SlideShare a Scribd company logo
EKSTRAKSI GIGI SULUNG
OLEH :
ZIA NURUL ZAHBIA
J065211001
PENDAHULUAN
Prosedur ekstraksi gigi
merupakan prosedur
yang paling umum
ditakuti oleh anak-anak
Banyak anak memiliki
fobia ekstraksi meskipun
metode anestesi modern
telah dikembangkan
Ekstraksi gigi yang ideal
adalah prosedur pencabutan
gigi atau akar seutuhnya
tanpa sakit, minimum trauma
pada jaringan lunak dan
jaringan keras, sehingga luka
bekas pencabutan dapat
sembuh dengan baik dan
tanpa masalah post operatif.
Drg harus terampil, efisien dan sensitif saat melakukan pencabutan gigi pada anak-anak
Cameron AC, Malhi S, and Eggers R. Chapt 8 : Clinical and Surgical Techniques, In Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. London. 2013
Tandon S, Alexander M, Bhalla S. Chapt. 63 : Extraction. In : Sobha Tandon Paediatric Dentistrt 3rd Ed. Paras Medical Publisher. 2018
Marwah, N. Textbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee Brothers Medical Pub. New Delhi. 2019
Hunter ML, and Rodd HD. Chapt.3 : History, Examination, Risk Assesment, and Treatment Planning. In : Welbury RR, Duggal MS, and Hosey MT. Paediatric Dentistry 3rd Ed. Oxford University
Press. Oxford. 2005
Scotish Dental Clinical Programme. Chapt. 8 : Management of Caries in Primary Teeth. April. 2010
PRINSIP UMUM EKSTRAKSI GIGI PADA ANAK
GENERAL
PRINCIPLE
Informed consent dan Riwayat Medis Pasien
Tingkat kooperatif pasien
Evaluasi gigi yang akan
diesktraksi baik secara
klinis dan radiografis
Identifikasi kesulitan
potensial dari anatomi
akar dan struktur lain
yang berdekatan.
Hati-hati implikasi
terhadap gigi
permanen pengganti
Identifikasi dengan jelas
gigi yang akan
diekstraksi. Konfirmasi
kembali sebelum
ekstraksi
Anestesi mendalam
sangat penting.
Jika anak tidak kooperatif, maka
anestesi general atau sedasi
dapat dipertimbangkan. Idealnya
keputusan untuk melakukan
sedasi harus dilakukan saat
asesmen awal, bukan pada saat
anak diektraksi.
Antisipasi dan pencegahan situasi emergensi
Cameron AC, Malhi S, and Eggers R. Chapt 8 : Clinical and Surgical Techniques, In Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. London. 2013
Asnani KH. Chapt.11 : Local Anesthesia and Oral Surgery in Children. In : Essential of Pediatric Dentistry. Jaypee Med Pub. New Delhi. 2010
American Academy of pediatric Dentistry. Management Considerations for Pediatric Oral Surgery and Oral Pathology. The Reference Manual of Pediatric Dentistry. Chicago, III : American
Academy of Pediatric Dentistry. 2021
Klene CA, Ferneini EM, and Bennet JD. Chapt 29 : Oral Syrgery for The Pediatric Patient. In : Mc Donald and Avery’s Dentistry for The Child and Adolescent 11th Ed. Elsevier. St. Louis. 2022
Pencabutan gigi sulung
seringkali tidak
membutuhkan
“pergerakan awal”
seperti gigi permanen
Anak-anak lebih
toleransi terhadap
penggunaan luksator /
elevator daripada tang
Tulang alveolar anak
lebih lunak sehingga
gigi lebih mudah
dimobilisasi
Jika ada fragmen akar
tertinggal, biasanya
akan teresorpsi,
daripada berusaha
untuk mengeluarkannya
Gunakan tang yang
memang didesain untuk
ektraksi gigi sulung
PRINSIP LAINNYA
Cameron AC, Malhi S, and Eggers R. Chapt 8 : Clinical and Surgical Techniques, In Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. London. 2013
• Tujuan assesmen pre-
operatif : untuk
keselamatan pasien dan
antisipasi masalah potensial
medis selama periode peri-
operatif
• Sangat penting untuk
menilai anak termasuk
dalam kelompok high risk
untuk pembedahan atau
anestesi
ASESMEN PRE-OPERATIF
EVALUASI UMUM
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM DAN
RADIOGRAFI PRE
OPERATIF
PERTIMBANGAN
KHUSUS
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
EVALUASI UMUM
RIWAYAT PRE NATAL
Riwayat infeksi prenatal
( sifilis, rubella,
cytomegalovirus,
toksoplasmosis, herpes)
RIWAYAT KELAHIRAN
1. Kelahiran premature :
risiko multiple saat
anestesi dan
pembedahan
2. Informasi : usia kehamilan
saat bayi lahir, BB lahir,
Skor Apgar, Riwayat NICU
3. Perlu perhatian : durasi
anak di intubasi,
perdarahan
intraventikular, Riwayat
intoleransi makanan atau
enterocolitis necrotizing,
masalah apnea atau
bradikardi
RIWAYAT MATERNAL
1. Penyakit maternal :
diabetes atau HT
gestasional
2. Medikasi selama
kehamilan
3. Penggunaan obat-
obatan terlarang
atau alkohol
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
KEBERSIHAN RONGGA
MULUT PASIEN
Pemeriksaan OHIS
DHE
Scalling sebelum
dilakukan Tindakan
Pasien dengan infeksi
dan inflamasi gingiva
harus berkumur dengan
obat kumur sebelum
ekstraksi
Keluarkan protesa
lepasan jika pasien
menggunakan protesa
lepasan
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
RIWAYAT PERKEMBANGAN
Denver Developmental
Screening Test
Perkembangan motorik dan
Bahasa
UkuranTB, BB, Lingkar Kepala
sesuai usia
• Tidak dibutuhkan untuk anak yang sehat
• Sesuai dengan Riwayat pasien dan pemeriksaan
fisik
• Pemeriksaan Hct dan Hb : tanda klinis anemia
atau operasi yang diperkirakan akan
mengeluarkan banyak darah ( bone graft, bedah
rekonstruktif mayor atau bedah orthognatik )
• Urynalisis : Riwayat ISK, Riwayat abnormalitas
renal di keluarga, operasi yang membutuhkan
waktu lama, atau jika akan menggunakan kateter
• BT, Plt, PT, PTT : Riwayat keluarga dengan
gangguan perdarahan, Riwayat perdarahan pasien
( mis. Mimisan spontan, perdarahan pasca
sirkumsisi, Riwayat memar yang tidak biasa,
hemarthrosis, dan perdarahan setelah pencabutan
gigi sebelumnya
• Elektrolit : anak dengan Riwayat penyakit ginjal.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PRE OPERATIF
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
PEMERIKSAAN RADIOGRAFI SEBELUM EKSTRAKSI
Tujuan pemeriksaan radiografi sebelum ekstraksi adalah untuk memperlihatkan
seluruh struktur akar dan tulang alveolar.
Indikasi utama pemeriksaan radiografi sebelum ekstraksi adalah :
• Riwayat esktraksi sulit sebelumnya
• Gigi dengan kesulitan saat ekstraksi menggunakan tang
• Jika gigi diekstraksi dengan diseksi
• Gigi/ akar gigi yang terletak dengan sinus maksilaris, kanalis
alveolaris inferior, atau nervus mentale
• Gigi dengan pulpa rusak dan resorbsi akar
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
• Gigi yang terkena infeksi periodontal
• Gigi yang terlibat trauma
• Gigi yang mengalami erupsi parsial atau
sisa akar
• Gigi sulung yang tertahan
• Gigi impaksi
• Kondisi dengan predisposisi abnormalitas
dental / alveolar, seperti : Cleidocranial
dysostosis ( untuk kecurigaan
pseudoanodonsia), Osteitis deformans (
untuk kecurigaan hipersementosis akar ),
pasien yang mendapatkan terapi radiasi,
dan Osteopetrosis.
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
PERTIMBANGAN KHUSUS
Anomali Kraniofasial
Bayi / anak dengan anomali kraniofasial memiliiki risiko yang berhubungan dengan masalah psikososial, sistem saraf
pusat, kardiak, pulmonary, dan sistem renal
Pemeriksaan pre operatif dan konsultasi
dengan DSA dibutuhkan
Masalah respirasi ( termasuk obstruksi
jalan nafas ) bisa jadi sbg akibat
sekunder retrusi maksila / mandibula,
atresia choanal, atau makroglosia
Masalah pemberian makan dan kesulitan
menelan bisa jadi sebagai akibat defek
anatomis tunggal ( mis. Celah bibir dan
palatum ) atau kombinasu daru anomaly
kraniofasial multiple atau anomaly
neurologis )
Gangguan neurologis dapat
menyebabkan peningkatan tekanan
intra kranial, hidrosefalus atau
malformasi Chiari
Anomali spine vertikal, termasuk fusi
intervertebral sering ditemui pada
pasien mikrosomia hemifasial dan
sindrom craniosynostosis.
Pasien dengan hypoplasia nasal
dihubungkan dg hipotiroidsme
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Jones KL, Jones MC, Campo M del. Smith’s Recognizable patterns of human malformation. 7th ed. Vol. 7th, Major problems in clinical pediatrics. Saunders Company; 2014. 1–497 p.
Gupta PV. Pediatric Dentistry for Special Child. 1st ed. Jaypee. New Delhi. 2016.
Gangguan Kardiovaskular
Penyakit jantung kongenital dengan insiden 1% dari angka kelahiran hidup, merupakan tipe defek lahir yang paling sering
ditemukan
Jika anak memiliki riwayat murmur,
atau jika terdengar selama
pemeriksaan pre operatif, makan anak
harus di asesmen untuk abnormalitas
struktural lainnya seperti defek septal
ventrikuler atau abnormalitas valvar
yang membutuhkan profilaksis
endokarditis
Pasien dengan anomali kardiak
kongenital kompleks membutuhkan
evaluasi spesifik dan mungkin
membutuhkan agen inotropik,
calcium channel blockers, anti
cholinergic inhibitor dan terapi lainnya
selama periode pre operatif
Anak dengan medikasi tersebut harus
dimonitor lebih hati-hati untuk
mencegah komplikasi kardiak,
