Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikM. Ifaldi Sidik
Teori Belajar dan Pembelajaran.
Grand Teori Belajar: 1) Behavioristik, 2) Kognitif, 3) Humanistik, 4) Konstruktivis.
Tokoh-tokoh teori belajar behavioristik: 1) Thorndike, Albert Bandura
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teori belajar sibernetik melihat belajar sebagai pengolahan informasi di mana siswa memproses stimulus dari luar melalui memori mereka.
2. Ada beberapa model pemrosesan informasi seperti sensory receptor, working memory, dan long term memory yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, diolah, dan disimpan.
3. Teori ini menekankan pentingnya mengorganisasi pembelajaran dengan mempertimbangkan ke
Teori pembelajaran menjelaskan proses pembelajaran menurut perspektif psikologi. Terdapat dua pendekatan utama iaitu behaviorisme yang menekankan penyesuaian tingkah laku melalui pengalaman, dan kognitif yang menekankan proses mental aktif seperti pemikiran dan penyelesaian masalah. Teori-teori ini memberikan pandangan berbeza tentang definisi pembelajaran dan faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran bernama Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK). Model ini bertujuan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep IPA secara tuntas dan bermakna dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa dan melakukan identifikasi konsep yang sudah dimiliki siswa."
Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi kemampuan berpikir, ranah afektif meliputi sikap dan emosi, sedangkan ranah psikomotorik meliputi keterampilan motorik. Masing-masing ranah tersebut terbagi lagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan tingkat kesulitan belajarnya. Konsep ini bertujuan
Teori pembelajaran menjelaskan proses pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen ini membincangkan pendekatan behaviorisme dan kognitif terhadap definisi pembelajaran serta teori-teori utama dalam mazhab behaviorisme seperti Pavlov, Thorndike, dan Skinner. Ia juga menyentuh kaedah pembelajaran penemuan menurut Bruner dalam mazhab kognitif.
Martikulasi Pascasarjana "Teori Belajar dan Pembelajaran" M. Ifaldi SidikM. Ifaldi Sidik
Teori Belajar dan Pembelajaran.
Grand Teori Belajar: 1) Behavioristik, 2) Kognitif, 3) Humanistik, 4) Konstruktivis.
Tokoh-tokoh teori belajar behavioristik: 1) Thorndike, Albert Bandura
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Teori belajar sibernetik melihat belajar sebagai pengolahan informasi di mana siswa memproses stimulus dari luar melalui memori mereka.
2. Ada beberapa model pemrosesan informasi seperti sensory receptor, working memory, dan long term memory yang menjelaskan bagaimana informasi diterima, diolah, dan disimpan.
3. Teori ini menekankan pentingnya mengorganisasi pembelajaran dengan mempertimbangkan ke
Teori pembelajaran menjelaskan proses pembelajaran menurut perspektif psikologi. Terdapat dua pendekatan utama iaitu behaviorisme yang menekankan penyesuaian tingkah laku melalui pengalaman, dan kognitif yang menekankan proses mental aktif seperti pemikiran dan penyelesaian masalah. Teori-teori ini memberikan pandangan berbeza tentang definisi pembelajaran dan faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas model pembelajaran bernama Model Mengajar Menginduksi Perubahan Konsep (M3PK). Model ini bertujuan untuk membantu siswa memahami konsep-konsep IPA secara tuntas dan bermakna dengan memperhatikan pengetahuan awal siswa dan melakukan identifikasi konsep yang sudah dimiliki siswa."
Taksonomi Bloom membagi tujuan pendidikan menjadi tiga ranah utama yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif meliputi kemampuan berpikir, ranah afektif meliputi sikap dan emosi, sedangkan ranah psikomotorik meliputi keterampilan motorik. Masing-masing ranah tersebut terbagi lagi menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan tingkat kesulitan belajarnya. Konsep ini bertujuan
Teori pembelajaran menjelaskan proses pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dokumen ini membincangkan pendekatan behaviorisme dan kognitif terhadap definisi pembelajaran serta teori-teori utama dalam mazhab behaviorisme seperti Pavlov, Thorndike, dan Skinner. Ia juga menyentuh kaedah pembelajaran penemuan menurut Bruner dalam mazhab kognitif.
