Dokumen tersebut membahas tentang alat dan teknik evaluasi hasil belajar biologi. Ada dua jenis alat evaluasi yaitu tes dan non-tes. Tes meliputi berbagai jenis seperti pilihan ganda, uraian, dan tugas. Non-tes meliputi pengamatan, wawancara, dan angket. Dokumen ini juga menjelaskan teknik pengukuran, pemberian skor, dan kriteria untuk masing-masing jenis tes dan non-tes.
Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang audit berbasis risiko, termasuk pengertian, tujuan, manfaat, ruang lingkup, peran, aspek yang perlu diperhatikan, dan metodologinya. Audit berbasis risiko bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa risiko telah dikelola sesuai batasan yang ditetapkan manajemen dengan berfokus pada penilaian dan evaluasi risiko-risiko strategis, finansial, operasional, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang alat dan teknik evaluasi hasil belajar biologi. Ada dua jenis alat evaluasi yaitu tes dan non-tes. Tes meliputi berbagai jenis seperti pilihan ganda, uraian, dan tugas. Non-tes meliputi pengamatan, wawancara, dan angket. Dokumen ini juga menjelaskan teknik pengukuran, pemberian skor, dan kriteria untuk masing-masing jenis tes dan non-tes.
Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang audit berbasis risiko, termasuk pengertian, tujuan, manfaat, ruang lingkup, peran, aspek yang perlu diperhatikan, dan metodologinya. Audit berbasis risiko bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa risiko telah dikelola sesuai batasan yang ditetapkan manajemen dengan berfokus pada penilaian dan evaluasi risiko-risiko strategis, finansial, operasional, dan lainnya.
Perencanaan audit merupakan tahap penting dalam proses auditing untuk menentukan strategi, lingkup, dan jadwal audit. Terdapat beberapa tahapan perencanaan audit seperti memahami bisnis klien, menentukan prosedur analitis, menetapkan tingkat materialitas, mempertimbangkan risiko audit, dan menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi. Perencanaan audit juga mempertimbangkan berbagai aspek seperti isi klien, f
Kuesioner ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran mata kuliah tertentu oleh mahasiswa. Mahasiswa diminta memberikan penilaian terhadap berbagai aspek pembelajaran seperti metode pembelajaran dosen, sistem penilaian, bahan ajar, dan lain-lain. Dosen juga diminta untuk mengevaluasi silabus mata kuliah dan pelaksanaan proses pembelajaran. Lembaga penelitian menggunakan instrumen ini untuk memantau dan mengevaluasi pel
Bab 9 membahas Model Keseimbangan Risiko dan Return: Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM merupakan model yang menjelaskan hubungan positif antara risiko dan return serta kondisi keseimbangan di pasar keuangan. Model ini menggunakan risiko sistematis sebagai indikator risiko dan mengukur premi risiko berdasarkan beta pasar saham suatu aset.
Dokumen tersebut membahas sistem perumusan strategi organisasi yang meliputi trendwatching, analisis SWOT, envisioning misi, visi, nilai-nilai inti, dan pemilihan strategi untuk merumuskan rencana bisnis jangka panjang organisasi.
Dokumen tersebut membahas analisis regresi dan korelasi dengan variabel dummy satu kategori untuk memprediksi pengeluaran harian mahasiswa dan mahasiswi berdasarkan jenis kelamin. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier tunggal dan uji F untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap pengeluaran. Hasilnya menunjukkan pengaruh signifikan antara jenis kelamin dengan pengeluaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pasar uang dan pasar valuta asing. Pasar uang berisi instrumen jangka pendek seperti SBI dan deposito, sedangkan pasar valuta asing melibatkan transaksi mata uang asing seperti spot, forward dan swap. Kedua pasar tersebut saling berinteraksi, seperti investasi dana di pasar uang harus mempertimbangkan fluktuasi kurs valuta asing.
The document summarizes tax planning for corporate income tax (PPh Badan) in Indonesia. It discusses the definition of PPh Badan, its legal basis according to various laws, its subject which is domestic and foreign companies, its object which is income as defined in tax law, and its tax rates according to the law which range from 25-28%.
