SlideShare a Scribd company logo
Adinda Annisari
1361050030
Pembimbing:
dr. Retno Sawitri, Sp.KK
dr. Shinta J.B T R, Sp.KK
1
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
PERIODE 23 JULI-25 AGUSTUS 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA 2018
Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes
simpleks (virus herpes hominis) tipe I dan II yang
ditandai oleh adanya vesikel berkelompok di atas kulit
yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik
primer maupun rekurens
Nama lain: fever blister, cold sore, herpes febrilis,
herpes labialis, herpes genitalis
Sumber: Indriatmi W. Herpes Simpleks. In: Menaldi S, Bramono K. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed.7,
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015. P.478-480.
2
 Initial Nonprimary Genital
Herpes
 Terjadi pada orang yang
sebelumnya pernah terinfeksi
HSV tipe lain
 Penyakit sistemik jarang terjadi
 Herpes Genital Primer
 Lebih lama (3minggu), lebih
berat
 Ada gejala sistemik
 Replikasi virus terjadi pertama
kali pada tempat infeksi
 Gambaran: vesikel berkelompok
di atas kulit yang sembab dan
eritematosa, berisi cairan
jernihseropurulenkrusta
ulserasi dangkal
3
 Herpes Genital Rekuren
 Terjadi kedua kalinya oleh tipe
virus yang sama
 HSV pada ganglion dorsalis tidak
aktifmekanisme pacugejala
klinis
 Gejala klinis lebih ringan, lebih
singkat (7-10 hari)
 Gejala prodromal lokal+
 Infeksi dapat timbul di tempat
yang sama (loco) atau tempat
lain (non loco)
 Subclinical Infection
 Gejala klinis (-)
 HSV ditemukan dalam keadaan
tidak aktif pada ganglion dorsalis
4
 Penularan : kontak dengan lesi aktif atau cairan yang mengandung virus
dari permukaan mukokutaneus atau infeksi genital ibu ke bayi baru lahir
 15-20% dari semua populasi U.S memiliki antibodi terhadap HSV-2
 UK : terjadi peningkatan sebesar 15% dari angka diagnosis serangan
pertama herpes dari 16.479 kasus pada tahun 1995 menjadi 19.180
kasus di 2004
 Afrika (endemik HIV) : prevalensi HSV-2 >70%
 HSV genitalia meningkatkan resiko infeksi HIV dan pada orang yang memiliki
keduanya akan lebih mudah menularkan infeksi HIV
5
Sumber : Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17.
Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
 Famili herpesviridae, virus DNA untai ganda, lipid envelope
 Tipe : HSV-1 dan HSV-2, virus varisela zoster, sitomegalovirus,
virus Epstein-Barr, herpes virus 6 dan 7, serta herpesvirus 8
(Sarkoma Kaposi yang disebabkan herpes virus)
 Sifat:
 Bereplikasi dalam berbagai tipe sel & sangat sitolitik
 Neurovirulensi: Replikasi di jaringan saraf
 Latensi dan reaktivasi: menyebabkan infeksi persisten seumur hidup
pejamunya dan mengalami reaktivasi periodik
6
7
Virus HSV-1 dan HSV-2 pada pemeriksaan mikroskop elektron
Sumber: Brooks G, Carroll K, Butel J, Morse S, Mietzner T. 2010. Mikrobiologi Kedokteran ed. 25, Jakarta: EGC. P.452-6.
8
Herpes Labialis (HSV-1)
Herpes Genitalis (HSV-2)
9
10
Perjalanan Klinis Infeksi Primer Herpes Genitalis
Sumber : Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17.
Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
11
Progresivitas lesi pada
infeksi herpes
12
(A). Infeksi Primer Herpes
Genitalis dengan Vesikel,
(B). Vulvitis Herpetik Primer
Sumber: Marques AR, Cohen JI. Herpes Simplex. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. P.2367-2382.
 First Episode Nonprimary Genital Herpes
 Lesi yang ditemukan pada tipe ini biasanya lebih sedikit daripada
infeksi primer
 Nyeri dan bengkak pada daerah inguinal lebih jarang ditemukan
daripada infeksi primer
13
14
(A). Herpes genitalis rekuren pada penis. Vesikel
berkelompok dengan krusta di bagian sentral, dasar
yang meninggi dan berwarna merah. (B). Herpes
genitalis rekuren pada vulva. Erosi berukuran besar dan
sangat nyeri di labia.
15
Pemeriksaan
Sitologi
Tzank Smears
dengan pewarnaan
Giemsa
Sel raksasa multinukleus dan badan inklusi intra nuklear
Sumber: Marques AR, Cohen JI. Herpes Simplex. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS,
Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. P.2367-2382.
Pemeriksaan
Biologi
Molekuler
• PCR mendeteksi
DNA HSV
• sensitivitas dan
spesifisitas nya
paling tinggi
daripada
pemeriksaan yang
lain
• Antibodi muncul
dalam waktu 4-7
hari setelah infeksi
dan mencapai
puncaknya dalam
waktu 2-4 minggu
Isolasi dan
Identifikasi
Virus
• Gold standard
• HSV mudah
ditumbuhkan
• Untuk
menentukan tipe
virus dam
menjadi
landasan
penegakkan
diagnosis
Deteksi
Antigen Virus
• Direct
immunofluores
cence (IF)
assay
• Enzym
immunoassay
(EIA)
16
17
Sumber: Legoff J, Pere H, Belec L. Diagnosis of Genital Herpes Simplex Virus Infection in the Clinical Laboratory. Virology
Journal. 2014; 11: 1-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC4032358/
18
Sumber: Legoff J, Pere H, Belec L. Diagnosis of Genital Herpes Simplex Virus Infection in the Clinical Laboratory. Virology
Journal. 2014; 11: 1-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC4032358/
19
Sumber : Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17.
Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
22
Herpes Simpleks Genital Sifilis (Ulkus Durum) Ulkus Mole
Definisi Penyakit yang disebabkan oleh virus
herpes simplek tipe I dan II, namun