Dokumen tersebut membahas tentang proses belajar anak, mulai dari pengertian dan prinsip belajar, teori-teori belajar seperti behaviorisme dan kognitif, teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky, serta implikasi proses belajar anak terhadap pengembangan pembelajaran di kelas.
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) nftama77
Makalah ini membahas dua teori belajar kognitif yaitu teori Gestalt dan teori Cognitive Field dari Kurt Lewin. Teori Gestalt menekankan pada proses mental dan persepsi sebagai dasar belajar. Teori ini mengajukan beberapa hukum seperti keterdekatan, kesamaan, dan ketertutupan. Sedangkan teori Cognitive Field menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh medan kognitif seseorang yang terbentuk oleh interaksi antara individu
Teori humanistik melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada fokus pada ketidaknormalan. Pendekatan ini melihat kejadian setelah sakit sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk hal-hal positif. Teori ini memfokuskan pada pembangunan kemampuan positif sebagai potensi manusia.
Berikut adalah ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tiga model pembelajaran yaitu role playing, cooperative jigsaw learning, dan problem based introduction. Model-model tersebut menekankan pentingnya aktivitas siswa dalam proses belajar dan pendekatan student centered. Dokumen juga menjelaskan pengertian, contoh aplikasi, dan tahapan pelaksanaan ketiga model pembelajaran tersebut di kelas.
Makalah mengenai Teori Kognitivistik,Tokoh-tokoh Teori Kognitivistik,Kelebihan dan kekurangan Teori Kognitivistik ,Prinsip-prinsip dasar Teori belajar Kognitivistik, Pandangan Teori Kognitivistik tentang belajar, Pengaplikasian Teori Kognitivistik dalam pembelajaran
Dokumen tersebut membahas tentang definisi belajar menurut beberapa ahli psikologi seperti Cronbach, Spears, Hilgard, dan Good & Brophy. Dokumen juga membahas teori kognitif dan tokoh-tokohnya seperti Piaget yang mengemukakan tahapan belajar meliputi asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Selain itu, dibahas pula konsep dasar psikologi kognitif seperti persepsi, belajar & ingatan, ber
Pembelajaran tematik integratif mengintegrasikan berbagai mata pelajaran ke dalam tema-tema tertentu untuk memberikan makna yang utuh kepada peserta didik. Pendekatan saintifik menempatkan observasi dan eksperimen di depan, lalu membuat kesimpulan berdasarkan bukti-bukti empiris. Kaidah pendekatan saintifik mencakup penggunaan fakta dan logika, bukan intuisi atau prasangka.
Buku ini membahas berbagai teori belajar dan pembelajaran, mulai dari teori deskriptif dan preskriptif, behavioristik, kognitif, konstruktivis, humanistik, siberetik, revolusi sosiokultural, hingga teori kecerdasan ganda beserta penerapannya dalam pembelajaran.
Teori Pembelajaran Kognitif menjelaskan proses pembelajaran melalui tiga peringkat utama: (1) pengkodan melalui ingatan sensori dan jangka pendek, (2) penyimpanan dalam ingatan jangka panjang, dan (3) pengingatan kembali maklumat yang disimpan. Teori ini menekankan proses kognitif dalam memproses, menyimpan, dan mengingat kembali maklumat.
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi pendidikan dan belajar. Terdapat definisi belajar, jenis-jenis belajar seperti belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar konsep, belajar kaidah, dan belajar berpikir. Juga dibahas beberapa hambatan dalam belajar seperti lupa, kurang konsentrasi, tidak menyenangi subjek pelajaran, tid
Dokumen tersebut membahas tentang proses belajar anak, mulai dari pengertian dan prinsip belajar, teori-teori belajar seperti behaviorisme dan kognitif, teori perkembangan kognitif Piaget dan Vygotsky, serta implikasi proses belajar anak terhadap pengembangan pembelajaran di kelas.
Teori belajar kognitif ( gestalt dan teori medan) nftama77
Makalah ini membahas dua teori belajar kognitif yaitu teori Gestalt dan teori Cognitive Field dari Kurt Lewin. Teori Gestalt menekankan pada proses mental dan persepsi sebagai dasar belajar. Teori ini mengajukan beberapa hukum seperti keterdekatan, kesamaan, dan ketertutupan. Sedangkan teori Cognitive Field menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh medan kognitif seseorang yang terbentuk oleh interaksi antara individu
Teori humanistik melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada fokus pada ketidaknormalan. Pendekatan ini melihat kejadian setelah sakit sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk hal-hal positif. Teori ini memfokuskan pada pembangunan kemampuan positif sebagai potensi manusia.