pulmonar dan renal
Pemeriksaan lab pre operatif meliputi
level elektrolit harus dilakukan
Status vol. Cairan dan lama pembatasan
intak oral harus dipertimbangkan dengan
baik
Konsultasi dengan DSA harus dilakukan
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Masalah Paru
Asthma
Merupakan penyakit kronis tersering pada anak
Klasifikasi asma berdasarkan gejala klinis :
<2 hari per mingggu dan <2 malam per bulan : asthma intermitten ringan
>2 hari per minggu tapi tidak setiap haru atau > 2 malam per bulan : asthma
persisten ringan
Setiap hari dan > 1 malam per minggu : Asthma persisten moderat
Setiap hari dan sering pada malam hari : asthma persisten berat
Anak dengan yang sering menggunakan bronchodilator inhaler : harus
digunakan 24 jm sebelum operasi
Anak dengan asma sedang-berat membutuhkan steroid perioperative 2-3 hari
Anak dengan asma biasanya akan mengalami episode bronchospasma post
operatif : butuh albuterol via nebulizer
Anak dibawah 5 tahun, harus diberikan 1.25 mg ( 0.25 mL dari standar 0.5%
larutan ) dengan 3 mL saline. Anak diatas 5 tahun harus diberikan 2.5 mg ( 0.5
mL dari 0.5% larutan )
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Cystic Fibrosis
Adalah kondisi penyakit yang diturunkan yang
menyebabkan paru dan system pencernaan tersumbat
lender yang tebal dan lengket. Biasanya disertai dengan
infeksi pulmonar
Risiko tinggi untuk GA dan Intubasi Endotrakheal
Dibutuhkan antibiotik intravena pre operatif dan fisioterapi
dada 10 hari sebelum operasi
Anak dengan cystic fibrosis biasanya juga terkena diabetes,
sehingga kadar gula darah pre operatif juga harus dicatat
serta perlu manajemen yang lebih seksama pada periode
post operatif
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Gangguan Gastrointestinal
Nutrisi keseluruhan dan kebutuhan diet khusus harus diasesmen
sebelum tindakan, karena nutrisi dangan penting dalam proses
penyembuhan luka
 Anak dengan riwayat reflux
Pemberian antirefluks harus diberikan sesegera mungkin
 Anak dengan gagal hati
Gangguan pembekuan darah atau ketidakmampuan dalam
metabolisasi agen anestesi sehingga meningkatkan morbiditas.
Perlu evaluasi abnormalitas koagulasi. Hati-hati dalam
pemberian obat yang dimetabolisasi dalam hati
 Malnutrisi jangka Panjang
Defisiensi vitamin K yang akan mengganggu mekanisme
pembentukan bekuan darah. Perlu evaluasi abnormalitas
koagulasi
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Penyakit Ginjal
Dibutuhkan evaluasi fungsi ginjal dan kadar elektrolit
pre operatif
Analisis darah lengkap, total protein ( rasio albumin-
globulin ) dan kadar Ca dan P harus dicatat
Umumnya memiliki waktu penyembuhan yang lebih
lama jika ada struktur tulang yang terlibat
Konsultasi dengan nefrologist dibutuhkan
Pemberian medikasi post opperasi harus
dipertinbangkan dengan baik karena banyak obat-
obatan yang dimetabolisme di ginkal, sehingga
meningkatkan risiko toksisitas renal dan waktu paruh
yang lebih lama
Penyakit Darah
Sickle Cell’s Disease
Memiliki risiko krisis nyeri, sindrom dada akut,
ainfarksi ginjal, stroke, hipoksia atau dehidrasi
Anak dengan SCD memiliko risiko infeksi post
operatif yang tinggi
Rekomendasi : transfuse darah untuk mencapai
kadar Hb 10 g/dL
Defisiensi Faktor VIII, Faktor IX, dan Penyakit Von
Willebrand
Membutuhkan transfuse factor pembekuan darah
sebelum Tindakan
Konsultasi dengan ahli hematologi anak dibutuhkan
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Gangguan Neurologis
Gangguan Kejang ( Seizure Disorder )
Sebelum prosedur operasi : periksa kadar antikonvulsan,
darah lengkap dan fungsi hati
Konsultasi dengan neurologist
Gangguan neuromuskular
Memiiki risiko dalam pemberian agen anestesi. Pemberian
agen penghambat neuromuskulras, meneybabkan
kelemahan otot yang lama pada pasien myasthenia gravis
Pasien dengan distrofi muscular Duchene’s dan myopathy
lainnya, berisiko terkena hipertermia ganas
Bayi dengan distrofi muscular Duchene’s memiliki risiko
gagal jantung.
Pasien dengan myotonic distrofi memiliki risiko depresi
nafas setelah pemberian sedasi / narkotik
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Hipertermia Maligna
Sebuah kelainan autosomal dominan. Risiko
hipertermia maligna selama proses anestesi
Diderita oleh 1 dari 15000 anak
Riwayat : gangguan komplikasi anestetikum, atau
mengalami rekasi anestetik yang tidak diinginkan (
termasuk orang tua, bibi, paman, atau sepupu ).
Karena risiko fatal, maka anak dengan riwayat
keluarga harus dirujuk ke anestesiologis untuk
pemeriksaan pre operatif lebih lanjut
Karakteristik : peningkatan suhu tubuh yang sangat
cepat, takikardia, aritmia jantung, hiperkapnia (
gagal nafas akibat kadar CO2 yang tinggi ), asidosis,
ketegangan muskular, rhabdomiolisis
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
INDIKASI
Terlibat Infeksi Patologis
Akut
Infeksi periapikal akut
disebabkan oleh gigi sulung
yang karies. Gigi dicabut jika
tidak dapat direhabilitasi
Terlibat Infeksi Patologis
Kronis
Gigi molar sulung dengan
perubahan radiografis di area
furkasi, dan gigi sulung
anterior mengalami
perubahan ukuran vertikal.
Kondisi mengganggu erupsi
gigi permanen
Hal ini muncul dengan parulis
atau abses yang mengering
Erupsi benih gigi permanen
bisa terganggu pada
lingkungan infektif
Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
Gigi Sulung Yang Bertahan
Gigi sulung bertahan karena
alasan beragam, seperti :
1. Jika gigi pengganti erupsi
malposisi, proses resorptif
pada gigi sulung bisa
terjadi iregular
2. Proses resorptif bisa
dipengaruhi gangguan
endokrin atau defisiensi
vitamin
3. Resoprsi atipikal akar gigi
sulung bisa menyebabkan
overretained
Gigi Sulung yang Terlibat
Karies, Dan Tidak
Direstorasi
Jika gigi karies terlibat serius
dengan sisa mahkota yang
tidak dapat direstorasi, gigi
tersebut harus diekstraksi
Ankilosis Gigi Sulung
Gigi ini harus diekstraksi jika
nampak penghentian
pertumbuhan tulang alveolar
vertikal, oleh impkasi gigi
sulung, diikuti oleh Space
Maintainer
Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
Gigi Natal / Neonatal Teeth
Gigi Natal, yang erupsi
sebelum lahir atau gigi neo
natal, biasanya erupsi dalam
waktu sebulan setelah lahir.
Pertimbangan Ekstraksi :
1. Gigi mobile dan ada risiko
aspirasi
2. Gigi menjadi sumber
iritan, menyebabkan
ulserasi pada permukaan
ventral lidah
3. Mengganggu proses
menyusui
4. Gigi natal atau neonatal
dapat menjadi gigi
supernumerari
Gigi Supernumerari
Gigi supernumerari, erupsi
atau impaksi, dapat
mengganggu erupsi gigi
permanen pada arah
normalnya sehingga harus
dicabut
Gigi Fraktur atau Trauma
Trauma dapat terjadi pada
gigi anterior. Gigi sulung yang
terdampak trauma yang dapat
mempengaruhi gigi permanen
harus dicabut
Gigi Impaksi
Gigi impaksi bisa merupakan
gigi supernumerari, gigi
malformasi, gigi yang tidak
erupsi, atau gigi yang ektopik
Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
Gigi Yang Terlibat Tumor
atau Kista
Gigi yang terlibat dalam
garis fraktur
Gigi yang berada pada area
Radiasi terapeutik langsung
KONTRA INDIKASI
Infeksi Sistemik Akut
Setelah fase akut infeksi
sistemik, seperti
glomerulonefritis, penyakit
janutng kongenital, demam
reumatik telah diturunkan
hingga kronik, dibutuhkan
pemberian regimen
kemoprofilaksis sebelum
ektraksi
Penyakit Darah
Anak dengan hemofilia atau
leukemia membutuhkan
tindakan oleh GP terlatih,
Sp.KGA, atau Bedah Mulut
bekerjasama dengan
hematologis untuk
memperoleh perawatn terbaik
selama ektraksi gigi
DM Tidak Terkontrol
Ekstraksi gigi tidak boleh
dilakukan.
Proses penyembuhan luka
bekas ekstraksi buruk
Nyeri pasca ekstraksi ekstrim
Perdarahan rekuren bisa
terjadi
Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
Tulang Yang Terkena
Radiasi
Ekstraksi gigi harus dihindari
Jika ekstraksi memang sangat
diperlukan, maka harus
dilakukan sebelum terapi
radiasi
Risiko osteomyelitis akibat
tulang yang tidak
tervaskularisasi
Evaluasi sekurang-kurangnya
1 tahun untuk pemulihan
sirkulasi darah pada tulang
Infeksi Rongga Mulut Akut
Pada kondisi akut apapun ( NUG,
stomatitis herpetika akut, abses
dentoalveolar akut, dan bentuk
penyakit rongga mulut akut lainnya) ,
ektsraksi gigi merupakan
kontraindikasi hingga infeksinya
berkurang.
Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
ARMAMENTARIUM
Kebanyakan Sp.KGA lebih senang menggunakan tang ekstraksi kecil, seperti no. 150s dan no.151
dengan alasan :
1. Ukuran kecil memudahkan masuk ke RM pasien anak
2. Ukuran kecil lebih mudah untuk digenggam
3. Beak yang lebih kecil, adaptasi ke gigi sulung lebih baik
Asnani, KH. Essential of Pediatric Dentistry. Jaypee. New Delhi. 2010
