Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Laporan kasus herpes labialis rekuren pada pasien dengan HIV dan sistem imun yang menurun.
2. Pasien dirawat dengan kombinasi obat antivirus sistemik dan topikal selama 12 hari.
3. Perawatan efektif menghilangkan lesi herpes dan menstabilkan kondisi pasien.
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kelemahan daya tahan tubuh. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, diare, hingga infeksi oportunistik yang dapat mengancam jiwa. Pengobatannya belum spesifik, namun terapi antiviral dan pencegahan infeksi sekunder dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Makalah ini menjelaskan tentang konsep dasar penyakit DHF, proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa dan intervensi keperawatan."
1. Laporan pendahuluan dan askep pada pasien dengan HIV membahas konsep dasar AIDS, etiologi, manifestasi klinis, diagnostik, dan penatalaksanaan pasien HIV.
Tinjauan pustaka menjelaskan epidemiologi, etiologi, dan mekanisme penularan berbagai jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E lebih sering terjadi di negara berkembang akibat kontaminasi air minum, sedangkan hepatitis B dan C lebih sering ditularkan melalui transfusi darah dan penggunaan jarum suntik bersama. Hepatitis D hanya dapat menginfeksi pada penderita hepatitis B.
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kelemahan daya tahan tubuh. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, diare, hingga infeksi oportunistik yang dapat mengancam jiwa. Pengobatannya belum spesifik, namun terapi antiviral dan pencegahan infeksi sekunder dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Makalah ini menjelaskan tentang konsep dasar penyakit DHF, proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa dan intervensi keperawatan."
1. Laporan pendahuluan dan askep pada pasien dengan HIV membahas konsep dasar AIDS, etiologi, manifestasi klinis, diagnostik, dan penatalaksanaan pasien HIV.
Tinjauan pustaka menjelaskan epidemiologi, etiologi, dan mekanisme penularan berbagai jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E lebih sering terjadi di negara berkembang akibat kontaminasi air minum, sedangkan hepatitis B dan C lebih sering ditularkan melalui transfusi darah dan penggunaan jarum suntik bersama. Hepatitis D hanya dapat menginfeksi pada penderita hepatitis B.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan kekebalan tubuh menurun, sehingga menimbulkan berbagai infeksi oportunistik. Diagnosis HIV dapat dilakukan melalui tes laboratorium dan gejala klinis. Upaya penanggulangan meliputi promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, dan E yang menyebabkan gejala seperti sakit kepala, demam, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui kontak darah, seks, atau makanan terkontaminasi. Pencegahannya melalui imunisasi dan menghindari paparan risiko penularan penyakit.
Tinjauan teoritis membahas konsep penyakit HIV/AIDS, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, serta manajemen mediknya. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga dapat menyebabkan AIDS atau penurunan kekebalan dalam jangka panjang. Penularan HIV dapat terjadi melalui kontak darah atau cairan tubuh. Saat ini belum ada penyembuhan untuk
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis antara lain hepatitis A, B, C, D, dan E yang menyebabkan gejala seperti demam, nyeri hati, dan kuningnya kulit. Penanganannya meliputi istirahat, hindari alkohol dan obat-obatan, serta edukasi mencegah penularan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue dan menyerang terutama anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi dan manifestasi perdarahan yang dapat mengakibatkan komplikasi berat seperti syok atau kematian. Pencegahan melalui penanggulangan nyamuk Aedes Aegypti sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit herpes simpleks yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex. Virus ini menyebabkan infeksi pada kulit dan membran mukosa yang ditandai dengan timbulnya vesikel. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebaran, pencegahan, dan asuhan keperawatan pada penderita herpes simpleks.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, komplikasi, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan AIDS bila jumlah sel T CD4+ menurun di bawah 200/μL darah. Gejala AIDS bervariasi mulai dari ringan hingga parah seperti infeksi oportunistik. Diagnosis dilakukan secara klinis dan laboratorium. Penanggulangannya meliputi promosi kesehatan,
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penularan demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung tahun 2010 adalah: (1) keberadaan dan perkembangbiakan nyamuk Aedes sebagai vektor penular virus, (2) kondisi lingkungan yang kurang bersih dan padat yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, (3) tingkat mobilisasi masyarakat yang tinggi yang memudahkan penye
Teks tersebut membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) pada anak, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, dan manifestasi klinisnya. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan perdarahan. DHF dibagi menjadi 4 derajat beratnya.