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Andy Susanto
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi awal pengelolaan dana desa di Jawa Tengah yang mengalami banyak penyimpangan. Jawa Tengah menerima alokasi dana desa terbesar di Indonesia yaitu Rp6,3 triliun pada 2017. Namun ditemukan 33 kasus indikasi penyelewengan dana desa oleh oknum aparat desa setempat. Dokumen ini juga menjelaskan sumber-sumber pendapatan desa.
Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Anatomi kurikulum terdiri atas empat bagian yaitu tujuan, proses pembelajaran, materi pelajaran, dan evaluasi. Ada beberapa model desain kurikulum seperti berorientasi pada disiplin
Perencanaan audit merupakan tahap penting dalam proses auditing untuk menentukan strategi, lingkup, dan jadwal audit. Terdapat beberapa tahapan perencanaan audit seperti memahami bisnis klien, menentukan prosedur analitis, menetapkan tingkat materialitas, mempertimbangkan risiko audit, dan menetapkan strategi audit awal untuk asersi-asersi. Perencanaan audit juga mempertimbangkan berbagai aspek seperti isi klien, f
Kuesioner ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran mata kuliah tertentu oleh mahasiswa. Mahasiswa diminta memberikan penilaian terhadap berbagai aspek pembelajaran seperti metode pembelajaran dosen, sistem penilaian, bahan ajar, dan lain-lain. Dosen juga diminta untuk mengevaluasi silabus mata kuliah dan pelaksanaan proses pembelajaran. Lembaga penelitian menggunakan instrumen ini untuk memantau dan mengevaluasi pel
Bab 9 membahas Model Keseimbangan Risiko dan Return: Capital Asset Pricing Model (CAPM). CAPM merupakan model yang menjelaskan hubungan positif antara risiko dan return serta kondisi keseimbangan di pasar keuangan. Model ini menggunakan risiko sistematis sebagai indikator risiko dan mengukur premi risiko berdasarkan beta pasar saham suatu aset.
Dokumen tersebut membahas sistem perumusan strategi organisasi yang meliputi trendwatching, analisis SWOT, envisioning misi, visi, nilai-nilai inti, dan pemilihan strategi untuk merumuskan rencana bisnis jangka panjang organisasi.
Dokumen tersebut membahas analisis regresi dan korelasi dengan variabel dummy satu kategori untuk memprediksi pengeluaran harian mahasiswa dan mahasiswi berdasarkan jenis kelamin. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier tunggal dan uji F untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap pengeluaran. Hasilnya menunjukkan pengaruh signifikan antara jenis kelamin dengan pengeluaran.
Dokumen tersebut membahas tentang pasar uang dan pasar valuta asing. Pasar uang berisi instrumen jangka pendek seperti SBI dan deposito, sedangkan pasar valuta asing melibatkan transaksi mata uang asing seperti spot, forward dan swap. Kedua pasar tersebut saling berinteraksi, seperti investasi dana di pasar uang harus mempertimbangkan fluktuasi kurs valuta asing.
The document summarizes tax planning for corporate income tax (PPh Badan) in Indonesia. It discusses the definition of PPh Badan, its legal basis according to various laws, its subject which is domestic and foreign companies, its object which is income as defined in tax law, and its tax rates according to the law which range from 25-28%.
Peran Bhabinkamtibmas dalam pencegahan, pengawasan & penanganan korupsi dana ...Andy Susanto
Dokumen tersebut membahas tentang kondisi awal pengelolaan dana desa di Jawa Tengah yang mengalami banyak penyimpangan. Jawa Tengah menerima alokasi dana desa terbesar di Indonesia yaitu Rp6,3 triliun pada 2017. Namun ditemukan 33 kasus indikasi penyelewengan dana desa oleh oknum aparat desa setempat. Dokumen ini juga menjelaskan sumber-sumber pendapatan desa.
Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi masyarakat serta didasari oleh pemikiran-pemikiran yang terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah negara. Anatomi kurikulum terdiri atas empat bagian yaitu tujuan, proses pembelajaran, materi pelajaran, dan evaluasi. Ada beberapa model desain kurikulum seperti berorientasi pada disiplin
Dokumen tersebut membahas tentang model dan desain kurikulum. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1) Beberapa pendekatan desain kurikulum menurut para ahli seperti berorientasi pada mata pelajaran, siswa, teknologi, dan masyarakat.