Adewumi, AO. Chap. 29 : Oral Surgery In Children. In : Nowak JA, et.al. Editor : Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence 6th Ed. Elsevier. Philadelphia. 2019
Cameron AC. Malhi S. Eggers R. Chapt. 8 : Clinical and Surgical Techniques. In : Cameron AC and Widmer RP. Editors. Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. New York. 2013
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
PRINSIP EKSTRAKSI
EKSPANSI SOKET
Memisahkan perlekatan gigi dengan
tulang alveolar.
Gunakan perisoteal elevator/
rasparatorium/ kuret steril
Langkah pertama ini menentukan sikap
anak selama prosedur ekstraksi
Anak yang sangat cemas, akan
merespon negative tekanan ringan dari
kuret
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
ELEVASI
• Teknik terpenting untuk membantu ektraksi dan
mencegah fraktur akar gigi molar sulung
• Ujung elevator harus setipis mungkin untuk dapat
melewati embrasure molar sulung
• Langkah ini tidak terlalu penting saat ekstraksi I
dan C sulung
• Hati-hati untuk tidak mengenai gigi tetangga
• Jika gigi tetanggga mobile, maka orang
tua/pengasuh harus diinformasikan akan adanya
ketidaksengajaan
• Rasa tertekan selama elevasi harus dijelaskan
sebelumnya. Menekan bahu anak bisa digunakan
untuk menunjukkan sensasi ini
• Jika anak kooperatif mulai menangis akibat nyeri
saat elevasi, maka bisa ditambahkan anestesi local
• Anestesi local pada papilla mesial/distal pada
bukal dan lingual sangat efektif
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
EKSTRAKSI
• Gerakan rotasi digunakan untuk ekstraksi gigi
I dan C dengan akar konus
• Untuk M sulung, elevasi hingga mobile 3°
sebelum penggunaan forceps dilakukan
untuk mencegah fraktur akar
• Capture forceps didesain untuk menahan gigi
molar sulung yang telah diekstraksi tetap di
dalam tang, untuk mencegah aspirasi
• Jika akar gigi molar mengelilingi benih gigi
premolar pengganti, maka gigi molar harus
dibelah untuk mencegah tercabutnya benih
gigi premolar
• Jika terdapat fragmen akar yang fraktur,
maka penggunaan elevator dengan ujung
runcing dan tipis dapat dilakukan
• Jika ekstraksi fragmen akar tersebut
diperkirakan dapat mengganggu benih
gigi permanen, maka akar dapat
dibiarkan, agar terjadi resorbsi fisiologis.
• Kontrol periodik dibutuhkan dalam kasus
ini
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
https://www.dentman.se/product/capture-forceps/
Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
Adewumi AO. Chapt. 29 : Oral Surgery In Children. In : Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescents 6th Ed. Elsevier. Philadelphia. 2019
Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
PERTIMBANGAN EKSTRAKSI GIGI DENGAN ABSES
PADA PASIEN ANAK
• Pemberian antibiotik pada infeksi lokal sebelum dan setelah
esktraksi tidak dibutuhkan pada anak sehat asimptomatik
• Kuretase sumber infeksi pada soket
• Jika ada demam 38-40° C ( 102-104 ° F ), pembengkakan pada
area fasial, atau indurasi mukosa : berikan antibiotik 5-7 hari
sebelum ekstraksi
• Follow up selama 48 jam untuk evaluasi apakah ada
perbaikan. Jika tidak ada perbaikan : berikan antibiotik lain
• AL yang adekuat : pH fisiologis (7,4).
• AB intravena : jika keerlibatan sistemik atau septikemia (
pembengkakan fasial / selulitis, demam, malaise, disfagia,
gangguan nafas, takikardia, atau limfadenopati )
• Perawatan darurat segera : diindikasikan, mengurangi LOS dan
Cost
Soxman JA. Handbook of clinical Techniques in Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
American Academic of Pediatric Dentistry. 2019-2020
POSISI PASIEN DAN OPERATOR
Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed.
Jaypee. New Delhi. 2012
PERSIAPAN PRE-OPERATIF PASIEN DAN ORANG TUA
• Orang tua wajib menanda tangani Lembar
Persetujuan Tindakan medis
• Jika terdapat keraguan apakah gigi sulung
dapat direstorasi, maka kemungkinan untuk
ekstraksi gigi dapat didiskusikan sebelum
perawatan dimulai
• Infromasikan kepada orang tua, bahwa
biasanya nyeri pasca perawatan ekstraksi
gigi sulung biasanya jarang terjadi
• Instruksikan orang tua untuk tidak
mendiskusikan apa yang akan dilakukan oleh
drg. Karena biasanya akan menambah
kecemasan pasien anak.
ORANG TUA
Tandon S. Textbook Of Pedodontic Vol 1 Ed 3rd. Paras Medical Publishers. 2018
• Anak 8-10 tahun biasanya
perlu diinformasikan 4-7 hari
mengenai rencana ekstraksi
untuk agar dapat
meneysuaikan diri lebih baik.
Sedangkan pada anak yang
lebih muda, dapat
diinformasikan pada saat
kunjungan perawatan
• Armamentarium harus di
tempatkan di belakang dental
unit, agar tidak terlihat
langsung oleh pasien
• Jangan pernah memegang
jarum di depan anak. Sebisa
mungkin disembunyikan
dengan menggunakan jari
ANAK
• Sebelum memberikan AL, jelaskan
kepada pasien adanya sensasi
seperti dicubit atau digigit semut
• Penting untuk menunjukkan
perbedaan nyeri dan sensasi
tertekan pada pasien. Drg dapat
menekan bahu pasien untuk
menjelaskan sensasi tekanan
• Jelaskan adanya sensai ba’al
setelah AL
• Ketika mengecek sensasi
teranestesi, gunakan elevator pada
gingival crevice. Perhatikan reaksi
respon pada mata anak
Tandon S. Textbook Of Pedodontic Vol 1 Ed 3rd. Paras Medical Publishers. 2018
KOMPLIKASI
• Fraktur gigi
• Cedera gigi tetangga
• Fraktur tulang alveolar
• Ektraksi gigi yang salah
• Fraktur tuberositas
• Akar gigi yang masuk ke dalam
sinus
• Perforasu sinus maksilaris
• Akar masuk ke dalam ruang
sub mandibular
• Laserasi mukosa dan gingiva
• Cedera n. Alveoaris inferior
• Perdarahan dan hematoma
• Trauma TMJ
• Kerusakan gigi permanen
pengganti
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
PROSEDUR POST OPERATIF
• Periksa kembali soket gigi, apakah ada
fragmen tulang atau gigi yang
tertinggal. Irigasi
• Massage proc.alveolaris untuk
mengurangi distorsi jarigan penyangga
• Suturing dilakukan jika : ekstraksi
multiple dan flap ginggiva sangat lebar
• Gigit tampon selama 30 menit :
mencegah perdarahan
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
PROSEDUR POST OPERATIF
• Jangan mengisap-isap luka,
mengganggu luka dengan lidah, dan
berkumur-kumur dengan keras pada
area luka karena dapat menyebabkan
lepasnya bekuan darah dan
menyebabkan dry socket
• Istirahat selama beberapa jam, dengan
posisi kepala tetap tegak
• Makan makanan lunak untuk hari
pertama. Boleh hangat tapi tidak boleh
terlalu panas
• Sikat gigi seperti biasa.
• Nyeri dapat muncul terutama saat efek
anestesi hilang. Minum analgesik
• Bisa timbul bengkak jika proses
ektraksi sulit. Kompres dingin
dianjurkan
• Jangan merokok
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
PADA KASUS ANAK
• Orang tua harus tetap mengecek tampon yang digigit anak, jangan
sampai tertelan
• Anak diminta menggigit tampon selama 30 menit – 1 jam. Larang
anak untuk terus meludah
• Beri makanan dingin seperti es krim, untuk membantu proses
pembekuan darah
• Jika menggunakan anestesi lokal, rasa baal mungkin masih dapat
terasa. Awasi anak jangan sampai menggigit bibir atau pipi
• Orang tua harus mengawasi anak dengan ketat, dan hindari olah
raga berat selama beberapa hari
• Orang tua diharapkan menggunakan beberapa metode alternatif
untuk mengalihkan perhatian anak dari luka ekstraksi
Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
TERIMA KASIH
PERTIMBANGAN KHUSUS
1. BAYI PREMATUR
Rata-rata bayi lahir : 40
minggu kehamilan ( normal
38-42 minggu ) usia
gestasional
Tidak ada skrining yang jelas
untuk menentukan bayi mana
yang akan terkena apnea
Bayi premature : usia 37 minggu
Bayi lahir termuda yang dapat
bertahan hidup : 23 minggu
Bayi yang lahir sebelum usia 32
minggu : berisiko terkena
masalah Kesehatan (
bronchopulmonary dysplasia (
BPD ), apnea, intraventricular
hemorhage, sepsis, dan
necrotizing enterocolitis )
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Post conceptual age : jumlah
usia gestasional bayi saat lahir +
usia saat rencana pembedahan
Bayi premature saat kehamilan
25 mgu, rencana op. di usia 2
bulan
Post Conceptual Age : 25 + 8 =
33 mgu
Bayi dengan PCA < 60 mgu :
harus dimonitor 24 jam
pertama pasca op
2. Bronchopulmonary Dysplasia
Disebabkan : kombinasi parenkim paru
immature dengan penurunan tingkat
surfaktan sehingga menyebabkan
abnromalitas ventilasi dan perfusi
Bayi premature dengan Riwayat ETT selama periode
neonatal memiliki risiko BPD sehingga meningkatkan
kemungkinan komplikasi pulmonal pada periode
perioperatif . Dibutuhkan konsultasi pulmonologist
pediatrik dan anestesi
Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
Gambar : https://kidshealth.org/en/parents/bpd.html. Diakses tanggal 30 April 2022

