SlideShare a Scribd company logo
Mata kuliah : Psikologi Pendidikan 
Pertemuan : Keenam 
Oleh : Husni Rahmawati 
 Definisi Belajar 
Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam 
interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam 
pengelolaan pemahaman. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan 
kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat 
situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. 
Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of 
Learning (1977), belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam 
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada 
dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan 
terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan 
serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah. 
 Jenis-jenis belajar 
1. Belajar arti kata-kata 
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang 
terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah 
dikenal, tetapi belum tahu artinya. Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti 
kata-kata tertentu yang belum diketahui. Tanpa hal ini, maka sukar 
menggunakannya. Kalau pun dapat menggunakannya, tidak urung ditemukan 
kesalahan penggunaan. Mengerti arti kata-kata merupakan dasar-dasar terpenting. 
Orang yang membaca akan mengalami kesukaran untuk memahami isi bacaan. 
Karena ide-ide yang terpatri dalam setiap kata. Dengan kata-kata itulah, para 
penulis atau pengarang melukiskan ide-idenya kepada si pembaca. Oleh karena 
itu, penguasaan arti kata-kata adalah penting dalam belajar. 
2. Belajar Kognitif 
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. 
Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. Misalnya, 
seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalamannya kepada 
temuannya. Ketika dia menceritakan pengalamannya selama dalam perjalanan, dia 
tidak tidak dapat menghadirrkan objek-objek yang pernah dilihatnya selama 
dalam perjalanan itu di hadapan temannya itu, dia hanya dapat menggambarkan 
semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Gagasan atau tanggapan 
tentang objek-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata atau kalimat yang 
disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. 
Bila tanggapan berupa objek-objek materiil dan tidak materiil telah dimiliki, maka 
seseorang telah mempunyai alam pikiran kognitif. Itu berarti semakin banyak 
pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, semakin kaya dan luaslah alam 
pikiran kognitif orang itu. 
Belajar kognitif penting dalam belajar. Dalam belajar, seseorang tidak bisa 
melepaskan diri dari kegiatan belajar kognitif. Mana bisa kegiatan mental tidak 
berproses ketika memberikan tanggapan terhadap ojek-objek yang diamati. 
Sedangkan belajar itu sendiri adalah proses mental yang bergerak kea rah 
perubahan. 
3. Belajar Menghafal 
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, 
sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai 
dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu 
bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar. 
Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai 
tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal 
dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan menjadi tidak 
terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal tanpa perhatian 
adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia. 
4. Belajar Teoritis 
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta 
{pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami 
dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang
studi ilmiah. Maka, diciptakan konsep-konsef, relasi-relasi di antara konsep-konsep 
dan struktur-struktur hubungan. Missalnya, “bujur sangkar” mencakup 
semua persegi empat; iklim dan cuaca berpengaruh terhadap pertumbuhan 
tanaman; tumbuh-tumbuhan dibagi dalam genus dan species. Sekaligus 
dikembangkan dalam metode-metode untuk memecahkan problem-problem 
secara efektif dan efesien, misalnya dalam penelitian fisika. 
5. Belajar Konsep 
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang 
mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan 
abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan 
dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam 
bentuk repressentasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat 
dilambangkan dalam bentuk suatu kata {lambang bahasa}. 
Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. 
Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam 
lingkungan fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, 
tumbuhan, rumah, mobil, sepeda motor dan sebagainya. Konsep yang 
didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung 
menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak 
berbadan. Hanya dirasakan adanya melalui proses mental. Misalnya, saudara 
sepupu, saudara kandung, paman, bibi, belajar, perkawinan, dan sebagainya, 
adalah kata-kata yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan 
mikroskop sekalipun. Untuk memberikan pengertian pada semua kata itu 
diperlukan konsep yang didefinisikan dengan menggunakan lambang bahasa. 
Ahmad adalah saudara sepupu Mahmud; merupakan kenyataan {realitas}, tetapi 
tidak dapat diketahui dengan mengamati Ahmad dan Mahmud. Kenyataan itu 
dapat diketahui dengan menggunakan lambang bahasa. Kata “saudara sepupu” 
dijelaskan. Penjelasan atas kata “saudara sepupu” itulah yang dimaksudkan disini 
dengan konsep yang didefinisikan. Berdasarkan konsep yang didefinisikan, 
didapatkan pengertian, sauadara sepupu adalah anak dari paman atau bibi.
Akhirnya, belajar konsep adalah berfikir dalam konsep dan belajar pengertian. 
Taraf ini adalah taraf konprehensif. Taraf kedua dalam taraf berfikir. Taraf 
pertamanya adalah taraf pengetahuan, yaitu belajar reseptif atau menerima. 
6. Belajar Kaidah 
Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual 
{intellectual skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua 
konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang 
mereprensikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, 
mampu menghubungkan beberapa konsep. Misalnya, seseorang berkata, “besi 
dipanaskan memuai”, karena seseorang telah menguasai konsep dasar mengenai 
“besi”, “dipanaskan” dan “memuai”, dan dapat menentukan adanya suatu relasi 
yang tetap antara ketiga konsep dasar itu {besi, dipanaskan, dan memuai}, maka 
dia dengan yakin mengatakan bahwa “besi dipanaskan memuai”. 
Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah merupakan 
suatu representasi {gambaran} mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna 
dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kaidah merupakan 
suatu keteraturan yang berlaku sepanjang masa. Oleh karena itu, belajar kaidah 
sangat penting bagi seseorang sebagai salah salah satu upaya penguasaan ilmu 
selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi {universitas}. 
7. Belajar Berpikir 
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, 
tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah 
harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan 
kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.Dalam konteks ini ada istilah 
berpikir konvergen dan berpikir divergen. Berpikir konvergen adalah berpikir 
menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu 
pemecahan dari suatu masalah.berpikir divergen adalah berpikir dalam arah yang 
berbeda-beda, akan diperoleh jawaban-jawaban unit yang berbeda-beda tetapi 
benar.
 Beberapa Hambatan Dalam Belajar 
1. Lupa 
Lupa adalah hal yang sering dialami manusia,beberapa faktor yang mempengaruhi 
lupa yaitu banyaknya informasi yang masuk dalam waktu yang singkat dan 
adanya informasi yang hampir serupa sehingga terjadi tumpukan informasi 
2. Kurang Konsentrasi 
Kurangnya konsentrasi dapat mengahambat masuknya informasi keotak, kurang 
konsentrasi ini bisa disebabkan karena kondisi fisik yang lelah 
3. Tidak merasa senang dengan subjek yang dipelajari 
Munculkanlah perasaan senang ketika Anda akan belajar. Ketika muncul perasaan 
tidak senang pada objek yang dipelajari maka tanpa sadar Anda sudah 
mengarahkan atau menggerekan otak Anda untuk menolak suatu subjek yang 
akan dipelajari. 
4. Tidak mengetahui manfaat yang dipelajari 
Setelah Anda merasa senang dengan suatu pelajaran, maka jangan berhenti disitu 
saja. Anda juga perlu mencari tahu manfaat yang akan diperoleh ketika 
mempelajari suatu materi pelajaran. Munculkan beberapa pertanyaan dalam diri 
Anda, seperti apa yang akan saya peroleh dengan mempelajari materi ini? Apakah 
pengetahuan yang saya peroleh dapat bermanfaat untuk kehidupan Anda sehari-hari? 
Semakin banyak jawaban yang Anda peroleh maka akan membangkitkan 
motivasi Anda. 
5. Tingkat intelektualitas 
Faktor ini tidak mutlak menjadi penghambat dalam belajar. Setiap manusia yang 
dilahirkan membawa senjata berfikir yang sangat luar biasa. Ada berbagai cara 
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan intelektualitas. Hambatan 
yang satu ini dapat diatasi dengan ketekunan dan kerajinan.

