Diabetes mellitus adalah kelainan metabolisme yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi insulin, resistensi insulin, atau gangguan transportasi glukosa yang menyebabkan hiperglisemia kronis. Terdapat beberapa jenis diabetes seperti tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel beta pankreas, tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin, dan diabetes gestasional selama kehamilan. Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan diabetes berdasarkan perawatan dan gejala
1. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kelainan sekresi atau kerja insulin.
2. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus antara lain tipe 1, tipe 2, selama kehamilan, dan tipe lain.
3. Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah.
1. Laporan pendahuluan ini membahas definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinik, dan diagnosis keperawatan diabetes melitus.
2. Diabetes melitus adalah kondisi hiperglikemia kronis yang disebabkan gangguan hormonal insulin dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
3. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe 2 yang disebabkan resistensi terhadap insulin.
Diabetes mellitus adalah kelainan metabolisme yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti defisiensi insulin, resistensi insulin, atau gangguan transportasi glukosa yang menyebabkan hiperglisemia kronis. Terdapat beberapa jenis diabetes seperti tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel beta pankreas, tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin, dan diabetes gestasional selama kehamilan. Organisasi Kesehatan Dunia mengklasifikasikan diabetes berdasarkan perawatan dan gejala
1. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia kronis akibat kelainan sekresi atau kerja insulin.
2. Terdapat beberapa jenis diabetes melitus antara lain tipe 1, tipe 2, selama kehamilan, dan tipe lain.
3. Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa darah.
1. Laporan pendahuluan ini membahas definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinik, dan diagnosis keperawatan diabetes melitus.
2. Diabetes melitus adalah kondisi hiperglikemia kronis yang disebabkan gangguan hormonal insulin dan dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
3. Terdapat dua jenis utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe 2 yang disebabkan resistensi terhadap insulin.
Dokumen tersebut membahas definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, data penunjang, dan komplikasi diabetes melitus. Diabetes dapat dibedakan menjadi tipe I yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe II yang disebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresinya. Kedua tipe dapat menyebabkan komplikasi akut seperti hipoglikemia dan kronis seperti gangguan organ.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah. DM dibagi menjadi tipe I, tipe II, dan sekunder. Gejala klinis DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia. Pengobatan DM meliputi diet, olahraga, obat-obatan seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin. Komplikasi DM dapat akut atau kronis seperti
1. Laporan pratikum ini membahas tentang uji efek hipoglikemik obat-obat penurun kadar glukosa darah seperti insulin dan glibenclamid pada tikus. Uji dilakukan dengan memberikan berbagai dosis obat dan mengukur kadar glukosa darah tikus. Hasil menunjukkan bahwa insulin dan glibenclamid dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus.
Bab ini membahas kajian pustaka tentang diabetes melitus, termasuk pengertian, klasifikasi, gejala, patogenesis, faktor risiko, dan manajemennya. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi yang disebabkan kelainan sekresi insulin atau kerja insulin, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kronis.
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan produksi atau kerja insulin yang tidak memadai sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi. Gejalanya antara lain sering buang air kecil, dahaga, selalu lapar, dan penurunan berat badan. Diagnosanya didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan kadar gula dar
Dokumen tersebut membahas tentang insulin dan antidiabetik oral untuk mengobati diabetes melitus. Insulin bekerja dengan menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan penyerapan glukosa ke sel-sel dan menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa. Sedangkan antidiabetik oral seperti sulfonilurea, meglitinid, biguanid, tiazolidinedion dan penghambat enzim α-glikosidase bekerja dengan merangsang sekresi insulin, menut
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 1. Terdapat penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan diabetes melitus tipe 1 yang meliputi insulin, diet, olahraga, pemantauan, serta pendidikan.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem endokrin dan sistem perkemihan khususnya diabetes melitus. Modul ini menjelaskan pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa dan perencanaan keperawatan pasien diabetes melitus.
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
1. Dokumen membahas tentang diabetes mellitus dan komplikasi kroniknya.
2. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 diprediksi akan meningkat signifikan pada 2030.
3. Komplikasi diabetes meliputi gangguan organ secara anatomis dan fungsional.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan pengobatan non-farmakologi serta farmakologi dari diabetes melitus.
Dokumen tersebut membahas definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, data penunjang, dan komplikasi diabetes melitus. Diabetes dapat dibedakan menjadi tipe I yang disebabkan kekurangan produksi insulin dan tipe II yang disebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresinya. Kedua tipe dapat menyebabkan komplikasi akut seperti hipoglikemia dan kronis seperti gangguan organ.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah. DM dibagi menjadi tipe I, tipe II, dan sekunder. Gejala klinis DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia. Pengobatan DM meliputi diet, olahraga, obat-obatan seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin. Komplikasi DM dapat akut atau kronis seperti
1. Laporan pratikum ini membahas tentang uji efek hipoglikemik obat-obat penurun kadar glukosa darah seperti insulin dan glibenclamid pada tikus. Uji dilakukan dengan memberikan berbagai dosis obat dan mengukur kadar glukosa darah tikus. Hasil menunjukkan bahwa insulin dan glibenclamid dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus.
Bab ini membahas kajian pustaka tentang diabetes melitus, termasuk pengertian, klasifikasi, gejala, patogenesis, faktor risiko, dan manajemennya. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi yang disebabkan kelainan sekresi insulin atau kerja insulin, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi kronis.
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang menyebabkan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan produksi atau kerja insulin yang tidak memadai sehingga menyebabkan kadar gula darah tinggi. Gejalanya antara lain sering buang air kecil, dahaga, selalu lapar, dan penurunan berat badan. Diagnosanya didasarkan pada gejala klinis dan hasil pemeriksaan kadar gula dar
Dokumen tersebut membahas tentang insulin dan antidiabetik oral untuk mengobati diabetes melitus. Insulin bekerja dengan menurunkan kadar gula darah dengan cara meningkatkan penyerapan glukosa ke sel-sel dan menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa. Sedangkan antidiabetik oral seperti sulfonilurea, meglitinid, biguanid, tiazolidinedion dan penghambat enzim α-glikosidase bekerja dengan merangsang sekresi insulin, menut
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 1. Terdapat penjelasan mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan diabetes melitus tipe 1 yang meliputi insulin, diet, olahraga, pemantauan, serta pendidikan.
