Dokumen tersebut membahas tentang dismenore atau nyeri haid. Secara ringkas, dismenore dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan penyebabnya, yaitu primer yang disebabkan oleh faktor hormonal dan sekunder yang disebabkan oleh kelainan seperti endometriosis. Gejalanya berupa nyeri perut bawah selama atau sesaat setelah haid. Pengobatannya meliputi obat penghilang nyeri, istirahat, dan menjaga kese
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
Pedoman ini merupakan acuan bagi ibu dan keluarga serta tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan ANC, persalinan dan PNC di masa pandemi COVID-19. Diharapkan ibu dan bayi tetap mendapatkan pelayanan esensial, faktor risiko dapat dikenali secara dini serta mendapatkan akses pertolongan kegawatdaruratan dan tenaga kesehatan mendapatkan perlindungan dari tertular COVID-19
Pedoman ini merupakan revisi dari Pedoman serupa yang dikeluarkan pada 26 Maret 2020 dengan perubahan pada beberapa substansi sesuai perkembangan situasi dan rekomendasi terbaru dari organisasi profesi terkait. Pada pedoman ini dijelaskan mengenai Prinsip Pencegahan COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan terkait pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partumVictorya Bambung
Tugas Kelompok 1, Sistem Reproduksi (Ponek) Semester VI Keperawatan UNSRIT 2016, memuat tentang Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum/ Postnatal (Ibu Nifas)
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh robekan serviks atau vagina
PEDOMAN BAGI IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Pandemi C...Muh Saleh
Pedoman ini merupakan acuan bagi ibu dan keluarga serta tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan ANC, persalinan dan PNC di masa pandemi COVID-19. Diharapkan ibu dan bayi tetap mendapatkan pelayanan esensial, faktor risiko dapat dikenali secara dini serta mendapatkan akses pertolongan kegawatdaruratan dan tenaga kesehatan mendapatkan perlindungan dari tertular COVID-19
Pedoman ini merupakan revisi dari Pedoman serupa yang dikeluarkan pada 26 Maret 2020 dengan perubahan pada beberapa substansi sesuai perkembangan situasi dan rekomendasi terbaru dari organisasi profesi terkait. Pada pedoman ini dijelaskan mengenai Prinsip Pencegahan COVID-19 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan terkait pelayanan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partumVictorya Bambung
Tugas Kelompok 1, Sistem Reproduksi (Ponek) Semester VI Keperawatan UNSRIT 2016, memuat tentang Adaptasi fisiologis dan psikologis ibu post partum/ Postnatal (Ibu Nifas)
Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Program Keluarga BerencanaCandra Wiguna
Penjelasan mengenai apa itu alat kontrasepsi, apa manfaatnya, hingga jenis kontrasepsi dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya.
Download this file: http://adf.ly/OLY5D
Setiap wanita dalam usia subur setiap bulannya akan mengalami
menstruasi. Menstruasi sebagai hal yang melekat pada seorang wanita
yang merupakan suatu hal yang sangat wajar, dan ini merupakan salah
satu tanda bagi seorang wanita merupakan suatu hal yang sangat wajar,
dan merupakan salah satu tanda bagi seorng wanita telah memasuki
masa pubertas. Hamper seluruh perempuan di dunia merasakan nyeri
haid dengan berbagai tingkatan, mulai dari sekedar pegal-pegal
diseputaran panggul dan sisi dalam hingga rasa nyeri yang luar biasa
sakitnya. Rasa nyeri haid atau yang disebut dismenore banyak dialami
oleh banyak wanita.
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar. Rata-rata lebih
dari 50% perempuan disetiap negara mengalami dismenor. Di Amerika
angkapresentasenya sekitar 60% dan 10- 15% di Swedia. Angka
kejadian dismenore di Indonesia sendiri mencapai 60-70% (ANNA,
2005) dalam Puspitasari dan Novia (2008).
Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana
yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan
fungsional sesuai tujuan melakukan olahraga. Olahraga memiliki
banyak fungsi dan tujuan bagi tubuh, oleh karena itu, olahraga harus
memiliki takaran yang pas, sebab telah dipahami bahwa tidak semua
olahraga akan memberikan efek positif bagi kaum wanita. Pada wanita
yang aktif secara fisik dilaporkan kurang terjadinya dismenore. Wanita
yang berolahraga sekurang- kurangnya satu kali seminggu dapat
menurunkan intensitas rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada
bagian bawah abdominal.
Fenomena ini kemungkinan diinduksi oleh endorphin yang
dilepaskan disirkulasi selama olahraga (Erwin, 2007). Dapat
disimpulkan bahwa olahraga dapat mengurangi gejala dismenore.
Namun, hanya beberapa study yang telah meneliti efek latihan fisik
terhadap dismenore (Carrlberg, 2001).
Dari penjelasan di atas maka penulis tertarik untuk mempelajari
lebih lanjut tentang dismenore dan konsep dasar menstruasi serta asuhan
keperawatan kepada pasien dismenore.Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang di sebabkan oleh
kejang otot uterus. Nyeri ini terasa di perut bagian bawah dan atau di daerah
bujur sangkar Michaelis . Nyeri dapat terasa sebelum dan sesudah haid.
Dapat bersifat kolik atau terus menerus.
Nyeri haid yang merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit.
Istilah dismenorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat dimana
penderita mengobati sendiri dengan analgesik atau sampai memeriksakan
diri ke dokter.
Dismenore adalah nyeri haid yang sedemikian hebatnya, sehingga
memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara
hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Patofisiologi
dismenore sampai saat ini masih belum jelas, tetapi akhir-akhir ini teori
prostaglandin banyak digunakan, dikatakan bahwa pada keadaan dismenore
kadar prostaglandin meningkat. Kram, nyeri dan ketidaknyamanan lainnya
yang dihubungkan dengan menstruasi disebut juga dismenore. Kebanyakan
wanita mengalami ting
Apa yang perlu diketahui tentang sindrom pramenstruasi (PMS)?◼ Mohammad Yusuf
Sindrom pramenstruasi, atau PMS, merujuk pada gejala fisik dan psikologis yang dialami wanita dalam satu atau dua minggu
menjelang periode menstruasi mereka.
2. Definisi
Dismenore (dysmenorrheu) berasal dari bahasa
yunani. Kata dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal :
meno yang berarti bulan ; dan rrhea yang berarti aliran.
Dismenore adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu
haid/menntruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan
memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau
rasa sakit di daerah perut maupun pinggul.
Menurut kamus kesehatan, dismenore adalah nyeri
mentruasi yang mungkin disertai kram perut, kejang
(spasme), dan nyeri punggung.
3. Klasifikasi Disminore Berdasarkan Jenis
Nyeri
1. Dismenore spasmodik
Dismenore spamosdik adalah nyeri yang dirasakan di
bagian bawah perut dan terjadi sebelum atau segera
setelah haid dimulai. Dismenore spasmodic dapat dialami
oleh wanita muda maupun wanita berusai 40 tahun ke
atas. Sebagian wanita yang mengalami dismenore
spasmodik tidak dapat melakukan aktivitas. Adapun tanda
dismenore spamodik antara lain sebagai berikut :
Pingsan
Mual
Muntah
4. Next…
2. Dismenore Kongestif
Dismenore kongestif dapat diketahui beberapa hari sebelum
haid dating. Gejala yang ditimbulkan berlangsung 2 dan 3 hari
sampai kurang dari 2 minggu. Pada saat haid dating, tidak terlalu
menimbulkan nyeri, bahkan setelah hari pertama haid. Penderita
dismenore kongestif akan merasa lebih baik di bandingkan dengan
dismenore spasmodik. Adapun gejala yang ditimbulkan pada
dismenore kongestif antara lain :
Pegal (pegal pada paha)
Sakit pada payudara
Lelah
Mudah tersinggung
Kehilangan keseimbangan
Ceroboh
Gangguan tidur dan timbul memar dipaha dan lengan atas
5. Klasifikasi Disminore Berdasarkan ada
tidaknya kelainan/Penyebab
1. Dismenore Primer
Dismenore primer biasanya dimulai dalam 6
hingga 12 bulan setelah menarche(pertama kali
menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel
endometrium akan diikuti dengan dikeluarkannya
prostaglandin yang akan menyebabkan timbulnya
iskemia, kontraksi miometrium dan vasokonstriksi.
