Dokumen tersebut membahas diskriminasi harga oleh perusahaan monopoli dengan menjelaskan tiga jenis diskriminasi harga, yaitu: 1) diskriminasi harga pertama mengenakan harga berbeda untuk setiap unit dan konsumen, 2) diskriminasi harga kedua mengenakan harga berbeda untuk setiap unit, 3) diskriminasi harga ketiga mengenakan harga berbeda untuk setiap kelompok konsumen. Dokumen tersebut juga memberikan contoh pener
ppt pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna.pptxFikriAminullah2
Tugas slide Desember Pengantar Ekonomi Mikro pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna.
Kelompok : 11
kelas : I
Universitas 17 Agustus 1945
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Jurusan Akuntansi
Dengan mempelajari modul ini diharapkan agar mahasiswa/i dapat memahami konsep pasar struktur monopoli, sehingga mengetahui cara mengelola pasar monopoli yang menghasilkan keuntungan maksimal.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
2. Diskriminasi Harga
• Model Dasar : Sebuah perusahaan Monopoli
mengenakan :
A. Harga yang sama untuk setiap unit produk.
B. Harga yang sama untuk semua konsumen.
• Merubah salah satu atau kedua hal di atas
disebut diskriminasi harga.
– 1st degree : harga yang berbeda untuk setiap unit
dan konsumen (A and B keduanya berubah)
– 2nd degree : harga yang berbeda untuk setiap unit
(A berubah).
– 3rd degree : harga yang berbeda untuk setiap
kelompok konsumen (B berubah).
3. Single price monopoly
Pada dasarnya monopoly hanya mengenalkan satu jenis harga di
pasar (untuk semua jenis konsumen). Namun masih tersisa
deadweigth loss dan surplus konsumen
Consumer surplus
Producer
surplus
Dead Weight Loss
Price
Quantity
mC AC
Demand
mR
q
p
4. Price discrimination
• Untuk menambah profitnya, baik transfer
surplus dari konsumen maupun
mengurangi dead weight loss, monopolist
dapat memberlakukan lebih dari satu harga
pada untuk produk yang sama atau
sebaliknya
• Namun harus ada jaminan bahwa
konsumen yang menerima harga lebih
rendah TIDAK DAPAT MENJUAL kembali
produk dari tadi kepada konsumen lain
5. 1-st Price discrimination (Perfect
price discrimination)
• Harga berbeda untuk setiap konsumen
(yang juga berbeda)
• Untuk melakukannya, monopolist harus
mengetahui
– Preferensi setiap konsumen
– Siapa saja dan tipe konsumen
6. Jim berani membayar printer yang cepat ngeprintnya 1800 dan yang lambat
1.000. Sementara itu, Sean berani membayar printer yang cepat 1500 and
printer yang lambat 900. Jika biaya membuat printer lambat 450 dan printer
cepat 475 maka monopolist akan menjual printer cepat kepada Jim dan
printer lambat kepada Sean
7. 2nd
price discrimination
• Dalam hal ini monopolist mengenakan harga per
unit yang berbeda untuk setiap jumlah konsumsi
yang berbeda
– Contoh : seorang penjual menawarkan 1 unit payung
5 ribu rupiah (untuk 1 unit harga per unit adalah 5
ribu rupiah). Namun untuk 2 payung dia menawarkan
8 ribu rupiah saja (untuk 1 unit harga per unit adalah
4 ribu rupiah)
• Dalam hal ini monopolist bisa menarik
konsumen surplus tetapi tidak keseluruhannya
(dibandingan 1 st price disrimination)
8. Quantity
$/Q
D
MR
P0
Q0
P1
Q1
1st Block
P2
Q2
P3
Q3
2nd Block 3rd Block
MC
Second-degree price
discrimination is strategi
penetapan harga
berdasarkan jumlah
yang dikonsumsi (blok).
Hal ini diberlakukan PLN
dalam bentuk penetapan
tarif progressif (semakin
besar daya terpasang
konsumen semakin
murah harga per kwh)
Second Degree …
9. Implementasi 3rd
PD
• Strategi Diksriminasi Harga 3rd
degree adalah sebagai
berikut : perusahaan akan mengenakan harga lebih
tinggi kepada perusahaan dengan tipe demand terhadap
produknya lebih inelastis .
• Kita mengasosiasikan “high type” consumer dengan high
willingness to pay (keinginan membayar lebih besar) dan
a “low type” consumer dengan low willingness to pay;
sehingga harga equilibrium untuk high type akan lebih
tinggi daripada untuk low type.
10. 3rd
degree Price Discrimination
• Monopolist membagi konsumen ke dalam 2 atau lebih
grup berdasarkan elastisitas demandnya.
• Monopolist akan mengenakan harga lebih tinggi kepada
kelompok konsumen dengan elastisitas demand yang
lebih rendah.
• Demikian berlaku sebaliknya
11. Example
• Misalkan sebuah notebook dijual di pasaran Amerika dan
Eropa.
• Misalkan demand :
PU = 36 – 4QU (ie QU = 9 – PU/4 for P<36)
PE = 24 – 4QE (ie QE = 6 – PE/4 for P<24)
Jadi aggregate demand (total permintaan pasar):
Q = 15 – P/2 for P < 24
Q = 9 – P/4 for 24 ≤ P ≤ 36
atau :
P = 30 – 2Q for P < 24
P = 36 – 4Q for 24 ≤ P ≤ 36
• Kita memiliki sebuah kurva deman yang patah (kinked
demand curve), karena jika harga dinaikkan di atas 24 perush
akan kehilangan European consumers.
12. Example, lanjut….
• Misalkan marginal cost = 4 (sama di kedua pasar)..
• The monopolist menjual kepada konsumen eropa dan
us
13. • Now, suppose that the firm could not price discriminate (eg
because arbitrage was possible), so we must set a single
price for the whole market.
The kinked demand curve means that we could face different
demands depending on what price we charge: at a price
above 24 we are selling only to the high type, while at a price
below 24 we are selling to both types.
• We have already solved the high type solution, and this gave
us a price less than 24, so clearly a price above 24 cannot be
optimal.
• Suppose we set a single price less than 24, we solve: