SlideShare a Scribd company logo
BAB II 
LANDASAN TEORI 
19 
A. DEFINISI TENUN 
Berbagai pengertian telah banyak dikemukakan oleh para ahli 
mengenai pertenunan. Pengertian-pengertian ini secara umum merujuk 
kepada pengertian yang sama, yaitu memintal bahan-bahan tertentu yang 
dapat dibuat menjadi benang yang kemudian dibuat kain atau sarung dengan 
menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu. 
Alat yang digunakan untuk menenun kain secara umum adalah 
gedokan dan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). (1) Alat yang masih sangat 
tradisional adalah gedokan yang difungsikan secara tradisional. Penggunaan 
alat gedokan ini dalam membuat kain akan menghasilkan kain dengan lebar 
55 cm, sehingga untuk membuat kain sarung dengan panjang 110 cm dengan 
panjang dua meter dibutuhkan lebih banyak bahan dan waktu penyelesaian 
satu buah kain sarung adalah 3 – 4 bulan. (2) ATBM (Alat Tenun Bukan 
Mesin) dengan menggunakan alat ini, dalam satu hari bisa dihasilkan 3 -5 
meter kain dengan lebar 70, 90, dan 110 cm. 
Widati (2002: 135) dan Poerwadarminta, (1989: 32) mengartikan 
tenun sebagai hasil kerajinan berupa kain dari bahan yang dibuat benang 
(kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara memasukkan bahan secara 
melintang pada lusi.
20 
B. DESKRIPSI ATBM 
Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) adalah merupakan kelompok tenun 
tradisional, di mana konstruksi alat ini adalah dari kayu dan dikerjakan secara 
manual. Ciri yang paling menonjol pada peralatan ini adalah: 
1. Efesiensi produksi yang rendah 
2. Kemampuan produksi (dalam jumlah) rendah 
3. Kualitas hasil produksi secara “teknologis” rendah 
4. Prinsip lebih menekankan pada ketinggian nilai seni tradisionalnya 
Kondisi serta keterbatasan di atas terjadi karena adanya beberapa 
bagian pada peralatan tersebut belum dapat menunjang proses pertenunan 
sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan oleh ATBM belum 
maksimal. 
Peralatan tenun ATBM yang diambil sebagai standar sebagai 
alternatif awal sebelum dimodifikasi mempunyai spesifikasi sebagai berikut: 
Tabel . 2.1 
Spesifikasi ATBM Standar 
No. Keterangan ATBM 
1. Konstruksi 
 Bahan Kayu Jati 
2. Kapasitas Produksi 
 Tenun Polos 
 Tenun Lurik 
 Tenun Ikat 
 Tenun Songket 
6m x 110 m / 8 jam. 
6m x 110 m / 8 jam. 
4m x 110 m / 8 jam. 
2m x 110 m / 8 jam. 
3. Gerakan Manual 
4. Pembukaan Mulut Lusi Atas dan Bawah
Beberapa kelemahan pada ATBM standar adalah: 
1. Pada bagian lade, dikarenakan sistem pergerakan ini dilakukan 
secara manual (dengan tangan) maka gerakan lade ini tidak 
konstan hal ini mengakibatkan tingkat kerapatan benang pada 
hasil tenunan tidak sama sehingga kualitas dari hasil tenunan 
21 
tersebut kurang baik. 
2. Konstruksi dudukan lade pada peralatan ini hanya bertumpu pada 
rangka bagian atas sehingga lama kelamaan akan mengakibatkan 
dudukan yang tidak seimbang. Hal ini akan menyebabkan pukulan 
lade/pergerakan lade tidak merata untuk merapatkan benang 
pakan. 
3. Pada pergerakan pembukaan mulut lusi, permasalahannya adalah 
sistem pembukaan mulut lusi tidak rata yang mengakibatkan 
benang lusi yang diangkat akan cepat putus sehingga 
menimbulkan beberapa sambungan pada benang lusi tersebut yang 
akhirnya pada permukaan hasil tenunan menjadi tidak rata. 
C. DEFINISI KESEJAHTERAAN KELUARGA 
Teori kesejahteraan menurut ekonomi secara umum dapat 
diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni classical utilitarian, 
neoclassical welfare theory, dan new contractarian approach (Albert dan 
Hahnel, dalam Darussalam 2005: 77). Pendekatan classical utilitarian 
menekankan bahwa kesenangan (pleasure) atau kepuasan (utility)
seseorang dapat diukur dan bertambah. Tingkat kesenangan yang berbeda 
yang dirasakan oleh individu yang sama dapat dibandingkan secara 
kuantitatif. Prinsip bagi individu adalah meningkatkan sebanyak mungkin 
tingkat kesejahteraannya, sedangkan bagi masyarakat, peningkatan 
kesejahteraan kelompoknya merupakan prinsip yang dipegang dalam 
kehidupannya. Neoclassical welfare theory merupakan teori kesejahteraan 
yang mempopulerkan prinsip Pareto Optimality. Prinsip Pareto 
Optimality menyatakan bahwa the community becomes better off if one 
individual becomes better off and non worse off. Prinsip tersebut 
merupakan necessary condition untuk tercapainya keadaan kesejahteraan 
sosial maksimun. Selain prinsip Pareto Optimality, neoclassical welfare 
theory juga menjelaskan bahwa fungsi kesejahteraan merupakan fungsi 
dari semua kepuasan individu. 
Berikutnya adalah new contractarian approach. Prinsip ini adalah 
bahwa individu yang rasional akan setuju dengan adanya kebebasan 
maksimun dalam hidupnya. Berdasarkan beberapa pandangan di atas 
dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang sangat terkait 
dengan tingkat kepuasan dan kesenangan yang dapat diraih dalam 
hidupnya. Guna mencapai tingkat kesejahteraan yang diinginkan, maka 
dibutuhkan suatu perilaku yang dapat memaksimalkan tingkat 
kepuasannya sesuai dengan sumber daya yang tersedia. 
Untuk golongan menengah ke bawah yang memiliki karakteristik 
miskin, kesehatan, gizi, dan pendidikan yang rendah, peningkatan 
22
pendapatan dapat meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan mereka. 
Peningkatan pendapatan ini juga dapat meningkatkan produktivitas dan 
pendapatan seluruh perekonomian (Todaro, 2003: 252). Todaro juga 
menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah 
dapat direpresentasikan dari tingkat hidup masyarakat. Tingkat hidup 
masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan 
yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan 
peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan 
cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan 
23 
menengah ke bawah. 
Adapun pengertian mengenai kesejahteraan keluarga di Indonesia 
oleh pemerintah selama ini dikelompokkan ke dalam dua tipe (Suyoto, 
2004), yaitu Pertama, Tipe Keluarga Pra-sejahtera adalah keluarga yang 
masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya 
berupa sandang, pangan, dan papan. Keluarga pra-sejahtera identik 
dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapat menempuh 
pendidikan secara layak, tidak memiliki penghasilan tetap, belum 
memperhatikan masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, 
mempunyai masalah tempat tinggal dan masih perlu mendapat bantuan 
sandang dan pangan. 
Kedua, Tipe Keluarga Sejahtera. Keluarga sejahtera identik 
dengan keluarga yang anaknya dua atau tiga, mampu menempuh 
pendidikan secara layak, memiliki penghasilan tetap, sudah menaruh
perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan, tidak rentan terhadap 
penyakit, mempunyai tempat tinggal dan tidak perlu mendapat bantuan 
24 
sandang dan pangan. 
Pengelompokkan lima jenis keluarga sejahtera menurut Undang- 
Undang No. 10 Tahun 1992 sebagai berikut : 
a. Keluarga Pra Sejahtera 
Yaitu keluarga yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat sebagai 
keluarga sejahtera I. 
b. Keluarga Sejahtera I 
1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari 
atau lebih. 
2) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di 
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. 
3) Bagian yang terluas dari rumah bukan dari tanah. 
4) Bila anak sakit dibawa ke seorang petugas kesehatan atau diberi 
pengobatan modern. 
5) Anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang 
dianutnya. 
c. Keluarga Sejahtera II 
Kecuali harus memenuhi syarat 1 - 5, maka keluarga tersebut harus 
memenuhi syarat 6 - 13 sebagai berikut : 
6) Paling kurang sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan 
/telur/sebagai lauk pauk.
7) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel 
pakaian baru setahun terakhir. 
8) Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap 
25 
penghuni rumah. 
9) Seluruh anggota keluarga yang berumur dibawah 60 tahun dewasa 
ini bisa membaca tulisan latin. 
10) Seluruh anak usia 6-12 tahun bersekolah pada saat ini. 
11) Paling kurang satu orang anggota keluarga berumur 15 tahun 
keatas mempunyai pekerjaan tetap. 
12) Seluruh anggota keluarga dalam sebulan terakhir dalam keadaan 
sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. 
13) Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut 
agama yang dianut masing-masing. 
d. Keluarga Sejahtera III 
Keluarga yang memenuhi syarat 1 – 13 dan memenuhi syarat-syarat 
dibawah ini juga harus memenuhi syarat-syarat 14 - 21 sebagai 
berikut : 
14) Anak hidup paling banyak dua orang, atau anak lebih dari dua 
masih Pasangan Usia Subur memakai kontrasepsi saat ini. 
15) Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk 
tabungan keluarga. 
16) Keluarga biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari.
17) Keluarga biasanya ikut serta dalam kegiatan masyarakat dalam 
lingkungan tempat tinggal. 
18) Keluarga mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling 
kurang sekali dalam tiga bulan. 
19) Keluarga dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio atau 
26 
majalah. 
20) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang 
sesuai dengan kondisi daerah setempat. 
21) Upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan agama. 
e. Keluarga Sejahtera III Plus 
22) Keluarga atau anggota keluarga secara teratur memberikan 
sumbangan sebagai kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk 
materi. 
23) Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus 
perkumpulan yayasan atau institusi masyarakat lainnya. 
(Sumber : Lembar Informasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana 
Nasional Kabupaten Buton ; 1996).

More Related Content

What's hot

PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...
PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...
PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...Jagitkanthan Raj
 
Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)
Afiq Izzudin
 
PPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional NusantaraPPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional Nusantara
Saraswati N
 
Stop bullying
Stop bullyingStop bullying
Stop bullying
Merisa Irmadita
 
Merempit
MerempitMerempit
Merempit
Yfook Ng
 
100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a
100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a
100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a
MediaArtisia
 
Modul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni Visual
Modul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni VisualModul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni Visual
Modul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni Visual
Syamsul Nor Azlan Mohamad
 
Proposal kartinian
Proposal kartinianProposal kartinian
Proposal kartinian
Bagus Nugroho
 
Kertas kerja lawatan ke rumah anak yatim
Kertas kerja lawatan ke rumah anak yatimKertas kerja lawatan ke rumah anak yatim
Kertas kerja lawatan ke rumah anak yatimAmira Dolce Farhana
 
Laporan Khidmat Masyarakat Sivik
Laporan Khidmat Masyarakat SivikLaporan Khidmat Masyarakat Sivik
Laporan Khidmat Masyarakat Sivik
shiek66
 
Caklempong power point
Caklempong power pointCaklempong power point
Caklempong power point
GladysWN
 
Ppt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikulerPpt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikuler
filipusnerisunarto
 
KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)
KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)
KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)
NURFITRAH ZAINAL
 
Tenunan
TenunanTenunan
Tenunannike
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
Desy Rahmawati
 
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Shofi Asriani
 
Etika etika keusahawanan
Etika etika keusahawananEtika etika keusahawanan
Etika etika keusahawanan
Syahremie Teja
 

What's hot (20)

PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...
PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...
PENTAKSIRAN BERASASKAN SEKOLAH : Pengajian Am 900 (Tema 1, Ekonomi : Perniaga...
 
Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)Bab 3 (institusi islam)
Bab 3 (institusi islam)
 
PPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional NusantaraPPT Batik Tradisional Nusantara
PPT Batik Tradisional Nusantara
 
Stop bullying
Stop bullyingStop bullying
Stop bullying
 
Merempit
MerempitMerempit
Merempit
 
Psv
PsvPsv
Psv
 
100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a
100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a
100 permainan-untuk-training-ice-breaking-56242aa73f37a
 
Etika di majlis rasmi
Etika di majlis rasmiEtika di majlis rasmi
Etika di majlis rasmi
 
Modul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni Visual
Modul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni VisualModul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni Visual
Modul Pedagogi Responsif Budaya Kraf Tradisional Seramik Pendidikan Seni Visual
 
Proposal kartinian
Proposal kartinianProposal kartinian
Proposal kartinian
 
Kertas kerja lawatan ke rumah anak yatim
Kertas kerja lawatan ke rumah anak yatimKertas kerja lawatan ke rumah anak yatim
Kertas kerja lawatan ke rumah anak yatim
 
Membuat batik
Membuat batikMembuat batik
Membuat batik
 
Laporan Khidmat Masyarakat Sivik
Laporan Khidmat Masyarakat SivikLaporan Khidmat Masyarakat Sivik
Laporan Khidmat Masyarakat Sivik
 
Caklempong power point
Caklempong power pointCaklempong power point
Caklempong power point
 
Ppt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikulerPpt pengertian ekstrakurikuler
Ppt pengertian ekstrakurikuler
 
KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)
KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)
KESATUAN TINGKATAN 1 PSV (KSSM)
 
Tenunan
TenunanTenunan
Tenunan
 
Proposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaanProposal kewirausahaan
Proposal kewirausahaan
 
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
Proposal Kewirausahaan Usaha "Tempat Pensil Flanel"
 
Etika etika keusahawanan
Etika etika keusahawananEtika etika keusahawanan
Etika etika keusahawanan
 

Similar to Definisi tenun

materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
Dek Pande
 
masalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomimasalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomi
rahmatia61
 
Makalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomiMakalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomi
Gifta Nirwana Sumantri
 
Masalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomiMasalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomihalsi
 
KB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
KB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan SejahteraKB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
KB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
pjj_kemenkes
 
sistem ekonomi indonesia
sistem ekonomi indonesiasistem ekonomi indonesia
sistem ekonomi indonesia
UPN VETERAN YOGYAKARTA
 
Masyarakat produktif
Masyarakat produktifMasyarakat produktif
Masyarakat produktifYuca Siahaan
 
sistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesiasistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesia
IAIN Sunan Ampel Surabaya
 
Bab 11 kajian pustaka
Bab 11 kajian pustakaBab 11 kajian pustaka
Bab 11 kajian pustaka
Syabbul
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
SULTAN AGENG TIRTAYASA
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
SULTAN AGENG TIRTAYASA
 
979448835ueuwi1781o
979448835ueuwi1781o979448835ueuwi1781o
979448835ueuwi1781o
Teguh299082
 
Makalah p2
Makalah p2Makalah p2
Makalahku
MakalahkuMakalahku
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Warnet Raha
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraSeptian Muna Barakati
 
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAMHubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hana Medina
 
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
bodarianna
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
Novi Tri Wahyuni (ophe)
 

Similar to Definisi tenun (20)

materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomimateri kuliah Pengantar ilmu ekonomi
materi kuliah Pengantar ilmu ekonomi
 
masalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomimasalah pokok ekonomi
masalah pokok ekonomi
 
Makalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomiMakalah Masalah ekonomi
Makalah Masalah ekonomi
 
Masalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomiMasalah pokok dalam ekonomi
Masalah pokok dalam ekonomi
 
KB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
KB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan SejahteraKB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
KB 3 Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan Masyarakat Beradab dan Sejahtera
 
sistem ekonomi indonesia
sistem ekonomi indonesiasistem ekonomi indonesia
sistem ekonomi indonesia
 
Masyarakat produktif
Masyarakat produktifMasyarakat produktif
Masyarakat produktif
 
sistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesiasistem perekonomian Indonesia
sistem perekonomian Indonesia
 
Bab 11 kajian pustaka
Bab 11 kajian pustakaBab 11 kajian pustaka
Bab 11 kajian pustaka
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
Makalah pancasila
Makalah pancasilaMakalah pancasila
Makalah pancasila
 
979448835ueuwi1781o
979448835ueuwi1781o979448835ueuwi1781o
979448835ueuwi1781o
 
Makalah p2
Makalah p2Makalah p2
Makalah p2
 
Makalahku
MakalahkuMakalahku
Makalahku
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negaraMakalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
Makalah hubungan ilmu ekonomi dengan kemakmuran suatu negara
 
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAMHubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
Hubungan Menjaga Kebersihan Lingkungan dengan HAM
 
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
4 ilmu teknologi dan pengetahuan lingkungan
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 

More from Agung Yuwono

Membuat bayangan obyek
Membuat bayangan obyekMembuat bayangan obyek
Membuat bayangan obyek
Agung Yuwono
 
Lady in the fire
Lady in the fireLady in the fire
Lady in the fire
Agung Yuwono
 
Ire man
Ire manIre man
Ire man
Agung Yuwono
 
Foto efek refleksi air
Foto efek refleksi airFoto efek refleksi air
Foto efek refleksi air
Agung Yuwono
 
Efek vinttage photo prewedding
Efek vinttage photo preweddingEfek vinttage photo prewedding
Efek vinttage photo prewedding
Agung Yuwono
 
Efek soft hdr
Efek soft hdrEfek soft hdr
Efek soft hdr
Agung Yuwono
 
Efek photo strip
Efek photo stripEfek photo strip
Efek photo strip
Agung Yuwono
 
Efek monster ular fantasy
Efek monster ular fantasyEfek monster ular fantasy
Efek monster ular fantasy
Agung Yuwono
 
Efek foto sketsa artistik
Efek foto sketsa artistikEfek foto sketsa artistik
Efek foto sketsa artistik
Agung Yuwono
 
Efek foto kobaran api
Efek foto kobaran apiEfek foto kobaran api
Efek foto kobaran api
Agung Yuwono
 
Efek dance ray
Efek dance rayEfek dance ray
Efek dance ray
Agung Yuwono
 
Teknik seleksi menggunakan channels dan paths
Teknik seleksi menggunakan channels dan pathsTeknik seleksi menggunakan channels dan paths
Teknik seleksi menggunakan channels dan paths
Agung Yuwono
 
Spooky hdr effect
Spooky hdr effectSpooky hdr effect
Spooky hdr effect
Agung Yuwono
 
Setting shortcut photoshop
Setting shortcut photoshopSetting shortcut photoshop
Setting shortcut photoshop
Agung Yuwono
 
Merubah foto jadi sebuah slide puzzle
Merubah foto jadi sebuah slide puzzleMerubah foto jadi sebuah slide puzzle
Merubah foto jadi sebuah slide puzzle
Agung Yuwono
 
Mengubah gambar menjadi cartoon code
Mengubah gambar menjadi cartoon codeMengubah gambar menjadi cartoon code
Mengubah gambar menjadi cartoon code
Agung Yuwono
 
Menghilangkan watermark dengan photoshop
Menghilangkan watermark dengan photoshopMenghilangkan watermark dengan photoshop
Menghilangkan watermark dengan photoshop
Agung Yuwono
 
Hotoshop foto efek hantu
Hotoshop foto efek hantuHotoshop foto efek hantu
Hotoshop foto efek hantu
Agung Yuwono
 
The movie effect background
The movie effect backgroundThe movie effect background
The movie effect background
Agung Yuwono
 
Penjelasan tentang plug
Penjelasan tentang plugPenjelasan tentang plug
Penjelasan tentang plug
Agung Yuwono
 

More from Agung Yuwono (20)

Membuat bayangan obyek
Membuat bayangan obyekMembuat bayangan obyek
Membuat bayangan obyek
 
Lady in the fire
Lady in the fireLady in the fire
Lady in the fire
 
Ire man
Ire manIre man
Ire man
 
Foto efek refleksi air
Foto efek refleksi airFoto efek refleksi air
Foto efek refleksi air
 
Efek vinttage photo prewedding
Efek vinttage photo preweddingEfek vinttage photo prewedding
Efek vinttage photo prewedding
 
Efek soft hdr
Efek soft hdrEfek soft hdr
Efek soft hdr
 
Efek photo strip
Efek photo stripEfek photo strip
Efek photo strip
 
Efek monster ular fantasy
Efek monster ular fantasyEfek monster ular fantasy
Efek monster ular fantasy
 
Efek foto sketsa artistik
Efek foto sketsa artistikEfek foto sketsa artistik
Efek foto sketsa artistik
 
Efek foto kobaran api
Efek foto kobaran apiEfek foto kobaran api
Efek foto kobaran api
 
Efek dance ray
Efek dance rayEfek dance ray
Efek dance ray
 
Teknik seleksi menggunakan channels dan paths
Teknik seleksi menggunakan channels dan pathsTeknik seleksi menggunakan channels dan paths
Teknik seleksi menggunakan channels dan paths
 
Spooky hdr effect
Spooky hdr effectSpooky hdr effect
Spooky hdr effect
 
Setting shortcut photoshop
Setting shortcut photoshopSetting shortcut photoshop
Setting shortcut photoshop
 
Merubah foto jadi sebuah slide puzzle
Merubah foto jadi sebuah slide puzzleMerubah foto jadi sebuah slide puzzle
Merubah foto jadi sebuah slide puzzle
 
Mengubah gambar menjadi cartoon code
Mengubah gambar menjadi cartoon codeMengubah gambar menjadi cartoon code
Mengubah gambar menjadi cartoon code
 
Menghilangkan watermark dengan photoshop
Menghilangkan watermark dengan photoshopMenghilangkan watermark dengan photoshop
Menghilangkan watermark dengan photoshop
 
Hotoshop foto efek hantu
Hotoshop foto efek hantuHotoshop foto efek hantu
Hotoshop foto efek hantu
 
The movie effect background
The movie effect backgroundThe movie effect background
The movie effect background
 
Penjelasan tentang plug
Penjelasan tentang plugPenjelasan tentang plug
Penjelasan tentang plug
 

Recently uploaded

PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
jhanchoek885
 
PPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptx
PPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptxPPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptx
PPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptx
IsmiAis2
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
Redis Manik
 
Negosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhana
Negosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhanaNegosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhana
Negosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhana
cisociso711
 
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
perusahaan704
 
Materi_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.ppt
Materi_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.pptMateri_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.ppt
Materi_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.ppt
FakhrilHadi
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
classroomastitiani
 
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
YoseSuprapman3
 

Recently uploaded (8)

PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMURPAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
PAPARAN JATIM CM SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
 
PPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptx
PPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptxPPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptx
PPT HARMONISASI AKUNTANSI INTERNASIONAL.pptx
 
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
BUKU ADMINISTRASI GURU KELAS SD 2024 /2025
 
Negosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhana
Negosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhanaNegosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhana
Negosisasi Bisnis 1 terkait hal hal sederhana
 
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
0851 5645 4808 Info Lowongan PKL Jurusan TKJ Temanggung, Info Persyaratan PKL...
 
Materi_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.ppt
Materi_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.pptMateri_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.ppt
Materi_Kuliah_aaaaaKewirausahaan_ppt.ppt
 
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdfPertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
Pertemuan 7_Penetapan Produk Unggul dan Manajemen Inovasi.pdf
 
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
Modul 2.1.a.4 Refleksi Eksplorasi Konsep.pdf.pptxModul 2.1.a.4 Refleksi Ekspl...
 

