‟ru>f adalah term yang mencakup semua kebaikan
     dan ketaatan, kebajikan dan berbuat baik kepada
     manusia.
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
                 ZUH}}AYLI>
Ayat ini mencakup tiga asas akhlak mulia:
3.   Mengabaikan orang bodoh maksudnya adalah tidak
     berbuat seperti yang dilakukan orang-orang bodoh, dan
     memaafkan perbuatan buruk yang dilakukan mereka
     kepada kita. Apabila orang bodoh mengatakan sesuatu
     yang menyakiti perasaan orang lain, abaikan saja
     perkataannya dan maafkan dia.
ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI
Etika da‟i
• mudah memaafkan, santun, tidak
  kasar, menggunakan perkataan
  yang enak di dengar dan menyentuh
  hati. Tidak ketinggalan juga agar
  bersikap low profile dan tidak mudah
  terprovokasi dengan perkataan
  orang bodoh.
ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI



 Etika materi dakwah

 • Ajakan kepada hal yang positif,
   baik dan diterima akal sehat.
SURAH AL-H{AJJ AYAT 78
“Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad
yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu
sekalian, dan Dia tidak menjadikan untuk kalian
kesempitan dalam agama. (Ikutilah) agama orang tua
kalian Ibrahim. Dia telah menamai kalian muslim dari
dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur`a>n) ini,
supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya
kamu menjadi saksi atas segenap manusia. Maka
dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpegan
teguh lah pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu,
Dia lah sebaik-baik pelindung dan penolong.”
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-
          FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

Jihad :
 Harta

 Diri

 Lisan

“Wa ma> ja‟ala „alaykum fi> al-di>n min h}araj” (Dan sekali-
sekali Dia tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu
kesempitan). Yaitu Dia tidak membebani kalian dengan
sesuatu yang kalian tidak mampu, serta tidak mengharuskan
kalian dengan sesuatu yang memberatkan kalian, kecuali Dia
menjadikan untuk kalian kelapangan dan jalan keluar.
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-
      FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

“Wa’tasimu> bi h}abl Alla>h” (Berpeganglah kamu pada
tali Allah), yaitu berpegang teguh lah kepada Allah,
mintalah pertolongan, bertawakkal dan meminta
perlindungan kepada Nya.
TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N
          KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Jihad:
 Melawan orang kafir

 Isyarat untuk melaksanakan semua perintah Allah
dan berhenti dari perbuatan yang dilarang Nya.
 Bersungguh-sungguhlah dalam ketaatan kepada
Allah dan menolak hawa nafsu, bersunggguh-
sungguhlah menolak bisikan setan, aniaya dari orang
yang berbuat aniaya dan melawan kekafiran orang
kafir.
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
               ZUH}}AYLI>
Jihad: Bersungguh-sungguh mengerahkan semua
   kemampuan
Tipe Jihad:
  Melawan hawa nafsu
  Melawan bisikan setan
  Melawan orang kafir yang menyerang
Media Jihad:
   Harta
  Diri : mengangkat senjata melawan orang kafir yang
   memusuhi dan menyerang Islam.
  Lisan : pemberian argumen, penjelasan dan
   pemberitahuan ajaran agama.
ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI



 Etika da‟i

 • Sungguh-sungguh, ikhlas,
   tawakkal, tidak membuat sulit,
   senantiasa bersyukur.
SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 6



Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, periksalah dengan teliti agar kamu
tidak menimpakan suatu musibah kepada
suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-
       FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R
 Ayat ini diturunkan berkenaan dengan al-Wali>d ibn
„Uqbah ibn Abi> Mu‟i>t} ketika ia diutus oleh Rasulullah
untuk mengambil sedekah (zakat) Bani Mustaliq.

 Perlunya sikap teliti ketika menerima berita dari orang
fasiq.

 al-Naba : Berita penting, berbeda dengan al-khabar.
 al-Khabar : Berita umum (al-Misbah; Vol. 13)
TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N
          KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

Makna fasiq:
 Ibn Zayd : Pendusta

 Abu> al-H{asan al-Warra>q : orang yang
bergelimang dosa.
 Ibn T{a>hir : orang yang tidak malu kepada Allah.

