Dokumen tersebut merangkum tentang terapi kejang listrik (ECT) yang digunakan untuk mengobati depresi berat dan gangguan kejiwaan lainnya. ECT bekerja dengan menimbulkan kejang yang diharapkan memiliki efek terapeutik. Dokumen ini menjelaskan sejarah, mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi, efek samping, dan prosedur pelaksanaan ECT.
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.
Sampai saat ini, hipertensi masih merupakan tantangan besar di Indonesia. Betapa tidak, hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer kesehatan. Hal itu merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%, sesuai dengan data Riskesdas 2013. Di samping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun obat-obatan yang efektif banyak tersedia.
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan.
ES6 is rapidly approaching standardization, but it's going to be years before enough browsers support the new features to use it in production. Should we sit around and wait for browsers, or can we start taking advantage of these new standards now?
In this talk I'll go over some of the new standards and see how we can start to use them in our applications today using transpilers.
Berdasarkan istilah yang digunakan, “trigger” berarti pemicu, dan “points” berarti titik-titik tempat, sehingga pengertian “trigger points” adalah titik-titik pemicu, dalam konteks elektroterapi yang dimaksud dengan titik tempat adalah titik tempat pemicu nyeri.
Berdasarkan definisi trigger points berarti tempat tertentu yang mengalami hiperiritasi berhubungan dengan adanya taut band pada otot skeletal. Tanda yang sering dijumpai adalah nyeri tekan atau nyeri saat kontraksi otot, kadang nyeri menyebar di rujuk sekitar titik nyeri dan tidak jarang saat dilakukan pemeriksaan dengan palpasi ditemukan adanya nodules sebesar 2-10 mm.
2. Electroconvultion therapy (ECT)/terapi
kejang listrik (TKL)
Merupakan suatu jenis pengobatan
somatik dimana arus listrik digunakan
melalui elektroda yang ditempatkan
pada bitemporo-fontalis atau pada
hemisfer nondominan yang
menimbulkan kejang Grand Mal,yang
darinya diharapkan tjd efek terapeutik
3. Sejarah
Pertama kali di temukan oleh Cerletti
pada tahun 1938.
Pada tahun 1950 ditemukan ECT
dengan kombinasi musculorelaxan dan
anestesi, sehingga klien tidak
mengalami kejang akibat
muskulorelaxan.
4. Mekanisme kerja
Efektifitas scr klinis ditentukan oleh
bangkitan kejang.
2 teori tentang ECT : teori psikodinamik
dan teori organik
5. Teori psikodinamik
Kalinowsky (1980) efek penyembuhan dari
ECT didasrkan pd pemberian hukuman thd
rasa bersalah. Amnesia menghilangkan
ingatanyg tdk menyenangkan.
Teori ini lemah neurosis kebanyakan krn f.
psikogenik seharusnya bereaksi baik, bukan
indikasi ECT
8. Kontra indikasi
tdk ada kontra indikasi absolut
Resiko tinggi :
Lesi pada SSP
Peningkatan TIK
Defisit neurologis
Tumor SSP
Riwayat bedah saraf
Fraktur tl tengkorak
Stroke
Gagal jantung
kongestif yang
terkompensasi.
10. Fase – fase pd klien dg
Tindakan ECT
1. Fase laten: 2-5” tremor cepat
2. Fase tonik: kurang lebih 10” seluruh
sistem otot kerangka kejang tonik
3. Fase klonik : kurang lebih 30”
kejang klonik (berdenyut) menyeluruh
makin lama makin berkurang
11. 4. Fase Apneu dan belum sadar
beberapa detik
5. Fase bernafas spontan : makin lama
makin teratur beberapa menit
6. Fase sadar kembali: 5’ sesudah kejang
berhenti. Pasien disorientasi
beberapa menit
7. Fase tidur : ½ - 1 jam sesudah pasien
menguasai lagi orientasinya
12. Persiapan Alat
Konvulsator set (diatur intensitas dan timer)
Tounge spatel atau karet mentah dibungkus
kain
Kain kasa
Cairan Nacl secukupnya
Spuit disposibel
Obat SA injeksi 1 ampul
Tensimeter
Stetoskop
13. Persiapan klien
Anjurkan klien dan keluarga untuk
tenang dan beritahu prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Lakukan pemeriksaan fisik dan
laboratorium untuk mengidentifikasi
adanya kelainan yang merupakan
kontraindikasi ECT
Siapkan surat persetujuan
Klien berpuasa 4-6 jam sebelum ECT
14. Lanjutan....
Lepas gigi palsu, lensa kontak, perhiasan
atau penjepit rambut yang mungkin dipakai
klien
Klien diminta untuk mengosongkan kandung
kemih dan defekasi
jika ada tanda ansietas, berikan 5 mg
diazepam IM 1-2 jam sebelum ECT
Jika klien menggunakan obat antidepresan,
antipsikotik, sedatif-hipnotik, dan
antikonvulsan harus dihentikan sehari
sebelumnya.
16. Pelaksanaan.
Setelah alat sudah disiapkan,
pindahkan klien ke tempat dengan
permukaan rata dan cukup keras.
Posisikan hiperektensi punggung tanpa
bantal. Pakaian dikendorkan, seluruh
badan di tutup dengan selimut, kecuali
bagian kepala.
Berikan natrium metoheksital (40-100
mg IV). Anestetik barbiturat ini dipakai
untuk menghasilkan koma ringan.
17. Berikan pelemas otot suksinikolin atau
Anectine (30-80 mg IV) untuk
menghindari kemungkinan kejang umum.
Kepala bagian temporal (pelipis)
dibersihkan dengan alkohol untuk tempat
elektrode menempel.
Kedua pelipis tempat elektroda
menempel dilapisi dengan kasa yang
dibasahi caira Nacl.
18. Penderita diminta untuk membuka mulut
dan masang spatel/karet yang dibungkus
kain dimasukkan dan klien diminta
menggigit
Rahang bawah (dagu), ditahan supaya tidak
membuka lebar saat kejang dengan dilapisi
kain
Persendian (bahu, siku, pinggang, lutu) di
tahan selama kejang dengan mengikuti
gerak kejang
19. Pasang elektroda di pelipis kain kasa
basah kemudia tekan tombol sampai
timer berhenti dan dilepas
Menahan gerakan kejang sampai
selesai kejang dengan mengikuti
gerakan kejang (menahan tidak boleh
dengan kuat).
Bila berhenti nafas berikan bantuan
nafas dengan rangsangan menekan
diafragma
20. Bila banyak lendir, bersihkan
Kepala dimiringkan
Observasi sampai klien sadar
Dokumentasikan hasil di kartu ECT dan
catatan keperawatan
21. Setelah ECT
Observasi dan awasi tanda vital sampai
kondisi klien stabil
Jaga keamanan, Temani sampai sadar
Bila klien sudah sadar bantu
mengembalikan orientasi klien sesuai
kebutuhan, biasanya timbul
kebingungan pasca kejang 15-30 menit.