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini memiliki spektrum klinis mulai dari demam ringan, demam dengue, hingga demam berdarah dengue dan sindrom syok dengue. Patogenesis DBD dan SSD diyakini terjadi karena infeksi sekunder oleh serotipe virus yang berbeda yang menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan ganggu
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit virus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya bervariasi mulai dari ringan hingga syok. Pencegahannya melalui 3M (menguras, menutup, mengubur) untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan darah. Pengobatannya bersifat suportif dengan infus cairan untuk mengatasi dehidrasi
Este documento describe la política energética de España con respecto a las energías renovables. Explica que inicialmente la política promovió en exceso las energías renovables, lo que resultó en primas demasiado altas y una capacidad instalada mucho mayor de lo planeado, generando un gran déficit en la tarifa eléctrica. La política luego se corrigió para limitar el crecimiento de las energías renovables y reducir las primas con el objetivo de eliminar el déficit tarifario para 2013.
This document outlines Dewi Suaryanti's educational background and qualifications. It details her formal education from kindergarten through university, as well as informal courses and training programs. It also lists her organizational experience, computer skills, languages, and job experience surveying prices for Bank Indonesia. The document is Dewi Suaryanti's resume, introducing herself and providing her contact information.
El documento celebra la graduación de la primera promoción de bachilleres de una escuela secundaria en 2002. Resalta el esfuerzo de la comunidad educativa que no se rindió a pesar de los desafíos. Menciona los logros alcanzados entre 2002 y 2006 y la inauguración de un nuevo edificio. Finalmente, desea lo mejor a los graduados en su futuro.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan kekebalan tubuh menurun, sehingga menimbulkan berbagai infeksi oportunistik. Diagnosis HIV dapat dilakukan melalui tes laboratorium dan gejala klinis. Upaya penanggulangan meliputi promosi kesehatan, pencegahan, pengobatan, dan rehabilitasi.
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh infeksi virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis seperti hepatitis A, B, C, dan E yang menyebabkan gejala seperti sakit kepala, demam, dan kuningnya kulit. Hepatitis dapat ditularkan melalui kontak darah, seks, atau makanan terkontaminasi. Pencegahannya melalui imunisasi dan menghindari paparan risiko penularan penyakit.
Tinjauan teoritis membahas konsep penyakit HIV/AIDS, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, serta manajemen mediknya. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga dapat menyebabkan AIDS atau penurunan kekebalan dalam jangka panjang. Penularan HIV dapat terjadi melalui kontak darah atau cairan tubuh. Saat ini belum ada penyembuhan untuk
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh virus atau racun. Terdapat beberapa jenis hepatitis antara lain hepatitis A, B, C, D, dan E yang menyebabkan gejala seperti demam, nyeri hati, dan kuningnya kulit. Penanganannya meliputi istirahat, hindari alkohol dan obat-obatan, serta edukasi mencegah penularan.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue dan menyerang terutama anak-anak. Penyakit ini ditandai dengan demam tinggi dan manifestasi perdarahan yang dapat mengakibatkan komplikasi berat seperti syok atau kematian. Pencegahan melalui penanggulangan nyamuk Aedes Aegypti sangat penting untuk mencegah penularan penyakit ini.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit herpes simpleks yang disebabkan oleh virus Herpes Simplex. Virus ini menyebabkan infeksi pada kulit dan membran mukosa yang ditandai dengan timbulnya vesikel. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, penyebaran, pencegahan, dan asuhan keperawatan pada penderita herpes simpleks.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, gejala, diagnosis, komplikasi, dan penanggulangan HIV/AIDS. HIV adalah virus yang menyerang sel T CD4+ dan menyebabkan AIDS bila jumlah sel T CD4+ menurun di bawah 200/μL darah. Gejala AIDS bervariasi mulai dari ringan hingga parah seperti infeksi oportunistik. Diagnosis dilakukan secara klinis dan laboratorium. Penanggulangannya meliputi promosi kesehatan,
Tiga faktor utama yang mempengaruhi penularan demam berdarah dengue (DBD) di wilayah kerja Puskesmas Mandala Kecamatan Medan Tembung tahun 2010 adalah: (1) keberadaan dan perkembangbiakan nyamuk Aedes sebagai vektor penular virus, (2) kondisi lingkungan yang kurang bersih dan padat yang mendukung perkembangbiakan nyamuk, (3) tingkat mobilisasi masyarakat yang tinggi yang memudahkan penye
Teks tersebut membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) pada anak, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, dan manifestasi klinisnya. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan perdarahan. DHF dibagi menjadi 4 derajat beratnya.
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini memiliki spektrum klinis mulai dari demam ringan, demam dengue, hingga demam berdarah dengue dan sindrom syok dengue. Patogenesis DBD dan SSD diyakini terjadi karena infeksi sekunder oleh serotipe virus yang berbeda yang menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan ganggu
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit virus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya bervariasi mulai dari ringan hingga syok. Pencegahannya melalui 3M (menguras, menutup, mengubur) untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan darah. Pengobatannya bersifat suportif dengan infus cairan untuk mengatasi dehidrasi
Este documento describe la política energética de España con respecto a las energías renovables. Explica que inicialmente la política promovió en exceso las energías renovables, lo que resultó en primas demasiado altas y una capacidad instalada mucho mayor de lo planeado, generando un gran déficit en la tarifa eléctrica. La política luego se corrigió para limitar el crecimiento de las energías renovables y reducir las primas con el objetivo de eliminar el déficit tarifario para 2013.
This document outlines Dewi Suaryanti's educational background and qualifications. It details her formal education from kindergarten through university, as well as informal courses and training programs. It also lists her organizational experience, computer skills, languages, and job experience surveying prices for Bank Indonesia. The document is Dewi Suaryanti's resume, introducing herself and providing her contact information.
El documento celebra la graduación de la primera promoción de bachilleres de una escuela secundaria en 2002. Resalta el esfuerzo de la comunidad educativa que no se rindió a pesar de los desafíos. Menciona los logros alcanzados entre 2002 y 2006 y la inauguración de un nuevo edificio. Finalmente, desea lo mejor a los graduados en su futuro.
O documento lista 12 locações para painéis rodoviários nas principais entradas e saídas da capital de São Paulo. As locações incluem rodovias que ligam o litoral e o interior ao estado de São Paulo, fornecendo cobertura das regiões metropolitanas de São Paulo.
O documento discute como empreender de forma inovadora. Apresenta que empreender está ligado à inovação e discute os conceitos de inovação técnica, desejável e rentável. Oferece dicas sobre como começar um negócio inovador, sugerindo começar pelo modelo de negócios em vez de um plano de negócios tradicional. Finalmente, encoraja testes práticos em vez de planos complexos.
O documento descreve um projeto de arte pop criado por estudantes em homenagem à cantora Amy Winehouse. O trabalho foi inspirado nas obras de Andy Warhol e retrata os rostos dos estudantes em escala de cinza em referência a Campbell's Soup Cans e Marilyn Monroe's Lips. A peça final intitulada "Tribute to Amy" representa a mortalidade do artista através da combinação de cores e contrastes.
O SBT Rio oferece pacotes de mídia para datas comemorativas como Dia dos Pais, Dia da Paz e Natal, incluindo vídeos promocionais e reportagens especiais. Os pacotes têm descontos de até 80% e podem ser pagos em 6 vezes sem juros, proporcionando uma oportunidade para as empresas se associarem a essas datas com conteúdo relevante para os clientes.