Ternyata dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
wanita dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan
prostaglandin pada darah menstruasinya.
6. Next…
2. Dismenore Sekunder
Dismenorhea sekunder bisa terjadi kapanpun
setelah menarche, tetapi paling sering ketika wanita
berumur 20an atau 30an tahun, setelah beberapa tahun
mengalami siklus normal tanpa rasa nyeri. Peningkatan
prostaglandin juga ikut berperan di sini, akan tetapi
disertai adanya kelainan atau penyakit pada pelvic
(panggul). Penyebab tersering adalah
endometriosis, leiomioma, adenomiosis, polip
endometrial, chronic pelvic inflammatory
disease (PID), dan pemakaian IUD.
7. Etiologi atau penyebab dari dismenore
primer
1. Faktor Psikologis
Biasanya terjadi pada remaja dengan emosi yang
tidak stabil, mempunyai ambang nyeri yang
rendah, sehingga sangat sedikit rasa nyeri dapat
merasakan kesakitan
2. Factor Endokrin
Pada umumnya hal ini di hubungkan dengan
kontraksi usus yang tidak baik. Hal ini sangat erat
kaintannya dengan pengeruh hormonal. Peningkatan
produksi prostaglandin akan menyebabkan terjadinya
kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi sehingga
menimbulkan nyeri.
8. Etiologi atau penyebab dari dismenore
sekunder
1. Factor Konstitusi Seperti Anemia
Pemakaian kontrasepsi IUD, benjolan yang menyebabkan
penderahan, tumor atau fibroid.
2. Anomali Uterus kongenital
Anomali Uterus kongenital,Seperti rahim yang terbalik, peradangan
selaput lender rahim.
3. Endometriosis
Penyakit yang diatandai dengan adanya pertumbuhan jaringan
endometrium diluar rongga rahim. Endometrium adalah jaringan yang
membatasi bagian dalam rahim. Saat siklus metruasi, lapisan endometrium
ini akan bertambah sebagai lapisan terjadinya kehamilan. Bila kehamilan
tidak terjadi, maka lapisan ini akan terlepas dan di keluarkan sebagai
mentruasi.
9. Tanda dan Gejala Dismenore
Dismenore dapat di tandai dengan gajala nyeri pada perut
bagian bawah, nyeri yang dirasakan sebagai kram yang
timbul hilang atau sebagai nyeri tumpul yang terus
menerus ada. Nyeri mulai timbul sesaat sesudah atau
selama haid, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam
dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga
sering disertai dengan sakit kepala, mual, sembelit atau
diare dan sering berkemih, dan kadang sampai menjadi
muntah.
10. Cara Mengatasi Dismenore
Obat-obatan
Istirahat cukup
Olah raga teratur (terutama jalan)
Pemijatan
Mengalami orgasme (bagi yang telah menikah)
Kompres hangat diarea sekitar perut
Banyak mengkonsumsi air putih, hindari konsumsi garam
berlebihan serta kafein untuk mencegah pembengkakan dan
retensi cairan
Makan makanan kaya zat besi, kalsium, vitamin B kompleks
seperti susu, sayuran hijau
Tinggikan posisi pinggul melebihi bahu ketika tidur telentang
untuk membantu meredakan dismenore.