Kabar yang datang dari satu orang dapat diterima dan
diamalkan dengan syarat si pembawa berita orangnya
jujur dan amanah.
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
               ZUH}}AYLI>
Persesuaian antar ayat:
   Setelah pada ayat sebelumnya Allah memerintahkan
   umat beriman dengan dua perintah, yaitu menaati Allah
   dan Rasul Nya serta merendahkan suara di depan
   Rasulullah sebagai penjelasan wajibnya menghormati
   beliau. Pada ayat ini perintah diawali akan wajibnya
   mengecek kembali berita yang sampai kepada kita, serta
   peringatan agar tidak mudah percaya pada ucapan
   seseorang, hal ini sebagai tindakan preventif supaya
   tidak salah dalam mengambil keputusan. Perintah ini
   adalah etika yang sangat penting untuk menjaga
   persatuan umat dan memusnahkan sebab-sebab
   permusuhan sampai ke akar-akarnya.
Tidak
            mudah
         terprovokasi
                        Materi yang
                        disampaikan
Teliti
                        benar-benar
                            valid


           Etika
          dakwah
SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 10




     Sesungguhnya orang-orang beriman itu
 bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah
  hubungan) antara kedua saudaramu itu dan
takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat
                     rahmat.
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-
    FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

                            Hanya orang-
                             orang yang
                            bertakwa akan
                              mendapat
                                rahmat




                Perintah
              mendamaikan
                golongan
              yang sedang
                 bertikai


                                       Setiap mukmin
                                        bersaudara
TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N
         KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<




Setiap Mukmin    Perbuatan
                               Setiap mukmin
 bersaudara      fasiq tidak
                                adalah agen
karena ikatan   menyebabkan
                                perdamaian
     iman          murtad
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
         ZUH}}AYLI>

         Setiap mukmin
          hendaknya
          berbuat adil



     Selalu
                  Bersaudara
    menjadi
                    karena
    problem
                     iman
     solver
Membekali diri
                   dengan
                 berbagai skil
                     dan
                 pengetahuan
                                     Menjadi
Problem solver
                                  sharing partner



                  Etika
                   da‟i
SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 11



   Hai orang-orang yang beriman, janganlah satu kelompok laki-laki
merendahkan kelompok yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
     baik dari mereka. Dan jangan pula satu kelompok perempuan
 merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih
  baik. Dan janganlah mencela dirimu sendiri seta jangan memanggil
dengan panggilan yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan
 adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang
      tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-
        FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R

 Allah melarang manusia saling menghina, karena
hakikatnya sama dengan menghina diri sendiri
 Kata “al-Hamz” berarti celaan dalam bentuk perbuatan,

sedangkan kata “al-Lamz” berarti celaan dalam bentuk
ucapan.
 Gelar yang buruk adalah gelar yang         tidak disukai
pemiliknya.
SEBAB TURUNNYA AYAT
 Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Sha‟bi>, ia bercerita bahwa
Abu> Jubayrah ibn al-D{ah}h}a>k memberitahunya, ia bercerita
bahwa ayat ini, “Dan janganlah kalian panggil memanggil dengan
gelar yang buruk”, turun berkenaan dengan Bani Salamah. Ia
mengatakan, “Rasulullah pernah tiba di Madinah dan setiap kami
mempunyai dua atau tiga nama. Jika beliau memanggil salah seorang
dari mereka dengan nama-nama tersebut, maka mereka berkata:
“Wahai Rasulallah, sesunggguhnya ia marah dengan panggilan nama
tersebut”. Maka turunlah ayat, “Dan janganlah kalian panggil
memanggil dengan gelar yang buruk”. Hadith tersebut juga
diriwayatkan oleh Abu> Da>wu>d dari Mu>sa> ibn Isma>‟i>l, dari
Wahb dari Da>wu>d.
TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N
          KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<