O livro conta a história de um homem chamado Zé das Moscas que se queixava de ouvir zumbidos. Ele foi aconselhado a gritar às moscas, mas os vizinhos reclamaram com a polícia. O Zé das Moscas foi enviado ao advogado, veterinário e juiz, até que bateu em uma mosca na cabeça do juiz.
Jenna McClellan is a senior account manager at a marketing firm in Chicago. She has over 10 years of experience in marketing and client relations. Jenna received her bachelor's degree in business administration from the University of Illinois.
This document provides legal notices and trademark information regarding Pro Tools | S6 software and hardware. It lists many Avid and third party trademarks. It also provides information on patents, specifications that may change, and a guide part number. The document is copyrighted by Avid Technology, Inc and prohibits duplication without written consent.
Infeksi virus dengue merupakan penyakit demam akut yang disebabkan oleh empat serotipe virus dengue. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Manifestasi klinisnya bervariasi mulai dari demam ringan hingga demam berdarah dengue disertai syok. Penatalaksanaannya meliputi pemberian cairan infus, obat penurun panas, dan tindakan suportif lainnya sesuai gejala yang dialami
1. Laporan pendahuluan ini membahas tentang HIV/AIDS, meliputi pengertian, etiologi, cara penularan, patofisiologis, tanda dan gejala, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan medisnya.
Dokumen ini membahas definisi HIV dan AIDS serta klasifikasi infeksi HIV pada orang dewasa menurut CDC. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan AIDS. Klasifikasi infeksi HIV pada orang dewasa terdiri atas empat tahap: infeksi akut, infeksi seropositif asimtomatis, persisten generalised lymphadenopathy, dan AIDS.
Dokumen tersebut membahas tentang patofisiologi dan sejarah alami infeksi HIV. Ada beberapa poin penting yang dijelaskan dalam dokumen, yaitu: (1) HIV menyerang sel CD4 dan menggunakannya untuk bereplikasi, (2) sistem kekebalan tubuh yang sedang berkembang pada anak membuat progresi penyakit HIV lebih cepat, dan (3) terapi obat antiretroviral digunakan untuk mencegah resistensi terhadap virus
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang muncul selama perawatan di rumah sakit yang dapat disebabkan oleh berbagai agen patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit. Faktor-faktor seperti karakteristik agen infeksi, respon tubuh pasien, dan penggunaan alat medis berperan dalam perkembangan infeksi ini. Pencegahan infeksi nosokomial sangat penting untuk meningkatkan kualitas perawatan kesehatan.
Komplikasi oral dari infeksi herpes zoster Aris Rahmanda
Laporan ini membahas tiga kasus infeksi herpes zoster pada nervus trigeminal. Komplikasi yang dilaporkan meliputi jaringan parut wajah, eksfoliasi gigi, dan komunikasi antara rongga mulut dan sinus maksilar. Penanganan yang tepat meliputi pemberian obat antiviral secara dini dan penutupan komunikasi sinus.
Infeksi herpes simpleks yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe I dan II ditandai dengan vesikel berkelompok di kulit yang sembab dan eritematosa. Infeksi dapat berlangsung akut maupun kronis melalui fase infeksi primer, laten, dan rekurens. Diagnosis didukung oleh pemeriksaan sitologi, biologi molekuler, isolasi virus, dan deteksi antigen. Penatalaksanaan berfokus pada mengurangi gejala dan mempersingkat masa
Dokumen tersebut membahas penggunaan fluor dalam kedokteran gigi. Fluor dapat diberikan secara sistemik melalui air minum, makanan, atau obat-obatan, atau secara topikal langsung pada gigi. Pemberian fluor berguna untuk mencegah karies gigi dengan membentuk fluoroapatit pada enamel yang lebih tahan terhadap asam dan memperlambat proses demineralisasi. Metode pemberian fluor harus dipilih berdasarkan tingkat risiko pas
Frame pulpektomi non vital rebah (5 foto) tanpa tanggal Deni Irawati
Pasien bernama Fira umur 20 tahun menjalani pulpektomi nonvital pada gigi nomor 21 karena didiagnosa pulpitis irreversibel. Prosedur dilakukan oleh Dessy Ariyanty dengan nomor BP 08-020 dan diawasi oleh drg. Widyawati, drg. Darmawangsa dan drg. Senja Dini Harti Utari.