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem endokrin dan sistem perkemihan khususnya diabetes melitus. Modul ini menjelaskan pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda dan gejala, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa dan perencanaan keperawatan pasien diabetes melitus.
Laporan ini membahas gangren pada pasien diabetes melitus. DM dapat menyebabkan komplikasi seperti gangguan pembuluh darah dan saraf yang dapat menimbulkan gangren, terutama pada ekstremitas bawah. Gangren diabetik ditandai dengan nekrosis jaringan akibat penurunan aliran darah dan sering terinfeksi bakteri. Komplikasi gangren dapat berupa osteomielitis, sepsis, amputasi anggota tubuh.
1. Dokumen membahas tentang diabetes mellitus dan komplikasi kroniknya.
2. Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 diprediksi akan meningkat signifikan pada 2030.
3. Komplikasi diabetes meliputi gangguan organ secara anatomis dan fungsional.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan pengobatan non-farmakologi serta farmakologi dari diabetes melitus.
DM merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia dengan prevalensi 1,5-2,3% dan penderita nomor 5 di dunia. Patofisiologinya terkait kekurangan atau resistensi insulin yang menyebabkan hiperglikemia. Pengobatannya meliputi edukasi, diet, olahraga, dan obat-obatan seperti sulfonilurea, metformin, dan insulin. Komplikasinya dapat akut seperti ketoasidosis atau kronis seperti gangguan jantung,
Diabetes melitus (DM) disebabkan oleh berkurangnya produksi atau fungsi insulin, yang menyebabkan peningkatan kadar gula darah. DM dibedakan menjadi tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel beta pankreas, tipe 2 yang disebabkan resistensi insulin, dan tipe lainnya seperti DM gestasional dan yang dipicu oleh faktor genetik, infeksi, atau penyakit lain. Gejala umum DM antara lain poliuria, polidipsia, dan penurun
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus yang mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, faktor risiko, diagnosis, dan penatalaksanaan. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin oleh pankreas. Penatalaksanaannya meliputi diet, aktivitas fisik, dan pengobatan farmasi seperti obat hipoglikemik dan insulin.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Utik Pariani
Dokumen tersebut merangkum konsep dasar diabetes mellitus, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kekurangan produksi insulin atau resistensi terhadap insulin. Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan sel pankreas dan tipe 2 yang le
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, patofisiologi, klasifikasi, gejala, diagnosa dan faktor risiko penyakit diabetes melitus; (2) Terdapat dua tipe utama diabetes yaitu tipe 1 yang bergantung pada insulin dan tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin; (3) Diagnosa diabetes dapat dilakukan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah saat puasa dan setelah makan.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes mellitus, termasuk definisi, anatomi fisiologi kelenjar pankreas, jenis-jenisnya (tipe 1 dan 2), gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Diabetes mellitus adalah kondisi dimana kadar gula darah meningkat akibat gangguan produksi atau fungsi insulin oleh tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus, termasuk definisi, insidensi, klasifikasi, etiologi, gejala, diagnosis, faktor risiko, komplikasi, dan penatalaksanaannya. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan dapat menyebabkan komplikasi kronis. Terdapat dua tipe utama yaitu tipe 1 yang disebabkan kerusakan ototokrin pankreas dan tipe 2 yang lebih kompleks melibat
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
3. Apa itu
Diabetes Mellitus?
Diabetes Mellitus :
● Gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia
● Hiperglikemia pada diabetes terjadi akibat kerusakan sekresi atau kerja
insulin, atau keduanya.
● Hiperglikemia kronis atau kelainan metabolisme yang menyertai diabetes
sering dikaitkan dengan kerusakan sekunder pada berbagai sistem organ,
terutama ginjal, mata, saraf, dan pembuluh darah
4. Diagnosis
DiabetesMellitus
Glukosa darah dalam rentang normal biasanya
berkisar sebesar 70 – 120 mg/dL. Menurut ADA
(American Diabetes Association) dan WHO,
kriteria diagnostic untuk diabetes meliputi:
● Glukosa plasma puasa lebih dari atau sama
dengan 126 mg/dL, atau
● Glukosa plasma 2 jam lebih besar dari atau
sama
dengan 200 mg/dL selama tes toleransi
glukosa
oral dengan dosis 75 gram, atau
● HbA1C lebih dari atau sama dengan 6,5%,
atau
● Glukosa plasma acak lebih besar atau sama
dengan 200 mg/dL (pada pasien dengan
gejala
hiperglikemia
Semua tes, kecuali tes glukosa darah acak pada pasien dengan gejala hiperglikemia
klasik, perlu diulang dan dikonfirmasi pada hari yang berbeda. Selain itu, banyak
kondisi akut yang terkait dengan stress seperti infeksi parah, luka bakar, atau trauma,
dapat menyebabkan hiperglikemia sementara akibat sekresi hormon seperti
katekolamin dan kortisol yang melawan efek insulin.
5. Diagnosis
DiabetesMellitus
Toleransi glukosa yang terganggu
(prediabetes) didefinisikan sebagai:
● Glukosa plasma puasa antara 100 dan 125 mg /
dL, atau
● Glukosa plasma 2 jam antara 140 dan 199 mg /
dL selama tes toleransi glukosa oral, atau
● HbA1C antara 5,7% dan 6,4%
Sebanyak seperempat orang dengan gangguan toleransi glukosa akan mengembangkan diabetes secara nyata dalam 5 tahun ke
depan, dengan faktor risiko tambahan seperti obesitas dan riwayat keluarga yang memperparah risiko tersebut. Selain itu, individu
dengan pradiabetes memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
8. Klasifikasi
DiabetesMellitus
Sebagaian besar kasus diabetes termasuk dalam satu dari
dua
kelas besar yaitu:
● Diabetes tipe 1 : penyakit autoimun yang ditandai dengan
kerusakan sel β pankreas dan defisiensi insulin absolut.
Menyumbang sekitar 5% hingga 10% dari semua kasus,
dan merupakan subtipe paling umum yang didiagnosis
pada pasien yang berusia di bawah 20 tahun.
● Diabetes tipe 2, disebabkan oleh kombinasi resistensi
perifer terhadap kerja insulin dan respons sekretorik yang
tidak adekuat oleh sel β pankreas. Sekitar 90% hingga
95% pasien
diabetes menderita diabetes tipe 2, dan banyak dari
mereka mengalami kelebihan berat badan.
Poin Penting : meskipun tipe utama diabetes timbul oleh mekanisme patogen yang
11. Homeostatis glukosa normal diatur oleh 3
proses yang
saling terkait:
● Produksi glukosa di hati
● Pengambilan dan
pemanfaatan
glukos
a
ole
h
jaringan perifer, terutama otot rangka
● Kerja insulin dan hormon
counterregulatory (terutama glukagon)
Fungsi utama insulin: meningkatkan laju transport glukosa ke sel-
sel tertentu di dalam tubuh, seperti sel otot lurik (termasuk sel
miokard), adiposity (mewakili 2/3 total berat badan). Pengambilan
glukosa di jaringan perifer lain, terutama otak, tidak bergantung
pada insulin.
12. Fungsi Insulin
● Di sel otot, glukosa disimpan sebagai glikogen atau
dioksidasi
untuk menghasilkan ATP dan zat antara metabolisme
yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan sel
● Di jaringan adiposa, glukosa dimetabolisme menjadi lipid,
yang disimpan sebagai lemak. Selain mendorong sintesis
lipid (lipogenesis), insulin juga menghambat degradasi lipid
(lipolysis) dalam adiposit.
● Insulin juga meningkatkan penyerapan asam amino dan
sintesis
protein sambil menghambat degradesi protein.
Kesimpulan: Insulin memberikan efek anabolik yaitu
peningkatan sintesis dan oenurunan degradasi glikogen, lipid,
dan protein (efek metabolisme)
13. Fungsi Insulin
Insulin mengurangi produksi glukosa dari hati. Insulin
dan
glucagon memilikiefek regulasiyang berlawanan
pada homeostatis glukosa.
● Selama keadaan puasa, insuln rendah dan
kadar
glucagon tinggi memfasilitas gluconeogenesis hati
dan glikogenesis (pemecahan glikogen) sekaligus
menurunkan sintesis glikogen, sehingga memecah
hipoglikemia kadar glukosa plasma puasa
ditentukanterutama oleh keluaran glukosa hati.
● Setelah makan, kadar insulin meningkat dan kadar
glucagon turun sebagai respons terhadap beban
14. Fungsi Insulin
● Stimulus terpenting yang memicu pelepasan insulin dari sel
beta
pankreas adalah glukosa into sendiri. Asupan makanan
secara
oral menyebabkan sekresi banyak hormone, terutama
incretin yang diproduksi oleh sel-sel di usus.
● Hormin increatin merangsang sekresi insulin dari sel
beta, dan
juga mengurangi sekresi glucagon dan
menunda lambung kosong, yang meningkatkan rasa
kenyang.
● Efek increating berkurang secara signifikan pada pasien
dengan
diabetes tipe 2.
● Di jaringan perifer (otot rangka dan jaringan adiposa),
16. DiabetesMellitus
Tipe1
Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe 1 :
● Merupakan penyakit autoimun dimana kerusakan pulau Langerhans disebabkan terutama oleh
sel
efekor kekebalan yang bereaksi terhadap antigen sel beta endogen.
● Meskipun DM tipe 1 paling umum terjadi di masa kanak-kanak, namun DM tipe ini juga dapat
muncul di semua usia.
● Kebanyakan pasien dengan DM tipe 1 bergantung pada insulin eksogen untuk bertahan
hidup, tanpa
insulin pasien dapat mengalami komplikasi metabolic yang serius seperti ketoasidosis dan
koma.
● Meskipun onset klinis DM 1 tiba-tiba, hal ini merupakan hasil dari serangan autoimun kronis
pada sel beta yang biasanya dimulai bertahun-tahun sebelum penyakit ini menjadi jelas.
● Manifestasi klasik dari penyakit ini (seperti ketoasidosis) terjadi di akhir, setelah lebih dari 90%
18. DiabetesMellitus
Tipe2
Patogenesis Diabetes Mellitus Tipe 2 :
Merupakan penyakit kompleks heterogeny dan multifactorial yang melibatkan interaksi genetika, faktor
resiko lingkungan, dan inflamasi (peradangan).
Ciri Diabetes Mellitus Tipe 2:
1. Penurunan kemampuan jaringan perifer untuk merespons insulin (Resistensi Insuin)
2. Disfungsi sel beta yang dimanifestasikan sebagai sekresi insulin yang tidak memadai dalam
menghadapi resistensi insulin dan hiperglikemia.
● Resistensi insulin mendahului perkembangan hiperglikemia dan biasanya disertai dengan hiperfungsi sel beta
kompensasi dan hyperinsulinemia pada tahap awal evolusi diabetes.
● Faktor lingkungan seperti gaya hidup dan pola makan juga mempengaruhi terjadinya DM 2 obesitas
● Faktor genetik juga terlibat dalam terjadinya DM tipe 2
19. DiabetesMellitus
Tipe2
RESISTENSI INSULIN
Merupakan kegagalan jaringan target untuk merespons insulin secara normal. Hati, otot
rangka, dan jaringan adiposa adalah jaringan utama dimana resistensi insulin
bermanifestasi sebagai berikut:
● Kegagalan untuk menghambat produksi glukosa endogen (gluconeogenesis) di hati,
yang berkontribusi pada tingginya kadar glukosa darah puasa
● Serapan glukosa yang sangat rendah dan sintesis glikogen dalam otot rangka setelah
makan, yang berkontribusi pada tingginya kadar glukosa darah postprandial.
● Kegagalan untuk menghambat lipase yang sensitive terhadap hormon dalam jaringan
adiposa, yang menyebabkan kelebihan asam lemak bebas (FFA) yang bersirkulasi,
dapat memeperburuk keadaan resistensi insulin.
20. DiabetesMellitus
Tipe2
OBESITAS DAN RESISTENSI INSULIN
Obesitas merupakan salah satu faktor yang berperan
penting dalam terjadinya Resistensi Insulin.