Berikut adalah ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat:
Dokumen tersebut membahas tiga model pembelajaran yaitu role playing, cooperative jigsaw learning, dan problem based introduction. Model-model tersebut menekankan pentingnya aktivitas siswa dalam proses belajar dan pendekatan student centered. Dokumen juga menjelaskan pengertian, contoh aplikasi, dan tahapan pelaksanaan ketiga model pembelajaran tersebut di kelas.
Makalah mengenai Teori Kognitivistik,Tokoh-tokoh Teori Kognitivistik,Kelebihan dan kekurangan Teori Kognitivistik ,Prinsip-prinsip dasar Teori belajar Kognitivistik, Pandangan Teori Kognitivistik tentang belajar, Pengaplikasian Teori Kognitivistik dalam pembelajaran
Dokumen tersebut membahas tentang definisi belajar menurut beberapa ahli psikologi seperti Cronbach, Spears, Hilgard, dan Good & Brophy. Dokumen juga membahas teori kognitif dan tokoh-tokohnya seperti Piaget yang mengemukakan tahapan belajar meliputi asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Selain itu, dibahas pula konsep dasar psikologi kognitif seperti persepsi, belajar & ingatan, ber
Pembelajaran tematik integratif mengintegrasikan berbagai mata pelajaran ke dalam tema-tema tertentu untuk memberikan makna yang utuh kepada peserta didik. Pendekatan saintifik menempatkan observasi dan eksperimen di depan, lalu membuat kesimpulan berdasarkan bukti-bukti empiris. Kaidah pendekatan saintifik mencakup penggunaan fakta dan logika, bukan intuisi atau prasangka.
Buku ini membahas berbagai teori belajar dan pembelajaran, mulai dari teori deskriptif dan preskriptif, behavioristik, kognitif, konstruktivis, humanistik, siberetik, revolusi sosiokultural, hingga teori kecerdasan ganda beserta penerapannya dalam pembelajaran.
Teori Pembelajaran Kognitif menjelaskan proses pembelajaran melalui tiga peringkat utama: (1) pengkodan melalui ingatan sensori dan jangka pendek, (2) penyimpanan dalam ingatan jangka panjang, dan (3) pengingatan kembali maklumat yang disimpan. Teori ini menekankan proses kognitif dalam memproses, menyimpan, dan mengingat kembali maklumat.
Dokumen tersebut membahas tentang psikologi pendidikan dan belajar. Terdapat definisi belajar, jenis-jenis belajar seperti belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar konsep, belajar kaidah, dan belajar berpikir. Juga dibahas beberapa hambatan dalam belajar seperti lupa, kurang konsentrasi, tidak menyenangi subjek pelajaran, tid
Lembar kerja belajar mandiri ini membahas empat topik utama yaitu konsep dasar dan landasan ilmu pendidikan, karakteristik peserta didik, teori-teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran, serta kurikulum pendidikan di Indonesia. Topik-topik ini mencakup penjelasan mengenai definisi, tujuan, tokoh-tokoh, dan implikasi penerapannya dalam proses pembelajaran.
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaransundelubek1
Makalah ini membahas tentang teori-teori belajar dan pembelajaran, meliputi pengertian belajar dan pembelajaran, macam-macam teori belajar seperti teori behavioristik, kognitif, konstruktivisme, dan humanistik, serta contoh penerapan teori-teori tersebut dalam proses pembelajaran.
Teori Belajar Gestalt menyatakan bahwa pembelajaran manusia terkait dengan persepsi dan pemecahan masalah. Teori ini mempengaruhi pembelajaran melalui pengalaman wawasan, pembelajaran bermakna, dan perilaku bertujuan. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran melibatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.
Dokumen tersebut merangkum teori-teori belajar kognitif yang meliputi sejarah timbulnya teori kognitif, pengertian teori belajar kognitif, prinsip-prinsip dasar teori kognitivisme menurut para ahli seperti Piaget, Ausubel, Bruner, dan Gestalt. Teori-teori tersebut berfokus pada proses kognitif dan mental dalam belajar manusia.