More Related Content

Similar to EKSTRAKSI GIGI SULUNG.pptx

Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
Universitas Sumatera Utara
 
Feeding plate review
Feeding plate reviewFeeding plate review
Feeding plate review
Fauzan Arif
 
(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak
(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak
(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anakAulia Putri Evindra
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Vincent Tannius
 
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Universitas Katolik Musi Charitas
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
Mira Khairunnisa
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
erni muniarsih
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
WelliSusanto
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
Fransiska Oktafiani
 
tutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdf
tutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdftutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdf
tutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdf
HilmaSyukryaAriana
 
PPT YULIA ex.pptx
PPT YULIA ex.pptxPPT YULIA ex.pptx
PPT YULIA ex.pptx
farrasmobiles
 
LABIOKISIS
LABIOKISISLABIOKISIS
LABIOKISIS
Yolly Finolla
 
perawatan-telinga
perawatan-telingaperawatan-telinga
perawatan-telinga
Laras Rasman
 
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptxPPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
VuyateK
 
Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja
Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja
Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja
Diana sari
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
ikaa388
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
Yuni Wulandari
 
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Robertus Arian Datusanantyo
 

Similar to EKSTRAKSI GIGI SULUNG.pptx (20)

Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
Seminar Penelitian Pengetahuan dan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan M...
 