2) Bentuk organisasi kurikulum dapat berupa mata pelajaran terpisah, terkorelasi, atau terintegrasi.
3) Terdap
Dokumen tersebut membahas tentang desain kurikulum dan kajian Kurikulum 2013 dari aspek model desain kurikulum menurut Sanjaya. Dibahas mengenai beberapa macam desain kurikulum antara lain berdasarkan disiplin ilmu, orientasi masyarakat, orientasi siswa, dan teknologi. Kurikulum 2013 sesuai dengan keempat desain tersebut karena mengintegrasikan berbagai mata pelajaran, berorientasi pada tujuan melayani masyar
Buku ini membahas tentang kurikulum dan pengajaran. Ia menjelaskan pengertian kurikulum, asas-asas dan determinan kurikulum, pendekatan-pendekatan dalam pengembangan kurikulum, tujuan pengajaran, strategi dan sumber mengajar, desain evaluasi kurikulum, dasar desain instruksional, pemecahan masalah, dan pendidikan afektif. Buku ini bertujuan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan mengembangkan kur
Makalah ini membahas model-model desain pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran, seperti model Dick dan Carey, ADDIE, Morrison-Ross-Kemp, Gagne, ASSURE, dan ISMAN. Model-model tersebut dirancang berdasarkan teori-teori pembelajaran untuk memfasilitasi pembelajaran peserta didik secara efektif.
Makalah ini membahas tentang anatomi dan desain kurikulum. Terdiri dari dua bab utama yaitu komponen kurikulum dan desain kurikulum. Pembahasan komponen kurikulum meliputi tujuan, materi pembelajaran, strategi pembelajaran, organisasi kurikulum, dan evaluasi. Sedangkan desain kurikulum membahas prinsip dan pola pengembangan kurikulum.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum dan pembelajaran. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa kurikulum adalah dokumen perencanaan yang menetapkan tujuan, materi, dan evaluasi pembelajaran, serta peran kurikulum dalam mengarahkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Model pembelajaran efektif untuk pencapaian kompetensi dasar menurut kurikulu...Musthofa Thofa
Model pembelajaran efektif untuk mencapai kompetensi dalam Kurikulum 2013 meliputi pendekatan saintifik, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek, yang bertujuan membentuk siswa menjadi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Dokumen tersebut membahas tentang prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang terdiri dari prinsip-prinsip umum seperti relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektivitas serta prinsip-prinsip khusus seperti prinsip terkait tujuan pendidikan, pemilihan isi, proses pembelajaran, media pembelajaran, dan penilaian. Prinsip-prinsip tersebut digunakan sebagai pedoman dalam peng
Buku ini membahas konsep dasar kurikulum dan pengajaran. Ia menjelaskan pengertian kurikulum, proses pengembangan kurikulum, determinan-determinan yang mempengaruhi kurikulum, tujuan pengajaran, strategi dan sumber belajar mengajar, serta desain evaluasi kurikulum."
Buku ini membahas tentang kurikulum dan pengajaran, mulai dari pengertian kurikulum, proses pengembangan kurikulum, determinan-determinan yang mempengaruhi kurikulum, tujuan pengajaran, strategi dan sumber belajar mengajar, hingga desain evaluasi kurikulum."
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila SD.pdf.pdf
Desain kurikulum
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau
komponen kurikuklum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi,
yaitu dimensi horisontal dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan dengan
penyusunan dari ruang lingkup isi kurikulum. Dimensi vartikal menyangkut
penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan tingkat kesulitan yang dihadapi.
Bahan tersusun dari yang mudah, kemudian menuju yang lebih sulit, atau mulai yang
dasar diteruskan dengan yang lanjutannya.
Penyusunan desain kurikulum adalah kegiatan yang mengacu pada usaha
untuk melaksanakan, mempertahankan, dan menyempurnakan kurikulum yang telah
ada, guna memperoleh hasil yang maksimal. Pelaksanaan kurikulum sendiri
diwujudkan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip dan tuntutan
kurikulum yang dikembangkan sebelumnya bagi pendidikan atau sekolah tertentu.