 Perbedaan antara al-lamzu dan al-humazah
yaitu al-lamzu adalah hinaan dengan tangan,
mata, lidah dan isyarat. Sedangkan al-hamzu
celaan dengan lidah saja.
 Boleh memanggil dengan gelar yang disukai
pemiliknya.
 Boleh memberi gelar berkaitan dengan sifat

yang melekat pada orang tersebut tanpa berniat
menghina, seperti H{umayd al-T{awi>l (Humayd si
jangkung)
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
               ZUH}}AYLI>
Persesuaian antar ayat:
   Dalam ayat sebelumnya dijelaskan relasi dan etika yang
   harus dijalin antara hamba dan Tuhannya serta Rasul
   Nya, kemudian bagaimana bersikap kepada orang yang
   menyalahi ajaran agama (fasiq). Selanjutnya dalam ayat
   ini Allah menjelaskan etika yang harus dimiliki seorang
   mukmin baik ketika berhadapan dengan mukmin lainnya
   maupun dengan kafir. Etika tersebut adalah larangan
   saling menghina, merendahkan, dan memanggil dengan
   gelar buruk.
TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL-
               ZUH}}AYLI>
Dalam ayat ini Allah mengajari umat beriman etika yang
agung dan luhur, yaitu:
 Tidak saling mencela sesama manusia

 Tidak mengumpat dan memaki ataupun membeberkan aib
orang lain walaupun dengan isyarat. Karena pada dasarnya
mengumpat orang lain sama dengan mengumpat diri sendiri.
Hal tersebut disebabkan setiap mukmin bersaudara.
 Tidak memanggil dengan panggilan buruk, adapun gelar

yang baik justru dianjurkan.
Mengapa digunakan kata al-Tanabuz dalam bentuk “saling”
tidak menggunakan kata al-Nabz seperti kata “talmizu” di
awal ayat ?.
Karena memberi gelar buruk kepada orang lain biasanya
akan langsung mendapat respon dari orang yang diberi
gelar, orang tersebut akan memberi gelar buruk kepada
pihak pertama pada saat itu juga. Hal ini disebabkan rasa
malu yang ditimbulkan oleh gelar buruk tersebut memicu
pihak yang diberi gelar langsung menjawab dengan memberi
gelar buruk juga. Hal ini berbeda dengan “al-Lamzu” (al-
Misbah, Vol. 13)
•   Pandai memilih kata

Etika da‟i   •
             •
                 Tidak menyinggung perasaan mad‟u
                 Menguasai lapangan
             •   Selalu bertobat




 Etika       • Mengkritik dengan sopan
             • Tidak membeda-bedakan antara da‟i yang
 mad‟u         satu dengan yang lain.




 Etika       • Disesuaikan dengan adat istiadat tempatan
             • Komunikatif
metode
dakwah

More Related Content

What's hot (20)

Ppt tafsir
Ppt tafsirPpt tafsir
Ppt tafsir
 
Powerpoint Akhlak
Powerpoint AkhlakPowerpoint Akhlak
Powerpoint Akhlak
 
Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)Ulumul Qur'an (2)
Ulumul Qur'an (2)
 
Muhasabah diri
Muhasabah diriMuhasabah diri
Muhasabah diri
 
Aqidah islam
Aqidah islamAqidah islam
Aqidah islam
 
I'jaz Al Qur'an
 I'jaz Al Qur'an I'jaz Al Qur'an
I'jaz Al Qur'an
 
Ushul fiqh ppt
Ushul fiqh pptUshul fiqh ppt
Ushul fiqh ppt
 
Ghazwul fikri
Ghazwul fikriGhazwul fikri
Ghazwul fikri
 
Asbabun nuzul
Asbabun nuzulAsbabun nuzul
Asbabun nuzul
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Kritik hadits (2)
Kritik hadits (2)Kritik hadits (2)
Kritik hadits (2)
 