Feeding plate review
Feeding plate reviewFeeding plate review
Feeding plate review
 
(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak
(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak
(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
Perawatan oral hygiene
Perawatan oral hygienePerawatan oral hygiene
Perawatan oral hygiene
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
 
Case report
Case reportCase report
Case report
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA 17 BULAN (TODDLER) DENGAN DIARE
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
tutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdf
tutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdftutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdf
tutorial 1, epidemiologi penyakit HEPATITIS A .pdf
 
PPT YULIA ex.pptx
PPT YULIA ex.pptxPPT YULIA ex.pptx
PPT YULIA ex.pptx
 
LABIOKISIS
LABIOKISISLABIOKISIS
LABIOKISIS
 
perawatan-telinga
perawatan-telingaperawatan-telinga
perawatan-telinga
 
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptxPPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
PPT PK Holistik Awal_Tri Ardhani Safitri_drg adam (1).pptx
 
Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja
Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja
Final announcement ke-2 Konas Psikiatri Anak & Remaja
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
 
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
Cleft Lip and/or Palate: General Introduction (Versi 2024)
 

Recently uploaded

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 

Recently uploaded (17)

jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 

EKSTRAKSI GIGI SULUNG.pptx

  • 1. EKSTRAKSI GIGI SULUNG OLEH : ZIA NURUL ZAHBIA J065211001
  • 2. PENDAHULUAN Prosedur ekstraksi gigi merupakan prosedur yang paling umum ditakuti oleh anak-anak Banyak anak memiliki fobia ekstraksi meskipun metode anestesi modern telah dikembangkan Ekstraksi gigi yang ideal adalah prosedur pencabutan gigi atau akar seutuhnya tanpa sakit, minimum trauma pada jaringan lunak dan jaringan keras, sehingga luka bekas pencabutan dapat sembuh dengan baik dan tanpa masalah post operatif. Drg harus terampil, efisien dan sensitif saat melakukan pencabutan gigi pada anak-anak Cameron AC, Malhi S, and Eggers R. Chapt 8 : Clinical and Surgical Techniques, In Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. London. 2013 Tandon S, Alexander M, Bhalla S. Chapt. 63 : Extraction. In : Sobha Tandon Paediatric Dentistrt 3rd Ed. Paras Medical Publisher. 2018 Marwah, N. Textbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee Brothers Medical Pub. New Delhi. 2019
  • 3. Hunter ML, and Rodd HD. Chapt.3 : History, Examination, Risk Assesment, and Treatment Planning. In : Welbury RR, Duggal MS, and Hosey MT. Paediatric Dentistry 3rd Ed. Oxford University Press. Oxford. 2005
  • 4. Scotish Dental Clinical Programme. Chapt. 8 : Management of Caries in Primary Teeth. April. 2010
  • 5. PRINSIP UMUM EKSTRAKSI GIGI PADA ANAK GENERAL PRINCIPLE Informed consent dan Riwayat Medis Pasien Tingkat kooperatif pasien Evaluasi gigi yang akan diesktraksi baik secara klinis dan radiografis Identifikasi kesulitan potensial dari anatomi akar dan struktur lain yang berdekatan. Hati-hati implikasi terhadap gigi permanen pengganti Identifikasi dengan jelas gigi yang akan diekstraksi. Konfirmasi kembali sebelum ekstraksi Anestesi mendalam sangat penting. Jika anak tidak kooperatif, maka anestesi general atau sedasi dapat dipertimbangkan. Idealnya keputusan untuk melakukan sedasi harus dilakukan saat asesmen awal, bukan pada saat anak diektraksi. Antisipasi dan pencegahan situasi emergensi Cameron AC, Malhi S, and Eggers R. Chapt 8 : Clinical and Surgical Techniques, In Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. London. 2013 Asnani KH. Chapt.11 : Local Anesthesia and Oral Surgery in Children. In : Essential of Pediatric Dentistry. Jaypee Med Pub. New Delhi. 2010 American Academy of pediatric Dentistry. Management Considerations for Pediatric Oral Surgery and Oral Pathology. The Reference Manual of Pediatric Dentistry. Chicago, III : American Academy of Pediatric Dentistry. 2021 Klene CA, Ferneini EM, and Bennet JD. Chapt 29 : Oral Syrgery for The Pediatric Patient. In : Mc Donald and Avery’s Dentistry for The Child and Adolescent 11th Ed. Elsevier. St. Louis. 2022
  • 6. Pencabutan gigi sulung seringkali tidak membutuhkan “pergerakan awal” seperti gigi permanen Anak-anak lebih toleransi terhadap penggunaan luksator / elevator daripada tang Tulang alveolar anak lebih lunak sehingga gigi lebih mudah dimobilisasi Jika ada fragmen akar tertinggal, biasanya akan teresorpsi, daripada berusaha untuk mengeluarkannya Gunakan tang yang memang didesain untuk ektraksi gigi sulung PRINSIP LAINNYA Cameron AC, Malhi S, and Eggers R. Chapt 8 : Clinical and Surgical Techniques, In Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. London. 2013
  • 7. • Tujuan assesmen pre- operatif : untuk keselamatan pasien dan antisipasi masalah potensial medis selama periode peri- operatif • Sangat penting untuk menilai anak termasuk dalam kelompok high risk untuk pembedahan atau anestesi ASESMEN PRE-OPERATIF EVALUASI UMUM PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN RADIOGRAFI PRE OPERATIF PERTIMBANGAN KHUSUS Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 8. EVALUASI UMUM RIWAYAT PRE NATAL Riwayat infeksi prenatal ( sifilis, rubella, cytomegalovirus, toksoplasmosis, herpes) RIWAYAT KELAHIRAN 1. Kelahiran premature : risiko multiple saat anestesi dan pembedahan 2. Informasi : usia kehamilan saat bayi lahir, BB lahir, Skor Apgar, Riwayat NICU 3. Perlu perhatian : durasi anak di intubasi, perdarahan intraventikular, Riwayat intoleransi makanan atau enterocolitis necrotizing, masalah apnea atau bradikardi RIWAYAT MATERNAL 1. Penyakit maternal : diabetes atau HT gestasional 2. Medikasi selama kehamilan 3. Penggunaan obat- obatan terlarang atau alkohol Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 9. KEBERSIHAN RONGGA MULUT PASIEN Pemeriksaan OHIS DHE Scalling sebelum dilakukan Tindakan Pasien dengan infeksi dan inflamasi gingiva harus berkumur dengan obat kumur sebelum ekstraksi Keluarkan protesa lepasan jika pasien menggunakan protesa lepasan Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019 RIWAYAT PERKEMBANGAN Denver Developmental Screening Test Perkembangan motorik dan Bahasa UkuranTB, BB, Lingkar Kepala sesuai usia