Dengan demikian, Penyusunan desain kurikulum mendiskripsikan secara
terperinci tentang komponen yang harus ada pada setiap kurikulum serta desain
kurikulum yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran. Wacana ini
menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat beberapa komponen, yaitu
diantaranya tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi dari kurikulum tersebut,
strategi mengajar atau metode mengajar, media mengajar, dan evaluasi pengajaran
serta penyempurnaan pengajaran. Karena setiap komponen tersebutsangat
berhubungan untuk mendesain kurikulum.
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Desain
Menurut Oemar Hamalik pengertian Desain adalah suatu petunjuk yang
memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang ditempuh dalam memulai dan
melaksanakan kegiatan.1 Desain kurikulum adalah menyangkut pola
pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusunan desain
kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal.
Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum.
Sedangkan dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan
urutan tingkat kesukaran.2 Adapun George A. Beauchamp mengemukakan bahwa:
Curriculum design may be defined as the substance and organization of goal and
culture content so arranged as to reveal potential progression through levels of
schooling. (Desain kurikulum bisa digambarkan sebagai unsur pokok, komponen
hasil atau sasaran dan kultur yang membudaya).3 Sehingga dari uraian diatas dapat
penulis simpulan bahwa Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan,
isi, serta proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan
pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum,
hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian,
serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
1 Oemar Malik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosda, 1993), h 21.
2 Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Cet.11,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), h 34.
3 Beane A. James, Curriculum Integration: Designing The Core of Democratic Eduction,
(Teachers College Press, Columbia University. 1975), h. 101.
3. 3
B. Prinsip-Prinsip Dalam Mendesain
Saylor mengajukan ada delapan prinsip ketika akan mendesain kurikulum,
prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta
pengembangan semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian
prestasi belajar, sesuai dengan hasil yang diharapkan.
2. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka
merealisasikan tujuan–tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang
belajar dengan bimbingan guru;
3. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk
menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan
mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah;
4. Desain harus memungkinkan guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan
kebutuhan, kapasitas, dan tingkat kematangan siswa
5. Desain harus mendorong guru mempertimbangkan berbagai pengalaman belajar
anak yang diperoleh diluar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan belajar
di sekolah.
6. Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar
kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan
terus berlanjut pada pengalaman berikutnya.
7. Kurikulum harus di desain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak,
kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur.
8. Desain kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.4
C. Model-Model Desain Kurikulum
Longstreet mendefinisikan desain kurikulum yang berpusat pada pengetahuan
yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini
4 Nadirah, Desain-Desain Kurikulum,(Bandung, Rosda, 2014), h 35.
4. 4
juga dinamakan model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan
untuk pengembangan intelektual siswa. Ada tiga bentuk organisasi kurikulum yang
berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu: Subject Centered Design, Learner Centered
design, Problem Centered design. Setiap desian kurikulum memberikan teknik atau
cara yang efektif dalam proses pembelajaran. Karena setiap kurikulum memiliki
kelebihann dan kekurangan dalam pelaksanaannya.
1. Subject Centered Design
Desain kurikulum “subject centered design” ini berkembang dari konsep
pendidikan klasik yang memandang pentingnya pengetahuan, keterampilan, dan nilai-
nilai masa lalu bagi anak didik . desain ini memiliki tiga pola dari “ subject centered
design” ini yaitu: (1) The Subject Design, (2) “ The Discipline design, (3) The Broad
Fields design.
a. The Subject Design,
Model ini merupakan bentuk yang paling murni dari subject centered design
yang benar-benar menitikberatkan pada materi/isi pembelajaran. Pada model desain
ini kurikulum ini mata pelajaran diorganisir secara terpisah-pisah dalam bentuk
sejumlah materi/mata-mata pelajaran. Oleh karenanya kurikulum ini sering disebut
pula “ separated subject curiculum”.
Pengambilan desain ini bersumber dari apa yang berkembang pada pada masa
Klasik atau oleh para ahli masa lalu. Materi yang dianggap penting untuk
diturunkankan atau diwariskan kepada generasi berikutnya, seperti logika, retorika,
gramatika, matematika, geomitri, astronomi, ekonomi, politik, dan lainnya. Materi
pelajaran tersebut diambil dari oarng-orang Yunani dan Romawi atau pada lembaga
pendidikan Islam dimabil juga dari warisan masa kalsik Islam (sejak masa Rasul
Muhammad saw hingga masa dinasti Abbasiyah). Model ini sangat banyak dipakai
dalam pendidikan, sebab model desain ini kenyataannya lebih mudah disusun,
5. 5
dilaksanakan, dievaluasi dan disempurnakan. Pelaksanaannya juga tidak menuntut
persiapan dan persyaratan yang rumit.5
b. The Discipline design
Model “the discipline design” adalah sebagai bentuk pengembangan dari
model kurikulum yang berbasis pada materi atau mata pelajaran (subject centered
design). Terdapat beberapa perbedaan model ini dengan model “ the subjest design”.