Evaluasi klinis menunjukkan bahwa Fuji VII dan Concise memiliki retensi yang serupa sebagai bahan sealant pada gigi molar permanen dan sulung. Fuji VII cenderung memiliki retensi lebih baik pada gigi permanen dibandingkan Concise, terutama pada interval waktu 12 dan 24 bulan. Kedua bahan sealant mengalami penurunan retensi secara berangsur-angsur setelah aplikasi awal, namun retensinya stabil pada interval waktu yang le
Ringkasan singkat dari dokumen tersebut adalah:
1. Laporan kasus herpes labialis rekuren pada pasien dengan HIV dan sistem imun yang menurun.
2. Pasien dirawat dengan kombinasi obat antivirus sistemik dan topikal selama 12 hari.
3. Perawatan berhasil mengontrol infeksi herpes dan menghilangkan lesi pada bibir pasien.
Dokumen tersebut membahas penggunaan fluor dalam kedokteran gigi. Fluor dapat diberikan secara sistemik melalui air minum, makanan, atau obat-obatan, atau secara topikal langsung pada gigi. Pemberian fluor berguna untuk mencegah karies gigi dengan membentuk fluoroapatit pada enamel yang lebih tahan terhadap asam dan memperlambat proses demineralisasi. Metode pemberian fluor harus dipilih berdasarkan tingkat risiko pas
1. PERAWATAN HERPES LABIALIS REKUREN PADA PASIEN DENGAN SISTEM
IMUN YANG MENURUN – LAPORAN KASUS
Joslei Carlos Bohn1 , Lucimari Teixeira1, Cassiano Lima Chaiben1 , Adriano Kuczynksi1 ,
Francisca Berenice Dias Gil2 , Antonio Adilson Soares de Lima1*
1. Bagian stomatologi, Sekolah Kedokteran Gigi, Universitas Federal do Parana – UFPR, Curitiba/PR,
Brazil
2. Bagian dari Kedokteran Gigi, Rumah Sakit Oswaldo Cruz, Curitiba/PR/Brazil.
Abstrak
Manifestasi klinis herpes simpleks virus (HSV-1 dan HSV-2) ditemukan pada pasien
dengan imunokompetent dan pada pasien dengan imunokompresan. Bagaimanapun, lesi tipe ini
ditemukan dikebanyakan pasien yang imunosupresi yang selalu menjadi lebih parah, bertahan
lama dan memerlukan perlakuan yang berbeda pada setiap individu yang system kekebalan
tubuhnya tidak dapat melawan infeksi. Infeksi kedua atau rekuren dari HSV-1 terjadi melalui
pengaktifan kembali virus, meskipun banyak pasien yang hanya memperlihatkan infeksi yang
tidak disertai dengan gejala pada saliva.
Tanda dari herpes labialis rekuren memiliki karakteristik adanya sensi rasa terbakar,
gatal, kebas atau panas yang lokal diikuti dengan munculnya ruam sebelum timbulnya lesi bula
dan vesicular. Sebagian besar kasus dilakukan perawatan dengan obat antiretrovirus. Untuk
alasan ini, para dokter memerlukan perhatian untuk setiap kasus yang menyarankan
imunosupresi klinis yang belum didiagnosis.
Tujuan dari artikel ini adalah untuk melaporkan sebuah kasus herpes labialis rekuren dari
seorang pasien dengan system imun yang menurun.
Laporan kasus (J lnt Dent Med Res 2011; 4 : (2), pp. 70-73)
Kata Kunci : Herpes Labialis, HIV, Imunosupresi, Lip.