paling sering herpes simplek tipe II
Penyakit sistemik yang
disebabkan Treponema pallidum.
Penyakit ulkus genital yang
disebabkan oleh Haemophyllus
ducreyi
Etiologi Virus Herpes Simplek Treponema pallidum Haemophyllus ducreyi
Anamnesis Infeksi primer
Nyeri pada vulva?
Dysuria?
Adakah duh tubuh?
Ada keluhan demam, sakit kepala,
nyeri otot, nyeri dan pembengkakakn
inguinal?
Infeksi rekurens
Keluhan berkurang?
Sebelum timbul gejala, adakah
demam, infeksi lain, berhubungan
seksual, menstruasi?
Stadium I
Adakah ulkus genital?
Nyeri atau tidak?
Stadium II
Adakah gejala konstitusi?
Terasa gatal atau tidak?
Adakah ulkus?
Jumlah? Banyak atau sedikit?
Terasa nyeri atau tidak?
Pemeriksaan Fisik Vesikel/erosi/ulkus dangkal
berkelompok, dengan dasar
eritematosa disertai krusta
Pembesaran KGB
Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar
bersih, terdapat indurasi (Stadium
I)
Ulkus yang lebih dalam, bisa
berbentuk polimorfik. (Stadium II).
Gumma (Stadium III)
Ulkus multipel, tepi tidak teratur,
dinding bergaung, dasar kotor
Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan serologi
Antibodi: IgM dan IgG
Tzank smear
Tes serologis sifilis:
VDRL atau TPHA
Pemeriksaan
mikroskop lapangan
gelap dan burry
Pewarnaan gram
ditemukan basil gram
negatif, berderet
seperti rantai
Terapi Umum:
Untuk sementara tidak berhubungan seksual dahulu
Konseling
Kemungkinan menularkan
Pemeriksaan terhadap pasangannya.
Khusus:
Asiklovir tab 200mg S5dd1
tab
Khusus:
Benzatin penicillin G
vial, atau
Doksisiklin tab 100mg,
S2dd1
Khusus:
Ciprofloxacin tab 500mg
S2dd1, atau
Eritromisin tab 500mg
S4dd1 tab
Anjuran Kontrol 1 minggu lagi Kontrol 1 minggu lagi Kontrol 1 minggu lagi
23
24
Ulkus pada awal sifilis, tampak sebagai
papul yang datar dan mengalami erosi,
dengan tepi yang meninggi dan dasar
yang halus, bersih
Ulkus mole yang melebar dengan
eksudat, telah menghancurkan
frenulum
25
Limfogranuloma venerum: erosi yang
tidak nyeri pada preputium
Pembesaran kelenjar getah bening inguinal
unilateral. Kulit di permukaannya
eritematosa dan terdapat indurasi. Lesi
primer belum terbentuk
26
Sumber: Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17.
Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
27
Konseling Setia kepada
pasangan
Penggunaan
Kondom
Cesarean Vaksin
 Meningitis
 Herpes simpleks ensefalitis pada neonatus
 Sakral radikulopati
28
 Diagnosis dini  masa penyakit berlangsung lebih singkat dan
rekurens lebih panjang
 Gangguan imunitas  infeksi dapat menyebar
 Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia
seperti pada orang dewasa
29
30
Kehamilan
Manifestasi hampir
sama baik pada
wanita hamil
maupun tidak hamil
Neonatus
• Trimester III Infeksi
kongenital (mikrosefali,
korioretinitis)
• Ruang isolasi, kultur
virus, pemeriksaan
fungsi hati,
pemeriksaan LCS
HIV/AIDS
• Immunocomprem
ised gejala
lebih berat, lebih
lama
• Infeksi subklinik
tetap dapat
terjadi
• Terapi supresif
 Virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) adalah penyebab herpes
genitalis yang umum
 Herpes genitalis dibagi menjadi 3 fase yaitu fase infeksi primer,
infeksi laten, dan infeksi rekuren
 Kelainan klinis : vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan
eritematosa, berisi cairan jernih seropurulen krusta ulserasi
dangkal. Tidak terdapat indurasi, serta dapat timbul infeksi sekunder
 Penunjang:
 Tzank test, tes antibodi, kultur virus, dan deteksi antigen virus
 Herpes genitalis tidak ada pengobatan yang mencegah rekurensi
secara tuntas. Penatalaksanaan dengan antivirus hanya
mempersingkat masa penyakit dan masa untuk rekurens lebih
panjang
31
1. Indriatmi W. Herpes Simpleks. In: Menaldi S, Bramono K. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin ed.7, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2015. P.478-480.
2. Brooks G, Carroll K, Butel J, Morse S, Mietzner T. 2010. Mikrobiologi
Kedokteran ed. 25, Jakarta: EGC. P.452-6.
3. Holmes KK, Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit J, Corey L, et
al. Sexually Transmitted Diseases. 4th ed. New York: McGraw-Hill;
2008. P.399-429.
4. Marques AR, Cohen JI. Herpes Simplex. In: Wolff K, Goldsmith LA,
Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology
in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. P.2367-
2382.
5. Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo
JL. 2016. Harrison’s Manual Of Medicine. 19th ed. New York: McGraw-
Hill. 32
6. Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention.
Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17. Accessed July 28, 2018.
Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
7. Melancon JM. Herpes Simplex. In: Arndt KA, Hsu JTS, Alam M, Bhatia
A, Chilukuri S. Manual of Dermatologic Therapeutics. 8th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2014. P.150-9.
8. Gnann JW, Whitley RJ. Genital herpes. The New England Journal of
Medicine. 2016; 375: 666-74. Accessed July 28, 2018. Available at:
https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp/1603178/
9. Legoff J, Pere H, Belec L. Diagnosis of Genital Herpes Simplex Virus
Infection in the Clinical Laboratory. Virology Journal. 2014; 11: 1-17.
Accessed July 28, 2018. Available at:
https://www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC4032358/
33
34