More Related Content

What's hot

AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar. AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
yulius LYAN
 
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
nftama77
 
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Nurulbanjar1996
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
Raja Aidil Angkat
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
HilmawanAan
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Awal Akbar Jamaluddin
 
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikMartikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
M. Ifaldi Sidik
 
Teori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranTeori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaran
Retno Wahyuningsih
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Fitri Yusmaniah
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranDedi Yulianto
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar
Muhammad Munandar
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitif
Jeny Hardiah
 
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...Ahmad Adnan
 
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeTeori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
universitas negeri jember
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranFadly Pamungkaz
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
Kundas Tanma
 

What's hot (20)

AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar. AFI PARNAWI, M.Pd  Mata kuliah psikologi belajar.
AFI PARNAWI, M.Pd Mata kuliah psikologi belajar.
 
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
Ragam model dan sintaknya pembeljaran yang dikembangkan berdasrkan teori beha...
 
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
 
Psikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndikePsikologi belajar thorndike
Psikologi belajar thorndike
 
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan JasmaniPenerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
Penerapan Model Teori Belajar Kontruktivis ke Dalam Pendidikan Jasmani
 
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikMartikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi Sidik
 
Bnp
BnpBnp
Bnp
 
Teori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaranTeori kognitif dalam pembelajaran
Teori kognitif dalam pembelajaran
 
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam PembelajaranTeori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Belajar Humanistik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
 
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaranPerkembangan kognitif dan proses pembelajaran
Perkembangan kognitif dan proses pembelajaran
 
4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar4.2 macam macam teori belajar
4.2 macam macam teori belajar
 
Learning theory kognitif
Learning theory kognitifLearning theory kognitif
Learning theory kognitif
 
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
94189348 bab-ii-skripsi-shirli-2012-hubungan-antara-apersepsi-dengan-hasil-be...
 