Tanggal diterima : 10 Juni 2011 Tanggal menerima : 18 Juli 2011
PENDAHULUAN
Dari banyak penyakit infeksi yang terjadi di mulut, yang paling banyak ditemukan adalah HSV-
1. Kontak dengan virus ini biasanya terjadi sebelum masa pubertas. Ketika pasien terinfeksi,
virus tetap menjadi laten di daerah neural ganglia. Meskipun awal infeksi diperlihatkan pada
pasien muda, banyak individu yang memiliki tanda dan gejala seperti mual dan kemungkinan
adanya demam ketika perkembangan herpes gingivostomatitis masuk tahap awal1. Namun,
pasien sering merasakn sakit, pembengkakan dan perhatian terhadap pemakaian kosmetik yang
2. dihubungkan dengan tahap rekuren dan adanya ketakutan akan virus herpes simpleks yang
menular ke orang lain2.
Lesi rekuren muncul selama individu tersebut terinfeksi, biasanya sisi yang mengandung
epitel seperti mata (hepatitis keratitis), kulit, rongga mulut (herpes stomatitis), bibir (herpes
labialis), dan orofasial yang kompleks (herpes labialis). Pada orang yang system imunnya
menurun, biasanya tingkat rekurensi terbatas dan pada jaringan perifer yang disarafi oleh saraf
yang terinfeksi secara laten3.
Herpes labialis rekuren yang menginfeksi bibir oleh diinfeksi oleh virus herpes simpleks
(HSV-1). Meskipun kebanyakan pasien dengan herpes labialis rekuren memiliki kurang dari 2
episode tahunan, persentase pasien yang kecil dari pasien yang mengalami rekurensi (5% sampai
10%) ditemukan dari enam atau lebih per tahun2. Pemicu umum yang dapat mengaktifkan virus
tersebut adalah jika kelelahan demam, radiasi ultraviolet, pecah-pecah, abrasi, menstruasi,
trauma pada kulit dan sistem imun yang menurun4-5. Kelompok vesikel kecil atau luka yang
melibatkan bagian-bagian tertenu dari dermatom yang infeksi awalnya muncul dalam dua hari
yang massuk ke epitel3.
Herpes labialis rekuren memiliki karakteristik vesikel kecil yang melepuh yang berrisi
cairan kuning. Lesi ini bermanifestasi secara tiba-tiba, setelah mati rasa dan gatal di bibir selama
4-6 hari. Vesikel ulser yang menutupi bekas luka. Penyembuhan luka terjadi antara tujuh dan
sepuluh hari dan tanpa meninggalkan bekas luka1.
Diagnosis dari infeksi HSV-1 atau HSV-2 biasanya berdasarkan dari riwayat medis
pasien, untuk simptomatologi dan temuan klinis. Bagaimanapun, konfirmasi dari laboratory
mungkin dibutuhkan ketika gambaran klinis tidak khas atau pada pasien dengan sistem imun
yang menurun6. Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan kasus dari herpes labialis
rekuren pada pasien dengan penyakit HIV.
Laporan Kasus
Seorang pria kulit putih berusia 36 tahun yang dirujuk ke Rumah Sakit Oswaldo Cruz di
Curitiba (Brail) dengan gejala turunnya berat badan dan dengan disertai diare, batuk, berkeringat
(biasanya pada malam hari, vesikel yang disertai rasa sakit dan bekas luka yang hemorargik di
bibir. Pasien mengalami penurunan 14kg berat badan pada empat bulan terakhir.
Pasien dengan riwayat medis memperlihatkan diagnosis dini dari infeksi HIV dan
penggunaan obat peradangan. pemeriksaan awal dari laboraorium menunjukkan keadaan hati
yang normal dan uji fungsi ginjal dan tingkat gula darah; hemogram lengkap menunjukkan
anemia dan leucopenia; dan tingkat pengendapan eritrosit ; 110 mm. jumlah CD4 adalah 84
sel/µL dan perkembangan virus ada 287.256 sel.
3. Gambar 1. Vesikel dan hemorargi di daerah yang bewarna merah dan sekitar bibir
Gambar 2. Ciri klinis ini muncul pada pasien setelah 7 hari dari perawatan dengan acyclovir
Pemeriksaan fisik secara intraoral menunjukan adanya candidiasis oral (thrus), gingivitis,
karies gigi, dan beberapa sisa akar gigi. Selain itu, adanya beberapa vesikel kuning dan ulser
yang ditutupi bekas luka yang berwarna kecoklatan diatas dan dibawah bibir (gambar 1). Vesikel
juga ada dikulit sekitar bibir.