More Related Content

Similar to PPT.pptx

Lp dan askep hiv
Lp dan askep hivLp dan askep hiv
Lp dan askep hiv
triningandriyani
 
Herpes genital
Herpes genitalHerpes genital
Herpes genital
Amee Hidayat
 
Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksualInfeksi menular seksual
Infeksi menular seksual
HandayaniHalik1
 
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Ptriasis rosea
Ptriasis roseaPtriasis rosea
Ptriasis rosea
MuhtaromAnnaji
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)
Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)
Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)
ekaoktavia14
 
Hiv aids tropis i
Hiv aids tropis iHiv aids tropis i
Hiv aids tropis i
AnggaN7
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Fransiska Oktafiani
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoKlasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoOperator Warnet Vast Raha
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
DwiKartikaRukmi
 
VIRUS HERPES.docx
VIRUS HERPES.docxVIRUS HERPES.docx
VIRUS HERPES.docx
Desimelisa
 
Pms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksual
Pms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksualPms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksual
Pms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksualAbi Hutomo
 

Similar to PPT.pptx (20)

Lp dan askep hiv
Lp dan askep hivLp dan askep hiv
Lp dan askep hiv
 
Herpes genital
Herpes genitalHerpes genital
Herpes genital
 
Saad askep sistem imunitas hiv
Saad askep sistem imunitas hivSaad askep sistem imunitas hiv
Saad askep sistem imunitas hiv
 