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivismeTeori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
Teori belajar behavioristik, kognitif, konstruktivisme
 
Kurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaranKurikulum & pembelajaran
Kurikulum & pembelajaran
 
Konsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistikKonsep dasar teori konstruktivistik
Konsep dasar teori konstruktivistik
 
Tokoh dan teori matematika
Tokoh dan teori matematika Tokoh dan teori matematika
Tokoh dan teori matematika
 

Similar to Definisi belajar

Ppt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsepPpt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsep
uminurkhasanah
 
Ppt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsepPpt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsepuminurkhasanah
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Mahasiswa
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
danisyarkani
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranAtika Aziz
 
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
Annisa NC
 
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EBab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EMariz Cha Cha
 
RESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdfRESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdf
kangifat
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifPriyaRav
 
PPT Teori Proses berpikir.pptx
PPT Teori Proses berpikir.pptxPPT Teori Proses berpikir.pptx
PPT Teori Proses berpikir.pptx
umipratiwi4
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
Narendra
 
Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Yoshiie Srinita
 
Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasi
nuuu23
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
arif widyatma
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
ulfilailatulazizah
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
ulfilailatulazizah
 

Similar to Definisi belajar (20)

Ppt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsepPpt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsep
 
Ppt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsepPpt tbp belajar konsep
Ppt tbp belajar konsep
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.doc
 
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaranTeori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
Teori dan prinsip prinsip yang mendasari pengajaran
 
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
PSIKOLOGI UMUM (berpikir dan intelegensi)
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7EBab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
Bab 2 proposal PTK/wahyu mariska j/08141197/PGSD/7E
 
RESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdfRESUME KB 1.pdf
RESUME KB 1.pdf
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
PPT Teori Proses berpikir.pptx
PPT Teori Proses berpikir.pptxPPT Teori Proses berpikir.pptx
PPT Teori Proses berpikir.pptx
 
Teori belajar gagne
Teori belajar gagneTeori belajar gagne
Teori belajar gagne
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)Teori Belajar Bruner (Bruner)
Teori Belajar Bruner (Bruner)
 
Teori Belajar Bruner
Teori Belajar BrunerTeori Belajar Bruner
Teori Belajar Bruner
 
Teo
TeoTeo
Teo
 
Tugas observasi
Tugas observasiTugas observasi
Tugas observasi
 
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ipsPrediksi materi soal berdasarkan kisi ips
Prediksi materi soal berdasarkan kisi ips
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 

Recently uploaded

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 

Recently uploaded (20)

Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 

Definisi belajar

  • 1. Mata kuliah : Psikologi Pendidikan Pertemuan : Keenam Oleh : Husni Rahmawati  Definisi Belajar Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning (1977), belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang bersifat naluriah.  Jenis-jenis belajar 1. Belajar arti kata-kata Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya. Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahui. Tanpa hal ini, maka sukar menggunakannya. Kalau pun dapat menggunakannya, tidak urung ditemukan kesalahan penggunaan. Mengerti arti kata-kata merupakan dasar-dasar terpenting. Orang yang membaca akan mengalami kesukaran untuk memahami isi bacaan. Karena ide-ide yang terpatri dalam setiap kata. Dengan kata-kata itulah, para penulis atau pengarang melukiskan ide-idenya kepada si pembaca. Oleh karena itu, penguasaan arti kata-kata adalah penting dalam belajar. 2. Belajar Kognitif Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
  • 2. gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalamannya kepada temuannya. Ketika dia menceritakan pengalamannya selama dalam perjalanan, dia tidak tidak dapat menghadirrkan objek-objek yang pernah dilihatnya selama dalam perjalanan itu di hadapan temannya itu, dia hanya dapat menggambarkan semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Gagasan atau tanggapan tentang objek-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata atau kalimat yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya. Bila tanggapan berupa objek-objek materiil dan tidak materiil telah dimiliki, maka seseorang telah mempunyai alam pikiran kognitif. Itu berarti semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, semakin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang itu. Belajar kognitif penting dalam belajar. Dalam belajar, seseorang tidak bisa melepaskan diri dari kegiatan belajar kognitif. Mana bisa kegiatan mental tidak berproses ketika memberikan tanggapan terhadap ojek-objek yang diamati. Sedangkan belajar itu sendiri adalah proses mental yang bergerak kea rah perubahan. 3. Belajar Menghafal Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar. Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan menjadi tidak terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia. 4. Belajar Teoritis Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta {pengetahuan} dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang
  • 3. studi ilmiah. Maka, diciptakan konsep-konsef, relasi-relasi di antara konsep-konsep dan struktur-struktur hubungan. Missalnya, “bujur sangkar” mencakup semua persegi empat; iklim dan cuaca berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman; tumbuh-tumbuhan dibagi dalam genus dan species. Sekaligus dikembangkan dalam metode-metode untuk memecahkan problem-problem secara efektif dan efesien, misalnya dalam penelitian fisika. 5. Belajar Konsep Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk repressentasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata {lambang bahasa}. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, tumbuhan, rumah, mobil, sepeda motor dan sebagainya. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Hanya dirasakan adanya melalui proses mental. Misalnya, saudara sepupu, saudara kandung, paman, bibi, belajar, perkawinan, dan sebagainya, adalah kata-kata yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan mikroskop sekalipun. Untuk memberikan pengertian pada semua kata itu diperlukan konsep yang didefinisikan dengan menggunakan lambang bahasa. Ahmad adalah saudara sepupu Mahmud; merupakan kenyataan {realitas}, tetapi tidak dapat diketahui dengan mengamati Ahmad dan Mahmud. Kenyataan itu dapat diketahui dengan menggunakan lambang bahasa. Kata “saudara sepupu” dijelaskan. Penjelasan atas kata “saudara sepupu” itulah yang dimaksudkan disini dengan konsep yang didefinisikan. Berdasarkan konsep yang didefinisikan, didapatkan pengertian, sauadara sepupu adalah anak dari paman atau bibi.
  • 4. Akhirnya, belajar konsep adalah berfikir dalam konsep dan belajar pengertian. Taraf ini adalah taraf konprehensif. Taraf kedua dalam taraf berfikir. Taraf pertamanya adalah taraf pengetahuan, yaitu belajar reseptif atau menerima. 6. Belajar Kaidah Belajar kaidah {rule} termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual {intellectual skill}, yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprensikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep. Misalnya, seseorang berkata, “besi dipanaskan memuai”, karena seseorang telah menguasai konsep dasar mengenai “besi”, “dipanaskan” dan “memuai”, dan dapat menentukan adanya suatu relasi yang tetap antara ketiga konsep dasar itu {besi, dipanaskan, dan memuai}, maka dia dengan yakin mengatakan bahwa “besi dipanaskan memuai”. Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah merupakan suatu representasi {gambaran} mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kaidah merupakan suatu keteraturan yang berlaku sepanjang masa. Oleh karena itu, belajar kaidah sangat penting bagi seseorang sebagai salah salah satu upaya penguasaan ilmu selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi {universitas}. 7. Belajar Berpikir Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.Dalam konteks ini ada istilah berpikir konvergen dan berpikir divergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah.berpikir divergen adalah berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh jawaban-jawaban unit yang berbeda-beda tetapi benar.
  • 5.  Beberapa Hambatan Dalam Belajar 1. Lupa Lupa adalah hal yang sering dialami manusia,beberapa faktor yang mempengaruhi lupa yaitu banyaknya informasi yang masuk dalam waktu yang singkat dan adanya informasi yang hampir serupa sehingga terjadi tumpukan informasi 2. Kurang Konsentrasi Kurangnya konsentrasi dapat mengahambat masuknya informasi keotak, kurang konsentrasi ini bisa disebabkan karena kondisi fisik yang lelah 3. Tidak merasa senang dengan subjek yang dipelajari Munculkanlah perasaan senang ketika Anda akan belajar. Ketika muncul perasaan tidak senang pada objek yang dipelajari maka tanpa sadar Anda sudah mengarahkan atau menggerekan otak Anda untuk menolak suatu subjek yang akan dipelajari. 4. Tidak mengetahui manfaat yang dipelajari Setelah Anda merasa senang dengan suatu pelajaran, maka jangan berhenti disitu saja. Anda juga perlu mencari tahu manfaat yang akan diperoleh ketika mempelajari suatu materi pelajaran. Munculkan beberapa pertanyaan dalam diri Anda, seperti apa yang akan saya peroleh dengan mempelajari materi ini? Apakah pengetahuan yang saya peroleh dapat bermanfaat untuk kehidupan Anda sehari-hari? Semakin banyak jawaban yang Anda peroleh maka akan membangkitkan motivasi Anda. 5. Tingkat intelektualitas Faktor ini tidak mutlak menjadi penghambat dalam belajar. Setiap manusia yang dilahirkan membawa senjata berfikir yang sangat luar biasa. Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan intelektualitas. Hambatan yang satu ini dapat diatasi dengan ketekunan dan kerajinan.