Berikut cara obesitas
mempengaruhi resistensi insulin:
1. FFA berlebih
- Pada orang obesitas, kadar Trigliserida intraseluler
meningkat
di otot dan hati akibat dari kelebihan FFA yang
bersirkulasi
masuk ke dalam organ
ini.
- Jaringan adiposa sentral lebih lipolitik daripada perifer
- Trigliserida intraseluler dan produk metabolisme asam
lemak
adalah penghambat kuat pensinyalan insulin dan
21. DiabetesMellitus
Tipe2
OBESITAS DAN RESISTENSI INSULIN
2. Adipokin
- Jaringan adiposa merupakan organ endokrin yang
melepaskan
hormone sebagai respons terhadap perubahan
status metabolisme.
- Berbagai protein yang disekresikan ke dalam sirkulasi
sistemik oleh jairngan adiposa dikenal sebagai
adipokin(sitokin
adiposa). Beberapa diantaranya meningkatkan
hiperglikemia dan lainnya seperti leptin dan adiponectin
menurunkan glukosa, sebagian diantaranya meningkatan
sensitivitas insulin jaringan perifer.
- Kadar adinopektin menurun pada obesitas,
sehingga
22. DiabetesMellitus
Tipe2
OBESITAS DAN RESISTENSI
INSULIN
3. Inflamasi
- Diketahui bahwa lingkungan inflamasi permisif (dimediasi
oleh
sitokin proinflamasi yang disekresikan sebagai respons
terhadap
kelebihan nutrisi seperti FFA) menghasilkan resistensi
insulin
perifer dan disfungsi sel
beta.
- FFA berlebih dalam makrofag dan sel beta dapat
mengaktifkan inflamasi, suatu kompleks
sitoplasma multiprotein yang
menyebabkan sekresi interleukin sitokin (IL-1B)
- IL-1B merangsang sekresi sitokin proinflamasi tambahan
dari makrofag, pulau Langerhans, dan sel lain, dan IL-1
serta sitokin
lain meningkatkan resisrensi insulin di jaringan
perifer.
- Kelebihan FFA dapat menghambat pensinyalan insulin
secara langsung, serta secara tidak langsung melalui
23. DiabetesMellitus
Tipe2
DISFUNGSI SEL BETA
Disfungsi sel beta merupakan komponen penting dalam perkembangan diabetes. Fungsi sel beta meningkat
pada awal proses penyakit pada kebanyakan pasien diabetes tipe 2. Pada akhirnya, sel beta tidak dapat
beradaptasi dengan permintaan jangka panjang dari resistensi insulin perifer, dan keadaan hiperinsulenemia
menyebabkan defisiensi insulin relatif.
Mekanisme yang terlibat dalam disfungsi sel beta pada pasien DM 2:
● Asam lemak bebas berlebih yang mengganggu fungsi sel beta dan mengurangi pelepasa insulin
(lipotoksisitas)
● Hiperglikemia kronis (glukotoksisitas)
● Efek incretin yang tidak normal, menyebabkan berkurangnya sekresi hormone yang mendorong pelepasan
insulin
● Penggantian pulau amyloid
● Polimorfisme yang terkait dengan peningkatan risiko sumur hidup untuk DM tipe 2 pada gen yang
mengontrol sekresi insulin.
29. Insulin dan
Analog Insulin
Pengertian :
● Insulin adalah hormone polipeptida yang terdiri dari dua rantai peptide yang
dihubungkan oleh ikatan disulfida.
● Insulin disekresi oleh sel beta pankreas.
● Sekresi insulin diatur oleh kadar glukosa darah, asam amino tertentu, hormone ain, dan
mediator otonom. Paling sering sekresi insulin dipicu oleh peningkatan glukosa darah,
yang diambil oleh transporter glukosa ke dalam sel beta pankreas.
30. Insulin dan
Analog Insulin
Mekanisme Aksi :
Insulin eksogen diberikan untuk menggantikan sekresi insulin yang tidak ada pada diabetes tipe 1 atau
untuk melengkapi sekresi insulin yang tidak mencukupi pada diabetes tipe 2.
Farmakokinetik
● Insulin manusia diproduksi dengan teknologi DNA rekombinan menggunakan strain E. coli atau
yeast yang
secara genetic diubah untuk mengandung gen insulin manusia.
● Sediaan insulin sangat bervariasi terutama dalam onset dan durasi kerjanya. Dosis, tempat injeksi,
aliran darah, suhu, dan aktifitas fisik juga dapat mempengaruhi onset dan durasi berbagai sediaan
insulin.
● Karena insulin adalah polipeptida, insulin dapat terdegradasi di saluran pencernaan jika dikonsumsi
secara oral. Oleh karena itu, umumnya diberikan melalui injeksi S.C. (subkutan).
● Dalam keadaan darurat insulin ada yang diberikan secara intravena (IV) dan juga ada yang
33. Rapid Acting and Short Acting Insulin Preparation
● Yang termasuk golongan ini: insulin
regular, insulin lispro, insulin aspart,
insulin glulisin, dan insulin inhalasi.
● Insulin kerja cepat atau pendek
diberikan untuk meniru penepasan
insulin prandial (waktu makan) dan
untuk mengontrol glukosa
postprandial.
● Biasanya digunakan bersama
dengaan insulin basal kerja panjang
yang mengontrol glukosa puasa.
● Insulin regular diinjeksikan secara SC
30
menit sebelum makan.
● Insulin kerja cepat diinjeksikan 15
34. Intermediate Acting InsulinPreparation
● Insulin Neutral Protamine Hangedorn
(NPH merupakan insulin kerja menengah
yang dibentuk oleh penambahan seng
dan protamin ke insulin regular.
● Kombinasi dengan protamin membentuk
komoleks yang kurang larut, sehingga
mengakibatkan penyerapan yang
tertunda dan durasi kerja yang leboh
lama.
● Insulin NPH digunakan untuk control
basal (puasa) pada diabetes tipe 1 dan 2
dan biasanya diberikan bersama dengan
insulin
kerja cepar atau pendek untuk control
35. Long Acting InsulinPreparation
● Insulin glargine memiliki titik isoelektrik lebih
rendah daripada insulin manusia, sehingga
menyebabkan pembentukan endapan di tempat
suntikan yang melepaskan insulin dalam waktu
lama.