Teks tersebut membahas tentang teori-teori pembelajaran, termasuk behaviorisme, kognitif, dan konstruktivisme. Teori-teori tersebut menjelaskan proses belajar, sumber motivasi, dan perkembangan kognitif anak. Teori behaviorisme menekankan penguatan, teori kognitif menitikberatkan pada pemrosesan informasi dalam otak, sedangkan konstruktivisme melihat pengetahuan sebagai konstruksi aktif individu.
Perbandingan antara Piagetianisme dan AusubelianismeIndah KumaLa
Teori perkembangan kognitif Piaget dan teori belajar bermakna Ausubel sama-sama menekankan pentingnya memahami struktur kognitif siswa dan mengasosiasikan pengalaman baru dengan pengetahuan yang sudah ada. Kedua teori ini juga menyarankan aktivitas belajar langsung untuk siswa tingkat dasar agar pembelajaran menjadi bermakna.
Teks tersebut membahas prinsip-prinsip belajar dan teori-teori pembelajaran. Beberapa teori belajar yang dijelaskan adalah behaviorisme, kognitif, dan konstruktivisme. Prinsip-prinsip masing-masing teori meliputi penguatan, konteks belajar, dan pengetahuan sebelumnya. Teks tersebut juga membahas penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam pembelajaran.
Teori Belajar Kognitivisme menjelaskan bahwa belajar dipengaruhi oleh proses kognitif seseorang. Proses kognitif yang baik akan memudahkan perolehan informasi dan penyimpanan pengetahuan, sementara proses kognitif yang buruk dapat menyebabkan kesulitan belajar. Teori ini menekankan pentingnya keaktifan siswa dalam belajar.
Beberapa teori belajar yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah teori behavioristik, kognitif, konstruktivis dan humanistik. Teori-teori tersebut memberikan pandangan berbeda tentang proses belajar, mulai dari yang bersifat stimulus-respons hingga yang menekankan pada pembentukan pengetahuan secara mandiri oleh siswa. Dokumen juga menjelaskan teori kecerdasan ganda yang menyatakan bahwa setiap orang memil
Makalah Psikologi Pendidikan Teori Belajar dan Pembelajarn KognitifFAJAR MENTARI
Teori belajar kognitif dan beberapa teori belajar berbasis kognitivisme seperti teori kognitif Gestalt, teori belajar medan kognitif Kurt Lewin, dan teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Teori-teori tersebut membahas proses kognitif dalam belajar manusia meliputi persepsi, ingatan, pemikiran, dan pengolahan informasi.
Dokumen tersebut membahas faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yang dikelompokkan menjadi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis mencakup material pembelajaran, lingkungan, alat, dan kondisi siswa. Faktor psikologis meliputi perhatian, pengamatan, ingatan, berfikir, dan motivasi. Pendidik perlu memahami faktor-faktor ini agar dapat meningkatkan efe
1. Logic and Psychology penngarang terhada
I have often wondered why teachers in training are usually taught So much psychology and
so little logic. One explanation is that psychology, the study of individual behavior, tells
teachers important things about how their students are likely to behave. Another explanation
is that, whereas psychologists always have been interested in education, Logicians, at any
rate since the Middle Ages, have generally ignored it. There is also third explanation.
Psychology studies the process of thinking is it actually occurs. Formal logic, on the other
hand, considers the forms taken by the ideas or arguments that thought produces. As a result,
formal logic has seemed less applicable to the problems of teachers at work. Nevertheless,
any notion the logic has little or nothing to say to the teacher in the classroom is profoundly
mistaken. This chapter will, I hope, show that the study of logic and of the logical use of
language has much to contribute to both the theory and the practice of education.
Saya sering bertanya-tanya mengapa pengajar dalam pelatihan biasanya mengajar
lebih banyak psikologi dan sedikit berlogika. Salah satu penjelasannya, bahwa psikologi
merupakan studi tentang perilaku individu, yang memberitahukan pengajar akan hal penting
tentang bagaimana kecenderungan perilaku siswa mereka. Penjelasan lainnya adalah
psikologi selalu telah tertarik dalam pendidikan, sedangkan ahli logika, sejak Abad
Pertengahan, umumnya mengabaikannya. Ada juga penjelasan ketiga lainnya, Psikologi
mempelajari proses berpikir yang benar-benar terjadi. Logika formal, di sisi lain,
mempertimbangkan bentuk-bentuk ide-ide atau argumen yang menghasilkan fikiran.