Tugas pa saad
Tugas pa saadTugas pa saad
Tugas pa saad
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksualInfeksi menular seksual
Infeksi menular seksual
 
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
Saad askep sistem imunitas hiv AKPER PEMKAB MUNA
 
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
Tugas pa saad AKPER PEMKAB MUNA
 
Ptriasis rosea
Ptriasis roseaPtriasis rosea
Ptriasis rosea
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who AKPER PEMKAB MUNA
 
Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)
Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)
Macam macam Infeksi menular seksual (IMS)
 
Hiv aids tropis i
Hiv aids tropis iHiv aids tropis i
Hiv aids tropis i
 
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan ImunodefisiensiAsuhan Keperawatan Imunodefisiensi
Asuhan Keperawatan Imunodefisiensi
 
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut whoKlasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
Klasifikasi stadium klinis hiv aids menurut who
 
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hivKonsep & asuhan keperawatan pasien hiv
Konsep & asuhan keperawatan pasien hiv
 
VIRUS HERPES.docx
VIRUS HERPES.docxVIRUS HERPES.docx
VIRUS HERPES.docx
 
Hiv bumil
Hiv bumilHiv bumil
Hiv bumil
 
Mopp
MoppMopp
Mopp
 
Pms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksual
Pms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksualPms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksual
Pms prsnt v.2 (on working) penyakit menular seksual
 
Materi HIV & AIDS
Materi HIV & AIDSMateri HIV & AIDS
Materi HIV & AIDS
 

Recently uploaded

audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 

Recently uploaded (20)

audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 

PPT.pptx

  • 1. Adinda Annisari 1361050030 Pembimbing: dr. Retno Sawitri, Sp.KK dr. Shinta J.B T R, Sp.KK 1 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN PERIODE 23 JULI-25 AGUSTUS 2018 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA JAKARTA 2018
  • 2. Infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (virus herpes hominis) tipe I dan II yang ditandai oleh adanya vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens Nama lain: fever blister, cold sore, herpes febrilis, herpes labialis, herpes genitalis Sumber: Indriatmi W. Herpes Simpleks. In: Menaldi S, Bramono K. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed.7, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015. P.478-480. 2
  • 3.  Initial Nonprimary Genital Herpes  Terjadi pada orang yang sebelumnya pernah terinfeksi HSV tipe lain  Penyakit sistemik jarang terjadi  Herpes Genital Primer  Lebih lama (3minggu), lebih berat  Ada gejala sistemik  Replikasi virus terjadi pertama kali pada tempat infeksi  Gambaran: vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernihseropurulenkrusta ulserasi dangkal 3
  • 4.  Herpes Genital Rekuren  Terjadi kedua kalinya oleh tipe virus yang sama  HSV pada ganglion dorsalis tidak aktifmekanisme pacugejala klinis  Gejala klinis lebih ringan, lebih singkat (7-10 hari)  Gejala prodromal lokal+  Infeksi dapat timbul di tempat yang sama (loco) atau tempat lain (non loco)  Subclinical Infection  Gejala klinis (-)  HSV ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis 4
  • 5.  Penularan : kontak dengan lesi aktif atau cairan yang mengandung virus dari permukaan mukokutaneus atau infeksi genital ibu ke bayi baru lahir  15-20% dari semua populasi U.S memiliki antibodi terhadap HSV-2  UK : terjadi peningkatan sebesar 15% dari angka diagnosis serangan pertama herpes dari 16.479 kasus pada tahun 1995 menjadi 19.180 kasus di 2004  Afrika (endemik HIV) : prevalensi HSV-2 >70%  HSV genitalia meningkatkan resiko infeksi HIV dan pada orang yang memiliki keduanya akan lebih mudah menularkan infeksi HIV 5 Sumber : Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
  • 6.  Famili herpesviridae, virus DNA untai ganda, lipid envelope  Tipe : HSV-1 dan HSV-2, virus varisela zoster, sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, herpes virus 6 dan 7, serta herpesvirus 8 (Sarkoma Kaposi yang disebabkan herpes virus)  Sifat:  Bereplikasi dalam berbagai tipe sel & sangat sitolitik  Neurovirulensi: Replikasi di jaringan saraf  Latensi dan reaktivasi: menyebabkan infeksi persisten seumur hidup pejamunya dan mengalami reaktivasi periodik 6
  • 7. 7 Virus HSV-1 dan HSV-2 pada pemeriksaan mikroskop elektron Sumber: Brooks G, Carroll K, Butel J, Morse S, Mietzner T. 2010. Mikrobiologi Kedokteran ed. 25, Jakarta: EGC. P.452-6.
  • 9. 9
  • 10. 10 Perjalanan Klinis Infeksi Primer Herpes Genitalis Sumber : Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
  • 12. 12 (A). Infeksi Primer Herpes Genitalis dengan Vesikel, (B). Vulvitis Herpetik Primer Sumber: Marques AR, Cohen JI. Herpes Simplex. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. P.2367-2382.
  • 13.  First Episode Nonprimary Genital Herpes  Lesi yang ditemukan pada tipe ini biasanya lebih sedikit daripada infeksi primer  Nyeri dan bengkak pada daerah inguinal lebih jarang ditemukan daripada infeksi primer 13
  • 14. 14 (A). Herpes genitalis rekuren pada penis. Vesikel berkelompok dengan krusta di bagian sentral, dasar yang meninggi dan berwarna merah. (B). Herpes genitalis rekuren pada vulva. Erosi berukuran besar dan sangat nyeri di labia.
  • 15. 15 Pemeriksaan Sitologi Tzank Smears dengan pewarnaan Giemsa Sel raksasa multinukleus dan badan inklusi intra nuklear Sumber: Marques AR, Cohen JI. Herpes Simplex. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. P.2367-2382.
  • 16. Pemeriksaan Biologi Molekuler • PCR mendeteksi DNA HSV • sensitivitas dan spesifisitas nya paling tinggi daripada pemeriksaan yang lain • Antibodi muncul dalam waktu 4-7 hari setelah infeksi dan mencapai puncaknya dalam waktu 2-4 minggu Isolasi dan Identifikasi Virus • Gold standard • HSV mudah ditumbuhkan • Untuk menentukan tipe virus dam menjadi landasan penegakkan diagnosis Deteksi Antigen Virus • Direct immunofluores cence (IF) assay • Enzym immunoassay (EIA) 16
  • 17. 17 Sumber: Legoff J, Pere H, Belec L. Diagnosis of Genital Herpes Simplex Virus Infection in the Clinical Laboratory. Virology Journal. 2014; 11: 1-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC4032358/
  • 18. 18 Sumber: Legoff J, Pere H, Belec L. Diagnosis of Genital Herpes Simplex Virus Infection in the Clinical Laboratory. Virology Journal. 2014; 11: 1-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC4032358/
  • 19. 19 Sumber : Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