Berdasarkan pasien, lesi ini muncul lima hari yang lalu disertai dengan demam tinggi.
Lesi ini disertai rasa sakit dan menyebabkan ketidaknyamanan yang mengarah ke estetik. Lesi ini
4. membatasinya untuk melakukan oral hygiene dan mengkonsumsi makanan, tetapi rehidrasi
intravena tida dibutuhkan. dimana tidak disertai pembengkakan lymph node.
Pemeriksaan lengkap medis untuk tuberculosis telah dilakukan suspek dari tuberculosis
paru perlu dikesampingkan. Uji serologi telah dikonfirmsi bahwa pasien positif HSV (dengan
IgG dan IgM positif). Gambaran klinis dari lesi ini menguatkan sau diagnostic yang mana
hipotesisnya : herpes labialis rekuren.
Pasien telah dirawat dengan pemberian acyclovir (600 mg/hari) selama 12 hari yang
dihubungkan dengan acyclovir topikal (ointment 5%). Dengan kombinasi dari perawatan ini,
penyakit dapat dikontol. Setelah 12 hari dari perawatan ini, kulit dan lesi pada bibir setelah di
kontrol (gambar 2). Candidisis oral dapat dirawat dengan flucanazol yang dihubungkan dengan
nytatin topikal. Lesi ini hilang dan pasien boleh meninggalkan Rumah Sakit. Pada kondisi ini,
pasien yang dirawat dengan terapi antiretrovirus aktif yang cukup tinggi dikarenakan jumlah
CD4 yang rendah. Pasien digolongkan menjadi pasien luar dan tidak menunjukkan HSV yang
rekuren.
KESIMPULAN
The World Healtht Organization (WHO) mengidentifikasi HIV/AIDS sebagai salah satu
kesehatan umum yang paling urgen di dunia, karena AIDS menyebabkan angka kematian
tertinggi dari riwayat terkini. Infeksi HIV biasanya dihubungkan dengan aktivasi dan diseminasi
dari beberapa virus pathogen lain, termasuk virus herpes simpleks 1 dan 2, dan human
papilomavirus, human sytomegalovirus, human herpesvirus 8, Epstein Barr virus, virus varisella
zoster, dan human papiloma virus yang mana penebab dari penyakit ini adalah sistem imun yang
menurun1,7.
Peningkatan frekuensi dan keparahan dari penyakit disebabkan oleh virus HIV yang
menginfeksi individu yang mengarah pada disfungsi dari kedua respon imun adaptif dan bawaan
untuk virus patogen8. Infeksi dengan herpes simplek virus tipe 1 dan 2 (HSV-1 dan HSV-2)
adalah penting, biasa terjadi dan distribusinya bisa dseluruh dunia9.
89% dari lesi herpes simplek virus menyebabkan penyakit yang reaktif dengan
karakteristik yang cukup besar, dimana lesi ulser sangat sakit disekitar mulut10. Pada laporan
kasus ini, herpes labialis bilateral rekuren yang didiagnosa disekitar bibir pasien. Beberapa
pemicu pasti telah mengaktifkan virus, seperti kelelahan yang sangat, demam, radiasi ultraviolet,
pecah-pecah, abrasi, menstruasi, trauma dikulit dan sistem imun yang menurun4-5. Pada kasus
ini, jumlah CD4 yang rendah memiliki tangung jawab yang tinggu untuk mengaktifkan HSV,
karena pasien memilki jumlah CD4 = 84 sel/µL.