Pertama, perbedaannya terletak pada ketegasan kreteria tentang apa yang disebut
subjek ilmu. Pada “the subject design” belum terdapat kriteria yang tegas tentang apa
yang disebut subject (ilmu), sedangkan pada “the discipline disegn” kriteria subjek
(ilmu) sudah cukup tegas. Kalau pada “ the subject design” belum ada perbedaan
antara matematika, psikologi, teknik, ekonomi, atau cara mengemudi, dan lain-lain,6
semuanya disebut subject (ilmu). Pada “the discipline design” kriteria sudah tegas
yang membedakan pakah pengetahuan itu ilmu atau bukan sebagai batang tubuh
keilmuan.
Kedua, dalam kurikulum “the discipline design”, kurikulum sudah disusun
atau diorganisir berdasarkan nama disiplin ilmu. Model ini jika dibandingkan dengan
“the subject design” memiliki kelebihan, yakni disamping memilki organisasi yang
sistimatik dan efektif. Juga dengan model ini para siswa tidak hanya menguasai
serentetan fakta, prinsif sebagai hasil hafralan, tetapi menguasai konsep, hubungan
dan proses-proses intelektual yang berkembang dari diri siswa sendiri.
Model ini juga memilki kekurang, yaitu: model ini belum dapat memberikan
pengetahuan yang terintegrasi secara luas, secara akademis dan intelektual masih
sempit, belum mampu mengitegrasikan sekolah dengan masyarakat atau kehidupan
nyata, belum memberikan perhatian terhadap minat dan kebutuhan atau pengalaman
5Saifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum,(Yogyakarta: Aswaja Pressindo,2011), h 115.
6Saifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum..., h 117.
6. 6
siswa , belum efisien, baik untuk kegiatan belajar maupun untuk penggunaannya, dan
masih menunjukkan dan memprkatikkan pemisahan antara materi dan pelajaran.
c. The Broad Fields design.
Secara etemologis “broad” berarti luas dan “field” dapat diartika bidang,
lapangan, medan. Dengan demikian model ini dapat dipahami sebagai sebuah desain
kurikulum yang memiliki atau memperhatikan bidang yang luas. Pada esensinya
model ini adalah upaya menggambungkan dua atau lebih materi atau mata pelajaran
yang terfragmentasi menjadi satu kesatuan.
Ciri utama dari model ini adalah adanya penggabungan diantara bidang studi
yang berdekatan seperti, sejarah, geogari, dan ekonomi digabung menjadi Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS). Tujuannya untuk menyiapkan para siswa agar dapat hidup
dalam dunia yang sifatnya spesialistis dan memiliki pemahaman yang menyeluruh.
Model ini menurut para ahli memiliki kelebihan dan kekurangan. Diantara
kelebihannya yaitu: kesiapan siswa yang betul-betul tuntas, sempurna dan
menyeluruh pada bidang keilmuannya lebih mudah dan memungkinkan dicapai oleh
siswa, diharapkan pada model ini dapat melahirkan siswa yang benar-benar siap dan
ahli dibidang disiplinnya masing-masing, memungkinkan siswa melihat dan
menguasai hubungan antara berbagai hal, dan masih adanya upaya pewarisan budaya
secara sistematis dan teratur masih dimungkinkan.
Adapun kekurangannya yaitu: masih terbatasnya pada bidangnya,
pembahasan menjadi tidak dapat terlalu dalam, kurang menekankan pada proses
pencapaian tujuan yang sifatnya afektif dan kogniktif tingkat tinggi, dan menyiapkan
tenaga ajarnya mengalami kenadala karena yang memiliki penguasaan dan wawasan
keilmuan yang dapat memenuhi persyaratan ideal agak susah.7
7Saifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum,h 121.