Ilmu tasawuf
Ilmu tasawufIlmu tasawuf
Ilmu tasawuf
 
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembaliMasa kejayaan islam yang dinantikan kembali
Masa kejayaan islam yang dinantikan kembali
 
Fiqih dakwah
Fiqih dakwahFiqih dakwah
Fiqih dakwah
 
Akhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power pointAkhlak Tercela power point
Akhlak Tercela power point
 
Materi power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwidMateri power point belajar tajwid
Materi power point belajar tajwid
 
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
Diskusi Kelas: Hakim, Mukallaf, Taklif, dan aliran-aliran dalam Islam (Ushul ...
 
FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap FIQIH THAHARAH - lengkap
FIQIH THAHARAH - lengkap
 
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) pptEtika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
Etika, Moral, Akhlak (Agama) ppt
 
AKHLAK
AKHLAKAKHLAK
AKHLAK
 

Similar to ETIKA BERITA

Etika dakwah pp
Etika dakwah ppEtika dakwah pp
Etika dakwah ppmoehnash
 
Modul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xModul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xMoezzt Licha
 
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatArifah Fajrina
 
PPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptx
PPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptxPPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptx
PPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptxFaisalHabibLubis1
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawufade orreo
 
Mebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okMebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okKafi Hidonis
 
04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptxBudiPrasetyo203326
 
Tafsir kontekstual
Tafsir kontekstualTafsir kontekstual
Tafsir kontekstualNisrina tama
 
Bisnis yang pasti untung
Bisnis yang pasti untungBisnis yang pasti untung
Bisnis yang pasti untungAsdianur Hadi
 
KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptxKARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptxMuhammad Billah
 
Akhlaq warga muhammadiyah
Akhlaq warga muhammadiyahAkhlaq warga muhammadiyah
Akhlaq warga muhammadiyahRaraz Augusta
 
29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptx
29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptx29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptx
29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptxahmad jazuli
 
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...Adisa Alifya
 

Similar to ETIKA BERITA (20)

Etika dakwah pp
Etika dakwah ppEtika dakwah pp
Etika dakwah pp
 
Hadis
HadisHadis
Hadis
 
Kewajiban Dakwah
Kewajiban DakwahKewajiban Dakwah
Kewajiban Dakwah
 
Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3Modul 13 kb 3
Modul 13 kb 3
 
materi liqo.docx
materi liqo.docxmateri liqo.docx
materi liqo.docx
 
Modul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas xModul pembelajaran pai kelas x
Modul pembelajaran pai kelas x
 
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakatPelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
Pelaksanaan khutbah , tabligh dan dakwah di masyarakat
 
PPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptx
PPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptxPPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptx
PPT ADAB BERGAUL SESUAI AGAMA ISLAM.pptx
 
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq TasawufKonsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
Konsep Ilmu Akhlaq _ Akhlaq Tasawuf
 
Mebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okMebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual ok
 
04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
04 KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
 
Agama.pptx
Agama.pptxAgama.pptx
Agama.pptx
 
Dalil
DalilDalil
Dalil
 
Tafsir kontekstual
Tafsir kontekstualTafsir kontekstual
Tafsir kontekstual
 
Bisnis yang pasti untung
Bisnis yang pasti untungBisnis yang pasti untung
Bisnis yang pasti untung
 
KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptxKARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
KARAKTERISTIK JAMAAH DAKWAH.pptx
 
Rukun al fahmu pt 6
Rukun al fahmu pt 6Rukun al fahmu pt 6
Rukun al fahmu pt 6
 
Akhlaq warga muhammadiyah
Akhlaq warga muhammadiyahAkhlaq warga muhammadiyah
Akhlaq warga muhammadiyah
 
29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptx
29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptx29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptx
29 Karakteristik Jamaah Dakwah - Nasihat Ustadz.pptx
 
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
Agama Kelas 10 - SURAH-SURAH PILIHAN TENTANG KONTROL DIRI, PRASANGKA BAIK DAN...
 