Meskipun diagnosis dari infeksi HSV yang biasanya membuat cirri-ciri klinis, uji
Tzanck, mikroskopi electron, pengembangbiakan virus dan reaksi polimerisasi rantai (PCR) yang
mendeteksi HSV DNA dapat digunakan untuk memastikan diagnosis11-12. Virus herpes simpleks
5. tipe 1 (HSV-1) dan 2 (HSV-2) menyebabkan variasi dari infeksi yang signifikan dibidang
kesehatan, khususnya pada pasien dengan sistem imun yang menurun. HSV juga berperan
penting dalan perkembangan penyakit dari infeksi HSV. Infeksi kronis dari HSV-1 telah
dikemukakan oleh WHO sebagai faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit
HIV/AIDS. Infeksi HSV-1 biasanya bertransmisi selama masa kanak-kanak dan remaja dan lebih
sering bertransmisi tidak melalui hubungan sesuai1.
Meskipuin infeksi ini memiliki prekiraan klinis dimana perkembangannya menjadi auto-
regresi, pada kasus ini, beberapa lesi menyebar luas dan berada dibeberapa daerah di wajah yang
mana menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Pada kondisi ini, uji laboratorium
menunjukkan bahwa virus memiliki jumlah CD4 yang tinggi dan rendah. HIV merusak limposit
CD4 dan jumlahnya berhubungan dengan tingkat keparahan penyakt ini. Berdasarkan Duggal
dkk.13 perubahan rongga mulut saat munculnya lesi meningkat pada pasien secara signifikan
berhubungan dengan aktifitas virus dan jumlah CD4 yang rendah. Bagaimanapun, lesi pada
individu yang sistem imunnya menurun harus sesegera mungkin ditangani. Oleh karena itu,
perawatan termasuk obat topikal dan sistemik dibuat untuk merawat herpes labialis rekuren dan
candidiasis oral.
Acyclovir, hydrochloride valacyclovir, dan famciclovir adalah 3 obat antivirus yang
harus digunakan secara rutin utnuk menangani herpes simpleks virus tanpa gejala (HSV)14.
CDC- pusat untuk kontrol penyakit dan pencegahan telah direkomendasikan perawatan untuk
HSV-1 dan HSV-2 ; i) acyclovir 400 mg secara oral tiga kali sehari untuk 7-10 hari; atau ii)
acyclovir 200 mg secara oral lima kali sehari untuk 7-10 hari atau iii) famciclovir 250 mg secara
oral tiga kali sehari untuk 7-10 hari; atau iv) valacyclovir 1 g secara oral dua kali sehari untuk 7-
10 hari. Perawatan harus diperluas jika penyembuhan tidak sempurna setelah 10 hari dari terapi.
Intervena (IV) terapi acyclovir harus dilakukan pada pasien yang menderia penyakit HSV atau
komplikasi yang membutuhkan perawatan Rumah Sakit (contoh, infeksi diseminasi, pneumonia
atau hepatitis) atau komplikasi CNS (contoh meningoencephalitis). Saran untuk perawatan
acyclovir 5-10 mg/kg IV setiap 8 jam untuk 2-7 hari atau hingga peningkatan klinis, mengikuti
terapi antivirus secara oral dilakukan sedikitnya 10 hari dari total terapi keseluruhan. Dosis
acyclovir biasanya disarankan untuk memperbaik fungsi renal15. Pada kasus kita ini, pasien telah
dirawat dengan kombinasi dari topikal dan acyclovir sistemik. Terapi acyclovir untuk
menunjukkan keamanan untuk keadaan yang cukup lama dari infeksi herpes pad akelamin dan
herpes labialis rekuren2,16,17.
Kesimpulan
Herpes labialis rekuren adalah lesi dengan gambaran klinis yang unik tetapi itu dapat
menjadi lebih buruk pada pasien dengan sistem imun yang menurun. Oleh karena itu para dokter
memerlukan perhatian untuk kondisi ini untuk mendiagnosis dan perawatan apa yang akan
dilakukan.
6. Penghargaan
Dr Roberto Francisco Hoffman- Rumah Sakir Oswaldo Cruz (Curitiba/PR Brazil).
Pengakuan menarik
Seluruh penulis tidak ada memperlihatkan konflik yang menarik yang dapat memberikan
pengaruh yang tidak perlu dari laporan kasus ini