7. 7
2. Learner Centered Design
Konsep learner centered design bersumber dari konsep Rousseeau tentang
pendidikan alam yang menekankan perkembangan anak. Menurut pandangan model
ini, dalam pendidikan dan pengajaran yang menjadi subyek adalah anak. Guru hanya
berperan menciptakan situasi belajar, mendorong, membimbing sesuai dengan
kebutuhan anak sebab anak punya potensi untuk berbuat, berperilaku dan
berkembang.
Ada dua karakteristik utama dari model desain kurikulum ini yaitu: Pertama,
pengembangan desain kurikulum bertolak pada anak dan bukan pada isi materi;
Kedua, model ini bersifat not preplanned (kurikulum tidak disusun sebelumnya)
tetapi dikembangkan bersama antara guru dan siswa dalam menyelesaikan tugas-
tugas pendidikan.
Ada beberapa variasi dari model ini, seperti: the activity/experience design,
humanistic disegn, the open free disegn, dan lain-lainnya. Akan tetapi yang paling
terkenal ialah “The activity/experience design”.
The activity/experience design adalah sebuah model desain kurikulum yang
pengembangannya didasarkan pada pemikiran atau filsafat Jean-Jacques Rousseau
(1712-1778) dan Johann Heinrich Pestalozzi (1746-1827), yang berkembang di abad
18, yang memandang bahwa pendidikan harus didasarkan dan dilaksanakan sesuai
dengan keadaan anak secara alamiah.8
Beberapa ciri utama desain kurikulum model “the activity/experience design”
adalah: Pertama; struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan minat anak dalam
implementasinya menuntut guru; a) menemukan minat dan kebutuhan anak, b )
membantu siswa memilih mana yang paling esensial. Kedua; kurikulum tidak disusun
sebelumnya tetapi disusun bersama siswa dan guru, baik tujuan, sumber dan alat,
kegiatan belajardan evaluasinya. Ketiga ; desain kurikulum ditekankan pada prosedur
pemacahan masalah .
8Saifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum,h 128.
8. 8
Salah satu contoh desain kurikulum “the activity/experience design”
misalnya dapat dilihat pada model yang dirancang John Dewey. Struktur kurikulum
yang disusun berdasarkan kebutuhan manusia, kebutuhan sosial, kebutuhan untuk
membangun, kebutuhan untuk menelitin dan bereksperimen.
Adapun kelebih yang dimiliki desain ini adalah, Pertama program pendidikan
berasal dari peserta didik, maka tidak banyak mengalami kesulitan merangsang
peserta didik dalam motivasi belajar. Kedua, pengajaran memperhatikan proses
belajar siswa untuk melakukan hal-hal nyata, bermakna, dan relevan dengan
kehidupannya.
Adapun kekurangannya. Pertama, kurikulum pendidikan yang dibuat atas
dasar minat dan tuntutan anak saja dipandang tidak cukup dalam menjawab berbagai
permasalahan dan tantangan kehidupan. Kedua, model ini dianggap lemah dalam
kontinuitas dan sekuens bahan, sebab minat mudah sekali berubah oleh
perkembangan dan lingkungan. Ketiga, model ini memerlukan pemahaman yang baik
terhadap perkembangan psikologi siswa. Karena model ini tidak bisa dilakukan oleh
guru biasa atau guru bidang studi/mata pelajaran.9
3. Problem Centered Design
Problem centered design berpangkal pada filsafat yang mengutamakan
peranan manusia (man centered). Problem centered desain menekankan manusia
dalam kesatuan kelompok yaitu kesejahteraan masyarakat dan menekankan
pada perkembangan peserta didik.10
Hal ini bertolak dari asumsi para ahli pendidikan humanistik bahwa manusia
sebagai makhluk social selalu hidup bersama. Dalam kehidupan bersama ini manusia
menghadapi masalah-masalah bersama yang harus dipecahkan bersama pula. Mereka
9Saifuddin Sabda, Pengembangan Kurikulum...., h 132.
10
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group
1998), h 63.