ETIKA BERITA

  • 1. ETIKA DAKWAH DALAM AL-QUR`A<N (KAJIAN SURAH AL-A‟RA>F AYAT 199, AL- H{AJJ AYAT 78, AL-H{UJURA>T AYAT 6, 10 & 11) Oleh: Muhammad Nashir
  • 2. • Berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos dan ethikos. • artinya tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Adapun dalam bentuk jamaknya ta etha yang artinya adat kebiasaan. • Menurut KBBI : tingkah laku, tata krama, Etika sopan santun. • Ahmad Amin: etika berarti ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, dan menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan baik mereka. • Hamzah Ya‟qub: etika dapat disamakan dengan akhlak. Selayang pandang etika
  • 3. Etika Dakwah • Aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perlakuan benar dan salah dalam menegakkan dakwah Islamiyah, disebut juga kode etik dakwah (M. Yunan Yusuf: 2002). Komponen Etika Dakwah • Etika da‟i • Etika mad‟u • Etika media dakwah • Etika metode dakwah • Etika materi dakwah
  • 4.
  • 5. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL- FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R Tafsir kalimat “khudh al-„afwa”  Ibn „Abbas: ambillah dari lebihan harta mereka sejumlah yang layak untukmu, dan terimalah apa yang mereka berikan kepadamu dari harta mereka.  „Abd al-Rah}ma>n ibn Zayd ibn Aslam: Allah memerintahkan Nabi saw agar bersifat pemaaf dan berlapang dada dalam menghadapi orang-orang mushrik.  Muja>hid: berilah maaf terhadap sikap dan perbuatan orang lain tanpa mengeluh.
  • 6. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL- FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R Tafsir kata “al-„urf”  Ibn Jari>r telah meriwayatkan bahwa bila dikatakan awlaytuhu ma‟ru>fan,‟arifa, „a>rifatan, semuanya bermakna makruf, yakni saya mengulurkan kebajikan kepadanya. Ibn Jari>r mengatakan bahwa Allah telah memerintahkan Nabi Nya agar menganjurkan semua hamba Nya untuk berbuat kebajikan, dan termasuk ke dalam kebajikan ialah mengerjakan ketaatan dan berpaling dari orang-orang yang bodoh.
  • 7. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL-FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R Manusia itu ada dua macam. Pertama, orang yang baik; terimalah kebajikan yang diberikannya kepadamu, janganlah kamu membebaninya dengan sesuatu yang di luar kemampuannya, jangan pula sesuatu yang menyempitkan dirinya. Adapun terhadap orang kedua, yaitu orang yang buruk, maka perintahkanlah dia untuk berbuat yang makruf. Jika ia tetap tenggelam dalam kesesatannya serta membangkang dan terus menerus dalam kebodohannya, maka berpalinglah kamu darinya. Mudah-mudahan hal tersebut dapat menolak tipu muslihatnya terhadap dirimu.
  • 8. TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<  Pokok pelajaran pertama, Firman Nya “khudh al-„afwa” mengandung pelajaran untuk meyambung tali persaudaraan kepada orang yang memutuskannya, memaafkan orang-orang yang berbuat dosa, dan berbuat santun kepada orang beriman.
  • 9. TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N KARYA AHMAD AL-QURT{UBI< Pokok ajaran yang kedua yaitu firman Nya “wa`mur bi al-„urf” yaitu dengan kebajikan yang telah dikenal bersama dan dengan sikap ramah. „I<sa> ibn „Amr membacanya dengan “bi al-„urufi” dengan dua d}ammah seperti membaca “al-h}ulum” (murah hati). Kata “al-„urf, al-ma‟ru>f, dan al-„a>rifah” mengacu pada perbuatan baik yang disepakati oleh akal, dan menentramkan jiwa. „At}a> berkata bahwa maksud firman