  • 10. • Tidak dibutuhkan untuk anak yang sehat • Sesuai dengan Riwayat pasien dan pemeriksaan fisik • Pemeriksaan Hct dan Hb : tanda klinis anemia atau operasi yang diperkirakan akan mengeluarkan banyak darah ( bone graft, bedah rekonstruktif mayor atau bedah orthognatik ) • Urynalisis : Riwayat ISK, Riwayat abnormalitas renal di keluarga, operasi yang membutuhkan waktu lama, atau jika akan menggunakan kateter • BT, Plt, PT, PTT : Riwayat keluarga dengan gangguan perdarahan, Riwayat perdarahan pasien ( mis. Mimisan spontan, perdarahan pasca sirkumsisi, Riwayat memar yang tidak biasa, hemarthrosis, dan perdarahan setelah pencabutan gigi sebelumnya • Elektrolit : anak dengan Riwayat penyakit ginjal. PEMERIKSAAN LABORATORIUM PRE OPERATIF Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 11. PEMERIKSAAN RADIOGRAFI SEBELUM EKSTRAKSI Tujuan pemeriksaan radiografi sebelum ekstraksi adalah untuk memperlihatkan seluruh struktur akar dan tulang alveolar. Indikasi utama pemeriksaan radiografi sebelum ekstraksi adalah : • Riwayat esktraksi sulit sebelumnya • Gigi dengan kesulitan saat ekstraksi menggunakan tang • Jika gigi diekstraksi dengan diseksi • Gigi/ akar gigi yang terletak dengan sinus maksilaris, kanalis alveolaris inferior, atau nervus mentale • Gigi dengan pulpa rusak dan resorbsi akar Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
  • 12. • Gigi yang terkena infeksi periodontal • Gigi yang terlibat trauma • Gigi yang mengalami erupsi parsial atau sisa akar • Gigi sulung yang tertahan • Gigi impaksi • Kondisi dengan predisposisi abnormalitas dental / alveolar, seperti : Cleidocranial dysostosis ( untuk kecurigaan pseudoanodonsia), Osteitis deformans ( untuk kecurigaan hipersementosis akar ), pasien yang mendapatkan terapi radiasi, dan Osteopetrosis. Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019 Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
  • 14. Anomali Kraniofasial Bayi / anak dengan anomali kraniofasial memiliiki risiko yang berhubungan dengan masalah psikososial, sistem saraf pusat, kardiak, pulmonary, dan sistem renal Pemeriksaan pre operatif dan konsultasi dengan DSA dibutuhkan Masalah respirasi ( termasuk obstruksi jalan nafas ) bisa jadi sbg akibat sekunder retrusi maksila / mandibula, atresia choanal, atau makroglosia Masalah pemberian makan dan kesulitan menelan bisa jadi sebagai akibat defek anatomis tunggal ( mis. Celah bibir dan palatum ) atau kombinasu daru anomaly kraniofasial multiple atau anomaly neurologis ) Gangguan neurologis dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra kranial, hidrosefalus atau malformasi Chiari Anomali spine vertikal, termasuk fusi intervertebral sering ditemui pada pasien mikrosomia hemifasial dan sindrom craniosynostosis. Pasien dengan hypoplasia nasal dihubungkan dg hipotiroidsme Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004 Jones KL, Jones MC, Campo M del. Smith’s Recognizable patterns of human malformation. 7th ed. Vol. 7th, Major problems in clinical pediatrics. Saunders Company; 2014. 1–497 p. Gupta PV. Pediatric Dentistry for Special Child. 1st ed. Jaypee. New Delhi. 2016.
  • 15. Gangguan Kardiovaskular Penyakit jantung kongenital dengan insiden 1% dari angka kelahiran hidup, merupakan tipe defek lahir yang paling sering ditemukan Jika anak memiliki riwayat murmur, atau jika terdengar selama pemeriksaan pre operatif, makan anak harus di asesmen untuk abnormalitas struktural lainnya seperti defek septal ventrikuler atau abnormalitas valvar yang membutuhkan profilaksis endokarditis Pasien dengan anomali kardiak kongenital kompleks membutuhkan evaluasi spesifik dan mungkin membutuhkan agen inotropik, calcium channel blockers, anti cholinergic inhibitor dan terapi lainnya selama periode pre operatif Anak dengan medikasi tersebut harus dimonitor lebih hati-hati untuk mencegah komplikasi kardiak, pulmonar dan renal Pemeriksaan lab pre operatif meliputi level elektrolit harus dilakukan Status vol. Cairan dan lama pembatasan intak oral harus dipertimbangkan dengan baik Konsultasi dengan DSA harus dilakukan Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 16. Masalah Paru Asthma Merupakan penyakit kronis tersering pada anak Klasifikasi asma berdasarkan gejala klinis : <2 hari per mingggu dan <2 malam per bulan : asthma intermitten ringan >2 hari per minggu tapi tidak setiap haru atau > 2 malam per bulan : asthma persisten ringan Setiap hari dan > 1 malam per minggu : Asthma persisten moderat Setiap hari dan sering pada malam hari : asthma persisten berat Anak dengan yang sering menggunakan bronchodilator inhaler : harus digunakan 24 jm sebelum operasi Anak dengan asma sedang-berat membutuhkan steroid perioperative 2-3 hari Anak dengan asma biasanya akan mengalami episode bronchospasma post operatif : butuh albuterol via nebulizer Anak dibawah 5 tahun, harus diberikan 1.25 mg ( 0.25 mL dari standar 0.5% larutan ) dengan 3 mL saline. Anak diatas 5 tahun harus diberikan 2.5 mg ( 0.5 mL dari 0.5% larutan ) Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 17. Cystic Fibrosis Adalah kondisi penyakit yang diturunkan yang menyebabkan paru dan system pencernaan tersumbat lender yang tebal dan lengket. Biasanya disertai dengan infeksi pulmonar Risiko tinggi untuk GA dan Intubasi Endotrakheal Dibutuhkan antibiotik intravena pre operatif dan fisioterapi dada 10 hari sebelum operasi Anak dengan cystic fibrosis biasanya juga terkena diabetes, sehingga kadar gula darah pre operatif juga harus dicatat serta perlu manajemen yang lebih seksama pada periode post operatif Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 18. Gangguan Gastrointestinal Nutrisi keseluruhan dan kebutuhan diet khusus harus diasesmen sebelum tindakan, karena nutrisi dangan penting dalam proses penyembuhan luka  Anak dengan riwayat reflux Pemberian antirefluks harus diberikan sesegera mungkin  Anak dengan gagal hati Gangguan pembekuan darah atau ketidakmampuan dalam metabolisasi agen anestesi sehingga meningkatkan morbiditas. Perlu evaluasi abnormalitas koagulasi. Hati-hati dalam pemberian obat yang dimetabolisasi dalam hati  Malnutrisi jangka Panjang Defisiensi vitamin K yang akan mengganggu mekanisme pembentukan bekuan darah. Perlu evaluasi abnormalitas koagulasi Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 19. Penyakit Ginjal Dibutuhkan evaluasi fungsi ginjal dan kadar elektrolit pre operatif Analisis darah lengkap, total protein ( rasio albumin- globulin ) dan kadar Ca dan P harus dicatat Umumnya memiliki waktu penyembuhan yang lebih lama jika ada struktur tulang yang terlibat Konsultasi dengan nefrologist dibutuhkan Pemberian medikasi post opperasi harus dipertinbangkan dengan baik karena banyak obat- obatan yang dimetabolisme di ginkal, sehingga meningkatkan risiko toksisitas renal dan waktu paruh yang lebih lama
  • 20. Penyakit Darah Sickle Cell’s Disease Memiliki risiko krisis nyeri, sindrom dada akut, ainfarksi ginjal, stroke, hipoksia atau dehidrasi Anak dengan SCD memiliko risiko infeksi post operatif yang tinggi Rekomendasi : transfuse darah untuk mencapai kadar Hb 10 g/dL Defisiensi Faktor VIII, Faktor IX, dan Penyakit Von Willebrand Membutuhkan transfuse factor pembekuan darah sebelum Tindakan Konsultasi dengan ahli hematologi anak dibutuhkan Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 21. Gangguan Neurologis Gangguan Kejang ( Seizure Disorder ) Sebelum prosedur operasi : periksa kadar antikonvulsan, darah lengkap dan fungsi hati Konsultasi dengan neurologist Gangguan neuromuskular Memiiki risiko dalam pemberian agen anestesi. Pemberian agen penghambat neuromuskulras, meneybabkan kelemahan otot yang lama pada pasien myasthenia gravis Pasien dengan distrofi muscular Duchene’s dan myopathy lainnya, berisiko terkena hipertermia ganas Bayi dengan distrofi muscular Duchene’s memiliki risiko gagal jantung. Pasien dengan myotonic distrofi memiliki risiko depresi nafas setelah pemberian sedasi / narkotik Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 22. Hipertermia Maligna Sebuah kelainan autosomal dominan. Risiko hipertermia maligna selama proses anestesi Diderita oleh 1 dari 15000 anak Riwayat : gangguan komplikasi anestetikum, atau mengalami rekasi anestetik yang tidak diinginkan ( termasuk orang tua, bibi, paman, atau sepupu ). Karena risiko fatal, maka anak dengan riwayat keluarga harus dirujuk ke anestesiologis untuk pemeriksaan pre operatif lebih lanjut Karakteristik : peningkatan suhu tubuh yang sangat cepat, takikardia, aritmia jantung, hiperkapnia ( gagal nafas akibat kadar CO2 yang tinggi ), asidosis, ketegangan muskular, rhabdomiolisis Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004