11. Konsep asuhan keperawatan
1. PENGKAJIAN
Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan dismenore adalah
sebagai berikut ;
a. Karakteristik nyeri
b. Gejala yang mengikutinya.
Selain pemeriksaan tersebut dikaji juga :
a. Riwayat menstruasi
b. Riwayat kontrasepsi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut b/d vasospasme uterus
b. Koping individu tidak efektif b/d metode koping tidak
adekuat
c. Resiko kekurangan volume cairan b/d perangsangan
muntah sendiri terus-menerus
12. INTERVENSI
DX 1 :Nyeri akut b/d vasospasme uterus
No INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji keluhan nyeri,perhatikan
lokasi, lamanya,dan intensitas (skala 0-
10).Perhatiakan petunjuk verbal dan non verbal
Menbantu dalam mengidentifikasi derajat
ketidak nyamanan dan
kebutuhan/keefektifan analgesik
2 Bantu dalam memberikan posisi yang nyaman Penimhkatan lengan ,ukuran baju dan
adanya drain mempengaruhi kemampuan
pasien untuk rileks dan tidur/istirahat secara
efektif.
3 Berikan kompres dingin pada perut Meningkatkan rasa nyaman dengan
menurunkan vasodilatasi.
4 Berikan kompres hangat pada perut Meningkatkan sirkulasi pada otot yang
meningatkan relaksasi dan mengurangi
ketegangan
5 Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal yang
teratur sebelum nyeri berat dan sebelum aktivitas
di jadwalkan
Mempertahankan tingkat kenyamanan dan
memungkinkan pasien utuk latihan lengan
atau ambulasi tanpa nyeri yang menyertai
upaya tersebut.
6 Berikan obat sesuai dengan indikasi ; analgetik Memberikan pereda
ataupenghilang, ketidak nyamanan /nyeri.
13. DX 2 : Koping individu tidak efektif b/d metode koping tidak
adekuat
No INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum Nyeri dapat menurangi kemampuan koping.
2 Diskusikan mengenai metode koping seperti
strategi relaksasi mental/ fisik
Tingkah laku maladaptif mungkin digunakan
untuk mengatasi nyeri yang menetap atau
mungkin berperan dalam berlanjutnya nyeri
tersebut.
3 Sarankan pasien untuk mengekspresikan
perasaannya dan diskusi mengenai
bagaimana nyeri disminore itu mengganggu
kerja dan kesenangan dari hidup ini
Pasien mampu mengenali perasaannya yang
berhubungan dengan nyeri yang terjadi.
4 Berikan informasi mengenai penyebab sakit,
penanganan, dan hasil yang diharapkan
Pemahaman terhadap informasi ini dapat
membantu pasien dalam menentukan pilihan,
belajar mengatasi masalah, dan mendapatkan
satu sensasi dari pengendalian atas keadaan
yang meningkatkan harga diri.
14. DX 3: Resiko kekurangan volume cairan b/d perangsangan
muntah sendiri terus-menerus
No INTERVENSI RASIONAL
1 Kaji tanda vital, pengisian
kapiler, status membrane
mukosa, turgor kulit
Untuk melihat indicator
keadekuatan volume
sirkulasi.
2 Diskusikan strategi untuk
menghentikan muntah
Membantu pasien
menerima persaan bahwa
akibat muntah mencegah
kehilangan cairan lanjut.
3 Kolaborasi dalam memberikan
hiperalimentasi IV
Untuk memperbaiki
keseimbangan
cairan/elektrolit.
15. EVALUASI
Evaluasi keperawatan merupakan hasil
perkembangan klien dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi yang hendaknya
dicapai dari asuhan keperawatan disminor ini adalah :
a) Nyeri pasien hilang /terkontrol dengan
b) Koping pasien efektif
c) Mempertahankan keseimbangan cairan