  • 10. TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL- QURA<N KARYA AHMAD AL-QURT{UBI< Pokok ajaran yang ketiga yaitu firman Nya “wa a‟rid} „an al- ja>hili>n” makna nya apabila engkau berargumen dengan mereka serta memerintahkan mereka dengan kebaikan niscaya mereka akan menganggap hal tersebut kebodohan. Maka berpalinglah dari mereka untuk menjaga kehormatan Allah walaupun Dia mampu menjawab ejekan mereka. Perilaku seperti ini walaupun diturunkan kepada Nabi Muhammad, tetapi nilainya tetap berlaku sampai sekarang untuk seluruh umat manusia.
  • 11. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Persesuaian antar ayat: Ayat sebelumnya berbicara bahwa Allah mengatur urusan kaum muslimin dengan membantu dan menguatkan mereka. Sebagai rasa syukur adalah dengan tidak menyembah berhala, karena berhala tidak dapat memberi manfaat dan mudarat. Secara simple ayat sebelum ini berbicara hubungan antara manusia dan Penciptanya. Adapun ayat ini berbicara etika hubungan antar manusia.
  • 12. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Ayat ini mencakup tiga asas akhlak mulia: 1. Memberi maaf, yaitu memudahkan dalam bergaul dengan manusia tanpa berusaha menyusahkan. Sebagaimana disebutkan dalam hadith “permudahlah jangan dipersulit dan berilah kabar gembira jangan membuat orang lari”. 2. Perintah untuk mengerjakan kebajikan yaitu semua perbuatan yang baik dan elok, diperintahkan oleh agama serta dianggap baik oleh akal manusia. Adapun al- ma‟ru>f adalah term yang mencakup semua kebaikan dan ketaatan, kebajikan dan berbuat baik kepada manusia.
  • 13. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Ayat ini mencakup tiga asas akhlak mulia: 3. Mengabaikan orang bodoh maksudnya adalah tidak berbuat seperti yang dilakukan orang-orang bodoh, dan memaafkan perbuatan buruk yang dilakukan mereka kepada kita. Apabila orang bodoh mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaan orang lain, abaikan saja perkataannya dan maafkan dia.
  • 14. ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI Etika da‟i • mudah memaafkan, santun, tidak kasar, menggunakan perkataan yang enak di dengar dan menyentuh hati. Tidak ketinggalan juga agar bersikap low profile dan tidak mudah terprovokasi dengan perkataan orang bodoh.
  • 15. ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI Etika materi dakwah • Ajakan kepada hal yang positif, baik dan diterima akal sehat.
  • 17. “Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang sungguh-sungguh. Dia telah memilih kamu sekalian, dan Dia tidak menjadikan untuk kalian kesempitan dalam agama. (Ikutilah) agama orang tua kalian Ibrahim. Dia telah menamai kalian muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (al-Qur`a>n) ini, supaya rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu menjadi saksi atas segenap manusia. Maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan berpegan teguh lah pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, Dia lah sebaik-baik pelindung dan penolong.”
  • 18. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL- FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R Jihad :  Harta  Diri  Lisan “Wa ma> ja‟ala „alaykum fi> al-di>n min h}araj” (Dan sekali- sekali Dia tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan). Yaitu Dia tidak membebani kalian dengan sesuatu yang kalian tidak mampu, serta tidak mengharuskan kalian dengan sesuatu yang memberatkan kalian, kecuali Dia menjadikan untuk kalian kelapangan dan jalan keluar.
  • 19. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL- FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R “Wa’tasimu> bi h}abl Alla>h” (Berpeganglah kamu pada tali Allah), yaitu berpegang teguh lah kepada Allah, mintalah pertolongan, bertawakkal dan meminta perlindungan kepada Nya.