● Insulin glargine memiliki onset yang lebih lambat
daripada insulin NPH
● Insulin detemir memiliki rantai samping asam
lemak yang meningkatkan ikatan dengan
albumin.
Disosiasi lambat dari albumin menghasilkan
sifar kerja panjang yang mirip dengan insulin
glargine.
● Insulin degludek berada dalam larutan pada pH
fisiologis, dengan pelepasan yang lambat dalam
waktu yang lama. Waktu paruhnya terpanjang
36.
37. Insulin Kombinasi
● Penggunaan insulin kombinasi dapat mengurangi jumlah suntikan harian, akan ettapi membuatnya
lebih sulit untuk menyesuaikan komponen individual dari rejimen insulin.
39. Analog Sintesis
Amilin
● Amilin adalah hormone yang diproduksi ulang dengan insulin dari sel beta setelah
asupan
makanan
● Hormon ini berfungsi menunda pengosongan lambung, menurunkan sekresi
glucagon
postprandial, dan meningkatkan rasa kenyang.
● Pramlintide adalah analog amylin sintesis yang diindikasikan sebagai tambahan untuk
terapi insuin waktu makan pada pasien diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2.
● Pramlintide diberikan secara SC segera sebelum makan
● Efek samping : mual, anoreksia, dan muntah
41. Glukagon-like Peptide ReceptorAgonits
Pengertian :
● Asupan glukosa oral menghasilkan sekresi insulin yang lebih tinggi daripada beban
glukosa yang sama diberikan secara IV egek increatin.
● Efek increating sangat berkurang pada diabetes tipe 2.
● Efek increatin terjadi karena usus melepaskan hormone increatin, terutapa glucagon-
like peptide-1 (GLP-1) dan insulinotropiik polipeptida yang bergantung pada glukosa,
sebagai respons terhadap makanan.
● Hormon increatin bertanggung jawab atas 60% - 70% sekresi insulin postprandial.
● Abiglutida, dulaglutidam exenatide, liraglutide, lixisenatida, dan semaglutida merupakan
agonis reseptor GLP-1 yang dapat diinjeksikan digunakan untuk pengobatan diabetes
tipe 2.
42. Glukagon-like Peptide ReceptorAgonits
Mekanisme Aksi:
Meningkatkan sekresi insulin yang bergantung pada glukosa, memperlambat
waktu pengosongan lambung, mengurangi asupan makanan dengan
meningkatkan perasaan kenyang, mengurangi sekresi glucagon postprandial,
dan mendorong proliferasi sel beta hiperglikemia postprandial berkurang,
kadar HbA1c menurun, dan penurunanberat badan.
Efek Samping:
Mual, muntah, diare, sembelit.
44. Oral Hipoglicemic Agents(OHA)
Pengertian :
● Berguna untuk pengobatan pasien diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol
dengan diet.
● Pasien diabetes di atas usia 40 tahun dan pernah menderita diabetes kurang
dari 5 tahun kemungkinan besar merespons dengan baik agen penurun
glukosa oral (OHA).
● Pasien dengan penyakit jangka panjang dapat memerlukan kombinasi agen
oral dengan atau tanpa insulin untuk mengontrol hiperglikemia.
45.
46. Sulfonilurea
meningkatka
n
sekre
si
insuli
n
karen
a
● Sulfonilurea dikategorikan sebagai agen yang
mendorong pelepasan insulin dari sel beta
pankreas.
● Obat golongan ini yang banyak digunakan adalah obat generasi kedua seperti
glibenklamis, gliburid, glipizide, dan glimepiride.
Mekanisme Kerja
Meransang pelepasan insulin dari sel beta pankreas. Sulfonilurea dapat juga mengurangi
produksi glukosa hati dan meningkatkan sensitivitas insulin perifer.
Farmakokinetik
Diberikan secara oral, mengikat protein serum, dimetabolisme oleh hati, dan
diekskresikan dalam urin dan feses. Durasi kerja berkisar 12 – 24 jam.
47. Sulfonilurea
Efek Samping
● hipoglikemia,
● Hiperinsulinemia
● Penambahan berat badan
Interaksi Obat
Sulfonilurea harus digunakan hati-hati pada insufisiensi hati atau
ginjal,
karena akumulasi sulfonylurea dapat menyebabkan
hipoglikemia.
Glibenklamid pada pasien dengan gangguan ginjal dapat
menyebabkan peningkatan durasi kerja dan resiko hipoglikemia
secara signifikan. Sedangkan glipizide atau glimepiride adalah
pilihan yang lebih aan pada disfungsi ginjal dan pada pasien usia
48. Glinida
● Glinida juga termasuk agen yang meningkatkan sekresi insulin.
● Kelompok obat ini mencakup repaglinide dan nateglinida.
Mekanisme Kerja
Meransang sekresi insulin. Bedanya dengan sulfonylurea, glinide memiliki onset yang
cepat dan durasi kerja yang singkat. Golongan obat ini sangat efektif dalam
pelepasan awal insulin yang
terjadi setelah makan. Obat ini tidak boleh digunakan dalam kombinasi dengan
sulfonylurea karena dapat meningkatkan resiko hipoglikemi yang serius.
Farmakokinetik
Dikonsumsi sebelum makan, diberikan secara oral, dimetabolisme menjadi metabolit
inaktifnya oleh CYP3A4 di hati dan diekskresikan melalui empedu.
49. EfekSamping
● Hipoglikemia
● Penambahan berat badan
* Efeknya lebih rendah daripada
sulfonilurea
Interaksi Obat
● Gemfibrozil (obat penurun lipid)
dapat menghambat metabolisme
repaglinida, sehingga secara
signifikan dapat meningkatkan
efek repaglinida
penggunaan bersamaan
dikontraindikasikan.
● Golongan obat ini harus
digunakan dengan hati-hati
pada pasien dengan gangguan
hati.
Glinida
50. Biguanida
● Metformin merupakan satu-satunya obat golongan biguanide, diklasifikasikan sebagai peningkat
sensitivitas insulin.