  • 23. INDIKASI Terlibat Infeksi Patologis Akut Infeksi periapikal akut disebabkan oleh gigi sulung yang karies. Gigi dicabut jika tidak dapat direhabilitasi Terlibat Infeksi Patologis Kronis Gigi molar sulung dengan perubahan radiografis di area furkasi, dan gigi sulung anterior mengalami perubahan ukuran vertikal. Kondisi mengganggu erupsi gigi permanen Hal ini muncul dengan parulis atau abses yang mengering Erupsi benih gigi permanen bisa terganggu pada lingkungan infektif Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
  • 24. Gigi Sulung Yang Bertahan Gigi sulung bertahan karena alasan beragam, seperti : 1. Jika gigi pengganti erupsi malposisi, proses resorptif pada gigi sulung bisa terjadi iregular 2. Proses resorptif bisa dipengaruhi gangguan endokrin atau defisiensi vitamin 3. Resoprsi atipikal akar gigi sulung bisa menyebabkan overretained Gigi Sulung yang Terlibat Karies, Dan Tidak Direstorasi Jika gigi karies terlibat serius dengan sisa mahkota yang tidak dapat direstorasi, gigi tersebut harus diekstraksi Ankilosis Gigi Sulung Gigi ini harus diekstraksi jika nampak penghentian pertumbuhan tulang alveolar vertikal, oleh impkasi gigi sulung, diikuti oleh Space Maintainer Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012 Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
  • 25. Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
  • 26. Gigi Natal / Neonatal Teeth Gigi Natal, yang erupsi sebelum lahir atau gigi neo natal, biasanya erupsi dalam waktu sebulan setelah lahir. Pertimbangan Ekstraksi : 1. Gigi mobile dan ada risiko aspirasi 2. Gigi menjadi sumber iritan, menyebabkan ulserasi pada permukaan ventral lidah 3. Mengganggu proses menyusui 4. Gigi natal atau neonatal dapat menjadi gigi supernumerari Gigi Supernumerari Gigi supernumerari, erupsi atau impaksi, dapat mengganggu erupsi gigi permanen pada arah normalnya sehingga harus dicabut Gigi Fraktur atau Trauma Trauma dapat terjadi pada gigi anterior. Gigi sulung yang terdampak trauma yang dapat mempengaruhi gigi permanen harus dicabut Gigi Impaksi Gigi impaksi bisa merupakan gigi supernumerari, gigi malformasi, gigi yang tidak erupsi, atau gigi yang ektopik Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012 Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019 Gigi Yang Terlibat Tumor atau Kista Gigi yang terlibat dalam garis fraktur Gigi yang berada pada area Radiasi terapeutik langsung
  • 27. KONTRA INDIKASI Infeksi Sistemik Akut Setelah fase akut infeksi sistemik, seperti glomerulonefritis, penyakit janutng kongenital, demam reumatik telah diturunkan hingga kronik, dibutuhkan pemberian regimen kemoprofilaksis sebelum ektraksi Penyakit Darah Anak dengan hemofilia atau leukemia membutuhkan tindakan oleh GP terlatih, Sp.KGA, atau Bedah Mulut bekerjasama dengan hematologis untuk memperoleh perawatn terbaik selama ektraksi gigi DM Tidak Terkontrol Ekstraksi gigi tidak boleh dilakukan. Proses penyembuhan luka bekas ekstraksi buruk Nyeri pasca ekstraksi ekstrim Perdarahan rekuren bisa terjadi Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
  • 28. Tulang Yang Terkena Radiasi Ekstraksi gigi harus dihindari Jika ekstraksi memang sangat diperlukan, maka harus dilakukan sebelum terapi radiasi Risiko osteomyelitis akibat tulang yang tidak tervaskularisasi Evaluasi sekurang-kurangnya 1 tahun untuk pemulihan sirkulasi darah pada tulang Infeksi Rongga Mulut Akut Pada kondisi akut apapun ( NUG, stomatitis herpetika akut, abses dentoalveolar akut, dan bentuk penyakit rongga mulut akut lainnya) , ektsraksi gigi merupakan kontraindikasi hingga infeksinya berkurang. Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012 Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
  • 29. ARMAMENTARIUM Kebanyakan Sp.KGA lebih senang menggunakan tang ekstraksi kecil, seperti no. 150s dan no.151 dengan alasan : 1. Ukuran kecil memudahkan masuk ke RM pasien anak 2. Ukuran kecil lebih mudah untuk digenggam 3. Beak yang lebih kecil, adaptasi ke gigi sulung lebih baik Asnani, KH. Essential of Pediatric Dentistry. Jaypee. New Delhi. 2010 Adewumi, AO. Chap. 29 : Oral Surgery In Children. In : Nowak JA, et.al. Editor : Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence 6th Ed. Elsevier. Philadelphia. 2019
  • 30. Cameron AC. Malhi S. Eggers R. Chapt. 8 : Clinical and Surgical Techniques. In : Cameron AC and Widmer RP. Editors. Handbook of Pediatric Dentistry 4th Ed. Mosby Elsevier. New York. 2013
  • 31. Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
  • 32. PRINSIP EKSTRAKSI EKSPANSI SOKET Memisahkan perlekatan gigi dengan tulang alveolar. Gunakan perisoteal elevator/ rasparatorium/ kuret steril Langkah pertama ini menentukan sikap anak selama prosedur ekstraksi Anak yang sangat cemas, akan merespon negative tekanan ringan dari kuret Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019 Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
  • 33. ELEVASI • Teknik terpenting untuk membantu ektraksi dan mencegah fraktur akar gigi molar sulung • Ujung elevator harus setipis mungkin untuk dapat melewati embrasure molar sulung • Langkah ini tidak terlalu penting saat ekstraksi I dan C sulung • Hati-hati untuk tidak mengenai gigi tetangga • Jika gigi tetanggga mobile, maka orang tua/pengasuh harus diinformasikan akan adanya ketidaksengajaan • Rasa tertekan selama elevasi harus dijelaskan sebelumnya. Menekan bahu anak bisa digunakan untuk menunjukkan sensasi ini • Jika anak kooperatif mulai menangis akibat nyeri saat elevasi, maka bisa ditambahkan anestesi local • Anestesi local pada papilla mesial/distal pada bukal dan lingual sangat efektif Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019 Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
  • 34. EKSTRAKSI • Gerakan rotasi digunakan untuk ekstraksi gigi I dan C dengan akar konus • Untuk M sulung, elevasi hingga mobile 3° sebelum penggunaan forceps dilakukan untuk mencegah fraktur akar • Capture forceps didesain untuk menahan gigi molar sulung yang telah diekstraksi tetap di dalam tang, untuk mencegah aspirasi • Jika akar gigi molar mengelilingi benih gigi premolar pengganti, maka gigi molar harus dibelah untuk mencegah tercabutnya benih gigi premolar • Jika terdapat fragmen akar yang fraktur, maka penggunaan elevator dengan ujung runcing dan tipis dapat dilakukan • Jika ekstraksi fragmen akar tersebut diperkirakan dapat mengganggu benih gigi permanen, maka akar dapat dibiarkan, agar terjadi resorbsi fisiologis. • Kontrol periodik dibutuhkan dalam kasus ini Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019 Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022