  • 20. TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N KARYA AHMAD AL-QURT{UBI< Jihad:  Melawan orang kafir  Isyarat untuk melaksanakan semua perintah Allah dan berhenti dari perbuatan yang dilarang Nya.  Bersungguh-sungguhlah dalam ketaatan kepada Allah dan menolak hawa nafsu, bersunggguh- sungguhlah menolak bisikan setan, aniaya dari orang yang berbuat aniaya dan melawan kekafiran orang kafir.
  • 21. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Jihad: Bersungguh-sungguh mengerahkan semua kemampuan Tipe Jihad:  Melawan hawa nafsu  Melawan bisikan setan  Melawan orang kafir yang menyerang Media Jihad:  Harta  Diri : mengangkat senjata melawan orang kafir yang memusuhi dan menyerang Islam.  Lisan : pemberian argumen, penjelasan dan pemberitahuan ajaran agama.
  • 22. ETIKA DAKWAH DALAM AYAT INI Etika da‟i • Sungguh-sungguh, ikhlas, tawakkal, tidak membuat sulit, senantiasa bersyukur.
  • 23. SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 6 Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
  • 24. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL- FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R  Ayat ini diturunkan berkenaan dengan al-Wali>d ibn „Uqbah ibn Abi> Mu‟i>t} ketika ia diutus oleh Rasulullah untuk mengambil sedekah (zakat) Bani Mustaliq.  Perlunya sikap teliti ketika menerima berita dari orang fasiq.  al-Naba : Berita penting, berbeda dengan al-khabar.  al-Khabar : Berita umum (al-Misbah; Vol. 13)
  • 25. TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N KARYA AHMAD AL-QURT{UBI< Makna fasiq:  Ibn Zayd : Pendusta  Abu> al-H{asan al-Warra>q : orang yang bergelimang dosa.  Ibn T{a>hir : orang yang tidak malu kepada Allah. Kabar yang datang dari satu orang dapat diterima dan diamalkan dengan syarat si pembawa berita orangnya jujur dan amanah.
  • 26. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Persesuaian antar ayat: Setelah pada ayat sebelumnya Allah memerintahkan umat beriman dengan dua perintah, yaitu menaati Allah dan Rasul Nya serta merendahkan suara di depan Rasulullah sebagai penjelasan wajibnya menghormati beliau. Pada ayat ini perintah diawali akan wajibnya mengecek kembali berita yang sampai kepada kita, serta peringatan agar tidak mudah percaya pada ucapan seseorang, hal ini sebagai tindakan preventif supaya tidak salah dalam mengambil keputusan. Perintah ini adalah etika yang sangat penting untuk menjaga persatuan umat dan memusnahkan sebab-sebab permusuhan sampai ke akar-akarnya.
  • 27. Tidak mudah terprovokasi Materi yang disampaikan Teliti benar-benar valid Etika dakwah
  • 28. SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 10 Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.
  • 29. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL- FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R Hanya orang- orang yang bertakwa akan mendapat rahmat Perintah mendamaikan golongan yang sedang bertikai Setiap mukmin bersaudara
  • 30. TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N KARYA AHMAD AL-QURT{UBI< Setiap Mukmin Perbuatan Setiap mukmin bersaudara fasiq tidak adalah agen karena ikatan menyebabkan perdamaian iman murtad
  • 31. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Setiap mukmin hendaknya berbuat adil Selalu Bersaudara menjadi karena problem iman solver
  • 32. Membekali diri dengan berbagai skil dan pengetahuan Menjadi Problem solver sharing partner Etika da‟i