● Biguanida meningkatkan pengambilan glukosa dan digunakan oleh jaringan target, sehingga menurunkan
resistensi insulin.
● Resiko hipoglikemia jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan sulfonylurea.
Mekanisme Kerja
● Mekanisme kerja utama metformin adalah reduksi gluconeogenesis hati (kelebihan glukosa yang diproduksi
oleh hati adalah sumber utama glukosa darah tinggi pada diabetes tipe 2, yang menyebabkan glukosa
darah puasa tinggi)
● Metformin juga memperlambat penyerapan gula di usus dan meningkatkan penyerapan dan pemanfaatan
glukosa perifer
● Penurunan berat badan dapat terjadi karena metformin menyebabkan hilangnya nafsu makan.
● ADA merekomendasikan metformin sebagai obat pilihan awal untuk diabetes tipe 2. dapat digunakan
sendiri atau kombinasi dengan obat lain.
● Hipoglikemia dapat terjadi jika dikombinasikan dengan insulin atau agen peningkat sekresi insulin,
sehingga perlu penyesuaian dosis.
51. Biguanida
Farmakokinet
ik
Metformin diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral, tidak terikat dengan protein serum, dan tidak
dimetabolisme, serta diekskresi melalui urin.
Efek Samping
Gangguan pada gastrointestinal : diare, mual, muntah dapat dikurangi dengan titrasi dosis metformin
s
e
c
a
r
aperlahan dan pemberian dosis dengan makanan.
Interaksi Obat
● Metformin dikontraindikasikan pada disfungsi ginjal karena resiko asidosis laktat.
● Dihentikan pada kasus infark miokard akut, eksaserbasi gagal jantung, sepsis, atau gangguan lain yang
dapat menyebabkan gagal ginjal akut.
● Harus digunakan hati-hati pada pasien dengan usia lebh dari 80 tahun dan pasien yang mengalami gagal
jantung atau penyalahgunaan alcohol.
● Harus dihentikan sementara pada pasien yang menjalani prosedur yang membutuhkan konras radiografi
IV
● Asidosis laktat yang berpotebsi fatal jarang terjadi.
● Penggunaan jangka panjang dapat dikaitkan dengan defisiensi vitamin B12 dan pengukuran kadar vitamin
52. Tiazolidindion
● Tiazolidindion merupakan agen peningkat sensitivitas insulin
● Ada dua obat golongan ini yaitu pioglitazone dan rosiglitazone.
● Golongan ini tidak mendorong pelepasan insulin dari sel beta, sehingga tidak menimbulkan resiko
hyperinsulinemia.
Mekanisme Kerja
● Menurunkan resistensi insulin dengan bertindak sebagai agonis untu reseptor PPARy. Aktivasi
reseptor ini
mengatur transkripsi beberapa gen yang responsive terhadap insulin, menghasilkan peningkatan
sensitivitas insulin di jaringan adiposa, hati, dan otot rangka.
● Golongan ini dapat digunakan sebagai terapi tunggal atau kombinasi dengan agen penurun
glukosa atau insulin (dosis insulin harus diturunkan jika dikombinasikan).
● ADA merekomendasikan pioglitazone sebagai agen lini kedua atau ketiga untuk diabetes tipe 2.
● Rosiglitazon kurang dimanfaatkan karena resiko efek samping kardiovaskular.
53. Tiazolidindion
Farmakokinetik
Diberikan secara oral, terikat dengan albumin serum, dimetabolisme oleh isozim CYP450 yang
berbeda.
Pioglitazon diekskresikan di empedu dan dieliminasi dalam feses, sedangkan rosiglitazone
diekskresikan dalam urin, tidak perlu ada penyesuaian dosis pada pasien gangguan ginjal.
Efek Samping
● Toksisitas hati (kadang-kadang), pemantauan fungsi hati dasar dan berkala dianjurkan
● Penambahan berat badan, dapat terjadi karena tiazolidindion dapat meningkatkan lemak subkutan
dan menyebabkan retensi cairan (retensi cairan dapat memperburuk pasien gagal jantung
obat ini dihindaripada pasien dengan gagal jantung berat)
● Osteopenia dan peningkatan patah tulang pada wanita
● Pioglitazon dapat meningkatkan resiko kanker kandung kemih
● Rosiglitazon berpotensi meningkatkan resiko infark miokard dan angina
54. α-Glukosidase Inhibitor
Digunakan untuk pengobatan diabetes tipe 2, ada dua obat golongan ini yaitu acarbose dan miglitol.
Mekanisme Kerja
● Enzim α-glucosidase memecah karbohidrat menjadi glukosa dan gula sederhana lainnya yang
dapat diserap. Acarbose dan miglitol secara reversible menghambat enzim α-glucosidase.
● Ketika diminum pada awal makan, obat ini menunda pencernaan karbohidrat, sehingga
menurunkan kadar glukosa postprandial.
● Tidak menyebaban hipoglikeia bila digunakan sebagai terapi tunggal karena tidak merangsang
sekresi atau sensitivitas insulin.
● Dapat menyebabkan hipoglikemia apabila dikombinasikan dengan agen peningkat sekresi insulin.
Farmakokinetik
● Acarbose sulit diserap, dimetabolisme oleh bakteri usus, ebebrapa metabolit diserap dan
dikeluarkan ke dalam urin.
● Miglitol diserap dangat baik tetapi tidak memiliki efek sistemik, diekskresikan tidak berubah oleh
55. α-Glukosidase Inhibitor
Efek Samping
● Efek samping paling umum adalah perut kembung, diare, dan kram perut.
● Pasien dengan penyakit radang usus, ulserasi kolon, atau obstruksi usus sebaiknya
tidak menggunaan obat ini
56. Dipeptidyl peptidase-4inhibitors
Alogliptin, linagliptin, saxagliptin, dan sitagliptin termasuk obat golongan Dipeptidyl peptidase-4 oral
(DPP-4)
inhibitor yang digunakan untuk pengobatan diabetes tipe 2.
Mekanisme Kerja
● Obat ini menghambat enzim DPP-4, yang bertanggung jawab atas inaktivasi hormone increatin.
● Obat ini memperanjang aktivitas hormone increating sehingga meningkatkan pelepasan insulin
sebagai respons terhadap makanan dan mengurangi sekresi glucagon yang tidak tepat.