  • 20. 22 Herpes Simpleks Genital Sifilis (Ulkus Durum) Ulkus Mole Definisi Penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simplek tipe I dan II, namun paling sering herpes simplek tipe II Penyakit sistemik yang disebabkan Treponema pallidum. Penyakit ulkus genital yang disebabkan oleh Haemophyllus ducreyi Etiologi Virus Herpes Simplek Treponema pallidum Haemophyllus ducreyi Anamnesis Infeksi primer Nyeri pada vulva? Dysuria? Adakah duh tubuh? Ada keluhan demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri dan pembengkakakn inguinal? Infeksi rekurens Keluhan berkurang? Sebelum timbul gejala, adakah demam, infeksi lain, berhubungan seksual, menstruasi? Stadium I Adakah ulkus genital? Nyeri atau tidak? Stadium II Adakah gejala konstitusi? Terasa gatal atau tidak? Adakah ulkus? Jumlah? Banyak atau sedikit? Terasa nyeri atau tidak? Pemeriksaan Fisik Vesikel/erosi/ulkus dangkal berkelompok, dengan dasar eritematosa disertai krusta Pembesaran KGB Ulkus tunggal, tepi teratur, dasar bersih, terdapat indurasi (Stadium I) Ulkus yang lebih dalam, bisa berbentuk polimorfik. (Stadium II). Gumma (Stadium III) Ulkus multipel, tepi tidak teratur, dinding bergaung, dasar kotor
  • 21. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan serologi Antibodi: IgM dan IgG Tzank smear Tes serologis sifilis: VDRL atau TPHA Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap dan burry Pewarnaan gram ditemukan basil gram negatif, berderet seperti rantai Terapi Umum: Untuk sementara tidak berhubungan seksual dahulu Konseling Kemungkinan menularkan Pemeriksaan terhadap pasangannya. Khusus: Asiklovir tab 200mg S5dd1 tab Khusus: Benzatin penicillin G vial, atau Doksisiklin tab 100mg, S2dd1 Khusus: Ciprofloxacin tab 500mg S2dd1, atau Eritromisin tab 500mg S4dd1 tab Anjuran Kontrol 1 minggu lagi Kontrol 1 minggu lagi Kontrol 1 minggu lagi 23
  • 22. 24 Ulkus pada awal sifilis, tampak sebagai papul yang datar dan mengalami erosi, dengan tepi yang meninggi dan dasar yang halus, bersih Ulkus mole yang melebar dengan eksudat, telah menghancurkan frenulum
  • 23. 25 Limfogranuloma venerum: erosi yang tidak nyeri pada preputium Pembesaran kelenjar getah bening inguinal unilateral. Kulit di permukaannya eritematosa dan terdapat indurasi. Lesi primer belum terbentuk
  • 24. 26 Sumber: Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/
  • 26.  Meningitis  Herpes simpleks ensefalitis pada neonatus  Sakral radikulopati 28
  • 27.  Diagnosis dini  masa penyakit berlangsung lebih singkat dan rekurens lebih panjang  Gangguan imunitas  infeksi dapat menyebar  Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa 29
  • 28. 30 Kehamilan Manifestasi hampir sama baik pada wanita hamil maupun tidak hamil Neonatus • Trimester III Infeksi kongenital (mikrosefali, korioretinitis) • Ruang isolasi, kultur virus, pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan LCS HIV/AIDS • Immunocomprem ised gejala lebih berat, lebih lama • Infeksi subklinik tetap dapat terjadi • Terapi supresif
  • 29.  Virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2) adalah penyebab herpes genitalis yang umum  Herpes genitalis dibagi menjadi 3 fase yaitu fase infeksi primer, infeksi laten, dan infeksi rekuren  Kelainan klinis : vesikel berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa, berisi cairan jernih seropurulen krusta ulserasi dangkal. Tidak terdapat indurasi, serta dapat timbul infeksi sekunder  Penunjang:  Tzank test, tes antibodi, kultur virus, dan deteksi antigen virus  Herpes genitalis tidak ada pengobatan yang mencegah rekurensi secara tuntas. Penatalaksanaan dengan antivirus hanya mempersingkat masa penyakit dan masa untuk rekurens lebih panjang 31
  • 30. 1. Indriatmi W. Herpes Simpleks. In: Menaldi S, Bramono K. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin ed.7, Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015. P.478-480. 2. Brooks G, Carroll K, Butel J, Morse S, Mietzner T. 2010. Mikrobiologi Kedokteran ed. 25, Jakarta: EGC. P.452-6. 3. Holmes KK, Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit J, Corey L, et al. Sexually Transmitted Diseases. 4th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. P.399-429. 4. Marques AR, Cohen JI. Herpes Simplex. In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill; 2008. P.2367- 2382. 5. Kasper DL, Fauci AS, Hauser SL, Longo DL, Jameson JL, Loscalzo JL. 2016. Harrison’s Manual Of Medicine. 19th ed. New York: McGraw- Hill. 32
  • 31. 6. Saurbrei A. Herpes genitalis: diagnosis, treatment, and prevention. Geburtsh Frauenheilk. 2016; 76: 1310-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nlm.gov/pmc/articles/PMC5177552/ 7. Melancon JM. Herpes Simplex. In: Arndt KA, Hsu JTS, Alam M, Bhatia A, Chilukuri S. Manual of Dermatologic Therapeutics. 8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2014. P.150-9. 8. Gnann JW, Whitley RJ. Genital herpes. The New England Journal of Medicine. 2016; 375: 666-74. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp/1603178/ 9. Legoff J, Pere H, Belec L. Diagnosis of Genital Herpes Simplex Virus Infection in the Clinical Laboratory. Virology Journal. 2014; 11: 1-17. Accessed July 28, 2018. Available at: https://www.ncbi.nih.gov/pmc/articles/PMC4032358/ 33
  • 32. 34

Editor's Notes

  1. Bersifat kosmopolit , laki-laki dan perempuan perbandingan sama
  2. Hsv1: ganglia trigeminal Hsv2 : ganglia sakralis reaktivasi dan replikasi HSV laten, selalu di daerah yang dipersarafi oleh ganglia dimana tempat virus latensi, dapat disebabkan oleh berbagai rangsangan