9. 9
berinteraksi, berkooperasi dalam memecahkan masalah-masalh social yang mereka
hadapi untuk meneingkatkan kehidupan mereka, selain itu anak atau siswa adalah
yang pertama dan utama dalam pendidikan, sehingga kurikulum humanistik lebih
memberikan tempat utama kepada siswa. Siswa dipandang sebaga subjek yang
menjadi pusat kegiatan pendidikan, siswa memiliki potensi, kemampuan dan
kekuatan untuk berkembang.11
Konsep-konsep ini menjadi landasan pula dalam pendidikan dan
pengembangan kurikulum. Berbeda dengan learner centered, kurikulum mereka
disusun sebelumnya (preplanned). Isi kurikulum berupa masalah-masalah social yang
dihadapi peserta didik sekarang dan yang akan datang. Sekuens bahan disusun
berdasarkan kebutuhan, kepentingan dan kemampuan peserta didik.
Problem centered design menekankan pada isi maupun perkembangan peserta
didik. Minimal ada dua variasi model desain kurikulum ini, yaitu The Areas Of
Living Design,dan The Core Design.
a) The Area of Living Design
Perhatian terhadap bidang-bidang kehidupan sebagai dasar penyusunan
kurikulum telah dimulai oleh Hebert Spencer pada abad 19, dalam tulisan yang
berjudul What Knowledge is of most worth? Areas of living design seperti learner
centered design menekankan prosedur belajar melalui pemecahan masalah.12
Prosedur belajar ini tujuan yang bersifat proses (process objectives) dan yang
bersifat isi (content objectivies) diintegrasikan. Penguasaan informasi- unformasi
yang bersifat pasif tetap dirangsang. Cirri lain yaitu menggunakan pengalaman dan
situasi – situasi dari peserta didik sebagai pembuka jalan dalam mempelajari bidang-
bidang kehidupan.
11Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, h 79.
12
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum , (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011 ), h113.
10. 10
The areas of living hubungannya besar sekali. Tiap pengalaman peserta didik
sangat erat hubungannya dengan bidang-bidang kehidupan sehingga dapat dikatakan
suatu desain merangkumkan pengalaman-pengalaman social peserta didik. Dengan
demikian, desain ini sekaligus menarik minat peserta didik dan mendekatkannya pada
pemenuhan kebutuhan hidupnya dalam masyarakat.
Desain ini mempunyai beberapa kelebihan diantanya:
1) The areas of living desaign merupakan the subject matter design tetapi dalam
bentuk yang terintegrasi. Pemisahan antara subject dihilangkan oleh
problema- problema kehidupan sosial.
2) Karena kurikulum diorganisasikan di sekitar problema- problema peserta
didik maka kurikulum ini menggunakan prosedur pemecahan masalah.
3) Menyajikan bahan ajar yang relevan, untuk memecahkan masalah-masalah
dalam kehidupan.
4) Menyajikan bahan ajar dalam bentuk yyang professional.
5) Motivasi berasal dari peserta didik.13
Adapun kekurangan dari desain ini adalah:
1) Penentuan lingkup dan sekuens dari bidang-bidang kehidupan yang sngat
esensial sangat sukar.
2) Lemahnya integrasi kurikulum
3) Desain ini megabaikan warisan budaya.
Para peserta didik memandang masalah untuk sekarng dan masa depan dan
mengabaikan masa lalu.
b) The Core Design
The cores design timbul sebagai reaksi utama kepadaseparate subject design,
yang sifatnya terpisah-pisah. Dalam mengintegrasikan bahan ajar , mereka memilih
mta mata pelajaran tertentu sebagai inti (core). Pelajaran lainnya dikembangkan kan
13 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, h. 81. Lihat juga Saifuddin Sabda,
Pengembangan Kurikulum, h 134.
11. 11
disekitar core tersebut. Menurut konsep ini inti-initi bahan ajar dipusatkan pada
kebutuhan individual dan sosial. The core design biasa juga disebut the core
curriculum.