Akibatnya, logika formal kurang berlaku bagi masalah guru di tempat kerja. Bab ini akan
menunjukkan bahwa studi logika dan penggunaan logis dari bahasa memiliki banyak
kontribusi bagi teori dan praktik pendidikan.
Whereas psychology studies the actual process of thinking, formal logic supplies
rational forms for ordering the results of thought. Formal logic considers what sorts of
arguments are valid. How any person actually thinks in order to produce these arguments is
irrelevant to the logical validity of the arguments themselves. Admittedly, if a person is to
produce logical arguments, he must be motivated to do so. But whether or not he produces
them by intuition or slow calculation does not matter from a formal logical point of view.
What matters is that tie should wish to reach conclusions that are valid and should know
when he does so. To implant the wish and to cultivate the knowledge are tasks of teaching.
Ketika psikologi mempelajari proses berpikir yang sebenarnya, logika formal
memasok bentuk rasional untuk menghasilkan pemikiran. Logika formal mempertimbangkan
2. jenis argumen yang benar, bagaimana orang benar-benar berpikir dan menghasilkan argumen
yang logis dan relevan. Tidak dapat disangkal, jika seseorang bisa menghasilkan argumen
yang logis, ia harus termotivasi untuk bisa melakukannya. Tetapi, ya atau tidaknya ia
menghasilkan fikiran dengan intuisi atau dengan perhitungan yang lambat, itu tidak menjadi
masalah dari sudut pandang logika formal. Yang penting adalah bahwa dia harus memilki
keinginan untuk mencapai kesimpulan yang valid dan harus tahu kapan ia melakukannya.
Untuk menanamkan keinginan dan mengembangkan pengetahuan itulah merupakan tugas
dari pengajaran.
At first a teacher may reward a student for thinking logically, that is, for drawing
valid conclusions, and the student may for a while think logically in order to receive the
reward. Gradually, however, if he is properly taught, the student may find such thought
satisfying not only because it is rewarded but also because it is intellectually fruitful. He will
find that one valid conclusion begets another, whereas inconsistency leads nowhere. Thus the
habit of thinking logically can be cultivated by psychological means, that is, by specific
tactics of teaching based on an understanding of human behavior.
Pertama, seorang guru memberi penghargaan kepada siswa untuk logika berfikirnya,
yaitu, untuk menarik kesimpulan yang valid, dan siswanya mungkin untuk sementara waktu
berpikir logis untuk menerima hadiah tersebut. Namun, secara bertahap, jika ia belajar
dengan baik, siswa mungkin dapat menemukan kepuasan dalam berfikir, bukan hanya karena
penghargaan yang di dapat, tetapi juga karena buah dari intelektualnya. Dia akan
menemukan bahwa kesimpulan yang valid akan melahirkan sesuatu yang lain, dan
sebaliknya, pendirian yang tidak mantap akan menyebabkan kebuntuan. Dengan demikian
kebiasaan berpikir logis dapat dilatih dengan cara psikologis, yaitu dengan taktik khusus
pengajaran, berdasarkan pemahaman tentang perilaku manusia.
Indeed, a knowledge of and a training in logic can in themselves affect a person's
behavior. Other things being equal, a person who has studied logic will tend to be more
rational and more intellectually aware than one who has not. He will be more likely to
question his own prejudices and rationalizations.' He will be less influenced by the specious
pleading of others . and more competent in spotting fallacies and inconsistencies; in their
arguments.
Memang, pengetahuan dan pelatihan dalam berlogika yang terdapat dalam diri akan
mempengaruhi perilaku seseorang. Dalam keadaan yang sama, seseorang yang telah
mempelajari logika akan cenderung lebih rasional dan menyadri intelek daripada yang belum.
Dia akan lebih cenderung mempertanyakan prasangka dan rasionalisasi. Dia akan kurang
3. dipengaruhi pembelaan argumen yang nampak bagus dari orang lain. dan lebih kompeten
ddalam menyampaikan argumen mereka.