Definisi tenun

  • 1. BAB II LANDASAN TEORI 19 A. DEFINISI TENUN Berbagai pengertian telah banyak dikemukakan oleh para ahli mengenai pertenunan. Pengertian-pengertian ini secara umum merujuk kepada pengertian yang sama, yaitu memintal bahan-bahan tertentu yang dapat dibuat menjadi benang yang kemudian dibuat kain atau sarung dengan menggunakan teknik-teknik dan alat tertentu. Alat yang digunakan untuk menenun kain secara umum adalah gedokan dan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). (1) Alat yang masih sangat tradisional adalah gedokan yang difungsikan secara tradisional. Penggunaan alat gedokan ini dalam membuat kain akan menghasilkan kain dengan lebar 55 cm, sehingga untuk membuat kain sarung dengan panjang 110 cm dengan panjang dua meter dibutuhkan lebih banyak bahan dan waktu penyelesaian satu buah kain sarung adalah 3 – 4 bulan. (2) ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dengan menggunakan alat ini, dalam satu hari bisa dihasilkan 3 -5 meter kain dengan lebar 70, 90, dan 110 cm. Widati (2002: 135) dan Poerwadarminta, (1989: 32) mengartikan tenun sebagai hasil kerajinan berupa kain dari bahan yang dibuat benang (kapas, sutra, dan sebagainya) dengan cara memasukkan bahan secara melintang pada lusi.
  • 2. 20 B. DESKRIPSI ATBM Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) adalah merupakan kelompok tenun tradisional, di mana konstruksi alat ini adalah dari kayu dan dikerjakan secara manual. Ciri yang paling menonjol pada peralatan ini adalah: 1. Efesiensi produksi yang rendah 2. Kemampuan produksi (dalam jumlah) rendah 3. Kualitas hasil produksi secara “teknologis” rendah 4. Prinsip lebih menekankan pada ketinggian nilai seni tradisionalnya Kondisi serta keterbatasan di atas terjadi karena adanya beberapa bagian pada peralatan tersebut belum dapat menunjang proses pertenunan sehingga kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan oleh ATBM belum maksimal. Peralatan tenun ATBM yang diambil sebagai standar sebagai alternatif awal sebelum dimodifikasi mempunyai spesifikasi sebagai berikut: Tabel . 2.1 Spesifikasi ATBM Standar No. Keterangan ATBM 1. Konstruksi  Bahan Kayu Jati 2. Kapasitas Produksi  Tenun Polos  Tenun Lurik  Tenun Ikat  Tenun Songket 6m x 110 m / 8 jam. 6m x 110 m / 8 jam. 4m x 110 m / 8 jam. 2m x 110 m / 8 jam. 3. Gerakan Manual 4. Pembukaan Mulut Lusi Atas dan Bawah
  • 3. Beberapa kelemahan pada ATBM standar adalah: 1. Pada bagian lade, dikarenakan sistem pergerakan ini dilakukan secara manual (dengan tangan) maka gerakan lade ini tidak konstan hal ini mengakibatkan tingkat kerapatan benang pada hasil tenunan tidak sama sehingga kualitas dari hasil tenunan 21 tersebut kurang baik. 2. Konstruksi dudukan lade pada peralatan ini hanya bertumpu pada rangka bagian atas sehingga lama kelamaan akan mengakibatkan dudukan yang tidak seimbang. Hal ini akan menyebabkan pukulan lade/pergerakan lade tidak merata untuk merapatkan benang pakan. 3. Pada pergerakan pembukaan mulut lusi, permasalahannya adalah sistem pembukaan mulut lusi tidak rata yang mengakibatkan benang lusi yang diangkat akan cepat putus sehingga menimbulkan beberapa sambungan pada benang lusi tersebut yang akhirnya pada permukaan hasil tenunan menjadi tidak rata. C. DEFINISI KESEJAHTERAAN KELUARGA Teori kesejahteraan menurut ekonomi secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yakni classical utilitarian, neoclassical welfare theory, dan new contractarian approach (Albert dan Hahnel, dalam Darussalam 2005: 77). Pendekatan classical utilitarian menekankan bahwa kesenangan (pleasure) atau kepuasan (utility)
  • 4. seseorang dapat diukur dan bertambah. Tingkat kesenangan yang berbeda yang dirasakan oleh individu yang sama dapat dibandingkan secara kuantitatif. Prinsip bagi individu adalah meningkatkan sebanyak mungkin tingkat kesejahteraannya, sedangkan bagi masyarakat, peningkatan kesejahteraan kelompoknya merupakan prinsip yang dipegang dalam kehidupannya. Neoclassical welfare theory merupakan teori kesejahteraan yang mempopulerkan prinsip Pareto Optimality. Prinsip Pareto Optimality menyatakan bahwa the community becomes better off if one individual becomes better off and non worse off. Prinsip tersebut merupakan necessary condition untuk tercapainya keadaan kesejahteraan sosial maksimun. Selain prinsip Pareto Optimality, neoclassical welfare theory juga menjelaskan bahwa fungsi kesejahteraan merupakan fungsi dari semua kepuasan individu. Berikutnya adalah new contractarian approach. Prinsip ini adalah bahwa individu yang rasional akan setuju dengan adanya kebebasan maksimun dalam hidupnya. Berdasarkan beberapa pandangan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan seseorang sangat terkait dengan tingkat kepuasan dan kesenangan yang dapat diraih dalam hidupnya. Guna mencapai tingkat kesejahteraan yang diinginkan, maka dibutuhkan suatu perilaku yang dapat memaksimalkan tingkat kepuasannya sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Untuk golongan menengah ke bawah yang memiliki karakteristik miskin, kesehatan, gizi, dan pendidikan yang rendah, peningkatan 22