● DPP-4 Inhibitor dapat digunakan sebagai terapi runggal atau kombinasi dengan sulfonylurea,
metformin,
tiazolidindion, atau insulin.
● Obat ini tidak direkomendasikan dikombinasi dengan agonis reseptor GLP-1 karena mekanisme
dan toksisitasnya tumpeng tindih.
● Obat ini tidak menyebabkan rasa kenyang sehingga berat badan netral.
57. Dipeptidyl peptidase-4inhibitors
Farmakokinetik
● Diabsorbsi dengan baik setelah pemberian oral, makanan tidak mempengaruhi absorpsi.
● Alogliptin dan sitagliptin sebagaian besar diekskresikan tidak erubah dalam urin. Saxagliptin
dimetabolisme melalui CYP3A4/5 menjadi metabolit aktif, dielimasi oleh ginjal. Linagliptin
dieliminasi melalui sistem enterohepatic
● Semua DPP-4 inhibitor perlu penyesuiaian dosis pada pasien disfungsi ginjal kecuali linagliptin
Efek Samping
● efek samping paling umum adalah nasofaringitis dan sakit kepala.
● Efek samping jarang: pankreatitis
● Dapat meningkatkan resiko nyeri sendi yang parah dan lumpuh
● Alogliptin dan saxagliptin telah terbukti meningkatkan resiko gagal jantung pasien rawat inap dan
digunakan hati-hati pada pasien dengan atau berisiko gagal jantung.
58. Sodium–glucose cotransporter 2inhibitors
Canagliflozin, dapagliflozin, empagliflozin, dan ertugliflozin adalah agen oral untuk pengobatan
diabetes tipe 2.
Mekanisme Kerja
● Kotransporter natrium-glukosa 2 (SGLT2) bertanggung jawab untuk menyerap kembali glukosa
yang telah difilter dalam lumen tubulus ginjal. Dengan menghambat SGLT2, agen ini menurunkan
reabsorpsi glukosa, meningkatkan ekskresi glukosa urin, dan menurunkan glukosa darah.
● Penghambatan SGLT2 juga menurunkan reabsorpsi natrium dan menyebabkan diuresis osmotic,
oleh karena itu dapat menurunkan tekanan darah sistolik, tetapi tidak diindikasikan untuk
pengobatan hipertensi
Farmakokinetik
Golongan ini diberikan sekali sehari pada pagi hari. Canagliflozin harus diminum sebelum makan
pertama pada hari itu. Semua obat dimetabolisme oleh glukuronidasi menjadi metabolit yang tidak
aktif. Golongan obat ini harus dihindari pada pasien dengan disfungsi ginjal.
59. Sodium–glucose cotransporter 2inhibitors
Efek Samping
● Efek samping paling umum adalah infeksi mikotik genital wanita, seperti kandidiasis vulvovaginal,
infeksi
saluran kemih, dan frekuensi buang air kecil.
● Hipotensi dapat terjadi pada manula atau pasien yang mengkonsumsi diuretic
● Ketoasidosis
60. Agen Lain
Bromokriptin (dopamine agonis) dan colesevelam dapat menghasilkan reduksi sederhana
HbA1c.
● Bromokriptin dikonsumsi di pagi hari untuk mengontrol dopaminergic hipotalamus dari
ritme sirkandian hormone hipofisis mengurangi resistensi insulin
● Colesevelam merupakan sekuesteran empedu yang mengurangi kadar kolesterol
● Mekanisme kerja keduanya belum diketahui
● Penggunaannya dalam praktis klinis masih dibatasi
79. Pasien DiabetesKhusus
Anak-Anak (Pasien Pediatrik)
https://cdn.ymaws.com/www.ispad.org/resource/resmgr/LFAC-ISPAD-Pocketbook-2nd-ed.pdf
Ibu Hamil
https://pro.aace.com/disease-state-resources/diabetes/depth-information/management-pregnancy-complicated-
diabetes
Orang Tua
https://care.diabetesjournals.org/content/diacare/31/3/391.full-text.pdf
Orang yang Berpuasa
https://care.diabetesjournals.org/content/diacare/28/9/2305.full-
text.pdf
Diabetes dan Dislipidemia
https://pro.aace.com/pdfs/education/lipid-
guidelines.pdf https://sci-hub.do/10.4158/EP.18.S1.1
Diabetes dan Hipertensi
https://pro.aace.com/pdfs/education/lipid-
guidelines.pdf
Diabetes dan Penyakit Komorbid Lain
https://pro.aace.com/disease-state-resources/diabetes/depth-information/management-common-comorbidities-
81. 1 Pasien yang memiliki BMI obesitas direkomendasikan untuk diberikan obat
DM
tunggal. Obat yang diperbolehkan adalah?
a. Glimepirid
b. Insulin
c. Metformin
d. Glibenklami
d
e. Repagliptin
Jawaban C
Obat DM tunggal
Sulfonilurea BB
n
o
r
m
a
lMetformin BB
obesitas
82. 2 Seorang wanita dengan usia kehamilan 12 minggu memeriksakan diri ke
dokter. Dokter mendiagnosis wanita tersebut DM gestasional. Apa obat
antidiabetic yang direkomendasikan?
a. Metformin
b. Glibenklami
d
c. Insulin
d. Acarbose
e. Pioglitazone
Jawaban C
Obat DM untuk ibu
hamil Insulin
Metformin (jarang dipilih, biasanya insulin)
83. 3 Seorang pria dengan diabetes mellitus tipe 2, juga menderita penyakit
gagal ginjal
dengan GFR 8 ml/menit. Apa obat antidiabetic untuk pasien tersebut?
a. Metformin
b. Acarbose
c. Glibenklami
s
d. Pioglitazon
e
e. Nateglinid
Jawaban D
Metformin KI dengan gagal ginjal kronik,
penyakit hati dan dehidrasi karena asidosis.
Biasanya digunakan tiazolidindion sebagai
alternatif, karena efek samping bukan ke ginjal.