In education the question is often asked: Is it better to introduce content on the basis
of an order present in the subject matter itself or according to the stage of development
reached by the learner? Should the study of physics, for example, always follow that of
algebra (logical order), or should these subjects be taught any time the learner is ready for
them (psychological order)?
Dalam pendidikan, pertanyaan yang sering diajukan adalah: manakah yang lebih baik
memperkenalkan konten materi pelajaran atau kesesuain tahap perkembangan yang dicapai
oleh peserta didik? Haruskah belajar fisika, misalnya, selalu mengikuti aljabar (urutan logis),
atau haruskah mata pelajaran diajarkan ketika mereka siap belajar (urutan psikologis)?
The logical presentation of subject matter is based on the theory that logical order
already is built into it. Such order is a part of nature, we hear, or is assumed to be. Algebra,
for example, has many components and we must know certain ones before we can understand
others. We can also grasp certain operations in physics only after we know algebra.
Presentasi logis (The logical presentation) dari materi pelajaran didasarkan pada teori
bahwa ururtan logis (logical order) sudah terbangun di dalamnya. Urutan tersebut merupakan
bagian dari alam, kita mendengar, atau kita mengasumsikannya. Aljabar, misalnya, memiliki
banyak komponen dan kita harus tahu orang-orang tertentu sebelum kita dapat memahami
orang lain. Kita juga dapat memahami operasi tertentu dalam fisika hanya setelah kita tahu
aljabar.
Those who hold this theory are confident that if a student masters knowledge in this
fashion, he will automatically think logically. The more extreme among them reject virtually
all psychological considerations that interfere with this approach. They maintain that one of
the chief purposes of learning subject matter is to give order to a mind that comes to it in a
state of disorder. It is folly, they say, to allow an unordered, untrained mind to dictate what
the order of Subject matter should be or how it should be learned.
Mereka yang memegang teori ini yakin bahwa pengetahuna “siswa atas” (student
masters) akan memiliki pengetahun logis secara otomatis.. Yang paling ekstrim, di antara
mereka menolak hampir semua pertimbangan psikologis yang mengganggu pendekatan ini.
Mereka mempertahankan bahwa salah satu tujuan utama mempelajari materi pelajaran adalah
untuk memberikan perintah kepada pikiran yang datang untuk itu dalam keadaan terganggu.
Mereka mengtakan Ini adalah kebodohan, memungkinkan pikiran, untuk mendikte urutan
pelajaran, harus atau bagaimana harus dipelajari.
4. Psychological order, on the other hand, relates subject matter to the aims, interests,
and experiences of the student. The learning process, astutely manipulated by the teacher, is
initiated by the learner; his interest is aroused; his reflective powers are challenged; and his
curiosity is gratified. The student and the subject matter "interact."
Di sisi lain Urutan psikologis berhubungan terhadap tujuan , kepentingan, dan
pengalaman siswa. Proses pembelajaran, cerdik dimanipulasi oleh guru, yang diprakarsai
oleh pelajar, minatnya terangsang, kekuatan reflektif nya ditantang, dan rasa ingin tahunya
yang memuaskan. Para siswa dan subyek "berinteraksi."
That logical and psychological order should not conflict but should go hand in hand
is a proposition supported by most observers. John Dewey identified the "psychological and
logical" with "process and product" respectively. The psychological process, he said,
becomes the means of understanding subject matter in its logical form. For the learner, the
latter is an ideal to be achieved and not a starting point from which to proceed? The
learning process is "the progressive development of what is already experienced into a fuller
and richer and more organized form, a form that gradually approximates the subject matter
presented to the skilled, mature person.
Urutan logis dan psikologis itu tidak boleh bertentangan tetapi harus berjalan seiring.
Proposisi ini didukung oleh sebagian besar pengamat. John Dewey mengidentifikasi
"psikologis dan logis" dengan "proses dan produk" masing-masing. Proses psikologis,
katanya, menjadi sarana untuk memahami materi pelajaran dalam bentuk logis. Untuk
pelajar, yang terakhir adalah yang ideal yang ingin dicapai dan bukan titik awal dari mana
untuk melanjutkan? Proses belajar adalah "perkembangan yang progresif dari pengalaman
menjadi bentuk terorganisir ang lebih lengkap dan lebih kaya, suatu bentuk yang secara
bertahap mendekati materi pelajaran.....