Terdapat banyak variasi pandangan tentang the core design. Mayoritas
memandang core curriculum sebagai suatu model pendidikan atau program
pendidikan yang memberikan pendidikan umum. Pada beberapa kurikulum yang
berlaku di Indonesia dewasa ini, core curriculum disebut kelompok mata kuliah atau
pelajaran dasar umum, dan diarahkan pada pengembangan kemampuan-kemampuan
pribadi dan social. Kalau kelompok mata kuliah/pelajaran spesialisasi diarahkan pada
penguasaan keahlian/kejuruan tertentu, maka kelompok mata pelajaran ini ditujukan
pada pembentukan pribadi yang sehat, baik, matang, dan warga masyarakat yang
mampu membina kerja sama yang baik pula.14
The core curriculum diberikan guru-guru yang memiliki penguasaan dan
berwawasan luas, bukan spesialis. Di samping memberikan pengetahuan, niali-nlai
dan keterampilan social, guru-guru tersebut juga memberikan bimbingan terhadap
perkembangan social pribadi peserta didik.15
Ada beberapa variasi desain core curriculum yaitu:
1) The separate subject core. Salah satu usaha untuk mengatasi keterpisahan
antar-mata pelajaran, beberapa mata pelajaran yang dipandang mendasari atau
menjadi inti mata pelajaran lainnya dijadikan core.
2) The correlated core. Model desain ini pun berkembang dari the separate
subjects design, dengan jalan mengintegrasikan beberapa mata pelajaran yang
erat hubungannya.
3) The fused core. Kurikulum ini juga berpangkal dari separate subject,
pengintegrasiannya bukan hanya antara dua atau tiga pelajaran tetapi lebih
banyak. Sejarah, geografi, antropologi, sosiologi, ekonomi dipadukan menjadi
14 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, h 85. Lihat juga Saifuddin Sabda,
Pengembangan Kurikulum, h 138.
12. 12
studi kemasyarakatan. Dalam studi ini dikembangkan tema-tema masalah
umum yang dapat diinjau dari berbagai sudut pandang.
4) The activity/experience core. Model desain ini berkembang dari pendidikan
progresif dengan learner centerd design-nya. Seperti halnya pada learner
centered, the activity/experience core dipusatkan pada minat-minat dan
kebutuhan peserta didik.
5) The areas of living core. Desain model ini berpangkal juga pada pendidikan
progresif, tetapi organisasinya berstruktur dan dirancang sebelumnya.
Berbentuk pendidikan umum yang isinya diambil dari masalah-masalah yang
muncul di masyarakat. Bentuk desain ini dipandang sebagai core design yang
paling murni dan paling cocok untuk program pendidikan umum.
6) The social problems core. Model desain ini pun merupakan produk dari
pendidikan progresif. Dalam beberapa hal model ini sama dengan the areas of
living core. Perbedaannya terletak pada the areas of licing core didasarkan atas
kegiatan-kegiatan manusia yang universal tetapi tidak berisi hal yang
controversial, sedangkan the social problems core di dasarkan atas problema-
problema yang mendasar dan bersifat controversial. Beberapa contoh masalah
social yang menjadi tema model core design ini adalah kemiskinan, kelaparan,
inflasi, rasialisme, perang senjata nuklir, dan sebagainya. Hal-hal di atas adalah
sesuatu yang mendesak untuk dipecahkan dan berisi suatu controversial bersifat
pro dan kontra. The areas of living core cenderung memelihara dan
mempertahankan kondisi yang ada, sedang the social problems core mencoba
memberikan penilaian yang sifatnya kritis dari sudut sistem nilai social dan
pribadi yang berbeda.16
16 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, h 90.
13. 13
BAB III
PENUTUP
Desain kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen
yang harus ada pada setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunakan
untuk proses pembelajaran. Wacana ini menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu
terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau
materi atau isi dari kurikulum tersebut. Strategi mengajar atau metode mengajar,
media mengajar dan evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran.
Komponen-komponen tersebut saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap
komponen mempunyai isi yang sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.
Desain kurikulum merupakan rencana pembelajaran yang harus dilakukan
oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Desain kurikulum yang dapat
digunakan diantaranya adalah subject centered design, learned centered design,
problem centered design. Setiap design kurikulum memberikan teknik atau cara yang
efektif dalam proses pembelajaran agar berjalan dengan efektif dan efesien. Tetapi
tidak setiap design kurikulum dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam
melakukan proses pembelajaran. Karena setiapnya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
14. 14
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
James, Beane A., Curriculum Integration: Designing The Core of Democratic
Eduction, Teachers College Press, Columbia University. 1975.
Malik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosda, 1993.
Nadirah, Desain-Desain Kurikulum, Bandung: Rosda , 2014.
Sabda, Saifuddin, Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2011.
Sanjaya, Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group 1998.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum (Teori dan Praktek). Cet.11,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009.