  • 5. pendapatan dapat meningkatkan dan memperbaiki kesejahteraan mereka. Peningkatan pendapatan ini juga dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan seluruh perekonomian (Todaro, 2003: 252). Todaro juga menyampaikan bahwa kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah dapat direpresentasikan dari tingkat hidup masyarakat. Tingkat hidup masyarakat ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan peningkatan produktivitas masyarakat. Kesemuanya itu merupakan cerminan dari peningkatan tingkat pendapatan masyarakat golongan 23 menengah ke bawah. Adapun pengertian mengenai kesejahteraan keluarga di Indonesia oleh pemerintah selama ini dikelompokkan ke dalam dua tipe (Suyoto, 2004), yaitu Pertama, Tipe Keluarga Pra-sejahtera adalah keluarga yang masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya berupa sandang, pangan, dan papan. Keluarga pra-sejahtera identik dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapat menempuh pendidikan secara layak, tidak memiliki penghasilan tetap, belum memperhatikan masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyai masalah tempat tinggal dan masih perlu mendapat bantuan sandang dan pangan. Kedua, Tipe Keluarga Sejahtera. Keluarga sejahtera identik dengan keluarga yang anaknya dua atau tiga, mampu menempuh pendidikan secara layak, memiliki penghasilan tetap, sudah menaruh
  • 6. perhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan, tidak rentan terhadap penyakit, mempunyai tempat tinggal dan tidak perlu mendapat bantuan 24 sandang dan pangan. Pengelompokkan lima jenis keluarga sejahtera menurut Undang- Undang No. 10 Tahun 1992 sebagai berikut : a. Keluarga Pra Sejahtera Yaitu keluarga yang tidak dapat memenuhi syarat-syarat sebagai keluarga sejahtera I. b. Keluarga Sejahtera I 1) Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih. 2) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah, bekerja/sekolah dan bepergian. 3) Bagian yang terluas dari rumah bukan dari tanah. 4) Bila anak sakit dibawa ke seorang petugas kesehatan atau diberi pengobatan modern. 5) Anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianutnya. c. Keluarga Sejahtera II Kecuali harus memenuhi syarat 1 - 5, maka keluarga tersebut harus memenuhi syarat 6 - 13 sebagai berikut : 6) Paling kurang sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ikan /telur/sebagai lauk pauk.
  • 7. 7) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru setahun terakhir. 8) Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap 25 penghuni rumah. 9) Seluruh anggota keluarga yang berumur dibawah 60 tahun dewasa ini bisa membaca tulisan latin. 10) Seluruh anak usia 6-12 tahun bersekolah pada saat ini. 11) Paling kurang satu orang anggota keluarga berumur 15 tahun keatas mempunyai pekerjaan tetap. 12) Seluruh anggota keluarga dalam sebulan terakhir dalam keadaan sehat sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing. 13) Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut masing-masing. d. Keluarga Sejahtera III Keluarga yang memenuhi syarat 1 – 13 dan memenuhi syarat-syarat dibawah ini juga harus memenuhi syarat-syarat 14 - 21 sebagai berikut : 14) Anak hidup paling banyak dua orang, atau anak lebih dari dua masih Pasangan Usia Subur memakai kontrasepsi saat ini. 15) Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan keluarga. 16) Keluarga biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari.
  • 8. 17) Keluarga biasanya ikut serta dalam kegiatan masyarakat dalam lingkungan tempat tinggal. 18) Keluarga mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang sekali dalam tiga bulan. 19) Keluarga dapat memperoleh berita dari surat kabar/radio atau 26 majalah. 20) Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai dengan kondisi daerah setempat. 21) Upaya keluarga untuk meningkatkan pengetahuan agama. e. Keluarga Sejahtera III Plus 22) Keluarga atau anggota keluarga secara teratur memberikan sumbangan sebagai kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materi. 23) Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan yayasan atau institusi masyarakat lainnya. (Sumber : Lembar Informasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Kabupaten Buton ; 1996).