  • 35. Soxman, Jane A. Handbook of Clinical Technique In Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022 https://www.dentman.se/product/capture-forceps/
  • 36. Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022 Adewumi AO. Chapt. 29 : Oral Surgery In Children. In : Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescents 6th Ed. Elsevier. Philadelphia. 2019
  • 37. Arhakis A. Al-Batayneh AB, Van Waes H. Chapt. 10 : Tooth Eruption, Shedding, Extraction, and Related Surgical Issues. In : Pediatric Denitistry. Springer. Switzerland. 2022
  • 38. PERTIMBANGAN EKSTRAKSI GIGI DENGAN ABSES PADA PASIEN ANAK • Pemberian antibiotik pada infeksi lokal sebelum dan setelah esktraksi tidak dibutuhkan pada anak sehat asimptomatik • Kuretase sumber infeksi pada soket • Jika ada demam 38-40° C ( 102-104 ° F ), pembengkakan pada area fasial, atau indurasi mukosa : berikan antibiotik 5-7 hari sebelum ekstraksi • Follow up selama 48 jam untuk evaluasi apakah ada perbaikan. Jika tidak ada perbaikan : berikan antibiotik lain • AL yang adekuat : pH fisiologis (7,4). • AB intravena : jika keerlibatan sistemik atau septikemia ( pembengkakan fasial / selulitis, demam, malaise, disfagia, gangguan nafas, takikardia, atau limfadenopati ) • Perawatan darurat segera : diindikasikan, mengurangi LOS dan Cost Soxman JA. Handbook of clinical Techniques in Pediatric Dentistry 2nd Ed. Wiley Blackwell. Pensylvania. 2022 American Academic of Pediatric Dentistry. 2019-2020
  • 39. POSISI PASIEN DAN OPERATOR Rao, Arathi. Principle And Practice Of Pedodontics 3rd Ed. Jaypee. New Delhi. 2012
  • 40. PERSIAPAN PRE-OPERATIF PASIEN DAN ORANG TUA • Orang tua wajib menanda tangani Lembar Persetujuan Tindakan medis • Jika terdapat keraguan apakah gigi sulung dapat direstorasi, maka kemungkinan untuk ekstraksi gigi dapat didiskusikan sebelum perawatan dimulai • Infromasikan kepada orang tua, bahwa biasanya nyeri pasca perawatan ekstraksi gigi sulung biasanya jarang terjadi • Instruksikan orang tua untuk tidak mendiskusikan apa yang akan dilakukan oleh drg. Karena biasanya akan menambah kecemasan pasien anak. ORANG TUA Tandon S. Textbook Of Pedodontic Vol 1 Ed 3rd. Paras Medical Publishers. 2018
  • 41. • Anak 8-10 tahun biasanya perlu diinformasikan 4-7 hari mengenai rencana ekstraksi untuk agar dapat meneysuaikan diri lebih baik. Sedangkan pada anak yang lebih muda, dapat diinformasikan pada saat kunjungan perawatan • Armamentarium harus di tempatkan di belakang dental unit, agar tidak terlihat langsung oleh pasien • Jangan pernah memegang jarum di depan anak. Sebisa mungkin disembunyikan dengan menggunakan jari ANAK • Sebelum memberikan AL, jelaskan kepada pasien adanya sensasi seperti dicubit atau digigit semut • Penting untuk menunjukkan perbedaan nyeri dan sensasi tertekan pada pasien. Drg dapat menekan bahu pasien untuk menjelaskan sensasi tekanan • Jelaskan adanya sensai ba’al setelah AL • Ketika mengecek sensasi teranestesi, gunakan elevator pada gingival crevice. Perhatikan reaksi respon pada mata anak Tandon S. Textbook Of Pedodontic Vol 1 Ed 3rd. Paras Medical Publishers. 2018
  • 42. KOMPLIKASI • Fraktur gigi • Cedera gigi tetangga • Fraktur tulang alveolar • Ektraksi gigi yang salah • Fraktur tuberositas • Akar gigi yang masuk ke dalam sinus • Perforasu sinus maksilaris • Akar masuk ke dalam ruang sub mandibular • Laserasi mukosa dan gingiva • Cedera n. Alveoaris inferior • Perdarahan dan hematoma • Trauma TMJ • Kerusakan gigi permanen pengganti Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
  • 43. PROSEDUR POST OPERATIF • Periksa kembali soket gigi, apakah ada fragmen tulang atau gigi yang tertinggal. Irigasi • Massage proc.alveolaris untuk mengurangi distorsi jarigan penyangga • Suturing dilakukan jika : ekstraksi multiple dan flap ginggiva sangat lebar • Gigit tampon selama 30 menit : mencegah perdarahan Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
  • 44. PROSEDUR POST OPERATIF • Jangan mengisap-isap luka, mengganggu luka dengan lidah, dan berkumur-kumur dengan keras pada area luka karena dapat menyebabkan lepasnya bekuan darah dan menyebabkan dry socket • Istirahat selama beberapa jam, dengan posisi kepala tetap tegak • Makan makanan lunak untuk hari pertama. Boleh hangat tapi tidak boleh terlalu panas • Sikat gigi seperti biasa. • Nyeri dapat muncul terutama saat efek anestesi hilang. Minum analgesik • Bisa timbul bengkak jika proses ektraksi sulit. Kompres dingin dianjurkan • Jangan merokok Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
  • 45. PADA KASUS ANAK • Orang tua harus tetap mengecek tampon yang digigit anak, jangan sampai tertelan • Anak diminta menggigit tampon selama 30 menit – 1 jam. Larang anak untuk terus meludah • Beri makanan dingin seperti es krim, untuk membantu proses pembekuan darah • Jika menggunakan anestesi lokal, rasa baal mungkin masih dapat terasa. Awasi anak jangan sampai menggigit bibir atau pipi • Orang tua harus mengawasi anak dengan ketat, dan hindari olah raga berat selama beberapa hari • Orang tua diharapkan menggunakan beberapa metode alternatif untuk mengalihkan perhatian anak dari luka ekstraksi Marwah, Nikhil. Textbook Of Pediatric Dentistry 4th Ed. Jaypee. New Delhi. 2019
  • 47.
  • 48. PERTIMBANGAN KHUSUS 1. BAYI PREMATUR Rata-rata bayi lahir : 40 minggu kehamilan ( normal 38-42 minggu ) usia gestasional Tidak ada skrining yang jelas untuk menentukan bayi mana yang akan terkena apnea Bayi premature : usia 37 minggu Bayi lahir termuda yang dapat bertahan hidup : 23 minggu Bayi yang lahir sebelum usia 32 minggu : berisiko terkena masalah Kesehatan ( bronchopulmonary dysplasia ( BPD ), apnea, intraventricular hemorhage, sepsis, dan necrotizing enterocolitis ) Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004 Post conceptual age : jumlah usia gestasional bayi saat lahir + usia saat rencana pembedahan Bayi premature saat kehamilan 25 mgu, rencana op. di usia 2 bulan Post Conceptual Age : 25 + 8 = 33 mgu Bayi dengan PCA < 60 mgu : harus dimonitor 24 jam pertama pasca op
  • 49. 2. Bronchopulmonary Dysplasia Disebabkan : kombinasi parenkim paru immature dengan penurunan tingkat surfaktan sehingga menyebabkan abnromalitas ventilasi dan perfusi Bayi premature dengan Riwayat ETT selama periode neonatal memiliki risiko BPD sehingga meningkatkan kemungkinan komplikasi pulmonal pada periode perioperatif . Dibutuhkan konsultasi pulmonologist pediatrik dan anestesi Curran, MA. Chapt. 1 : Pre Operative Assesmen of The Pediatric Patient. In : Kaban, LB and Troulis, MJ. Editors. Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery. Saunders Elsevier. Philadelphia. 2004 Gambar : https://kidshealth.org/en/parents/bpd.html. Diakses tanggal 30 April 2022