84. 4 Seorang pasien mengeluhkan terjadinya flatulensi yang sering setelah
mengonsumsi obat OHA. Pasien menginginkan agar obatnya diganti sehingga
dapat dengan nyaman menjalani ibadah. Obat apakah yang memiliki efek
flatulensi?
a. Glibenklami
d
b. Metformin
c. Pioglitazon
d. Acarbose
e. Nateglinid
Jawaban D
Efek samping khas acarbose GI
flatulance
85. 5 Seorang pasien menderita diabetes melitus dan diberikan terapi metformin.
Beberapa waktu kemudian, pasien mengeluhkan gejala neuropati. Dokter ingin
memberikan suplementasi vitamin dan meminta saran kepada apoteker.
Vitamin apakah yang diberikan?
a. Vitamin
B3
b. Vitamin B5
c. Vitamin B6
d. Vitamin
B12
e. Vitamin A
Jawaban D
Metformin dapat menginduksi defisiensi B12,
ditandai dengan gejala neuropati perifer.
86. 6 Seorang wanita 40 tahun didiagnosis diabetes mellitus tipe 2. pasien
menggunakan obat antidiabetes dan mengeluhkan lemas, ingin pingsan,
pandangan mata kabur. Setelah dilakukan pemeriksaan, kadar gula darah
diketahui di bawah batas normal. obat apakah yang dapat menyebabkan
peristiwa ini?
a. Akarbosa
b. Glipizid
c. Metformin
d. Pioglitazo
n
e. Linagliptin
Jawaban B
Efek samping khas sulfonylurea (gli-) adalah
hipoglikemi.
Saat ini, agen yang digunakan adalah
generasi 2, karena generasi 1 menyebabkan
keadaan hipoglikemi yang sangat parah.
87. 7 Seorang pasien diabetes melitus tipe 2 menerima respe obat antidiabetic
acarbose dengan aturan pakai 3dd1. Apakah informasi obat yang perlu
diberikan oleh apoteker kepada pasien?
a. Obat diminum 30 menit sebelum makan
b. Obat diminum 1 jam sebelum makan
c. Obat diminum segera setelah makan
d. Obat diminum bersama dengan suapan pertama makanan
e. Obat diminum bersama dengan makanan
Jawaban D
Alfa-glucosidase inhibitor (akarbosa) bekerja dengan menganggu digesti karbohidrat. Bekerja pada enzim
brush border sehingga pengubahan disakarida menjadi monosakaridaterhambat.
Oleh sebab itu digunakan saat ada intake karbohidrat )bersama dengan suapan pertama)
88. 8 Seorang pasien menderita diabetes melitus, ternyata juga mengalami
gangguan ginjal stage II. Hasil uji laboratorium pasien tersbeut menunjukkan
kadar laktat tinggi. Obat yang dikonsumsi pasien yang dapat meyebabkan hal
tersebut yaitu?
a. Glibenklami
d
b. Akarbosa
c. Metformin
d. Pioglitazon
e. Vildagliptin
Jawaban C
Efek samping khas biguanide (metformin) asidosis
laktat Sidosis laktat: peningkatan kadar laktat dalam darah
sehingga pH menjari turun menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit dan distress respiratorik dan
kardiovaskular.
89. 9 Seorang pasien menderita DM tipe 2 mendapatkan terapi insulin. Di sel
manakah
insulin dihasilkan?
a. Sel alfa pankreas
b. Sel beta pankreas
c. Sel gamma
pankreas
d. Sel parietal
e. Sel adiposa
Jawaban B
Sel beta sekresi
insulin Sel alfa -
sekresi g
l
u
c
a
g
o
n
Sel gamma sekresi polipeptida pankreatik
(menurunkan nafsu makan)
90. 10 Seorang wanita yang sedang hamil dating ke rumah sakit untuk
memeriksakan
kehamilannya. Setelah diperiksa, pasien didiagnosis hipertensi dan
diabetes
gestasional. Obat apa yang tepat dan aman untuk pasien
tersebut?
a. Metildopa dan glibenklamid
b. Insulin dan metildopa
c. Insulin dan propranolol
d. Glibenklamid dan
labetalol
e. Metformin dan metildopa
Jawaban B
Obat antihipertensi ibu hamil:
metildopa, labetalol, nifedipin
91. 11 Seorang pasien menderita DM tipe 2 mendapatkan terapi insulin. Di sel
manakah
insulin dihasilkan?
a. Sel alfa pankreas
b. Sel beta pankreas
c. Sel gamma
pankreas
d. Sel parietal
e. Sel adiposa
Jawaban B
Sel beta sekresi
insulin Sel alfa -
sekresi g
l
u
c
a
g
o
n
Sel gamma sekresi polipeptida pankreatik
(menurunkan nafsu makan)
92. 12 Pasien diabetes mengonsumsi metformin dan glibenklamid. Apakah
mekanisme kerja
metformin?
a. Menginduksi pemecahan glukosa
b. Inhibitor DPP-4
c. Inhibitor alfa-glucosidase
d. Meningkatkan sensitvitas
insulin
e. Agonis PPAR-gamma
Jawaban D
Meningkatkan sensitvitas insulin
93. 13 Obat antidiabetik oral yang mempunyai efek samping dapat menurunkan berat
badan
adalah ...
a. Golongan tiazolidindion
b. Insulin
c. Golongan
sulfonilurea
d. Golongan glinide
e. Metformin
Jawaban E
Metformin dapat menurunkan BB Pasien
94. 14 Dokter ingin meresepkan obat yang menginhibisi DPP-4. Obat apakah yang
bekeja
dengan mekanisme tersebut?
a. Linagliptin
b. Pioglitazo
n
c. Exenatida
d. Glipizid
e. Akarbosa
Jawaban A
Linagliptin termasuk golongan DPP-4 inhibitor
95. 15 Obat lini pertama tunggal untuk terapi diabetes sesuai dengan rekomendasi
ADA
yaitu?
a. Pioglitazon
b. Metformin
c. Glipizid
d. Akarbosa
e. Repaglipti
n
Jawaban A
Linagliptin termasuk golongan DPP-4 inhibitor
96. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik.
Do you have any
questions?
retnotrirahayu30@gmail.co
m WA: +62 895 2682
4641
IG: Enorahayyu
Retno Tri Rahayu
Thanks!