  • 33. SURAH AL-H{UJURA<T AYAT 11 Hai orang-orang yang beriman, janganlah satu kelompok laki-laki merendahkan kelompok yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula satu kelompok perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah mencela dirimu sendiri seta jangan memanggil dengan panggilan yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
  • 34. TAFSIR AL-QUR`A>N AL-„AZ}I>M KARYA ABU> AL- FIDA> ISMA>‟I>L IBN „AMR IBN KATHI>R  Allah melarang manusia saling menghina, karena hakikatnya sama dengan menghina diri sendiri  Kata “al-Hamz” berarti celaan dalam bentuk perbuatan, sedangkan kata “al-Lamz” berarti celaan dalam bentuk ucapan.  Gelar yang buruk adalah gelar yang tidak disukai pemiliknya.
  • 35. SEBAB TURUNNYA AYAT Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Sha‟bi>, ia bercerita bahwa Abu> Jubayrah ibn al-D{ah}h}a>k memberitahunya, ia bercerita bahwa ayat ini, “Dan janganlah kalian panggil memanggil dengan gelar yang buruk”, turun berkenaan dengan Bani Salamah. Ia mengatakan, “Rasulullah pernah tiba di Madinah dan setiap kami mempunyai dua atau tiga nama. Jika beliau memanggil salah seorang dari mereka dengan nama-nama tersebut, maka mereka berkata: “Wahai Rasulallah, sesunggguhnya ia marah dengan panggilan nama tersebut”. Maka turunlah ayat, “Dan janganlah kalian panggil memanggil dengan gelar yang buruk”. Hadith tersebut juga diriwayatkan oleh Abu> Da>wu>d dari Mu>sa> ibn Isma>‟i>l, dari Wahb dari Da>wu>d.
  • 36. TAFSIR AL-JA<MI‟ LI AH{KAM AL-QURA<N KARYA AHMAD AL-QURT{UBI<  Perbedaan antara al-lamzu dan al-humazah yaitu al-lamzu adalah hinaan dengan tangan, mata, lidah dan isyarat. Sedangkan al-hamzu celaan dengan lidah saja.  Boleh memanggil dengan gelar yang disukai pemiliknya.  Boleh memberi gelar berkaitan dengan sifat yang melekat pada orang tersebut tanpa berniat menghina, seperti H{umayd al-T{awi>l (Humayd si jangkung)
  • 37. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Persesuaian antar ayat: Dalam ayat sebelumnya dijelaskan relasi dan etika yang harus dijalin antara hamba dan Tuhannya serta Rasul Nya, kemudian bagaimana bersikap kepada orang yang menyalahi ajaran agama (fasiq). Selanjutnya dalam ayat ini Allah menjelaskan etika yang harus dimiliki seorang mukmin baik ketika berhadapan dengan mukmin lainnya maupun dengan kafir. Etika tersebut adalah larangan saling menghina, merendahkan, dan memanggil dengan gelar buruk.
  • 38. TAFSI<R AL-MUNI<R KARYA AL- ZUH}}AYLI> Dalam ayat ini Allah mengajari umat beriman etika yang agung dan luhur, yaitu:  Tidak saling mencela sesama manusia  Tidak mengumpat dan memaki ataupun membeberkan aib orang lain walaupun dengan isyarat. Karena pada dasarnya mengumpat orang lain sama dengan mengumpat diri sendiri. Hal tersebut disebabkan setiap mukmin bersaudara.  Tidak memanggil dengan panggilan buruk, adapun gelar yang baik justru dianjurkan.
  • 39. Mengapa digunakan kata al-Tanabuz dalam bentuk “saling” tidak menggunakan kata al-Nabz seperti kata “talmizu” di awal ayat ?. Karena memberi gelar buruk kepada orang lain biasanya akan langsung mendapat respon dari orang yang diberi gelar, orang tersebut akan memberi gelar buruk kepada pihak pertama pada saat itu juga. Hal ini disebabkan rasa malu yang ditimbulkan oleh gelar buruk tersebut memicu pihak yang diberi gelar langsung menjawab dengan memberi gelar buruk juga. Hal ini berbeda dengan “al-Lamzu” (al- Misbah, Vol. 13)
  • 40. Pandai memilih kata Etika da‟i • • Tidak menyinggung perasaan mad‟u Menguasai lapangan • Selalu bertobat Etika • Mengkritik dengan sopan • Tidak membeda-bedakan antara da‟i yang mad‟u satu dengan yang lain. Etika • Disesuaikan dengan adat istiadat tempatan • Komunikatif metode dakwah